Kenakalan remaja

23
KENAKALAN REMAJA “ Makalah Ini Disusun Sebagai Tugas Akhir Mata Kuliah Bahasa Indonesia “ Dosen Pengampu : Siti Anafiah, S.S., M.Pd. Disusun oleh : Nama : Kristiana Natalia NIM : 10 015 132 Kelas : 1 C Prodi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

description

 

Transcript of Kenakalan remaja

Page 1: Kenakalan remaja

KENAKALAN REMAJA“ Makalah Ini Disusun Sebagai Tugas Akhir Mata Kuliah Bahasa

Indonesia “

Dosen Pengampu : Siti Anafiah, S.S., M.Pd.

Disusun oleh :

Nama : Kristiana Natalia

NIM : 10 015 132

Kelas : 1 C

Prodi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA

YOGYAKARTA 2011

Page 2: Kenakalan remaja

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami persembahkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga makalah ini dapt terselesaikan.

Makalah ini disusun berdasarkan kebtuhan bahan ajar mata kuliah Bahasa

Indonesia pada program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta. Dalam

makalah ini tersaji tentang Bentuk dapat Perilaku Kenakalan Remaja yang

mencakup Penyimpangan Dalam Kenakalan Remaja.

Makalah ini diharapakan dapat mempermudah mahasiswa dalam

mempelajari materi perkuliahan Bahasa Indonesia dan pada akhirnya diharapkan

dapat meningkatakan perolehan hasil belajar mereka. Setiap saran, kritik, dan

komentar sangat penulis harapkan untuk meningkatkan kualitas makalah ini.

Yogyakarta, 10 Januari 2011

Kristiana Natalia

ii

Page 3: Kenakalan remaja

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................ ii

DAFTAR ISI....................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan Penulisan

1.4 Metode Penulisan

1.5 Ruang Lingkup

BAB II PEMBAHASAN

2.1Pengertian Kenakalan Remaja

2.2Bentuk-bentuk Kenakalan Remaja

2.3Penyebab Terjadinya Kenakalan Remaja

2.4Mengatasi Kenakalan Remaja

BAB III PENUTUP

3.1Kesimpulan

3.2Saran

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................

LAMPIRAN............................................................................................

iii

Page 4: Kenakalan remaja

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kenakalan remaja dalam studi masalah sosial dapat dikategorikan ke dalam

perilaku menyimpang. Dalam perspektif perilaku menyimpang masalah sosial

terjadi karena terdapat penyimpangan perilaku dari berbagai aturan-aturan

sosial ataupun dari nilai dan norma sosial yang berlaku. Perilaku menyimpang

dapat dianggap sebagai sumber masalah karena dapat membahayakan

tegaknya sistem sosial. Penggunaan konsep perilaku menyimpang secara

tersirat mengandung makna bahwa ada jalur baku yang harus ditempuh.

Perilaku yang tidak melalui jalur tersebut berarti telah menyimpang.

Masalah sosial perilaku menyimpang dalam tulisan tentang “Kenakalan

Remaja” bisa melalui pendekatan individual dan pendekatan sistem. Dalam

pendekatan individual melalui pandangan sosialisasi. Berdasarkan pandangan

sosialisasi, perilaku akan diidentifikasi sebagai masalah sosial apabila ia tidak

berhasil dalam melewati belajar sosial (sosialisasi). Tentang perilaku disorder

di kalangan anak dan remaja (Kauffman, 1989: 6) mengemukakan bahwa

perilaku menyimpang juga dapat dilihat sebagai perwujudan dari konteks

sosial. Perilaku disorder tidak dapat dilihat secara sederhana sebagai tindakan

yang tidak layak, melainkan lebih dari itu harus dilihat sebagai hasil interaksi

dari transaksi yang tidak benar antara seseorang dengan lingkungan sosialnya.

