KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA fileSelain ancaman terorisme, ancaman non tradisional...

18

Transcript of KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA fileSelain ancaman terorisme, ancaman non tradisional...

Page 1: KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA fileSelain ancaman terorisme, ancaman non tradisional lainnya yang muncul saat ini telah merebak pula lewat pintu sendi ... • Dengan memanfaatkan
Page 2: KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA fileSelain ancaman terorisme, ancaman non tradisional lainnya yang muncul saat ini telah merebak pula lewat pintu sendi ... • Dengan memanfaatkan

KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL POTENSI PERTAHANAN

PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN

TERORISME DI INDONESIA

UNTUK

KADER BELA NEGARA

JAKARTA 2016

Page 3: KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA fileSelain ancaman terorisme, ancaman non tradisional lainnya yang muncul saat ini telah merebak pula lewat pintu sendi ... • Dengan memanfaatkan

PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN TERORISME DI INDONESIA

• Perkembangan kejahatan terorisme global telah menunjukkan

peningkatan yang cukup signifikan baik modus, kuantitas maupun

kualitasnya, Indonesia tidak lepas dari sasaran terorisme. Terungkap

fakta adanya keterkaitan jaringan militan lokal dengan jaringan

internasional. Selain ancaman terorisme, ancaman non tradisional

lainnya yang muncul saat ini telah merebak pula lewat pintu sendi

kehidupan bangsa.

• Aktifitas teroris telah membidik dan memanfaatkan ideologi dan

agama bagi masyarakat dunia sebagai garapan agar memihak

kepada perjuangan mereka. Oleh sebab itu perlu ditangani secara

bijak. Untuk mencegah dan menanggulangi segala bentuk tindakan

dan kegiatan teroris, Pemerintah Indonesia menyikapi fenomena

terorisme secara arif, menganilisis berbagai aspek kehidupan

bangsa saat ini,guna memerangi aksi terorisme, bersama dunia

internasional.

• Dengan memanfaatkan kemampuan teknologi modern saat ini teroris

dapat menghancurkan sasaran yang diijinkan dari jarak jauh, seperti

telepon genggam atau bom bunuh diri seperti yang terjadi di Bali.

Kondisi Pencegahan dan Penanggulangan Terorisme Saat Ini.

Sejumlah peristiwa terorisme menunjukkan adanya mata rantai antara

kelompok dalam dan luar negeri. Dari hasil pengungkapan kasus di

Indonesia merupakan jaringan teroris Internasional dimana keberadaanya

dengan segala aktifitasnya tidak dapat terdeteksi secara dini sehingga

sulit untuk dicegah dan ditangkal.

Kejadian Menonjol.

Berbagai peristiwa pengeboman memakan korban jiwa dan merusak

sarana dan prasarana yang ada. Beberapa peristiwa aksi teroris yang

terjadi signifikan di Indonesia antara lain:

• 1998,di Gedung Atrium Senin, Jakarta

• 1999,di Plaza Hayam Wuruk dan Masjid lstiqlal Jakarta.

• 2000,di Gereja GKPI dan Gereja Katolik Medan serta rumah

Dubes Filipina

• 2000 dan 2001, Peledakan di beberapa Gereja di malam Natal.

• 2002,Peledakan di Kuta Bali, Mc Donald Makasar

Page 4: KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA fileSelain ancaman terorisme, ancaman non tradisional lainnya yang muncul saat ini telah merebak pula lewat pintu sendi ... • Dengan memanfaatkan

2

• 2003, Peledakan di JW Marriot

• 2004, Peledakan di Kedubes Australia

• 2005, Peledakan bom Bali II

Aksi teror tersebut bila terus berlanjut akan dapat mengancam stabilitas

politik dan keamanan yang pada gilirannya akan menghambat kelancaran

pembangunan nasional.

Pencegahan dan penanggulangan saat ini.

Berbagai upaya yang telah dilakukan pemerintah khususnya langkah-

langkah aparat keamanan dalam pengungkapan pelaku terorisme,

mendapat tanggapan beraneka ragam dikalangan masyarakat, khususnya

kelompok umat Islam yang sensitif terhadap isu terorisme karena

dikaitkan dengan agama islam. Menguatnya perbedaan sikap pro dan

kontra sesuai tanpa memperdulikan kepentingan nasional, menimbulkan

rasa saling curiga dikalangan masyarakat dan ketidak percayaan terhadap

pemerintah khususnya aparat keamanan dalam menangani terorisme di

Indonesia. Selain itu kerjasama tingkat ASEAN telah dilaksanakan. Sikap

kehati-hatian pemerintah Indonesia dalam mencegah dan menanggulangi

teroris, dapat dilihat dari kebijakan dan langkah-langkah antisipatif, terkait

dengan peristiwa Bali tanggal 12 Oktober 2002. Dalam melakukan

pencegahan dan penanggulangan terorisme pemerintah telah membentuk

lembaga-lembaga khusus guna menghadapi terorisme yang berkembang

di tanah air belakangan ini, lembaga-lembaga tersebut antara lain :

