Kepemimpinan

11
Pengertian kepemimpinan Kepemimpinan sebagai konsep manajemen dalam organisasi mempunyai kedudukan strategis, karena merupakan sentral bagi seluruh kegiatan organisasi. Kepemimpinan mutlak diperlukan dimana terjadi hubungan kerjasama dalam mencapai tujuan organisasi. Dalam kenyataannya kepemimpinan dapat mempengaruhi moral dan kepuasan kerja, keamanan, kualitas kehidupan kerja dan terutama tingkat prestasi suatu organisasi. Kepemimpinan juga memainkan peranan kritis dalam membantu kelompok atau perorangan untuk mencapai tujuan mereka. Menurut M. S. P. Hasibuan (2007:170), kepemimpinan adalah : “Proses mempengaruhi orang lain untuk memahami dan setuju tentang apa yang akan dikerjakan dan bagaimana tugas itu dapat dilakukan secara efektif, dan proses memfasilitasi usaha individu dan kelompok untuk mencapai tujuan bersama”. Tzu dan Cleary (2002:5), berpendapat bahwa kepemimpinan adalah : “Sebuah persoalan kecerdasan, kelayakan untuk dipercaya, kelembutan, keberanian, dan ketegasan”. Kounzes dan Posner (2004:3), mengatakan kepemimpinan adalah :

description

kepemimpinan quality management system

Transcript of Kepemimpinan

Pengertian kepemimpinanKepemimpinan sebagai konsep manajemen dalam organisasi mempunyai kedudukan strategis, karena merupakan sentral bagi seluruh kegiatan organisasi. Kepemimpinan mutlak diperlukan dimana terjadi hubungan kerjasama dalam mencapai tujuan organisasi.Dalam kenyataannya kepemimpinan dapat mempengaruhi moral dan kepuasan kerja, keamanan, kualitas kehidupan kerja dan terutama tingkat prestasi suatu organisasi. Kepemimpinan juga memainkan peranan kritis dalam membantu kelompok atau perorangan untuk mencapai tujuan mereka.Menurut M. S. P. Hasibuan (2007:170), kepemimpinan adalah :Proses mempengaruhi orang lain untuk memahami dan setuju tentang apa yang akan dikerjakan dan bagaimana tugas itu dapat dilakukan secara efektif, dan proses memfasilitasi usaha individu dan kelompok untuk mencapai tujuan bersama.

Tzu dan Cleary (2002:5), berpendapat bahwa kepemimpinan adalah :Sebuah persoalan kecerdasan, kelayakan untuk dipercaya, kelembutan, keberanian, dan ketegasan.

Kounzes dan Posner (2004:3), mengatakan kepemimpinan adalah :Penciptaan cara bagi orang untuk berkontribusi dalam menciptakan sesuatu yang luar biasa.

Menurut pendapat Kartono (2005:153), kepemimpinan adalah :

Kemampuan untuk memberikan pengaruh yang konstruktif kepada orang lain untuk melakukan suatu usaha koperatif mencapai tujuan yang telah direncanakan.

Menurut Donni dan Suwatno (2011:140-141), kepemimpinan meliputi :1.Kepemimpinan meliputi penggunaan pengaruh dan bahwa semua hubungan dapat melibatkan pimpinan.2.Kepemimpinan mencakup pentingnya proses komunikasi, kejelasan dan keakuratan dari komunikasi mempengaruhi prilaku dan kinerja pengikutnya.3.Kepemimpinan memfokuskan pada tujuan yang dicapai, pemimpin yang efektif harus berhubungan dengan tujuantujuan individu, kelompok dan organisasi.Menurut Anoraga yang dikutip oleh Edy Sutisna (2011:214), kepemimpinan adalah :Kemampuan untuk mempengaruhi pihak lain, melalui komunikasi baik langsung maupun tidak langsung dengan maksud untuk menggerakan orang-orang agar dengan penuh pengertian, kesadaran, dan senang hati bersedia mengikuti kehendak pimpinan itu.

Menurut Locke (2001:115), mendefinisikan kepemimpinan :

Kepemimpinan sebagai proses membujuk(inducing) orang lain untuk mengambil suatu sasaran bersama.

Siagian(2007:210), mengatakan bahwa :

Efektivitas kepemimpinan seseorang pada akhirnya dinilai dengan menggunakan kemampuan mengambil keputusan sebagai kriteria utamanya.

