KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN KARANTINA...

30
 KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN KARANTINA PERTANIAN STASIUN KARANTINA PERTANIAN KELAS II ENDE Jln. R.W. Monginsidi No. 03, Ippi – Ende, Flores Nusa Tenggara Timur (86316) Tlp/Fax: 0381-22474 Email : [email protected] Website: ende.karantina.pertanian.go.id

Transcript of KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN KARANTINA...

 

KEMENTERIAN PERTANIAN

BADAN KARANTINA PERTANIAN

STASIUN KARANTINA PERTANIAN KELAS II ENDE Jln. R.W. Monginsidi No. 03, Ippi – Ende, Flores Nusa Tenggara Timur (86316) Tlp/Fax: 0381-22474 Email : [email protected] Website: ende.karantina.pertanian.go.id

LAKIP SKP Kelas II Ende 2017

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT berkat rahmat dan hidayah-Nya,

sehingga Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Stasiun Karantina

Pertanian Kelas II Ende Tahun Anggaran 2017 ini dapat diselesaikan sebagaimana

mestinya.

Sebagai pertanggungjawaban atas kinerja Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Ende

Tahun 2017, telah disusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Ende Tahun 2017 sebagaimana ditegaskan dalam

Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 7 Tahun 1999. LAKIP Stasiun Karantina Pertanian

Kelas II Ende yang disusun tahun 2017 ini telah mengikuti ketentuan dalam Peraturan

Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29

Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

Penyusunan LAKIP Tahun Anggaran 2017 ini bertujuan untuk mengukur rencana

strategis, rencana kegiatan tahunan, tingkat capaian kegiatan/target lingkup Stasiun

Karantina Pertanian Kelas II Ende sebagai kompilasi dari implementasi pelaksanaan

DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran) Tahun Anggaran 2017.

Semoga penyajian LAKIP Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Ende Tahun

Anggaran 2017 ini dapat memberikan gambaran dalam rangka pengembangan dan

kemajuan perkarantinaan di masa yang akan datang.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak atas

tersusunnya laporan ini. Saran perbaikan sangat di harapkan sehingga kinerja Stasiun

Karantina Pertanian Kelas II Ende pada masa mendatang semakin meningkat.

Ende, Mei 2018 Kepala Stasiun, drh. Yulius Umbu Hunggar NIP. 196507101994031001

LAKIP SKP Kelas II Ende 2017

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………….................. i

DAFTAR ISI …………………………………………………….......... ii

IKHTISAR EKSEKUTIF ………………………………………………………….. 1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ………………………………....... 5

1.2 Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan ........ 6

1.3 Organisasi dan Tata Kerja ………………….......... 9

BAB II PERENCANAAN

2.2 Visi dan Misi …………………………………...... 11

2.2 Tujuan, Indikator Keberhasilan dan Sasaran Tujuan SKP Kelas II Ende Tahun 2015-2019 ........

12

2.3 Kebijakan Pembangunan Perkarantinaan ……….. 13

2.4 Program Kerja ………………………………........ 13

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

3.1 Capaian Kinerja ..................................................... 18

3.2 Evaluasi dan analisis Kinerja ...................................................................

19

3.3 Realisasi Anggaran ................................................ 25

BAB IV PENUTUP ....................................................................... 27

LAKIP SKP Kelas II Ende 2017

1

IKHTISAR EKSEKUTIF

Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIP) merupakan salah satu bentuk

pertanggungjawaban kinerja Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Ende dalam

mendukung pemerintahan yang berdaya guna, berhasil guna, bersih dan

bertanggungjawab, serta memberikan penjelasan mengenai pencapaian kinerja

Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Ende selama Tahun 2017. Laporan

Akuntabilitas Kinerja Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Ende ini disusun

berdasarkan indikator-indikator yang telah ditetapkan pada Rencana Strategis

2015–2019. Capaian kinerja (performance results) Tahun 2017 tersebut

dibandingkan dengan Penetapan Kinerja (performance agreement) Tahun 2017

sebagai tolak ukur keberhasilan tahunan instansi. Analisis atas capaian kinerja

terhadap rencana kinerja ini akan memungkinkan diidentifikasikannya sejumlah

celah kinerja (performance gap) bagi perbaikan kinerja di masa yang akan datang.

Dalam rangka menjalankan tugas dan fungsinya Stasiun Karantina Pertanian

Kelas II Ende pada tahun 2017 sangat dibutuhkan dukungan baik aspek sumber daya

maupun sarana dan prasarana yang memadai agar amanat yang tertuang dalam

regulasi karantina pertanian dapat terlaksana dengan baik. Penjabaran dari kegiatan

tersebut SKP Kelas II Ende tahun 2017 telah melaksanakan program kualitas

Perkarantinaan Pertanian dan Pengawasan Keamanan Hayati Nabati antara lain :

melakukan sertifikasi karantina terhadap komoditas tumbuhan dan produknya, serta

komoditas hewan dan produknya, Pengamatan HPHK, Surveilensi OPTK, Serta

Pemantauan HPHK dan OPTK. Pada pembinaan kesadaran masyarakat dan

penindakan pelanggaran Karantina Pertanian, diselenggarakan Sosialisasi, serta

Koordinasi dan Pengawasan Tindak Karantina, sedangkan untuk dukungan teknis

dan Administrasi Pelayanan Sertifikasi Karantina Pertanian yaitu Penyusunan Usulan

Rencana Kegiatan dan Anggaran melalui Rapat Wilker, Pengelolaan keuangan dan

perlengkapan, penyusunan Laporan dan Evaluasi, Pengelolaan Administrasi

Kepegawaian dan Pengembangan Kompetensi Pegawai, Pengelolaan Organisasi Tata

Laksana dan Rumah Tangga serta Pembinaan dan Konsultasi.

Dari hasil pemeriksaan terhadap media pembawa OPTK serta pengawasan keamanan

pangan tidak ditemukan OPTK A1. Pada tahun 2017 Laboratorium Karantina Hewan

LAKIP SKP Kelas II Ende 2017

2

Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Ende melakukan 2 (dua) jenis pemeriksaan

yaitu :

1. RBT (Rose Bengal Test) yang merupakan screening test untuk mendeteksi

HPHK golongan 2 yaitu Brucella abortus. Pemeriksaan dilakukan pada

media pembawa sapi, kerbau dan kuda. Jumlah sampel terperinci adalah

sebagai berikut :

Keterangan : Semua hasil pengujian adalah negatif.

