Kendala-Kendala Dalam Pemanggilan Pendeta Di Jemaat GBKP … · 2017. 9. 11. · yang berarti orang...

21
2 Pendahuluan Pendeta merupakan jabatan penting dalam gereja Kristen. Jabatan pendeta sampai saat ini masih merupakan jabatan yang sentral dalam gereja bukan saja sebagai pemimpin jemaat. Tetapi juga sebagai penanggungjawab berbagai pelayanan dalam jemaat dan melalui jemaat kepada dunia atau masyarakat. Jabatan kependetaan itu menempati beberapa bentuk atau struktur, misalnya bishop, pastor, pendeta dan imam, tetapi tugas dan tanggung jawabnya sama, yaitu memberitakan firman Allah, menggembalakan domba Allah dan melaksanakan sakramen sesuai dengan pesan Kristus. 1 Demikian pentingnya peran dan fungsi pendeta dalam gereja, maka hal yang menyangkut kependetaan selalu diatur dalam Anggaran Dasar dan Rumah Tangga Gereja. Demikianpun halnya dalam Gereja Batak Karo Protestan (GBKP). Pendeta adalah anggota sidi jemaat yang dipanggil oleh Yesus Kristus melalui pendidikan Teologia dan ditahbiskan menjadi pelayan khusus penuh waktu sebagai pendeta guna memikirkan dan mengembangkan teologia serta berpikir secara teologis dalam kehidupan kepemimpinan pelayanan gereja bersama dengan pelayan lainnya. 2 Ia memiliki kewajiban untuk menentukan suasana dalam jemaat sehingga jemaat dapat lebih giat memenuhi panggilannya sebagai sebuah persekutuan yang belajar-mengajar. Selain itu, pendeta juga merupakan seorang pengajar khusus, dimana ia harus melibatkan diri secara langsung sebagai seorang pengajar. Terdapat tiga wadah atau tempat bagi seorang pendeta secara 1 G. D. Dahlenbrug, “Siapakah Pendeta itu?” (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1999), 17. 2 Moderamen GBKP, “Tata Gereja GBKP Edisi Sinode 2005-2015, Kabanjahe: Abdi Karya, 2010), 9.

Transcript of Kendala-Kendala Dalam Pemanggilan Pendeta Di Jemaat GBKP … · 2017. 9. 11. · yang berarti orang...

Page 1: Kendala-Kendala Dalam Pemanggilan Pendeta Di Jemaat GBKP … · 2017. 9. 11. · yang berarti orang . bijak, cendikiawan, pemikir dan tempat mengadu. 6. Pendeta merupakan pelayan

2

Pendahuluan

Pendeta merupakan jabatan penting dalam gereja Kristen. Jabatan pendeta sampai saat ini

masih merupakan jabatan yang sentral dalam gereja bukan saja sebagai pemimpin jemaat. Tetapi

juga sebagai penanggungjawab berbagai pelayanan dalam jemaat dan melalui jemaat kepada

dunia atau masyarakat. Jabatan kependetaan itu menempati beberapa bentuk atau struktur,

misalnya bishop, pastor, pendeta dan imam, tetapi tugas dan tanggung jawabnya sama, yaitu

memberitakan firman Allah, menggembalakan domba Allah dan melaksanakan sakramen sesuai

dengan pesan Kristus.1 Demikian pentingnya peran dan fungsi pendeta dalam gereja, maka hal

yang menyangkut kependetaan selalu diatur dalam Anggaran Dasar dan Rumah Tangga Gereja.

Demikianpun halnya dalam Gereja Batak Karo Protestan (GBKP).

Pendeta adalah anggota sidi jemaat yang dipanggil oleh Yesus Kristus melalui

pendidikan Teologia dan ditahbiskan menjadi pelayan khusus penuh waktu sebagai pendeta guna

memikirkan dan mengembangkan teologia serta berpikir secara teologis dalam kehidupan

kepemimpinan pelayanan gereja bersama dengan pelayan lainnya.2

Ia memiliki kewajiban untuk menentukan suasana dalam jemaat sehingga jemaat dapat

lebih giat memenuhi panggilannya sebagai sebuah persekutuan yang belajar-mengajar. Selain itu,

pendeta juga merupakan seorang pengajar khusus, dimana ia harus melibatkan diri secara

langsung sebagai seorang pengajar. Terdapat tiga wadah atau tempat bagi seorang pendeta secara

1 G. D. Dahlenbrug, “Siapakah Pendeta itu?” (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1999), 17.

2 Moderamen GBKP, “Tata Gereja GBKP Edisi Sinode 2005-2015”, Kabanjahe: Abdi Karya, 2010), 9.

Page 2: Kendala-Kendala Dalam Pemanggilan Pendeta Di Jemaat GBKP … · 2017. 9. 11. · yang berarti orang . bijak, cendikiawan, pemikir dan tempat mengadu. 6. Pendeta merupakan pelayan

3

langsung dalam mengajar, yaitu pada kelas Katekhisasi, kelas pendidikan teologi jemaat,

dan mimbar.3

Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) adalah gereja yang mewarisi tradisi Calvinis yang

tidak jauh berbeda dengan gereja-gereja calvinis pada umumnya. Tradisi Calvinis yang diwarisi

GBKP antara lain tampak dalam sistem presbiterial sinodal. Penataan gereja secara Calvinis

bertolak dari jemaat setempat sebagai basis. Sistem penataan dasar Calvinis ini biasanya disebut

sebagai sistem penataan presbiterial karena lembaga kepemimpinannya terwujud dalam wadah

presbyterium (majelis jemaat). Kata sinodal menjelaskan bahwa gereja-gereja yang telah

menggabungkan diri pada sinode dan harus sejalan dengan sinode.4 Dalam sistem ini, GBKP

secara keseluruhan memiliki tiga jenjang, yang mempengaruhi setiap sistem dan struktur

organisasinya, yakni Sinode, Klasis, dan Runggun.5

Jadi dalam GBKP, kehadiran pendeta dalam sebuah jemaat yang sudah mandiri itu sangat

penting. Namun dalam kenyataan, banyak jemaat GBKP yang belum memiliki pendeta tetap

penuh waktu, meskipun jumlah pendeta di seluruh sinode sudah memadai dibandingkan dengan

jumlah jemaat (runggun). Hal ini terjadi antara lain di GBKP Runggun Semarang. Runggun ini

telah berdiri sejak tahun 1983, namun hingga kini belum pernah memiliki pendeta sendiri.

