kemoterapi

download kemoterapi

of 21

Transcript of kemoterapi

http://nursingforuniverse.blogspot.com/ 5 feb 2010

KEMOTERAPI

A. Definisi Kemoterapi merupakan cara pengobatan kanker dengan jalan memberikan zat/obat yang mempunyai khasiat membunuh sel kanker atau menghambat proliferasi sel-sel kanker dan diberikan secara sistematik. Obat anti kanker yang artinya penghambat kerja sel. Untuk kemoterapi bisa digunakan satu jenis sitostika. Pada sejarah awal penggunaan kemoterapi digunakan satu jenis sitostika, namun dalam perkembangannya kini umumnya dipergunakan kombinasi sitostika atau disebut regimen kemoterapi, dalam usaha untuk mendapatkan hasiat lebih besar

B. Prinsip kerja obat kemoterapi (sitostatika) terhadap kanker. Sebagian besar obat kemoterapi (sitostatika) yang digunakan saat ini bekerja terutama terhadap sel-sel kanker yang sedang berproliferasi, semakin aktif sel-sel kanker tersebut berproliferasi maka semakin peka terhadap sitostatika hal ini disebut Kemoresponsif, sebaliknya semakin lambat prolifersainya maka kepekaannya semakin rendah , hal ini disebut Kemoresisten. Obat kemoterapi ada beberapa macam, diantaranya adalah : 1) Obat golongan Alkylating agent, platinum Compouns, dan Antibiotik Anthrasiklin obst golongsn ini bekerja dengan antara lain mengikat DNA di inti sel, sehingga sel-sel tersebut tidak bisa melakukan replikasi. 2) Obat golongan Antimetabolit, bekerja langsung pada molekul basa inti sel, yang berakibat menghambat sintesis DNA. 3) Obat golongan Topoisomerase-inhibitor, Vinca Alkaloid, dan Taxanes bekerja pada gangguan pembentukan tubulin, sehingga terjadi hambatan mitosis sel.

[email protected]

1

http://nursingforuniverse.blogspot.com/ 5 feb 2010

4) Obat golongan Enzim seperti, L-Asparaginase bekerja dengan menghambat sintesis protein, sehingga timbul hambatan dalam sintesis DNA dan RNA dari sel-sel kanker tersebut.

C. Pola pemberian kemoterapi 1) Kemoterapi Induksi Ditujukan untuk secepat mungkin mengecilkan massa tumor atau jumlah sel kanker, contoh pada tomur ganas yang berukuran besar (Bulky Mass Tumor) atau pada keganasan darah seperti leukemia atau limfoma, disebut juga dengan pengobatan penyelamatan. 2) Kemoterapi Adjuvan Biasanya diberikan sesudah pengobatan yang lain seperti pembedahan atau radiasi, tujuannya adalah untuk memusnahkan sel-sel kanker yang masih tersisa atau metastase kecil yang ada (micro metastasis). 3) Kemoterapi Primer Dimaksudkan sebagai pengobatan utama pada tumor ganas, diberikan pada biasanya diberikan dahulu sebelum

kanker yang bersifat kemosensitif,

pengobatan yang lain misalnya bedah atau radiasi. 4) Kemoterapi Neo-Adjuvan Diberikan mendahului/sebelum pengobatan/tindakan yang lain seperti

pembedahan atau penyinaran kemudian dilanjutkan dengan kemoterapi lagi. Tujuannya adalah untuk mengecilkan massa tumor yang besar sehingga operasi atau radiasi akan lebih berhasil guna.

D. Cara pemberian obat kemoterapi.

[email protected]