2. Pemeriksaan mikroskopis ulas darah dilakukan untuk mendeteksi parasit

darah Trypanosoma sp. Untuk tahun 2017 pemeriksaan tidak dilakukan

karena adanya kerusakan dari mikroskop.

Sesuai dengan rencana strategis SKP Kelas II Ende tahun 2015-2019, serta

berdasarkan hasil pengukuran dengan indikator kinerja utama, bahwa capaian

sasaran kinerja SKP Kelas II Ende pada tahun 2017 adalah sebagai berikut :

SASARAN

KEGIATAN

INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %

Meningkatnya

kualitas pelayanan

tindakan karantina

dan pengawasan

Persentase sertifikat

karantina Antar Area

terhadap media pembawa

OPTK dan HPHK melalui

80% 80.96% 101.2

NO BULAN JENIS MEDIA PEMBAWA

TOTAL SAPI KERBAU KUDA

1. JANUARI 89 15 3 1072. FEBRUARI 48 14 - 623. MARET 994 454 23 1.4714. APRIL 895 240 - 1.1355. MEI 1.078 323 129 1.5306. JUNI 808 314 98 1.2207. JULI 1.602 452 5 2.0598. AGUSTUS 1.358 344 34 1.7369. SEPTEMBER 233 323 12 56810. OKTOBER 1.057 91 55 1.20311. NOVEMBER 489 93 6 58812. DESEMBER 901 382 9 1.381

TOTAL 9.552 3.045 463 13.060

LAKIP SKP Kelas II Ende 2017

3

keamanan hayati pelaksanaan tindakan

karantina.

Meningkatnya

kepatuhan dan

kepuasan pengguna

jasa Karantina

Pertanian

Nilai IKM di SKP Kelas II

Ende

80 81.011 101.26

Persentase kasus

pelanggaran

Perkarantinaan

≤ 0.5 ≤ 0.5 100

Tersedianya sarana

dan prasarana

perkarantinaan

yang memadai

Jumlah dan jenis sarana,

prasarana, kendaraan

operasional, alat

laboratorium dan

teknologi informasi yang

sesuai kebutuhan dan

memadai.

131 Unit 131 Unit 100

Pengembangan

Infrastruktur tanah,

gedung / bangunan /

Instalasi

1 Unit gedung (100 M2)

1 Unit gedung (100 M2)

100

Pembangunan

gedung/bangunan

/instalasi

4 Unit Gedung/ Bangunan (294 M2)

4 Unit Gedung/ Bangunan (294 M2)

100

Pada tahun 2017, tidak adanya kasus pelanggaran perkarantinaan di SKP Kelas

II Ende. Hal ini menunjukkan bahwa tingginya tingkat kepatuhan pengguna jasa

terhadap aturan perkarantinaan. Nilai IKM tahun 2017 ditargetkan 80. Berdasarkan

perhitungan IKM tahun 2017 didapatkan nilai 81.011 sehingga memenuhi target.

Sistematika penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

(LAKIP) Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Ende selama Tahun 2017 berpedoman

pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 Tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja

dan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tahun 2017 menyajikan

berbagai macam kegiatan sesuai dengan perencanaan yang termaktub dalam Daftar

Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA Petikan) Stasiun Karantina Pertanian Kelas II

LAKIP SKP Kelas II Ende 2017

4

Ende Tahun Anggaran 2017 yang menjelaskan tingkat keberhasilan,

hambatan-hambatan, dan hal-hal yang belum sepenuhnya tercapai.

Pengukuran kinerja dilakukan dengan menggunakan indikator kinerja pada level

sasaran dan kegiatan. Pengukuran dengan menggunakan indikator kinerja pada level

sasaran digunakan untuk menunjukkan secara langsung kaitan antara sasaran dengan

indikator kinerjanya, sehingga keberhasilan sasaran berdasarkan rencana kinerja

tahunan yang ditetapkan dapat dilihat dengan jelas. Selain itu untuk memberikan

penilaian yang lebih independen melalui indikator-indikator outcomes atau minimal

output dari kegiatan yang terkait langsung dengan sasaran yang diinginkan.

LAKIP SKP Kelas II Ende 2017 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sejak masa kolonial Belanda sampai sekarang bangsa Indonesia tidak dapat

dipisahkan dari sektor pertanian karena sektor ini memiliki arti yang sangat penting

dalam menentukan pembentukan berbagai realitas ekonomi dan sosial masyarakat di

berbagai wilayah Indonesia. Sebagian besar mata pencaharian masyarakat di Indonesia

adalah sebagai petani, sehingga sektor ini sangat penting untuk dikembangkan di

negara kita. Pengembangan sektor ini bahkan sudah merambah pasar internasional.

Dengan berdirinya Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization)

pada tahun 1995 dengan aturan-aturannya yang diterapkan pada perdagangan

komoditas pertanian, kesehatan tanaman telah menjadi isu kebijakan pokok dalam

perdagangan. Merupakan hal yang penting bahwa produk pertanian dan pangan

Indonesia yang akan memasuki perdagangan internasional harus sesuai dengan

standar Sanitary and Phytosanitary Measures (SPS) dan persyaratan keamanan

pangan yang diminta oleh pasar dunia.

Perdagangan komoditas sumber daya alam hayati antar Negara pada

satu sisi memberikan dampak positif bagi perolehan devisa dan pembangunan

perekonomian suatu negara. Pada sisi lain, disadari atau tidak, perdagangan antar

Negara juga memiliki resiko terhadap berpindahnya Hama Penyakit Hewan

Karantina (HPHK) dan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) dari

suatu Negara ke Negara lain melalui komoditas pertanian/media pembawa yang

diperdagangkan.

Karantina Pertanian berperan penting dalam pembangunan pertanian nasional,

dimana saat ini era globalisasi perdagangan bebas. Institusi karantina (Hewan

maupun Tumbuhan) dibentuk dengan tujuan mencegah agar Hama dan Penyakit

Hewan (HPH) dan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) “asing” dari luar negeri

tidak menular ke dalam negeri serta mencegah penularannya antar wilayah di dalam

negeri. Sejarah telah berulangkali membuktikan bahwa hama atau penyakit pada

makhluk hidup, termasuk hewan dan tumbuh-tumbuhan, dapat menular dari satu

wilayah ke wilayah negara lain melalui lalu lintas manusia atau benda-benda yang

menjadi media pembawa. Untuk hama dan penyakit hewan, penularannya dapat

LAKIP SKP Kelas II Ende 2017 6

terjadi melalui lalu-lintas hewan dan produk-produknya, organisme pengganggu

tumbuhan dapat menyebar melalui tanaman hidup dan bagian tanaman.