Mengenai pendekatan sistem, yaitu perilaku individu sebagai masalah sosial

yang bersumber dari sistem sosial terutama dalam pandangan disorganisasi

sosial sebagai sumber masalah. Dikatakan oleh (Eitzen, 1986: 10) bahwa

seorang dapat menjadi buruk/jelek oleh karena hidup dalam lingkungan

masyarakat yang buruk. Hal ini dapat dijelaskan bahwa pada umumnya pada

masyarakat yang mengalami gejala disorganisasi sosial, norma dan nilai sosial

menjadi kehilangan kekuatan mengikat. Dengan demikian kontrol sosial

Page 5: Kenakalan remaja

menjadi lemah, sehingga memungkinkan terjadinya berbagai bentuk

penyimpangan perilaku. Di dalam masyarakat yang disorganisasi sosial,

seringkali yang terjadi bukan sekedar ketidak pastian dan surutnya kekuatan

mengikat norma sosial, tetapi lebih dari itu, perilaku menyimpang karena tidak

memperoleh sanksi sosial kemudian dianggap sebagai yang biasa dan wajar.

Dalam kurun waktu kurang dari dasawarsa terakhir, kenakalan remaja

semakin menunjukkan trend yang amat memprihatinkan. Kenakalan remaja

yang diberitakan dalam berbagai forum dan media dianggap semakin

membahayakan. Berbagai macam kenakalan remaja yang ditunjukkan akhir-

akhir ini seperti perkelahian secara perorangan atau kelompok, mabuk-

mabukan, pemerasan, pencurian, perampokan, penganiayaan dan

penyalahgunaan obat-obatan seperti narkotik (narkoba).

Kenakalan remaja diartikan sebagai suatu outcome dari suatu proses yang

menunjukkan penyimpangan tingkah laku atau pelanggaran terhadap norma-

norma yang ada. Kenakalan remaja disebabkan oleh berbagai faktor baik

faktor pribadi, faktor keluarga yang merupakan lingkungan utama (Willis,

1994), maupun faktor lingkungan sekitar yang secara potensial dapat

membentuk perilaku seorang anak (Mulyono, 1995).

Berdasarkan hasil beberapa penelitian ditemukan bahwa salah satu faktor

penyebab timbulnya kenakalan remaja adalah tidak berfungsinya orangtua

sebagai figur tauladan bagi anak (Hawari, 1997). Selain itu suasana keluarga

yang meninbulkan rasa tidak aman dan tidak menyenangkan serta hubungan

keluarga yang kurang baik dapat menimbulkan bahaya psikologis bagi setiap

usia terutama pada masa remaja.

Menurut Hirschi (dalam Mussen dkk, 1994) orangtua dari remaja nakal

cenderung memiliki aspirasi yang minim mengenai anak-anaknya,

menghindari keterlibatan keluarga dan kurangnya bimbingan orangtua

terhadap remaja. Sebaliknya, suasana keluarga yang menimbulkan rasa aman

dan menyenangkan akan menumbuhkan kepribadian yang wajar dan begitu

pula sebaliknya.

Page 6: Kenakalan remaja

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakan diatas dapat dirumuskan sebagai berikut:

a). Apa yang dimaksud dengan kenakaln remaja?

b). Bentuk-bentuk kenakalan remaja?

c). Apa yang menyebabkan terjadinya kenakalan remaja?

d). Bagaimana cara mengatasi kenakalan remaja?

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah selain untuk memenuhi tugas

dalam mata kuliah Bahasa Indonesia, dan agar Bapak/Ibu Guru maupun Calon

Guru seperti layaknya penulis makalah mendapat informasi mengenai

kenakalan remaja.

1.4 Metode Penulisan

Dalam memperoleh data atau informasi yang akan digunakan untuk penulisan

makalah ini, penulis menggunakan metode studi kepustakaan yakni dilakukan

dengan mengambil referensi dari buku-buku dan internet yang relevan dengan

topik penulisan makalah ini sebagai dasar untuk mengetahui dan memperkuat

teori yang digunakan.

1.5 Ruang Lingkup

Mengingat keterbatasan waktu dan kemampuan yang kami

miliki, serta sesuai materi yang harus dibahas dalam makalah

ini. Maka ruang lingkup makalah ini terbatas pada

pembahasan pengertian kenakalan remaja, bentuk-bentuk

kenakalan remaja, penyebab kenakalan remaja, mengatasi

kenakalan remaja.

