Target WTP dan Kendala Aset

9
37 Warta BPK JUNI 2011 Apa upaya pemprov untuk me- ningkatkan opini laporan keuangan yang mendapat WDP dari BPK un- tuk 2010? Harus diakui bahwa pertanggung- jawaban laporan keuangan Pemprov Jateng tahun anggaran 2010 masih belum sesuai yang diharapkan. Namun satu hal yang melegakan, pada tahun anggaran 2010 telah terjadi perbaikan yang signifikan. Bila pada tahun-tahun sebelumnya penyebab WDP masih cu- kup banyak pos atau rekening, pada 2010 tinggal dua masalah yakni aset tetap dan persediaan. Bagi kami, permasalahan penge- lolaan aset ini memang cukup rumit karena pada umumnya masalah itu sudah ada sejak lama yang kemudian menjadi warisan sampai sekarang. Kendati demikian apapun alasannya, Pemprov Jateng tetap akan bertang- gungjawab menyelesaikan masalah tersebut secepatnya . Upaya apa yang ditempuh? Pertama, menyelesaikan perma- salahan aset lama dengan melanjutkan proses validasi dan inventarisasi selu- ruh aset pada tiap SKPD secara kom- prehensif. Dengan adanya proses terse- Target WTP dan Kendala Aset Meski laporan pengelolaan keuangan daerah Pemprov Jawa Tengah pada 2010 masih mendapat opini WDP, akan tetapi terdapat kemajuan yang signifikan. Aset pemprov yang selama ini menjadi masalah klasik, diharapkan selesai tahun ini. Untuk mengetahui upaya pemprov itu, berikut penuturan Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo belum lama ini. Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo foto: istimewa ROAD TO WTP

Transcript of Target WTP dan Kendala Aset

Page 1: Target WTP dan Kendala Aset

37Warta BPK JUNI 2011

Apa upaya pemprov untuk me­ningkatkan opini laporan keuangan yang mendapat WDP dari BPK un­tuk 2010?

Harus diakui bahwa pertanggung-jawaban laporan keuangan Pemprov Jateng tahun anggaran 2010 masih belum sesuai yang diharapkan. Namun satu hal yang melegakan, pada tahun anggaran 2010 telah terjadi perbaikan

yang signifikan. Bila pada tahun-tahun sebelumnya penyebab WDP masih cu-kup banyak pos atau rekening, pada 2010 tinggal dua masalah yakni aset tetap dan persediaan.

Bagi kami, permasalahan penge-lolaan aset ini memang cukup rumit karena pada umumnya masalah itu sudah ada sejak lama yang kemudian menjadi warisan sampai sekarang.

Kendati demikian apapun alasannya, Pemprov Jateng tetap akan bertang-gungjawab menyelesaikan masalah tersebut secepatnya .

Upaya apa yang ditempuh? Pertama, menyelesaikan perma-

salahan aset lama dengan melanjutkan proses validasi dan inventarisasi selu-ruh aset pada tiap SKPD secara kom-prehensif. Dengan adanya proses terse-

Target WTP dan Kendala AsetMeski laporan pengelolaan keuangan daerah Pemprov Jawa Tengah pada 2010 masih mendapat opini WDP, akan tetapi terdapat kemajuan yang signifikan. Aset pemprov yang selama ini menjadi masalah klasik, diharapkan selesai tahun ini. Untuk mengetahui upaya pemprov itu, berikut penuturan Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo belum lama ini.

Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo

foto: istimew

a

ROAD TO WTP

37- 39 road to wtp.indd 37 7/26/2011 7:35:00 PM

Page 2: Target WTP dan Kendala Aset

38 Warta BPKJUNI 2011

ROAD TO WTP

but diharapkan dapat dihasilkan sajian dan pencatatan aset Pemprov Jateng yang valid, akurat, dan memenuhi kai-dah atau ketentuan perundang-undan-gan yang berlaku.

Kedua, terus memantapkan sistem dan prosedur pengelolaan anggaran yang terkait dengan pengadaaan aset baru. Dengan demikian tata kelola, pencatatan dan pengendalian atas ke-amanan aset yang baru bisa terus ter-jaga dengan baik.

