Kenakalan remaja
description
Transcript of Kenakalan remaja
KENAKALAN REMAJA“ Makalah Ini Disusun Sebagai Tugas Akhir Mata Kuliah Bahasa
Indonesia “
Dosen Pengampu : Siti Anafiah, S.S., M.Pd.
Disusun oleh :
Nama : Kristiana Natalia
NIM : 10 015 132
Kelas : 1 C
Prodi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA
YOGYAKARTA 2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami persembahkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga makalah ini dapt terselesaikan.
Makalah ini disusun berdasarkan kebtuhan bahan ajar mata kuliah Bahasa
Indonesia pada program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta. Dalam
makalah ini tersaji tentang Bentuk dapat Perilaku Kenakalan Remaja yang
mencakup Penyimpangan Dalam Kenakalan Remaja.
Makalah ini diharapakan dapat mempermudah mahasiswa dalam
mempelajari materi perkuliahan Bahasa Indonesia dan pada akhirnya diharapkan
dapat meningkatakan perolehan hasil belajar mereka. Setiap saran, kritik, dan
komentar sangat penulis harapkan untuk meningkatkan kualitas makalah ini.
Yogyakarta, 10 Januari 2011
Kristiana Natalia
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................ ii
DAFTAR ISI....................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan
1.4 Metode Penulisan
1.5 Ruang Lingkup
BAB II PEMBAHASAN
2.1Pengertian Kenakalan Remaja
2.2Bentuk-bentuk Kenakalan Remaja
2.3Penyebab Terjadinya Kenakalan Remaja
2.4Mengatasi Kenakalan Remaja
BAB III PENUTUP
3.1Kesimpulan
3.2Saran
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................
LAMPIRAN............................................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kenakalan remaja dalam studi masalah sosial dapat dikategorikan ke dalam
perilaku menyimpang. Dalam perspektif perilaku menyimpang masalah sosial
terjadi karena terdapat penyimpangan perilaku dari berbagai aturan-aturan
sosial ataupun dari nilai dan norma sosial yang berlaku. Perilaku menyimpang
dapat dianggap sebagai sumber masalah karena dapat membahayakan
tegaknya sistem sosial. Penggunaan konsep perilaku menyimpang secara
tersirat mengandung makna bahwa ada jalur baku yang harus ditempuh.
Perilaku yang tidak melalui jalur tersebut berarti telah menyimpang.
Masalah sosial perilaku menyimpang dalam tulisan tentang “Kenakalan
Remaja” bisa melalui pendekatan individual dan pendekatan sistem. Dalam
pendekatan individual melalui pandangan sosialisasi. Berdasarkan pandangan
sosialisasi, perilaku akan diidentifikasi sebagai masalah sosial apabila ia tidak
berhasil dalam melewati belajar sosial (sosialisasi). Tentang perilaku disorder
di kalangan anak dan remaja (Kauffman, 1989: 6) mengemukakan bahwa
perilaku menyimpang juga dapat dilihat sebagai perwujudan dari konteks
sosial. Perilaku disorder tidak dapat dilihat secara sederhana sebagai tindakan
yang tidak layak, melainkan lebih dari itu harus dilihat sebagai hasil interaksi
dari transaksi yang tidak benar antara seseorang dengan lingkungan sosialnya.
Mengenai pendekatan sistem, yaitu perilaku individu sebagai masalah sosial
yang bersumber dari sistem sosial terutama dalam pandangan disorganisasi
sosial sebagai sumber masalah. Dikatakan oleh (Eitzen, 1986: 10) bahwa
seorang dapat menjadi buruk/jelek oleh karena hidup dalam lingkungan
masyarakat yang buruk. Hal ini dapat dijelaskan bahwa pada umumnya pada
masyarakat yang mengalami gejala disorganisasi sosial, norma dan nilai sosial
menjadi kehilangan kekuatan mengikat. Dengan demikian kontrol sosial
menjadi lemah, sehingga memungkinkan terjadinya berbagai bentuk
penyimpangan perilaku. Di dalam masyarakat yang disorganisasi sosial,
seringkali yang terjadi bukan sekedar ketidak pastian dan surutnya kekuatan
mengikat norma sosial, tetapi lebih dari itu, perilaku menyimpang karena tidak
memperoleh sanksi sosial kemudian dianggap sebagai yang biasa dan wajar.