1. intelijen

Aparat intelijen yang dikoordinasikan oleh Badan Intelijen Negara

(berdasarkan Keppres No. 6 Tahun 2003), yang telah melakukan

kegiatan dan koordinasi intelijen dan bahkan telah membentuk Joint

Analysist Terrorist (JAT) upaya untuk mengungkap jaringan teroris di

Indonesia

2. TNI dan POLRI

Telah meningkatkan kinerja satuan anti terornya. Upaya

penangkapan terhadap mereka yang diduga sebagai jaringan

terorisme di Indonesia sesuai dengan ketentuanhukum yang berlaku

masih mendapat reaksi kontroversial dari sebagian kelompok

masyarakat dan diwarnai berbagai komentar melalui media massa

yang mengarahkepada terbentuknya opini seolah-olah terdapat

tekanan asing.

Page 5: KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA fileSelain ancaman terorisme, ancaman non tradisional lainnya yang muncul saat ini telah merebak pula lewat pintu sendi ... • Dengan memanfaatkan

3

3. Kerjasama lnternasional

Berbagai upaya kerjasama telah dilakukan antara lain dengan

beberapa negara seperti Thailand, Singapura, Malaysia, Philipina,

dan Australia, bahkan negara- negara seperti Amerika Serikat,

Inggris, Kanada, Perancis, dan Jepang. Masalah ekstradisi antara

pemerintah Singapura dan Indonesia belum terealisasi.

Implikasi terhadap Persatuan dan Kesatuan Bangsa. Kekhawatiran

masyarakat terhadap bahaya teror bom masih ada. Hal ini apabila

tidak segera ditangani secara bijak akan mempengaruhi roda

perekonomian. Di sisi lain, penindakan, penangkapan atau

pemeriksaan oleh aparat terhadap siapa dan organisasi yang ada di

masyarakat perlu sikap hati-hati, agar tidak menimbulkan sentimen

negatif di kalanganmasyarakat itu sendiri, pemerintah diangapnya

diskriminatif atau muncul berbias pada permasalahan baru yang

bernuansa SARA.

Permasalahan yang dihadapi. Permasalahan yang dihadapi dalam

pencegahan dan penanggulangan terorisme yaitu : Penegakan

hukum terhadap sistem kejahatan terorisme masih lemah. Kualitas

SDM mudah dimanfaatkan dan masih rentan terhadap aksi

penggalangan menjadi simpatisan kelompok teroris. Tingkat

kewaspadaan masyarakat terhadap modus operandi teroris masih

lemah.

Kemampuan aparat keamanan dalam mendeteksi dini, menangkal,

mencegah dan menangkap kelompok teroris masih terkendala baik

peralatan maupun koordinasi di lapangan.

Pengaruh perkembangan Lingkungan Strategis

1. Global

Issue global yang meliputi demokratisasi, HAM dan lingkungan hidup

telah berkembangke arah perang melawan teroris internasional

bahkan beberapa negara maju telah menerapkan konsep

penyerangan awal terhadap terorisme yang berada di

negaratertentu. Meskipun banyak negara yang tidak menyetujuinya

tetapi konsep tersebut tetap disosialisasikan secara Internasional

yang disponsori olehAmerika Serikat. Sikap Amerika Serikat yang

selalu memihak kepada Israel,sehingga masyarakat muslim dunia

yang berpihak pada perjuangan Palestina menaruh sikap antipati

terhadap politik Amerika.

Page 6: KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA fileSelain ancaman terorisme, ancaman non tradisional lainnya yang muncul saat ini telah merebak pula lewat pintu sendi ... • Dengan memanfaatkan

4

2. Regional

Lemahnya penegakan hukum dan sistem keamanan kawasan,

dimanfaatkan oleh para penyelundup untuk penyelundupan senjata

api masuk ke Indonesia dengan sasaran daerah-daerah konflik

seperti Aceh dan Poso. Wilayah Thaiiand Selatan yang memiliki

warga muslim Islam fundamentalis telah diklaim oleh Kelompok Al

Jemaah Al Islamiyah sebagai bagian dan Daulah islamiyah

Nusantara. Kelompok Abu Sayyaf di Filipina disinyalir ada kaitan

dengan jaringan kelompok teroris internasional dankelompok Al

Jemaah Al Islamiyah di Indonesia. Kelompok Al Jemaah Al Islamiyah

yang merupakan jaringan teroris internasional lahir di wilayah Johor

Malaysiapada tahun 1995. Kondisi tersebut telah memasuki cara

berpikir masyarakat marginal dipedesaan.

3. Nasional

a) Ideoiogi. Adanya kelompok untuk mengubahPancasila dengan

Ideologi lain yang berorientasi kepada agama, faham liberal

atau faham sosialis/komunis. Ada upaya kelompok agama ingin

memasukkan Syariat Islam secara konstitusional. Kelompok

faham sosialis/komunis melalui kelompok radikal berbasis

sosial/komunis selalu berupaya untuk mencabut Ketetapan

MPRSNo.XXV/MPRS/1966 sehingga ajaran komunis dapat

hidup kembali di wilayah Republik Indonesia.

b) Politik. Permasalahan pelaksanaan otonomi daerah dan

pemekaran wilayah di beberapa daerah di Indonesia terkesan

dipaksakan. Pemaksaan keinginan ini merupakan salah satu

wujud distorsi perpolitikan di Indonesia yang pada gilirannya

berkembang issue timbul nya ancaman disintegrasi bangsa.

