KEPATUHAN PAJAK: PENGETAHUAN TAX AMNESTY BERULANG DAN …

61
i KEPATUHAN PAJAK: PENGETAHUAN TAX AMNESTY BERULANG DAN NORMA SOSIAL HALAMAN JUDUL Oleh: Fara Alicia Dienswari 232014083 TUGAS AKHIR Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Guna Memenuhi Sebagian dari Persyaratan - persyaratan untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS PROGRAM STUDI : AKUNTANSI PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2018

Transcript of KEPATUHAN PAJAK: PENGETAHUAN TAX AMNESTY BERULANG DAN …

Page 1: KEPATUHAN PAJAK: PENGETAHUAN TAX AMNESTY BERULANG DAN …

i

KEPATUHAN PAJAK: PENGETAHUAN TAX AMNESTY BERULANG DAN NORMA SOSIAL

HALAMAN JUDUL

Oleh:

Fara Alicia Dienswari

232014083

TUGAS AKHIR Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Guna Memenuhi Sebagian dari

Persyaratan - persyaratan untuk Mencapai

Gelar Sarjana Ekonomi

FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS

PROGRAM STUDI : AKUNTANSI

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2018

Page 2: KEPATUHAN PAJAK: PENGETAHUAN TAX AMNESTY BERULANG DAN …

ii

PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT

Page 3: KEPATUHAN PAJAK: PENGETAHUAN TAX AMNESTY BERULANG DAN …

iii

PERNYATAAN PERSETUJUAN AKSES

Page 4: KEPATUHAN PAJAK: PENGETAHUAN TAX AMNESTY BERULANG DAN …

iv

PENJELASAN UNTUK KARYA TIDAK DIUNGGAH

Page 5: KEPATUHAN PAJAK: PENGETAHUAN TAX AMNESTY BERULANG DAN …

v

HALAMAN PERSETUJUAN

Page 6: KEPATUHAN PAJAK: PENGETAHUAN TAX AMNESTY BERULANG DAN …

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS KERTAS KERJA

Page 7: KEPATUHAN PAJAK: PENGETAHUAN TAX AMNESTY BERULANG DAN …

vii

HALAMAN PENGESAHAN

Page 8: KEPATUHAN PAJAK: PENGETAHUAN TAX AMNESTY BERULANG DAN …

viii

HALAMAN MOTO

“Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat

dan didikan.”

(Amsal 1:7)

“Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, janganlah takut dan jangan gemetar karena mereka,

sebab TUHAN, Allahmu, Dialah yang berjalan menyertai engkau; Ia tidak akan membiarkan

engkau dan tidak akan meninggalkan engkau.”

(Ulangan 31:6)

“Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.”

(Filipi 4:13)

“Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu,

demikianah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan

kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.”

(Yeremia 29:11)

Page 9: KEPATUHAN PAJAK: PENGETAHUAN TAX AMNESTY BERULANG DAN …

ix

KATA PENGANTAR

Sumber pendapatan negara terbesar saat ini bersumber dari penerimaan pajak. Wajib

pajak memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan pendapatan negara. Namun,

ternyata tidak semua wajib pajak mau memenuhi kewajiban perpajakan mereka. Banyak

faktor yang dapat menjadi pemicu alasan wajib pajak menghindari membayar pajak, salah

satunya adalah faktor psikologis; norma sosial. Dalam rangka meningkatkan kepatuhan

pajak, pemerintah mengeluarkan strategi untuk meningkatkan penerimaan pajak yaitu dengan

kebijakan berupa pengampunan pajak (tax amnesty). Pemerintah menilai kebijakan

pengampunan pajak ini sangat efektif untuk meningkatkan kepatuhan perpajakan, sehingga

muncul isu-isu mengenai pengulangan tax amnesty.

Penelitian ini bermaksud untuk menganalisis dampak dari pengulangan tax amnesty,

serta menganalisis seberapa berpengaruhnya lingkungan sosial terhadap kepatuhan

perpajakan. Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pembaca,

penulis lain, maupun pihak-pihak yang terkait untuk meningkatkan sesuatu menjadi lebih

baik.

Penulis menyadari bahwa masih ada banyak kekurangan dalam penulisan tugas akhir

ini. Akhir kata, penulis mengharapkan segenap saran dan kritik yang akan menyempurnakan

karya ini dan akan berguna untuk penelitian selanjutnya.

Salatiga, 19 April 2018

Penulis

Page 10: KEPATUHAN PAJAK: PENGETAHUAN TAX AMNESTY BERULANG DAN …

x

ABSTRACT

The purposes of this research are (1) to examine the differences of taxpayer's compliance according to the taxpayers' knowledge of the re-application of tax amnesty (2) to examine the differences of taxpayer's compliance to the regulation based on the social norms' influence on taxpayer compliance decision, and (3) to examine the difference of taxpayer’s compliance according to the taxpayers' knowledge of the re-application of amnesty taxes and the social norms' influence on taxpayer compliance decisions. This study uses a 2 x 2 inter-subject factorial experimental research design with 119 subjects from the tax management class. The results shows that both the taxpayers' knowledge of the re-application of tax amnesty and the social norms' influence on taxpayer compliance decisions may affect the intention of taxpayers to comply. In addition, there is an interaction between taxpayers' knowledge of the re-application of tax amnesty and the social norms' influence on taxpayer compliance decisions in which if a taxpayer is not aware of the tax amnesty's re-application but the taxpayers have a compliant social environment, the level of compliance is the highest, compared to the subjects that are in the opposite situations.

Keywords: repeated tax amnesty, the social norms', tax compliance.

Page 11: KEPATUHAN PAJAK: PENGETAHUAN TAX AMNESTY BERULANG DAN …

xi

SARIPATI

Penelitian ini bertujuan untuk (1) menguji perbedaan kepatuhan wajib pajak berdasarkan pengetahuan wajib pajak terhadap penerapan ulang tax amnesty (2) menguji perbedaan kepatuhan wajib pajak berdasarkan pengaruh norma sosial terhadap keputusan kepatuhan wajib pajak, serta (3) menguji perbedaan kepatuhan wajib pajak berdasarkan pengetahuan wajib pajak terhadap penerapan ulang tax amnesty dan pengaruh norma sosial terhadap keputusan kepatuhan wajib pajak. Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimen faktorial 2 x 2 antarsubyek dengan menggunakan 119 partisipan dari mahasiswa kelas manajemen pajak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa baik pengetahuan wajib pajak terhadap penerapan ulang tax amnesty maupun pengaruh norma sosial terhadap keputusan kepatuhan wajib pajak dapat mempengaruhi kepatuhan wajib pajak. Disamping itu juga, terdapat interaksi antara pengetahuan wajib pajak terhadap penerapan ulang tax amnesty maupun pengaruh norma sosial terhadap keputusan kepatuhan wajib pajak dimana jika wajib pajak berada dalam kondisi tidak tahu adanya penerapan tax amnesty berulang maka wajib pajak yang juga memiliki lingkungan sosial yang patuh akan menunjukkan derajat kepatuhan yang paling tinggi dibandingkan dengan subyek yang berada pada situasi lainnya.

Kata kunci: pengampunan pajak berulang, norma sosial, kepatuhan pajak.

Page 12: KEPATUHAN PAJAK: PENGETAHUAN TAX AMNESTY BERULANG DAN …

xii

UCAPAN TERIMAKASIH

Terima kasih kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala penyertaan dan kasih yang

berlimpah dalam setiap detik sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan

baik guna memperoleh gelar Sarjana Akuntansi di Universitas Kristen Satya Wacana,

Salatiga.

Penulis menyadari bahwa sepanjang masa studi dan penulisan kertas kerja, penulis

mendapatkan dukungan, inspirasi serata motivasi dari berbagai pihak, maka dalam

kesempatan ini dengan tulus, penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada :

1. Keluarga terkasih, Bapak Budi Sugiyarto, (Almh) Ibu Endang Suwandari, Mbak

Hanna, terimakasih atas semua doa, motivasi, inspirasi, nasihat, dukungan, serta kasih

sayang yang diberikan kepada penulis sampai saat ini.

2. Ibu Dr. Theresia Woro Damayanti, SE., M.Si., Akt., CA, selaku dosen pembimbing

yang telah meluangkan waktu, tenaga serta pikiran untuk selalu memberikan saran,

kritikan dan arahan serta semangat kepada penulis mulai dari rancangan tugas akhir

hingga penyelesaian penulisan tugas akhir .

3. Ibu Gustin Tanggulungan, SE., M.Ak., CA., BKP, selaku wali studi, terima kasih atas

pengarahan dan sarannya selama menempuh studi di FEB UKSW.

4. Bapak Yefta Andi Kus Noegroho, SE.,M.Si.,Akt.,CMA, selaku wali studi pengganti,

terima kasih atas pengarahan dan sarannya selama menempuh studi di FEB UKSW.

5. Bapak Yefta Andi Kus Noegroho, SE.,M.Si.,Akt.,CMA dan Bapak Ari Budi Kristanto

SE., MM., selaku penguji rancangan tugas akhir, terimakasih atas saran dan kritikan sehingga

tugas akhir ini dapat menjadi karya tulis yang lebih baik.

6. Seluruh pengajar Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana

yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan, ide, dan motivasi kepada penulis

selama masa perkuliahan.

7. Seluruh mahasiswa yang mengambil kelas Manajemen Pajak yang telah bersedia

menjadi subjek manipulasi sehingga penulis dapat memperoleh data untuk

menyelesaikan tugas akhir ini.

8. Mas Dea, Ade Lisa, Adonia terimakasih untuk dukungan dan bantuannya dalam

proses menyelesaikan tugas akhir.

9. Raden Ario Ginurta terimakasih untuk doa, tenaga, waktu, dukungan, kasih dan cinta

yang selalu ada untuk penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

Page 13: KEPATUHAN PAJAK: PENGETAHUAN TAX AMNESTY BERULANG DAN …

xiii

10. Teman-teman Kelompok Studi Akuntansi (KSA); Yulius, Dinda, Eviniar, Go Andy,

Jery, Astri, Salma, Livia, Ica, Intan, Savira, Tiwi, Yessa, Amalia, Dally, Daniel,

Dewa, Kak Belqis, Mas Eky, Kak Ipit, Mas Tyar, dan Kak Widya, terimakasih untuk

pengalaman berorganisasi yang berharga dan yang terbaik untuk penulis.

11. GG Family; Helga, Jery, Astri, Theo, Titi, dan Vinska yang sudah seperti keluarga,

selalu mendukung, menemani, dan berjuang bersama penulis selama menuntut ilmu di

Salatiga.

12. Arnas, Aden, Gupita, Elfara, Gracety, Surya, Deasy, Vicky selaku teman satu

bimbingan yang telah berjuang bersama dan saling mendukung selama proses

rancangan dan penulisan tugas akhir.

13. Teman-teman kuliah dan kepanitiaan terimakasih telah memberi pengalaman yang

berharga selama penulis menuntut ilmu di FEB UKSW .

Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan

bantuan dan dukungannya pada penulis.

Semoga Tuhan selalu melimpahkan kasih-Nya kepada semua pihak yang telah

membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan tugas akhir ini.

Salatiga, 19 April 2018

Penulis

Page 14: KEPATUHAN PAJAK: PENGETAHUAN TAX AMNESTY BERULANG DAN …

xiv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................................. i

PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT ......................................................................................... ii

PERNYATAAN PERSETUJUAN AKSES ............................................................................ iii

PENJELASAN UNTUK KARYA TIDAK DIUNGGAH ....................................................... iv

HALAMAN PERSETUJUAN................................................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS KERTAS KERJA ......................................... vi

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................................. vii

HALAMAN MOTO .............................................................................................................. viii

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. ix

ABSTRACT ................................................................................................................................. x

SARIPATI................................................................................................................................. xi

UCAPAN TERIMAKASIH ..................................................................................................... xii

DAFTAR ISI ........................................................................................................................... xiv

DAFTAR TABEL ................................................................................................................... xvi

PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1

TELAAH LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS .......................................... 4

Tax Amnesty ........................................................................................................................... 4

Norma Sosial .......................................................................................................................... 4

Kepatuhan Pajak .................................................................................................................... 5

Pengembangan Hipotesis ....................................................................................................... 6

METODE PENELITIAN ........................................................................................................... 8

Sumber Data Penelitian.......................................................................................................... 8

Desain Penelitian ................................................................................................................... 8

Instrumen Penelitian .............................................................................................................. 9

Tatanan Eksperimen ............................................................................................................. 10

Page 15: KEPATUHAN PAJAK: PENGETAHUAN TAX AMNESTY BERULANG DAN …

xv

Teknik Analisis Data ............................................................................................................ 12

HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................................................ 12

Analisis Data ........................................................................................................................ 15

Pembahasan.......................................................................................................................... 17

KESIMPULAN ........................................................................................................................ 19

IMPLIKASI ............................................................................................................................. 20

KETERBATASAN DAN AGENDA PENELITIAN MENDATANG ................................... 20

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 22

LAMPIRAN ............................................................................................................................. 27

Page 16: KEPATUHAN PAJAK: PENGETAHUAN TAX AMNESTY BERULANG DAN …

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Matriks Eksperimen ..................................................................................................... 9

Tabel 2. Indikator Penelitian .................................................................................................... 10

Tabel 3. Karakteristik Partisipan .............................................................................................. 13

Tabel 4. Sebaran Subyek Penelitian dan Pengecekan Manipulasi ........................................... 13

Tabel 5. Hasil Pengujian Randomisasi Karakteristik Demografi ............................................ 14

Tabel 6. Hasil Pengujian Manipulasi Pengetahuan Kemungkinan Tax Amnesty dan Pengaruh

Norma Sosial ............................................................................................................. 14

Tabel 7. Hasil Pengujian Hipotesis .......................................................................................... 15

Tabel 8. Hasil Pengujian Perbedaan Kepatuhan Antar Sel ...................................................... 17

Page 17: KEPATUHAN PAJAK: PENGETAHUAN TAX AMNESTY BERULANG DAN …

1

PENDAHULUAN

Perpajakan adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi

atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan

imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya

kemakmuran rakyat. Sampai saat ini, sumber pendapatan negara terbesar berasal dari

penerimaan pajak. Tanpa pajak, sebagian besar kegiatan negara tidak dapat dilaksanakan

(Direktorat Jendral Pajak 2013).