Dari pengertian di atas dapat dikatakan bahwa kepemimpinan merupakan suatu proses dimana seorang pemimpin melalui prilaku positif yang dimilikinya dapat menggerakan, membimbing, mempengaruhi dan mengawasi bawahannya untuk berfikir dan bertindak sehingga dapatmemberikan sumbangsih yang nyata dalam rangka melaksanakan tugasnyademi pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan.Kepemimpinan disini dapat dipandang sebagai suatu sarana untuk mempengaruhi sekelompok orang agar mau bekerjasama, mentaati segala peraturan yang ada dengan rasa tanggung jawab untuk mencapai tujuan organisasi. Seorang pimpinan harus mempunyai kepemimpinan dansifat-sifat kepribadian yang baik, agar menjadi suri ketauladanan bagi bawahannya.Setiap pemimpin dituntut untuk menampilkan kepribadian yang menyatu dalam ucapan, sikap dan prilakunya sehingga apapun tugas yang dibebankan kepada bawahannya akan diselesaikan dengan rela dan penuh semangat. Setiap pimpinan yang memberikan motivasi secara tepat dan terarah akan berpengaruh terhadap perubahan tingkah laku bawahannya, mereka akan bersedia menjalankan tugasnya dengan ikhlas dan sadar punya tanggung jawab serta tidak merasa terpaksa.Dari definisi tentang kepemimpinan yang telah dikemukakan, menunjukkan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan dan tingkah laku seorang pemimpin untuk menggerakan, mendorong, membimbing serta berkomunikasi dengan bawahannya agar mau bekerja dengan rela tanpa terpaksa dan penuh tanggung jawab dalam melaksanakan tugas yang dibebankn kepadanya demi tercapainya tujuan bersama.Pengertian GayaKepemimpinanDalam memimpin perusahaan, seorang pemimpin tidak bisa lepas dari gaya kepemimpinan. Gaya kepemimpinan itu timbul berdasarkan cara bertindak atau bertingkah laku dari pimpinan yang bersangkutan. Seorang pemimpin dapat meningkatkan efektifitas kepemimpinannya dengan menggunakan gaya yang berbeda tergantung dari situasi dan kondisi yang sedang dihadapinya.Berbagaitipedan gayakepemimpinan banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Dalam melakukan kegiatan menggerakan atau memberikan motivasi kepada bawahannya, berbagai cara dapat dilakukan oleh seorang pemimpin yakni dengan melakukan tindakan-tindakanyang selalu terarah pada pencapaian tujuan organisasi. Cara atau teknikseseorang dalam menjalankan kepemimpinan disebut gaya kepemimpinan.Tipe Demokratis

Pengetahuan tentang kepemimpinan telah membuktikan bahwa tipe pemimpin yang demokratislah yang paling tepat untuk organisasi modern.Hal ini terjadi karena tipe kepemimpinan ini memiliki karakteristik sebagaiberikut :

a. Dalam proses penggerakan bawahan selalu bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia itu adalah makhluk yang termulia di dunia;b. Selalu berusaha mensinkronisasikan kepentingan dan tujuan organisasi dengan kepentingan dan tujuan pribadi dari pada bawahannya;c. Senang menerima saran, pendapat, dan bahkan kritik dari bawahannya;d. Selalu berusaha mengutamakan kerjasama dan teamwork dalam usaha mencapai tujuan;e. Ikhlas memberikan kebebasan yang seluas-luasnya kepada bawahannya untuk berbuat kesalahan yang kemudian diperbaiki agarbawahan itu tidak lagi berbuat kesalahan yang sama, tetapi lebih berani untuk berbuat kesalahan yang lain;f. Selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses daripadanya;g. Berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin.Secara implisit tergambar bahwa untuk menjadi pemimpin tipe demokratis bukanlah hal yang mudah. Namun, karena pemimpin yang demikian adalah yang paling ideal, alangkah baiknya jika semua pemimpin berusaha menjadi seorang pemimpin yang demokratis.

Hambatan hambatan gaya kepemimpinan demokratis.1. Persoalan pertama adalah bahwa sistemkepemimpinan demokratis merupakan hasil buatanorang, khususnya orang-orang yang mempunyaiwewenang membangun sistem politik negara.2. Persoalan kedua adalah bahwa sekalipun adasistem politik demokratis tetapi para pelaku politikkurang bersifat demokratis, maka tidak akan adakondisi masyarakat yang demokratis.3. Diperlukan kepemimpinan yang cukupkuat, dengan didukung kepemimpinan di bidangekonomi dan keamanan, untuk membuat ekonomimaju. Dan itu akan memberikan dampak positifdalam perkembangan demokrasi.

Bagaimana gaya pemimpin demokratis memimpin perusahaan?Yang dimaksud dengan pemimpin yang demokratis dalam perusahaan adalah bahwa pemimpin dalam melaksanakan fungsi kerjanya selalu lebih menekankan pada melihat subordinasinya sebagai Human being dengan demikian ia memberikan berbagai kebebasan dilingkungan kerjanya, cara kerja, waktu kerja, cara pencapaian target kerja dan sebagainya, Selanjutnya pencapaian target kerja lebih bersifat persuasif dan mohon pengertian dari sub ordinasi dan bukan melalui pengawasan dan memberikan serta menunjukan secara tegas sasaran yang harus dicapai, kapan harus diselesaikan, dan bagaimana hasil yang diharapkan.

