Kenapa Saya Menulis - Tugas 2

3
KELAS MENULIS ONLINE BATCH 4 Devita Jati Eka Kristiana – KMO4A1 Kenapa Saya Menulis? Sangat menggelikan ketika ada yang bertanya kenapa sih kamu menulis? Menghabiskan waktumu dan membuang tenaga saja. Apakah tidak ada hal yang lebih bermanfaat untuk kamu lakukan? Kamu hanya berimajinasi seperti autis dan kembalilah ke dunia nyata. Saya hanya menghela nafas saja, padahal orang itu sebenarnya sadar atau tidak, diapun juga seorang penulis. Waktu kita kecil orangtua mengajari huruf dari A sampai Z begitupun guru di taman kanak – kanak. Mereka mengenalkan huruf-huruf yang akan digunakan untuk merangkai kata kemudian menjadi kalimat dan seterusnya. Menulis secara umum dan bagi para pelajar merupakan sarana untuk mengingat pelajaran yang diterangkan oleh guru mereka. Begitupun saya, menulis hanya untuk mengingat pelajaran disekolah atau sebagai ajang agar terlihat rajin. Paradigma ini berubah ketika saya memasuki jenjang sekolah menengah atas (SMA). Saya mulai mengetahui rasa yang namanya cinta. Dari situ saya mulai mengungkapkan perasaanku melalui diary dan kebanyakan saya isi menggunakan puisi. Ketika guru bahasa Indonesia memberikan kami sebuah tantangan untuk membuat suatu cerita, disitulah awal hobi menulis cerita fiksi dimulai. Saya masih ingat waktu itu membuat cerita yang berjudul “Cinta yang Lalu”, kisah ini terinspirasi dari kisah saya sendiri yang saat itu menjalin suatu hubungan jarak jauh dengan seseorang. Oke tidak perlu dibahas lebih lanjut, intinya bakat dan hobi menulis saya dimulai. Masih dibangku putih abu- abu, salah seorang guru menemui saya untuk bergabung dengan tim lomba karya ilmiah yang tidak jauh dari penulisan. Saya dan teman-teman satu tim membuat suatu karya ilmiah dimana dalam penyusunannya dituntut untuk membuat deskripsi ilmiah. Dari situ saya membandingkan menulis cerita fiksi itu lebih gampang dibandingkan dengan suatu karya ilmiah. Karya ilmiah membutuhkan ilmu pengetahuan yang dirangkai menggunakan logika dan ini membuat saya benar – benar kewalahan dan menyerah, tetapi saya mencoba menyemangati diri saya sendiri untuk keluar dari zona nyaman saya. Ketika memasuki bangku perguruan tinggi, saya masih bersemangat menulis cerita fiksi sampai banyaknya tugas perkuliahan menghantam dan menghentikan kegiatan menulis

description

Tugas Kelas Menulis Online (KMO) kedua

Transcript of Kenapa Saya Menulis - Tugas 2

Page 1: Kenapa Saya Menulis - Tugas 2

KELAS MENULIS ONLINE BATCH 4

Devita Jati Eka Kristiana – KMO4A1

Kenapa Saya Menulis?

Sangat menggelikan ketika ada yang bertanya kenapa sih kamu menulis?

Menghabiskan waktumu dan membuang tenaga saja. Apakah tidak ada hal yang lebih

bermanfaat untuk kamu lakukan? Kamu hanya berimajinasi seperti autis dan kembalilah ke

dunia nyata. Saya hanya menghela nafas saja, padahal orang itu sebenarnya sadar atau tidak,

diapun juga seorang penulis. Waktu kita kecil orangtua mengajari huruf dari A sampai Z

begitupun guru di taman kanak – kanak. Mereka mengenalkan huruf-huruf yang akan

digunakan untuk merangkai kata kemudian menjadi kalimat dan seterusnya. Menulis secara

umum dan bagi para pelajar merupakan sarana untuk mengingat pelajaran yang diterangkan

oleh guru mereka. Begitupun saya, menulis hanya untuk mengingat pelajaran disekolah atau

sebagai ajang agar terlihat rajin.