Proses demokrasi yang tidak didukung oleh budaya partisipasi

politik akan menimbulkan sikap arogansi, ingin kebebasan yang

tanpabatas dan bermuara pada disintegrasi. Kondisi demikian

merupakan suasana nyaman tumbuhnya aksi teror

pemaksaaan kehendak.

c) Ekonomi. Krisis ekonomi yang berkepanjangan mengakibatkan

rapuhnya sistem ekonomi bangsa terhadap daya saing

perdagangan global, semakin jauh ketertinggalan dari

kemampuan memiliki posisitawar ekonomi di mata dunia.

Berakibat pada kemiskinan masyarakat yang tidak tertolong

dan pada gilirannya masyarakat memilih caranya sendiri yaitu

Page 7: KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA fileSelain ancaman terorisme, ancaman non tradisional lainnya yang muncul saat ini telah merebak pula lewat pintu sendi ... • Dengan memanfaatkan

5

jalanradikal kekerasan teror tanpa menghiraukan jatuhnya

korban yang tidak berdosa.

d) Sosial Budaya. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi

terutama informasi dan komunikasi di satu sisi meningkatkan

kesejahteraan masyarakat luas, di sisi lain dapat

mempengaruhi lunturnya semangat kebangsaan, rasa cinta

tanah air, kesadaran bela negara dan kesadaran

mendahulukan kepentingan kepentingan pribadi atau golongan

daripada kepentingan umum. Masih adanya keinginan

sekelompok umat muslim untuk menegakkan syariat Islam

sebagai landasan hidup bangsa Indonesia melalui serangkaian

kegiatan jalur formal maupun non formal dan tidak jarang

diakukan secara ekstrim radikal sehingga dapat berpengaruh

terhadap keharmonisan hubungan antar umat beragama,yang

rentan menimbulkan perselisihan dan konflik antar agama.

e) Pertahanan Keamanan. Masih terjadi berbagai konflik di

beberapa daerah di wilayah Indonesia yang masih berpotensi,

seperti Poso,Papua dan beberapa daerah lainnya. Kasus-kasus

pembaiakann liar, pencucian uang dan pengamanan sumber

daya alam dari praktek-praktek kegiatan ilegal ekonomi Lain

nya akan bermuara pada stabilitas terganggu, berakibat

ketidakpercayaan masyarakat kepada aparat keamanan dan

penegak hukum semakin kental.

Peluang dan Kendala

Demokratisasi di Indonesia telah berjalan menuju pada perubahan

ke arah tatanan kehidupan yang diinginkan masyarakat. Dukungan

internasonal terhadap keutuhan NKRI secara politis, perlu disikapi secara

arif dan koreksi kedalam. Daya dukung sumber daya alam dan potensi

pasar di Indonesia, adalah beberapa dari peluang sebagai modal dasar.

Disisi lain, kualitas SDM, keterpurukan ekonomi yang berkepanjangan dan

menurunnya kesadaran wawasan kebangsaan serta Bela Negara

merupakan kendala yang harus ditangani segera.

Kondisi Pencegahan Dan Penanggulangan Terorisme Yang

Diharapkan

Pemerintah beserta aparat keamanan dan birokrasi memiliki sikap

arif, penuh ketenangan berfikir sehingga mendapatkan cara-cara yang

tepat dan akurat dalaifi menangani terorisme. Masyarakat telah menjadi

kesatuan pandang dalam menyikapi melawan terorisme. Kemampuan

Page 8: KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA fileSelain ancaman terorisme, ancaman non tradisional lainnya yang muncul saat ini telah merebak pula lewat pintu sendi ... • Dengan memanfaatkan

6

aparat keamanan telah dapat kerjasama dengan seluruh komponen

bangsa. Penegakan hukum dapat diwujudkan dan telah dilengkapi dengan

perangkat peraturan perundang-undangan, kerjasama internasional tidak

menimbulkan pro dan kontra pemahaman. Kesadaran masyarakat secara

aktif berbuat dan melakukan deteksi dini, identifikasi dini dan penangkalan

terhadap perkembangan ancaman terorisme yang dilandasi rasa

tanggung jawab dan kesadaran yang tinggi, sebagai bangsa yang

bermartabat. Dengan landasan Wawasan Nusantara yang tangguh,

bangsa Indonesia diharapkan memiliki sikap mental dan perilaku yang

mampu mendeteksi, mengidentifikasi, menilai dan menganalisis sejak dini

secara hati-hati terhadap berbagai bentuk ancaman terutama teroris

internasional di Indonesia.