2

http://nursingforuniverse.blogspot.com/ 5 feb 2010

1) Intra vena (IV) Kebanyakan sitostatika diberikan dengan cara ini, dapat berupa bolus IV pelanpelan sekitar 2 menit, dapat pula per drip IV sekitar 30 120 menit, atau dengan continous tetesannya. 2) Intra tekal (IT) Diberikan ke dalam canalis medulla spinalis untuk memusnahkan tumor dalam cairan otak (liquor cerebrospinalis) antara lain MTX, Ara.C. 3) Radiosensitizer, yaitu jenis kemoterapi yang diberikan sebelum radiasi, tujuannya untuk memperkuat efek radiasi, jenis obat untukl kemoterapi ini antara lain Fluoruoracil, Cisplastin, Taxol, Taxotere, Hydrea. 4) Oral Pemberian per oral biasanya adalah obat Leukeran, Alkeran, Myleran, Natulan, Puri-netol, hydrea, Tegafur, Xeloda, Gleevec. 5) Subkutan dan intramuskular Pemberian sub kutan sudah sangat jarang dilakukan, biasanya adalah LAsparaginase, hal ini sering dihindari karena resiko syok anafilaksis. Pemberian per IM juga sudah jarang dilakukan, biasanya pemberian Bleomycin. 6) Topikal 7) Intra arterial 8) Intracavity 9) Intraperitoneal/Intrapleural Intraperitoneal diberikan bila produksi cairan acites hemoragis yang banyak pada kanker ganas intra-abdomen, antara lain Cisplastin. Pemberian intrapleural yaitu diberikan kedalam cavum pleuralis untuk memusnahkan sel-sel kanker dalam drip sekitar 24 jam dengan infusion pump upaya lebih akurat

[email protected]

3

http://nursingforuniverse.blogspot.com/ 5 feb 2010

cairan pleura atau untuk mengehntikan produksi efusi pleura hemoragis yang amat banyak , contohnya Bleocin.

E. Tujuan pemberian kemoterapi. Sampai saat ini tidak semua kanker mendapat manfaat dari kemoterapi, karena efek samping yang ditimbulkan juga sangat besar. Secara umum tujuan pemberian kemoterapi adalah untuk: 1) Pengobatan. 2) Mengurangi massa tumor selain pembedahan atau radiasi. 3) Meningkatkan kelangsungan hidup dan memperbaiki kualitas hidup. 4) Mengurangi komplikasi akibat metastase.

F. Persiapan dan Syarat kemoterapi. 1) Persiapan Sebelum pengotan dimulai maka terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan yang meliputi: a) Darah tepi; Hb, Leuko, hitung jenis, Trombosit. b) Fungsi hepar; bilirubin, SGOT, SGPT, Alkali phosphat. c) Fungsi ginjal; Ureum, Creatinin dan Creatinin Clearance Test bila serim creatinin meningkat. d) Audiogram (terutama pada pemberian Cis-plastinum) e) EKG (terutama pemberian Adriamycin, Epirubicin). 2) Syarat a) Keadaan umum cukup baik.

[email protected]

4

http://nursingforuniverse.blogspot.com/ 5 feb 2010

b) Penderita mengerti tujuan dan efek samping yang akan terjadi, informed concent. c) Faal ginjal dan hati baik. d) Diagnosis patologik e) Jenis kanker diketahui cukup sensitif terhadap kemoterapi. f) Riwayat pengobatan (radioterapi/kemoterapi) sebelumnya. g) Pemeriksaan laboratorium menunjukan hemoglobin > 10 gram %, leukosit > 5000 /mm, trombosit > 150 000/mm.

G. Efek Samping Kemoterapi. Sel Kanker paada organ tubuh manusia terdiri dari jaringan dan sel tubuh yang berubah atau mutasi menjadi ganas dan membelah terus tidak terkendali dan menjadi besar mendobrak, merusak, jaringan sekitarnya dan akhirnya menyebar, bersarang diorgan lain dan mengulangi pertumbuhan seperti tempat semula. Sel kanker inilah yang menjadi target obat kemoterapi. Intensitas efek samping tergantung dari karakteristik obat, dosis pada setiap pemberian, maupun dosis kumulatif, selain itu efek samping yang timbul pada setiap penderita berbeda walaupun dengan dosis dan obat yang sama, faktor nutrisi dan psikologis juga mempunyai pengaruh bermakna. Kemoterapi anti kanker akan menyebabkan sel kanker serta beberapa jenis sel sehat yang juga sedang membelah atau tumbuh mengalami kerusakan. Namun sel kanker akan mengalami kerusakan lebih parah dibanding kerusakan pada sel sehat. Setelah beberapa periode 1-3 minggu sel sehat pulih dan sel kanker juga akan pulih kembali namun mengalami kerusakan berarti, sehingga atas dasar inilah obat anti kanker dipergunakan.