Pertanyaannya, kendala-kendala apa saja yang menyebabkan runggu ini hingga sekarang belum

pernah memiliki pendeta sendiri? Jadi tulisan ini hendak membahas kendala-kendala yang

dihadap GBKP Runggun semarang dalam proses pemanggilan pendeta. Untuk itu penulis akan

mulai dengan membahas tata gereja yang mengatur proses pemanggilan pendeta, lalu data

3S. Wismoady Wahono, P.D. Latuihamalo, F. Ukur,“Tabah Melangkah STT ke 50”.(Jakarta: STT Jakarta,

1984), 148-149. 4 PKPW GBKP, “Dikembangkan Untuk Mengembangkan” (Jakarta: Pustaka Sora Mido, 2004), 15.

5Runggun merupakan istilah umum untuk menyebut perkumpulan jemaat GBKP. Karena setiap GBKP di

daerah-daerah membentuk runggun sendiri, maka runggun dapat pula diartikan sebagai cabang.

Page 3: Kendala-Kendala Dalam Pemanggilan Pendeta Di Jemaat GBKP … · 2017. 9. 11. · yang berarti orang . bijak, cendikiawan, pemikir dan tempat mengadu. 6. Pendeta merupakan pelayan

4

lapangan mengenai kendala serta analisisnya. Tulisan akan diakhiri dengan sejumlah kesimpulan

dan saran.

1. Pendeta dan tugasnya.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pendeta didefinisikan sebagai pemuka,

pemimpin, atau guru agama. Kata “pendeta” juga berasal dari kata pandita yang berarti orang

bijak, cendikiawan, pemikir dan tempat mengadu.6 Pendeta merupakan pelayan firman yang

dididik secara teologis.7 Pendeta adalah seorang pengajar umum dan juga pengajar khusus di

dalam jemaat dimana ia harus melibatkan diri secara langsung pada tiga wadah pelayanan yaitu

kelas katekisasi, pendidikan teologi jemaat, dan mimbar.8 Sebagai pejabat gereja pendeta

memiliki tugas-tugas khusus.

Tugas pendeta adalah melayani pemberitaan firman Allah dan sakramen, memimpin

katekisasi (pengajaran agama), meneguhkan anggota sidi, menahbiskan pelayan-pelayan khusus,

memberkati dan meneguhkan nikah, memimpin pemakaman orang mati, mengembalakan

anggota jemaat, memimpin sidang jemaat, memimpin jemaat, menjalankan disiplin gereja dan

melakukan pelayanan diakonia.9 Pendeta juga bertugas mengawasi dan melakukan fungsi

pastoral serta fungsi adminstratif gereja.10

Akan tetapi tugas pendeta yang utama dan terpenting

adalah memberitakan injil dan melayani sakramen.11

6 Liem Khiem Yang, “Pendeta, Ensiklopedia Nasional Indonesia, V.12”, (Jakarta: Cipta Adi Pustaka,

1990), 365. 7 Edgar Wals, “Bagaimana Mengelola Gereja Anda”, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2006), 7.

8S. Wismoady Wahono, P.D. Latuihamalo, F. Ukur, “Tabah Melangkah STT ke 50”, (Jakarta: STT Jakarta,

1984),148-149. 9 Ch. Abineno, “Jemaat”, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1968), 164.

10 Edgar Wals, “Bagaimana Mengelola Gereja Anda”, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2006), 8.

11 M.H. Bolkestein, “Azaz-Azaz Hukum Gereja”, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1968), 74.

Page 4: Kendala-Kendala Dalam Pemanggilan Pendeta Di Jemaat GBKP … · 2017. 9. 11. · yang berarti orang . bijak, cendikiawan, pemikir dan tempat mengadu. 6. Pendeta merupakan pelayan

5

1.1 Jabatan Pendeta

Menjadi pendeta berarti juga menjadi pejabat gereja, yakni dipanggil untuk melayani. Hal

ini pertama-tama ditentukan oleh pola hidup dan Firman Yesus Kristus, yang mana Kristus

datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan memberikan hidupnya sebagai

harga tebusan bagi orang banyak (Markus 10:45). Demikianlah pejabat gereja dipanggil untuk

melayani dan bukan untuk dilayani.12

Pendeta memiliki tugas dan tanggung jawab yang besar terhadap jemaatnya. Pendeta

disiapkan melalui pendidikan akademis khusus untuk menjadi pelayan khusus dalam gereja.

Pendeta berfungsi di bidang motivasi dan refleksi teologis. Seorang pendeta harus kritis dalam

menghadapi pergolakan dunia masa kini. Pendeta juga disiapkan untuk membina warga menjadi

jemaat yang missioner. Oleh karenanya, seorang pendeta dituntut memiliki ketrampilan khusus,

berpendidikan teologia yang matang sehingga di dalam memberikan refleksi teologis pendeta

mampu menjawab persoalan yang timbul dalam setiap situasi.13

1.2 Status Pendeta

Status pendeta dalam jemaat berbeda-beda, sesuai dengan struktur organisasi yang

berlaku dalam masing-masing gereja. Namun yang terlihat di banyak gereja saat ini, pendeta

mempunyai kedudukan yang penting. Tidak hanya berfungsi sebagai penginjil atau gembala saja,

tetapi pendeta juga banyak terlibat dalam kegiatan organisasi gereja tersebut.

