KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN KARANTINA PERTANIANbbkpsoetta.com/images/Karantina/perundangan/... ·...

31
KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN KARANTINA PERTANIAN JALAN HARSONO RM NOMOR 3 RAGUNAN, PASAR MINGGU JAKARTA 12550 GEDUNG E Lt. 1, 5,7 TELEPON/FAKSIMTLT (021)7816484,7816483,7816482,7816481 Website : http://www.karantina.deptan. go.id Email : [email protected] KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA PERTANIAN NOMOR : 1 209lKPTS/KR.1 1 O/L/8/2o16 TENTANG PETUNJUK TEKNIS ANALISIS RISIKO HAMA PENYAKIT HEWAN KARANTINA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KARANTINA PERTANIAN, Menimbang a. bahwa untuk mengantisipasi dampak dinamika perdagangan internasional, dalam rangka perlindungan kesehatan manusia, hewan, tumbuhan dan lingkungan, suatu negara selain mengadopsi standar internasional, dapat menerapkan persyaratan teknis; b. bahwa pemasukan dan pengeluaran media pembawa hama penyakit hewan karantina dapat dilakukan setelah memenuhi persyaratan karanlina yang diwajibkan; c. bahwa penetapan persyaratan karantina bagi pemasukan dan pengeluaran media pembawa hama penyakit hewan karantina dapat dilakukan melalui analisis risiko; d. bahwa sehubungan dengan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c tersebut di atas dan sebagai tindak lanjut Pasal 7 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2000 tentang Karantina Hewan, dan Pasal 1110 huruf a dan hurul b Peraturan Menteri Pertanian Nomor 43/Permentan/ OT.O1O / 8 I 20 15 tentang Organiszrsi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, perlu menetapkan Petunjuk Teknis Analisis Risiko Hama Penyakit Hewan Karantina, dengan Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian;

Transcript of KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN KARANTINA PERTANIANbbkpsoetta.com/images/Karantina/perundangan/... ·...

Page 1: KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN KARANTINA PERTANIANbbkpsoetta.com/images/Karantina/perundangan/... · Mengingat MtrNETAPKAN: KEPUTUSAN KEPALA BADAN TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYAKIT HEWAN

KEMENTERIAN PERTANIANBADAN KARANTINA PERTANIAN

JALAN HARSONO RM NOMOR 3 RAGUNAN, PASAR MINGGU JAKARTA 12550GEDUNG E Lt. 1, 5,7 TELEPON/FAKSIMTLT (021)7816484,7816483,7816482,7816481

Website : http://www.karantina.deptan. go.idEmail : [email protected]

KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA PERTANIAN

NOMOR : 1 209lKPTS/KR.1 1 O/L/8/2o16

TENTANG

PETUNJUK TEKNIS ANALISIS RISIKO HAMA PENYAKIT HEWAN KARANTINA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA BADAN KARANTINA PERTANIAN,

Menimbang a. bahwa untuk mengantisipasi dampak dinamika

perdagangan internasional, dalam rangka perlindungan

kesehatan manusia, hewan, tumbuhan dan lingkungan,

suatu negara selain mengadopsi standar internasional,

dapat menerapkan persyaratan teknis;

b. bahwa pemasukan dan pengeluaran media pembawa

hama penyakit hewan karantina dapat dilakukan

setelah memenuhi persyaratan karanlina yang

diwajibkan;

c. bahwa penetapan persyaratan karantina bagi

pemasukan dan pengeluaran media pembawa hama

penyakit hewan karantina dapat dilakukan melalui

analisis risiko;

d. bahwa sehubungan dengan pertimbangan sebagaimana

dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c tersebut

di atas dan sebagai tindak lanjut Pasal 7 ayat (3)

Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2000 tentang

Karantina Hewan, dan Pasal 1110 huruf a dan hurul b

Peraturan Menteri Pertanian Nomor 43/Permentan/

OT.O1O / 8 I 20 15 tentang Organiszrsi dan Tata Kerja

Kementerian Pertanian, perlu menetapkan Petunjuk

Teknis Analisis Risiko Hama Penyakit Hewan Karantina,

dengan Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian;

Page 2: KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN KARANTINA PERTANIANbbkpsoetta.com/images/Karantina/perundangan/... · Mengingat MtrNETAPKAN: KEPUTUSAN KEPALA BADAN TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYAKIT HEWAN

Mengingat

MtrNETAPKAN: KEPUTUSAN KEPALA BADAN

TENTANG PETUNJUK TEKNIS

PENYAKIT HEWAN KARANTINA.

1

2

3

Undang-Undang Nomor 16 Tahun L992 tentang

Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan (Lembaran

Negara Tahun 1992 Nomor 56, Tambahan Lembaran

Negara Nomor 3482);

Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2000 tentang

Karantina Hewan (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor

161, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4002);

Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang

Organisasi Kementerian Negara (Lembar Negara

Republik Indonesia Tahun 20 15 Nomor 8);

Peraturan Presiden Nomor 45 Tahun 2015 tentang

Kementerian Pertanian (Lembar Negara Republik

Indonesia Tahun 2015 Nomor 85);

Keputusan Menteri Pertanian Nomor 3238 lKpts IPD.630l9l2OO9 tentang Penggolongan Jenis-Jenis

Hama Penyakit Hewan Karantina, Penggolongan Dan

Klasifikasi Media Pembawa;

Peraturan Menteri Pertanian Nomor 5 1 / permentan /OT.l4OllO/2006 tentang Pedoman Tata Hubungan

Kerja Fungsional Pemeriksaan Pengamatan dan

Perlakuan Penyakit Hewan Karantina;

Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor

43/Permentanl OT.OlO I 8 12015 tentang Organisasi dan

Tata Kerja Kementerian Pertanian;

MEMUTUSKAN:

I

D

6

7

KARANTINA PERTANIAN

ANALISIS RISIKO HAMA

Petunjuk Teknis Analisis Risiko Hama Penyakit Hewan

Karantina yang selanjutnya disebut Petunjuk Teknis

tercantum pada Lampiran yang merupakan bagian tidak

terpisahkan dari Keputusan ini.

2

KtrSATU

Page 3: KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN KARANTINA PERTANIANbbkpsoetta.com/images/Karantina/perundangan/... · Mengingat MtrNETAPKAN: KEPUTUSAN KEPALA BADAN TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYAKIT HEWAN

KETIGA

KtrDUA Petunjuk Teknis sebagaimana dimaksud pada diktum

KESATU sebagai acuan bagi petugas karantina hewan

dalam melakukan analisis risiko Hama Penyakit Hewan

Karantina.

Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 2l Agustus 2016

AN KARANTINA PERTANIAN,

HARPINI

Salinan Keputusan ini disampaikan kepada Yth:

1. Menteri Pertanian Republik Indonesia;

2. Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian;

3. Para Pejabat Eselon II Lingkup Badan Karantina pertanian;

4. Para Kepala Balai Besar/ Balai/ Stasiun Karantina pertanian di seluruhIndonesia.

(

Page 4: KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN KARANTINA PERTANIANbbkpsoetta.com/images/Karantina/perundangan/... · Mengingat MtrNETAPKAN: KEPUTUSAN KEPALA BADAN TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYAKIT HEWAN

LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA PERTANIANNOMOR i 1209/Kprs/KR.11o/L/8/2o16TANGGAL : 23 Agusrus 2O1 6

PETUNJUK TtrKNIS ANALISIS RISIKO

HAMA PENYAKIT HtrWAN KARANTINA

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Perdagangan bebas memberikan dampak dengan meningkatnya aruslalu lintas hewan dan produknya sehingga meningkatkan pula risiko

1.1

tertuang dalam Pp Nomor 82 Tahun 2000 merupakan prosedur dasardalam penyelenggaraan karantina hewan. prosedur dasar tersebutberupa persyaratan dan teknis dasar- yang wajib dipatuhi olehmasyarakat. Berdasarkan ketentuan pasal 7 peraturan pemerintahNomor 82 Tahun 2OOO tentang Karantina Hewan, bahwa dalam haltertentu Pemerintah dapat menetapkan kewajiban tambahan berupapersyaratan teknis dan atau manajemen penyakit berdasarkan disiplinilmu kedokteran hewa n, yang diatur lebih lanjut dengan KeputusartMenteri. Yang dimaksud ,,dalam hal tertentu,, adalah merupakan suatukeadaan yang dinilai menriliki potensi penl,ebaran penyakit yang dapatditimbulkan oleh lalu lintas meclia pembawa, melalui suatu metodapenilaian dan manajemen risiko (isk analgsis).

Analisis risiko merupakan suatu perangkat yang sangat penting dalampelaksanaan tindakan karantina hewan guna memberikan keputusan

masuk

r.ilayah

teknis yang tepat dalam rangkakeluarnya Hama penyakit Hewanpenjelasan Pasal 7 ayal (2) pcrarurarr

bahwa bagi media pembawa yang

dan tersebarnya hama penyakit hewanNegara Republik Indonesia. Ketentuan

karantina ke dalam

teknis yang telah

mencegah masuk, tersebar danKarantina (HpHK). BerdasarkanPemerintah Nomor 82 Tahun 2000berisrko tinggi dapat ditetapkan

kewaj iban tambahan selain prosedur dasar tersebut di atas sebelumpengeluaran dan atau pada waktu pemasukan, antara lain seperti

Page 5: KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN KARANTINA PERTANIANbbkpsoetta.com/images/Karantina/perundangan/... · Mengingat MtrNETAPKAN: KEPUTUSAN KEPALA BADAN TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYAKIT HEWAN

pemeriksaan kausa penyakit, vaksinasi, pengobatan, penetapan daerahasal, daerah transit, daerah tujuan, pelabuhan dan instalasi karantina.

Memperhatikan hal tersebut di atas, menjadi sangat penting bagipetugas karantina untuk dapat melakukan pemilahan apakah suatumedia pembawa memiliki risiko yang tinggi, sedang, ataukah rendah,sehingga tindakan karantina yang diterapkan menjadi efektif sesuaidengan tingkat risikonya.

Berdasarkan pertimbangan tersebut di atas dan dalam rangkamelakukan mitigasi risiko dan upaya pencegahan masuk, tersebar dankeluarnya Hama Penyakit Hewan Karantina perlu disusun petunjuk

Teknis Analisis Risiko Hama penyakit Hewan Karantina. penyusunan

Petunjuk reknis Analisis Risiko Hama penyakit Hewan Karantina inidiharapkan dapat mendukung tindakan karantina hewan yangdisesuaikan dengan tingkat risiko HpHK yang dibawa oleh suatu mediapemba'"'"'a.

1.2. Analisis Risiko Hama Penyakit Hewan Karantina

Analisis risiko dalam kedokteran hewan dipergunakan untuk mengaturdan membenarkan langkah-langkah mitigasi yang diterapkan olehnegara pengimpor karena risiko penyakit yang berhubungan denganimpor hewan atau produk hewan (Murray et al.2004). Analisis risikojuga dapat digunakan dalam perencanaan terhadap kesiapsiagaandarurat penyakit hewan (Martin et al. 2OO9\

Pelaksanaan analisis risiko memerlukan pendapat beberapa pakar yangahli di bidangnya masing-masing untuk melakukan penilaian risikoterhadap media pembawa HpHK yang akan dimasukkan atau antar areadi Negara Kesatuan Republik Indonesia. pakar tersebut dapat terdiri dariberbagai disiplin ilmu dan profesi, seperti ahri epidemiologi, virologi,parasitologi, lingkungan hidup dan praktisi dokter hewan karantina.Antara penilai risiko dan manajer risiko mempunyai hubunganketerkaitan yang erat dikarenakan harus ada hubungan yang rasionalantara hasil analisis risiko dan langkah-langkah sanitasi atau tindakankarantina yang dipilih untuk menurunkan tingkat risiko hingga dapatditerima (Murray et al. 2OO4).

Analisis risiko terdiri dari empat komponen yaitu identifikasi bahaya,penilaian risiko, manajemen risiko dan komunikasi risiko, seperti tersajipada Gambar I (OtE,2O14l.

5

Page 6: KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN KARANTINA PERTANIANbbkpsoetta.com/images/Karantina/perundangan/... · Mengingat MtrNETAPKAN: KEPUTUSAN KEPALA BADAN TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYAKIT HEWAN

ldentifikasi Bahaya

Penilaian pelepasanPenilaian pendedahanPenilaian KonsekuensiEstimasi risiko

l\/anajemen Risiko

Komunikasi Risiko

Gambar 1. Skema Analisis Risiko

1.2.1. Identifikasi Bahaya

Bahaya (hazard) didefinisikan sebagai sesuatu yang berpotensi

berbahaya terhadap manusia, hewan, tumbuhan dan

lingkungan. Menurut Bahri et al. (2OO2l bahaya yang berkaitan

dengan keamanan pangan asal hewan dapat terjadi pada setiap

mata rantai makanan mulai dari produksi, distribusi sampai ke

konsumen. Bahaya tersebut dapat berupa: (1) penyakit pada

hewan, (2) penyakit yang ditularkan melalui pangan asal hewan,

dan (3) cemaran atau kontaminasi pada pangan.

Penilaian Risiko:

Identifikasi bahaya merupakan langkah pertama yang penting

dalam analisis risiko. Menurut Murray et al. (2OO4) terdapat

beberapa tahapan pertanyaan terkait identifikasi bahaya

diantaranya adalah:

1. Apakah media pembawa yang diimpor berpotensi untukmembawa agen patogen?;

2. Apakah agen patogen yang terdapat di negara pengeskpor?;

3. Apakah terdapat bukti yang cukup untuk menyimpulkan

bahwa agen patogen tidak terdapat di negara pengekspor?

(data dari otoritas veteriner, surveilans dan program

pengendalian dan sistem zona atau regionalisasi merupakan

data yang penting dalam melakukan penilaian likelihood

dari bahaya apakah hadir atau absen dari populasi hewan

di negara pengekspor) ?;

Page 7: KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN KARANTINA PERTANIANbbkpsoetta.com/images/Karantina/perundangan/... · Mengingat MtrNETAPKAN: KEPUTUSAN KEPALA BADAN TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYAKIT HEWAN

4

5

Apakah agen patogen termasuk eksotik di negarapengimpor?;

Apakah agen patogen termasuk dilaporkan di negarapengimpor?;

6 Apakah agen patogen termasukpengendalian di negara pengimpor?;

Apakah terdapat zona yang bebas darinegara pengimpor atau mempunyairendah?; dan

dalam program

agen patogen di

prevalensi yang

7

Jika agen patogen terdapat di negara pengimpor, apakahstrain yg terdapat di negara pengimpor merupakan lebihtidak virulen dibanding di negara pengekspor?.