Sehubungan dengan hal tersebut maka fungsi utama penyelenggaraan

perkarantinaan adalah “melindungi kelestarian sumberdaya alam hayati hewan dan

tumbuhan serta mencegah masuknya hama penyakit hewan dan organisme

pengganggu tumbuhan ke dalam dan tersebarnya dari suatu area ke area lain di dalam

wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia”. Serta harus mampu membantu para

pelaku usaha pertanian dalam memenuhi persyaratan teknis Sanitary dan

Phytosanitary (SPS) terhadap komoditas ekspor/impor hewan, hasil hewan, bahan

asal hewan, tumbuhan dan produk tumbuhan.

Salah satu bentuk pertanggungjawaban kinerja Karantina Pertanian sebagai salah

satu instansi pemerintah dalam mendukung pemerintahan yang berdaya guna,

berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab, maka diperlukan untuk melaporkan

rangkuman program dan kegiatan tahun 2017 yang sudah dilaksanakan, dalam hal ini

Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Ende sebagai salah satu unit pelaksana teknis

dari Badan Karantina Pertanian berkewajiban untuk melaporkan hasil kegiatan dalam

satu tahun berjalan, salah satunya dengan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah (LAKIP).

1.2 Kedudukan Tugas, Fungsi dan Kewenangan

Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Ende mempunyai beberapa wilayah kerja

yang merupakan tempat-tempat pemasukan dan pengeluaran hewan/tumbuhan, serta

produk hewan/tumbuhan yang berada di daratan Flores dan Lembata, Propinsi Nusa

Tenggara Timur (NTT) yakni pelabuhan laut, pelabuhan penyeberangan dan bandar

udara serta tempat–tempat pemasukan dan pengeluaran lainnya yang ditetapkan

melalui Surat Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor :

44/Permentan/OT.140/3/2014 tentang perubahan atas Peraturan Menteri Pertanian

Nomor : 94/Permentan/OT.140/12/2011 tentang tempat pemasukan dan pengeluaran

media pembawa Hama dan Penyakit Hewan Karantina (HPHK) dan Organisme

Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK)

Lokasi Kantor Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Ende beralamat di Jalan

RW. Monginsidi No. 03, Ipi – Ende dengan membawahi beberapa wilayah kerja

(Wilker), antara lain : Wilker Labuan Bajo, Wilker Reo, Wilker Aimere, Wilker

LAKIP SKP Kelas II Ende 2017 7

Maumbawa, Wilker Maropokot, Wilker Ende, Wilker Maumere, Wilker Larantuka

dan Wilker Lembata.

Berikut ini nama-nama Bandar udara dan pelabuhan Laut yang termasuk wilayah

kerja SKP Kelas II Ende yaitu :

Table 1. Nama Bandar Udara No. Nama Bandar Udara Lokasi 1. Haji Hasan Aroeboesman Ende 2. Satar Tacik Ruteng 3. Komodo Labuan Bajo 4. Frans Seda Maumere

Table 2. Nama Pelabuhan No. Nama Pelabuhan Lokasi 1. Pelb. Laut Ende Ende - Kab. Ende

2. Pelb. Laut Ipi Ende - Kab. Ende

3. Pelb. Laut Maropokot Mbay - Kab. Nagekeo

4. Pelb. Laut Maumbawa Maumbawa-Kab.Ngada dan Kab.Nagekeo

5. Pelb. Laut Kedindi Reo - Kab. Manggarai

6. Pelb. Laut Lorens Say dan Pelb.

Laut Wuring

Maumere – Kab. Sikka

7. Pelb. Laut Larantuka Larantuka - Kab. Flotim

8. Pelb. Laut Lewoleba Lewoleba - Kab. Lembata

9. Pelb. Penyeberangan Labuan Bajo Labuan Bajo - Kab. Manggarai Barat

10. Pelb. Penyeberangan Aimere Aimere - Kab. Ngada

Selain beberapa bandar udara dan pelabuhan laut yang pintu pemasukan dan

pengeluarannya ditetapkan oleh pemerintah, terdapat juga pelabuhan yang belum

ditetapkan oleh pemerintah yang terbentang sepanjang pantai sedaratan Flores dan

Lembata. Topografi wilayah yang berbukit-bukit dan luas mengakibatkan komunikasi

ke dan antar wilayah kerja menjadi kendala utama dalam pengawasan tindak

karantina secara optimal. Sumber daya manusia (SDM), dukungan sarana dan

prasarana merupakan faktor yang sangat berpengaruh serta mempunyai peranan

penting dalam keberhasilan pencegahan keluar/masuk dan menyebarnya hama

penyakit hewan, organisme pengganggu tumbuhan dan pengawasan keamanan

pangan.

Tugas Pokok

LAKIP SKP Kelas II Ende 2017 8

Sesuai dengan Permentan No 61/Permentan/OT.140/10/2010 tanggal 14 Oktober

2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian menyatakan bahwa

tugas pokok Badan Karantina Pertanian adalah “Melaksanakan Perkarantinaan

Pertanian (Hewan dan Tumbuhan)“.

Dan sesuai Permentan No 22/Permentan/OT.140/4/2008 tentang organisasi dan

tata kerja UPT Karantina Pertanian ditetapkan Stasiun Karantina Pertanian Kelas II

Ende adalah salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) dari Badan Karantina Pertanian,

sehingga tugas pokok dari Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Ende adalah

Melaksanakan Perkarantinaan Hewan dan Tumbuhan.

Fungsi

Untuk menjalankan tugas pokok tersebut SKP Kelas II Ende menjalankan 7

(tujuh) fungsinya yaitu :

1. Melaksanakan pemeriksaan, pengasingan, pengamatan, perlakuan, penahanan,

penolakan, pemusnahan dan pembebasan media HPHK dan OPTK.

2. Melakukan pemantauan daerah sebar HPHK dan OPTK.

3. Melaksanakan pembuatan koleksi HPHK dan OPTK.

4. Mengelola laboratorium karantina pertanian.

5. Mengelola data, informasi dan dokumentasi operasional perkarantinaan.

6. Memberikan pelayanan teknis operasional perkarantinaan.

7. Mengelola tata usaha dan rumah tangga.

LAKIP SKP Kelas II Ende 2017 9

1.3 Organisasi dan Tata Kerja

Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Ende dilengkapi SDM yang terdiri dari

perangkat struktural dan fungsional.