[email protected]

5

http://nursingforuniverse.blogspot.com/ 5 feb 2010

Untuk mencegah kerusakan permanen dari sel sehat, obat kanker tidak bisa diberikan sekaligus 4-8 siklus. Hal ini dimaksud untuk memulihkan sel sehat. Dilain pihak berangsur mengecilkan kanker sehingga akhirnya sel kanker menjadi sangat kecil tidak terlihat lagi dan bisa dihancurkan dengan sinar atau dihilangkan dengan operasi. Secara umum obat anti kanker mempunyai akibat terhadap sel kanker yang sedang cepat membelah itu, namun sel sehat yang cepat membelah pun termasuk kena akibat anti kanker tersebut. Umumnya efek samping kemoterapi terbagi atas :

1) Efek samping segera terjadi (Immediate Side Effects) yang timbul dalam 24 jampertama pemberian, misalnya mual dan muntah.

2) Efek samping yang awal terjadi (Early Side Effects) yang timbul dalam beberapahari sampai beberapa minggu kemudian, misalnya netripenia dan stomatitis.

3) Efek samping yang terjadi belakangan (Delayed Side Effects) yang timbul dalambeberapa hari sampai beberapa bulan, misalnya neuropati perifer, neuropati.

4) Efek samping yang terjadi kemudian (Late Side Effects) yang timbul dalambeberapa bulan sampai tahun, misalnya keganasan sekunder Perubahan Indra Pengecap Penanganannya: Hindari makanan yang pahit Makan makanan yang lunak berprotein Tes pengecapan Tambahkan bumbu

Infeksi Mulut dan Lambung Penanganannya : Pemeriksaan gigi 14 hari sebelum kemoterapi pertama dan setelah kemoterapi

[email protected]

6

http://nursingforuniverse.blogspot.com/ 5 feb 2010

Jaga bibir tidak kering Hindari rokok dan alkohol Hindari makanan yang: terlalu panas, terlalu dingin, banyak mengandung zat

kimia. Bersihkan gusi dan gigi dengan sikat yang lembut untuk menghindari perdarahan

gusi, sedikitnya 4x sehari (sesudah makan dan menjelang tidur). Gunakan pasta gigi yang mengandung fluoride tapi tidak mengandung zat-zat

yang bersifat abrasif. Jika Anda terbiasa membersihkan gigi dengan benang gigi (dental floss),

bersihkan sela-sela gigi dengan hati-hati setiap hari. Larutkan sendok teh garam dan sendok teh baking soda dalam segelas besar

air hangat, dan sering-seringlah berkumur dengannya. Jangan lupa bilas dengan air bersih/tawar.

Mual dan Muntah Makanlah makanan yang agak tawar, seperti crackers atau roti panggang/kering. Jika mual hanya terjadi di antara waktu makan, makanlah lebih sering dalam

porsi kecil, juga makan kue menjelang dan saat terbangun dari tidur. Minumlah minuman bening (minuman yang tembus pandang seperti air putih,

teh, jus apel, wedang jahe, sirup, es jeruk, kuah sup, agar-agar, dsb) yang dingin, dan hiruplah perlahan-lahan. Makanlah makanan yang Anda sukai, tetapi tetap pertimbangkan kandungan

gizinya. Hindari makanan panas, untuk mengurangi aromanya. Hindari juga makanan

berlemak, terlalu banyak bumbu, atau terlalu manis.

[email protected]

7

http://nursingforuniverse.blogspot.com/ 5 feb 2010

Makan buah. Mengulum permen yang segar, seperti permen jeruk atau mint. Istirahatlah dengan tenang sesudah makan. Alihkan perhatian dengan menonton televisi, mendengarkan musik, atau

bercanda ringan. Jika sedang mual, bersikaplah rileks dan bernafas dalam-dalam. Mintalah obat antimual kepada dokter. Minumlah obat itu begitu Anda mulai

merasa mual, supaya tidak sampai muntah.