Dominasi pajak dalam penerimaan negara harus disambut baik, karena melalui pajak

kemandirian negara dalam membiayai pembangunan dan pemerintahannya diharapkan dapat

tercapai (Puspareni, Purnamawati dan Wahyuni, 2017). Hal ini dibuktikan dengan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2017. Jika dibandingkan dengan Penerimaan

Negara Bukan Pajak (PNPB) dan hibah, penerimaan perpajakan sangat mendominasi

pendapatan APBN. Dari total pendapatan negara sebesar 1.750,3 triliun rupiah, penerimaan

pajak menyumbang 1.498,9 triliun rupiah atau sebesar 85,6%, sedangkan PNPB 250 triliun

tupiah atau sebesar 14,3% dan hibah menghasilkan 1,4 triliun rupiah atau sebesar 0,1% dari

APBN (Kementerian Keuangan 2017).

Walaupun sumber pendapatan negara terbesar berasal dari penerimaan pajak, ternyata

pertumbuhan penerimaan pajak tidak diikuti dengan kenaikan tax ratio. Penerimaan pajak di

Indonesia masih rendah dibandingkan dengan negara-negara ASEAN. Menurut data OECD

(Organisation on Economic Cooperation and Development), rasio penerimaan perpajakan

(tax ratio) Indonesia saat ini berada di kisaran 11%, masih berada di bawah standar negara-

negara ASEAN dan OECD dengan target yang diharapkan sebesar 13-14% (Kementerian

Keuangan 2016).

Rendahnya tax ratio di Indonesia disebabkan karena masih rendahnya tingkat

kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Rendahnya tingkat

kepatuhan wajib pajak dapat dilihat dari rendahnya tingkat kepatuhan mereka dalam

melaporkan SPT Tahunan Pajak Penghasilan (PPh). Data wajib pajak secara nasional, pada

tahun 2011 yang menyerahkan SPT hanya 8,5 juta wajib pajak dari 110 juta orang aktif

bekerja, dengan jumlah penduduk yang menjadi pembayar pajak aktif diharapkan penyerahan

SPT bisa mencapai 50%, sedangkan di Indonesia rasio SPT terhadap kelompok pekerja aktif

hanya 7,73%, (Kompas 2011).

Page 18: KEPATUHAN PAJAK: PENGETAHUAN TAX AMNESTY BERULANG DAN …

2

Dalam rangka meningkatkan kepatuhan pajak, pemerintah mengeluarkan strategi

untuk meningkatkan penerimaan pajak yaitu dengan kebijakan berupa pengampunan pajak

(tax amnesty). Yustiari (2016), kebijakan tax amnesty dipandang sebagai kebijakan

perpajakan yang paling strategis yang juga akan berfungsi untuk meningkatkan kesadaran

dan kepatuhan masyarakat dalam pelaksanaa kewajiban perpajakan. Tax amnesty merupakan

penghapusan pajak yang seharusnya terutang, tidak dikenai sanksi administrasi perpajakan

dan sanksi pidana di bidang perpajakan, yaitu dengan cara mengungkap harta dan membayar

uang tebusan sebagaimana diatur dalam undang-undang (Kementerian Keuangan 2017).

Amnesti pajak berlaku sejak disahkan hingga 31 Maret 2017, dan terbagi kedalam tiga

periode, yaitu periode pertama dari tanggal diundangkan sampai 30 September 2016, periode

kedua dari tanggal 1 Oktober 2016 sampai 31 Desember 2016, dan periode ketiga dari

tanggal 1 Januari 2017 sampai 31 Maret 2017 (Direktorat Jenderal Pajak 2016). Indonesia

telah menyelenggarakan tax amnesty berulang kali, namun pelaksanaannya tidak efektif

karena wajib pajak kurang merespons dan tidak diikuti dengan reformasi sistem administrasi

perpajakan secara menyeluruh (Ragimun 2015).

Tax amnesty masih memiliki beberapa kekurangan. Bagaimanapun, amnesti mungkin

memberi arti kepada pembayar pajak bahwa tindakan pemerintah untuk menangkap pelaku

pajak yang menunggak masih lemah, penghindaran pajak hanya merupakan kesalahan kecil

dan bahwa orang lain yang tidak mematuhi undang-undang perpajakan mempertanyakan

norma sosial yang mengatur kepatuhan pajak. Ketika pembayar pajak mengharapkan amnesti

berkelanjutan, maka hal tersebut dapat menurunkan kepatuhan pajak mereka. Pembayar

pajak yang taat akan beranggapan jika tidak adil ketika pelaku pajak yang menunggak

diberikan keringanan untuk melarikan diri tanpa hukuman (Rechberger, et al. 2010).

Ketidakadilan lain yang terjadi pada pengampunan pajak saat ini adalah wajib pajak

didorong untuk mengikuti tahun pembinaan wajib pajak dengan janji pada tahun 2016 akan

dilaksanakan tahun penegakan hukum pajak namun pada kenyataannya yang dilakukan

adalah penerapan tax amnesty. Bahkan wajib pajak yang telah ikut tahun pembinaan juga

harus mengikuti tax amnesty. Hal tersebut tentu saja dapat menimbulkan rasa tidak adil bagi

wajib pajak yang telah mengikuti tahun pembinaan wajib pajak. Belum lagi, tarif pajak yang

dikenakan pada saat tax amnesty justru lebih rendah daripada tarif yang dikenakan pada tahun

pembinaan wajib pajak (Nastiti 2017).

Agar kebijakan tax amnesty efektif, pelaksanaanya harus dilakukan sekali saja, karena

amnesti pajak yang berulang memiliki efek mengurangi penerimaan pendapatan dan tingkat

Page 19: KEPATUHAN PAJAK: PENGETAHUAN TAX AMNESTY BERULANG DAN …

3

kepatuhan. Amnesti pajak negara bagian Amerika Serikat dan pengalaman amnesti

internasional lainnya mengindikasikan bahwa amnesti berulang akan menghasilkan jumlah

pendapatan yang lebih lambat (Ahmed 2016).

Aspek psikologi juga dapat menjadi salah satu faktor pengaruh masyarakat mematuhi

pajak. Dalam suatu negara yang menganut sistem demokratis, aspek psikologis dapat dilihat

dari hubungan antara pembayar pajak atau wajib pajak dengan otoritas pajak. Keberhasilan

pemungutan pajak bergantung pada seberapa besar pembayar pajak dan otoritas pajak saling

percaya, otoritas pajak menganggap bahwa pembayar pajak dengan jujur melaporkan

pendapatan mereka yang sebenarnya. Di sisi lain, pembayar pajak berharap diperlakukan

dengan hormat, seolah-olah mereka jujur melaporkan pendapatan mereka yang sebenarnya

(Feld dan Frey, 2002).

Kebijakan yang efektif untuk menekan masyarakat agar mau membayar pajak tidak

hanya menitikberatkan pada aspek ekonomi (seperti ancaman pemberian sanksi atau denda),

namun juga perlu melihat aspek keperilakuan. Salah satu kajian psikologi mengenai faktor-

faktor yang mempengaruhi perilaku kepatuhan pembayaran pajak adalah norma sosial.

Menurut Ajzen (1991), perilaku seseorang untuk tidak patuh terhadap sistem perpajakan

dapat dipengaruhi oleh keyakinan individu terhadap harapan normatif orang lain yang

menjadi rujukannya, seperti keluarga, teman, konsultan pajak, dan motivasi untuk mencapai

harapan tersebut. Harapan normatif ini membentuk variabel norma subjektif (subjective

norm) atas suatu perilaku. Jadi, kepatuhan seseorang dalam membayar pajak juga

dipengaruhi oleh norma sosial di tempatnya tinggal, jika orang-orang terdekatnya merasa

membayar pajak bukan hal yang harus dilakukan, maka perilaku seseorang untuk tidak patuh

terhadap sistem perpajakan akan timbul.

Fenomena tax amnesty 2016 ini banyak dibicarakan, bahkan beberapa penelitian

sudah berupaya melakukan pengujian empiris atas tax amnesty (Yustiari, 2016; Ragimun,

2015; Rechberger, et al., 2010; Ahmed, 2016). Namun demikian, penelitan Ajie dan

Damayanti (2017) menunjukkan bahwa keikutsertaan wajib pajak dalam tax amnesty juga

disebabkan oleh herding atau pengaruh norma sosial. Oleh sebab itu, perlu dilakukan

interaksi atas keduanya dalam pengujian empiris.

Penelitian ini bertujuan untuk (1) menguji perbedaan kepatuhan wajib pajak

berdasarkan pengetahuan wajib pajak terhadap penerapan ulang tax amnesty (2) menguji

perbedaan kepatuhan wajib pajak berdasarkan pengaruh norma sosial terhadap keputusan

Page 20: KEPATUHAN PAJAK: PENGETAHUAN TAX AMNESTY BERULANG DAN …

4

kepatuhan wajib pajak, serta (3) menguji perbedaan kepatuhan wajib pajak berdasarkan

pengetahuan wajib pajak terhadap penerapan ulang tax amnesty dan pengaruh norma sosial

terhadap keputusan kepatuhan wajib pajak.

Dalam penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat bagi pemerintah untuk

melihat sisi psikologi dalam konteks norma sosial yang bertumbuh masyarakat, sehingga

pemerintah dapat mempertimbangkan cara-cara yang efektif untuk meningkatkan kepatuhan

pajak di Indonesia setelah berakhirnya tax amnesty dan menjadikan pertimbangan mengenai

perlu atau tidaknya melaksanakan tax amnesty berulang.

TELAAH LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Tax Amnesty

Tax amnesty adalah suatu kesempatan waktu yang terbatas pada kelompok pembayar

pajak tertentu untuk membayar sejumlah tertentu dan dalam waktu tertentu berupa

pengampunan kewajiban pajak (termasuk bunga dan denda) yang berkaitan dengan masa

pajak sebelumnya atau periode tertentu tanpa takut hukuman pidana. Ini biasanya berakhir

ketika otoritas yang dimulai penyelidikan pajak masa lalu. Dalam beberapa kasus, undang-

undang amnesti yang memperpanjang juga membebankan hukuman yang lebih berat pada

mereka yang memenuhi syarat untuk amnesti tetapi tidak mengambilnya (Ragimun 2015).

Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2016 Tentang

Pengampunan Pajak mengatakan bahwa untuk meningkatkan penerimaan negara dan

pertumbuhan perekonomian serta kesadaran dan kepatuhan masyarakat dalam pelaksanaan

kewajiban perpajakan, perlu menerbitkan kebijakan pengampunan pajak. Oleh karena itu,

pengampunan pajak diharapkan dapat meningkatkan penerimaan pajak, yang antara lain akan

digunakan untuk pembiayaan pembangunan.

Norma Sosial

Menurut Cialdini dan Trost (1998), norma atau nilai hidup yang diyakini wajib pajak

berkaitan dengan norma sosial yang merupakan aturan dan standar yang dipahami oleh

anggota kelompok dan yang mengarahkan bahkan membatasi perilaku sosial meski tanpa

adanya paksaan oleh hukum. Norma sosial akan menjadi pemandu bagi wajib pajak untuk

berperilaku patuh dalam memenuhi kewajiban perpajakan. Terdapat 4 (empat) kategori dari

pengaruh norma sosial yaitu norma injungtif, norma subjektif, norma personal, norma

Page 21: KEPATUHAN PAJAK: PENGETAHUAN TAX AMNESTY BERULANG DAN …

5

deskriptif (Cialdini dan Trost, 1998).

Alm dan Torgler (2012) berpendapat bahwa kehadiran norma sosial juga konsisten

dengan berbagai pendekatan, termasuk pendekatan yang bergantung pada kebiasaan sosial,

hati nurani, atau pada perasaan individual, keadilan, moralitas, rasa bersalah, keterasingan.

Pembayar pajak tidak hanya tertarik pada kesejahteraan mereka sendiri tetapi juga prihatin

dengan kesejahteraan umum, sehingga keputusan mereka untuk menghindari dibatasi oleh

pengetahuan bahwa keputusan penghindaran mereka akan mengurangi jumlah sumber daya

yang tersedia untuk kesejahteraan sosial. Pentingnya norma sosial terhadap perilaku

kepatuhan pajak memiliki daya tarik tersendiri. Norma sosial cenderung memiliki pengaruh

terhadap keputusan kepatuhan dari seorang wajib pajak (Alm 1998).

Kepatuhan Pajak

Kepatuhan perpajakan menurut Nurmantu (2005) adalah suatu keadaan dimana wajib

pajak memenuhi semua kewajiban perpajakan dan melaksanakan hak perpajakan. Supadmi

(2009), mengemukakan prinsip administrasi pajak yang diterima secara luas menyatakan

bahwa tujuan yang ingin dicapai adalah kepatuhan sukarela. Kepatuhan sukarela merupakan

tulang punggung sistem self assessment dimana wajib pajak bertanggung jawab menetapkan

sendiri kewajiban pajaknya dan kemudian secara akurat dan tepat waktu membayar dan

melaporkan pajak tersebut.