Tabel 3. Data SDM SKP Kelas II Ende No. Jabatan Jumlah 1. Perangkat Struktural 2 Orang

a. Eselon IVb 1 Orang

b. Eselon Va 1 Orang

2. Perangkat Fungsional Khusus 28 Orang

a. Medik Veteriner 4 Orang

b. POPT Ahli 4 Orang

c. Calon POPT Ahli 1 Orang

d. Paramedik Veteriner 14 Orang

e. Calon Paramedik Veteriner 1 Orang

f. POPT Terampil 4 Orang

3 Perangkat Fungsional Umum 5 Orang

4. Tenaga Kontrak 8 Orang

Jumlah 43 Orang

LAKIP SKP Kelas II Ende 2017 10

Sesuai Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 22/Permentan/OT.140/4/2008 tanggal 03

April 2008.

Bagan Struktur Organisasi SKP Kelas II Ende

KEPALA STASIUN

drh. Yulius Umbu Hunggar

KELOMPOK JABATAN

FUNGSIONAL

KEPALA URUSAN TATA USAHA

Mite Marselinus

Petugas pelayanan Operasional

LAKIP SKP Kelas II Ende 2017 11

BAB II

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

Sebagai upaya meningkatkan penjagaan kelestarian alam dan kesejahteraan

masyarakat Flores dan Lembata, Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Ende dalam

rangka memberi arah dan sasaran yang jelas serta sebagai pedoman dan tolok ukur

kinerja dalam pelaksanaan pembangunan dibidang perkarantinaan yang selaras

dengan arah kebijakan strategis Kementerian Pertanian, maka Kepala Stasiun

Karantina Pertanian Kelas II Ende menetapkan rencana strategis Stasiun Karantina

Pertanian Kelas II Ende Tahun 2015-2019 sebagai dasar acuan dalam penyusunan

kebijakan operasional, program dan kegiatan serta sebagai pedoman pengendalian

kinerja dalam rangka pencapaian visi dan misi serta tujuan organisasi pada

2015-2019. Bentuk sasaran yang dimaksud yaitu mendukung peningkatan mutu

perdagangan komoditas hasil pertanian melalui sertifikasi kesehatan terhadap produk

pertanian dan melindungi produk pertanian nasional dari ancaman masuk dan

tersebarnya hama penyakit hewan dan organisme pengganggu tanaman serta

peningkatan keamanan pangan.

Rencana Strategis Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Ende dalam mendukung

visi dan misi Badan Karantina Pertanian yakni Menuju Terwujudnya Karantina yang

Tangguh dan Terpercaya.

2.1. Visi dan Misi

Visi

“Menjadi Instansi yang Tangguh dan Terpercaya Dalam Perlindungan

Kelestarian Sumberdaya Alam Hayati Hewan dan Tumbuhan, Lingkungan

dan Keanekaragaman Hayati serta Keamanan Pangan “

Misi

Untuk mencapai visi tersebut, ditetapkan misi Stasiun Karantina Pertanian

Kelas II Ende yang menggambarkan ruang lingkup hal yang harus

dilaksanakan, yaitu:

1. Melindungi kelestarian sumberdaya alam hayati hewan dan tumbuhan

dari tumbuhan dari serangan Hama dan Penyakit Hewan Karantina

(HPHK), dan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK)

LAKIP SKP Kelas II Ende 2017 12

2. Mendukung terwujudnya keamanan pangan,

3. Memfasilitasi perdagangan dalam rangka mempertahankan dan

meningkatkan akses pasar komoditas pertanian,

4. Memperkuat kemitraan perkarantinaan

5. Meningkatkan citra dan kualitas layanan publik

2.2 Tujuan, Indikator Keberhasilan dan Sasaran Tujuan SKP Kelas II Ende

Tahun 2015 – 2019.

Tujuan

Tujuan merupakan pernyataan tentang apa yang ingin dicapai oleh SKP Kelas II

Ende dalam kurun waktu 5 tahun kedepan. Tujuan SKP Kelas II Ende 2015-2019

adalah :

a. Terjaganya Sumber daya alam hayati hewan dan tumbuhan dari serangan hama

penyakit hewan karantina dan organisme pengganggu tumbuhan karantina

b. Terjaminnya keamanan produk pertanian yang berasal dari hewan dan

tumbuhan

c. Memberdayakan masyarakat dalam pelaksanaan perkarantinaan

d. Mewujudkan pelayanan prima

Indikator Keberhasilan

a. Persentase sertifikat karantina antar area terhadap media pembawa OPTK dan

HPHK melalui pelaksanaan tindakan karantina.

b. Nilai IKM di SKP Kelas II Ende terhadap pelayanan petugas Karantina

c. Penurunan persentase kasus pelanggaran perkarantinaan

d. Jumlah dan jenis sarana, teknologi informasi yang sesuai kebutuhan dan

memadai

e. Pengembangan infrastruktur tanah, gedung / bangunan / instalasi

Sasaran strategis

a. Meningkatnya efektifitas tindakan karantina

b. Tersusunnya kebijakan teknis perkarantinaan

c. Meningkatnya kemampuan deteksi risiko

d. Meningkatnya kualitas koordinasi dan kerjasama antar lembaga

e. Meningkatnya pemahaman SPS dengan instansi terkait

f. Tersedianya informasi yang valid, handal dan mudah diakses

LAKIP SKP Kelas II Ende 2017 13

g. Pengembangan teknik dan metoda Pengujian Laboratorium dan Uji Terap

h. Tersedianya SDM aparatur yang kompeten dan profesional

i. Persentase penyerapan DIPA

j. Terwujudnya good governance & clean government

k. Tersedianya sarana dan prasarana perkarantinaan

2.3. Kebijakan Pembangunan Perkarantinaan

Kebijakan-kebijakan UPT Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Ende Tahun

Anggaran 2017 dalam rangka mencapai tujuan adalah:

a. Mengirimkan petugas karantina untuk mengikuti pelatihan baik teknis maupun

non teknis dalam rangka mendukung peningkatkan profesionalisme SDM di

lingkup Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Ende.

b. Menyusun uraian tugas dan jadwal tugas pegawai baik struktural dan

fungsional dalam upaya pelayanan prima kepada Masyarakat Pengguna Jasa

Karantina (MPJK).

c. Memberdayakan tenaga kontrak yang ada untuk membantu kegiatan di

wilker-wilker lingkup Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Ende guna

kelancaran pelayanan administrasi.

d. Berkoordinasi dengan instansi terkait seperti Pemerintah Daerah, Dinas

Peternakan, ASDP, Kepolisian dan instansi terkait lainnya dalam rangka

meningkatkan kewaspadaan dan pengawasan secara langsung terhadap resiko

masuk dan tersebarnya hama penyakit hewan dan organisme pengganggu

tumbuhan ke wilayah Flores dan Lembata.

e. Meningkatkan pengawasan terhadap pemasukan/pengeluaran komoditi

pertanian melalui tindakan karantina yaitu 8 P (Pemeriksaan, Pengasingan,

Pengamatan, Perlakuan, Penahanan, Penolakan, Pemusnahan, Pembebasan).