Dalam kurun waktu kurang dari dasawarsa terakhir, kenakalan remaja
semakin menunjukkan trend yang amat memprihatinkan. Kenakalan remaja
yang diberitakan dalam berbagai forum dan media dianggap semakin
membahayakan. Berbagai macam kenakalan remaja yang ditunjukkan akhir-
akhir ini seperti perkelahian secara perorangan atau kelompok, mabuk-
mabukan, pemerasan, pencurian, perampokan, penganiayaan dan
penyalahgunaan obat-obatan seperti narkotik (narkoba).
Kenakalan remaja diartikan sebagai suatu outcome dari suatu proses yang
menunjukkan penyimpangan tingkah laku atau pelanggaran terhadap norma-
norma yang ada. Kenakalan remaja disebabkan oleh berbagai faktor baik
faktor pribadi, faktor keluarga yang merupakan lingkungan utama (Willis,
1994), maupun faktor lingkungan sekitar yang secara potensial dapat
membentuk perilaku seorang anak (Mulyono, 1995).
Berdasarkan hasil beberapa penelitian ditemukan bahwa salah satu faktor
penyebab timbulnya kenakalan remaja adalah tidak berfungsinya orangtua
sebagai figur tauladan bagi anak (Hawari, 1997). Selain itu suasana keluarga
yang meninbulkan rasa tidak aman dan tidak menyenangkan serta hubungan
keluarga yang kurang baik dapat menimbulkan bahaya psikologis bagi setiap
usia terutama pada masa remaja.
Menurut Hirschi (dalam Mussen dkk, 1994) orangtua dari remaja nakal
cenderung memiliki aspirasi yang minim mengenai anak-anaknya,
menghindari keterlibatan keluarga dan kurangnya bimbingan orangtua
terhadap remaja. Sebaliknya, suasana keluarga yang menimbulkan rasa aman
dan menyenangkan akan menumbuhkan kepribadian yang wajar dan begitu
pula sebaliknya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakan diatas dapat dirumuskan sebagai berikut:
a). Apa yang dimaksud dengan kenakaln remaja?
b). Bentuk-bentuk kenakalan remaja?
c). Apa yang menyebabkan terjadinya kenakalan remaja?
d). Bagaimana cara mengatasi kenakalan remaja?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah selain untuk memenuhi tugas
dalam mata kuliah Bahasa Indonesia, dan agar Bapak/Ibu Guru maupun Calon
Guru seperti layaknya penulis makalah mendapat informasi mengenai
kenakalan remaja.
1.4 Metode Penulisan
Dalam memperoleh data atau informasi yang akan digunakan untuk penulisan
makalah ini, penulis menggunakan metode studi kepustakaan yakni dilakukan
dengan mengambil referensi dari buku-buku dan internet yang relevan dengan
topik penulisan makalah ini sebagai dasar untuk mengetahui dan memperkuat
teori yang digunakan.
1.5 Ruang Lingkup
Mengingat keterbatasan waktu dan kemampuan yang kami
miliki, serta sesuai materi yang harus dibahas dalam makalah
ini. Maka ruang lingkup makalah ini terbatas pada
pembahasan pengertian kenakalan remaja, bentuk-bentuk
kenakalan remaja, penyebab kenakalan remaja, mengatasi
kenakalan remaja.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kenakalan Remaja
Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-
norma hukum pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan
merugikan dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya. Para ahli pendidikan
sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia 13-18 tahun. Pada usia
tersebut, seseorang sudah melampaui masa kanak-kanak, namun masih belum
cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Ia berada pada masa transisi.