Pendeta diakui sebagai pelayan khusus dalam gereja karena ada tugas pelayanan yang

hanya boleh dilakukan oleh pendeta. Dan kebanyakan warga gereja menganggap bahwa seorang

pendeta adalah seorang pemimpin yang mampu mengatasi masalah-masalah yang terjadi dalam

12

Dr. Ch. Abineno, Sekitar Teologi Praktika 1, (Jakarta, BPK Gunung Mulia, 1968), 79. 13

Matimoe, “Pembangunan Jemaat Missioner”, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1978), hal. 238

Page 5: Kendala-Kendala Dalam Pemanggilan Pendeta Di Jemaat GBKP … · 2017. 9. 11. · yang berarti orang . bijak, cendikiawan, pemikir dan tempat mengadu. 6. Pendeta merupakan pelayan

6

jemaat. Oleh karena tugas khusus itu, maka pendeta harus mendapat perhatian khusus pula.Pada

akhirnya, banyak orang justru menilai pendeta itu bukan pada kemampuannya untuk berkhotbah,

mengajar, atau membimbing, tetapi pada kesanggupannya untuk mengelola gerejanya secara

mulus dan efisien.14

Pendeta adalah anggota sidi jemaat yang dipanggil oleh Tuhan Yesus Kristus melalui

pendidikan teologia dan ditahbiskan menjadi pelayan khusus penuh waktu sebagai pendeta guna

memikirkan dan mengembangkan teologia dalam kehidupan kepemimpinan pelayanan Gereja

bersama-sama dengan pelayan khusus lainnya.15

1.3 Fungsi Pendeta

Fungsi pendeta adalah sebagai: Gembala, Guru dan Pemimpin. Pertama, sebagai

Gembala tugasnya menjadi teladan; mendorong dan membimbing warga jemaat yang baik

secara perorangan membuat secara bersama-sama agar bertumbuh menjadi semakin dewasa dan

mandiri. Perkunjungan; Mengunjungi warga jemaat di tempat kediaman atau di tempat kerja

masing-masing. Memberikan perhatian; kepada kehidupan keluarga warga jemaat, warga jemaat

yang berduka, yang sedang berkabung, yang sedang sakit, yang terancam kekurangan sandang,

pangan dan papan, yang ditahan atau dipenjara. Mendampingi; warga jemaat yang sedang

menghadapi kesulitan di rumah tangga, di lingkungan masyarakat sekitar atau di tempat kerja

guna membantu mencapai jalan keluar, serta menyimpan kerahasiaan yang menyangkut pribadi-

pribadi warga jemaat dengan sebijaksana mungkin. Memberikan pengertian tentang

persembahan syukur serta mendorong jemaat untuk memberikan persembahan.

14

George Barna, “Memasarkan Gereja”, (Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 1988), 8. 15

Moderamen GBKP, “Tata Gereja GBKP Edisi Sinode 2005-2015”, Kabanjahe: Abdi Karya, 2010), 9.

Page 6: Kendala-Kendala Dalam Pemanggilan Pendeta Di Jemaat GBKP … · 2017. 9. 11. · yang berarti orang . bijak, cendikiawan, pemikir dan tempat mengadu. 6. Pendeta merupakan pelayan

7

Tugas kedua seorang pendeta adalah sebagai Guru, yang mengajar dan mendidik; anak-

anak, remaja serta calon anggota sidi sehingga tumbuh menjadi warga jemaat mandiri dalam

iman, serta prilaku kristiani. Melakukan pengajaran dan pembinaan agama secara terus menerus

kepada warga jemaat yang telah dibabtis dewasa dan anggota yang menerima sidi. Memberi

teladan, bimbingan dan petunjuk kepada jemaat agar dapat mewujudkan, kesaksiann persekutuan

dan pelayanan cinta kasih ke tengah masayarakat yang secara terus menerus berubah dan

berkembang.16

Ketiga, sebagai Pemimpin, yang menjadi nara sumber, membina Majelis Jemaat,

Pengurus Persekutuan Kategorial dan unit-unit pelayanan lainnya dalam kegiatan kesaksian,

persekutuan dan pelayanan. Menjalankan dan melaksanakan peraturan-peraturan lainnya,

mengadakan pembagian tuagas dan melaksanaknnya serta menjalankan tugas-tugas khusus

lainnya. Mengingatkan Badan Pengurus (BP) Majelis Jemaat untuk mengawasi dan

mengevaluasi program-program yang telah ditetapkan Sidang Majelis. Turut serta dalam

perencanaan pemasukan dan perencanaa pengeluaran serta kebijaksanaan lainnya dalam bidang

keuangan.17

Pendeta menjalankan tugas dan peraturan tersebut di atas berdasarkan pembagian kerja

dengan pelayan khusus lainnya, pembagian kerja ditetapkan oleh majelis jemaat yang

bersangkutan dengan memperhatikan wewenang dan tugas masing-masing pelayan khusus.18

Penugasan pendeta GBKP adalah melayani jemaat, pelayanan jabatan struktural gereja,

Pelayanan di Persekutuan Kategorial dan unit-unit pelayanan lainnya, serta pelayanan di luar

gereja. GBKP sendiri memiliki syarat-syarat khusus yang harus dipenuhi agar dapat melayani

16

Ibid., 9 17

Ibid., 10 18

Ibid., 10

Page 7: Kendala-Kendala Dalam Pemanggilan Pendeta Di Jemaat GBKP … · 2017. 9. 11. · yang berarti orang . bijak, cendikiawan, pemikir dan tempat mengadu. 6. Pendeta merupakan pelayan

8

GBKP sebagai pendeta. Syarat-syarat tersebut adalah pertama, pendeta harus menampakkan sikap

iman dalam kelakuan hidup dan memiliki karunia kepemimpinan melayani. Kedua,

menyelesaikan pendidikan Teologia dengan baik pada lembaga pendidikan Teologia yang diakui

oleh GBKP. Ketiga, bagi warga jemaat yang memiliki pendidikan minimal S1 dari berbagai

disiplin ilmu merasa terpanggil menjadi Pendeta, dapat diterima setelah melalui penyaringan dan

pendidikan khusus yang dilaksanakan oleh Moderamen GBKP atau instansi/institusi yang ditunjuk

oleh Moderamen GBKP. Keempat, maksimum umum 40 tahun pada saat ditahbiskan. Kelima,

menjalani masa orientasi dan praktek (vicarist) sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun, di bawah

bimbingan Majelis Jemaat, BP Klasis atau Pendeta yang ditunjuk oleh Moderamen GBKP.