ANALISIS. Membendung langkah teroris dilndonesia, perlu melihat

secara obyektif karakteristik daerah, potensi yang dimilki dan aspek yang

mempengaruhi. Seberapa besar peranan masing-masing instansi terkait,

aparat keamanan dan seluruh komponen masyarakat termasuk tingkat

kewaspadaan bela lingkungan terhadap bahaya terorisme harus terukur

dan teruji. Segala upaya untuk menghadang tindakan terorisme harus

dilandasi tanpa mengorbankan kepentingan nasional dan sensitifitas

SARA, pada hakekatnya kemajemukan identitas NKRI harus tetap terjaga.

Untuk menengarai, menuduh bahkan menangkap sekalipun terhadap

seseorang atau kelompok orang adalah teroris, baik teroris lokal maupun

teroris internasional tidak mudah. Memerlukan data akurat dan

pencermatan indikasi-indikasi dalam kurun waktu yang relatif panjang.

Dengan mencermati apa yang telah terjadi modus operandi tindak

kejahatan terorisme berupa bom-bom yang sudah meledak, temuan bom

yang belum meledak dan perangkat yang digunakan terorisme serta

tempat persembunyian kaum teroris.

Ada beberapa rumusan masalah yang telah teridentifikasi pada

pembahasan sebelumnya, yaitu :

- Penegakan hukum terhadap penanggulangan terorisme masih

lemah. Teroris mudah memanfaatkan kualitas SDM masyarakat yang

masih rendah untuk digalang menjadi simpatisan atau pelaku bom

bunuh diri.

- Kepedulian masyarakat serta kewaspadaan terhadap terorisme

masih lemah. Kemampuan aparat untuk mendeteksi, menangkal,

mencegah, menangkap tokoh teroris belum optimal. Guna

merumuskan konsepsi pencegahan dan penanggulangan terorisme

dalam rangka menjaga tetap tegaknya keutuhan NKRI secara

komprehensif dan integral,diperlukan analisis dari berbagai aspek

tinjauan yang terkait dan saling mempengaruhi.

Page 9: KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA fileSelain ancaman terorisme, ancaman non tradisional lainnya yang muncul saat ini telah merebak pula lewat pintu sendi ... • Dengan memanfaatkan

7

Analisis dari penulisan ini ditinjau dari aspek astagatra yang sementara ini

menurut pandangan penulis cukup mendekati pada pemecahan masalah.

Tinjauan Dari Aspek Politik.

Aksi teror tidak mengenal diskriminatif target, membuat keharusan

membangun sistem keamanan terhadap manusia dan obyek vital baik

militer maupun nonmiliter di banyak negara. Dampak terorisme di bidang

politik, antara lain :

Gangguan terhadap kehidupan demokrasi, roda pemerintahan tidak

berjalan lancar, Pemerintah yang lemah bisa jatuh. Berbagai kerja sama

internasional dikembangkan untuk mendesak langkah kooperatif dalam

melawan terorisme. Perang melawan terorisme, perdebatan politik terjadi

di sejumlah negara, termasuk dilndonesia, antara upaya membangun

sistem keamanan dengan pembatasan kebebasan di satu sisi dan antara

sistem keamanan nasional dengan multi nasional di sisi lainnya. Lepas

dari pertarungan politik dalam dan luar negeri, sentimen baru melawan

terorisme telah membuka babak baru perkembangan arah poltik dunia.

Indonesia perlu mewaspadai dan harus ada upaya pencegahan adalah

ketika parateroris internasional memanfaatkan kondisi politik atau sosial

budaya dalam negeri saat ini, masih rentan terhadap SARA, keniscayaan

kebhinekaan NKRI terancam. Perdebatan tentang adanya bahaya

terorisme berlangsung diwarnai nuansa politis. Hal demikian masih dalam

kewajaran, karena masyarakat Indonesia sedang dalam transisi

perubahan menuju masyarakat yang demokratis, bebas menyatakan

pendapatnya. Wacana politik apapun yang terjadi, yang penting adalah

politik kontrol tidak membiarkan peredaran bahan peledak, pengawasanke

imigrasian dan kepabeanan merupakan langkah politik praktis yang tepat

pada saat ini serta di masa datang.

Tinjauan Dari Aspek Ekonomi

Jaringan teroris sangat memerlukan sumber dana maupun sumber daya

manusia untuk melakukan aksinya. Dana merupakan satu hal penting,

bukan hanya untuk pembelian senjata, alat-alat penghancur bahan

peledak untuk bom, tetapi juga untuk mempertahankan hidup sel-sel

pengikutnya. Dana didapatkan dari kegiatan ¡Ilegal perdagangan,

prostitusi, judi dan sebagainya. Melalui pencucian uang hasil kejahatan

komersial, penyelundupan dan korupsi, dana menjadi bersih asai usulnya,

sah dan sulit ditelusuri. Mengingat sangat kompleksnya masalah

pencucian uang karena terkait dengan pendeteksian dini dan harus

Page 10: KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA fileSelain ancaman terorisme, ancaman non tradisional lainnya yang muncul saat ini telah merebak pula lewat pintu sendi ... • Dengan memanfaatkan

8

dilakukan secara tertutup, maka institusi intelijen sangat diperlukan di

dalam perumusan pencegahan terhadap kejahatan terorganisir.