Kenakalan remaja sering disebut juga dengan Juvenile Delinquency ialah
perilaku jahat (dursila) atau kejahatan anak-anak muda. Anak-anak muda
yang jahat itu disebut juga sebagai anak cacat secara sosial.
Juvenile berasal dari bahasa Latin “Juvenilus”, artinya anak-anak, anak
muda, ciri karakteristik pada masa remaja dan Delinquent berasal dari kata
Latin “Delinquere” yang berarti terabaikan, mengabaikan, yang kemudian
diperluas lagi maknanya menjadi jahat.
Definisi kenakalan remaja menurut para ahli adalah sebagai berikut.
1. Kartono, ilmuwan sosiologi
Kenakalan Remaja atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah
juvenile delinquency merupakan gejala patologis sosial pada remaja yang
disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial. Akibatnya, mereka
mengembangkan bentuk perilaku yang menyimpang”.
2. Santrock
“Kenakalan remaja merupakan kumpulan dari berbagai perilaku remaja
yang tidak dapat diterima secara sosial hingga terjadi tindakan kriminal.”
Mengenal siapa remaja dan apa problema yang dihadapinya adalah suatu
keharusan bagi orang tua. Dengan bekal pengetahuan ini orang tua dapat
membimbing anaknya menataki masa-masa krisis tersebut dengan mulus. Hal
ini sangat dirasakan oleh semua karena di bahu remaja masa kini terletak
tanggung jawab moral sebagai generasi penerus, menggantikan generasi yang
ada saat ini. Mereka inilah yang kelak berperan menjadi sumber daya
manusia yang tangguh dan berkualitas, menjadi aset nasional dan tumpuan
harapan bangsa dalam kompetisi global, yang tentunya kian hiruk pikuk di
abad ke XXI.
2.2 Bentuk-bentuk Kenakalan Remaja
Singgih D. Gumarso (1988 : 19), mengatakan dari segi hukum kenakalan
remaja digolongkan dalam dua kelompok yang berkaitan dengan norma-
norma hukum yaitu :
1. Kenakalan yang bersifat amoral dan sosial serta tidak diantar dalam
undang-undang sehingga tidak dapat atau sulit digolongkan sebagai
pelanggaran hokum.
2. Kenakalan yang bersifat melanggar hukum dengan penyelesaian sesuai
dengan undang-undang dan hukum yang berlaku sama dengan perbuatan
melanggar hukum bila dilakukan orang dewasa.
Menurut bentuknya, Sunarwiyati S (1985) membagi kenakalan remaja
kedalam tiga tingkatan ;
1. Kenakalan biasa, seperti suka berkelahi, suka keluyuran, membolos
sekolah, pergi dari rumah tanpa pamit .
2. Kenakalan yang menjurus pada pelanggaran dan kejahatan seperti
mengendarai mobil tanpa SIM, mengambil barang orang tua tanpa izin.
3. Kenakalan khusus seperti penyalahgunaan narkotika, hubungan seks diluar
nikah, pemerkosaan dll. Kategori di atas yang dijadikan ukuran kenakalan
remaja dalam penelitian.
2.3 Penyebab Terjadinya Kenakalan Remaja
Perilaku kenakalan remaja bisa disebabkan oleh faktor dari remaja itu
sendiri (internal) maupun faktor dari luar (eksternal).
1. Faktor Internal (Dalam)
a. Reaksi Frustasi Diri
Dengan semakin pesatnya usaha pembangunan, modernisasi yang
berakibat pada banyaknya anak remaja yang tidak mampu
menyesuaikan diri terhadap berbagai perubahan sosial itu. Mereka lalu
mengalami banyak kejutan, frustasi, ketegangan batin dan bahkan
sampai kepada gangguan jiwa.
b. Gangguan Pengamatan dan Tanggapan Pada Anak Remaja
Adanya gangguan pengamatan dan tanggapan di atas sangat
mengganggu daya adaptasi dan perkembangan pribadi anak yang sehat.