Melalui upaya-upaya tersebut di-harapkan semua permasalahan aset Pemprov Jateng dapat diselesaikan di tahun anggaran 2011, sehingga pada gilirannya nanti opini dari BPK dapat diprediksikan menjadi WTP .

Bagaimana Pemprov Jateng mensosialisasikan tata pengelolaan keuangan yang baik pada jajaran­

nya?Sosialisasi mengenai tata pengelo-

laan keuangan daerah pada prinsipnya telah diselenggarakan sejak lama. Akhir-akhir ini, sejalan dengan tuntu-tan dipenuhinya prinsip akuntabili-tas dalam tata pengelolaan keuangan daerah sebagai wujud penerapan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance), sosialisasi tentang tata pengelolaan keuangan daerah semakin dintensifkan lagi.

Upaya itu dilakukan melalui pola bimbingan teknis, pendidikan dan lati-han yang berkesinambungan kepada segenap aparat yang diserahi tugas melakukan pengelolaan keuangan daerah. Tujuannya jelas agar pengelo-laan keuangan dapat mencapai kaidah, prinsip, dan standar yang telah ditentu-kan dalam Peraturan Pemerintah No.

58/2005 tentang Pengelolaan Keua-ngan Daerah dan aturan operasional-nya yang tertuang dalam Permendagri No. 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.

Apa tanggapan Pemprov Jateng terkait dengan rencana pemerik­saan elektronik dengan sistem on­line atau e-audit yang segera dite­rapkan BPK?

Pada prinsipnya Pemprov Jateng mendukung program e-audit yang akan dilaksanakan BPK dalam rangka efektifitas dan efesinsi pemeriksaan audit lapangan, memperdalam peren-canaan audit, keterkaitan data antaren-titas serta meningkatkan validitas dan akurasi proses perencanaan kegiatan pemeriksaan.

Dengan adanya e-audit, Pemprov Jateng dapat sewaktu-waktu melihat data-data sesuai otoritas yang dimiliki terhadap laporan hasil pemeriksaan (LKP), Ikhtisar Hasil Pmeriksaan Se-mester (IHPS), pemantauan kerugian negara dan pemantauan tindak lanjut temuan, pemeriksaan BPK.

Komitmen dukungan Pemprov Jateng ditandai dengan ditanganin-ya nota kesepahaman BPK dengan Pemprov Jateng No. 172/NK/X-XIII/2/5/2011 pada 6 Mei 2011 ten-tang pengembangan dan pengelolaan sistem informasi untuk akses data Pemprov Jateng, dalam rangka pemer-iksaan pengelolan dan tanggung jawab keuangan negara.

Namun demikian, masih diper-lukan banyak instrumen pendukung sehingga e-audit ini dapat berhasil. Baik itu instrumen yang bersifat regu-lasi, perangkat keras, perangkat lunak, maupun sumber daya manusia yang berkepentingan terutama dari pihak e-audit.

Selanjutnya penerapan e-audit di-harapkan tidak dilaksanakan langsung menyeluruh, tetapi secara bertahap. Jadi sebelum bisa dilaksanakan e-audit seratus persen, audit BPK tetap dilaksanakan secara konvensional se-bagaimana yang sudah dilaksanakan selama ini ( field audit). Namun hal dikombinasikan audit secara elektro-

warta bpk: rianto

Bibit Waluyo

37- 39 road to wtp.indd 38 7/26/2011 7:35:03 PM

Page 3: Target WTP dan Kendala Aset

39Warta BPK JUNI 2011

nik untuk sistem yang memang sudah siap menggunakan e-audit.

Bagaimana kesiapan TI Pemprov Jateng untuk mendukung e­audit ini?

Berdasarkan nota kesepahaman dengan BPK, ruang lingkup e-audit di Pemprov Jateng akan mengikuti pengembangan dan pengelolaan sistem informasi untuk akses data yang terdiri dari sistem aplikasi komputer, infrastruktur jaringan komunikasi dan prosedur akses data.

