Kemoterapi Efek

download Kemoterapi Efek

of 4

description

Kemoterapi

Transcript of Kemoterapi Efek

Kemoterapi

1. 2. 2.1. Pengertian KemoterapiPada awal 1900-an, kimiawan Jerman yang terkenal Paul Ehrlich mengembangkan obat untuk mengobati penyakit menular. Dia adalah salah satu yang menciptakan istilah ''kemoterapi'' dan didefinisikan sebagai penggunaanbahan kimia untuk mengobati penyakit. Bahan kimia atau obat yang digunakan disebut obat antitumor atau sitostatika.(5,6) Kemoterapi adalah proses pengobatan dengan menggunakan obat-obatan yang bertujuan untuk menghancurkan atau memperlambat pertumbuhan sel-sel kanker. Efek samping kemoterapi timbul karena obat-obat kemoterapi tidak hanya menghancurkan sel-sel kanker tetapi juga menyerang sel-sel sehat, terutama sel-sel yang membelah dengan cepat.2.2. Tujuan KemoterapiKemoterapi memiliki beberapa tujuan berbeda, yaitu kemoterapi kuratif, kemoterapi adjuvant, kemoterapi neoadjuvan, kemoterapi paliatif dan kemoterapi investigasi.(4)2.2.1. Kemoterapi kuratifTerhadap tumor sensitif yang kurabel, misal leukimia limfositik akut, limfoma maligna, kanker testis, karsinoma sel kecil paru dan lain-lain dapat dilakukan kemoterapi kuratif. Dewasa ini tidak sedikit kanker yang sudah memiliki beberapa formula kemoterapi kombinasi baku yang terbukti dalam praktek berefek terapi menonjol. Misalnya untuk terapi Hodgkin dengan regimen MOPP (Mostar Nitrogen,vinkristin, prokarbazin, prednizon) dan ABVD (adriamisin, bleomisin, vinblastin, prednison), terapi kanker sel kecil paru dengan regimen PE (cisplatin, etoposid) dan CAV (siklofosfamid, adriamisin, vinkristin) dll sedapat mungkin digunakan secara klinis.2.2.2. Kemoterapi adjuvanKemoterapi adjuvan adalah kemoterapi yang dikerjakan setelah operasi radikal. Pada dasarnya ini adalah bagian terapi kuratif. Karena banyak tumor pada waktu praoperasi sudah memiliki mikro-metastasis di luar lingkup operasi, maka setelah lesi primer dieksisi, tumor tersisa akan tumbuh semakin pesat, kepekaan terhadap obat bertambah. Pada umumnya tumor bila volume semakin kecil, rasio pertumbuhan semakin tinggi, terhadap kemoterapi semakin peka. Bila tumor mulai di terapi semakin dini, semakin sedikit muncul sel tahan obat. Oleh karena itu, terapi dini terhadap mikro-metastasis akan menyebabkan efektivitas meningkat, kemungkinan resistensi obat berkurang, peluang kesembuhan bertambah. Dewasa ini kanker mamae dengan lesi primer sekitar > 1cm, pasca operasi menggunakan regimen CAF(siklofosfamid, adriamisin, 5-fluorouracil). (4,7)2.2.3. Kemoterapi neoadjuvanKemoterapi neoadjuvan adalah kemoterapi yang dilakukan sebelum operasi atau radioterapi. Kanker terlokalisir tertentu hanya dengan operasi atau radioterapi sulit mencapai ketuntasan, jika terlebih dahulu kemoterapi 2-3 siklus dapat mengecilkan tumor, memperbaiki pasokan darah, berguna bagi pelaksanaan operasi dan radioterapi obat yang dipilih termasuk fluorourasil, epirubisin, adriamisin, cisplatin, mitomisin, dan lain-lain. Pada waktu bersamaan dapat diamati respons tumor terhadap kemoterapi dan secara dini menterapi lesi metastatik subklinis yang mungkin terdapat. Karena kemoterapi neoadjuvan mungkin menghadapi risiko jika kemoterapi tidak efektif peluang operasi akan lenyap, maka harus memakai regimen kemoterapi dengan cukup bukti efektif untuk lesi stadium lanjut. Penilitian mutakhir menunjukkan kemoterapi neoadjuvan meningkatkan peluang operatif untuk kanker kepala leher, kanker sel kecil paru, osteosarkoma, mengurangi pelaksanaan operasi yang membawa kecacatan pada kanker tertentu (laring, kandung kemih, kanalis analis), memperbaiki kualitas hidup sebagian pasien. Terapi neoadjuvan dalam beberapa tahun terakhir juga digunakan dalam pengobatan kanker payudara. Downstaging dengan terapi neoadjuvant memungkinkan lebih wanita untuk menjalani konservasi payudara dengan lumpectomy dan radioterapi payudara.