2.4. Program Kerja

Untuk mencapai tujuan dan sasaran, maka Stasiun Karantina Pertanian Kelas II

Ende, yaitu peningkatan kualitas perkarantinaan pertanian dan pengawasan keamanan

hayati, dengan kegiatan antara lain :

1. Peningkatan sistem karantina hewan dan keamanan hayati hewani.

2. Peningkatan sistem karantina tumbuhan dan keamanan hayati nabati.

LAKIP SKP Kelas II Ende 2017 14

3. Peningkatan kepatuhan, kerjasama dan dukungan tugas.

Rencana Kerja/kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan UPT Stasiun Karantina

Pertanian Kelas II Ende dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran sesuai dengan

program yang tercantum dalam DIPA Petikan Tahun Anggaran 2017, yaitu:

1. Penguatan Sumber Daya Manusia (SDM) Karantina

a. Mengirimkan SDM untuk berkoordinasi e-Qvet dan e-Plaq di kantor pusat

Badan Karantina Pertanian.

b. Mengirimkan SDM untuk melaksanakan Pelatihan Pemeriksaan Sampel di

laboratorium Balai Besar Veteriner Maros dan Balai Besar Karantina

Pertanian Surabaya, serta magang Sistem Manajemen Mutu (SMM)

Laboratorium ISO 17025 di Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian.

c. Mengikutsertakan SDM untuk mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Dasar

Fungsional Karantina Hewan.

2. Penguatan Kelembagaan

a. Melaksanakan penataan organisasi di lingkup Stasiun Karantina Pertanian

dengan membuat Uraian Tugas.

b. Melaksanakan pembinaan terhadap pegawai di wilayah kerja lingkup Stasiun

Karantina Pertanian Kelas II Ende.

c. Menetapkan Pejabat SAK sebagai pengelola laporan keuangan dan

SIMAKBMN sebagai pengelola laporan barang.

d. Menetapkan Pejabat Pengadaan untuk melakukan pengadaan barang/jasa

pemerintah.

e. Menetapkan Petugas Pengelola Anggaran Stasiun Karantina Pertanian Kelas

II Ende Tahun Anggaran 2017.

f. Menetapkan Pengelola PNBP Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Ende

Tahun Anggaran 2017.

3. Peningkatan Kerjasama dan Publik Awareness

a. Membangun kerjasama dengan pihak terkait di Pelabuhan Penyeberangan,

Pelabuhan Laut dan Bandar Udara sedaratan Pulau Flores dan Lembata.

b. Membangun kerjasama dengan Dinas terkait sedaratan Pulau Flores dan

Lembata.

c. Membangun kerjasama dengan para nelayan/informan dalam rangka

mencegah penyebaran penyakit Rabies keluar dari pulau Flores.

LAKIP SKP Kelas II Ende 2017 15

d. Melaksanakan pengawasan di daerah yang rawan terjadi kegiatan lalulintas

komoditas pertanian secara ilegal.

e. Melaksanakan koordinasi dan Pemantauan HPHK dengan :

1. Balai Besar Veteriner Denpasar

2. Universitas Udayana

3. Dinas Peternakan Provinsi Nusa Tenggara Timur di Kupang.

4. Balai Besar Veteriner Denpasar di Denpasar.

5. Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kab. Manggarai Barat di

Labuan Bajo.

6. Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Manggarai di Ruteng.

7. Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Manggarai Timur di Borong.

8. Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Ngada di Bajawa.

9. Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Nagekeo di Mbay.

10. Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Ende di Ende.

11. Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sikka di Maumere.

12. Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Flores Timur di Larantuka.

13. Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Lembata di Lewoleba

4. Pengembangan Peraturan Perundangan dan Sistem Perkarantinaan

a. Melaksanakan peraturan perundangan dan sistem perkarantinaan yang

berlaku.

b. Menerbitkan panduan kerja (SOP) Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Ende.

c. Membuat Surat Keputusan Kepala Stasiun Karantina Pertanian sebagai dasar

untuk melaksanakan kegiatan Tahun Anggaran 2017.

5. Pengembangan Infrastruktur (Sarana dan Prasarana) Perkarantinaan

a. Membangun dan melengkapi sarana dan prasarana kantor sebagai pelayanan

karantina.

b. Menyediakan fasilitas sarana komunitas dan operasional kerja bagi petugas

karantina di lapangan.

c. Melengkapi sarana laboratorium Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Ende.

d. Mengadakan sarana pengolah data.

e. Mengadakan sarana perlengkapan gedung.

Dalam rangka memaksimalkan tugas dan fungsi karantina, terutama SKP Kelas

II Ende yaitu mencegah masuk, tersebar dan keluarnya berbagai jenis HPHK dan

LAKIP SKP Kelas II Ende 2017 16

OPTK ke wilayah RI, terutama di wilayah flores, serta perbaikan sistem pelayanan

publik, sehingga dapat memberikan kepuasan kepada pengguna jasa dalam kegiatan

perkarantinaan. Adapun rencana tindak pembangunan jangka menengah SKP Kelas II

Ende terlihat pada tabel berikut:

LAKIP SKP Kelas II Ende 2017 17

Tabel . RENCANA TINDAKAN PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH STASIUN KARANTINA PERTANIAN KELAS II ENDE No PROGRAM/KEGIATAN SASARAN INDIKATOR TARGET

2015 2016 2017 2018 2019 1 Peningkatan kualitas

Pelayanan Karantina Pertanian dan Pengawasan Keamanan Hayati

Meningkatnya tindakan karantina

Jumlah sertifikat karantina antar area terhadap media pembawa OPTK dan HPHK melalui pelaksanaan tindakan karantina (Laporan)

2500 3020 3020 3600 3900

Dukungan internal administrasi pengelolaan sertifikasi karantina pertanian (Bulan)

12 12 12 12 12

Terwujudnya good governance & clean government

Dukungan aparatur pegawai & layanan perkantoran (Bulan Layanan)