Saat ini, sistem yang mempu-nyai fasilitas e-audit yang terintegrasi adalah Sistem Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) yang dikem-bangkan oleh LKPP dan dikelola oleh Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Pemprov Jateng.

Dalam hal e-audit LPSE, terdapat pembatasan hak user/otoritas, hak ak-ses dengan pemberian user ID tersend-iri dalam jangka waktu terbatas yang bisa didapatkan oleh auditor berdasar-kan surat tugas untuk akses jaringan.

Untuk sistem informasi yang lain belum dikembangkan secara terinte-grasi dalam sistem. Misalnya Sistem

Informasi Managemen Pembangunan Daerah (Simbangda), kemudian untuk pelaksanan anggaran Sistem Informasi Keuangan Daerah (SIPKD), dan Sistem Informasi Managemen Hasil Penga-wasan (SIMHP). Adapun salah satu sistem informasi yang belum dimiliki Pemprov Jateng adalah Sistem Penge-lolaan Barang Milik Daeah.

Lantas apa kendala yang akan muncul ?

Kendala utama tentunya sistem informasi manajemen yang belum ter-integrasi lainya. Misalnya, perangkat lunak berupa sistem informasi manaje-men yang dimiliki oleh Pemprov Jateng masih belum ada audit-software, se-hingga tingkat kehandalanya belum dapat memberikan jaminan yang me-madai (quality assurance).

Kendala lain adalah terbatasnya anggaran keuangan. Untuk memban-gun suatu sistem yang handal dan ter-integrasi, membutuhkan waktu dan biaya yang besar. Sumber daya manu-sia juga menjadi kendala karena tenaga ahli di bidang computer, terutama yang menguasai sistem perangkat lunak.

Saat ini, tenaga khusus yang dimili-ki Pemprov Jateng masih terbatas dan penyebarannya tidak merata. Bahkan, ada beberapa SKPD yang belum mem-punyai pranata komputer. Oleh karena itu, masih diperlukan pendidikan dan pelatihan berkelanjutan bagi tenaga yang sudah dimiliki. Apalagi e-audit masih tergolong baru bagi pemerintah daerah.

Selain itu, Pemprov Jateng secara bertahap akan membangun jaringan informasi yang terintegrasi mencakup pengelolaan keuangan, perencanaan, pelaksanaan teknis kegiatan, pengen-dalian dan evaluasi termasuk dalam memberikan pelayanann masyarakat, dalam suatu sistem e-government Provinsi Jawa Tengah.

Namun, harus diakui untuk saat ini kesiapan TI masih memerlukan ba-nyak pembenahan. Selanjutnya secara bertahap diharapkan dapat menyu-sun roadmap pembangunan sistem e-government berdasarkan kemampuan anggaran dalam Renstra mendatang.

bd

Gubernur Jateng Bibit Waluyo menyambut Ketua BPK RI Hadi Poernomo yang didampingi Sekjen BPK RI Hendar Ristriawan.

warta bpk: rianto

37- 39 road to wtp.indd 39 7/26/2011 7:35:06 PM

Page 4: Target WTP dan Kendala Aset

40 Warta BPKJUNI 2011

>> foto-foto: rianto prawoto

GALLERY FOTO

Ketua BPK Hadi Poernomo menyerahkan Laporan Hasil Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Tahun 2010  Kepolisian RI kepada Kapolri Timur Pradopo yang didampingi oleh Wakapolri Nanan Sukarna belum lama ini.

Ketua KPU Abdul Hafiz menerima Laporan Hasil Pemeriksaan BPK atas Laporan Keuangan 2010 beberapa waktu  lalu. Penyera­han dilakukan oleh Anggota I BPK  Moermahadi Soerja Djanegara dan dihadiri juga oleh Sekjen BPK Hendar Ristriawan.

Ketua BPK tengah berbincang dengan Kepala BIN Sutanto dan pe­tinggi lainnya dalam kaitan penyeharan Laporan Hasil Pemeriksaan BPK atas Laporan Keuangan 2010, beberapa waktu lalu.