(4,8) 2.2.4. Kemoterapi paliatifKebanyakan kanker dewasa ini seperti kanker bukan sel kecil paru, kanker hati, lambung, pankreas, kolon, dll. Hasil kemoterapi masih kurang memuaskan. Untuk kanker seperti itu dalam stadium lanjut kemoterapi masih bersifat paliatif, hanya dapat berperan mengurangi gejala, memperpanjang waktu survival. Dalam hal ini dokter harus mempertimbangkan keuntungan dan kerugian yang dibawa kemoterapi pada diri pasien, menghindari kemoterapi yang terlalu kuat hingga kualitas hidup pasien menurun atau memperparah perkembangan penyakitnya.2.2.5. Kemoterapi investigatifKemoterapi investigatif merupakan uji klinis dengan regimen kemoterapi baru atau obat baru yang sedang diteliti. Untuk menemukan obat atau regimen baru dengan efektivitas tinggi toksisitas rendah, penelitian memang diperlukan. Penelitian harus memiliki tujuan yang jelas, rancangan pengujian yang baik, metode observasi dan penilaian yang rinci, dan perlu secara ketat mengikuti prinsip etika kedokteran. Kini sudah terdapat aturan baku kendali mutu, disebut good clinical pratice (GCP). 2.3. Mekanisme Kerja Obat AntitumorKerja obat anti kanker sebagai berikut:2.3.1. Alkilator (alkylating agent)Kelompok anti kanker yang paling penting karena mempunyai aktivitas luas. Cara kerja alkylator ini adalah membentuk ion karbonium (alkil) yang sangat reaktif, gugus alkil ini akan berikatan kovalen silang pada konstituen sel yang nukleofilik sehingga terjadi miscoding. Alkilasi juga menyebabkan labilnya cincin imidazo sehingga cincin tersebut dapat terbuka ketika masih merupakan bagian deoxyribonucleic acid (DNA). Hal ini menyebabkan ketidakstabilan dan pemecahan DNA. Pada akhirnya akan terjadi ikatan silang (cross link), misalnya dapat terjadi ikatan antara dua guanin dan replikasi DNA tidak terjadi, sehingga sintesis Ribonucleic acid (RNA) dan protein tidak terjadi sehingga dapat mengakibatkan matinya sel kanker. Obat-obatan yang tergolong alkylator ini antara lain siklofosfamid, ifofosfamid, melphalan, cisplatin, carboplatin dan lain-lain.(4)2.3.2. Antimetabolik Obat ini bekerja dengan cara menghambat sintesis RNA dan DNA melalui penghambatan pembentukan asam nukleat dan nukleotida. Antipurin dan antipirimidin mengambil tempat purin dan pirimidin lebih tinggi pada sel kanker daripada sel normal. Dengan demikian penghambatan sintesis DNA lebih tinggi. Yang termasuk obat-obatan ini adalah metotreksat, tioguanin, sitarubin dan fluorouracil. (4)2.3.3. AntibiotikObat ini bekerja dengan cara mengikat rantai DNA sehingga DNA tidak berfungsi sebagai template pada sintesis RNA dan protein. Yang termasuk golongan ini adalah vinkristin, etoposide, tenisoposide dan lain-lain. (4)2.3.4. Inhibitor protein mikrotubuliObat jenis ini berikatan dengan protein mikrotubuli inti sel tumor, sehingga menghambat fase mitosis sel tumor. Yang termasuk golongan ini antara lain Vinblastin (VLB), Vinkristin (VCR), Vindesin (VDS), Paclitaxel, Taxoter dll. (4)

2.3.5. Inhibitor TopoisomeraseObat anti kanker jenis ini bekerja dengan cara menghambat fungsi enzim topoisomerase sehingga menghambat proses transkripsi dan replikasi. Yang termasuk golongan ini antara lain Topotekan, etoposit, vumon dll. (4)2.3.6. Golongan HormonHormon seperti estrogen, progesterone, testosterone berikatan dengan reseptor intrasel yang memicu tumor tertentu yang bergantung pada hormone seperti karsinoma mamae, karsinoma prostat. Obat jenis ini bekerja dengan cara berikatan secara kompetitif dengan reseptor yang sesuai dengan sel tumor. Obat golongan ini antara lain tamoksifen, toremifen, medroksi-progesteron, lentaron dan lain-lain. (4,7)2.3.7. Golongan target molecularBelakangan ini telah dikembangkan obat yang tertuju target melekul yang menjadi kunci dalam proses timbul dan berkembangnya kanker. Contoh obat golongan ini antara lain hercephin, tarceva dll.