Gangguan pengamatan dan tanggapan itu, antara lain : halusinasi, ilusi
dan gambaran semua.
Tanggapan anak tidak merupakan pencerminan realitas lingkungan
yang nyata, tetapi berupa pengolahan batin yang keliru, sehingga timbul
interpretasi dan pengertian yang salah. Sebabnya ialah semua itu
diwarnai harapan yang terlalu muluk, dan kecemasan yang berlebihan.
c. Gangguan Berfikir dan Intelegensi Pada Diri Remaja
Berfikir mutlak perlu bagi kemampuan orientasi yang sehat dan
adaptasi yang wajar terhadap tuntutan lingkungan. Berpikir juga
penting bagi upaya pemecahan kesulitan dan permasalahan hidup
sehari-hari. Jika anak remaja tidak mampu mengoreksi pekiran-
pekirannya yang salah dan tidak sesuai dengan realita yang ada, maka
pikirannya terganggu.
d. Gangguan Perasaan Pada Anak Remaja
Perasaan memberikan nilai pada situasi kehidupan dan menentukan
sekali besar kecilnya kebahagiaan serta rasa kepuasan. Perasaan
bergandengan dengan pemuasan terhadap harapan, keinginan dan
kebutuhan manusia. Jika semua tadi terpuaskan, orang merasa senang
dan bahagia.
Gangguan-gangguan fungsi perasaan tersebut, antara lain :
1) Inkontinensi emosional ialah tidak terkendalinya perasaan yang
meledak-ledak, tidak bisa dikekang.
2) Labilitas emosional ialah suasana hati yang terus menerus berganti-
ganti dan tidak tetap. Sehingga anak remaja akan cepat marah,
gelisah, tidak tenang dan sebagainya.
3) Ketidak pekaan dan mempunyai perasaan biasa disebabkan oleh
sejak kecil anak tidak pernah diperkenalkan dengan kasih sayang,
kelembutan, kebaikan dan perhatian.
4) Kecemasan merupakan bentuk “ketakutan” pada hal-hal yang tidak
jelas, tidak riil, dan dirasakan sebagai ancaman yang tidak bisa
dihindari.
2. Faktor Eksternal (Luar)
Selain faktor dari dalam ada juga faktor yang datang dari luar anak
tersebut, antara lain :
a. Keluarga
Tidak diragukan bahwa keluarga memegang peranan penting dalam
pembentukan pribadi remaja dan menentukan masa depannya.
Mayoritas remaja yang terlibat dalam kenakalan atau melakukan tindak
kekerasan biasanya berasal dari keluarga yang berantakan, keluarga
yang tidak harmonis di mana pertengkaran ayah dan ibu menjadi
santapan sehari-hari remaja.
Bapak yang otoriter, pemabuk, suka menyiksa anak, atau ibu yang
acuh tak acuh, ibu yang lemah kepribadian dalam atri kata tidak tegas
menghadapi remaja, kemiskinan yang membelit keluarga, kurangnya
nilai-nilai agama yang diamalkan dll semuanya menjadi faktor yang
mendorong remaja melakukan tindak kekerasan dan kenakalan.
b. Lingkungan Sekolah yang Tidak Menguntungkan
Sekolah kita sampai waktu sekarang masih banyak berfungsi sebagai
“sekolah dengar” daripada memberikan kesempatan luas untuk
membangun aktivitas, kreativitas dan inventivitas anak. Dengan
demikian sekolah tidak membangun dinamisme anak, dan tidak
merangsang kegairahan belajar anak.
Selanjutnya, berjam-jam lamanya setiap hari anak-anak harus
melakukan kegiatan yang tertekan, duduk, dan pasif mendengarkan,
sehingga mereka menjadi jemu, jengkel dan apatis.