Ketua BPK RI, Hadi Poernomo, berpartisipasi menjadi narasumber dalam acara Managing The Nation (MTN) bertema “Saatnya Selamatkan Uang Negara” Dalam kesempatan tersebut, host acara MTN, Tanri Abeng, mewawancarainya.

Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Gories Mere berfoto bersama seusai menerima Laporan Hasil Pemeriksaan BPK atas Laporan Keuangan 2010 belum lama ini. Laporan itu diserahkan oleh Ketua BPK Hadi Poernomo yang juga didampingi oleh Anggota I BPK Moermahadi Soerja Djanegara dan Sekjen BPK Hendar Ristriawan.

Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro dan jajaran Kementeri­an Pertahanan bersama dengan Ketua BPK Hadi Pornomo dalam acara Penyerahan Laporan Hasil Pemeriksaan laporan keuangan 2010, belum lama ini.

40 - 41 galeri foto revisi.indd 40 7/26/2011 7:39:28 PM

Page 5: Target WTP dan Kendala Aset

41Warta BPK JUNI 2011

Ketua BPK Hadi Poernomo berfoto bersama dengan pejabat pemerintah daerah se­Sulawesi Selatan seusai menandatangani kesepahaman bersama dalam kaitan pelaksanaan e­audit di provinsi itu.

Ketua BPK Hadi Poernomo menerima kunjungan dari Ketua Umum PBNU Hasyim Muzadi belum lama ini. Hadir juga dalam pertemuan itu Anggota II BPK Taufiqurrahman Ruqi, Anggota V BPK Sapto Amal Damandari dan Sekjen BPK Hendar Ristriawan.

Ketua BPK Hadi Poernomo didampingi oleh Anggota III BPK Hasan Bisri berfoto bersama dengan Tim Audit Investigasi BPK seusai diklat persiapan pemeriksaan itu.

Ketua BPK Hadi Poernomo didampingi Anggota I BPK Moermahadi Soerja Djanegara menyerahkan Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) BPK atas Laporan Keuangan Kejaksaan Agung 2010 kepada Jaksa Agung RI Basrief Arief di Auditorium Kejaksaan Agung RI, Jakarta, belum lama ini.

Ketua BPK Hadi Poernomo didampingi oleh Anggota  I BPK Moer­mahadi Soerja Djanegara, dan Sekjen BPK Hendar Ristriawan menyerahkan Laporan Hasil Pemeriksaan atas laporan keuangan 2010 Komite Pemberantasan Korupsi (KPK) kepada ketuanya Busyro Muqoddas.

Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi berfoto bersama dengan jajaran petinggi BPK seusai menerima Laporan Hasil Pemeriksaan BPK atas Laporan Keuangan 2010 belum lama ini. Laporan diserahkan oleh Ketua BPK Hadi Poernomo yang didampingi oleh Anggota V BPK Sapto Amal Damandari dan Sekjen BPK Hendar Ristriawan.

40 - 41 galeri foto revisi.indd 41 7/26/2011 7:39:41 PM

Page 6: Target WTP dan Kendala Aset

42 Warta BPKJUNI 2011

PROFESI

IkataN akuntan Indonesia kompartemen akuntan Sektor Publik (IaI kaSP) menggelar pertemuan penting, pada 5- 6

Juli. Pertemuan itu berupa Rapat anggota V Ikatan akuntan Indonesia kompartemen akuntan Sektor Pub-lik dan Dialog Pengelolaan keuangan Negara. acara yang digelar di aula Gandhi Gedung BPkP Pusat, Jakarta ini dihadiri ketua Badan Pemeriksa keuangan Hadi Poernomo, kepala BPkP Mardiasmo yang juga sebagai ketua Dewan Pengurus Nasional IaI, para Deputi BPkP, Wakil ketua kPk Haryono Umar, dan Irjen kemenkeu Sonny Loho.