Page 7: Kenakalan remaja

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kenakalan Remaja

Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-

norma hukum pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan

merugikan dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya. Para ahli pendidikan

sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia 13-18 tahun. Pada usia

tersebut, seseorang sudah melampaui masa kanak-kanak, namun masih belum

cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Ia berada pada masa transisi.

Kenakalan remaja sering disebut juga dengan Juvenile Delinquency ialah

perilaku jahat (dursila) atau kejahatan anak-anak muda. Anak-anak muda

yang jahat itu disebut juga sebagai anak cacat secara sosial.

Juvenile berasal dari bahasa Latin “Juvenilus”, artinya anak-anak, anak

muda, ciri karakteristik pada masa remaja dan Delinquent berasal dari kata

Latin “Delinquere” yang berarti terabaikan, mengabaikan, yang kemudian

diperluas lagi maknanya menjadi jahat.

Definisi kenakalan remaja menurut para ahli adalah sebagai berikut.

1. Kartono, ilmuwan sosiologi

Kenakalan Remaja atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah

juvenile delinquency merupakan gejala patologis sosial pada remaja yang

disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial. Akibatnya, mereka

mengembangkan bentuk perilaku yang menyimpang”.

2. Santrock

“Kenakalan remaja merupakan kumpulan dari berbagai perilaku remaja

yang tidak dapat diterima secara sosial hingga terjadi tindakan kriminal.”

Page 8: Kenakalan remaja

Mengenal siapa remaja dan apa problema yang dihadapinya adalah suatu

keharusan bagi orang tua. Dengan bekal pengetahuan ini orang tua dapat

membimbing anaknya menataki masa-masa krisis tersebut dengan mulus. Hal

ini sangat dirasakan oleh semua karena di bahu remaja masa kini terletak

tanggung jawab moral sebagai generasi penerus, menggantikan generasi yang

ada saat ini. Mereka inilah yang kelak berperan menjadi sumber daya

manusia yang tangguh dan berkualitas, menjadi aset nasional dan tumpuan

harapan bangsa dalam kompetisi global, yang tentunya kian hiruk pikuk di

abad ke XXI.

2.2 Bentuk-bentuk Kenakalan Remaja

Singgih D. Gumarso (1988 : 19), mengatakan dari segi hukum kenakalan

remaja digolongkan dalam dua kelompok yang berkaitan dengan norma-

norma hukum yaitu :

1. Kenakalan yang bersifat amoral dan sosial serta tidak diantar dalam

undang-undang sehingga tidak dapat atau sulit digolongkan sebagai

pelanggaran hokum.

2. Kenakalan yang bersifat melanggar hukum dengan penyelesaian sesuai

dengan undang-undang dan hukum yang berlaku sama dengan perbuatan

melanggar hukum bila dilakukan orang dewasa.

Menurut bentuknya, Sunarwiyati S (1985) membagi kenakalan remaja

kedalam tiga tingkatan ;

1. Kenakalan biasa, seperti suka berkelahi, suka keluyuran, membolos

sekolah, pergi dari rumah tanpa pamit .

2. Kenakalan yang menjurus pada pelanggaran dan kejahatan seperti

mengendarai mobil tanpa SIM, mengambil barang orang tua tanpa izin.

3. Kenakalan khusus seperti penyalahgunaan narkotika, hubungan seks diluar

nikah, pemerkosaan dll. Kategori di atas yang dijadikan ukuran kenakalan

remaja dalam penelitian.

Page 9: Kenakalan remaja

2.3 Penyebab Terjadinya Kenakalan Remaja

Perilaku kenakalan remaja bisa disebabkan oleh faktor dari remaja itu

sendiri (internal) maupun faktor dari luar (eksternal).