Terdapat dua perspektif dasar kepatuhan pada hukum, yaitu instrumental dan

normatif. Perspektif instrumental berarti individu dengan kepentingan pribadi dan tanggapan

terhadap perubahan yang berhubungan dengan perilaku. Perspektif normatif berhubungan

dengan moral dan berlawanan dengan kepentingan pribadi. Seseorang lebih cenderung patuh

pada hukum yang dianggap sesuai dan konsisten dengan norma-norma mereka. Komitmen

normatif melalui moralitas personal berarti patuh pada hukum karena hukum dianggap suatu

keharusan, sedangkan komitmen normatif melalui legitimasi berarti patuh pada peraturan

karena otoritas penyusun hukum yang memiliki hak untuk mendikte perilaku (Saleh 2004)

Menurut Nurmantu (2005), dijelaskan bahwa terdapat dua macam kepatuhan, yang

pertama kepatuhan formal. Kepatuhan formal adalah suatu keadaan dimana wajib pajak

memenuhi kewajiban perpajakan secara formal sesuai dengan ketentuan dalam Undang-

Undang Perpajakan. Dalam hal ini kepatuhan formal meliputi wajib pajak membayar pajak

dengan tepat waktu, wajib pajak membayar pajak dengan tepat jumlah, wajib pajak tidak

memiliki tanggungan Pajak Bumi dan Bangunan. Serta yang kedua yaitu kepatuhan material.

Page 22: KEPATUHAN PAJAK: PENGETAHUAN TAX AMNESTY BERULANG DAN …

6

Kepatuhan material adalah suatu keadaan dimana wajib pajak secara subtansi atau hakekat

memenuhi semua ketentuan perpajakan, yakni sesuai dengan isi dan jiwa undang-undang

perpajakan.

Pengembangan Hipotesis

Munculnya fenomena tax amnesty yang dilakukan berulang kali membuat wajib pajak

yang tidak mengetahui adanya tax amnesty berulang akan memiliki sikap patuh yang tinggi

karena mereka takut akan dikenai denda dan sanksi jika lalai membayar pajak, sedangkan

wajib pajak yang mengetahui adanya tax amnesty berulang akan memiliki sikap yang tidak

patuh, karena mereka akan mengungkap harta mereka yang belum dilaporkan ketika tax

amnesty dilaksanakan guna menghindari denda dan sanksi karena lalai melaporkan harta

mereka. Hal tersebut tentu saja akan membuat wajib pajak yang patuh merasa kebijakan ini

tidak adil, karena disaat mereka membayar kewajiban mereka dengan patuh, wajib pajak

yang tidak patuh diberikan keringanan untuk membayar sejumlah uang yang dibebankan

tanpa dikenai denda ataupun sanksi karena keterlambatan pengungkapan (Rechberger, et al.

2010). Pengenalan amnesti pajak juga dapat mempengaruhi norma kepatuhan sosial. Amnesti

pajak dapat mengurangi kepatuhan jika pembayar pajak yang jujur membenci pengampunan

pajak yang diberikan pada penipuan pajak (dan jika orang percaya amnesti dapat diulang

kembali) (Alm 1998).

Apabila amnesti pajak diterapkan terus menerus sebagai institusi daripada

mendapatkan penghasilan, dalam jangka panjang tax amnesty dapat mengurangi penerimaan

pajak. Pembayar pajak tidak lagi percaya bahwa amnesti pajak akan menjadi kesempatan

terakhir mereka untuk membayar uang tebusan atas harta mereka tanpa dikenai denda, karena

pada akhirnya negara akan melaksanakan amnesti pajak lagi di tahun-tahun yang akan

datang. Sebelum negara menerapkan amnesti pajak, mereka harus membuat pe ngendalian

pajak dan denda yang efektif. Agar tidak menyinggung pembayar pajak yang jujur dengan

perasaan telah ditipu oleh amnesti pajak dan oleh pemerintah, wajib pajak yang akan

menggunakan amnesti pajak harus diberi sanksi ketat sebelum mereka dapat memperoleh

manfaat dari amnesti ini (Gerger 2012).

Rasa keadilan yang dirasakan oleh wajib pajak terhadap sistem perpajakan menjadi

faktor penting dalam menentukan perilaku kepatuhan wajib pajak untuk memenuhi kewajiban

perpajakannya. Sehingga hipotesis pertama yang diusulkan adalah:

Page 23: KEPATUHAN PAJAK: PENGETAHUAN TAX AMNESTY BERULANG DAN …

7

H1: Wajib pajak yang tidak mengetahui pelaksanaan tax amnesty berulang akan

memiliki kepatuhan pajak yang tinggi.

Alm dan Torgler (2012) berpendapat bahwa, norma sosial merupakan pola perilaku yang

dinilai serupa oleh orang lain dan karenanya didukung oleh persetujuan atau ketidaksetujuan

sosial. Akibatnya, jika orang lain berperilaku sesuai dengan beberapa perilaku yang diterima

secara sosial, maka individu tersebut akan berperilaku sesuai. Jika orang lain tidak bersikap

demikian, maka individu tersebut akan merespon dengan baik.

Seringkali keputusan kepatuhan seorang individu dipengaruhi oleh sebuah kelompok

sosial tertentu yang dapat mengubah pola pikir individu untuk bersikap patuh atau tidak patuh

terhadap sistem pajak. Apabila kelompok sosial tersebut enggan untuk melakukan

penghindaran pajak, maka kepatuhan akan meningkat (Alm, Schulze dan McClelland, 1999).

Lingkungan mempunyai peranan yang penting dalam mempengaruhi sikap wajib pajak dan

perilaku wajib pajak. Lingkungan sosial adalah tindakan kelompok sosial tertentu yang

mempengaruhi seorang individu untuk berperilaku. Berdasarkan dari beberapa penegertian

mengenai lingkungan sosial dapat disimpulkan lingkungan sosial terdiri dari keluarga, teman,

jaringan sosial dan lainnya yang mempengaruhi seseorang baik secara langsung maupun

tidak langsung (Mintarto, Utami dan Yaningwati, 2015).

Menurut Jotopurnomo dan Mangoting (2013), seseorang akan taat membayar pajak tepat

pada waktunya jika hasil pungutan pajak itu telah memberikan kontribusi nyata pada

pembangunan di wilayahnya. Lingkungan wajib pajak berada secara parsial berpengaruh

terhadap kepatuhan wajib pajak, karena apabila masyarakat di tempat lingkungan wajib pajak

berada patuh, maka wajib pajak pun ikut patuh. Berdasarkan pertimbangan di atas, dapat

dirumuskan hipotesis kedua sebagai berikut:

H2: Wajib pajak yang merasa bahwa lingkungan sosialnya memiliki sikap patuh akan

menghasilkan tingkat kepatuhan yang tinggi dalam memenuhi kewajiban

perpajakannya.

Menurut Prawagis, A dan Mayowan (2016), salah satu faktor kepatuhan yaitu norma

sosial. Dalam hal ini yang dimaksudkan dalam norma sosial yaitu adanya dorongan dari

pihak lain untuk menciptakan kepatuhan, seorang individu bisa terpengaruh atau tidak

terpengaruh oleh tekanan sosial. Berkaitan dengan studi ini, norma sosial adalah keyakinan

wajib pajak tentang kekuatan pengaruh orang-orang atau faktor lain di lingkungannya yang

memotivasi seseorang untuk melakukan kepatuhan pajak atau tidak melakukan kepatuhan

Page 24: KEPATUHAN PAJAK: PENGETAHUAN TAX AMNESTY BERULANG DAN …

8

pajak. Norma sosial memiliki tingkat tertinggi sebagai penentu dari wajib pajak untuk

melaksanakan kewajibannya. Berdasarkan hasil penelitian Yuliana dan Isharijadi (2014) yang

menyatakan bahwa norma subjektif memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap

kepatuhan wajib pajak.

Pengenalan amnesti pajak juga dapat mempengaruhi norma kepatuhan sosial. Amnesti

pajak dapat mengurangi kepatuhan jika pembayar pajak yang jujur membenci pengampunan

pajak yang diberikan pada penipu pajak (dan jika orang percaya amnesti dapat diulang

kembali) (Alm 1998). Selain pengetahuan wajib pajak tentang dampak pengulangan tax

amnesty, untuk mencegah ketidakpatuhan wajib pajak sangat dibutuhkan pemahaman

mengenai norma sosial yang terbentuk didalam masyarakat. Dengan tidak adanya

pengulangan program tax amnesty akan menghilangkan adanya ketidakadilan yang dirasakan

wajib pajak. Rasa keadilan yang dirasakan oleh wajib pajak terhadap sistem perpajakan dan

norma sosial menjadi faktor penting dalam menentukan perilaku kepatuhan wajib pajak untuk

memenuhi kewajiban perpajakannya. Sehingga hipotesis ketiga yang diusulkan adalah:

H3: Wajib pajak yang tidak mengetahui pelaksanaan tax amnesty berulang dan

merasa bahwa lingkungan sosialnya memiliki sikap patuh akan menghasilkan

tingkat kepatuhan yang paling tinggi.

METODE PENELITIAN

Sumber Data Penelitian

Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari data primer yang diperoleh

secara langsung dari subyek penelitian. Mahasiswa Strata-1 Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Kristen Satya Wacana yang sedang mengambil matakuliah manajemen pajak

yang menjadi subyek penelitian. Mahasiswa yang sedang mengambil matakuliah manajemen

pajak diasumsikan telah memahami atau sedang dalam proses mempelajari amnesti pajak dan

aturan-aturan perpajakan yang berlaku. Dalam proses memperoleh data primer ini,

mahasiswa akan diberi materi mengenai isu tax amnesty dan akan diminta untuk berperan

sebagai seorang wajib pajak.

Desain Penelitian

Pada penelitian ini desain penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental,

karena metode eksperimental menguji keterkaitan antara variabel dependen dan variabel

Page 25: KEPATUHAN PAJAK: PENGETAHUAN TAX AMNESTY BERULANG DAN …

9

independen, memiliki validitas internal yang tinggi dengan mengendalikan variabel lain yang

memiliki potensi untuk mengganggu hubungan tersebut. Desain penelitian eksperimental ini

adalah desain faktorial 2 × 2 antar subjek. Faktor pertama adalah pengetahuan terhadap tax

amnesty yang berulang yang terdiri dari dua level, yaitu: wajib pajak mengetahui adanya tax

amnesty yang berulang dan wajib pajak yang tidak mengetahui adanya tax amnesty yang

berulang . Selanjutnya, faktor kedua adalah norma sosial yang merupakan lingkungan sosial

yang ada di sekitar wajib pajak. Faktor kedua ini terdiri dari dua level, yaitu: wajib pajak

yang merasa bahwa lingkungan sosialnya memiliki sikap patuh, dan wajib pajak yang merasa

bahwa lingkungan sosialnya memiliki sikap yang tidak patuh.

Tabel 1. Matriks Eksperimen

Pengaruh norma sosial

Lingkungan sosial

patuh Lingkungan sosial

tidak patuh Pengetahuan terhadap tax amnesty berulang

Tahu Sel 1 Sel 2 Tidak tahu Sel 3 Sel 4

Keterangan:

Sel 1 : Mengetahui adanya tax amnesty berulang dan lingkungan sosial memiliki sikap patuh

Sel 2 : Mengetahui adanya tax amnesty berulang dan lingkungan sosial memiliki sikap tidak patuh

Sel 3 : Tidak mengetahui adanya tax amnesty berulang dan lingkungan sosial memiliki sikap patuh

Sel 4 : Tidak mengetahui adanya tax amnesty berulang dan lingkungan sosial memiliki sikap tidak patuh

Instrumen Penelitian

Dalam jangka panjang, amnesti pajak mengurangi kemauan wajib pajak untuk

mematuhi kewajiban mereka. Dengan mengikuti program amnesti pajak, pembayar pajak

yang jujur dapat memiliki perasaan tidak adil, karena sikap pemerintah dapat dilihat seperti

ketidakadilan. Oleh karena itu, kemauan wajib pajak untuk bersikap patuh akan menurun

(Saracoglu dan Caskurlu, 2011). Menurut Darussalam (2016) ketika wajib pajak mengetahui

adanya tax amnesty berulang akan menimbulkan harapan wajib pajak bahwa masih akan ada

orang lain (norma deskriptif). Oleh karena itu, definisi dari norma sosial mencakup tidak

hanya pengaruh sosial luar, tetapi juga keyakinan moral (atau etis) pribadi pada individu.

Supadmi (2009), mengatakan bahwa kepatuhan perpajakan sebagai “suatu iklim”

kepatuhan dan kesadaran pemenuhan kewajiban perpajakan tercermin dalam bentuk usaha

wajib pajak untuk memahami semua ketentuan peraturan perundang- undangan perpajakan,

mengisi formulir pajak (SPT) dengan lengkap dan jelas dan membayar seluruh pajak yang

Page 26: KEPATUHAN PAJAK: PENGETAHUAN TAX AMNESTY BERULANG DAN …

10

terutang tepat pada waktunya. Berdasarkan penelitian-penelitian tersebut, maka dapat

disusun indikator penelitian yang dapat dilihat pada tabel 2 sebagai berikut.

Tabel 2. Indikator Penelitian

Variabel Sub Variabel Indikator

Pengetahuan terhadap tax amnesty berulang Mengetahui yang dimaksud dengan program tax amnesty.

Mengetahui adanya program tax amnesty yang akan

dilakukan berulang.

Norma Sosial

Norma injungtif Perilaku sesuai dengan aturan kelompok.

Norma subjektif Harapan atau ekspektasi wajib pajak.

Norma personal Aturan yang berasal dari diri sendiri.

Norma deskriptif Aturan yang didasarkan pada pengamatan perilaku orang

lain.

Kepatuhan wajib pajak Menyampaikan Surat Pemberitahuan dengan lengkap.

Tepat waktu dalam membayar pajak sebelum jatuh tempo

Membayar seluruh pajak yang seharusnya dibayar.

Penulis sudah melakukan pilot tes atas modul di kelas Hukum Pajak, dengan jumlah

partisipan sebanyak 56 mahasiswa. Hasil pilot tes menunjukkan manipulasi berhasil

dilakukan, yang terbukti dari nilai rata-rata atas hasil evaluasi kemungkinan terjadi tax

amnesty sebesar 63 untuk partisipan yang dimanipulasi sebagai wajib pajak yang tahu

pelaksanaan ulang tax amnesty. Sementara yang tidak tahu pelaksanaan ulang tax amnesty

menghasilkan rata-rata sebesar 53.