12 12 12 12 12

Tersedianya sarana dan prasarana perkarantinaan yang memadai

Jumlah dan jenis sarana, infrastruktur, Teknologi Informasi yang sesuai kebutuhandan Memadai (Unit)

23 68 95 79 83

Penambahan Jumlah instalasi karantina hewan dan tumbuhan yang sesuai standar

10% 10% 10% 10% 10%

LAKIP SKP Kelas II Ende 2017 18

BAB. III

AKUNTABILITAS KINERJA

3.1 Capaian Kinerja

Sasaran program dan kegiatan yang dilaksanakan Stasiun Karantina Pertanian

Kelas II Ende yang digunakan pada tahun 2017 mengacu pada sasaran yang telah

disusun pada Rencana Strategis (Renstra) dan IKU serta mengikuti perubahan

kebijakan dan lingkungan strategis Badan Karantina Pertanian Kementerian

Pertanian. Pengukuran kinerja program dilingkup Badan Karantina Pertanian

dilakukan dengan cara membandingkan antara target dengan realisasi sasaran dengan

indikator kinerja. Keberhasilan dan ketidak berhasilan setiap sasaran ditentukan

dengan persentase pencapaian target yang telah ditetapkan, adapun kisarannya seperti

berikut :

a. Sangat Berhasil : ≥ 96 %

b. Berhasil : 76 – 95 %

c. Cukup Berhasil : 61 – 75 %

d. Kurang Berhasil : ≤ 60 %

Uraian realisasi pencapaian sasaran SKP Kelas II Ende tahun 2017, yang diukur

menggunakan indikator Kinerja adalah sebagai berikut :

Tabel 4. Realisasi Capaian Sasaran

SASARAN

KEGIATAN

INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %

Meningkatnya

kualitas pelayanan

tindakan karantina

dan pengawasan

keamanan hayati

Persentase sertifikat

karantina Antar Area

terhadap media pembawa

OPTK dan HPHK melalui

pelaksanaan tindakan

karantina.

80% 80.96% 101.20

Meningkatnya

kepatuhan dan

kepuasan pengguna

jasa Karantina

Pertanian

Nilai IKM di SKP Kelas II

Ende

80 81.011 101.26

Persentase kasus

pelanggaran

Perkarantinaan

≤ 0.5 ≤ 0.5 100

LAKIP SKP Kelas II Ende 2017 19

Tersedianya sarana

dan prasarana

perkarantinaan

yang memadai

Jumlah dan jenis sarana,

prasarana, kendaraan

operasional, alat

laboratorium dan

teknologi informasi yang

sesuai kebutuhan dan

memadai.

131 Unit 131 Unit 100

Pengembangan

Infrastruktur tanah,

gedung / bangunan /

Instalasi

1 Unit gedung (100 M2)

1 Unit gedung (100 M2)

100

Pembangunan

gedung/bangunan

/instalasi

4 Unit Gedung/ Bangunan (294 M2)

4 Unit Gedung/ Bangunan (294 M2)

100

Berdasarkan rata-rata Indikator Kinerja SKP Kelas II Ende, maka didapatkan hasil

100,41%. Apabila dilihat dari capaian nilai presentase yang ada maka dapat

dikaregorikan bahwa kinerja Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Ende TA 2017

Sangat Berhasil (≥ 96 %). Capaian ini tidak dapat dibandingkan dengan tahun

sebelumnya karena cara perhitungan dan sasaran-sasaran program yang berbeda.

3.2 Evaluasi dan Analisis Kinerja

Meningkatnya efektifitas pelayanan Karantina dan pengawasan keamanan hayati

merupakan sasaran program utama dari SKP Kelas II Ende yang diukur dari indikator

kinerja sebagai berikut :

1. Persentase sertifikat karantina Antar Area terhadap media pembawa OPTK dan

HPHK melalui pelaksanaan tindakan karantina.

Jaminan kesehatan ini diharapkan setelah dilakukan sertifikasi (tindakan pelepasan

adalah bebas dari HPHK dan OPTK), target pada tahun 2017 sebesar 85%. Adapun

cara perhitungannya adalah sebagai berikut :

Indikator = 100% - (A+B)/2

Ket : A = Persentase Temuan HPHK domestik B = Persentase Temuan OPTK hasil pemantauan

LAKIP SKP Kelas II Ende 2017 20

Selama tahun 2017 tidak ada temuan kejadian wabah akibat HPHK dari total 16 Jenis

HPHK yang terdapat pada wilayah Flores dan Lembata , maka A = 0 / 16 x 100% =

0%. Sedangkan untuk temuan OPTK hasil pemantauan sebagai berikut :

No Kelompok OPTK Jumlah Temuan Persentase

1. Serangga 31 1 3,226

2. Cendawan 12 0 0

Total 3,226

Rata-rata 1,613

Rata-rata persentase temuan OPTK, B = 3,226/2 = 1,613%

Sehingga hasil perhitungan indikator = 100% - (0% + 1,613%)/2

= 100% - 0,8065%

= 99,194%

Sedangkan untuk perhitungan indikator keluarnya media pembawa HPHK dari

wilayah flores dan lembata adalah sebagai berikut :

No Jenis Temuan HPHK Jumlah Sampel

Positif Persentase

1. Brucellosis 13.060 0 0

2. Surra/Trypanosomiosis 0 0 0

Total 0

Rata-rata 0

Selama tahun 2017 tidak terdapat temuan HPHK pada kegiatan antar area

pengeluaran berdasarkan tabel diatas didapatkan hasil persentase temuan sebesar 0%.

sedangkan rata-rata untuk persentase temuan OPTK sebesar 1,613%, sehingga hasil

perhitungan indikatornya = 100% - (0% + 1,613%) / 2

= 100% - 0.8065 %

= 99,194%

Jadi total capaian indikator untuk kegiatan karantina antar area adalah :

= (99,194% + 99,194%) / 2

= 99,194%

Sertifikasi karantina hewan dan karantina tumbuhan di SKP Kelas II Ende

LAKIP SKP Kelas II Ende 2017 21

diasumsikan terealisasikan sesuai dengan apa yang direncanakan, hal ini terlihat dari

realisasi yang melebihi target (target 80%, realisasi 99,194%). Hal ini karena tidak

dapat ditargetkan frekuensinya dan hanya diketahui realisasinya. Keadaan ini

ditunjukkan dalam RKA-KL dengan target 12 bulan. Pada tahun 2017 dari hasil

pemeriksaan terhadap media pembawa HPHK dan OPTK yang masuk ke flores tidak

ada terdeteksi HPHK golongan 1 maupun golongan II dan OPTK A1. Serta untuk

hasil pemantauan untuk tumbuhan ditemukan OPTK A2 dari jenis serangga yaitu

Raoelia Indica sedangkan untuk hewan, daerah flores masih ditetapkan sebagai

kawasan Rabies, serta hasil pemeriksaan laboratorium terhadap hewan yang akan

dilalulintaskan keluar flores tidak ada yang positif Brucellosis (HPHK golongan II).