1. Faktor Internal (Dalam)

a. Reaksi Frustasi Diri

Dengan semakin pesatnya usaha pembangunan, modernisasi yang

berakibat pada banyaknya anak remaja yang tidak mampu

menyesuaikan diri terhadap berbagai perubahan sosial itu. Mereka lalu

mengalami banyak kejutan, frustasi, ketegangan batin dan bahkan

sampai kepada gangguan jiwa.

b. Gangguan Pengamatan dan Tanggapan Pada Anak Remaja

Adanya gangguan pengamatan dan tanggapan di atas sangat

mengganggu daya adaptasi dan perkembangan pribadi anak yang sehat.

Gangguan pengamatan dan tanggapan itu, antara lain : halusinasi, ilusi

dan gambaran semua.

Tanggapan anak tidak merupakan pencerminan realitas lingkungan

yang nyata, tetapi berupa pengolahan batin yang keliru, sehingga timbul

interpretasi dan pengertian yang salah. Sebabnya ialah semua itu

diwarnai harapan yang terlalu muluk, dan kecemasan yang berlebihan.

c. Gangguan Berfikir dan Intelegensi Pada Diri Remaja

Berfikir mutlak perlu bagi kemampuan orientasi yang sehat dan

adaptasi yang wajar terhadap tuntutan lingkungan. Berpikir juga

penting bagi upaya pemecahan kesulitan dan permasalahan hidup

sehari-hari. Jika anak remaja tidak mampu mengoreksi pekiran-

pekirannya yang salah dan tidak sesuai dengan realita yang ada, maka

pikirannya terganggu.

d. Gangguan Perasaan Pada Anak Remaja

Page 10: Kenakalan remaja

Perasaan memberikan nilai pada situasi kehidupan dan menentukan

sekali besar kecilnya kebahagiaan serta rasa kepuasan. Perasaan

bergandengan dengan pemuasan terhadap harapan, keinginan dan

kebutuhan manusia. Jika semua tadi terpuaskan, orang merasa senang

dan bahagia.

Gangguan-gangguan fungsi perasaan tersebut, antara lain :

1) Inkontinensi emosional ialah tidak terkendalinya perasaan yang

meledak-ledak, tidak bisa dikekang.

2) Labilitas emosional ialah suasana hati yang terus menerus berganti-

ganti dan tidak tetap. Sehingga anak remaja akan cepat marah,

gelisah, tidak tenang dan sebagainya.

3) Ketidak pekaan dan mempunyai perasaan biasa disebabkan oleh

sejak kecil anak tidak pernah diperkenalkan dengan kasih sayang,

kelembutan, kebaikan dan perhatian.

4) Kecemasan merupakan bentuk “ketakutan” pada hal-hal yang tidak

jelas, tidak riil, dan dirasakan sebagai ancaman yang tidak bisa

dihindari.

2. Faktor Eksternal (Luar)

Selain faktor dari dalam ada juga faktor yang datang dari luar anak

tersebut, antara lain :

a. Keluarga

Tidak diragukan bahwa keluarga memegang peranan penting dalam

pembentukan pribadi remaja dan menentukan masa depannya.

Mayoritas remaja yang terlibat dalam kenakalan atau melakukan tindak

kekerasan biasanya berasal dari keluarga yang berantakan, keluarga

yang tidak harmonis di mana pertengkaran ayah dan ibu menjadi

santapan sehari-hari remaja.

Bapak yang otoriter, pemabuk, suka menyiksa anak, atau ibu yang

acuh tak acuh, ibu yang lemah kepribadian dalam atri kata tidak tegas

menghadapi remaja, kemiskinan yang membelit keluarga, kurangnya

Page 11: Kenakalan remaja

nilai-nilai agama yang diamalkan dll semuanya menjadi faktor yang

mendorong remaja melakukan tindak kekerasan dan kenakalan.

b. Lingkungan Sekolah yang Tidak Menguntungkan

Sekolah kita sampai waktu sekarang masih banyak berfungsi sebagai

“sekolah dengar” daripada memberikan kesempatan luas untuk

membangun aktivitas, kreativitas dan inventivitas anak. Dengan

demikian sekolah tidak membangun dinamisme anak, dan tidak

merangsang kegairahan belajar anak.

Selanjutnya, berjam-jam lamanya setiap hari anak-anak harus

melakukan kegiatan yang tertekan, duduk, dan pasif mendengarkan,

sehingga mereka menjadi jemu, jengkel dan apatis.