Selain itu kegiatan yang diseleng-garakan setiap 3 tahun sekali ini juga diikuti oleh akuntan yang ber-aktivitas di sektor publik, baik dari instansi pemerintah pusat dan dae-rah, BUMN/BUMD, maupun lembaga nonprofit lainnya.

adapun tema yang diusung dalam rapat anggota V IaI kaSP kali ini yakni Peningkatan Nilai Guna Infor-masi Keuangan Negara Menuju Indo-

Foto : ketua Badan Pemeriksa keuangan Hadi Poernomo, kepala BPkP Mardiasmo

Peran Strategis Memperkuat Sektor Publik

Ikatan Akuntan Indonesia Kompartemen Akuntan Sektor Publik

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)

memiliki peran strategis untuk

memperkuat sektor publik.

profesi akuntan akan mendukung

pemerintah untuk terus melakukan perbaikan dalam

pengelolaan keuangan negara.

Tujuannya untuk meningkatkan

transparansi dan akuntabilitas

keuangan negara.

nesia yang Maju dan Mandiri. Melalui tema ini seluruh pengelola keuangan negara atau daerah merumuskan solusi terhadap semua permasala-han dalam pengelolaan dan tanggung jawab keuangan Negara. tak heran bila dalam dialog tersebut, semua pemetaan kondisi dalam pengelolaan keuangan negara digali dengan meli-hat berbagai sudut pandang. Melalui dialog ini diharapkan akan dapat di-rumuskan solusi untuk mengatasi semua permasalahan secara kompre-hensif dan integratif.

Selain itu, dialog Pengelolaan keuangan Negara juga membicara-

kan empat tema penting yakni seber-apa kompetenkah anda mengelola keuangan negara, pusingnya pemda menyusun laporan pertanggungjawa-ban, sudahkan anda memanfaatkan informasi keuangan dalam laporan keuangan, dan siapkah anda apabila salah mengelola keuangan negara.

Menariknya lagi, dalam dialog itu juga menghadirkan sejumlah panelis seperti Gubernur Sulawesi Utara Sin-yo Hari Sarundajang, Gubernur Beng-kulu agusrin M. Najamudin, ang-gota komisi Pemberantasan korupsi Haryono Umar, Inspektur Jenderal kementerian keuangan Sonny Loho,

Hadi Poernomo

42 - 43 profesi.indd 42 7/26/2011 7:42:22 PM

Page 7: Target WTP dan Kendala Aset

43Warta BPK JUNI 2011

Dirjen keuangan Daerah kemendagri Yuswandi a tumenggung, anggota komisi XI DPR kamaruddin Sjam dan auditor Utama keuangan Negara II BPk Syafri adnan Baharuddin.

tidak ketinggalan, Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi yang menjadi keynote speaker pada hari kedua, juga menyampaikan tema mengenai upaya pemerintah meningkatkan peran bi-rokrasi penyelenggara negara dalam memanfaatkan informasi keuangan negara untuk membangun Indonesia yang maju dan mandiri.

ketua BPk Hadi Poernomo dalam sambutannya mengatakan bahwa BPk tengah mengembangkan Link and Match Auditee (LMA), yang saat ini telah me-link-kan 962 en-titas. LMa juga bisa dikembang-kan menjadi e-audit BPk. Dengan adanya LMa ini maka kkN akan berkurang secara sistemik, bisa mengoptimalkan penerimaan negara, bisa mengoptimalkan efisiensi dan efektifitas penge-luaran negara, laporan BPk bisa lebih komprehensif, laporan BPk bisa lebih cepat, scope audit BPk makin lengkap sehingga informasi keuangan negara yang akan keluar menjadi laporan keuangan akan lebih bermanfaat dan berguna bagi pengambil keputusan sehing-ga nilai gunanya akan meningkat.

Sementara ketua Dewan Pen-gurus Nasional IaI, Prof. Dr. Mar-diasmo mengatakan rapat ang-gota V IaI kaSP bertujuan untuk menilai pertanggungjawaban kepen-gurusan periode 2008 – 2011 sekal-igus memilih kepengurusan baru IaI kaSP periode 2011 sampai dengan 2014. adapun, dialog pengelolaan keuangan negara dilaksanakan untuk memberikan wawasan, pengetahuan praktis dan informasi bagi para pen-gelola keuangan negara dalam melak-sanakan tugasnya.