Secara ideal bahwa seharusnya target indikator indikatornya adalah 100%, tetapi

untuk tahun 2017 hanya ditargetkan 80%. Hal ini karena masih belum lengkapnya

aturan-aturan antar area baik dari karantina hewan maupun karantina tumbuhan

terbukti masih adanya permasalahan antar area. Selain itu juga masih adanya aturan

ketidaksesuaian antara peraturan perundangan dibidang karantina hewan dengan

peraturan daerah.

Hal strategis yang mendukung terhadap capaian indikator ini adalah dengan

peningkatan kwalitas SDM fungsional Karantina Hewan dan Karantina Tumbuhan,

dengan memberikan pelatihan laboratorium seperti magang di BBVet Denpasar bagi

fungsional Karantina Hewan.

2. Nilai IKM di SKP Kelas II Ende

Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik, maka perlu

disusun indeks kepuasan masyarakat sebagai tolok ukur untuk menilai tingkat

kualitas pelayanan. Disamping itu data indeks kepuasan masyarakat akan dapat

dijadikan bahan penilaian terhadap unsur pelayanan yang masih perlu perbaikan dan

juga akan menjadi pendorong dan motivasi setiap unit penyelenggara pelayanan

untuk meningkatkan kualitas pelayanannya. Penyusunan IKM Stasiun Karantina

Pertanian Kelas II Ende – Nusa Tenggara Timur terdiri dari 9 wilayah kerja (Wilker)

yaitu : Wilker Labuan Bajo, Wilker Reo, Wilker Aimere, Wilker Maumbawa, Wilker

Maropokot, Wilker Ende, Wilker Maumere, Wilker Larantuka dan Wilker Lembata.

Kecuali Wilker Maumbawa nihil di berikan kuisioner karena tidak adanya aktifitas di

wilker tersebut.

LAKIP SKP Kelas II Ende 2017 22

Mutu pelayanan dikelompokan menjadi 4 kelompok. Mulai dari yang terendah

yaitu (D=Tidak Baik), (C=Kurang baik), (B=Baik) dan (A=Sangat baik), dengan skor

nilai masing-masing sebagai berikut : 25,00 – 43,76; 43,76 – 62, 50 ; 62,51 – 81,25

dan 81,26 – 100.

Berdasarkan prinsip pelayanan sebagaimana telah ditetapkan dalam Keputusan

Menteri PAN Nomor : 63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang Pedoman Umum

Penyelenggaraan Pelayanan Publik, maka dikembangkan menjadi 14 unsur yang

relevan, valid dan reliabel, sebagai unsur minimal yang harus ada untuk dasar

pengukuran IKM.

Ke-14 (empat belas) unsur pelayanan tersebut adalah :

a. Prosedur pelayanan, yaitu kemudahan tahapan pelayanan yang diberikan kepada

masyarakat dilihat dari sisi kesederhanaan alur pelayanan;

b. Persyaratan pelayanan, yaitu persyaratan teknis dan administratif yang

diperlukan untuk mendapatkan pelayanan sesuai dengan jenis pelayanannya;

c. Kejelasan petugas pelayanan, yaitu keberadaan dan kepastian petugas yang

memberikan pelayanan (nama, jabatan serta kewenangan dan

tanggungjawabnya);

d. Kedisiplinan petugas pelayanan, yaitu kesungguhan petugas dalam memberikan

pelayanan terutama terhadap konsistensi waktu kerja sesuai ketentuan yang

berlaku;

e. Tanggungjawab petugas pelayanan, yaitu kejelasan wewenang dan

tanggungjawab petugas dalam penyelenggaraan dan penyelesaian pelayanan;

f. Kemampuan petugas pelayanan, yaitu tingkat keahlian dan ketrampilan yang

dimiliki petugas dalam memberikan/ menyelesaikan pelayanan kepada

masyarakat;

g. Kecepatan pelayanan, yaitu target waktu pelayanan dapat diselesaikan dalam

waktu yang telah ditentukan oleh unit penyelenggara pelayanan;

h. Keadilan mendapatkan pelayanan, yaitu pelaksanaan pelayanan dengan tidak

membedakan golongan/ status masyarakat yang dilayani;

i. Kesopanan dan keramahan petugas, yaitu sikap dan perilaku petugas dalam

memberikan pelayanan kepada masyarakat secara sopan dan ramah serta saling

menghargai dan menghormati;

LAKIP SKP Kelas II Ende 2017 23

j. Kewajaran biaya pelayanan, yaitu keterjangkauan masyarakat terhadap besarnya

biaya yang ditetapkan oleh unit pelayanan;

k. Kesesuaian biaya pelayanan, yaitu kesesuaian antara biaya yang dibayarkan

dengan biaya yang telah ditetapkan oleh unit pelayanan;

l. Kepastian jadwal pelayanan, yaitu pelaksanaan waktu pelayanan, sesuai dengan

ketentuan yang telah ditetapkan;

m. Kenyamanan lingkungan, yaitu kondisi sarana dan prasarana pelayanan yang

bersih, rapi dan teratur sehingga dapat memberikan rasa nyaman kepada

penerima pelayanan;

n. Keamanan pelayanan, yaitu terjaminnya tingkat keamanan lingkungan unit

penyelenggara pelayanan ataupun sarana yang digunakan, sehingga masyarakat

merasa tenang untuk mendapatkan pelayanan terhadap resiko-resiko yang

diakibatkan dari pelaksanaan pelayanan.

Hasil pengolahan data Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Publik

Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Ende – Nusa Tenggara Timur Tahun 2017

dirinci sebagai berikut :

Secara umum nilai IKM Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Ende – Nusa

Tenggara Timur adalah = 81,011 (Sangat Baik). Dalam hal ini masyarakat selaku

penerima pelayanan, sudah merasa puas, tenang dan memiliki rasa kepercayaan yang

tinggi kepada unit pelayanan publik.

3. Persentase kasus pelanggaran Perkarantinaan

Selama tahun 2017 tidak ditemukan kasus pelanggaran karantina dari total 7.792

tindakan karantina (Hewan: 4.140 kali dan Tumbuhan: 3.652 kali). Hal ini

menunjukkan bahwa tingginya tingkat kepatuhan dan kesadaran pengguna jasa akan

aturan karantina pada Wilayah Flores dan Lembata.