Di kelas, anak-anak-terutama para remajanya sering mengalami

frustasi dan tekanan batin, merasa seperti dihukum atau terbelenggu

oleh peraturan yang “tidak adil”. Di satu pihak pada dirinya anak ada

dorongan naluriah untuk bergiat, aktif dinamis, banyak bergerak dan

berbuat; tetapi di pihak lain anak dikekang ketat oleh disiplin mati di

sekolah serta sistem sekolah dengar.

Ada pula guru yang kurang simpatik, sedikit memiliki dedikasi pada

profesi, dan tidak menguasai metodik mengajar. Tidak jarang profesi

guru/dosen dikomersialkan, dan pengajar hanya berkepentingan dengan

pengoperan materi ajaran belaka. Perkembangan kepribadian anak sama

sekali tidak diperhatikan oleh guru, sebab mereka lebih berkepentingan

dengan masalah mengajar atau mengoperkan informasi belaka.

c. Media Elektronik

Tv, video, film dan sebagainya nampaknya ikut berperan merusak

mental remaja, padahal mayoritas ibu-ibu yang sibuk menyuruh

anaknya menonton tv sebagai upaya menghindari tuntutan anak yang

tak ada habisnya. Sebuah penelitian lapangan yang pernah dilakukan di

Amerika menunjukkan bahwa film-film yang memamerkan tindak

kekerasan sangat berdampak buruk pada tingkah laku remaja. Anak

yang sering menonton film-film keras lebih terlibat dalam tindak

Page 12: Kenakalan remaja

kekerasan ketika remaja dibandingkan dengan teman-temannya yang

jarang menonton film sejenis. Polisi Amerika menyebutkan bahwa

sejumlah tindak kekerasan yang pernah ditangani polisi ternyata

dilakukan oleh remaja persis sama dengan adegan-adegan film yang

ditontonnya. Ternyata anak meniru dan mengindentifikasi film-film

yang ditontonnya.

d. Pengaruh Pergaulan

Di usia remaja, anak mulai meluaskan pergaulan sosialnya dengan

teman-tema sebayanya. Remaja mulai betah berbicara berjam jam

melalui telepon. Topik pembicaraan biasanya seputar pelajaran, film, tv

atau membicarakan cowok / cewek yang ditaksir dsb.

Hubungan sosial di masa remaja ini dinilai positif karena bisa

mengembangkan orientasi remaja memperluas visi pandang dan

wawasan serta menambah informasi, bahkan dari hubungan sosial ini

remaja menyerap nilai-nilai sosial yang ada di sekelilingnya. Semua -

faktor ini menjadi penyokong dalam pembentukan kepribadiannya dan

menambah rasa percaya diri karena pengaruh pergaulan yang begitu

besar pada diri remaja, maka hubungan remaja dengan teman sebayanya

menentukan kualitas remaja itu. Kalau ini disadari oleh remaja, maka

dengan sadar remaja akan menyeleksi teman pergaulannya.

2.4 Mengatasi Kenakalan Remaja

Kenakalan remaja biasanya dilakukan oleh remaja-remaja yang gagal dalam

menjalani proses-proses perkembangan jiwanya, baik pada saat remaja

maupun pada masa kanak-kanaknya. Masa kanak-kanak dan masa remaja

berlangsung begitu singkat, dengan perkembangan fisik, psikis, dan emosi

yang begitu cepat. Secara sosiologis, kenakalan remaja merupakan wujud dari

konflik-konflik yang tidak terselesaikan dengan baik pada masa kanak-kanak

maupun remaja para pelakunya. Seringkali didapati bahwa ada trauma dalam

masa lalunya, perlakuan kasar dan tidak menyenangkan dari lingkungannya,

Page 13: Kenakalan remaja

maupun trauma terhadap kondisi lingkungan, seperti kondisi ekonomi yang

membuatnya merasa rendah diri, dan sebagainya.