Nilai rata-rata atas hasil evaluasi pengaruh norma sosial sebesar 87 untuk partisipan

yang dimanipulasi sebagai wajib pajak yang memiliki lingkungan sosial yang patuh terhadap

sistem perpajakan. Sedangkan wajib pajak yang memiliki lingkungan sosial yang tidak patuh

menghasilkan rata-rata sebesar 58.

Tatanan Eksperimen

Pilot tes perlu dilakukan untuk mengawali suatu eksperimen, hal ini dilakukan untuk

memastikan bahwa instrumen dalam penelitian ini dapat digunakan dalam eksperimen yang

sesungguhnya. Sebelum melakukan eksperimen, subyek akan menerima materi mengenai tax

amnesty dan norma sosial yang berkembang di masyarakat. Penelitian ini akan dilakukan

dengan menggunakan media kertas dan pena.

Page 27: KEPATUHAN PAJAK: PENGETAHUAN TAX AMNESTY BERULANG DAN …

11

Langkah Pengisian Modul Eksperimen :

1. Subyek akan diminta untuk mengisi empat modul yang akan dibagikan secara

random. Pembagian dilakukan dengan membagikan keempat modul berurutan mulai

dari modul satu hingga modul empat kepada subjek sehingga subjek akan

memperoleh satu modul. Modul yang dibagikan berisi tentang wajib pajak

mengetahui mengenai adanya tax amnesty yang berulang dan memiliki lingkungan

sosialnya memiliki sikap yang patuh terhadap peraturan pajak; wajib pajak

mengetahui mengenai adanya tax amnesty yang berulang namun lingkungan sosialnya

tidak memiliki sikap yang patuh terhadap peraturan pajak; wajib pajak tidak

mengetahui mengenai adanya tax amnesty yang berulang namun lingkungan sosialnya

memiliki sikap yang patuh terhadap peraturan pajak serta wajib pajak tidak

mengetahui mengenai adanya tax amnesty yang berulang dan memiliki lingkungan

sosialnya tidak memiliki sikap yang patuh terhadap peraturan pajak.

2. Subyek akan diminta untuk mengisi identitas, seperti usia, jenis kelamin dan indeks

prestasi kumulatif.

3. Subjek diberikan informasi tentang peran dan kondisi yang dihadapinya dan diminta

untuk menjawab pertanyaan pengecekan manipulasi terhadap peran dan kondisi yang

diperhadapkan pada subjek.

4. Subyek penelitian akan diberi manipulasi situasi dimana wajib pajak memiliki

pengetahuan tentang ada atau tidaknya tax amnesty berkelanjutan. Kemudian,

manipulasi situasi yang diberikan kepada subyek akan dicek. Subyek akan mengisi

skor mulai dengan rentang nilai dari 10 sampai 100 untuk menilai pengetahuan

tentang tax amnesty berkelanjutan. Semakin tinggi skor yang diberikan menunjukkan

wajib pajak akan semakin tahu tentang adanya tax amnesty berkelanjutan.

5. Subyek akan dimanipulasi atas pengaruh norma sosial terhadap wajib pajak diberikan

melalui cuplikan fenomena-fenomena yang sering terjadi di lingkungan sekitar wajib

pajak yang dapat menentukan sikap kepatuhannya. Subyek akan diminta untuk

menjawab pertanyaan pengecekan manipulasi pengaruh norma sosial. Rentang skor

yang diberikan mulai dari 10 yang berarti pengaruh lingkungannya sangat tidak patuh,

hingga skor 100 yang berarti pengaruh lingkungannya sangat patuh. Terkait dengan

kepatuhan wajib pajak, subjek diminta untuk memberikan skor dari 10 hingga 100

atas lima pernyataan yang berkaitan dengan indikator kepatuhan wajib pajak.

Page 28: KEPATUHAN PAJAK: PENGETAHUAN TAX AMNESTY BERULANG DAN …

12

6. Subyek akan diminta kembali untuk mengisi skor mulai dengan rentang nilai dari 10

sampai 100 untuk menilai keputusan tingkat kepatuhan pada periode selanjutnya

dengan mempertimbangkan pengetahuan mengenai tax amnesty dan pengaruh norma

sosial. Semakin tinggi skor yang diberikan menunjukkan wajib pajak akan semakin

patuh pada periode selanjutnya.

7. Diakhir eksperimen akan dilakukan penjelasan kepada subjek terkait maksud dan

tujuan dilakukannya penelitian ini.

Teknik Analisis Data

Dalam menganalisis data dalam penelitian ini, dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Menyajikan analisis statistik deskriptif yang diperoleh dari data subyek penelitian.

2. Melakukan uji efektivitas randomisasi menggunakan one-way anova dengan variabel

dependen tingkat kepatuhan dan variabel independen : jenis kelamin, usia, dan indeks

prestasi mahasiswa.

3. Melakukan pengecekan manipulasi. Pengecekan manipulasi dilakukan dengan

menentukan skor jawaban subyek atas pertanyaan yang diberikan, jika subyek

menjawab dua pertanyaan pada bagian uji presetasi dengan benar maka subyek

dinyatakan lolos pengecekan manipulasi.

4. Melakukan uji hipotesis dengan uji beda rata-rata (independent t-test) untuk hipotesis

pertama dan kedua, serta two-way anova untuk hipotesis ketiga.

5. Analisis tambahan dari hasil pengujian two-way anova dengan melihat mean skor

tingkat kepatuhan masing-masing sel dan membandingkan nilai signifikansi pada

matriks hasil interaksi antara pengetahuan wajib pajak tentang tax amnesty berulang

dan pengaruh norma sosial untuk melihat konsistensi matriks eksperimen.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik demografi partisipan yang meliputi usia, jenis kelamin dan indeks

prestasi kumulatif dapat dilihat dari tabel 3. Melalui tabel tersebut diketahui jika karakteristik

demografi partisipan dalam penelitian ini cukup bervariasi. Rentang usia partisipan antara 18

hingga 23 tahun dengan partisipan paling banyak berusia 20 tahun. Sebanyak 73,1%

partisipan berjenis kelamin perempuan dan mayoritas partisipan memiliki indeks prestasi

diatas 3,00.

Page 29: KEPATUHAN PAJAK: PENGETAHUAN TAX AMNESTY BERULANG DAN …

13

Tabel 3. Karakteristik Partisipan

Karakteristik Demografi Jumlah Partisipan Persentase (%)

Usia

18 5 4,2 19 25 21 20 65 54,6 21 19 16 22 3 2,5 23 2 1,7

Jenis Kelamin Laki-Laki 32 26,9

Perempuan 87 73,1

Indeks Prestasi Kumulatif

2,50 – 2,99 15 12,6 3,00 – 3,50 59 49,6

> 3, 50 45 37,8

Partisipan dalam penelitian ini terdiri atas 119 mahasiswa yang terbagi ke dalam 4 sel.

Tabel 4 menunjukkan bahwa jumlah partisipan untuk semua sel hampir sama. Melalui tabel

tersebut juga dapat diketahui hasil dari pengecekan manipulasi yang dilakukan melalui uji

pemahaman atas peran dan situasi yang dihadapi oleh subyek penelitian. Subyek dinyatakan

lolos manipulasi jika dapat menjawab minimal dua dari tiga pertanyaan yang disajikan

dengan benar. Dengan demikian, 100% subyek dalam masing-masing sel yang mengikuti

eksperimen dinyatakan lolos manipulasi.

Tabel 4. Sebaran Subyek Penelitian dan Pengecekan Manipulasi

Sel Kemungkinan adanya tax amnesty berulang

Pengaruh norma sosial terhadap wajib pajak

Jumlah partisipan

Jumlah partisipan lolos manipulasi

N % n % 1 2 3 4 1 Tahu Lingkungan Patuh 29 24,4 29 100 2 Tahu Lingkungan Tidak Patuh 30 25,2 30 100 3 Tidak Tahu Lingkungan Patuh 29 24,4 29 100 4 Tidak Tahu Lingkungan Tidak Patuh 31 26,1 31 100

Total Jumlah Partisipan 119 100 100 100 Ket ∶ 2 = 1

𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑎𝑟𝑡𝑖𝑠𝑖𝑝𝑎𝑛𝑥 100%

• 4 = 31𝑥 100%

Dalam penelitian eksperimen, hal pertama yang perlu dipastikan adalah kefektifan

randomisasinya. Oleh sebab itu, guna memastikan kefektifan randomisasi, masih perlu

adanya pengujian statistik yang lebih lanjut. Suatu randomisasi dianggap efektif jika tidak

ada pengaruh karakteristik demografi terhadap variabel dependen. Variabel dependen dalam

penelitian ini adalah kepatuhan wajib pajak. Pengujian statistik guna melihat hasil dilakukan

dengan One Way ANOVA dan hasil pengujian tersebut disajikan pada tabel 5 dibawah ini.

Page 30: KEPATUHAN PAJAK: PENGETAHUAN TAX AMNESTY BERULANG DAN …

14

Tabel 5. Hasil Pengujian Randomisasi Karakteristik Demografi

Variabel Independen Kepatuhan Wajib Pajak F-Statistik Sig

Usia 0,225 0,951 Jenis Kelamin 0,047 0,828 Indeks Prestasi Kumulatif 0,182 0,834

Berdasarkan hasil pengujian One Way ANOVA dalam tabel 5, diketahui jika tidak

terdapat pengaruh karakteristik demografi baik dari sisi usia, jenis kelamin dan indeks

prestasi kumulatif terhadap kepatuhan wajib pajak. Hal tersebut terlihat dari tingkat

signifikansi dari semua variabel karakteristik demografi yang berada diatas 0,05. Dengan

demikian, dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian antar sel penelitian nantinya benar-benar

dikarenakan oleh adanya manipulasi yang diberikan pada masing-masing sel dan bukan

akibat dari perbedaan karakteristik demografi subyek penelitian. Dengan kata lain, variabel

yang berpotensi mengganggu hubungan antara variabel independen (pengetahuan tax

amnesty berulang dan pengaruh norma sosial terhadap wajib pajak) dengan variabel

dependen (kepatuhan pajak) sudah dapat dikontrol.

Pengujian manipulasi lebih lanjut perlu dilakukan untuk memastikan bahwa partisipan

sudah menerima manipulasi dengan baik. Melalui pengujian independent sample t-test, dapat

diketahui keberhasilan manipulasi pengetahuan wajib pajak mengenai kemungkinan adanya

tax amnesty di periode yang akan datang dan pengaruh norma sosial terhadap keputusan

kepatuhan wajib pajak. Skor pengetahuan tax amnesty berulang dari sel 1 dan 2 (tahu adanya

tax amnesty) akan dibandingkan dengan sel 3 dan 4 (tidak tahu adanya tax amnesty),

sedangkan skor pengaruh norma sosial terhadap kepatuhan wajib pajak dari sel 1 dan 3

(pengaruh lingkungan patuh) dibandingkan dengan sel 2 dan 4 (pengaruh lingkungan tidak

patuh). Hasil statistik pengujian manipulasi terlihat dalam tabel 6 berikut.

Tabel 6. Hasil Pengujian Manipulasi Pengetahuan Kemungkinan Tax Amnesty dan Pengaruh Norma

Sosial

Varibel Rerata Sig Pengetahuan Kemungkinan Tax Amnesty berulang

Tahu 74,23 0,000* Tidak Tahu 46,16 Pengaruh Norma Sosial Lingkungan Patuh 81,89 0,000* Lingkungan Tidak Patuh 56,06

Keterangan: * signifikan pada α 5%

Tampak pada tabel 6 perbedaan skor antar kelompok eksperimen berdasarkan

pengetahuan kemungkinan adanya tax amnesty di periode kedepan dan pengaruh norma

sosial terhadap keputusan kepatuhan. Skor kelompok yang tahu adanya tax amnesty di

Page 31: KEPATUHAN PAJAK: PENGETAHUAN TAX AMNESTY BERULANG DAN …

15

periode kedepan berbeda secara signifikan dibandingkan dengan skor partisipan pada

kelompok yang tidak tahu adanya tax amnesty (sig 0,000 < 0,05). Begitu juga skor kelompok

yang memiliki pengaruh lingkungan yang patuh berbeda signifikan dengan skor kelompok

berlingkungan buruk pada tingkat signifikansi 5%. Kelompok yang tahu pelaksanaan ulang

tax amnesty memiliki rata-rata skor kepatuhan yang lebih tingi dari kelompok yang tidak

tahu, begitu juga kelompok yang memiliki lingkungan sosial yang patuh terhadap sistem

perpajakan memiliki rata-rata skor kepatuhan yang lebih tinggi dibandingkan kelompok

sebaliknya. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa manipulasi pengetahuan adanya tax

amnesty berulang dan pengaruh norma sosial terhadap kepatuhan wajib pajak berhasil

dilaksanakan.

Analisis Data

Efek utama dalam penelitian eksperimen ini dapat dilihat dari pengetahuan

kemungkinan adanya tax amnesty (H1 dan H2). Perbedaan kepatuhan pengetahuan penerapan

tax amnesty dapat diketahui dengan membandingkan skor kepatuhan yang tahu adanya tax

amnesty (sel 1 dan sel 2) dengan yang tidak tahu adanya tax amnesty berulang (sel 3 dan sel

4). Berdasarkan hasil pengujian yang disajikan pada tabel 7 diketahui jika terdapat perbedaan

rata-rata skor kepatuhan antara wajib pajak yang tahu dan yang tidak tahu adanya penerapan

tax amnesty berulang. Rata-rata skor kepatuhan wajib pajak yang tidak tahu adanya tax

amnesty adalah 70,91 dimana nilai tersebut lebih tinggi daripada wajib pajak yang tahu

adanya tax amnesty berulang dengan rata-rata skor kepatuhan hanya bernilai 56,23. Dengan

nilai signifikasi 0,000 yang berada dibawah 0,05 menunjukkan bahwa terjadi perbedaan yang

signifikan antara kepatuhan wajib pajak yang tidak tahu dengan yang tahu atas penerapan tax

amnesty berulang, maka hipotesis pertama dapat diterima. Dengan demikian dapat dikatakan

jika wajib pajak yang tidak tahu penerapan tax amnesty berulang akan menghasilkan

kepatuhan yang secara signifikan lebih tinggi dibanding dengan wajib pajak yang tahu.