Susah Buang Air Besar Penanganannya : BAB secara teratur Minum jus buah atau makan buah Minum 3liter air (hangat) Makan yang mengandung serat Hindari makanan yang banyak mengandung tepung Tingkatkan aktivitas fisik

Diare Penanganannya : Hindari makanan yang: mengiritasi lambung, banyak mengandung gas, dan

minuman yang mengandung kafein. Minum 3 liter perhari Makan sedikit tapi sering. Hindari susu atau produk susu

[email protected]

8

http://nursingforuniverse.blogspot.com/ 5 feb 2010

Kerontokan Rambut Penanganannya: Selama periode terapi sebaiknya kenakan topi lebar yang lembut atau kerudung

dari bahan katun. Jika ingin mengenakan wig, pastikan bagian tepinya tidak menggesek kulit Anda. Gunakan sampho yang lembut dan kondisioner setiap keramas Minimalkan penggunaan hair dryer, Hentikan penggunaan mesin dengan listrik, roll rambut, bandana yang menekan

rambut, hair spray, semir rambut Hindari menggosok dan menyisir rambut terlalu keras. Gunakan bantal yang lembut Konsumsi makanan yang: Mengandung tinggi karbohidrat, Mengandung tinggi

protein, Mengkonsumsi suplemen/vitamin nutrisi.

H. Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul pada kanker dan kemoterapi 1) Nyeri kronis berhubungan dengan pertumbuhan/metastase tumor 2) Nyeri akut berhubungan dengan aktual atau potensial kerusakan jaringan akibat metastase tumor. 3) Mual/Nause berhubungan parmesetik (kemotherapi) 4) Ansietas berhubungan dengan lingkungan rumah sakit yang tak dikenal/ ketidakpastian tentang hasil pengobatan kanker, perasan putus asa dan tak berdaya/ ketidak cukupan pengetahuan tentang kanker dan pengobatan 5) PK: Reaksi anafilaktik 6) PK : Ekstravasasi Obat Vesicant

[email protected]

9

http://nursingforuniverse.blogspot.com/ 5 feb 2010

7) PK: Perdarahan 8) Resiko infeksi b/d tindakan invasif (tusukan iv line)

[email protected]

10

http://nursingforuniverse.blogspot.com/ 5 feb 2010

Daftar Pustaka Bongard, Frederic, S. Sue, darryl. Y, 1994, Current Critical, Care Diagnosis and Treatment, first Edition, Paramount Publishing Bussiness and Group, Los Angeles Brunner & Suddarth, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8 volume 2, EGC, Jakarta Haryani dan Siswandi, 2004, Nursing Diagnosis: A Guide To Planning Care, available on: www.Us.Elsevierhealth.com Instalasi Diklat RS. Kanker Darmais, 2003, Kumpulan Makalah Pelatihan Perawatan Kanker Dengan Kemoterapi Di RS Kanker Darmais, RS. Kanker Darmais, Jakarta McCloskey, 1996, Nursing Interventions Classification (NIC), Mosby, USA Price, Sylvia A and Willson, Lorraine M, 1996, Patofisiologi: Konsep Klinis ProsesProses penyakit, Edisi empat, EGC, Jakarta Ralph & Rosenberg, 2003, Nursing Diagnoses: Definition & Classification 2005-2006, Philadelphia USA Robert. T.Door & William.L.Fritz, 1981, Cancer Chemotherapy Handbook, Elsevier, New York. Subagian Onkologi Ginekologi, 1998, Penuntun Pelayanan-Pendidikan-Penelitian, Bagian obstetriginekologi, FKUI, Jakarta.

.

[email protected]

11

http://nursingforuniverse.blogspot.com/ 5 feb 2010

Nursing Care Plan Of Cancer and Chemotherapy

No 1

Diagnosa Nyeri kronis berhubungan dengan pertumbuhan/metastase tumor

Tujuan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama di poli tulip klien mampu : Menurunkan level nyaeri Mengontrol nyeri Meningkatkan rasa nyaman Dengan KH klien mampu : Mengukur nyerinya dengan menggunakan skala nyeri, menetapkan tujuan untuk penurunan nyeri yang diharapkan dan membuat rencana kegiatan untuk mengelola nyerinya Mendiskripsikan tentang rencana pengelolaan nyeri baik farmakologis maupun non farmakologis termasuk mengenali keuntungan dan kerugian pengelolaan nyeri menggunakan obat dan non obat Mendemontrasikan kemampuan untuk tenang, beristirahat Menerima keadaan yang