Paradigma ini berubah ketika saya memasuki jenjang sekolah menengah atas (SMA).

Saya mulai mengetahui rasa yang namanya cinta. Dari situ saya mulai mengungkapkan

perasaanku melalui diary dan kebanyakan saya isi menggunakan puisi. Ketika guru bahasa

Indonesia memberikan kami sebuah tantangan untuk membuat suatu cerita, disitulah awal

hobi menulis cerita fiksi dimulai. Saya masih ingat waktu itu membuat cerita yang berjudul

“Cinta yang Lalu”, kisah ini terinspirasi dari kisah saya sendiri yang saat itu menjalin suatu

hubungan jarak jauh dengan seseorang. Oke tidak perlu dibahas lebih lanjut, intinya bakat

dan hobi menulis saya dimulai.

Masih dibangku putih abu- abu, salah seorang guru menemui saya untuk bergabung

dengan tim lomba karya ilmiah yang tidak jauh dari penulisan. Saya dan teman-teman satu

tim membuat suatu karya ilmiah dimana dalam penyusunannya dituntut untuk membuat

deskripsi ilmiah. Dari situ saya membandingkan menulis cerita fiksi itu lebih gampang

dibandingkan dengan suatu karya ilmiah. Karya ilmiah membutuhkan ilmu pengetahuan yang

dirangkai menggunakan logika dan ini membuat saya benar – benar kewalahan dan

menyerah, tetapi saya mencoba menyemangati diri saya sendiri untuk keluar dari zona

nyaman saya.

Ketika memasuki bangku perguruan tinggi, saya masih bersemangat menulis cerita

fiksi sampai banyaknya tugas perkuliahan menghantam dan menghentikan kegiatan menulis

Page 2: Kenapa Saya Menulis - Tugas 2

KELAS MENULIS ONLINE BATCH 4

Devita Jati Eka Kristiana – KMO4A1

saya. Beberapa cerita fiksi yang saya tulis tidak selesai sampai sekarang karena adanya ide

untuk menulis cerita. Saya merasa sedih karena ada beberapa cerita yang tidak terselesaikan

padahal seperti suatu hubungan manusia pasti harus ada ujungnya. Kemudian lagi – lagi saya

ditantang untuk membuat PKM (Program Kreativitas Mahasiswa) dimana berhubungan lagi

dengan menulis ilmiah yang menguras kembali pikiran saya. Saya pasrah dan fase penulisan

laporan PKM terlewati juga.

Ada 2 alasan khusus kenapa saya menulis yaitu Tuhan dan Manusia. Kenapa saya

memilih Tuhan? karena saya bisa menulis juga merupakan bakat yang diberikan Tuhan yang

harus saya asah dengan baik dalam segi membuat cerita fiksi dan non fiksi. Saya menyadari

dan merasakan efeknya sekarang ini. Ketika saya menulis suatu non fiksi yaitu untuk laporan

untuk pekerjaan, dimana membutuhkan ilmu pengetahuan untuk membuat deskripsi suatu

laporan lingkungan. Saya harus memperhatikan tata bahasa dan deskripsi yang baik agar

orang yang membaca dapat mengerti dan merasa puas membaca tanpa harus mencantumkan

bukti. Saya mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan dengan terus menerus menulis tanpa

berhenti.

Saya suka memposting suatu renungan yang saya dapat dari membaca Alkitab. Saya

membuat sendiri reungan tersebut agar orang lain ikut merasakan dan mendapatkan manfaat

secara rohani. Sayapun masih jauh dari kata sempurna tapi saya berusaha belajar untuk

menulis renungan tersebut dengan baik.