Tidak

Ya

Tidak

Ya

Tidak

Ya

Gambar 2. Skema pertanyaan dalam menen tukarr Hazard" (Bahaya)

Beberapa tahapan pertanyaan tersebut merupakan hal yangperlu diperhatikan dalam menentukan atau mengidentifikasikanbahaya, sehingga dalam melakukan identifikasi bahaya datayang diperlukan adalah status dan situasi HpHK Negara atauarea asal, status dan situasi HPHK Negara atau area tujuan, dankerentanan atau kemungkinan media pembawa HpHK dalammembawa dan menularkan HpHK. Bila dalam identifikasi

8

Bu kanHAZARD

Bu kanHAZARD

Q2 : Apakah agen patogen tersebut termasukeksotik bagi Negara pengimpor dan perpeluangada di Negara pengekspor atau masuk dalamprogram pengendalian Negara pengimpor

Q3 :terdapat zona bebas di Negara pengimporatau agen patogen termasuk dalam programpengendalian di Negara pengimpor atau agenpatogen lebih virulen atau beda strain

HAZARD

1

Q1. Apakah komoditi berpotensi sebagai mediapembawa agen patogen

BukanHAZARD

Page 8: KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN KARANTINA PERTANIANbbkpsoetta.com/images/Karantina/perundangan/... · Mengingat MtrNETAPKAN: KEPUTUSAN KEPALA BADAN TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYAKIT HEWAN

bahaya, media pembawa diidentifikasikan sebagai bahaya maka

dapat dipertimbangkan lebih lanjut untuk dilakukan penilaian

risiko sedangkan bila dalam identifikasi bahaya tidakdiidentifikasikan sebagai bahaya maka analisis risiko harusdisimpulkan pada saat itu dan tidak dilanjutkan ke dalampenilaian risiko HPHK (OIE,2014).

1 .2.2. Penilaian Risiko

Penilaian risiko merupakan komponen dari analisis risiko yang

memperkirakan risiko terkait dengan bahaya, penilaian risikodapat dilakukan secara kualitatif atau kuantitatrf (OIE, 20141.

Menurut Swaney (2008) penilaian risiko merupakan evaluasi dariberbagai macam risiko berbasis ilmiah dan potensinya dalam

meningkatkan atau mengurangi terjadinya suatu bahaya. Risiko

berbanding lurus dengan volume Media pembawa, semakin

banyak Media Pembawa rentan yang dilakukan pemasukan

maka risikonya akan semakin meningkat (OIE,2Ol4).

Penilaian risiko terkait importasi komoditas atau mediapembawa menurut OIE (2014l, terdapat empat tahapan, yaitu:I . Penilaian peiepasan (penilaian masuknya penyakit),

dilakukan untuk menilai kemungkinan masuknya agen

patogen melalui media pembawa serta menularkan agen

patogen.

2. Penilaian pededahan (penilaian menularnya penyakit),

dilakukan untuk mengetahui likelihood media pembawa yang

terinfeksi atau terkontaminasi melakukan kontak dan

menularkan agen patogen ke hewan peka atau lingkungan.

3. Penilaian konsekuensi atau dampak merupakan penilaian

dengan mempertimbangkan dampak langsung maupun tidaklangsung akibat masuknya agen penyakit di negara atau area

pengimpor.

4. Perkiraan risiko atau estimasi risiko merupakan integrasihasil dari penilaian pelepasan, pendedahan dan penilaiankonsekuensi untuk menghasilkan ukuran keseluruhan risikoyang terkait dengan bahaya yang diidentifikasikan di awal.

8

Page 9: KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN KARANTINA PERTANIANbbkpsoetta.com/images/Karantina/perundangan/... · Mengingat MtrNETAPKAN: KEPUTUSAN KEPALA BADAN TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYAKIT HEWAN

Tingkat risiko yang didapat dari hasil penilaian kualitatifdinyatakan dalam 'kata' dan dikategorikan menurut skaladeskriptif ordinal, sedangkan hasil penilaian kuantitatildinyatakan dalam 'estimasi numerik, (DAFF 20O1). Tingkat risikodapat disimpulkan sebagai ekspresi level risiko yang dihasilkandari penilaian risiko. Tingkat risiko hasil penilaian risiko HpHKdikelompokkan menjadi enam kategori mengacu dari beberapapedoman penilaian risiko di beberapa negara yaitu sangat tinggi,tinggi, sedang, rendah, sangat rendah dan dapat diabaikan.Menurut Murray et al. (2OO4l dan OIE (2ot4l, variabel yang

dinilai dalam penilaian risiko adalah:

1. Risiko Masuknya HPHK

Merupakan penilaian terhadap media pembawa HpHK

terhadap kemungkinan agen patogen terekspos ke daerah

tujuan. Beberapa variabel yang digunakan dalam penilaian

risiko masuknya HPHK adalah :

a. faktor biologi meliputi: spesies, umur dan spesies hewan;

tempat predileksi; vaksinasi, pemeriksaan, pengobatan dan

karantina;

b. faktor negara meliputi: kejadian atau prevaiensi, ueteinaryseruice, surveilans, program pengendalian dan

pemberantasan, sistem zona dan kompartementalisasi di

negara pengeskpor;

c. faktor media pembawa HPHK meliputi: jumlah hewan saat

diimpor, kemudahan untuk kontaminasi, efek dari proses,

efek dari penyimpanan dan transportasi.

2. Risiko Menuiarnya HPHK:

Merupakan penilaian terhadap media pembawa HPHK

terhadap kemungkinan untuk menularkan agen patogen ke

hewan rentan dan manusia di daerah tujuan atau pengimpor.

Beberapa variabel yang digunakan dalam penilaian risikomenularnya HPHK adalah:

a. faktor biologi meliputi: cara penularan terhadap bahaya

(pendedahan horisontal baik langsung atau tidak langsung

dan pendedahan vertikal), kestabilan, infeksitifitas dan

9

Page 10: KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN KARANTINA PERTANIANbbkpsoetta.com/images/Karantina/perundangan/... · Mengingat MtrNETAPKAN: KEPUTUSAN KEPALA BADAN TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYAKIT HEWAN

virulensi dari agen patogen, rute dari penularan, kepekaanhewan terhadap bahaya (spesies, umur dan jenis kelamin);

b. faktor negara meliputi: kehadiran agen potensial, kondisidemografi hewan dan manusia, praktek kebiasaan danbudaya, karakteristik geografi dan lingkungan termasukcurah hujan dan temperatur; dan

c. faktor media pembawa HpHK meliputi: jumlah mediapembawa HPHK yang diimpor, tujuan impor penggunaan

hewan atau produknya, dan praktek pembuangan.

3. Penilaian Konsekuensi Kejadian HpHK:

Merupakan penilaian terhadap hubungan ekspos agen

biologis dan konsekuensi dari ekspos tersebut. Beberapa

variabel yang digunakan dalam penilaian konsekuensikejadian HPHK adalah:

a. Konsekuensi langsung: menginfeksi hewan rentan,membuat penyakit dan penurunan produksi; dan

konsekuensi terhadap kesehatan masyarakat; dan

b. Konsekuensi tidak langsung: biaya surveilans dan kontrolpenyakit; biaya kompensasi, kehilangan potensialperdagangan, konsekuensi terhadap lingkungan.

Kriteria penilaian risiko menurut tingkat risiko setelahdimasukkan variabelnya adalah sebagai berikut:1. Sangat Tinggi adalah Media Pembawa HpHK yang merupakan

media pembawa rentan yang berasal dari Negara atau area

wabah.

2. Tinggi adalah Media Pembawa HpHK yang merupakan meclia

pembawa rentan setelah dilakukan penilaian risiko HpHKternyata terdapat risiko masuknya HpHK, terdapat risikomenularnya HPHK, dan memiliki konsekuensi terkaitkejadian HPHK.