Intervensi Manajemen nyeri : Administrasi analgetik : Kaji pengalaman klien ketika berhadapan dengan nyeri untuk pertama kali, jika memungkinkan lakukan intervensi untuk menurunkan nyeri Anjurkan klien untuk menggambarkan pengalamam yang telah lalu mengenai nyeri dan metode yang digunakan untuk menangani nyerinya, termasuk pengalaman tentang efek samping, tipe koping respon, dan bagaimana ia mengekspresikan nyeri Mendeskripsikan tentang efek yang merugikan dari nyeri yang tidak tertahankan Anjurkan klien untuk melaporkan tentang lokasi, intensitas dan kualitas dari nyeri ketika sedang mengalami nyeri Minta klien untuk melakukan pengelolaan tingkat nyeri, waktu, pencetus, pengobatan dan perawatan dan tindakan yang lain

Rasional

- Intensitas, karakter, waktu terjadinya, durasi faktor yang memperberat dan yang mengurangi nyeri harus dikaji dan di dokumentasikan pada saat setelah evaluasi awal - Perhatian mungkin memberikan efek terhadap perasaan klien untuk melaporkan tentang nyeri dan penggunaan analgetik

- Intensitas dari nyeri dan ketidak nyamanan harus dikaji dan didokumentasikan setelah prosedur yang menyebabkan nyeri dengan beberapa hal baru tentang nyeri dan interval dari nyeri - Untuk menolong merencanakan perawatan nyeri, penggunakan obatobatan yang lalu

[email protected]

12

http://nursingforuniverse.blogspot.com/ 5 feb 2010

sedang dialami dan mampu beraktifitas dengan minimal terjadinya nyeri

yang dapat mengurangi nyeri Tentukan penggunaan obat yang dibutuhkan klien

2

Nyeri akut berhubungan dengan aktual atau potensial kerusakan jaringan akibat metastase tumor.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama di poli tulip nyeri berkurang dengan KH : Skala nyeri menurun 1-3 Klien melaporkan nyeri berkurang/hilang Klien nampak rileks Klien mampu beristirahat

1. Manajemen nyeri Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif : lokasi, karek teristik, durasi, frekuensi, kuali tas dan faktor predisposisi. Observasi reaksi non verbal dari ketidaknyamanan. Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalama nyeri klien. Evaluasi pengalamam nyeri masa lampau. Bantu klien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan. Kontrol faktor lingkungan yang mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan. Kurangi faktor presipitasi nyeri. Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologis/ non farmakologis). Ajarkan teknik relaksasi.

- Intensitas dari nyeri dan ketidak nyamanan harus dikaji dan didokumentasikan setelah prosedur yang menyebabkan nyeri dengan beberapa hal baru tentang nyeri dan interval dari nyeri. - Pendekatan dengan teknik komunikasi terapeutik akan meningkatkan kepercayaan klien. - Pengelamann klien terhadap nyeri masa lampau dapat dijadikan bahan evaluasi awal untuk penanganan nyeri saat ini. - Minimalisasi pengaruh eksternal mampu membantu klien untuk mengatasi nyeri dan mencegah timbulnya nyeri. - Dapat memberikan ketenangan kepada klien dan membuat klien lebih relaks sehingga nyeri dapat berkurang.

[email protected]

13

http://nursingforuniverse.blogspot.com/ 5 feb 2010

Berikan analgetik sesuai program Evaluasi keefektifan kontrol nyeri. Tingkatkan istirahat. Kolaborasi dengan dokter jika ada komplain dan tindakan nyeri tidak berhasil. Monitor penerimaan klien tentang manajemen nyeri. 2. Administrasi analgetik : Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas dan derajat nyeri sebelum pemberian obat. Cek intruksi dokter tentang jenis obat, dosis dan frekuensi. Cek riwayat alergi. Pilih analgesik yang diperlukan. Tentukan pilihan analgesik tergantung dari tipe dan beratnya nyeri. Tentukan analgesik pilihan, rute pemberian dan dosis optimal. Pilih rute pemberian secara iv, im untuk pengibatan nyeri secara teratur. Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgetik. Evaluasi keefektifan analgetik dan efek samping.

- Analgetik sangat diperlukan pada kondisi nyeri yang berat dan tidak tertahankan. - Respon klien terhadap prosedur dapat dijadikan bahan evaluasi untuk penaganan nyeri selanjutnya.

- Intensitas dari nyeri, lokasi dan kualitasnya merupakan dasar terhadap penentuan intervensi yang akan dilakukan. - Ketelitian dan ketepatan administrasi program pemberiann analgetik sangat diperlukan dalam penanganan nyeri. - Pilihan analgetik yang tepat dan rute yang mampu meminimalkan timbulnya nyeri pada saat pemberian serta semakin cepat efek analgetiknya dirasakan oleh klien sangat dibutuhkan dalam penanganan nyeri.