Orientasi ini meliputi pengenalan organisasi, administrasi, Kehidupan GBKP, bahasa dan budaya

Karo. Vicar wajib membuat laporan secara periodik kepada Majelis Jemaat setempat, BP Klasis

dan Pendeta Pembimbing, untuk dievaluasi dan dijadikan sebagai bahan acuan pemberian

rekomendasi penahbisan. Keenam, ditahbiskan setelah mendapat rekomendasi dari Majelis

Jemaat, BP Klasis dan Pendeta Pembimbing. Persyaratan yang terakhir, yakni ketujuh adalah

Perekrutan Pendeta berorientasi kepada kebutuhan (dalan kwalitas dan kwantitas).19

19

Ibid.,11

Page 8: Kendala-Kendala Dalam Pemanggilan Pendeta Di Jemaat GBKP … · 2017. 9. 11. · yang berarti orang . bijak, cendikiawan, pemikir dan tempat mengadu. 6. Pendeta merupakan pelayan

9

2. Gambaran Umum GBKP Runggun Semarang

2.1 Sejarah

Sejak tahun 1950-an, mulai banyak kaum muda Batak Karo yang merantau ke Pulau

Jawa. Pada umumnya mereka merantau untuk bekerja dan melanjutkan pendidikan di beberapa

kota besar, seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta dan Semarang. Orang-orang Batak Karo yang

merantau pada umumnya merupakan jemaat GBKP di daerah asalnya. Oleh karena itu, mereka

terdorong untuk mendirikan GBKP di daerah perantauan, dan salah satunya ialah GBKP

Semarang.

GBKP Semarang berdiri melalui proses yang cukup panjang oleh orang Batak Karo yang

datang ke Semarang pertengahan 1970-an. Pada tahun 1981 dibentuklah oleh mereka “Panitia

Lima”, yang beranggotakan 5 orang untuk membuat persekutuan orang-orang Karo yang

beragama Kristen Protestan di daerah Semarang. Mereka di antaranya ialah: Peni Barus, Drs.

Kopon Sembiring, Bp. Arma Sembiring, Mimpin Br Tarigan, dan Nd. Elkana Sitepu (Alm).

Panitia Lima inilah yang mencari gedung gereja dan mengatur jalannya kebaktian.

Ibadah GBKP Runggun Semarang pertama kalinya diadakan pada tanggal 19 Juni 1983,

pukul 17.00 WIB. Mereka meminjam gedung gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP)

Semarang yang berlokasi di Jalan Kertanegara, sebagai tempat untuk menjalankan ibadah setiap

minggunya. Hal itu berlangsung selama dua tahun, dari 1983-1985 dimana GBKP Semarang

pada waktu itu masih berada di bawah naungan GBKP Yogyakarta. 20

20

Hasil wawancara dengan Pnt. Em. Bp. L.S, selaku penatua emeritus, yang dituakan di GBKP Semarang,

pada hari Minggu, 16 Juni 2013, pada pukul 12.30 WIB.

Page 9: Kendala-Kendala Dalam Pemanggilan Pendeta Di Jemaat GBKP … · 2017. 9. 11. · yang berarti orang . bijak, cendikiawan, pemikir dan tempat mengadu. 6. Pendeta merupakan pelayan

10

Anggota perpulungan21

tidak bergabung dalam kebaktian yang dilakukan oleh jemaat

HKBP Semarang. Mereka hanya menumpang beribadah di gedung gereja yang ada, sedangkan

kebaktiannya dilakukan menurut tata cara peribadahan GBKP. Jemaat HKBP Semarang

melaksanakan ibadah pada pukul 09.00-11.00 WIB, sedangkan anggota perpulungan

melaksanakan ibadah pada pukul 15.00-17.00 WIB. Pihak HKBP Semarang memberi tanggapan

yang baik dengan mengizinkan anggota perpulungan beribadah di gereja itu. Selama

menumpang beribadah di HKBP Semarang, anggota perpulungan mulai mengadakan

pembicaraan untuk merencanakan pendirian gereja sendiri dengan mengumpulkan dana secara

swadaya.22

Rumah ibadat jemaat GBKP Semarang resmi dibangun pada tanggal 20 Agustus

1986 yang terletak di daerah Semarang Selatan, tepatnya di jalan Semeru Dalam I, di daerah

kelurahan Karang rejo, kecamatan Gajah Mungkur, RT 07/ RW 05.

Kehadiran GBKP di Semarang telah membuat orang-orang Batak Karo Protestan di

Semarang merasa senang karena memiliki gedung gereja sendiri dengan konsep peribadahan

yang akomodatif terhadap kebudayaan Batak Karo. Hal ini sejalan dengan sifat GBKP sebagai

gereja kesukuan. Oleh karena itu, orang-orang Batak Karo Protestan yang datang belakangan di

Semarang juga tidak mengalami kesulitan untuk menyesuaikan diri dengan tata cara peribadahan

di GBKP Semarang.23

2.2 Keanggotaan GBKP Runggun Semarang

Dalam tata kelola gereja yang didasarkan pada sistem presbiterian sinodal, majelis gereja

merupakan lembaga tertinggi. Di gereja GBKP, termasuk GBKP Semarang, majelis gereja

disebut majelis runggun, yang terdiri dari ketua, sekretaris, bendahara, dan anggota serta bagian

21

Perpulungan adalah sebutan atas persekutuan jemaat dalam Gereja Batak Karo Prostestan. 22

Hasil wawancara dengan Pnt. Bp. D.G, selaku Ketua Majelis Jemaat Runggun GBKP Semarang, pada

hari Minggu, 16 Juni 2013, pada pukul 12.30 WIB. 23

Ibid,.

Page 10: Kendala-Kendala Dalam Pemanggilan Pendeta Di Jemaat GBKP … · 2017. 9. 11. · yang berarti orang . bijak, cendikiawan, pemikir dan tempat mengadu. 6. Pendeta merupakan pelayan

11

diakonia, Moria (kaum ibu), Mamre (kaum bapak), Permata (kaum muda-mudi), dan KA/KR

(anak dan remaja).

Setiap lima tahun sekali diadakan sidang Sinode yang diikuti oleh majelis runggun

GBKP se-Indonesia. Hal tersebut merupakan kebijakan dari Moderamen GBKP Pusat untuk

membuat runggun GBKP di berbagai daerah menjadi lebih matang, terutama dalam hal

pelayanan jemaat. Dalam pertemuan ini dibicarakan tentang rotasi tugas pendeta, kondisi

keuangan GBKP, dan perluasan wilayah pelayanan rohani.24

Secaraumum keanggotaan jemaat GBKP Semarang mengalami pertumbuhan setiap

tahun. Terdata sampai tahun 2012, jemaat GBKP Semarang terdaftar 24 KK (kepala keluarga)

dan 164 anak Permata. Ada yang sudah berdomisili sejak lama bahkan sebelum GBKP

Semarang dibentuk, ada juga yang berasal dari daerah lain seperti Jawa maupun luar Jawa, yang

kemudian berpindah tugas atau sedang melanjutkan pendidikan di daerah Semarang dan

sekitarnya. Kehadiran jemaat setiap minggunya mencapai 80% - 90% dari jumlah terdaftar.25

Semua anggota tersebar hampir di semua pelosok Semarang, termasuk di daerah Salatiga.