3. Sedang adalah Media Pembawa HpHK yang merupakan meclia

pembawa rentan setelah dilakukan penilaian risiko HpHK:

terdapat risiko masuknya HPHK, terdapat risiko menularnyaHPHK namun tidak memiliki konsekuensi terkait kejadianHPHK.

10

Page 11: KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN KARANTINA PERTANIANbbkpsoetta.com/images/Karantina/perundangan/... · Mengingat MtrNETAPKAN: KEPUTUSAN KEPALA BADAN TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYAKIT HEWAN

4. Rendah merupakan media pembawa HpHK yang setelahdilakukan penilaian risiko HpHK: terdapat risiko masuknyaHPHK, tidak terdapat risiko menularnya HpHK, dan tidakmemliki konsekuensi terkait kejadian HpHK.

5. Sangat rendah merupakan media pembawa HpHK yangmerupakan media pembawa setelah dilakukan penilaianrisiko HpHK: terdapat risiko masuknya HPHK dengankemungkinan yang sangat kecil dan tidak terdapat risikomenularnya HpHK dan tidak memiliki konsekuensi terkaitkejadian HpHK.

6. Dapat diabaikan merupakan media pembawa HpHK yangsetelah dilakukan penilaian risiko tidak terdapat risikomasuknya HpHK.

Tingkat risiko iurrg didapat dari hasil penilaian risikoselanjutnya akan dilakukan suatu tindakan manajernen risikountuk dapat menurunkan tingkat risiko terhad ap AppropriateLeuel of Protection (ALOp) yang tela_h ditetapkan. Dengandemikian dapat didefinisikan bahwa manajemen risiko adalahsuatu tindakan untuk menurunkan tingkat risiko yangdihasilkan dari penilaian risiko ke tingkat yang dapat diterima(orE,2014).

1 .2.3. Manajemen Risiko

peraturan perundangan yang berJak..t

Ada 4 komponen Manajemen Risiko:a. evaluasi risiko

Mernbandingkarr e.rtirnaALO.

si risiko dari penilaian risiko dengan

Manajemen risiko adalah proses menentukan dan menerapkanlangkah-langkah menurunkan risiko yang didapat dari penilaianrisiko untuk mencapai ALOp atau risiko yang dapat diterima dinegara atau area pengimpor (Murray et al. 2OO4). Manajemenrisiko hama penyakit hewan karantina dapat dilakukan dengantinclakan karantina hewan (quarantine measure) menurut

1,1-

Page 12: KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN KARANTINA PERTANIANbbkpsoetta.com/images/Karantina/perundangan/... · Mengingat MtrNETAPKAN: KEPUTUSAN KEPALA BADAN TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYAKIT HEWAN

b. evaluasi pilihan

Identifikasi tindakan-tindakan yang memungkinkan,termasuk aplikasi rekomendasi OIE Code.

c. implementasi

Hasil dari analisis risiko hama penyakit hewan karantinadapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam

pengambilan keputusan terkait pemasukan media pembawa

dari Negara/area lain.

d. monitoring dan review

Analisis risiko hama penyakit hewan karantina merupakan

suatu proses yang terus-menerus dan berkelanjutan.

1.2.4. Komunikasi Risiko

Pertukaran informasi yang interaktif terhadap risiko hama

penyakit hewan karantina di antara penilai risiko, manajer

risiko, dan pihak-pihak lain yang terkait dalam analisis risiko

hama penyakit hewan karantina. Bentuk pelaksanaan

komunikasi risiko dapat dilakukan dengan cara:

a. berkoordinasi dengan UPT Tempat Pengeluaran sejak awal;

b. berkoordinasi dengan Dinas terkait sejak awal;

c. ada Narasumber untuk Tim (Pusat dan

Ahli/Akademisi/ Peneliti) ;

d. mencantumkan dan mendiskripsikan metode dan asumsi

yang digunakan serta keterbatasan data yang ada; dan

e. proses dan Hasil Analisa Risiko diinformasikan sekaligus

meminta masukan dari pihak terkait.

1 .3. Maksud dan Tujuan

1 .3.1. Maksud

Petunjuk Teknis ini dimaksudkan sebagai acuan bagi petugas

karantina hewan dalam melakukan analisis risiko HPHK.

1.3.2. Tujuan

Petunjuk teknis ini bertujuan agar pelaksanaan analisis risiko

HPHK sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan yang

telah ditetapkan.

12

Page 13: KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN KARANTINA PERTANIANbbkpsoetta.com/images/Karantina/perundangan/... · Mengingat MtrNETAPKAN: KEPUTUSAN KEPALA BADAN TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYAKIT HEWAN

1.5. Definisi

Dalam Petunjuk Teknis ini yang dimaksud dengan:

a. Hama dan penyakit hewan karantina yang selanjutnya disingkat HpHKadalah semua hama, hama penyakit, dan penyakit hewan yangberdampak sosio-ekonomi nasional dan perdagangan intemasionalserta menyebabkan gangguan kesehatan masyarakat yang dapatdigolongkan menurut tingkat risikonya.

b. HPHK golongan I adalah hama penyakit hewan karantina yang

mempunyai sifat dan potensi penyebaran penyakit yang serius dancepat, belum diketahui cara penanganannya, belum terdapat di suatuarea atau wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

c. HPHK golongan II adalah hama penyakit hewan karantina yang potensipenyebarannya berhubungan erat dengan lalu lintas media pembawa,

sudah diketahui cara penanganannya dan telah dinyatakan ada disuatu area atau wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

d. Analisis risiko HPHK adalah suatu rangkaian proses yang terdiri dariidentihkasi bahaya, pe nilaian risiko, manajemen risiko dankomunikasi risiko untuk mengevaluasi likelihood atau peluang dandampaknya terkait lalulintas media pembawa HpHK yang dapatmembawa risiko dari negara lain atau antar area di wilayah Negara

Kesatuan Republik Indonesia.

Media Pembawa HPHK adalah hewan, bahan asal hewan, hasil bahanasal hewan dan atau benda lain yang dapat membawa HpHK.

Bahaya adalah agen patogen dan atau suatu penyebab HpHK yangdapat mengakibatkan penyakit apabila dilakukan pemasukan ataupengeluaran media pembawa HpHK.

Penilaian risiko HPHK adalah proses penilaian likelihood atau peluangdan konsekuensinya terhadap faktor biologi, negara atau area, media

c

f.

g

13

1.4. Ruang Lingkup

Ruang lingkup petunjuk teknis ini meliputi:a. identifikasi bahaya dan penilaian risiko;b. tingkat risiko HPHK;

c. tingkat proteksi pencegahan HpHK;

d. manajemen risiko; dan

e. pelaksanaan analisis risiko,komunikasi risiko, dan pembiayaan.

Page 14: KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN KARANTINA PERTANIANbbkpsoetta.com/images/Karantina/perundangan/... · Mengingat MtrNETAPKAN: KEPUTUSAN KEPALA BADAN TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYAKIT HEWAN

h

pembawa dan ekonomi, terkait pemasukan atau penyebaran HpHK

melalui pemasukan atau pengeluaran media pembawa HPHK dari

negara lain atau antar area di wilayah Negara Kesatuan Republik

Indonesia.

Risiko adalah peluang kejadian dan besarnya konsekuensi kejadian.

Tingkat risiko adalah ekspresi besarnya risiko yang dihasilkan dari

penilaian risiko dan disajikan dalam skala kualitatif dan/atau semi

kuantitatif.