Tabel 7. Hasil Pengujian Hipotesis

Hipotesis Variabel Rerata Tingkat

Kepatuhan Sig

1 Pengetahuan Adanya Tax Amnesty Berulang

Tahu 56,23 0,000* Tidak Tahu 70,91

2 Pengaruh Norma Sosial Lingkungan Patuh 70,20 0,001* Lingkungan Tidak Patuh 57,39

3

Interaksi Pengetahuan Adanya Tax Amnesty Berulang dan Pengaruh Norma Sosial

Tahu-Lingkungan Patuh 61,72

0,000* Tahu-Lingkungan Tidak Patuh 50,93 Tidak Tahu-Lingkungan Patuh 78,68 Tidak Tahu-Lingkungan Tidak Patuh 63,64

Page 32: KEPATUHAN PAJAK: PENGETAHUAN TAX AMNESTY BERULANG DAN …

16

Keterangan: * signifikan pada α 5%

Sementara itu, guna mengetahui efek utama pengaruh norma sosial maka dilakukan

pembandingan skor kepatuhan wajib pajak yang memiliki pengaruh lingkungan patuh (sel 1

dan 3) dengan yang berpengaruh lingkungan tidak patuh (sel 2 dan 4). Hipotesis kedua

menyatakan jika lingkungan sosialnya memiliki sikap patuh akan menghasilkan tingkat

kepatuhan yang tinggi dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Hasil pengujian

menggunakan independent sample t-test pada tabel 7 menunjukkan bahwa rata-rata skor

kepatuhan wajib pajak yang memiliki lingkungan sosial yang patuh yaitu 70,20 yang lebih

tinggi dibandingkan dengan rata-rata skor kepatuhan wajib pajak yang memiliki lingkungan

sosial yang tidak patuh yakni hanya 57,39. Dengan nilai signifikasi 0,001, berarti hipotesis

kedua dapat diterima pada signifikansi α=5%, sehingga wajib pajak yang memiliki pengaruh

lingkungan patuh akan menghasilkan kepatuhan yang lebih tinggi daripada wajib pajak yang

memiliki lingkungan yang tidak patuh dan perbedaan kepatuhan wajib pajak untuk patuh

berdasarkan lingkungan tersebut signifikan.

Berdasarkan hasil pengujian diatas juga dapat diketahui hasil interaksi antara variabel

pengetahuan terhadap tax amnesty berulang dan pengaruh norma sosial terhadap kepatuhan

wajib pajak. Dalam kondisi wajib pajak yang tidak tahu adanya penerapan tax amnesty

berulang, wajib pajak yang memiliki pengaruh lingkungan yang patuh diharapkan akan

memiliki kepatuhan yang paling tinggi jika dibandingkan dengan kelompok wajib pajak

lainnya. Rata-rata skor kepatuhan pada wajib pajak yang tidak tahu adanya penerapan tax

amnesty berulang dan wajib pajak yang memiliki pengaruh lingkungan yang patuh

menghasilkan nilai yang paling tinggi yakni 78,68, sementara wajib pajak yang tahu adanya

tax amnesty berulang dan wajib pajak yang memiliki pengaruh lingkungan yang tidak patuh

memiliki skor kepatuhan yang paling rendah yaitu 50,93. Melalui pengujian interaksi

menggunakan two way anova diperolah tingkat signifikansi 0,000 sehingga hipotesis ketiga

dalam penelitian ini dapat diterima pada signifikansi α=5%. Rerata skor kepatuhan wajib

pajak yang berada dalam sel 3 (tidak tahu adanya tax amnesty berulang dan memiliki

pengaruh lingkungan yang patuh terhadap sistim pajak) paling tinggi dibandingkan sel-sel

lainnya.

Page 33: KEPATUHAN PAJAK: PENGETAHUAN TAX AMNESTY BERULANG DAN …

17

Tabel 8. Hasil Pengujian Perbedaan Kepatuhan Antar Sel

Interaksi Pengetahuan Tax Amnesty-Lingkungan Sosial Koefisien Sig Sel 1 Tahu-Lingkungan Patuh

Sel 2 Tahu-Lingkungan Tidak Patuh Sel 3 Tidak Tahu-Lingkungan Patuh Sel 4 Tidak Tahu-Lingkungan Tidak Patuh

10,79 -16,96 -1,92

0,139 0.005* 0,980

Sel 2 Tahu-Lingkungan Tidak Patuh

Sel 1 Tahu-Lingkungan Patuh Sel 3 Tidak Tahu-Lingkungan Patuh Sel 4 Tidak Tahu-Lingkungan Tidak Patuh

-10,79 -27,75 -12,71

0,139 0,000* 0,052**

Sel 3 Tidak Tahu- Lingkungan Patuh

Sel 1 Tahu-Lingkungan Patuh Sel 2 Tahu-Lingkungan Tidak Patuh Sel 4 Tidak Tahu-Lingkungan Tidak Patuh

16,96 27,75 15,04

0,005* 0,000* 0,015*

Sel 4 Tidak Tahu- Lingkungan Tidak Patuh

Sel 1 Tahu-Lingkungan Patuh Sel 2 Tahu-Lingkungan Tidak Patuh Sel 3 Tidak Tahu-Lingkungan Patuh

1,92 12,71 -15,04

0,980 0,052** 0,015*

Ket : *signifikan pada α=5% ** signifikan pada α=10%

Signifikansi perbedaan kepatuhan antar sel dalam eksperimen ini terlihat pada tabel 8

diatas. Berdasarkan tabel tersebut terlihat jika kepatuhan antara sel 3 dan sel-sel lainnya (sel

1, 2 dan 4) berbeda secara signifikan. Artinya, kepatuhan wajib pajak yang berada dalam

kondisi tidak tahu penerapan tax amnesty berulang dan memiliki pengaruh lingkungan yang

patuh pajak berbeda dengan kepatuhan wajib pajak yang berada dalam kondisi lainnya.

Menurut rata-rata skor kepatuhan (tabel 8) terlihat bahwa wajib pajak yang tidak tahu

penerapan tax amnesty berulang dan memiliki pengaruh lingkungan yang patuh pajak

ternyata menghasilkan derajat patuh yang paling tinggi.

Disisi lain, ternyata tidak ada perbedaan kepatuhan yang signfikan bagi wajib pajak

yang tahu adanya tax amnesty berulang dan memiliki pengaruh lingkungan yang patuh (sel 1)

dengan wajib pajak pada sel 4 yang tidak tahu adanya tax amnesty berulang dan memiliki

pengaruh lingkungan yang tidak patuh (sig 0,980 > 0,05). Kepatuhan wajib pajak yang

berada pada sel 2 yakni wajib pajak yang tahu adanya tax amnesty berulang dan memiliki

pengaruh lingkungan yang tidak patuh juga ternyata berbeda dengan kepatuhan wajib pajak

yang berada pada sel lainnya. Menurut rata-rata skor kepatuhan wajib pajak dalam penelitian

ini yang dapat dilihat pada tabel 8, kepatuhan wajib pajak yang tahu dan berpengaruh

lingkungan tidak patuh memiliki derajat yang paling rendah.

Pembahasan

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pertama diketahui bahwa wajib pajak yang

tidak mengetahui pelaksanaan tax amnesty berulang memiliki sikap patuh yang tinggi

terhadap pajak. Hal ini sejalan dengan penelitian (Alm 1998) yang mengatakan bahwa

amnesti pajak dapat mengurangi kepatuhan jika pembayar pajak yang jujur membenci

Page 34: KEPATUHAN PAJAK: PENGETAHUAN TAX AMNESTY BERULANG DAN …

18

pengampunan pajak yang diberikan pada penipuan pajak (dan jika orang percaya amnesti

dapat diulang kembali).

Meskipun beberapa penelitian membuktikan bahwa adanya pengampunan pajak akan

berimplikasi pada meningkatnya kepatuhan wajib pajak (Ngadiman dan Huslin, 2015;

Puspareni, Purnamawati dan Wahyuni, 2017) namun jika penerapan pengampunan pajak

dilakukan berulang maka akan menimbulkan ketidakpatuhan. Amnesti pajak yang dilakukan

sekali saja dan didukung oleh mekanisme sanksi yang lebih ketat dapat memfasilitasi

kemauan membayar pajak. Gerger (2012) berpendapat bahwa amnesti mengurangi kepatuhan

pajak pasca amnesti, karena pengenalan terhadap amnesti meningkatkan ekspektasi wajib

pajak pada amnesti berulang. Alasan terpenting dalam menentang tax amnesty berulang

adalah karena hal itu bertentangan dengan prinsip keadilan.

Ketika otoritas pemerintah membahas pengenalan amnesti pajak, mereka harus secara

khusus menekankan bahwa bukan tujuan mereka untuk membiarkan orang melarikan diri

tanpa sanksi yang pantas. Sebagai gantinya, mereka harus mengkomunikasikan bahwa wajib

pajak yang menggunakan fasilitas amnesti pajak harus membayar sebagian hutang mereka

dan menunjukkan kemauan untuk membayar semua pajak mereka dengan jujur di masa

mendatang. Melalui amnesti pajak orang-orang yang sebelumnya menghindari pajak diberi

kesempatan untuk kembali patuh, yang pada akhirnya menguntungkan semua pembayar

pajak (Rechberger, et al. 2010).

Hasil penelitian juga mendukung hipotesis kedua menunjukkan jika wajib pajak yang

merasa bahwa lingkungannya memiliki sikap patuh akan mendorong wajib pajak untuk

bersikap patuh. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Hidayat dan Nugroho (2010) yang

mengatakan bahwa pengaruh tekanan sosial yang cukup besar menggambarkan besarnya

pengaruh lingkungan terhadap kepatuhan wajib pajak, semakin besar tekanan sosial dari

lingkungan untuk bersikap patuh terhadap pajak, semakin besar pula niat individu tersebut

untuk patuh terhadap pajak.

Interaksi antara pengetahuan wajib pajak mengenai tax amnsty berulang dan pengaruh

norma sosial terhadap kepatuhan perpajakan berhasil ditunjukkan dalam penelitian ini. Dalam

kondisi wajib pajak yang tidak tahu adanya tax amnesty berulang, dan memiliki pengaruh

lingkungan sosial yang patuh terhadap sistem perpajakan akan menghasilkan kepatuhan wajib

pajak yang paling tinggi. Hal ini sejalan dengan argumen diatas yang menjelaskan jika wajib

pajak mengantisipasi amnesti pajak lebih lanjut (dalam hal ini berarti wajib pajak mengetahui

Page 35: KEPATUHAN PAJAK: PENGETAHUAN TAX AMNESTY BERULANG DAN …

19

adanya amnesti pajak), mereka dapat menurunkan kepatuhan pajak mereka, dengan kata lain

jika wajib pajak tidak mengetahui tax amnesty berulang, maka mereka akan memiliki tingkat

kepatuhan yang tinggi (Rechberger, et al. 2010) dan pengaruh norma sosial juga dapat

mempengaruhi wajib pajak untuk patuh terhadap sistem perpajakan Hidayat dan Nugroho

(2010). Oleh sebab itu, jika wajib pajak tidak tahu adanya tax amnesty berulang dan didukung

dengan lingkungan wajib pajak yang patuh terhadap pajak akan semakin meningkatkan

kepatuhannya.

Hal tersebut juga sesuai dengan matriks eksperimen yang menjelaskan jika kepatuhan

wajib pajak yang tidak tahu adanya penerapan tax amnesty berulang dan wajib pajak yang

memiliki pengaruh lingkungan yang patuh berbeda secara signifikan dengan wajib pajak

yang tahu adanya penerapan tax amnesty berulang dan wajib pajak yang memiliki pengaruh

lingkungan yang tidak patuh. Hal ini mendukung argumen diawal penelitian jika wajib pajak

tidak tahu adanya pengulangan tax amnesty dan memiliki pengaruh lingkungan yang patuh

pajak akan dapat semakin mendorong wajib pajak untuk patuh.

Dengan demikian, pemerintah perlu berupaya untuk menghapuskan tax amnesty dan

memperbaiki kinerja serta sistem perpajakan supaya wajib pajak yang patuh atau tidak tahu

adanya tax amnesty berulang merasakan keadilan dan memiliki pengaruh lingkungan yang

baik sehingga dapat meningkatkan kesadaran wajib pajak untuk membayar kewajiban

perpajakan mereka.

KESIMPULAN

Kesimpulan dalam penelitian ini adalah pengetahuan wajib pajak atas penerapan tax

amnesty berulang dapat mempengaruhi kepatuhan wajib pajak. Jika wajib pajak tidak

mengetahui adanya pengulangan tax amnesty maka hal tersebut akan mendorong kepatuhan

wajib pajak. Pengaruh norma sosial terhadap wajib pajak juga berperan dalam menentukan

kepatuhan. Wajib pajak yang memiliki pengaruh lingkungan yang patuh akan menunjukkan

kepatuhan yang lebih tinggi dari pada yang memiliki pengaruh ligkungan yang tidak patuh.

Disamping itu juga, terdapat interaksi antara pengetahuan tax amnesty berulang dan pengaruh

norma sosial dalam penelitian, dimana keduanya dapat secara bersama-sama mempengaruhi

kepatuhan wajib pajak. Bahkan hasil penelitian menunjukkan konsisten matriks eksperimen

yakni, jika wajib pajak berada dalam kondisi tidak tahu adanya tax amnesty berulang maka

wajib pajak yang juga memiliki pengaruh lingkungan baik akan menunjukkan drajat

Page 36: KEPATUHAN PAJAK: PENGETAHUAN TAX AMNESTY BERULANG DAN …

20

kepatuhan yang paling tinggi dibandingkan dengan wajib pajak yang berada pada situasi

sebaliknya.

IMPLIKASI

Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh pengetahuan pengulangan

program tax amnesty dan pengaruh norma sosial terhadap keputusan kepatuhan wajib pajak.