Di Salatiga juga ada Persekutuan Permata sektor Salatiga yang dibentuk untuk memfasilitasi

para mahasiswa/i Karo yang berasal dari luar pulau yang merupakan anggota jemaat GBKP dan

ingin beribadah dengan orang-orang suku Batak Karo khususnya yang sedang melanjutkan

pendidikan di Salatiga.

24

Hasil wawancara dengan Pnt. Em. Bp. L.S, selaku penatua emeritus, yang dituakan di GBKP Semarang,

pada hari Minggu, 16 Juni 2013, pada pukul 12.30 WIB. 25

Hasil wawancara dengan Pnt. Bp. D.G, selaku Ketua Majelis Jemaat Runggun GBKP Semarang, , pada

hari Minggu, 16 Juni 2013, pada pukul 12.30 WIB.

Page 11: Kendala-Kendala Dalam Pemanggilan Pendeta Di Jemaat GBKP … · 2017. 9. 11. · yang berarti orang . bijak, cendikiawan, pemikir dan tempat mengadu. 6. Pendeta merupakan pelayan

12

2.3 Pekerjaan Anggota Jemaat GBKP Runggun Semarang

Majunya sebuah gereja seringkali dilihat dari pemasukan berdasarkan persembahan

warga jemaat, sehingga dapat menunjang pembangunan gereja dan mendukung pelayanan gereja.

Di bawah ini akan didaftarkan jenis pekerjaan jenis anggota jemaat.

Tabel 1.1 Jenis Pekerjaan Anggota Jemaat GBKP Runggun Semarang26

Jenis pekerjaan Jumlah Persentase

Pegawai Negeri Sipil 5 orang 3,5 %

TNI/POLRI 2 orang 1,5 %

Wiraswasta 20 orang 15%

Pelajar/Mahasiswa 164 orang 80%

2.4 Data Keuangan jemaat GBKP Runggun Semarang

Tabel 1.2Rekapitulasi Penerimaan Dan Pengeluaran Per Bulan, Tahun 201127

No

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

BULAN

SALDO AWAL

JANUARI

FEBRUARI

MARET

APRIL

MEI

JUNI

JULI

AGUSTUS

SEPTEMBER

OKTOBER

NOVEMBER

DESEMBER

SALDO AKHIR

PENERIMAAN

Rp 31.278.500

Rp 11.604.500

Rp 15.659.000

Rp 15.611.425

Rp12.701.100

Rp 9.738.000

Rp 17.104.500

Rp 19.443.500

Rp 8.973.200

Rp 12.292.600

Rp 11.578.500

Rp 15.950.000

Rp 181.934.825

PENGELUARAN

Rp 9.228.960

Rp 17.205.700

Rp 14.835.095

Rp 14.105.750

Rp 13.400.520

Rp 9.459.825

Rp 12.463.665

Rp 12.736.950

Rp 11.234.110

Rp 10.593.520

Rp 19.724.835

Rp 32.859.107

Rp 117.848.037

SALDO

Rp 34.462.382

Rp 56.511.922

Rp 50.910.722

Rp 51.734.627

Rp 53.240.302

Rp 52.819.057

Rp 52.459.892

Rp 57.459.892

Rp 64.166.442

Rp 61.905.532

Rp 63.604.612

Rp 55.458.277

Rp 38.549.170

Rekapitulasi penerimaan dan Pengeluaran

26

Data Statistik Pekerjaan Jemaat GBKP Runggun Semarang2007-2012. 27

Laporan: “Musyawarah Ngawan GBKP Runggun Semarang”. Semarang, 25 Maret 2012.

Page 12: Kendala-Kendala Dalam Pemanggilan Pendeta Di Jemaat GBKP … · 2017. 9. 11. · yang berarti orang . bijak, cendikiawan, pemikir dan tempat mengadu. 6. Pendeta merupakan pelayan

13

Kas Runggun GBKP Semarang Per 31 Desember 2011

Penerimaan Tahun 2010

1. Saldo kas 1 Januari 2011 Rp. 34.462.382

2. Pendapatan tahun 2011 Rp. 181.934.825

Jumlah Rp. 216.397.207

Pengeluaran Tahun 2010

1. Setoran ke Klasis Rp. 38.963.770

2. Pengeluaran Intern Runggun Rp. 138.884.267

Jumlah Rp. 117.848.037

Sisa saldo per 31 Desember 2011 Rp. 38.549.170

Semarang, Maret 2012

3. Kendala-kendala Dalam Pemanggilan Pendeta

GBKP Semarang sudah berdiri sejak 30 tahun yang lalu, faktanya belum pernah ada

pendeta tetap yang melayani di GBKP Semarang sampai saat ini. Sesuai dengan hasil wawancara

yang telah dilakukan penulis dengan 6 orang majelis, 1 ketua Permata dan juga beberapa jemaat

yang paham dengan situasi dan kondisi GBKP Semarang, maka pendapat mereka menyatakan

bahwa sangat diperlukan keberadaan pendeta di GBKP runggun Semarang. Penulis akan

Page 13: Kendala-Kendala Dalam Pemanggilan Pendeta Di Jemaat GBKP … · 2017. 9. 11. · yang berarti orang . bijak, cendikiawan, pemikir dan tempat mengadu. 6. Pendeta merupakan pelayan

14

memaparkan beberapa alasan-alasan mengapa sampai saat ini jemaat GBKP Semarang belum

memiliki pendeta tetap untuk melayani.

3.1 Belum Ada Upaya Pemanggilan Pendeta ke GBKP Runggun Semarang.

Dari hasil wawancara Pt. KK28

menyatakan bahwa dari dulu belum pernah ada upaya

dalam pengadaan pendeta karena jumlah jemaat yang masih minim dan pemasukan keuangan

yang masih minim pula. Dalam hal penempatan pendeta, tata gereja GBKP menyatakan bahwa

penempatan pendeta adalah berorientasi pada kebutuhan jemaat. Bukan hanya karena keuangan

tapi pada konteks lokal jemaat. Seiring berjalannya waktu, saat ini semakin banyak jumlah

mahasiswa dalam hal ini Permata yang melanjutkan studi ke Semarang dan orang tua Karo yang

bekerja dan menikah di Semarang, maka warga jemaat Karo semakin banyak dan kebutuhan

pelayanan semakin mendesak.