Tinjauan Dari Aspek Sosiai Budaya dan Agama

Aksi terorisme belum dapat dihentikan, artinya sekalipun perang melawan

teroris megincar dilaksanakan dan agenda hubungan internasional untuk

komitmen bersama melawannya, serangan terorisme terus berlangsung.

Terorisme tegas dinyatakan tidak bisa dikaitkan dengan agama tertentu,

karena semua agama mengutuk terorisme. Namun untuk meiawan

terorisme tidak salah bila menggunakan metoda lain yaitu menggunakan

soft power persuasif antara lain mengikut sertakan tokoh-tokoh agama

dalam upaya menetralisir pembibitan dan penyebaran ajaran radikalisme.

Keberhasilan Indonesia dalam membongkar sejumlah aksi teror selama

ini, tidak berarti pada kesimpulan akhir bahwa penganut agama Islam

memiliki pemikiran sama terhadap pemahaman terorisme yang

berkembang di Indonesia. Perang melawan terorisme harus dilihat

sebagai perang gagasan yang mengarah pada memenangkan pikiran dan

hati masyarakat untuk tidak simpati dan tidak mendukung gagasan para

teroris. Hal demikian harus diiaksanakan secara serempak dengan

memusatkan faktor-faktor terkait seperti kemiskinan, pendidikan dan

masalah sosial lainnya. Gerakan reformasi politik dan ekonomi sedang

berlangsung di Indonesia, namun hasilnya belum maksimal bahkan aksi-

aks* Ketidakpuasan terhadap tatanan politik dan ekonomi bermunculan

berupa unjuk rasa anarkis.

Tinjauan Dari Aspek Kemajuan Teknologi.

Bagi kaum teroris menjalin komunikasi dengan dunian luar melalui

internet, merupakan sarana utamanya melalui pembuatan situs online

maka komunikasi lintas Negara dapat dilakukan dengan leluasa tanpa

diketahui siapa, apa dan bagaimana, kecuali hanya kelompok jaringannya

yang dapat mengerti. Teknologi cyber (dunia maya) dimanfaatkan untuk

tindak kejahatan cyber crime dengan istilah hacking, carding dan hosting

serta penyebar luasan artikel melalui situs jihad. Sebagai contoh carding,

pencurian data dan dana kartu kredit melalui jaringan internet. Inilah yang

disebut pergeseran modus dengan memanfaatkan kemajuan teknologi

informasi. Untuk mencegah cyber crime antara lain dapat dilakukan

dengan cara berpatroli di dunia maya juga. Namun hingga kini, aparat

keamanan dan intelijen masih banyak kekurangan yang dihadapi, belum

memiliki pegangan security management, termasuk peralatan

pengamanannya. Disamping itu kelemahan lain yang harus ditinggalkan

Page 11: KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA fileSelain ancaman terorisme, ancaman non tradisional lainnya yang muncul saat ini telah merebak pula lewat pintu sendi ... • Dengan memanfaatkan

9

yaitu belum adanya konsistensi dan keseriusan dalam mencegah

terjadinya aksi terorisme oleh semua pihak. Sinergitas instansi lainnya

seperti bea cukai, imigrasi, perhubungan dan keuangan/perbankan sangat

diperlukan guna pencegahan terorisme di Indonesia.

Tinjauan Dari Aspek Kebijakan.

Untuk melawan terorisme membutuhkan sebuah kebijakan

penanggulangan terorisme yang bersifat komprehensif baik dalam tataran

kewenangan maupun pelaksanaan kontra terorisme yang bersifat umum

dan menyeluruh. Diperlukan cakupan dua bidang kebijakan namun

bersamaan dalam melawan terorisme di Indonesia, yaitu :

• Kebijakan utama yang merupakan pencegahan untuk

menghilangkan peluang bagi tumbuh suburnya terorisme di dalam

sendi kehidupan masyarakat pada aspek keadilan, demokrasi,

kesenjangan, pengangguran, kemiskinan, budaya KKN, kekerasan

dan sebagainya. Kebijakan yang melahirkan aturan-aturan untuk

mempersempit peluang terjadinya aksi teror dalam artian

mempersempit ruang maupun sumber daya teroris.

• Kebijakan yang merupakan instrumen yang menitik beratkan pada

aspek penindakan diwujudkan dalam deteksi dini, cegah dini dan

respon cepat terhadap indikasi dan aksi-aksi teror, yang menuntut

profesionalitas dan proporsionalitas bagi instrument penindak yang

diberi wewenang. Penindakan terhadap teror harus dilakukan,

namun tetap menjunjung tinggi regulasi mengenai code of conduct

atau rule of engagement, sehingga apapun tindakan yang dilakukan

melawan terorisme akan terbebas dari persoalan pro dan kontra

dalam opini masyarakat.