Ketidaktahuan wajib pajak terhadap pengulangan program tax amnesty dan wajib pajak yang

memiliki pengaruh lingkungan yang patuh pajak ternyata dapat mendorong wajib pajak untuk

patuh. Penelitian ini berkontribusi terhadap pengembangan penelitian terkait dengan

kepatuhan wajib pajak. Hasil penelitian ini dapat berguna bagi pemerintah untuk

mempertimbangkan apakah perlu adanya tax amnesty berulang jika dilihat dari pengaruh tax

amnesty yang dilakukan berulang ternyata dapat mengurangi tingkat kepatuhan, serta

pemerintah dapat mempertimbangkan pendekatan secara psikologis kepada wajib pajak

daripada memberikan teguran berupa sanksi dan denda dalam upayanya untuk meningkatkan

kepatuhan wajib pajak. Hasil penelitian dapat membantu pemerintah untuk lebih

memperhatikan pengaruh norma sosial dalam meningkatkan kepatuhan pajak. Individu yang

berada dalam kondisi yang membingungkan seperti adanya isu tax amnesty berulang akan

melihat persepsi individu lain dalam menentukan tindakannya. Hasil ini menyiratkan bahwa

pemerintah dalam rangka meningkatkan kepatuhan pajak dapat mengambil tindakan berupa

kampanye kepada kelompok masyarakat untuk lebih taat melaksanakan kewajiban

perpajakan, memastikan bahwa masyarakat menganggap sistem pajak adil dan dimanfaatkan

untuk kemakmuran rakyat.

KETERBATASAN DAN AGENDA PENELITIAN MENDATANG

Keterbatasan penelitian ini adalah pilot tes dilakukan sebanyak satu kali namun setiap

kalimat-kalimat penting dalam simulasi diberikan cetak tebal sehingga menciptakan bias.

Penggunaan mahasiswa sebagai penyulih profesi juga dapat menjadi keterbatasan karena

penggunaan mahasiswa mungkin dapat memberikan hasil yang berbeda dengan penggunaan

partisipan yang benar-benar sebagai wajib pajak. Penelitian ini belum memasukkan

penegakan hukum sebagai variabel pendukung, sedangkan penegakan hukum dapat menjadi

mitigasi pengaruh tax amnesty berulang menyebabkan ketidakpatuhan. Maka dari itu,

penegakan hukum dapat menjadi variabel yang mungkin muncul dalam hubungan

pengetahuan tax amnesty berulang dan kepatuhan pajak. Dengan demikian, penelitian

Page 37: KEPATUHAN PAJAK: PENGETAHUAN TAX AMNESTY BERULANG DAN …

21

mendatang dapat memasukkan penegakan hukum sebagai mitigasi pengaruh antara tax

amnesty berulang dan kepatuhan pajak.

Page 38: KEPATUHAN PAJAK: PENGETAHUAN TAX AMNESTY BERULANG DAN …

22

DAFTAR PUSTAKA

Ahmed, Sams Uddin. "Improving Compliance of Income Tax in Developing Countries:

Bangladesh Perspective." 2016.

Ajzen, Icek. "The Theory of Planned Behavior." Organizational Behavior and Human

Decision Processes, 1991.

Akinboade, Oludele Akinloye. “Correlates of TAx Compliance of Small and Medium Size .”

Managing Global Transitions, 2015: 404.

Alm, James. “Tax Compliance and Administration.” Discussion Papers in Economics, March

1998.

Alm, James, and Benno Torgler. "Do Ethics Matter? Tax Compliance and Morality." Tulane

Economics Working Paper Series, 2012.

Alm, James, dan Benno Torgler. “Do Ethics Matter? Tax Compliance and Morality.” Tulane

Economics Working Paper Series, 2012.

Alm, James, William D. Schulze, and Gary H. McClelland. "Changing the Sosial Norm of

Tax Compliance by Voting." Kyklos, 1999.

Aneswari, Yuyung Rizka, dan I Nyoman Darmayasa. “Konsep Kepatuhan Pajak

Berlandaskan TAT TWAM ASI.” Simposium Nasional Masyarakat Akuntansi

Multiparadigma, 2016.

Badan Kebijakan Fiskal Kementrian Keuangan RI. 2015. http://www.fiskal.kemenkeu.go.id

(diakses Mei 31, 2017).

Basri, Yesi Mutia, Raja Adri Satriawan Surya, Resy Fitriasari, Rahmat Novriyan, dan Tengku

Septiani Tania. “Studi Ketidakpatuhan Pajak : Faktor Yang Mempengaruhinya (Kasus

Pada Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Terdaftar Di KPP Pratama Tampan

Pekanbaru).” Jurnal dan Prosiding SNA - Simposium Nasional Akuntansi 15 (2012).

Benk, Serkan, Ahmet Ferda Cakmak, dan Tamer Budak. “An Investigation of Tax

Compliance Intention: A Theory of Planned Behavior Approach.” European Journal

of Economics, Finance and Administrative Sciences, 2011: 180-188.

Cahyonowati, Nur. "Model Moral dan Kepatuhan Perpajakan: Wajib Pajak Orang Pribadi."

JAAI, 2011: 161-177.

Page 39: KEPATUHAN PAJAK: PENGETAHUAN TAX AMNESTY BERULANG DAN …

23

Cialdini, Robert B., dan Melanie R. Trost. Social Influence: Social Norms, Conformity, and

Compliance. Oxford University Press, New york, 1998.

Darussalam, Danny. "Pentingnya Peran Tax Amnesty." Inside Tax XXXVII, Maret 2016.

Dimitrijevic, Marina M. “Tax Compliance As An Imperative In The Contemporary State.”

TEME, 2016: 679-691.

Direktorat Jenderal Pajak. Amnesti Pajak. 2016. http://www.pajak.go.id/content/amnesti-

pajak.

Direktorat Jendral Pajak. Lebih Dekat Dengan Pajak. Jakarta, 2013.

Feld, Lars P., and Bruno S. Frey. "Trust Breeds Trust: How Taxpayers are Treated."

Economics of Governance, 2002.

Gerger, Güneş Çetin. "Tax Amnesties and Tax Compliance In Turkey." International Journal

of Multidisciplinary Thought, 2012.

Hardiningsih, Pancawati, dan Rachmawati Meita Oktaviani. “Implementasi Pajak

Penghasilan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (Studi Kasus UMKM Wilayah

Semarang).” Fakultas Ekonomi Universitas Stikubank Semarang, 2013.

Hasseldine, D. John, dan K. Jan Bebbington. “Belnding Economic Deterrence and Fiscal

Psychology Models in The Design of Responses to Tax Evasion: The New Zeland

Experience.” Journal of Economic Psychology, 1991: 299-324.

Hidayat, Widi, and Argo Adhi Nugroho. "Studi Empiris Theory of Planned Behavior dan

Pengaruh Kewajiban Moral pada Perilaku Ketidakpatuhan Pajak Wajib Pajak Orang

Pribadi." Jurnal Akuntansi dan Manajemen 2 (2010).

Hirshleifer, David, and Siew Hong Teoh. "Herd Behavior and Cascading in Capital Markets:

A Review and Synthesis." MPRA, 2001.

James, Simon, dan Clinton Alley. “Tax Compliance, Self-Assesment and Tax

Administration.” Journal of Finance and Management in Public Services, 2000: 27-

42.

James, Simon, Kristina Murphy, dan Monika Reinhart. “Taxpayer Beliefs and Views: two

New Surveys.” Australian Tax Forum, 2005: 1-40.

Page 40: KEPATUHAN PAJAK: PENGETAHUAN TAX AMNESTY BERULANG DAN …

24

Jotopurnomo, Cindy, and Yenni Mangoting. "Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Kualitas

Pelayanan Fiskus, Sanksi Perpajakan, Lingkungan Wajib Pajak Berada terhadap

Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi di Surabaya." Tax & Accounting Review, 2013.

Kementerian Keuangan. Kementerian Keuangan Republik Indonesia. 2017.

https://www.kemenkeu.go.id.

—. Menkeu: Tax Ratio Indonesia di Bawah Standar. Maret 4, 2016.

https://www.kemenkeu.go.id/Berita/menkeu-tax-ratio-indonesia-di-bawah-standar.

Kementrian Keuangan Republik Indonesia. 15 Juni 2016. http://www.kemenkeu.go.id

(diakses Mei 30, 2017).

Klaudia, Sura, Dewi Rimba Riwayanti, dan Aminatunnisa. “Menggali Realitas Kepatuhan

Wajib Pajak Pemilik UMKM.” Jurnal Penelitian Teori & Terapan Akuntansi, 2017:

50-64.

Kompas. Tingkat Kepatuhan Pajak Masyarakat Rendah. September 30, 2011.

http://tekno.kompas.com/read/2011/09/30/11543120/tingkat.kepatuhan.pajak.masyara

kat.rendah.

Mintarto, Prasetyo Rudy Adi, Hamidah Nayati Utami, and Fransiscai Yaningwati. "Pengaruh

Karakteristik Individu Budaya dan Lingkungan Sosial Terhadap Kepatuhan

Pemenuhan Kewajiban Perpajakan." Jurnal Administrasi Bisnis - Perpajakan (JAB),

2015.

Mukhlis, Imam, Sugeng Hadi Utomo, dan Yuli Soesetyo. “Studi Pengaruh Pendidikan Pajak

Dan Rasa Keadilan Terhadap Pencapaian Kepatuhan Pajak Pelaku Usaha Sektor

UMKM Bidang Kerajinan Tangan Kabupaten/Kota Di Jawa Timur.” Prosiding

Seminar Nasional Multi Disiplin Ilmu & Call For Papers UNISBANK, 2015.

Nastiti, Pambayun Kinasih Yekti. "Niat Patuh Wajib Pajak: Keadilan Atas Penerapan Tax

Amnesty dan Presepsi Terhadap Pemerintah." 2017.

Ngadiman, and Daniel Huslin. "Pengaruh Sunset Policy, Tax Amnesty, dan Sanksi Pajak

(Studi Empiris di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Kembangan)." Jurnal

Akuntansi, 2015.

Nurmantu, Safri. Pengantar Perpajakan. Jakarta: Granit, 2005.

Page 41: KEPATUHAN PAJAK: PENGETAHUAN TAX AMNESTY BERULANG DAN …

25

Pope, Jeff, dan Raihana Mohdali. “The role of Religiosity in Tax Morale and Tax

Compliance.” Australian Tax Forum, 2010: 565-596.

Prawagis, Febirizki Damayanty, Zahroh Z. A, and Yuniadi Mayowan . "Pengaruh

Pemahaman Atas Mekanisme Pembayaran Pajak, Persepsi Tarif Pajak dan Sanksi

Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM ." Jurnal Perpajakan (JEJAK), 2016.

Prawagis, Febirizki Damayanty, Zahroh Z.A, dan Yuniado Mayowan. “Pengaruh Pemahaman

Atas Mekanisme Pemabyaran Pajak, Persepsi Tarif Pajak Dan Sanksi Pajak terhadap

Keaptuhan Wajib Pajak UMKM.” Jurnal Perpajakan (JEJAK), 2016: 1-8.

Prihantari, Gusti Ayu Putu Eka Dewi, dan Ni Luh Supadmi. “Dampak Implementasi PP

Nomor 46 Tahun 2013 Ditinjau Dari Perilaku Kepatuhan Pajak.” E-Jurnal Akuntansi

Universitas Udayana, 2015: 422-434.

Puspareni, Kadek Diah, I Gusti Ayu Purnamawati, and Arie Made Wahyuni. "Pengaruh Tax

Amnesty, Pertumbuhan Ekonomi, Kepatuhan Wajib Pajak, dan Transformasi

Kelembagaan Direktorat Jenderal Pajak Terhadap Penerimaan Pajak Tahun Pajak

2015 di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Singaraja." e-journal S1 Ak Universitas

Pendidikan Ganesha 7 (2017).

Ragimun. "Analisis Implementasi Pengampunan Pajak (Tax Amnesty) di Indonesia." 2015.

Rechberger, Silvia, Martina Hartner, Erich Kirchler, and Franziska Hämmerle. "Tax

amnesties, justice perceptions, and filing behaviour: a simulation study." Law Policy,

2010.

Resyniar, Gandhys. "Persepsi Pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Terhadap

Penerapan PP. 46 Tahun 2013." Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB Universitas

Brawijaya 2 (2013).

Saleh, Rachmad. "Studi Empiris Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Perusahaan

Manufaktur di Bursa Efek Jakarta." 2004.

Sanchez, James Alm Isabel, dan Ana De Juan. “Economic and Noneconomic Factors in Tax

Compliance.” KYKLOS, 1995: 3-18.

Santi, Anisa Nirmala. "Analisis Pengaruh Kesadaran Perpajakan, Sikap Rasional,

Lingkungan, Sanksi Denda dan Sikap Fiskus Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak."

2012.

Page 42: KEPATUHAN PAJAK: PENGETAHUAN TAX AMNESTY BERULANG DAN …

26

Saracoglu, Osman Fatih, and Eren Caskurlu. "Tax Amnesty with Effects and Effecting

Aspects: Tax Compliance, Tax Audits and Enforcements Around; The Turkish Case."

International Journal of Business and Social Science, 2011.

Sulistiyono, Adincha Ayuvisda. "Pengaruh Motivasi Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

Dalam Membayar Pajak Penghasilan Orang Pribadi Usahawan." 2012.

Supadmi, Ni Luh. "Meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak Melalui Kualitas Pelayanan."

Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Bisnis, 2009.

Suryajaya, Philip. Pengaruh Norma Sosial dan Faktor-Faktor Demografi Terhadap

Kepatuhan Pajak. Studi Kasus Pada Para Pendeta Di Semarang. Skripsi Mahasiswa

S1, Semarang: Diponegoro University-Institutional Repository, 2015.

Syahdan, Shaifhul Anuar, dan Asfida Parama Rani. “Dimensi Keadilan Pemberlakuan PP No.

46 Tahun 2013.” Jurnal InFestasi 10 (2014): 64-72.

Untoro, Joko. Ekonomi. Jakarta: Kawahmedia, 2010.