3.2 Jumlah Jemaat yang Sedikit

Pnt. Em. Bp. L.S29

mengemukakan bahwa jemaat GBKP Semarang saat ini hanya terdiri

dari 24 KK, dan yang aktif hanyalah 15KK. Begitu juga dengan Permatayang terdaftar 164

orang, dan yang aktif sekitar 90-100 orang. Pendeta nanti dikuatirkan tidak cukup mempunyai

pekerjaan karena jumlah jemaat yang . Terhadap alasan ini penulis berpendapat, bahwa tidaklah

terlalu tepat, karena kebutuhan akan sosok seorang pendeta yang benar-benar memberikan

waktunya untuk melayani jemaat, khususnya terhadap Permata yang jumlahnya semakin banyak.

Pendampingan juga akhir-akhir ini mulai dibutuhkan oleh jemaat, karena tingkat

kehadiran/keaktifan jemaat yang menurun dalam ibadah dan kegiatan-kegiatan gerejawi lainnya.

28

Hasil wawancara dengan Pt. KK di Semarang, Minggu 16 juni 2013 29

Hasil wawancara dengan Pnt. Em. Bp. L.S, selaku penatua emeritus, yang dituakan dan dijadikan sebagai

penasehat di GBKP Semarang, pada hari Minggu, 16 Juni 2013, pada pukul 12.30 WIB.

Page 14: Kendala-Kendala Dalam Pemanggilan Pendeta Di Jemaat GBKP … · 2017. 9. 11. · yang berarti orang . bijak, cendikiawan, pemikir dan tempat mengadu. 6. Pendeta merupakan pelayan

15

Dengan melihat perkembangan dan tingkat kebutuhan maka jemaat sangat membutuhkan

pendeta dalam melayani jemaat. Tugas dan fungsi pendeta sangat besar. Menurut Abineno,

jabatan pendeta merupakan jabatan gembala sebagai pemberita injil. Pemberita injil adalah

pembantu rasul yang mengajar, membabtis, dan mengatur gereja. Jabatan pendeta tetap dan

dianggap berperan penting dalam gereja.30

Selain jabatan ada juga fungsi pedeta yang sangat

penting yaitu fungsi sebagai Gembala yang bertugas menjadi teladan, mendorong dan

membimbing warga jemaat yang baik secara perorangan membuat secara bersama-sama agar

bertumbuh menjadi semakin dewasa dan mandiri. Sebagai gembala juga melakukan

perkunjungan kerumah-rumah warga. Dengan demikian jemaat dilayani dan kebutuhan akan

perkembangan iman terpenuhi. Jemaat akan semakin rindu dan butuh bersekutu jika kebutuhan

mereka terlaksana dengan baik.

3.3 Adanya Konflik Dalam Tubuh Majelis dan Jemaat.

Seorang majelis yang berinisial RG, menyatakan bahwa kehadiran seorang pendeta

harusnya diadakan dari dulu, karena banyak konflik yang terjadi antara majelis dengan majelis,

majelis dengan jemaat, dan antara jemaat sendiri, tetapi tidak ada yang menengahi dan yang

memberikan solusi untuk masalah yang terjadi. Dalam penempatan pendeta juga terdapat konflik

dan ketidaksepakatan. Ada yang setuju dan ada yang tidak. Dalam hal ini seringkali terjadi

kesenjangan di lingkungan jemaat GBKP Semarang dan menyebabkan kehadiran jemaat tertentu

di kegiatan gereja menjadi timbul-tenggelam. Menurut beliau juga, pelayanan ke tiap-tiap rumah

tangga juga sangat dibutuhkan untuk melakukan pendampingan terhadap keluarga yang

bermasalah. Pelayanan seperti ini terbatas untuk seorang majelis, karena majelis sendiri tidak

bisa melayani di gereja dengan penuh waktu. Misalnya, keluarga, pekerjaan dan juga

30

Ch. Abineno, “Penggembalaan”, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1986), hal. 104

Page 15: Kendala-Kendala Dalam Pemanggilan Pendeta Di Jemaat GBKP … · 2017. 9. 11. · yang berarti orang . bijak, cendikiawan, pemikir dan tempat mengadu. 6. Pendeta merupakan pelayan

16

kepentingan lainnya yang membuat pelayanan majelis sangat terbatas.31

Hal serupa juga

dikatakan oleh PG32

, berpendapat bahwa tanpa kehadiran seorang pendeta tetap di GBKP

Semarang, pelayanan dianggap kurang maksimal, karena kurang pendampingan terhadap majelis

jemaat, pengurus badan kategorial khususnya, dan jemaat pada umumnya.33

Pada kendala ini sesuai dengan fungsi sebagai gembala yang merawat domba-dombanya

dengan penuh kasih dan menjadi teladan bagi jemaatnya, merupakan gambaran dari Perjanjian

Baru yang menghadirkan keberadaan Allah, yang dipanggil sebagai pelayan (1 dan 2 Timotius).

Sebagaimana Allah mengunjungi pasangan yang Dia ciptakan di Taman Eden, sebagaimana

Tuhan Yesus berkunjung pada saat Dia menjadi manusia, demikian halnya juga pendeta dalam

kunjungannya terhadap jemaat-jemaatnya.

Sesuai fungsi kedua pendeta adalah sebagai Guru, yang bertugas sebagai pengajar dan

pendidik; anak-anak, remaja serta calon anggota sidi sehingga tumbuh menjadi warga jemaat

mandiri dalam iman, serta perilaku jemaat GBKP Semarang yang mencerminkan pengikut Yesus

Kristus yang dapat saling mengasihi dan mengampuni. Sehingga konflik dalam tubuh gereja

dapat terselesaikan dengan baik. Pendeta menjadi penengah serta menjelaskan sekaligus

mempraktekkan hukum kasih dalam pelayanannya. Pengikut Kristus berarti juga mau mengikuti

pola hidup Yesus yang rela mengorbankan diri-Nya demi kebaikan dan kepentingan orang

banyak. Demikian halnya majelis dan jemaat agar mau merendahkan hati untuk saling

mengampuni.