Di kelas, anak-anak-terutama para remajanya sering mengalami
frustasi dan tekanan batin, merasa seperti dihukum atau terbelenggu
oleh peraturan yang “tidak adil”. Di satu pihak pada dirinya anak ada
dorongan naluriah untuk bergiat, aktif dinamis, banyak bergerak dan
berbuat; tetapi di pihak lain anak dikekang ketat oleh disiplin mati di
sekolah serta sistem sekolah dengar.
Ada pula guru yang kurang simpatik, sedikit memiliki dedikasi pada
profesi, dan tidak menguasai metodik mengajar. Tidak jarang profesi
guru/dosen dikomersialkan, dan pengajar hanya berkepentingan dengan
pengoperan materi ajaran belaka. Perkembangan kepribadian anak sama
sekali tidak diperhatikan oleh guru, sebab mereka lebih berkepentingan
dengan masalah mengajar atau mengoperkan informasi belaka.
c. Media Elektronik
Tv, video, film dan sebagainya nampaknya ikut berperan merusak
mental remaja, padahal mayoritas ibu-ibu yang sibuk menyuruh
anaknya menonton tv sebagai upaya menghindari tuntutan anak yang
tak ada habisnya. Sebuah penelitian lapangan yang pernah dilakukan di
Amerika menunjukkan bahwa film-film yang memamerkan tindak
kekerasan sangat berdampak buruk pada tingkah laku remaja. Anak
yang sering menonton film-film keras lebih terlibat dalam tindak
kekerasan ketika remaja dibandingkan dengan teman-temannya yang
jarang menonton film sejenis. Polisi Amerika menyebutkan bahwa
sejumlah tindak kekerasan yang pernah ditangani polisi ternyata
dilakukan oleh remaja persis sama dengan adegan-adegan film yang
ditontonnya. Ternyata anak meniru dan mengindentifikasi film-film
yang ditontonnya.
d. Pengaruh Pergaulan
Di usia remaja, anak mulai meluaskan pergaulan sosialnya dengan
teman-tema sebayanya. Remaja mulai betah berbicara berjam jam
melalui telepon. Topik pembicaraan biasanya seputar pelajaran, film, tv
atau membicarakan cowok / cewek yang ditaksir dsb.
Hubungan sosial di masa remaja ini dinilai positif karena bisa
mengembangkan orientasi remaja memperluas visi pandang dan
wawasan serta menambah informasi, bahkan dari hubungan sosial ini
remaja menyerap nilai-nilai sosial yang ada di sekelilingnya. Semua -
faktor ini menjadi penyokong dalam pembentukan kepribadiannya dan
menambah rasa percaya diri karena pengaruh pergaulan yang begitu
besar pada diri remaja, maka hubungan remaja dengan teman sebayanya
menentukan kualitas remaja itu. Kalau ini disadari oleh remaja, maka
dengan sadar remaja akan menyeleksi teman pergaulannya.
2.4 Mengatasi Kenakalan Remaja
Kenakalan remaja biasanya dilakukan oleh remaja-remaja yang gagal dalam
menjalani proses-proses perkembangan jiwanya, baik pada saat remaja
maupun pada masa kanak-kanaknya. Masa kanak-kanak dan masa remaja
berlangsung begitu singkat, dengan perkembangan fisik, psikis, dan emosi
yang begitu cepat. Secara sosiologis, kenakalan remaja merupakan wujud dari
konflik-konflik yang tidak terselesaikan dengan baik pada masa kanak-kanak
maupun remaja para pelakunya. Seringkali didapati bahwa ada trauma dalam
masa lalunya, perlakuan kasar dan tidak menyenangkan dari lingkungannya,
maupun trauma terhadap kondisi lingkungan, seperti kondisi ekonomi yang
membuatnya merasa rendah diri, dan sebagainya.
