Keperawatan Diare Di Komunitas

14
Keperawatan Diare di Komunitas By: Donny Hartawinata Gunawan Indri Kusumawati Nuraidhayani

Transcript of Keperawatan Diare Di Komunitas

Page 1: Keperawatan Diare Di Komunitas

Keperawatan Diare di Komunitas

By: Donny Hartawinata

GunawanIndri Kusumawati

Nuraidhayani

Page 2: Keperawatan Diare Di Komunitas

Definisi• Menurut WHO (1980) diare adalah

buang air besar encer atau cair lebih dari tiga kali sehari

• Menurut Suriadi & Rita (2001), diare diartikan sebagai suatu keadaan dimana terjadinya kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena frekuensi buang air besar satu kali atau lebih dengan bentuk encer atau cair.

Page 3: Keperawatan Diare Di Komunitas

Penyebab1. Faktor infeksia. Infeksi enteral;

•infeksi saluran pencernaan, meliputi infeksi bakteri (Vibrio, E. coli, Salmonella, Shigella, dsb),

•infeksi virus (Enterovirus, Adenovirus dsb)b. Infeksi parenteral; infeksi di luar sistem pencernaan yang dapat menimbulkan diare seperti: otitis media akut, tonsilitis, dsb.

2. Faktor Malabsorbsiintoleransi laktosa: merupakan penyebab diare yang terpenting pada bayi dan anak.

3. Faktor Makanan: mengkonsumsi makanan basi, beracun dan alergi terhadap jenis makanan tertentu.

4. Faktor Psikologis: rasa takut dan cemas

Page 4: Keperawatan Diare Di Komunitas

Tren dan Issue Keperawatan komunitas Penyakit Diare di Kalimantan Barat

Kepala Dinas Kesehatan Kota Pontianak Multi Juto Bhatarendro mengungkapkan jumlah penderita diare meningkat. Hingga minggu ke 28 tahun 2009 penyakit tersebut mencapai 6.447 kasus.

Penyebabnya karena musim kemarau ini. Air bersih yang mereka gunakan untuk kebutuhan sehari-hari terbatas. Penyakit diare ini tersebar di seluruh kecamatan.

Pontianak Utara : 2.108 kasus. Pontianak Timur : 1.378 kasus Pontianak Barat : 1.188 kasus Pontianak Kota : 901 kasus Pontianak Selatan: 513 kasus Pontianak Tenggara : 315 kasus

Menurut Kadinkes faktor kebersihan memiliki andil sebagai penyebab diare. Mulai dari kebersihan alat makan, bahan makanan, hingga kebersihan setelah buang air kecil atau besar.

Page 5: Keperawatan Diare Di Komunitas

Program Pemerintah Kalbar1. Membentuk Pos Kesehatan

Mengimplementasikan Pos Kesehatan tingkat Kelurahan melalui RW Siaga dengan Posyandu Permanen sebagai Pos RW Siaga:

Posyandu Permanen Kapuas Ceria di Kelurahan Parit Tokaya Kecamatan Pontianak Selatan (20 Februari 2010)

Posyandu Permanen Anggur Manis (17 Maret 2010)T7an: - Agar masyarakat mampu untuk meningkatkan

pengetahuan dan kemampuan melalui pembelajaran dari, oleh, untuk masyarakat.

- Agar mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumberdaya masyarakat, sesuai sosial budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan.

Page 6: Keperawatan Diare Di Komunitas

Kegiatan di Pos RW Siaga meliputi : Upaya kesehatan Promotif, preventif dengan

melibatkan kader atau tenaga sukarela lainnya, dengan 5 (lima) kegiatan utamanya (kesehatan Ibu dan Anak, Keluarga Berencana, Imunisasi, Gizi dan Pencegahan & Penanggulangan Diare) dan kegiatan pengembangan yang meliputi pengamatan dan kewaspadaan dini (surveilans penyakit, survelans gizi, surveilans komplikasi dan kematian maternal neonatal, surveilans perilaku beresiko, dan surveilans lingkungan serta masalah kesehatan lainnya ) serta pengembangan pembiayaan kesehatan oleh masyarakat.

Pilihan kegiatan sesuai dengan masalah dan kemampuan masyarakat setempat

Page 7: Keperawatan Diare Di Komunitas

2. Pencapaian Program Pembangunan Milenium tahun 2012Salah satu upaya untuk meningkatkan jumlah masyarakat yang menikmati layanan air bersih melalui Program Air Minum Penyehatan Lingkungan Berbasis Masyarakat. Enam kabupaten di Kalbar mendapat program tersebut yakni Landak (60 desa), Sintang (30 desa), Kapuas Hulu (54 desa), Ketapang (36 desa), Sanggau (45 desa), dan Sambas (50 desa).