Mengatasi kenakalan remaja, berarti menata kembali emosi remaja yang

tercabik-cabik itu. Emosi dan perasaan mereka rusak karena merasa ditolak

oleh keluarga, orang tua, teman-teman, maupun lingkungannya sejak kecil,

dan gagalnya proses perkembangan jiwa remaja tersebut. Trauma-trauma

dalam hidupnya harus diselesaikan, konflik-konflik psikologis yang

menggantung harus diselesaikan, dan mereka harus diberi lingkungan yang

berbeda dari lingkungan sebelumnya.

Memberikan lingkungan yang baik sejak dini, disertai pemahaman akan

perkembangan anak-anak kita dengan baik, akan banyak membantu

mengurangi kenakalan remaja. Minimal tidak menambah jumlah kasus yang

ada.

Hal-hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi kenakalan remaja :

1. Kegagalan mencapai identitas peran dan lemahnya kontrol diri bisa dicegah

atau diatasi dengan prinsip keteladanan. Remaja harus bisa mendapatkan

sebanyak mungkin figur orang-orang dewasa yang telah melampaui masa

remajanya dengan baik juga mereka yang berhasil memperbaiki diri setelah

sebelumnya gagal pada tahap ini.

2. Adanya motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya untuk melakukan point

pertama.

3. Kemauan orangtua untuk membenahi kondisi keluarga sehingga tercipta

keluarga yang harmonis, komunikatif, dan nyaman bagi remaja.

4. Remaja pandai memilih teman dan lingkungan yang baik serta orangtua

memberi arahan dengan siapa dan di komunitas mana remaja harus bergaul.

5. Remaja membentuk ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh jika

ternyata teman sebaya atau komunitas yang ada tidak sesuai dengan harapan.

Page 14: Kenakalan remaja

BAB III

PENUTUP3.1 Kesimpulan

Kenakalan remaja adalah suatu outcome dari suatu proses yang

menunjukkan penyimpangan tingkah laku atau pelanggaran terhadap norma-

norma yang ada. Kenakalan remaja disebabkan oleh berbagai faktor baik

faktor internal (reaksi frustasi diri; gangguan pengamatan dan tanggapan pada

anak remaja; gangguan berfikir dan intelgensia pada diri remaja; gangguan

perasaan pada anak remaja), maupun faktor eksternal (keluarga, lingkungan

sekolah yang kurang menguntungkan, media elektronik, pengaruh pergaulan)

yang secara potensial dapat membentuk perilaku seorang anak.

Mengatasi kenakalan remaja, berarti menata kembali emosi remaja yang

tercabik-cabik itu. Emosi dan perasaan mereka rusak karena merasa ditolak

oleh keluarga, orang tua, teman-teman, maupun lingkungannya sejak kecil,

dan gagalnya proses perkembangan jiwa remaja tersebut.

3.2 Saran

1. Dengan mempelajari ini, kita dapat lebih mengetahui apa saja bentuk-

bentuk dan faktor-faktor penyebab terjadinya kenakalan remaja.

2. Sebagai seorang remaja, kita seharusnya bisa bertanggung jawab atas apa

yang terjadi pada perkembangan kenakalan remaja yang sudah

memprihatinkan saat ini. Oleh karena itu sebagai salah satu bentuk

implementasi dari tanggung jawab tersebut terhadap kenakalan remaja

adalah dengan berusaha semaksimal mungkin menjadi remaja yang baik.

Page 15: Kenakalan remaja

DAFTAR PUSTAKA

Eitzen, Stanlen D. 1986. Social Problems. Allyn and Bacon inc, Boston, Sydney,

Toronto.

Kaufman, James M. 1989. Characteristics of Behaviour Disorders of Children

and Youth. Merril Publishing Company, Columbus, London, Toronto.

Mulyono, B. 1995. Pendekatan Analisis Kenakalan Remaja dan

Penanggulangannya. Kanisius, Yogyakarta.

Soerjono, Soekanto. 1988. Sosiologi Penyimpangan. Rajawali, Jakarta.

Willis, S. 1994. Problema Remaja dan Pemecahannya. Penerbit Angkasa,

Bandung.

http://satriadholan.blogspot.com/2010/11/makalah-kenakalan-remaja-mata-

kul.html