31

Hasil wawancara dengan Dk. R.G, selaku Bendahara Majelis GBKP Runggun Semarang, Minggu, 16

Juni 2013, pada pukul 13.00 WIB 32

Hasil wawancara dengan PG, selaku Ketua Permata GBKP Semarang, Minggu, 19 Mei 2013, pada

pukul 11.30 WIB. 33

Ibid

Page 16: Kendala-Kendala Dalam Pemanggilan Pendeta Di Jemaat GBKP … · 2017. 9. 11. · yang berarti orang . bijak, cendikiawan, pemikir dan tempat mengadu. 6. Pendeta merupakan pelayan

17

Fungsi ketiga dari pendeta adalah sebagai sebagai Pemimpin, yang menjadi nara sumber,

membina Majelis Jemaat, Pengurus Persekutuan Kategorial dan unit-unit pelayanan lainnya

dalam kegiatan kesaksian, persekutuan dan pelayanan. Menjalankan dan melaksanakan

peraturan-peraturan lainnya, mengadakan pembagian tugas dan melaksanaknnya serta

menjalankan tugas-tugas khusus lainnya. Dalam hal ini majelis dan pendeta dapat berbagi tugas

pelayanan dijemaat. Ia harus mampu untuk melayani sekaligus memimpin dan mengajar

jemaatnya mengenai kebenaran Firman Tuhan, perilaku yang benar, cara bersikap, berpikir dan

berkata-kata. Pendeta juga harus menjadi teladan bagi banyak orang, tak peduli berapa-pun usia

sang pendeta, masih muda ataukah ia sudah tua, yang jelas ia harus bisa menjadi teladan,

bersikap dewasa dan mampu berpikir secara matang.

3.4 Kendala lainnya adalah GBKP Semarang tidak mampu mencukupi kebutuhan

keuangan pendeta.

Dari hasil wawancara, Pt. BJG34

menyatakan bahwa selain jumlah jemaat yang sedikit

dan pemasukan yang tidak banyak maka pendeta tidak akan tercukupi kebutuhan keuangannya.

Sehigga sampai saat ini belum penting kehadiran pendeta di jemaat ini. Sementara hasil

waawancara dengan PG, Pt. Em. LS, Pt. KK maka kehadiran pendeta justeru sangat penting bagi

perkembangan jemaat. Hal serupa juga dikatakan oleh PG35

, bahwa tanpa kehadiran seorang

pendeta tetap di GBKP Semarang, pelayanan dianggap kurang maksimal, karena kurang

pendampingan terhadap majelis jemaat, pengurus badan kategorial khususnya, dan jemaat pada

umumnya.36

34

Wawancara dengan Pt. BJG Semarang Juni 2013 35

Hasil wawancara dengan PG, selaku Ketua Permata GBKP Semarang, Minggu, 19 Mei 2013, pada

pukul 11.30 WIB. 36

Ibid

Page 17: Kendala-Kendala Dalam Pemanggilan Pendeta Di Jemaat GBKP … · 2017. 9. 11. · yang berarti orang . bijak, cendikiawan, pemikir dan tempat mengadu. 6. Pendeta merupakan pelayan

18

Padahal dari segi dana, sudah ada kesadaran warga untuk mendukung dana pelayanan

gereja, pengucapan syukur, secara spontanitas warga atas berkat Tuhan yang dialami semakin

banyak, kekuatan dana terlihat pembangunan fisik (gedung gereja, gedung KA/KR), semangat

gotong royong yang tinggi dalam pengumpulan dana; cukup banyak yang potensial siap

mendukung dana bila dengan program yang jelas dan berprospek baik; kadang-kadang masih ada

bantuan dari gereja mitra luar negeri.37

Data keuangan Gereja GBKP Rg. Semarang pada tahun 2011 berdasarkan sidang jemaat

tahunan saldonya surplus sebesar Rp. 38.549.170.38

Dengan melihat fakta ini, maka

menghadirkan pendeta dalam jemaat tidak perlu kuatir akan kebutuhan keuangan pendeta.

Ditambah lagi bahwa Sinode GBKP sendiri yang membayar gaji tiap pendeta di seluruh

Indonesia. Hanya saja ada kewajiban setiap runggun/jemaat untuk membantu finansial pendeta

sesuai dengan kesepakatan yang ada dan ditambah dengan persembahan ucapan syukur dari

jemaat untuk kesejahteraan pendeta beserta keluarga.. Tidak ada unsur paksaan, tapi disesuaikan

dengan kemampuan jemaat. Hal ini dibahas dalam sidang Majelis yang dilakukan sebulan sekali.

Pendeta memiliki tugas dan peranan penting dalam jemaat GBKP Runggun Semarang.

Pendeta berperanbukan hanya dalam hal mengkhotbahi jemaatnya, namun juga sebagai

motivator, pembimbing rohani, guru, dan teladan. Dengan demikian, pendeta hendaknya selalu

berada dalam tiga posisi, yakni didepan sebagai teladan, disamping sebagai tdran eman dan

dibelakang sebagai motivator,dimana-pun dan kapan-pun ia berada.

37

PKPW GBKP, “Dikembangkan Untuk Mengembangkan” (Jakarta: Pustaka Sora Mido, 2004), 39. 38

Sesuai dengan hasil musyawarah Jemaat GBKP runggun Semarang, 25 Maret 2013.

Page 18: Kendala-Kendala Dalam Pemanggilan Pendeta Di Jemaat GBKP … · 2017. 9. 11. · yang berarti orang . bijak, cendikiawan, pemikir dan tempat mengadu. 6. Pendeta merupakan pelayan

19

4. Penutup

Pada bagian ini akan dituliskan kesimpulan penelitian dan saran-saran yang diberikan

kepada jemaat dan majelis GBKP Runggun Semarang.

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil wawancara dan analisis di atas, maka, penulis menarik beberapa

kesimpulan. Pada dasarnya lebih banyak majelis dan warga yang menghendaki kehadiran

seorang pendeta tetap di jemaat. Secara formal kendala yang diajukan oleh majelis jemaat

adalah : masih sedikitnya warga yang juga berdampak rendahnya penerimaan finansial jemaat,

dan kekuatiran bahwa pendeta kelak kekurangan pekerjaan/pelayanan. Mengingat keinginan

warga sangat kuat, dan kebutuhan pelayanan yang semakin mendesak, maka alasan jumlah

warga serta rendahnya pendapatan bukanlah alasan yang bias dibenarkan maupun sesungguhnya.