Mengatasi kenakalan remaja, berarti menata kembali emosi remaja yang
tercabik-cabik itu. Emosi dan perasaan mereka rusak karena merasa ditolak
oleh keluarga, orang tua, teman-teman, maupun lingkungannya sejak kecil,
dan gagalnya proses perkembangan jiwa remaja tersebut. Trauma-trauma
dalam hidupnya harus diselesaikan, konflik-konflik psikologis yang
menggantung harus diselesaikan, dan mereka harus diberi lingkungan yang
berbeda dari lingkungan sebelumnya.
Memberikan lingkungan yang baik sejak dini, disertai pemahaman akan
perkembangan anak-anak kita dengan baik, akan banyak membantu
mengurangi kenakalan remaja. Minimal tidak menambah jumlah kasus yang
ada.
Hal-hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi kenakalan remaja :
1. Kegagalan mencapai identitas peran dan lemahnya kontrol diri bisa dicegah
atau diatasi dengan prinsip keteladanan. Remaja harus bisa mendapatkan
sebanyak mungkin figur orang-orang dewasa yang telah melampaui masa
remajanya dengan baik juga mereka yang berhasil memperbaiki diri setelah
sebelumnya gagal pada tahap ini.
2. Adanya motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya untuk melakukan point
pertama.
3. Kemauan orangtua untuk membenahi kondisi keluarga sehingga tercipta
keluarga yang harmonis, komunikatif, dan nyaman bagi remaja.
4. Remaja pandai memilih teman dan lingkungan yang baik serta orangtua
memberi arahan dengan siapa dan di komunitas mana remaja harus bergaul.
5. Remaja membentuk ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh jika
ternyata teman sebaya atau komunitas yang ada tidak sesuai dengan harapan.
BAB III
PENUTUP3.1 Kesimpulan
Kenakalan remaja adalah suatu outcome dari suatu proses yang
menunjukkan penyimpangan tingkah laku atau pelanggaran terhadap norma-
norma yang ada. Kenakalan remaja disebabkan oleh berbagai faktor baik
faktor internal (reaksi frustasi diri; gangguan pengamatan dan tanggapan pada
anak remaja; gangguan berfikir dan intelgensia pada diri remaja; gangguan
perasaan pada anak remaja), maupun faktor eksternal (keluarga, lingkungan
sekolah yang kurang menguntungkan, media elektronik, pengaruh pergaulan)
yang secara potensial dapat membentuk perilaku seorang anak.
Mengatasi kenakalan remaja, berarti menata kembali emosi remaja yang
tercabik-cabik itu. Emosi dan perasaan mereka rusak karena merasa ditolak
oleh keluarga, orang tua, teman-teman, maupun lingkungannya sejak kecil,
dan gagalnya proses perkembangan jiwa remaja tersebut.
3.2 Saran
1. Dengan mempelajari ini, kita dapat lebih mengetahui apa saja bentuk-
bentuk dan faktor-faktor penyebab terjadinya kenakalan remaja.
2. Sebagai seorang remaja, kita seharusnya bisa bertanggung jawab atas apa
yang terjadi pada perkembangan kenakalan remaja yang sudah
memprihatinkan saat ini. Oleh karena itu sebagai salah satu bentuk
implementasi dari tanggung jawab tersebut terhadap kenakalan remaja
adalah dengan berusaha semaksimal mungkin menjadi remaja yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
Eitzen, Stanlen D. 1986. Social Problems. Allyn and Bacon inc, Boston, Sydney,
Toronto.
Kaufman, James M. 1989. Characteristics of Behaviour Disorders of Children
and Youth. Merril Publishing Company, Columbus, London, Toronto.
Mulyono, B. 1995. Pendekatan Analisis Kenakalan Remaja dan
Penanggulangannya. Kanisius, Yogyakarta.
Soerjono, Soekanto. 1988. Sosiologi Penyimpangan. Rajawali, Jakarta.
Willis, S. 1994. Problema Remaja dan Pemecahannya. Penerbit Angkasa,
Bandung.
http://satriadholan.blogspot.com/2010/11/makalah-kenakalan-remaja-mata-
kul.html