Tingkat risiko yang dapat diterima adalah tingkat risiko yang dapat

ditoleransi untuk keperluan pemasukan atau pengeluaran media

pembawa HPHK.

Tingkat proteksi pencegahan HPHK adalah tingkat perlindungan yang

ditetapkan berdasarkan tingkat risiko yang dapat diterima, dalam

rangka mencegah masuk, tersebar, dan keluarnya HPHK.

Manajemen risiko adalah penerapan tindakan karantina hewan untukmenurunkan tingkat risiko yang didapat dari penilaian risiko, agar

dapat mencapai tingkat proteksi pencegahan HPHK yang telah

ditetapkan.

Komunikasi risiko adalah adalah penyampaian informasi tentang

risiko secara interaktif antara pelaksana analisis risiko dengan

pemangku kepentingan.

Dokter Hewan Karantina adalah dokter hewan yang ditunjuk oleh

Menteri untuk melaksanakan tindakan karantina hewan.

J

k

1.

m

n

14

Page 15: KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN KARANTINA PERTANIANbbkpsoetta.com/images/Karantina/perundangan/... · Mengingat MtrNETAPKAN: KEPUTUSAN KEPALA BADAN TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYAKIT HEWAN

2.2.1.

2.2.2.

Analisis risiko HPHK dilakukan oleh tim yang ditetapkan olehKepala Badan Karantina Pertanian.

Tim sebagaimana dimaksud pada angka 2.2.1. terdiri dari dokterhewan karantina yang bertugas di Kantor pusat BadanKarantina Pertanian.

2.2.3. Tim sebagaimana dimaksud pada angka 2.2.1. d,apat melibatkanDokter Hewan Karantina dari UpTKp tempat pemasukan dantempat pengeluaran serta Komisi Ahli Karantina Hewan maupunpakar dari berbagai disiplin ilmu pengetahuan scsuai dengankebutuhan.

2.3. Tugas Tim

Tim analisis risiko Tim sebagaimana dimaksud pad,a angka 2.2.r.memiliki tugas sebagai berikut:2.3.1. Menyusun pedoman teknis penerapan analisis risiko HpHK

untuk pemasukan dan pengeluaran media pembawa HpHK;

15

BAB II

PELAKSANAAN ANALISIS RISIKO

2.1. Waktu Pelaksanaan

Analisis risiko HPHK dilaksanakan pada saat:

2.1.1. Rencana pemasukan media pembawa HpHK dari luar negeri kedalam wilayah Negara Kesatuan Repubrik Indonesia untukpertama kalinya. Media pembawa sebagaimana dimaksud dapatberupa hewan, produk hewan maupun benda lain; atau

2-7.2. Terjadi perubahan status dan situasi HpHK pada suatu negaraatau area yang menjadi asal dari suatu media pembawa HpHK.Perubahan status yaitu suatu kondisi yang mana Negara atauarea yang semula bebas kemudian menjadi tertular. perubahan

situasi yaitu suatu kondisi yang mana Negara atau areamengalami dinamika kasus HpHK dari tertular menjadi wabahataupun sebaliknya (dari wabah menjadi endemis).

2.2. Tim

Page 16: KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN KARANTINA PERTANIANbbkpsoetta.com/images/Karantina/perundangan/... · Mengingat MtrNETAPKAN: KEPUTUSAN KEPALA BADAN TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYAKIT HEWAN

2.3.2.

z. c.c.

2.3.4.

2.3.5.

Melakukan analisis risiko untuk rencana pemasukan media

pembawa HPHK dari luar negeri maupun pemasukan dan

pengeluaran Antar Area;

Melakukan evaluasi penerapan analisis risiko HPHK;

Melakukan tindak lanjut peny.usunan dan atau penyempurnaan

kebijakan analisis risiko HPHK; dan

Menyampaikan laporan tertulis hasil analisis risiko kepada

Kepala Badan Karantina Pertanian.

2.4. Bimbingan Teknis

Dalam rangka persiapan pelaksanaan analisis risiko, Badan Karantina

Pertanian menyelenggarakan bimbingan teknis mengenai analisis risiko

HPHK dan dalam pelaksanaannya bimbingan teknis dilakukan oleh

dokter hewan karantina dari kantor pusat kepada dokter hewan

karantina di UPIKP.

o< Evaluasi Pelaksanaan

2.5.1 . Evaluasi pelaksanaan analisis risiko HPHK dilakukan setiap 2

(dua) tahun sekali atau pada saat terjadi perubahan status dan

situasi HPHK. Informasi perubahan status dan situasi HPHK

diperoleh dari OIE dan sumber lainnya.

2.5.2. Evaluasi juga dilakukan untuk memastikan bahwa tindakan

karantina hewan dalam rangka manajemen risiko efektf

mencegah kemungkinan masuk, tersebar dan keluarnya HPHK.

2.5.3. Evaluasi terhadap tingkat proteksi pencegahan HPHK dilakukan

dengan mempertimbangkan status dan situasi HPHK.

16

Page 17: KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN KARANTINA PERTANIANbbkpsoetta.com/images/Karantina/perundangan/... · Mengingat MtrNETAPKAN: KEPUTUSAN KEPALA BADAN TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYAKIT HEWAN

3.1

BAB III

IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO

Identifikasi Bahaya

3. 1.1. ldentilikasi bahaya HpHK dilakukan dengan mengamati danmenilai status dan situasi HpHK negara atau area asa1, statusdan situasi HPHK negara atau area tujuan, sifat HpHK, sertakerentanan media pembawa HPHK dalam membawa danmenularkan HPHK.

3.1.2. Pengamatan dan penilaian sebagaimana dimaksud pada angka3.1.1 akan menghasilkan kesimpulan bahwa bahaya HpHKteridentifikasi ada atau bukan bahaya.

3.1.3. Apabila pada saat dilakukan identifikasi bahaya diperolehkesimpulan yaitu tidak ditemukan adanya bahaya, maka analisisrisiko dapat dihentikan dengan kesimpulan bahwa bahaya dapatdiabaikan.

3.1.4. Contoh identifikasi bahaya terhadap rencana pemasukan unggasdari Manado ke Jakarta tersaji pada tabel 1.

Tabel 1. Identifikasi rencana pemasukan unggas dari Manado ke Jakarta

Apabila setelah dilakukan identifikasi bahaya diperolehkesimpulan bukan bahaya, maka tidak diperlukan penilaianrisiko. Meskipun demikian, manajemen risiko tetap dilakukan.

No

Media

Pemba

wa

Status

HPHK

Daerah

Asal

Status

HPHK

Daerah

Tujuan

Sifat

HPHK

Perlakuan

Terhadap

Media

Pembawa

Bah,ayal

Risiko

1 Ayam

aduan

Tertular

AI

Tertular

AI,

program

prioritas

pembebas

an

Zoonosis,

sub tipe

berbeda

Bahaya

1,7

Page 18: KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN KARANTINA PERTANIANbbkpsoetta.com/images/Karantina/perundangan/... · Mengingat MtrNETAPKAN: KEPUTUSAN KEPALA BADAN TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYAKIT HEWAN

3.2 . Penilaian Risiko

3-2.1. Penilaian risiko HpHK dilakukan apabila pada saat dilakukanidentifikasi bahaya diperoleh kesimpulan bahwa ditemukan adabahaya.

').)) Penilaian risiko HPHK sebagaimana dimaksud pada angka 3.2.1.dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:a. penilaian risiko masuknya HpHK;

b. penilaian risiko menular dan menyebarnya HpHK;

c. penilaian konsekuensi akibat kejadian HpHK; dan

d. estimasi risiko HPHK.