Contoh kasus gaya kepemimpinan demokratis.Dalam suatuorganisasiselalu membutuhkan adanya seorang pemimpin agar segala aktivitas yang dilaksanakan sesuai dengan tujuanorganisasisebagaimana yang telah ditetapkan. Sejalan dengan hal tersebut, untuk menjalankan segenap aktivitasorganisasitersebut, hadirnya seorang pemimpin seharusnya dengan seperangkat kemampuannya untuk melaksanakan tugas kepemimpinan yang diembannya. Dalam konteks kepemimpinan, terdapat proses mempengaruhi, menggerakkan orang lain, sehingga di dalam juga terdapat pihak yang mempengaruhi, menggerakkan (memimpin) dan pihak yang dipengaruhi, digerakkan (pengikut). Sejalan dengan pernyataan tersebut, apabila seorang pemimpin tidak lagi mampu atau kehilangan kesanggupan untuk mempengaruhi orang lain atau kelompok yang dipimpinnya, maka kepemimpinan yang dipegangnya tidak akan lama.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh gaya kepemimpinan demokratis terhadap kinerja karyawan. Teknik analisis yang digunakan analisis regresi linier sederhana.

Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa Gaya kepemimpinan yang diterapkan pada PT. BPR Gunung Ringgit Malang yaitu gaya kepemimpinan demokratis, hal ini dapat dilihat dari jawaban responden yang sebagian besar menyatakan pimpinan perusahaan memberi wewenang untuk membuat keputusan, karyawan diberi wewenang untuk bertanggung jawab pada bagian masing-masing, Pimpinan perusahaan sebagai mitra kerja yang bisa diajak sharing, memberikan kesempatan untuk memberikan saran-saran atau usulan, dan dapat menerima pendapat dan pemikiran dari para bawahan mengenai keputusan yang akan diambil di PT. BPR Gunung Ringgit Malang. Kinerja karyawan PT. BPR Gunung Ringgit Malang termasuk dalam kategori baik, karena karyawan dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jumlah pekerjaan yang ditargetkan oleh perusahaan, hasil kerja saya selalu sesuai dengan kualitas yang ditetapkan oleh perusahaan, dan dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang ditetapkan oleh perusahaan. Gaya kepemimpinan demokratis berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT. BPR Gunung Ringgit Malang.Bagaimana hasil pemasaran + manajemen + produksi?GAYA KEPEMIMPINAN SITUASIONAL DAN PRODUKTIVITAS KERJAGaya kepemimpinan, Secara langsung maupun tidak langsung mempunyai pengaruh yang positif terhadap peningkatan produktivitas kerja karyawan/pegawai. Hal ini didukung oleh Sinungan (1987) yang menyatakan bahwa gaya kepemimpinan yang termasuk di dalam lingkungan organisasi merupakan faktor potensi dalam meningkatkan produktivitas kerja. Dewasa ini, banyak para ahli yang menawarkan gaya Kepemimpinan yang dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawan, dimulai dari yang paling klasik yaitu teori sifat sampai kepada teori situasional.

Dari beberapa gaya yang di tawarkan para ahli di atas, maka gaya kepemimpinan situasionallah yang paling baru dan sering di gunakan pemimpin saat ini. Gaya kepemimpinan situasional dianggap para ahli manajemen sebagai gaya yang sangat cocok untuk diterapkan saat ini.

Sedangkan untuk bawahan yang tergolong pada tingkat kematangan yaitu bawahan yang tidak mampu tetapi berkemauan, maka gaya kepemimpinan yang seperti ini masih pengarahan, karena kurang mampu, juga memberikan perilaku yang mendukung. Dalam hal ini pimpinan/pemimpin perlu membuka komunikasi dua arah (two way communications), yaitu untuk membantu bawahan dalam meningkatkan motivasi kerjanya.

Selanjutnya, yang mampu tetapi tidak mau melaksanakan tugas/tangung jawabnya. Bawahan seperti ini sebenarnya memiliki kemampuan untuk melakukan pekerjaan, akan tetapi kurang memiliki kemauan dalam melaksanakan tugas. Untuk meningkatkan produktivitas kerjanya, dalam hal ini pemimpin harus aktif membuka komunikasi dua arah dan mendengarkan apa yang diinginkan oleh bawahan. Sedangkan gaya delegasi adalah gaya yang cocok diterapkan pada bawahan yang memiliki kemauan juga kemampuan dalam bekerja. Dalam hal ini pemimpin tidak perlu banyak memberikan dukungan maupun pengarahan, karena dianggap bawahan sudah mengetahui bagaimana, kapan dan dimana mereka barus melaksanakan tugas/tangung jawabnya. Dengan penerapan gaya kepemimpinan situasional ini, maka bawahan/pegawai merasa diperhatikan oleh pemimpin, sehingga diharapkan produktivitas kerjanya akan meningkat.