Yuliana, Rita, dan Isharijadi. “Pengaruh Sikap, Norma Subjektif dan Keadilan Pajak terhadap

Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi di KPP Pratama Madiun.” Jurnal Auntansi dan

Pendidikan 3 (2014): 75-85.

Yustiari, Shinta Happy. "Tax Amnesty dalam Perspektif Good Governance." Jurnal Ilmiah

Administrasi Publik (JIAP), 2016.

Page 43: KEPATUHAN PAJAK: PENGETAHUAN TAX AMNESTY BERULANG DAN …

27

LAMPIRAN 1. INSTRUMEN PENELITIAN

LAMPIRAN

SELAMAT DATANG

DI SIMULASI UJI KEPATUHAN WAJIB PAJAK

Terima kasih atas kesediaannya menjadi partisipan.

Anda diminta berperan sebagai WAJIB PAJAK.

Anda diminta menjawab beberapa pertanyaan terlampir.

Jawaban yang Anda berikan akan dirahasiakan sesuai dengan etika penelitian.

SELAMAT MENGIKUTI SIMULASI UJI KEPATUHAN WAJIB PAJAK

Mohon tidak membuka lembar berikutnya sebelum ada instruksi

Page 44: KEPATUHAN PAJAK: PENGETAHUAN TAX AMNESTY BERULANG DAN …

28

Isilah Identitas Anda Dengan Lengkap

Usia :

Jenis Kelamin : Laki-Laki Perempuan

IPK :

2,50-2,99 3,00-3,50 >3,50

Berikut adalah petunjuk umum yang perlu Anda perhatikan dalam mengisi SIMULASI UJI KEPATUHAN WAJIB PAJAK:

1. Peserta diminta untuk memberikan skor penilaian atas evaluasi yang sedang dilakukan pada tempat yang telah disediakan. Range skor yang dapat diberikan berkisar antara 10 hingga 100.

2. Jawablah berdasarkan informasi yang ada, dan bukan berdasarkan pengalaman diri sendiri. 3. Tidak diperkenankan membuka lembar selanjutnya sampai ada instruksi yang diberikan. 4. Tidak diperkenankan bekerja sama dengan peserta lainnya selama simulasi berlangsung. 5. Tidak ada jawaban yang benar atau salah dalam simulasi ini. Jawaban yang Anda berikan

akan dirahasiakan.

Mohon tidak membuka lembar berikutnya sebelum ada instruksi

Page 45: KEPATUHAN PAJAK: PENGETAHUAN TAX AMNESTY BERULANG DAN …

29

Informasi Simulasi

Anda memiliki peran sebagai seorang wajib pajak aktif yang berada pada akhir tahun 2017.

Pemerintah mengadakan program tax amnesty pada Juli 2016-Maret 2017.

Tax amnesty adalah program pengampunan yang diberikan oleh pemerintah kepada wajib

pajak meliputi penghapusan pajak yang seharusnya terutang, penghapusan sanksi

administrasi perpajakan, serta penghapusan sanksi pidana di bidang perpajakan atas harta

yang diperoleh pada tahun 2015 dan sebelumnya yang belum dilaporkan dalam SPT, dengan

cara melunasi seluruh tunggakan pajak yang dimiliki dan membayar uang tebusan.

Keikutsertaan dalam tax amnesty juga membantu pemerintah mempercepat pertumbuhan

dan restrukturisasi ekonomi melalui pengalihan harta, yang antara lain akan berdampak

terhadap peningkatan penerimaan pajak, yang antara lain akan digunakan untuk

pembiayaan pembangunan.

Kebijakan ini dapat dimanfaatkan oleh Wajib Pajak Orang Pribadi (WPOP), Wajib Pajak

Badan (WP Badan), Wajib Pajak yang bergerak di bidang Usaha Mikro Kecil dan Menengan (

WP UMKM), Orang Pribadi atau Badan yang belum menjadi Wajib Pajak.

Kondisi

Peran

Mohon tidak membuka lembar berikutnya sebelum ada instruksi

Page 46: KEPATUHAN PAJAK: PENGETAHUAN TAX AMNESTY BERULANG DAN …

30

Uji Prestasi

Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini sesuai dengan informasi yang sudah Anda

dapatkan dari penjelasan di halaman sebelumnya.

1. Anda saat ini berperan sebagai....

a. Wajib pajak

b. Pegawai kantor pajak

c. Pemerintah sebagai yang membuat aturan pajak

2. Pemerintah telah mengadakan program tax amnesty pada periode …

a. Juli 2016 – Maret 2017

b. Juni 2016 – Maret 2017

c. Januari 2016 - Maret 2017

3. Berikut adalah informasi penting yang tidak didapat dari informasi di halaman sebelumnya:

a. Keikutsertaan dalam tax amnesty juga membantu Pemerintah mempercepat

pertumbuhan dan restrukturisasi ekonomi.

b. Kebijakan ini dapat dimanfaatkan oleh Wajib Pajak Orang Pribadi, Wajib Pajak

Badan, Wajib Pajak yang bergerak di bidang Usaha Mikro Kecil dan Menengan

(UMKM), Orang Pribadi atau Badan yang belum menjadi Wajib Pajak.

c. Pemerintah akan mengadakan program tax amnesty pada tahun yang akan datang.

Mohon tidak membuka lembar berikutnya sebelum ada instruksi

Page 47: KEPATUHAN PAJAK: PENGETAHUAN TAX AMNESTY BERULANG DAN …

31

Evaluasi Anda sebagai Wajib Pajak atas Pelaksanaan Ulang Program Tax Amnesty. (Tahu

tax amnesty berulang)

Pada Juli 2016-Maret 2017 pemerintah mengadakan program tax amnesty (pengampunan

pajak), program ini dapat meringankan wajib pajak yang belum patuh dengan

menghapuskan denda keterlambatan dan kekurangan pembayaran pajak pada tahun

sebelumnya tanpa adanya sanksi apapun. Maka dapat dikatakan, denda-denda yang

seharusnya saya bayarkan karena saya telah menunggak pajak dapat dihapuskan. Namun

ternyata tax amnesty 2016-2017 tidak mencapai target yang diharapkan sehingga muncul

isu pemerintah merencanakan akan mengadakan tax amnesty lagi pada tahun-tahun yang

akan datang. Oleh karena itu, lebih baik saya tidak perlu melaporkan harta saya yang

belum terungkap karena saya masih bisa mendapatkan pengampunan pajak jika saya

tidak patuh pajak pada tahun 2016 sampai dilaksanakannya tax amnesty lagi.

Berdasarkan evaluasi Anda diatas, tentukan seberapa tinggi kemungkinan adanya tax

amnesty pada periode selanjutnya.

Rendah Tinggi

10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Mohon tidak membuka lembar berikutnya sebelum ada instruksi

Page 48: KEPATUHAN PAJAK: PENGETAHUAN TAX AMNESTY BERULANG DAN …

32

Evaluasi Anda sebagai Wajib Pajak atas Pelaksanaan Ulang Program Tax Amnesty. (tidak

tahu tax amnesty berulang)

Pada Juli 2016-Maret 2017 pemerintah mengadakan program tax amnesty (pengampunan

pajak), program ini dapat meringankan wajib pajak yang belum patuh dengan

menghapuskan denda keterlambatan dan kekurangan pembayaran pajak pada tahun

sebelumnya tanpa adanya sanksi apapun. Dengan kata lain, denda-denda yang seharusnya

saya bayarkan karena saya telah menunggak pajak dapat dihapuskan. Selain itu, dampak

dari adanya tax amnesty kepatuhan wajib pajak sudah meningkat secara signifikan daripada

tahun sebelum adanya tax amnesty, pemerintah mengganggap sudah cukup untuk untuk

melakukan pengampunan pajak. Jika tax amnesty tidak diberlakukan lagi, maka tidak ada

kesempatan bagi saya untuk mendapat fasilitas pengampunan pajak dalam membayar

tunggakan pajak setelah tahun 2016.

Berdasarkan evaluasi Anda diatas, tentukan seberapa tinggi kemungkinan adanya tax

amnesty pada periode selanjutnya.

Rendah Tinggi

10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Mohon tidak membuka lembar berikutnya sebelum ada instruksi

Page 49: KEPATUHAN PAJAK: PENGETAHUAN TAX AMNESTY BERULANG DAN …

33

Evaluasi Anda sebagai Wajib Pajak atas Kepatuhan Lingkungan Sosial disekitar Anda

(Lingkungan Patuh)

Dalam pola perilaku saya dalam masyarakat, saya cenderung mengamati dan mengikuti

kebiasaan keluarga, teman, dan lingkungan tempat tinggal saya. Salah satu perilaku yang

saya amati dari lingkungan saya adalah bagaimana perilaku mereka dalam memenuhi

kewajiban perpajakan. Lingkungan sosial yang ada di sekitar saya memiliki perilaku dan

moral yang baik. Wajib pajak lainnya memberikan teladan yang baik bagi saya. Mereka

memenunjukkan perilaku tepat waktu dalam melakukan pembayaran pajak terutang dan

tentunya sesuai dengan jumlah yang harus dibayarkan. Dengan melihat kondisi yang

terjadi, apabila saya tidak membayar pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku saya

akan merasa malu kepada diri saya sendiri, karena lingkungan sosial saya sangat patuh

terhadap sistem perpajakan. Maka dari itu, kami sebagai wajib pajak bersama-sama

berkontribusi positif dalam pembayaran pajak yang nantinya dapat digunakan oleh

pemerintah dalam pembangunan negara.

Berdasarkan evaluasi Anda di atas, tentukan seberapa besar Anda merasakan bahwa

lingkungan sosial di sekitar Anda berpengaruh terhadap keputusan kepatuhan Anda.

Tidak Patuh Patuh

10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Mohon tidak membuka lembar berikutnya sebelum ada instruksi

Page 50: KEPATUHAN PAJAK: PENGETAHUAN TAX AMNESTY BERULANG DAN …

34

Evaluasi Anda sebagai Wajib Pajak atas Kepatuhan Lingkungan Sosial disekitar Anda

(Lingkungan tidak patuh)

Dalam pola perilaku saya dalam masyarakat, saya cenderung mengamati dan mengikuti

kebiasaan keluarga, teman, dan lingkungan tempat tinggal saya. Salah satu perilaku yang

saya amati dari lingkungan saya adalah bagaimana perilaku mereka dalam memenuhi

kewajiban perpajakan. Lingkungan sosial yang ada di sekitar saya memiliki perilaku dan

moral yang kurang baik. Wajib pajak lainnya tidak memberikan teladan yang baik bagi

saya, mereka dengan sengaja tidak membayar pajak terutang yang seharusnya dibayarkan

kepada negara. Meskipun tidak patuh dalam membayar pajak, pada kenyataannya mereka

dapat terhindar sanksi atau denda apapun dari pihak fiskus. Saya merasa tidak adil bagi

saya jika saya terus berperilaku patuh, sedangkan orang lain yang tidak patuh pun tidak

dikenai sanksi. Dengan melihat kondisi yang terjadi di sekitar saya, saya menganggap bahwa

sebenarnya tidak perlu menaati aturan perpajakan bahkan sampai membayar pajak,

karena wajib pajak lainnya pun juga melakukan hal demikian.

Berdasarkan evaluasi Anda di atas, tentukan seberapa besar Anda merasakan bahwa

lingkungan sosial di sekitar Anda berpengaruh terhadap keputusan kepatuhan Anda.

Tidak Patuh Patuh

10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Mohon tidak membuka lembar berikutnya sebelum ada instruksi

Page 51: KEPATUHAN PAJAK: PENGETAHUAN TAX AMNESTY BERULANG DAN …

35

Berdasarkan evaluasi ANDA atas kemungkinan adanya tax amnesty pada periode

selanjutnya dan pemahaman mengenai dampak kepatuhan lingkungan sosial Anda, maka

SEBAGAI WAJIB PAJAK, tentukan seberapa tinggi KEPATUHAN Anda pada periode

pelaporan pajak berikutnya dalam:

Menyampaikan Surat Pemberitahuan dengan lengkap pada periode selanjutnya.

Sangat Rendah Sangat Tinggi

10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Tepat waktu dalam membayar pajak sebelum jatuh tempo pada periode selanjutnya.

Sangat Rendah Sangat Tinggi

10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Membayar seluruh pajak yang seharusnya dibayar pada periode selanjutnya.

