Kendala peresapan

2
KENDALA-KENDALA Fakta yang ada menunjukkan bahwa ketidak-rasional penggunaan obat sering terjadi, seperti: polifarmasi, penggunaan obat non-esensial, penggunaan antimikroba yang tidak tepat, penggunaan injeksi secara berlebihan, penulisan resep yang tidak sesuai dengan pedoman klinis, ketidakpatuhan pasien (non-compliency) dan pengobatan sendiri secara tidak tepat. Implementasi penggunaan obat secara rasional dapat terlaksana dengan baik jika regulasi yang telah ada dapat diterapkan dengan baik oleh pihak-pihak terkait pengobatan. Dalam kenyataannya penerapan tersebut mengalami kendala- kendala, seperti: 1. Keterjangkauan obat dipengaruhi banyak aspek seperti geografis, ekonomi, sosial politik serta persebaran penduduk. Efek dari keadaan tersebut adalah keterbatasan pemilihan obat yang ada. 2. Obat masih diutamakan sebagai komoditas perdagangan, sehingga menghambat pelayanan kefarmasian yang baik. Hal ini terbukti dengan harga obat yang pada umumnya dinilai masih mahal dengan struktur harga yang tidak transparan disertai mekanisme harga yang diserahkan pada pasar. Keadaan tersebut memberikan peluang bagi perusahaan farmasi untuk mengganti merek dagang dengan zat aktif yang sama. Inilah yang sangat memicu konflik kepentingan dalam pelayanan kesehatan baik secara individu, kelompok, bahkan lembaga. 3. Manifestasi penggunaan obat secara tidak rasional yang dilakukan oleh dokter, seperti: o Dosis terlalu tinggi/rendah o Obat toksik yang tidak diperlukan o Meresepkan obat yang tidak diperlukan (atau bahkan mahal) o Meresepkan obat yang dapat menimbulkan interaksi yang membahayakan pasien (efek samping) o Meresepkan obat yang tidak ditunjang bukti ilmiah Evidence Base Medicine (EBM) misalnya food suplement

description

Kendala peresapan

Transcript of Kendala peresapan

Page 1: Kendala peresapan

KENDALA-KENDALAFakta yang ada menunjukkan bahwa ketidak-rasional penggunaan obat sering terjadi,

seperti: polifarmasi, penggunaan obat non-esensial, penggunaan antimikroba yang tidak tepat, penggunaan injeksi secara berlebihan, penulisan resep yang tidak sesuai dengan pedoman klinis, ketidakpatuhan pasien (non-compliency) dan pengobatan sendiri secara tidak tepat.

Implementasi penggunaan obat secara rasional dapat terlaksana dengan baik jika regulasi yang telah ada dapat diterapkan dengan baik oleh pihak-pihak terkait pengobatan. Dalam kenyataannya penerapan tersebut mengalami kendala-kendala, seperti:

1. Keterjangkauan obat dipengaruhi banyak aspek seperti geografis, ekonomi, sosial politik serta persebaran penduduk. Efek dari keadaan tersebut adalah keterbatasan pemilihan obat yang ada.

2. Obat masih diutamakan sebagai komoditas perdagangan, sehingga menghambat pelayanan kefarmasian yang baik. Hal ini terbukti dengan harga obat yang pada umumnya dinilai masih mahal dengan struktur harga yang tidak transparan disertai mekanisme harga yang diserahkan pada pasar. Keadaan tersebut memberikan peluang bagi perusahaan farmasi untuk mengganti merek dagang dengan zat aktif yang sama. Inilah yang sangat memicu konflik kepentingan dalam pelayanan kesehatan baik secara individu, kelompok, bahkan lembaga.

3. Manifestasi penggunaan obat secara tidak rasional yang dilakukan oleh dokter, seperti:o Dosis terlalu tinggi/rendah

o Obat toksik yang tidak diperlukan

o Meresepkan obat yang tidak diperlukan (atau bahkan mahal)

o Meresepkan obat yang dapat menimbulkan interaksi yang membahayakan

pasien (efek samping)o Meresepkan obat yang tidak ditunjang bukti ilmiah Evidence Base Medicine

(EBM) misalnya food suplemento Polifarmasi

o Meresepkan obat berdasarkan apa yang diresepkan oleh seniornya

o Informasi obat yang tidak obyektif, dokter mendapatkan informasi obat

sebagian besar dari perusahaan farmasi4. Masih rendahnya informasi dan edukasi bagi masyarakat. Bersikap pasrah terhadap

penanganan pengobatan, tidak memberikan informasi secara baik dalam proses diagnosa (komunikasi buruk antara dokter-pasien), desakan pasien terhadap dokter, serta tidak patuh dalam proses pengobatan merupakan kenyataan yang banyak terjadi dan tidak dapat dipungkiri. Selain itu, masih adanya kepercayaan pada mitos-mitos, seperti:

o Obat generik adalah obat murahan dan mutunya rendah

o Obat orginator adalah yang terbaik

o Vitamin, suplemen makanan, obat herbal diperlukan untuk menjaga kesehatan,

dll