- Evaluasi respon terhadap pemberian analgetik dapat digunakan untuk menilai keefektifan analgetik yang diberikan

[email protected]

14

http://nursingforuniverse.blogspot.com/ 5 feb 2010

3

Mual/Nause berhubungan parmesetik (kemotherapi)

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama di poli tulip mual klien akan berkurang dengan KH : Klien akan merasa lebih nyaman, status cairan seimbang, intake nutrisi adekuat

4

Ansietas berhubungan dengan lingkungan rumah sakit yang tak dikenal/ ketidakpastian tentang hasil pengobatan kanker, perasan putus asa dan tak berdaya/ ketidak cukupan pengetahuan tentang kanker dan pengobatan

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama di poli tulip klien akan mampu mengontrol cemas, mengembangkan koping yang adaptif dengan KH klien mampu : - Mengidentifikasi dan mengungkapkan kecemasan - Mengidentifikasi, mengung

1. Kaji penyebab mual dan muntah klien. 2. Jaga kebersihan klien setelah muntah dan letakan tissue pembersih pada likasi yang mudah dijangkau oleh klien. 3. Berikan perawatan oral setelah klien muntah. 4. Berikan/ajarkan metose distraksi dari sensasi mual misalnya menggunakan musik dsb. 5. Jaga lingkungan yang bersih, tenang dan ventilasi yang baik. 6. Hindarkan pergerakan yang tiba-tiba, biarkan klien tetap terlentang. 7. Kolaborasi pemberian antiemetik. 8. Berikan antiemetik satu jam sebelum pemberian khemoterapi. 9. Motifasi klien untuk makan/minum sedikit-sedikit tetapi sering. 10. Berikan diit yang disukai dalam kondisi hangat dan sajikan dengan menarik. 1. Kaji tingkat kecemasan, faktor-faktor yang berpengaruh terhadap timbulnya cemas. 2. Yakinkan klien bahwa perawat siap membantu masalah kesehatan yang dihadapi klien dan dorong klien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan dan persepsi. 3. Kaji harapan klien terhadap

- Dengan diketahui penyebab maka perawat dapat menentukan tindakan yang tepat untuk menangani mual/muntah. - Kebersihan dan perawatan mulut dapat menghilangkan aroma dan rasa dari muntahan, dan mampu mereduksi stimulus terhadap mual/muntah. - Bau dari dapur, kamar mani dapat merangsang mual/ muntah. - Pergerakan dapat merangsang lebih jauh terhadap timbulnya mual/muntah. - Pemberian antiemetik lebih efektif dalam mengurangi/ mencegah mual pada klien dengan kemoterapi. - Makan/minum sedikit-sedikit tapi sering dapat mengurangi sensasi muntah akibat lambung yang penuh. - Diit yang menarik dan disukai oleh klien dapat menimbulkan selera makan klien sehingga kebutuhan nutrisi klien terpenuhi - Data awal dari kecemasan sangat diperlukan untuk menentukan tingkat kecemasan klien dan faktor yang mempengaruhi dapat diketahui sehingga perawat dapat meminimalkan/menghindarkan klien dari faktor yang berpengaruh. - Kehadiran dan kesiapan perawat dalam menangani/ menemani klien dalam

[email protected]

15

http://nursingforuniverse.blogspot.com/ 5 feb 2010

-

-

-

kapkan dan mendemons trasikan teknik mengontrol ansietas Mengungkapkan terbebas/ penurunan distress yang dirasakan TTV memberi gambaran terbebas dari disstress Ekspresi tubuh, wajah, sikap terbebas dari disstres Mampu berkonsentrasi dan akurasi perhatian Mengidentifikasi dan mengungkapkan faktor-faktor yang menimbulkan kecemasan, konflik dan penanganannya Mendemonstrasikan ketrampilan mengatasi masalah

4. 5.

6. 7. 8. 9. 10.

-

11.