• Kebijakan, strategi, metoda, teknik, taktik dan pendekatan untuk

mengatasi terorisme yang diterapkan tentunya akan berbeda dari

satu negara dibanding negara lainya, mengingat adanya perbedaan

pula bentuk atau style kelompok teroris yang disebabkan oleh

adanya motif-motif terorisme seperti separatis, anarkis, dissidents,

nasionalis, mantist revolusioner atau religius. Perbedaan

penanganan juga disebabkan oleh perbedaan kondisi daerah,

budaya, adat/istiadat, hukum, sumber daya serta kemampuan satuan

anti teror yang tersedia. Indonesia dalam memerangi terorisme harus

mempertimbangkan kondisi yang berlaku terutama bidang hukum,

sosial dan budaya bangsa, bila tidak justru akan menciptakan kondisi

yang kontra produktif.

Page 12: KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA fileSelain ancaman terorisme, ancaman non tradisional lainnya yang muncul saat ini telah merebak pula lewat pintu sendi ... • Dengan memanfaatkan

10

Tinjauan Dari Aspek Implementasi Penanggulangan Terorisme.

Impelementasi memerangi aksi terorisme dilakukan melalui upaya-upaya

represif, preventiv, resosialisasi dan rehabilitasi serta pengembangan infra

struktur pendukung. Terdapat beberapa hambatan dalam pemberantasan

terorisme bahwa pertama, langkah-langkah operasional penindakan

terhadap aksi teror di kawasan khususnya Asia Tenggara, termasuk

Indonesia, dianggap oleh sebagian kalangan masyarakat merupakan

skenario yang dipaksakan oleh negara-negara maju kepada negara lemah

dalam bidang politik, ekonomi, militer dan teknologi. Kedua, adanya

trauma masa lalu berdasarkan pengalaman bahwa aparat keamanan dan

sistem hukum untuk menangani terorisme untuk kepentingan kelompok

penguasa dalam rangka mengembalikan- kekuasaan otoriter seperti

sebelumnya. Kedua hal tersebut menimbulkan keengganan masyarakat

untuk berpartisipasi dalam proses politik memerangi terorisme. Diperlukan

resosialisasi, reintegrasi dan sekaligus keteladanan bahwa pertama,

langkah-langkah yang dilakukan pemerintah adalah tidak diskriminatif,

kedua, perang melawan terorisme adalah kebutuhan mendesak untuk

melindungi WNI sesuai tujuan nasional yang diamanatkan dalam

Pembukaan UUD 1945 dan ketiga, kerja sama dengan pihak asing dalam

memberantas terorisme adalah keharusan agar tidak timbul korban yang

tidak berdosa. Sebaliknya diperlukan keberanian masyarakat luas untuk

segera meiaporkan bila menemukan indikasi atau kejadian-kejadian yang

mengarah pada tindakan terorisme. Bertolak dari berbagai kegiatan yan

dilakukan dalam implementasi strategi serta besaran, luas dan

kompleksitas dampak teorisme, untuk dapat mengatasinya dipersyaratkan

kemampuan-kemampuan yang harus dimiliki oleh Pemerintah dan

Organisasi/Satuan Anti Teror. Bahwa perang melawan terorisme perlu

dilakukan secara terkoordinasi lintas instansi, lintas nasional dan secara

simultan bersifat represif, preventif, maupun rehabilitasi.

Konsepsi Pencegahan Dan Penanggulangan Terorisme.

1. Kebijakan

Pemerintah melakukan pencegahan dan penanggulangan ancaman

terorisme internasional maupun lokal yang berkolaborasi dengan

terorisme internasional dalam rangka melindungi keselamatan WNI,

dengan :

- Menghormati HAM,

- Meninjau kembali Undang-Undang Pemberantasan Terorisme

untuk mencapai kepastian hukum

Page 13: KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA fileSelain ancaman terorisme, ancaman non tradisional lainnya yang muncul saat ini telah merebak pula lewat pintu sendi ... • Dengan memanfaatkan

11

- Tindakan yang tidak diskriminatif tanpa melihat etnis maupun

agama Melakukan kerja sama internasional

- Meningkatkan kewaspadaan dan keberanian masyarakat luas

untuk melaporkan indikasi kegiatan terorisme

- Melakukan koordinasi lintas instansi, lintas nasional secara

simultan melalui langkah represif, preventif, maupun rehabilitasi

- Dan menyentuh akar terorisme melalui langkah resosialisasi

dan reintegrasi para pelaku terorisme ke dalam masyarakat”

2. Strategi.

Dengan berpedoman pada kebijaksanaan tersebut di atas dan untuk

mewujudkan kemampuan segenap komponen bangsa dalam deteksi

dini, penangkalan dini, dan pencegahan dini serta tindakan dini

terhadap segala bentuk ancaman aksi Terorisme, maka

dikembangkan strategi digunakan :

a) Strategi JangkaPendek:

Peningkatankualitas dan kapasitas aparat dalam melakukan

deteksi dan penangkalan dini terhadap perkembangan

ancaman Terorisme di Indonesia. Sasaran yang ingin dicapai

dalam penerapan strategi ini adalah:

1) Terwujudnya kesamaan dan kesatuan persepsi tentang

Terorisme

2) Terbentuknya kepribadian komponen bangsa yang

pancasilais,

3) Terbentuknya jiwa nasionalisme yang tinggi

4) Terwujudnya disiplin nasional

b) Strategi Jangka Panang:

Peningkatan kualitas dan kapasitas aparat dalam melakukan

pencegahan dan penindakan dini terhadap perkembangan

ancaman Terorisme di Indonesia. Sasaran yang ingin dicapai

dalam penerapan strategi ini adalah:

1. Meningkatnya sikap keberanian dan kemampuan segenap

komponen bangsa

2. Terbentuknya komitmen yang kuat untuk melakukan

langkah-langkah penindakan dini.

3. Terwujudnya perangkat nasional yang mampu

menjalankan fungsi dan peranan nya sesuai dengan

kewenangan.

Page 14: KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA fileSelain ancaman terorisme, ancaman non tradisional lainnya yang muncul saat ini telah merebak pula lewat pintu sendi ... • Dengan memanfaatkan

12

4. Meningkatnya peran serta segenap komponen bangsa

terhadap aksi Terorisme dilndonesia.

5. Meningkatnya kerjasama internasional.

Upaya dalam Strategi Jangka Pendek :

Peningkatan kualitas dan kapasitas aparat pemerintah.

1. Untuk mewujudkan kesamaan persepsi bangsa tentang Terorisme.

a) Pemerintah dengan tegas segera mengeluarkan statement

secara resmi dalam rangka menghadapi Terorisme di Indonesia

seperti “Pernyataan perang melawan Segala bentuk ancaman

Terorisme di dunia.

b) Pemerintah melakukan penyuluhan dan sosialisasi tentang

bahaya ancamanTerorisme di Indonesia.

c) Pemerintah melakukan pemekaran daerah di beberapa propinsi

untuk mempermudah pengawasan.

2. Untuk membentuk kepribadian komponen bangsa yang pancasilais,

diupayakan melalui:

a) Edukasi formal, sejak dini mulai dan pendidikan pra sekolah

hingga Perguruan Tinggi

b) Edukasi non formal, melalui kegiatan penyuluhan dan

sosialisasi

3. Untuk membentuk jiwa nasionalisme diupayakan melalui kegiatan:

a) Pendidikan formal, harus dilakukan oleh Pemerintah terhadap

masyarakat sejak pra sekolah sampai Perguruan Tinggi,

b) Pendidikan non formal, Pemerintah melakukan kegiatan

penyuluhan dan sosialisasi.

4. Untuk mewujudkan Disiplin Nasional diupayakan melalui:

a) Pendidikan formal, harus dilakukan pemerintah dengan

memberikan muatan materi pengetahuan pada kurikulum

pendidikan meliputi mata pelajaran Kewarganegaraan,

Kewiraan, Tata Krama dan Budi Pekerti sesuai dengan tingkat

pendidikan mulai dari tingkat pendidikan dasar sampai dengan

universitas.

c) Pendidikannon formal, dilakukan oleh pemerintah dengan

melaksanakan kegiatan penyuluhan dan sosialisasi dengan

materi penyajian tentang PeraturanPerundang-Undangan.

Page 15: KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA fileSelain ancaman terorisme, ancaman non tradisional lainnya yang muncul saat ini telah merebak pula lewat pintu sendi ... • Dengan memanfaatkan

13

Upaya dalam Strategi Jangka Panjang :

Peningkatan kualitas dan kapasitas aparat dalam melakukan pencegahan

dan penanggulangan dini terhadap perkembangan ancaman Terorisme di

Indonesia.

1. Untuk memelihara dan meningkatkan keberanian komponen bangsa,

diupayakan melalui kegiatan:

a) Sosialisasi tentang bahaya dan ancaman Terorisme.

b) Melakukan dialog interaktif dan komunikasi secara intensif.

2. Untuk membentuk komitmen yang kuat bagi segenap komponen

bangsa, diupayaka melalui kegiatan:

a) Memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang prosedur

pencegahan dan penindakan dini.

b) Menyelenggarakan pelatihan pencegahan dan penindakan dini.

c) Membangun kesadaran akan tanggung jawab dan komitmen

bersama.

d) Melakukan pengawasan dan pengaturan kegiatan.

e) Meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan semua

komponen bangsa.

f) Menghilangkan faktor-faktor korelatif penyebab yang dapat

dieksploitasi.

g) Meningkatkan pengamanan dan pengawasan.

h) Melakukan pengetatan pemberian dokumen.

i) Melaksanakan penertiban administrasi.