Melalui dialog yang diikuti kalan-gan akuntan serta pengelola keuan-gan negara tersebut, Mardiasmo ber-harap adanya alternatif solusi untuk menata pengelolaan keuangan negara

menjadi lebih baik. “Inti dari dialog adalah upaya un-

tuk meningkatkan peran birokrasi pe-nyelenggaraan negara dalam meman-faatkan informasi keuangan negara untuk membangun Indonesia yang maju dan mandiri,” kata Mardiasmo.

Lebih lanjut Mardiasmo mengung-kapkan sebagai organisasi profesi akuntan, IaI memiliki peran strategis untuk memperkuat sektor publik.

Transparansi dan akuntabilitas

Pengelolaan keuangan negara yang berkualitas sangat berperan

penting dalam memastikan keberhas-ilan penyelenggaraan pemerintahan untuk mensukseskan pembangunan. Oleh karena itu profesi akuntan akan mendukung pemerintah untuk terus melakukan perbaikan secara kon-sisten dalam pengelolaan keuangan negara. tujuanya tak lain untuk me-ningkatkan transparansi dan akunt-abilitas keuangan negara.

Sebab dalam pandangan Mar-diasmo, pengelolaan keuangan nega-ra yang berkualitas merupakan salah satu unsur penting dalam mewujud-kan tata kelola pemerintahan yang

bersih dan akuntabel. Untuk itu, lan-jutnya, sudah menjadi tugas semua pihak terkait untuk melaksanakan upaya memperbaiki kualitas penyu-sunan dan penyajian laporan keuan-gan pemerintah.

Menurut dia, selama ini reformasi pengelolaan keuangan negara telah memasuki hampir satu dasawarsa. Selama itu pula berbagai persoalan dan proses pembelajaran menuju pengelolaan keuangan negara yang baik memang belum mencapai kesta-bilan yang sempurna.

Di sisi lain, dia melihat transpar-ansi dan akuntabilitas keuangan

negara mengalami kemajuan yang sangat berarti. Dengan membaiknya kualitas laporan keuangan pemerintah yang ditandai dengan membaiknya opini audit BPk selama ini tentunya merupakan modal yang kuat untuk memban-gun transparansi pengelolaan keuangan negara.

“Implementasi Standar akuntansi Pemerintah meru-pakan tantangan besar yang membutuhkan persiapan matang dan terstruktur ter-kait dengan peraturan, sistem, dan sumber daya manusianya, “kata Mardiasmo.

Menyinggung mengenai program yang dilaksanakan IaI di sektor publik, dia men-gungkapkan bahwa berbagai

program telah dikembangkan IaI sektor pulik. Sebut saja, mening-katkan good corporate governance di sektor publik dan membantu penca-paian opini WtP.

Selain itu, IaI Sektor Publik juga membantu mengimplementasikan PP No. 71/2010 tentang Standar akuntansi Pemerintah (SaP) ber-basis akrual, peningkatan kapasitas, kompetensi dan profesionalisme SDM pengelola keuangan pemerintah. Di-sisi lain IaI Sektor Publik juga mem-bantu mewujudkan sistem pengenda-lian internal pemerintah yang baik.

bw

Mardiasmo

42 - 43 profesi.indd 43 7/26/2011 7:42:23 PM

Page 8: Target WTP dan Kendala Aset

Toyotas, Governments And AuditsOleh : Paul NicollSubject Matter Expert Performance Audits, Australian National Audit Office (ANAO)

KOLOM

44 Warta BPKJUNI 2011

DUrINg the last few years, Toyota in the United States had problems with some vehicles. There were problems with the Prius Hybrid, more conventional cars, four wheel drives vehicles and with different Lexus models. These problems included difficulties with fuel pressure sensors, accelerators and floor mats. Toyota’s actions interested me since I travel daily to BPK in a Toyota Kijang that starts, moves, turns and stops. The company’s difficulties also interested others such as my neighbour who has a large, black, shiny Toyota Camry that also starts, moves, turns and stops. His neighbour has an even bigger and shinier Lexus which is also made by Toyota and which also starts, moves, turns and stops.