Alasan kedua saya adalah Manusia karena saya makhluk sosial yang tidak bisa hidup

tanpa orang lain. Saya membutuhkan suatu percakapan dengan manusia lain dan saya

merupakan orang yang suka berbicara. Melalui mereka saya mempunyai pengetahuan tentang

hal yang baru. Pengetahuan tentang kisah cinta yang patah hati, kisah rumah tangga, kisah

dunia perkantoran, perkuliahan, dan sebagainya. Saya membutuhkan mereka juga untuk

membangun chemistry imajinasi saya, tak dapat dipungkiri kadang saya mendapatkan

imajinasi yang tidak biasa dari mereka. Saya menuangkannya melalui tulisan cerita fiksi yang

saya posting di blog dan wattpad. Dari sinipun saya menambah jaringan pertemanan saya dan

membangun lagi imajinasi saya.

Melalui menulis non fiksi, saya ingin membagikan tulisan saya kepada orang lain agar

mereka juga ikut mendapatkan suatu pengetahuan ilmiah. Impian saya adalah menulis suatu

jurnal internasional dan menemukan suatu cara baru mengatasi pencemaran udara yang

Page 3: Kenapa Saya Menulis - Tugas 2

KELAS MENULIS ONLINE BATCH 4

Devita Jati Eka Kristiana – KMO4A1

merupakan bidang saya dalam bidang teknik lingkungan. Ya melalui tulisan banyak manfaat

untuk berbagi ilmu yang kita miliki. Untuk itu saya harus tetap menulis sepanjang hidup saya.

Melalui menulis fiksi, saya membangun suatu imajinasi untuk menghibur orang lain

melalui tulisan saya. Saya sering menjumpai kisah dan alur sama dari beberapa cerita yang

pernah saya baca. Mungkin saya merasa bosan dan tergelitik untuk menciptakan sendiri suatu

karya yang berbeda dari lainnya. Sejauh ini yang menjadi pembaca setia saya adalah mantan

atasan-atasan saya waktu bekerja dulu. Mereka begitu mengapresiasi dan menyemangati saya

untuk terus menulis bahkan diantara mereka juga seorang penulis. Saya takjub dan tidak

menyangka ternyata mereka mempunyai hobi yang sama dengan saya. Inilah yang membuat

saya semakin bersemangat menulis. Kritikan dari mereka jauh lebih pedas daripada orang

lain tetapi itu yang membuat saya ingin menulis lebih baik lagi.

Ada alasan umum saya menulis adalah untuk mencurahkan emosi saya. Apapun

emosi yang saya rasakan akan menjadi lebih tenang melalui menulis. Beban dalam hati saya

menjadi berkurang ketika saya menulis. Andaikan tiap hari saya mempunyai emosi fluktuatif

maka dalam waktu seminggu saya bisa mencetak satu buku, tetapi kenyataan tidak mudah

seperti itu.

Hidup saya tidak pernah terlepas dari menulis walaupun saya pernah mengalami titik

jenuh. Ajaibnya dalam titik jenuh menulispun saya tuangkan dalam bentuk puisi yang

kadang saya posting melalui jejaring sosial. Menulis menjadi suatu kewajiban bagi diri saya

sendiri, minimal satu kali saya membuat suatu tulisan dalam bentuk apapun. Saya lebih

senang orang lain menikmati tulisan saya tanpa mempertanyakan kenapa saya bisa membuat

tulisan seperti itu.

Dapat disimpulkan kalau menulis itu adalah oksigen bagi saya. Tanpa oksigen saya

tidak akan bisa hidup karena oksigen mempunyai peranan penting dalam hidup saya. Seperti

itulah menulis menjadi sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dalam hidup saya. Menulis juga

merupakan pasangan hidup yang menjadi candu bagi saya. Tiap detik saya harus menulis

tanpa henti walaupun hanya tertuang melalui postingan dijejaring sosial.

"Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di

dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian"

(PRAMOEDYA ANANTA TOER)