Sangat Rendah Sangat Tinggi

10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Mohon tidak membuka lembar berikutnya sebelum ada instruksi

Page 52: KEPATUHAN PAJAK: PENGETAHUAN TAX AMNESTY BERULANG DAN …

36

LAMPIRAN 2. DATA PENELITIAN

Modul 1 (Sel 1) Tahu Tax Amnesty dan Lingkungan Baik

No Usia Jenis Kelamin IPK Uji

Prestasi Tax

Amnesty Lingkungan Kepatuhan Rata-

Rata TK 1 2 3 1 20 2 2 2 70 100 80 70 60 70 2 21 1 2 2 80 80 90 80 80 83 3 21 2 2 3 80 90 50 40 40 43 4 19 2 2 3 80 80 90 70 70 77 5 20 2 2 2 70 80 70 60 70 67 6 21 1 2 3 100 70 60 40 50 50 7 18 2 3 3 70 90 50 40 30 40 8 20 1 2 3 70 80 80 70 70 73 9 23 2 1 3 60 60 60 70 50 60

10 20 2 2 3 90 90 50 60 50 53 11 20 1 2 3 60 90 80 80 80 80 12 20 2 2 3 50 80 90 80 70 80 13 19 2 2 2 100 50 30 30 30 30 14 20 2 2 3 90 80 50 50 40 47 15 21 2 3 3 70 90 80 80 80 80 16 19 2 3 2 90 70 30 50 20 33 17 21 2 2 3 80 90 30 30 20 27 18 20 2 1 3 70 70 40 40 50 43 19 20 2 1 3 90 90 60 40 50 50 20 20 2 3 3 50 80 60 60 70 63 21 20 2 3 3 80 90 40 80 50 57 22 20 1 2 3 60 90 70 80 80 77 23 19 2 3 3 80 80 80 40 80 67 24 20 2 3 3 80 80 50 50 80 60 25 20 2 2 3 60 90 60 60 70 63 26 20 2 2 3 60 80 70 90 70 77 27 20 2 2 3 80 90 100 100 100 100 28 21 1 3 2 90 90 70 40 60 57 29 19 2 3 3 100 100 100 80 70 83

Jenis Kelamin : 1 = Laki-Laki, 2 = Perempuan IPK : 1 = 2,50-2,99; 2 = 3,00-3,50; 3 = >3,50

Page 53: KEPATUHAN PAJAK: PENGETAHUAN TAX AMNESTY BERULANG DAN …

37

Modul 2 (Sel 2) Tahu Tax Amnesty dan Lingkungan Buruk

No Usia Jenis Kelamin IPK Uji

Prestasi Tax

Amnesty Lingkungan Kepatuhan Rata-

Rata TK 1 2 3 1 20 2 3 3 90 20 30 30 20 27 2 20 1 3 3 90 80 40 30 20 30 3 19 1 2 2 70 80 40 40 40 40 4 20 2 3 3 70 90 70 90 90 83 5 20 2 3 3 60 90 80 80 70 77 6 20 1 2 2 90 20 40 30 40 37 7 20 2 2 3 50 70 70 70 70 70 8 18 2 2 3 70 20 50 50 50 50 9 19 1 2 3 90 80 60 80 50 63

10 19 2 1 3 70 40 50 50 50 50 11 20 1 2 3 60 50 40 40 40 40 12 19 2 3 3 80 90 30 30 30 30 13 19 2 2 2 90 80 50 50 50 50 14 20 2 3 2 50 30 70 80 80 77 15 19 1 3 3 60 80 40 50 50 47 16 20 1 3 2 80 50 70 70 70 70 17 20 2 2 2 80 20 20 20 20 20 18 20 2 2 3 70 90 40 40 30 37 19 20 2 2 3 70 40 40 40 40 40 20 21 1 2 3 80 90 80 70 50 67 21 20 2 3 3 80 20 20 20 20 20 22 19 2 3 3 90 90 20 20 20 20 23 20 2 3 3 50 70 50 40 40 43 24 19 2 3 2 50 80 80 80 80 80 25 20 1 2 2 70 30 80 80 80 80 26 20 2 3 3 50 60 60 40 60 53 27 20 2 2 3 90 80 30 90 20 47 28 20 2 2 3 50 50 60 60 70 63 29 21 2 3 3 80 20 90 80 70 80 30 20 1 3 3 90 80 40 30 40 37

Jenis Kelamin : 1 = Laki-Laki, 2 = Perempuan IPK : 1 = 2,50-2,99; 2 = 3,00-3,50; 3 = >3,50

Page 54: KEPATUHAN PAJAK: PENGETAHUAN TAX AMNESTY BERULANG DAN …

38

Modul 3 (Sel 3) Tidak Tahu Tax Amnesty dan Lingkungan baik

No Usia Jenis Kelamin IPK Uji

Prestasi Tax

Amnesty Lingkungan Kepatuhan Rata-

Rata TK 1 2 3 1 22 2 1 3 10 60 40 60 50 50 2 21 2 1 2 20 100 70 80 80 77 3 20 2 3 3 20 90 80 90 90 87 4 20 2 2 3 50 100 100 100 100 100 5 20 2 3 3 10 100 100 100 100 100 6 19 2 3 2 50 70 90 90 90 90 7 21 1 1 3 70 40 60 50 40 50 8 19 2 1 2 30 100 80 90 90 87 9 20 2 3 3 30 90 90 90 90 90

10 21 1 2 3 30 90 90 80 90 87 11 20 2 2 3 70 90 80 80 70 77 12 20 1 3 3 30 90 90 90 90 90 13 19 2 3 3 60 90 80 90 80 83 14 22 1 1 2 70 70 70 40 70 60 15 21 1 2 2 40 80 80 90 90 87 16 19 2 2 2 10 80 100 90 100 97 17 19 2 3 2 10 100 100 100 100 100 18 20 2 2 3 80 90 80 90 80 83 19 18 2 2 3 60 100 90 90 90 90 20 20 2 3 3 80 80 80 90 80 83 21 20 2 2 3 70 70 10 20 30 20 22 20 2 1 3 30 30 40 50 50 47 23 20 2 2 3 60 60 80 80 20 60 24 23 1 1 2 20 90 90 90 90 90 25 20 1 2 3 50 100 70 70 70 70 26 20 2 3 3 50 80 90 90 90 90 27 20 2 2 3 20 90 80 80 80 80 28 19 2 2 3 30 80 80 80 70 77 29 20 2 3 3 40 40 80 80 80 80

Jenis Kelamin : 1 = Laki-Laki, 2 = Perempuan IPK : 1 = 2,50-2,99; 2 = 3,00-3,50; 3 = >3,50

Page 55: KEPATUHAN PAJAK: PENGETAHUAN TAX AMNESTY BERULANG DAN …

39

Modul 4 (Sel 4) Tidak Tahu Tax Amnesty dan Lingkungan buruk

No Usia Jenis Kelamin IPK Uji

Prestasi Tax

Amnesty Lingkungan Kepatuhan Rata-

Rata TK 1 2 3 1 21 2 2 3 50 30 40 50 50 47 2 20 2 2 3 30 30 40 40 40 40 3 18 2 3 2 60 70 60 70 60 63 4 19 1 2 2 50 50 60 50 40 50 5 19 2 2 2 80 70 80 80 80 80 6 19 2 2 3 30 90 80 80 50 70 7 21 1 2 3 40 70 60 50 40 50 8 19 2 3 3 40 80 70 80 70 73 9 21 2 1 3 50 80 90 100 90 93

10 18 2 2 3 10 20 80 70 80 77 11 21 2 2 3 80 20 80 80 60 73 12 22 2 1 3 70 40 70 70 70 70 13 21 1 3 3 70 30 40 30 30 33 14 20 2 2 2 80 90 80 80 90 83 15 19 2 3 3 50 20 50 40 50 47 16 20 1 2 2 70 80 60 70 70 67 17 20 2 2 3 40 90 80 60 40 60 18 20 2 2 3 20 20 60 40 50 50 19 20 2 2 2 10 80 80 80 80 80 20 20 2 3 3 70 80 60 70 70 67 21 21 1 2 3 30 50 70 80 80 77 22 20 2 3 3 30 10 30 20 20 23 23 19 1 3 3 50 20 90 90 90 90 24 20 1 1 2 60 80 90 90 90 90 25 20 2 3 3 40 40 40 40 40 40 26 20 2 2 3 50 30 50 70 70 63 27 20 2 1 2 80 90 80 70 50 67 28 20 2 3 3 70 30 20 20 20 20 29 21 2 2 3 80 70 90 100 90 93 30 20 1 3 2 60 10 80 50 40 57 31 20 1 3 3 20 60 70 80 90 80

Jenis Kelamin : 1 = Laki-Laki, 2 = Perempuan IPK : 1 = 2,50-2,99; 2 = 3,00-3,50; 3 = >3,50

Page 56: KEPATUHAN PAJAK: PENGETAHUAN TAX AMNESTY BERULANG DAN …

40

LAMPIRAN 3. HASIL PENGUJIAN STATISTIK

Statistik deskriptif

Usia

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

18,00 5 4,2 4,2 4,2

19,00 25 21,0 21,0 25,2

20,00 65 54,6 54,6 79,8

21,00 19 16,0 16,0 95,8

22,00 3 2,5 2,5 98,3

23,00 2 1,7 1,7 100,0

Total 119 100,0 100,0

Jenis_Kelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Laki-laki 32 26,9 26,9 26,9

Perempuan 87 73,1 73,1 100,0

Total 119 100,0 100,0

IPK

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

2,50-2,99 15 12,6 12,6 12,6

3,00-3,50 59 49,6 49,6 62,2

>3,50 45 37,8 37,8 100,0

Total 119 100,0 100,0

Page 57: KEPATUHAN PAJAK: PENGETAHUAN TAX AMNESTY BERULANG DAN …

41

Pengujian Randomisasi Usia

ANOVA

Kepatuhan

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 527,918 5 105,584 ,225 ,951

Within Groups 53105,545 113 469,961 Total 53633,462 118

Jenis Kelamin

ANOVA

Kepatuhan

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 21,761 1 21,761 ,047 ,828

Within Groups 53611,702 117 458,220 Total 53633,462 118

IPK

ANOVA

Kepatuhan

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 167,949 2 83,974 ,182 ,834

Within Groups 53465,513 116 460,910 Total 53633,462 118

Page 58: KEPATUHAN PAJAK: PENGETAHUAN TAX AMNESTY BERULANG DAN …

42

Pengujian Manipulasi Tax Amnesty

Group Statistics

Group_1 N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Tax_Amnesty Tahu 59 74,2373 14,52743 1,89131

Tidak_Tahu 60 46,1667 22,25367 2,87294

Independent Samples Test

Levene's Test

for Equality of

Variances

t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Tax_Amnesty

Equal variances

assumed 15,032 ,000 8,133 117 ,000 28,07062 3,45135 21,23541 34,90583

Equal variances not

assumed

8,161 101,776 ,000 28,07062 3,43960 21,24802 34,89322

Lingkungan

Group Statistics

Group_2 N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Lingkungan Baik 58 81,8966 15,61116 2,04985

Buruk 61 56,0656 27,46384 3,51638

Independent Samples Test

Levene's Test for

Equality of

Variances

t-test for Equality of Means

F Sig. t Df Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Lingkungan

Equal variances

assumed 49,565 ,000 6,264 117 ,000 25,83098 4,12352 17,66456 33,99740

Equal variances not

assumed

6,346 96,034 ,000 25,83098 4,07024 17,75166 33,91030

Page 59: KEPATUHAN PAJAK: PENGETAHUAN TAX AMNESTY BERULANG DAN …

43

Pengujian Hipotesis

Hipotesis 1 Group Statistics

Tax_Amnesty_1 N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Kepatuhan_1 Tahu 59 56,2373 19,66648 2,56036

Tidak_Tahu 60 70,9167 20,49828 2,64632

Independent Samples Test

Levene's Test

for Equality of

Variances

t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Kepatuhan_1

Equal variances

assumed ,002 ,967 -3,985 117 ,000 -14,67938 3,68347 -21,97429 -7,38446

Equal variances

not assumed

-3,987 116,930 ,000 -14,67938 3,68218 -21,97178 -7,38698

Hipotesis 2 Group Statistics

Lingkungan_2 N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Kepatuhan_2 Baik 58 70,2069 20,09081 2,63805

Buruk 61 57,3934 20,71415 2,65217

Independent Samples Test

Levene's Test

for Equality of

Variances

t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Kepatuhan_2

Equal variances

assumed ,324 ,570 3,423 117 ,001 12,81345 3,74368 5,39930 20,22761

Equal variances

not assumed

3,425 116,952 ,001 12,81345 3,74077 5,40502 20,22188

Page 60: KEPATUHAN PAJAK: PENGETAHUAN TAX AMNESTY BERULANG DAN …

44

Hipotesis 3 Descriptive Statistics

Dependent Variable: Kepatuhan_3

Interaksi Mean Std. Deviation N

Tahu-Baik 61,7241 18,08294 29

Tahu-Buruk 50,9333 19,96537 30

Tidak_Tahu-Baik 78,6897 18,59167 29

Tidak_Tahu-Buruk 63,6452 19,76621 31

Total 63,6387 21,31949 119

Between-Subjects Factors

Value Label N

Interaksi

1,00 Tahu-Baik 29

2,00 Tahu-Buruk 30

3,00 Tidak_Tahu-

Baik 29

4,00 Tidak_Tahu-

Buruk 31

Tests of Between-Subjects Effects

Dependent Variable: Kepatuhan_3

Source Type III Sum of

Squares

df Mean Square F Sig.

Corrected Model 11518,499a 3 3839,500 10,484 ,000

Intercept 483223,525 1 483223,525 1319,500 ,000

Interaksi 11518,499 3 3839,500 10,484 ,000

Error 42114,963 115 366,217 Total 535569,000 119 Corrected Total 53633,462 118

a. R Squared = ,215 (Adjusted R Squared = ,194)

Page 61: KEPATUHAN PAJAK: PENGETAHUAN TAX AMNESTY BERULANG DAN …

45

Multiple Comparisons

Dependent Variable: Kepatuhan_3

Tukey HSD

(I) Interaksi (J) Interaksi Mean Difference

(I-J)

Std. Error Sig. 95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

Tahu-Baik

Tahu-Buruk 10,7908 4,98351 ,139 -2,2012 23,7828

Tidak_Tahu-Baik -16,9655* 5,02557 ,005 -30,0672 -3,8639

Tidak_Tahu-Buruk -1,9210 4,94385 ,980 -14,8096 10,9676

Tahu-Buruk

Tahu-Baik -10,7908 4,98351 ,139 -23,7828 2,2012

Tidak_Tahu-Baik -27,7563* 4,98351 ,000 -40,7483 -14,7643

Tidak_Tahu-Buruk -12,7118 4,90109 ,052 -25,4890 ,0653

Tidak_Tahu-Baik

Tahu-Baik 16,9655* 5,02557 ,005 3,8639 30,0672

Tahu-Buruk 27,7563* 4,98351 ,000 14,7643 40,7483

Tidak_Tahu-Buruk 15,0445* 4,94385 ,015 2,1559 27,9331

Tidak_Tahu-Buruk

Tahu-Baik 1,9210 4,94385 ,980 -10,9676 14,8096

Tahu-Buruk 12,7118 4,90109 ,052 -,0653 25,4890

Tidak_Tahu-Baik -15,0445* 4,94385 ,015 -27,9331 -2,1559

Based on observed means.

The error term is Mean Square(Error) = 366,217.

*. The mean difference is significant at the ,05 level.