')aa Apabila pada tahapan penilaian risiko sebagaimana dimaksudpada angka 3.2.2, risiko masuknya HPHK tidak signifikan, makapenilaian risiko dapat dihentikan dengan kesimpulan bahwa

risiko dapat diabaikan.

3.2.4. Apabila pada tahapan penilaian risiko sebagaimana dimaksudpada angka 3.2.2, risiko masuknya HpHK signilikan, maka

dilanjutkan ke tahapan penilaian risiko menular dan

menyebarnya HPHK, penilaian konsekuensi akibat kejadianHPHK, dan estimasi risiko HPHK.

3.2.5. Hasil penilaian risiko sebagaimana dimaksud pada angka 3.2.3.

dan angka 3.2.4. menjadi dasar pelaksanaan tindakan karantinahewan sebagai upaya manajemen risiko HPHK.

3.3. Contoh penilaian risiko sebagai berikut:

3.3.1 Penilaian Masuknya HPHK

Penilaian masuknya HPHK dilakukan dengan

mempertimbangkan laktor biologis, faktor daerah atau ne gara

asal, dan faktor komoditi.

a. Faktor Biologis

Media pembawa yang dilulintaskan adalah unggas hidup

dimana virus terdapat di saluran nafas dan pencernaan. pada

umumnya ayam aduan tidak dilakukan vaksinasi oleh

pemiliknya, dan jika dilakukan uji AI hanya berupa Rapid

Test.

18

Page 19: KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN KARANTINA PERTANIANbbkpsoetta.com/images/Karantina/perundangan/... · Mengingat MtrNETAPKAN: KEPUTUSAN KEPALA BADAN TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYAKIT HEWAN

J. J. Z.

b. Faktor Daerah atau Negara Asal

Manado termasuk daerah tertular AI, data mengenai

prevalensi dan insidensi AI tidak diketahui, dan belum ada

kompartementalisasi dan atau bukan berasal dan

kompartemen talisa si.

c. Faktor Komoditi (Media Pembawa)

Media pembawa yang dilalulintaskan dalam kondisi masih

hidup dengan jumlah 2 (dua) ekor (barang bawaan), dan

diduga keranjang terkontaminasi.

Kesimpulan tentang Penilaian Masuknya HPHK: risiko masuknya

AI dari Manado ke Jakarta adalah signifikan.

Signi{ikan adalah apabila risiko masuknya HPHK disimpulkan

tinggi dan sedang. Tidak signifikan adalah risiko masuknya

HPHK disimpulkan rendah, sangat rendah, dan dapat diabaikan.

Penilaian Menular dan Menyebarnya HPHK

Penilaian menular dan menyebarnya HPHK dilakukan dengan

mempertimbangkan faktor biologis, faktor daerah atau Negara

asal, dan faktor komoditi.

a. Faktor Biologis

Media pembawa yang dilalulintaskan berupa unggas hidup

sehingga droplet pernafasan dan feses berpotensi menularkan

dan menyebarkan agen secara langsung maupun tidak

langsung.

b. Faktor Daerah / Negara Tujuan

Di Jakarta sebagai daerah tujuan terdapat pasar unggas dan

ayam aduan sebagai hewan kesayangan dapat

diperjualbelikan dan berpotensi menularkan AI. Pemerintah

DKI Jakarta mempunyai prioritas program pemberantasan AI.

Faktor Komoditi (Media Pembawa)

Ayam yang dibawa merupakan barang bawaan atau

tentengan sehingga ada potensi kontak langsung dengan

manusia. Kemasan bekas ayam tersebut berpotensi

dipergunakan untuk ayam lainnya.

C

19

Page 20: KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN KARANTINA PERTANIANbbkpsoetta.com/images/Karantina/perundangan/... · Mengingat MtrNETAPKAN: KEPUTUSAN KEPALA BADAN TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYAKIT HEWAN

Kesimpulan tentang penilaian menular dan menyebarnya HpHK:risiko menular dan menyebarnya AI di tempat pemasukan dandi tempat tujuan adalah signifikan.

Signifikan adalah apabila risiko menular dan menyebarnyaHPHK disimpulkan tinggi dan sedang. Tidak signifikan adalahrisiko menular dan menyebarnya HpHK disimpulkan rendah,sangat rendah, dan dapat diabaikan.

3.3.3. Penilaian Konsekuensi HpHK

Penilaian konsekuensi dilakukan dengan memperhatikandampak langsung maupun dampak tidak langsung yangditimbulkan oleh kejadian HpHK.

a. Konsekuensi Langsung

Kejadian AI pada ayam peliharaan atau ayam aduan lainnyadi tempat tujuan, ada potensi kejadian AI pada manusia (yang

berinteraksi dengan ayam tersebut).

b. Konsekuensi Tak Langsung

Terjadi keresahan masyarakat terkait isu wabah AI padaunggas dan kejadian AI pada manusia muncul kembali.Terjadi sentimen pasar berupa restriksi perdagangan dankonsumsi unggas dan produk unggas yang menurun.Dampak pengalihan anggaran untuk keperluanpemberantasan AI.

Kesimpulan tentang Penilaian Konsekuensi HpH K : adalahsignifikan.

Signifikan adalah apabila risiko menular dan menyebarnyaHPHK disimpulkan tinggi dan sedang.

Tidak signifikan adalah risiko menular dan menyebarnya HpHKdisimpulkan rendah, sangat rendah, dan dapat diabaikan.

Jika hasil penilaian konsekuensi adalah berdampak minor padaprovinsi dan nasional, signifikan pada nasional, atau sangatsignifikan pada nasional, maka konsekuensi dinyatakansignilikan.

Jika hasil penilaian konsekuensi adalah berdampak minor padakabupaten kota, minor pada tingkat kecamatan ke bawah, dan

20

Page 21: KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN KARANTINA PERTANIANbbkpsoetta.com/images/Karantina/perundangan/... · Mengingat MtrNETAPKAN: KEPUTUSAN KEPALA BADAN TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYAKIT HEWAN

tidak signifikan pada tingkat kecamatan ke bawah, makakonsekuensi dinyatakan tidak signifikan.

3.3.4. Estimasi Risiko HPHK

Estimasi risiko dilakukan dengan memperhatikan tingkat risikoHPHK yang telah ditetapkan, yaitu: sangat tinggi, tinggi, sedang,rendah, sangat rendah, dan dapat diabaikan.

Kesimpulan Estimasi Risiko HpHK:

memperhatikan bahwa risiko masuknya AI signifikan, risikomenular dan menyebarnya AI signifikan, dan konsekuensi akibatkejadian AI signifikan, maka estimasi risiko HpHK adalah Tinggi.

21,

Page 22: KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN KARANTINA PERTANIANbbkpsoetta.com/images/Karantina/perundangan/... · Mengingat MtrNETAPKAN: KEPUTUSAN KEPALA BADAN TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYAKIT HEWAN

BAB IV

TINGKAT RISIKO HPHK

4.1. Tingkat Risiko media pembawa HpHK terdiri dari 6 (enam) ringkatanyaitu:

a. Sangat Tinggi (Certain);

b. Tinggi (High);

c. Sedang (Moderate);

d. Rendah (Iou);

e. Sangat Rendah (Very Lotu; danJ

f. Dapat Diabaikan (Negligible).

4 .2. Tingkat risiko sebagaimana dimaksud pada angka 4. 1 . ditentukanberdasarkan kombinasi signilikan atau tidak signifikannya risikomasuknya HPHK, risiko menular dan menyebarnya HpHK, dankonsekuensi kejadian HPHK.