Initially, Toyota appeared to believe that the problems were specific to particular models. For instance, there were Prius problems, Camry problems and Lexus problems. However, when Toyota analysed its data more deeply, it found that the problems were similar and even the same in different versions of its vehicles. As mentioned above, the problems included fuel sensors, accelerators and floor mats. Consequently, Toyota focused on the underlying difficulties and it changed its design and manufacturing to reduce problems in future. Toyota also sought specialist advice from quality and safety experts and revised membership of its independent Quality Advisory Panel. recognition that some of its cars had similar problems was the first step in Toyota rebuilding its reputation for quality vehicles.

it is customary for all Supreme Audit Institutions, SAIs, to audit particular government entities and, while there is little research on this topic, we expect that the division of labour within SAIs is consistent with a focus on individual entities. An entity focus is necessary since SAIs give opinions on financial statements of individual entities and it simplifies an SAI’s structure if its staff are allocated to audits of entities. Therefore, for example, an SAI may have one team that audits health, another that audits education, and another that audits revenue agencies. The simplicity of this arrangement is a major attraction so that it will remain a sound basis for SAIs’ organization.

As with any form of organization there are advantages and disadvantages. In this case, the advantage is that the SAI will have audit findings about the health entity, the education entity and the revenue entity. The disadvantage is that the focus on single agencies may conceal common problems whose significance the SAI may not see. Here are some examples of functions where often there are common problems:

• Payments;• receipts;• Purchasing including contracting;• Budgeting;• reporting;• Training;• In addition, all agencies have staff

44 - 45 KOLOM.indd 44 7/26/2011 7:48:04 PM

Page 9: Target WTP dan Kendala Aset

45Warta BPK JUNI 2011

management issues. There are agencies with the same

principal function although they operate in different policy domains. Here are two examples:

• grants and transfer payments to provincial and local governments; and

• regulation. The latter can be of many areas including health care, transport, food or the environment.

BPK’s recent report on the financial statements of National government entities identified common problems including:

• inventories; and• expenditure on consultants, which

is part of government purchasing.

These are potential topics for performance audits which usually can explore the reasons for administrative problems more fully than can financial statement audits.

Here are SAIs that identified and reported on underlying administrative problems. By reporting in this way the SAIs provided government with a different and sharper perspective on how to resolve the underlying administrative and program delivery issues.

• Managing risks in government, United Kingdom;

• Procurement, United Kingdom;• Climate change initiatives in South

Africa, South Africa;• Audit of entities that are connected

with government employees and doing business with national departments, South Africa;

• Large information technology projects, Canada;• Management and control in small entities,

Canada;• Service delivery, Canada;• Managing conflicts of interest, Canada;• Lessons learned from government computer

projects, Netherlands;• IT governance at ministries, Netherlands; • Provision of information on major projects,

Netherlands;• Maintaining financial stability in Sweden –

Experiences from the Swedish banks’ expansion

in the Baltics, Sweden;• Public IT – projects overspend, Sweden;• Information exchange between government

agencies responsible for social security systems, Sweden;

• Security of central government payments, Sweden;

• Certificates of compliance, Australia;

• Capitalisation of software, Australia; and• Direct source procurement, Australia.

What does this mean for BPK?BPK has a large work program that - like all SAIs that

I know of - focuses on auditing individual government entities. Alongside this single agency focus, there is room to identify, explore and to report on common administrative and program delivery issues that slow program delivery and the success of programs. In this way, BPK’s already significant contribution to administrative reform will increase further since the resulting reports will be even more useful for both the Parliament and for national, provincial and local governments. Toyota’s experience in improving manufacturing by identifying common problems could be a model. Of note is that one dimension of the President’s approach to bureaucratic reform is to focus on underlying common problems that reduce the success and efficiency of government programs while increasing their costs.

44 - 45 KOLOM.indd 45 7/26/2011 7:48:04 PM