4. Jumlah dan jenis sarana, teknologi informasi yang sesuai kebutuhan dan

memadai serta Pengembangan Infrastruktur tanah, gedung /bangunan

/Instalasi.

Stasiun karantina Pertanian Kelas II Ende menargetkan penyelesaian

permasalahan terhadap unsur penunjang kegiatan tindakan karantina. Pada tahun

2017 SKP Kelas II Ende melakukan pengadaan:

LAKIP SKP Kelas II Ende 2017 24

1. Kendaraan bermotor roda dua sebanyak 3 unit

2. Perangkat pengolah data 31 unit

3. Perangkat komunikasi sebanyak 9 pkt dan 5 unit

4. Peralatan teknis dan laboratorium sebanyak 12 unit

5. Fasilitas perkantoran sebanyak 63 unit dan 8 paket

6. Kantor Pelayanan Karantina Pertanian:

a. Pengembangan Gedung Kantor Induk sebesar 100 m2.

b. Pemasangan Paving Block untuk halaman kantor induk sebesar

189,35 m2.

c. Pembangunan Rumah Genset untuk Kantor Induk sebesar 6 m2.

d. Pembangunan Kanopi Garasi untuk Kantor Induk sebesar 54,60 m2.

e. Pembangunan Kandang Isolasi Anjing Wilker Labuan Bajo sebesar

44 m2.

LAKIP SKP Kelas II Ende 2017 25

3.3 Realisasi anggaran

Akuntabilitas kinerja UPT Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Ende untuk

mengetahui tingkat keberhasilan, secara global diuraikan sebagai berikut :

A. Layanan Perkantoran

Pada layanan perkantoran, belanja pegawai tidak diukur karena penyerapannya

relatif mudah dicapai. SKP Kelas II Ende tahun 2017 memiliki pagu awal dari

layanan perkantoran sebesar Rp. 4.598.671.000,00 dan terealisasi sebesar Rp.

4.506.100.114,00 (97,99%) dengan rincian :

Tabel 5.1 Realisasi Anggaran Layanan Perkantoran.

NO. NAMA BELANJA PAGU DIPA REALISASI REALISASI

(%) 1. Belanja Pegawai 2.301.603.000 2.293.716.132 99,66

2. Belanja Barang 2.297.068.000 2.212.383.982 96,31

Total 4.598.671.000 4.506.100.114 97,99

B. Layanan Sertifikasi Karantina Pertanian Dan Pengawasan Keamanan

Hayati

Pagu Awal SKP Kelas II Ende tahun 2017 dari Layanan Sertifikasi Karantina

Pertanian Dan Pengawasan Keamanan Hayati adalah sebesar Rp. 510.897.000,00 dan

terealisasi sebesar Rp. 413.645.753,00 (80,96%) dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 6.1 Realisasi Sertifikasi Karantina dan Pengawasan Keamanan Hayati

NO. NAMA

BELANJA PAGU DIPA REALISASI REALISASI (%)

1. Belanja Barang 510.897.000 413.645.753 80,96 Total 510.897.000 413.645.753 80,96

LAKIP SKP Kelas II Ende 2017 26

C. Target Dan Realisasi Kegiatan Belanja Modal

SKP Kelas II Ende pada tahun 2017 memiliki pagu awal untuk belanja modal

sebesar Rp. 1.639.525.000,00. SKP Kelas II Ende menargetkan penyelesaian kegiatan

belanja modal dalam DIPA sebesar 95%. Adapun realisasinya mencapai sebesar Rp.

1.630.837.130,00 (99,47%) dengan penjelasan sebagai berikut :

Tabel 7. Target dan Realisasi Kegiatan Belanja Modal

NO. NAMA

BELANJA PAGU DIPA REALISASI

REALISASI OUTPUT

REALISASI(%)

1. Belanja Modal 1.639.525.000 1.630.837.130 101 99,47 Total 1.639.525.000 1.028.348.000 99,47

3.4 Akuntabilitas Keuangan

SKP Kelas II Ende tahun 2017 mendapat alokasi anggaran DIPA sebesar Rp.

6.749.093.000,00 (RM+PNBP) dan telah terealisasi sebesar Rp. 6.550.582.997,00

dengan nilai persentase sebesar 97,06%. Adapun perinciannya Belanja Pegawai,

Belanja Barang dan Belanja Modal sebagai berikut:

Tabel 8. Realisasi Akuntabilitas Keuangan (RM+PNBP).

NO. NAMA

BELANJA PAGU DIPA REALISASI REALISASI

(%) SISA PAGU

DIPA 1. Belanja

Pegawai 2.301.603.000 2.293.716.132 99,66 7.886.868

2. Belanja Barang 2.807.965.000 2.626.029.735 93,52 181.935.265

3. Belanja Modal 1.639.525.000 1.630.837.130 99,47 8.687.870

Total 6.749.093.000 6.550.582.997 97,06 198.510.003

LAKIP SKP Kelas II Ende 2017 27

BAB IV

PENUTUP

Dari uraian diatas maka dapat disampaikan bahwa Stasiun Karantina Pertanian

Kelas II Ende pada tahun 2017 telah mencapai keberhasilan-keberhasilan yang secara

umum dapat terimplementasikannya Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi)

perkarantinaan. Hal ini sekaligus menunjukkan adanya komitmen untuk mewujudkan

Visi dan Misinya. Secara ringkas seluruh capaian kinerja sasaran tersebut di atas,

telah memberikan pelajaran yang sangat berharga bagi Stasiun Karantina Pertanian

Kelas II untuk meningkatkan kinerja di masa-masa mendatang.

Meskipun demikian, berbagai pencapaian target indikator kinerja Stasiun

Karantina Pertanian Kelas II memberikan gambaran bahwa keberhasilan dalam

pelaksanaan perencanaan sangat ditentukan oleh komitmen, keterlibatan dan

dukungan aktif segenap komponen pegawai dan masyarakat pada umumnya, sebagai

bagian integral dari sistem perencana.

Diharapkan Laporan Akuntabilitas Kinerja Stasiun Karantina Pertanian Kelas II

Ende ini dapat bermanfaat sebagai acuan dalam pengambilan kebijakan program dan

umpan balik dalam memperbaiki dan meningkatkan kinerja Stasiun Karantina

Pertanian Kelas II Ende selanjutnya.