Hingga kini realisasi program itu sudah menjangkau 62,6 persen dari total 285 desa yang menjadi sasaran.

Page 8: Keperawatan Diare Di Komunitas

3. Hari Mencuci Tangan SeduniaTanggal 15 Oktober dicanangkan sebagai Hari

Mencuci Tangan Sedunia (HMTS) atau Global Hand Washing Day oleh PBB. Di Kalbar, HMTS dipusatkan di SD 20 Pontianak Kota.

Berdasarkan sebuah penelitian (Lorna Fewtrell et al), mencuci tangan dengan sabun mampu mengurangi kematian akibat diare hingga 44%. Angka tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan cara lain seperti intervensi pada titik-titik penggunaan air (39%), sanitasi (32%), edukasi (28%), penyediaan air (25%), dan intervensi pada sumber air (11%).

Page 9: Keperawatan Diare Di Komunitas

Kendala-kendala dan solusi untuk menurunkan resiko penyakit diare

hygiene dan sanitasi lingkungan masyarakat yang buruk

factor budaya masyarakat yang menganggap bahwa anak yang menderita diare diharuskan puasa. Hal ini tentunya sangat bertentangan dengan penanganan yang seharusnya dilakukan.

Perilaku masyarakat yang negative misalnya membuang tinja dikebun, sawah atau sungai, minum air yang tidak dimasak.

Padatnya penduduk pada suatu daerah dan social ekonomi yang rendah serta lingkungan yang kurang mendukung sering mendukung sering menimbulkan wabah diare.

Page 10: Keperawatan Diare Di Komunitas

Solusi yang dapat dilakukan oleh perawat komunitas antara lain:

Memberikan penyuluhan kesehatan mengenai Diare.

Melakukan kegiatan pemberantasan penyakit Diare serta penyuluhan kesehatan masyarakat untuk memasyarakatkan perilaku sehat pada populasi masyarakat.

Berkolaborasi dengan toga dan toma dalam rangka kegiatan sanitasi lingkungan.

Page 11: Keperawatan Diare Di Komunitas

Peran Perawat Komunitas1. Pemberi Pelayanan Kesehatan : memberikan

asuhan keperawatan kepada masyarakat yang terkena diare mulai dari dampak yang sederhana sampai yang kompleks.

2. Sebagai pendidik : memberikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat agar masyarakat melakukan program asuhan kesehatan terkait dengan kebutuhan dan dapat merubah perilakunya.

3. Penemu kasus : melakukan pemuan kasus atau masalah-masalah kesehatan pada korban diare, melaporkan hasil penemuan pada pihak terkait.

Page 12: Keperawatan Diare Di Komunitas

4. Model pemodifikasi lingkungan : memberikan contoh yang baik kepada masyarakat pada saat mewabahnya penyakit diare dan sesudahnya. Misalnya dengan menjaga sanitasi lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan.

5. Sebagai konsultan : memberikan saran dan anjuran yang bisa dilakukan korban untuk mengatasi masalah kesehatannya. Misalkan dalam mengatasi dehidrasi yang benar.

6. Sebagai pembaharu : membantu masyarakat bagaimana nantinya setelah diare mewabah didaerah tersebut diharapkan muncul perilaku baru yang dikemudian hari tidak lagi terjadi wabah diare. Misalnya membantu bergotong royong membersihkan lingkungan, membuat saluran yang dulunya tidak ada, membantu membuat tempat sampah yang dulunya juga tidak ada.

Page 13: Keperawatan Diare Di Komunitas

7. Manajer kasus: membuat asuhan keperawatan sesuai kasus atau masalah kesehatan yang ditemukan pada saat kejadian maupun setelahnya dengan sistematis dari pengkajian sampai evaluasi.

8. Peran sebagai advokat: menghormati hak korban selaku klien, memberikan perlindungan dan rasa aman, memberikan perlakuan yang proporsional sesuai dengan kebutuhan klien, memberikan informasi yang dibutuhkan tentang pelayanan kesehatan saat kejadian maupun pasca kejadian diare.

9. Sebagai peneliti: melakukan surveilan epidemiologi terhadap penyakit atau adanya kemungkinan tejadinya kejadian luar biasa penyakit diare sehingga tindakan yang akan dilakukan tepat.

10. Melakukan kolaborasi: perawat harus bekerja sama dengan lintas program maupun secara lintas sektoral dalam pemenuhan kebutuhan kesehatan masyarakat untuk mencapai kesehatan yang optimal. Misalnya dalam penanganan masalah diare, perawat dapat bekerja sama dengan petugas gizi, sanitarian atau pemerintah

Page 14: Keperawatan Diare Di Komunitas

WASSALAM

Finish deh…….