12.

pengobatan dan perawatan. Pahami persepsi klien tentang situasi stress. Temani klien untuk memberikan keamanan dan mengurangi ketakutan. Berikan informasi faktual tentang diagnosis, tindakan, dan prognosis. Dorong keluarga untuk menemani klien. Bantu klien untuk mengenali situasi yang menimbulkan kecemasan. Ajarkan teknik relaksasi untuk mereduksi kecemasan. Berikan kesempatan klien, keluarga untuk mengungkapkan perasaan (marah, rasa bersalah, kehilangan, dan nyeri) : Lakukan kontak yang sering dan berikan suasana yang meningkatkan ketenagan dan rileks Tunjukian sikap tidak menilai dan mendengar dengan penuh perhatian Gali perasaan dan perilaku sendiri Dorong untuk mendiskusikan secara terbuka tentang kanker, pengalaman orang lain, dan potensial mengontrol dan penyembuhannya. Jelaskan rutinitas rumah sakit dan pertegas penjelasan dokter tentang jadwal pemeriksaan dan tujuan

-

-

-

periode kecemasan dapat membantu klien untuk pemenuhan rasa aman sehingga dapat menurunkan kecemasan. Kehadiran keluarga dapat memberikan suport mental kepada klien. Teknik relaksasi dapat mereduksi stress yang timbul. Kontak yang sering oleh pemberi perawatan menunjukan penerimaan dan menumbuhkan rasa percaya klien. Klien mungkin menolak untuk didekati karena gangguan konsep diri, peraweat t8idak boleh membuat asumsi tentang reaksi klien atau keluarga; memvalidasi rasa takut dan beban tertentu klien membantu meningkatkan kesadaran, perawat harus sadar tentang bagaimana klien dan keluarga bereaksi, dan bagaimana reaksi mereka mempengaruhi perasaan dan perilaku perawat. Diskusi terbuka tentang hidup setelah terdiagnosis kanker dapat menumbuh kan harapan dan dorongan. Aktifitas fisik memberikan pengalihan dan rasa normal, pasien yang melakukan aktifitas fisik dapat memperbaiki kualitas hidup mereka.

[email protected]

16

http://nursingforuniverse.blogspot.com/ 5 feb 2010

rencana pengobatan. Fokuskan pada apa yang diharapkan klien 13. Tunjukan adanya harapan 14. Tingkatkan aktifitas dan latihan fisik 15. Identifikasi adanya ego yang buruk, kemampuan pemecahan masalah yang tidak efektif, kurang motifasi, kesehatan secara umum memburuk, kurang sistem pendukung 5 PK: Reaksi anafilaktik Perawat akan mengatasi dan meminimalkan komplikasi kemoterapi 1. Tanyakan tentang reaksi obat sebelumnya dan catat TTV dan status mental sebelum memberikan kemoterapi ; tes kulit atau tes dosis harus dilakukan sat memberikan obat yang diketahui memiliki peningkataninsiden hipersensivitas. 2. Pantau terhadap gejala reaksi anafilaktik ; urtikaria, pruritus, sensasi benjolan di tenggorok, napas pendek/mengi. 3. Bila timbul gejala, hentikan kemoterapi dan pasang torniquet proksimal terhadap tempat injeksi.berikan obat-obatan emergensi sesuai program/prptap (epinefrin,difenhidramin, hidrokortison dll) 4. Pantau TTV setiap 15 menit sampai stabil. - Setiap obat sitotoksik, termasuk cisplastin, teniposide, nitrogen mustrad, doksorubicin, bleomisin, metotrekaset, L-asparaginase,merangsang pelepasan histamin sehingga merangsang reaksi antigen antibodi dan mengakibatkan gejala kutaneus (urtikaria, pruritus) dan gejala sistemik (edema laring, spasme bronkus, dan dispnea). - Langkah pengkajian ini membantu menentukan risiko komplikasi dan memberikan dasar sebagai pembanding temuan selanjutnya. - Penghantian segera mencegah kemungkinan respon yang lebih serius; penggunaan torniquet menghambat absorbsi obat. Obat emergensi mengurangi pelepasan histamin, menghilangkan edema, spasme, dan mencegah syok.. - Pengawasan cermat dapat mendeteksi

[email protected]

17

http://nursingforuniverse.blogspot.com/ 5 feb 2010

tanda awal hipotensi dan syok.