4.3 Kombinasi sebagaimana dimaksud pada angka 4.2., merupakan peluang

kejadian HPHK sebagai berikut:

a. peluang kejadian HPHK dengan tingkat risiko Sangat Tinggi, yaituapabila pemasukan atau pengeluaran media pembawa HpHK rentanyang akan dilakukan, berasal dari negara atau area wabah.

b. peluang kejadian HPHK dengan tingkat risiko Tinggi, yaitu apabilasetelah dilakukan penilaian risiko diperoleh hasil:

i. risiko masuknya HPHK Signifikan;

2. risiko menular dan menyebarnya HPHK Signifikan; dan

3. konsekuensi terkait kejadian HPHK Signifikan.

c. peluang kejadian HPHK dengan tingkat risiko Sedang, yaitu apabilasetelah dilakukan penilaian risiko diperoleh hasil:

1. risiko masuknya HPHK Signifikan;

2. risiko menular dan menyebarnya HPHK Signifikan; dan

3. konsekuensi terkait kejadian HPHK Tidak Signifikan.

d. peluang kejadian HPHK dengan tingkat risiko Rendah, yaitu apabilasetelah dilakukan penilaian risiko diperoleh hasil:

1. risiko masuknya HPHK Signifikan;

2. risiko menular dan menyebarnya HPHK Tidak Signifikan; dan3. konsekuensi terkait kejadian HPHK Signifikan.

22

Page 23: KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN KARANTINA PERTANIANbbkpsoetta.com/images/Karantina/perundangan/... · Mengingat MtrNETAPKAN: KEPUTUSAN KEPALA BADAN TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYAKIT HEWAN

e. peluang kejadian HPHK dengan tingkat risiko Sangat Rendah yaituapabila setelah dilakukan penilaian risiko diperoleh hasil:1. risiko masuknya HPHK Signifikan;

2. risiko menular dan menyebarnya HpHK Tidak Signifikan; dan3. konsekuensi terkait kejadian HpHK Tidak Signifikan.

f. peluang kejadian HPHK dengan tingkat risiko Dapat Diabaikan yaituapabila setelah dilakukan penilaian risiko diperoleh hasil:1. risiko masuknya HPHK Tidak Signifikan;

2. risiko menular dan menyebarnya HpHK Tidak Signifikan; dan3. konsekuensi terkait kejadian HpHK Tidak Signifikan.

23

Page 24: KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN KARANTINA PERTANIANbbkpsoetta.com/images/Karantina/perundangan/... · Mengingat MtrNETAPKAN: KEPUTUSAN KEPALA BADAN TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYAKIT HEWAN

BAB V

TINGKAT PROTtrKSI PENCEGAHAN HPHK

24

5 1' Penentuan tingkat proteksi pencegahan HpHK d akukan denganmempertimbangkan peluang kejadian HpHK pada tingkat risiko yangdapat diterima.

5.2. Tingkat risiko yang dapat diterima sebagaimana dimaksud dalam 5.1.adalah sebagai berikut:

a' tingkat risiko Sangat Rendah apabila negara atau area asal memilikistatus dan situasi HpHK yang sama dengan negara atau area tujuan;

b' Tingkat risiko Dapat Diabaikan apabila negara atau area asalmemiliki status dan situasi HpHK yang tidak terdapat di negara atauarea tujuan.

5'3 Tingkat risiko sangat rendah dan dapat diabaikan sebagaimanadimaksud pada angka 5.2., merupakan tingkat proteksi pencegahanHPHK.

5 4. Tingkat proteksi pencegahan HpHK dilakukan evaluasi setiap 2 (dua)tahun sekali atau setiap kali terjadi perubahan status dan situasi HpHKdi suatu negara atau area.

5'5' Dalam hal peluang kejadian HpHK memiliki tingkat risiko SangatRendah, maka terhadap media pembawa HpHK dapat dilakukanpengeluaran dan pemasukan.

5'6' Dalam har peluang kejadian HpHK memiliki tingkat risiko Rendah,Sedang, dan Tinggi, maka terhadap media pembawa HpHK masih dapatdilakukan pengeluaran dan pemasukan apabila tingkat risikonya dapatditurunkan menjadi Sangat Rendah.

5.7. Dalam hal peluang kejadian HpHK Sangat Tinggi, terhadap mediapembawa HpHK yang rentan dilarang untuk dilakukan pemasukan danpengeluaran.

5'8' contoh tingkat proteksi untuk rencana pemasukan unggas dari Manadoke Jakarta:

Dalam contoh ini Manado dan Jakarta mempunyai status dan situasi AIyang serupa yaitu tertular AI, sehingga tingkat proteksi yang ditetapkanadalah sangat rendah.

Page 25: KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN KARANTINA PERTANIANbbkpsoetta.com/images/Karantina/perundangan/... · Mengingat MtrNETAPKAN: KEPUTUSAN KEPALA BADAN TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYAKIT HEWAN

6.1

BAB VI

MANAJEMEN RISIKO

Manajemen risiko merupakan tahapan analisis risiko yang terdiri darievaluasi risiko, evaluasi pilihan, implementasi, serta monitoring dan

review.

6.2. Manajemen risiko dilakukan dengan menetapkan persyaratan karantinahewan dan melaksanakan tindakan karantina hewan.

6.3. Persyaratan karantina hewan dan tindakan karantina hewan

sebagaimana dimaksud pada angka 6.2. dilakukan sesuai dengan

ketentuan peraturan perundangan, pedoman teknis yang telah

ditetapkan dan atau berdasarkan justifikasi ilmiah.

6.4 . Dalam hal identifikasi bahaya diperoleh kesimpulan tidak ditemukanadanya bahaya, maka terhadap media pembawa HpHK tetap dilakukanmanajemen risiko berupa tindakan karantina hewan.

6.5. Dalam ha1 peluang kejadian HPHK memiliki tingkat risiko Dapat

Diabaikan dan Sangat Rendah, tindakan karantina hewan yang

dilakukan terhadap media pembawa HPHK adalah pemeriksaan

dokumen, pemeriksaan fisik, dan pembebasan.

6.6. Apabila terhadap media pembawa HPHK sebagaimana dimaksud pada

angka 6.5., pada saat dilakukan pemeriksaan lisik ditemukan adanya

gejala HPHK Golongan II, terhadap media pembawa tersebut diberikanperlakuan.

6.7. Media pembawa HPHK sebagaimana dimaksud pada angka 6.6. apabila:

a. berhasil dibebaskan dari HPHK setelah diberikan perlakuan,

selanjutnya dilakukan pembebasan; atau

b. tidak berhasil dibebaskan dari HPHK setelah diberikan periakuan,

selanjutnya dilakukan pemusnahan. Pemusnahan untuk hewan

dilakukan dengan menerapkan kaidah kesejahteraan hewan.

6.8. Apabila media pembawa HPHK sebagaimana dimaksud pada 6.6., pada

saat dilakukan pemeriksaan fisik ditemukan adanya gejala HpHK

Golongan I, terhadap media pembawa tersebut dilakukan pemusnahan.

6.9. Dalam hal peluang kejadian HPHK memiliki tingkat risiko Rendah,

Sedang, dan Tinggi, maka terhadap media pembawa HpHK masih dapat

dilakukan pengeluaran dan pemasukan setelah dikenakan persyaratan

25

Page 26: KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN KARANTINA PERTANIANbbkpsoetta.com/images/Karantina/perundangan/... · Mengingat MtrNETAPKAN: KEPUTUSAN KEPALA BADAN TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYAKIT HEWAN

dan tindakan karantina hewan yang lebih ketat dibandingkan dengan

peluang kejadian HPHK yang memiliki tingkat risiko Sangat Rendah.