Peranan ketua majelis jemaat sangat sentral dalam pengambilan keputusan majelis. Ketua

majelis satu-satunya yang tak bersedia diwawancarai. Penulis berkesimpulan bahwa ada

keengganan ketua majelis melepaskan pengaruhnya, sehingga soal pemanggilan pendeta terus

tertunda, sebab bilamana sudah ada pendeta maka pengaruhnya akan berkurang.

4.2 Saran

Oleh sebab itu,melalui tulisan ini penulis menyarankan beberapa hal kepada majelis dan

jemaat GBKP Semarang agar lebih memperhatikan kebutuhan jemaat terhadap hadirnya seorang

pendeta tetap. Hal ini juga sebagai tindak lanjut dari penelitian yang telah dilakukan di wilayah

pelayanan GBKP Semarang.

Page 19: Kendala-Kendala Dalam Pemanggilan Pendeta Di Jemaat GBKP … · 2017. 9. 11. · yang berarti orang . bijak, cendikiawan, pemikir dan tempat mengadu. 6. Pendeta merupakan pelayan

20

1. Perlu adanya pemahaman terhadap keberadaan dan peran seorang pendeta di dalam

sebuah jemaat. Jemaat tidak hanya membutuhkan keberadaan pendeta pada saat khotbah

dalam ibadah Minggu atau pada saat acara khusus seperti Baptis Anak dan Dewasa, atau

Perjamuan Kudus dan pemberkatan perkawinan. Pendeta dalam hal ini dipanggil sebagai

pelayan yang melayani jemaat secara holistik. Pendeta diharapkan dapat menjadi

gembala (menjadi teladan), guru (yang mengajar dan mendidik), pemimpin (yang

menjadi nara sumber) yang mengacu pada pengajaran dan praktek pelayanan Yesus

Kristus berdasarkan kasih.

2. Majelis (Penatua dan Diaken) GBKP Semarangharus menyadari betapa pentingnya

pendeta sebagai pelayan yang dibutuhkan oleh jemaat. Majelis hendaknya mendengar

dan memperhatikan apa yang menjadi harapan dan kebutuhan jemaat. Dengan demikian

pelayanan yang diberikan terhadap jemaat lebih maksimal, baik dalam hal memberitakan

firman Tuhan, memberikan perhatian khusus, mendampingi jemaat yang sedang

bermasalah dan perkunjungan terhadap warga jemaat yang sedang mengalami kesulitan.

3. Perlu adanya diskusi antar Majelis dan jemaat untuk membahas mengenai kebutuhan

keuangan pendeta. Sehingga majelis tidak perlu khawatir akan kebutuhan finansial

pendeta nantinya dan jemaat juga memahami apa tugas dan tanggungjawabnya dalam

menyokong keuangan gereja.

4. Majelis perlu memberi ruang bagi jemaat untuk menyampaikan masukan dan pendapat

akan kebutuhan mereka saat ini, sehingga apa yang menjadi kebutuhan warga jemaat

akan terpenuhi. Dalam hal ini perlu adanya usaha majelis GBKP Runggun Semarang

untuk pengadaan kehadiran pendeta tetap yang melayani jemaat kepada ke klasis dan

Sinode GBKP.

Page 20: Kendala-Kendala Dalam Pemanggilan Pendeta Di Jemaat GBKP … · 2017. 9. 11. · yang berarti orang . bijak, cendikiawan, pemikir dan tempat mengadu. 6. Pendeta merupakan pelayan

21

DAFTAR PUSTAKA

Abineno, Ch. Jemaat. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1986.

_______,Penggembalaan. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1986.

_______, Sekitar Teologi Praktika 1. Jakarta, BPK Gunung Mulia, 1968.

Barna,George. Memasarkan Gereja. Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 1988.

Bolkestein, M.H. Azaz-Azaz Hukum Gereja.Jakarta, BPK Gunung Mulia, 1968.

Dahlenbrug, G. D. Siapakah Pendeta itu? Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1999.

Hartono, Chris. Memahami dan Menghayati Kehidupan Jemaat Sekuler. Jakarta: BPK Gunung

Mulia, 1977.

Kuhl, Dietrich. Sejarah Gereja Mula-Mula. Batu: YPPII, 1998.

Lumbantobing, Andar.Makna Wibawa Jabatan Dalam Gereja Batak. Jakata: BPK Gunung

Mulia, 1996.

Matimoe, D.R. Pembangunan Jemaat Missioner. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1978.

Moleong, Lexy.Metodologi Penelitian. Jakarta: Balai Aksara, Yudhistira, Sadiyah, 1983.

Nazir, Mohammad.Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988.

PKPW GBKP. Dikembangkan Untuk Mengembangkan. Jakarta: Pustaka Sora Mido, 2004.

Riemer, G. Jemaat Yang Hidup. Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 1994.

Rowley, H, H. Ibadat Israel Kuno. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1983.

Sarosa, Samiaji. Penelitian Kualitatif; Dasar-dasar. Jakarta: PT Indeks, 2012.

Strauch, Alexander. Diaken Dalam Gereja: Penguasa atau Pelayan. Yogyakarta: Penerbit

ANDI, 2008.

_______________.Kepenatuaan. Yogyakarta: Penerbit ANDI, 2008.

Tata Gereja GBKP Edisi Sinode 2005-2015. Kabanjahe: Abdi Karya, 2010.

Wals, Edgar. Bagaimana Mengelola Gereja Anda. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2006.

Page 21: Kendala-Kendala Dalam Pemanggilan Pendeta Di Jemaat GBKP … · 2017. 9. 11. · yang berarti orang . bijak, cendikiawan, pemikir dan tempat mengadu. 6. Pendeta merupakan pelayan

22

Wahono, Wismoady S, F. Ukur.Tabah Melangkah STT ke 50. Jakarta: STT Jakarta, 1984.

Yang , Liem Khiem. Pendeta, Ensiklopedia Nasional Indonesia, V.12. Jakarta: Cipta Adi

Pustaka, 1990.