6

PK : Ekstravasasi Obat Vesicant

Perawat akan mengatasi dan meminimalkan komplikasi kemoterapi

1. Ambil langkah untuk mengurangi ektravasasi obat vesicant ( preparat yang menyebabkan nekrosis berat bilamerembes dari pembuluh darah ke jaringan,contoh amasakrin, bisantren, daktinomisin, dakarbisin, daunomisin,daunorubisin, estramustin,maitansin, mitramisin, mitomisin, nitrogen mustrad, pirazofurin, vinblastin, vinkristin, dan vindesin) sebagai berikut : a. Hindari penggunaan fossa antecubital pergelangan dan tangan sat memberikan vesicant (Onkology Nurse Sosiety,1992) b. Hindari tusukan multipel pada vena yang sama dalam 24 jam. c. Pemberian obat melalui kateter vena jangka panjang. d. Jangan memberikan obat bila ada edema atau tidak terdapat aliran balik vena. 2. Pantau selama penginfusan obat : a. Kaji patensi aliran infus IV. b. Amati jaringan pada sisi IV setiap 30 menit terhadap kebocoran, rasa terbakar/nyeri, pembengkakan, inflamasi, eritema,

- Ekstravasasi dapat terjadi sekunder terhadap penempatan tidak tepat, vena yang rusak, atau obstruksi drainase vena sekunder terhadap sindrom vena kava superior, edema, atau tumor.

- Mendeteksi tanda ekstravasasi dini memungkinkan intervensi segera untuk mencegah komplikasi serius termasuk bnekrosis jaringan.

[email protected]

18

http://nursingforuniverse.blogspot.com/ 5 feb 2010

hiperpigmentasi, ulserasi, nekrosis. 3. Bila terjadi ekstravasasi lakukan : a. Hentikan pemberian obat b. Tinggalkan jarum di tempatnya c. Dengan perlahan aspirasi sisa obat sisa dan darah dalam selang atau jarum d. Berikan antidotum sesuai program/protap : Bila dokosurbisin; tinggikan dan istirahatkan ektremitas, berikan pendinginan topikal selama 24 jam, berikan hidrokortison sesuai program. Bila nitrogen mustrad ; berikan kompres dingin, berikan tiosulfat sesuai program. Bila alkaloid vinca (vinblastin,vinkristin, vendesin) ; berikan kompres hangat (jangan es karena akan meningkatkan toksisitas kulit dari alkaloid vinca), berikan hialuronidase (widase) sesuai program. Bila mitomisin; berikan kompres es, berikan dimetil sulfaksin (MDSO) sesuai program (Albert dan Dorr,

[email protected]

19

http://nursingforuniverse.blogspot.com/ 5 feb 2010

1991) 7 Risiko infeksi Setelah dilakukan askep selama dipoli tulip tidak terdapat faktor risiko infeksi pada klien dibuktikan dengan status imune klien adekuat, mendeteksi risiko dan mengontrol risiko Konrol infeksi : 1. Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain. 2. Pertahankan teknik isolasi. 3. Batasi pengunjung bila perlu. 4. Intruksikan kepada keluarga untuk mencuci tangan saat kontak dan sesudahnya. 5. Gunakan sabun anti miroba untuk mencuci tangan. 6. Lakukan cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan keperawatan. 7. Gunakan baju dan sarung tangan sebagai alat pelindung. 8. Pertahankan lingkungan yang aseptik selama pemasangan alat. 9. Lakukan perawatan luka dan dresing infus setiap hari. 10. Tingkatkan intake nutrisi. 11. berikan antibiotik sesuai program. Proteksi terhadap infeksi 1. Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal. 2. Monitor hitung granulosit dan WBC. 3. Monitor kerentanan terhadap infeksi.. 4. Pertahankan teknik aseptik untuk setiap tindakan. 5. Pertahankan teknik isolasi bila perlu. -

[email protected]

20

http://nursingforuniverse.blogspot.com/ 5 feb 2010

6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16.

Inspeksi kulit dan mebran mukosa terhadap kemerahan, panas, drainase. Inspeksi kondisi luka, insisi bedah. Ambil kultur jika perlu Dorong masukan nutrisi dan cairan yang adekuat. Dorong istirahat yang cukup. Monitor perubahan tingkat energi. Dorong peningkatan mobilitas dan latihan. Instruksikan klien untuk minum antibiotik sesuai program. Ajarkan keluarga/klien tentang tanda dan gejala infeksi. Laporkan kecurigaan infeksi. Laporkan jika kultur positif

[email protected]

21