6.10. Dalam ha1 peluang kejadian HPHK Sangat Tinggi, terhadap media

pembawa HPHK yang rentan dilakukan penolakan dan atau

pemusnahan.

6. 1 1 . Contoh manajemen risiko untuk rencana pemasukan unggas dari

Manado ke Jakarta, sebagai berikut:

a. Evaluasi Risiko

Tingkat risiko dari peluang kejadian AI (estimasi risiko) adalah tinggi,

sedangkan tingkat proteksi yang ditetapkan adalah sangat rendah.

Dengan demikian dapat dicermati bahwa tingkat risiko berada pada

tiga tingkat di atas tingkat proteksi. Oleh karena itu diperlukan

tindakan karantina (manajemen risiko) yang lebih ketat sehingga

tingkat risiko dapat diturunkan menjadi sama dengan atau lebih

rendah dari tingkat proteksi. Apabila tindakan karantina hewan yang

lebih ketat tidak dapat dilakukan dan atau tidak dapat menurunkan

tingkat risiko, maka dilakukan penolakan atau pemusnahan.

b. Evaluasi Pilihan

Tingkat proteksi yang ditetapkan adalah sangat rendah, sedangkan

tingkat risiko peluang kejadian AI adalah tinggi. Untuk memberikan

penjelasan mengenai perbandingan antara tingkat proteksi dan

tingkat risiko dapat dilihat pada Tabel 2 dan Tabel 3 di bawah ini:

Tabel 2. Evaluasi Pilihan

No EvaluasiPilihanManajemen Risiko

1 Estimasi risiko

lebih tinggi dari

tingkat proteksi

Satu tingkat Pemeriksaan Dokumen

dan Fisik;

Disinleksi Kemasan.

Dua tingkat Pemeriksaan Dokumen,

Fisik, dan

Laboratorium;

Disinleksi Kemasan

Tiga tingkat Berasal

kompartemen

dari

bebas AI

26

Page 27: KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN KARANTINA PERTANIANbbkpsoetta.com/images/Karantina/perundangan/... · Mengingat MtrNETAPKAN: KEPUTUSAN KEPALA BADAN TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYAKIT HEWAN

atau dalam kurunwaktu tertentu (21

hari) tidak ada kasus

AI;

Telah dilakukan

perlakuan di daerah

asal ;

Pemeriksaan Dokumen,

Fisik, dan

Laboratorium;

Pemusnahan Kemasan.

Empat atau

lima tingkat

Ditolak

dimusnahkan

dan/ atau

2 Estimasi risiko sama dengan atau

lebih rendah dari tingkat proteksi

Pemeriksaan

dan fisik

dokumen

Tabel 3. Opsi Manajemen Risiko

No Opsi Manajemen Risiko di

Tempat Pemasukan

Keterangan

1 Berasal dari kompartemen bebas

AI / dalam kurun waktu tertentu

(2 t hari) tidak ada kasus At

Dinyatakan dalam SKKH

sebelum diterbitkan SKH

drh Karantina di tempat

pengeluaran dan/ataudinyatakan dalam

deklarasi sertifikat

kesehatan hewan dari drh

Karantina di tempat

pengeluaran.

Perlakuan Telah dilakukan disinfeksi

terhadap kemasan di

tempat pengeluaran

27

I

2

l3 lPemeriksaan Dokumen, Fisik. Apabila sudah dilakukan.uji laboratorium di tempat

Page 28: KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN KARANTINA PERTANIANbbkpsoetta.com/images/Karantina/perundangan/... · Mengingat MtrNETAPKAN: KEPUTUSAN KEPALA BADAN TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYAKIT HEWAN

dan Laboratorium pengeluaran, tidak perlu

dilakukan uji laboratorium

Iagi di tempat pemasukan.

I Pemusnahan Kemasan Di tempat pengeluaran

dilakukan disinfeksi, di

tempat pemasukan atau

tempat tujuan dilakukanpemusnahan.

c. Implementasi

Manajemen risiko di tempat pemasukan dan pengeluaran dilakukanoleh petugas karantina hewan setelah mendapat surat edaran dariBadan Karantina Pertanian. Tindakan karantina hewan yangdilakukan telah dipertimbangkan benar_benar dapatdiimplementasikan oleh petugas karantina hewan. Tindakankarantina hewan didokumentasikan di dokumen karantina.

d. Monitoring dan Review

Dokter hewan karantina pusat melakukan monitoring terhadapimplementasi tindakan karantina hewan yang d akukan oleh dokterhewan UPTKP sebagai upaya manajemen risiko. Apabila dalampelaksanaan monitoring ditemukan adanya kelemahan kebijakanmanajemen risiko, maka dokter hewan karantina pusat melakukanreview terhadap ketentuan analisis risiko HpHK.

Dokter hewan UPTKP memberikan umpan balik kepada dokter hewankarantina pusat terkait dengan implementasi kebijakan manajemenrisiko.

Page 29: KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN KARANTINA PERTANIANbbkpsoetta.com/images/Karantina/perundangan/... · Mengingat MtrNETAPKAN: KEPUTUSAN KEPALA BADAN TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYAKIT HEWAN

7 .1. Komunikasi risiko dilakukan oleh tim sejak dilakukannya identifikasibahaya sampai dengan pelaksanaan manajemen risiko.

7.2. Komunikasi risiko sebagaimana dimaksud pada angka 7.1. disampaikansecara terbuka disertai berbagai dasar ilmiah, pertimbangan,pelaksanaan, dan kesimpulan selama analisis risiko dilakukan.

7.3. Komunikasi risiko disampaikan kepada berbagai pihak yang memilikiketerkaitan dan terdampak oleh hasil analisis risiko yang dilakukan.

7.4. Tim melaporkan hasil pelaksanaan analisis risiko kepada Kepala BadanKarantina Pertanian.

Hasil pelaksanaan analisis risiko sebagaimana dimaksud dalam BAB IIdapat dipergunakan untuk:a. bahan penyusunan dan penyempurnaan kebijakan karantina hewan;

dan

b. dasar pelaksanaan tindakan karantina hewan di tempat pemasukandan pengeluaran.

7.6 Dasar pelaksanaan tindakan karantina hewan sebagaimana dimaksudpada angka 7.5. huruf b, disampaikan oleh Badan Karantina pertanian

kepada U KP dalam bentuk surat edaran.

29

BAB VII

KOMUNIKASI RISIKO

Page 30: KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN KARANTINA PERTANIANbbkpsoetta.com/images/Karantina/perundangan/... · Mengingat MtrNETAPKAN: KEPUTUSAN KEPALA BADAN TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYAKIT HEWAN

BAB VIII

PEMBIAYAAN

8.1. Biaya pelaksanaan analisis risiko HPHK, dibebankan pada anggaran

kantor pusat Badan Karantina Pertanian.

8.2. Biaya operasional manajemen risiko HPHK, dibebankan pada masing-

masing UPIKP dalam bentuk anggaran operasional tindakan karantina

hewan.

30

Page 31: KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN KARANTINA PERTANIANbbkpsoetta.com/images/Karantina/perundangan/... · Mengingat MtrNETAPKAN: KEPUTUSAN KEPALA BADAN TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYAKIT HEWAN

Petunjuk Teknis

tanggungjawab.

BAB ]X

PENUTUP

1n1 ditetapkan untuk dilaksanakan dengan penuh

KEPALA BADAN KARANTINA PERTANIAN,

RPINI

@

TI NA $

31

(

\\7,