3. Mewujudkan perangkat nasional yang mampu menjalankan fungsi

dan peranannya dengan melakukan refungsionalisasi dan revitalisasi

sebagai berikut:

a) Aparat Intelijen. Refungsionalisasi dan revitalisasi aparat

Intelijen dengan membuat aturan perundang-undangan yang

mengatur masalah tentang Intelen dilndonesia.

b) Tentara Nasional Indonesia (TNI). Diperlukan kekuatan hukum,

sarana prasarana,anggaran yang memadai didukung dengan

mekanisme dan prosedur operasional yang jelas.

c) Kepolisian Negara Republik Indonesia. Perlu diupayakan

peningkatan kemampuan profesionalisme Polri khususnya

pencegahan dan penanggulangan Tindak PidanaTerorisme,

d) Criminal Justice System (CJS) dengan kegiatan:

(1) Melakukan langkah-langkah untuk penyamaan persepsi

(2) Melaksanakan pelatihan, pertemuan, seminar, sarasehan

dan dialog.

(3) Meningkatkan kerjasama penanganan kasus.

Page 16: KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA fileSelain ancaman terorisme, ancaman non tradisional lainnya yang muncul saat ini telah merebak pula lewat pintu sendi ... • Dengan memanfaatkan

14

e) Desk Koordinasi Pemberantasan Terorisme (DKPT). Melalui

upaya :

(1) Mengkoordinasikan dan mengendalikan operasional

lembaga- lembaga nasional yangbertugas, berkewajiban

dan berwenang memberantas Terorisme di Indonesia.

(2) Perlu disusun peraturan perundang-undangan yang dapat

mengakomodir semua kepentingan perangkat nasional

dan dapat dioperasionalkan secara lebih terkoordinasi,

sinergik dan holistik dalam rangka pemberantasan

Terorisme dilndonesia.

f) Memperkuat dan mempertahankan serta meningkatkan

kerjasama

g) Melakukan pengawasan terhadap lalu lintas serta mendeteksi

terhadap kemungkinan para teroris memperoleh bahan peledak

dan senjata.

h) Memutus hubungan para teroris dengan sindikat kriminal

lainnya.

i) Mengembangkan prosedur dan mekanisme untuk mencegah

adanya tempat pelarian dan tempat persembunyian para

teroris.

j) Meningkatkan pengamanan pada kepentingan-kepentingan

internasional.

k) Memperluas pelaksanaan kerjasama dibidang investigasi,

penuntutan dan ekstradiksi.

4. Untuk meningkatkan peran serta segenap komponen bangsa

ditempuh melalui upaya pemberdayaan masyarakat dengan

melakukan kegiatan:

a) Melakukan komunikasi dan dialog.

b) Menggalakkan Siskamswakara di seluruh wilayah Indonesia

dengan upaya:

(1) Meningkatkan penertiban administrasi.

(2) Menggalakkan ketentuan wajib lapor.

(3) Membina sistem pengamanan swakarsa.

(4) Menyiagakan perangkat tanggap darurat.

(5) Meningkatkan kerjasama internasional.

c) Menjelaskan secara bijak dan diplomatis kepada dunia

Internasional.

d) Menindaklanjuti MOU yang telah disepakati bersama.

Page 17: KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA fileSelain ancaman terorisme, ancaman non tradisional lainnya yang muncul saat ini telah merebak pula lewat pintu sendi ... • Dengan memanfaatkan

15

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan.

Pencegahan dan penanggulangan terorisme membutuhkan suatu

kerjasama secara menyeluruh. Selain kualitas dan kuantitas aparat yang

telah dibentuk pemerintah juga perlu adanya dukungan terhadap

kepedulian masyarakat, karena dengan melibatkan masyarakat

penanggulanan dan pencegahan secara dini terhadap seluruh aksi atau

kegiatan terorisme dapat dengan mudah diatasi.

Sistem pertahanan dan keamanan semesta dimana TNI dan Polri

merupakan elemen utama dalam menghadapi aksi kejahatan terorisme

harus selalu melakukan koordinasi dengan instansi-instansi pemerintah

lainnya atau dengan swasta atau elemen sipil lainnya karena dukungan

dan koordinasi dalam mendeteksi dan mengatasi berbagai permasalahan

teroris akan mudah diatasi.

Didalam pencegahan dan penanggulangan terorisme di Indonesia

dibutuhkan suatu badan ekstra semacam lembaga anti terorisme nasional

yang pengawakannya ditangani secara terpadu antara TNI dan Polri serta

unsur masyarakat dengan dibawah satu komando pengendali. Selain

peningkatan kerjasama baik antara lembaga didalam negeri perlu juga

adanya kerjasama dengan lembaga-lembaga anti terorisme yang berada

diluar negeri yang tentunya didasari oleh kerangka hukum, karena dengan

dasar hukum yang kokoh akan menjadi dasar kebijakan nasional dan

tindakan kita dalam memerangi terorisme. Selain itu dengan dasar hukum

yang kuat diharapkan mampu melindungi berbagai kepentingan baik

kepentingan publik maupun hak-hak asasi manusia.

Saran.

Rangkaian tindakan terorisme di Indonesia telah menelan banyak

korban jiwa dan harta serta menghancurkan sendi-sendi kehidupan

masyarakat. Dalam rangka mencegah dan menanggulangi terorisme perlu

segera adanya kerjasama menyeluruh antara aparat baik TNI maupun

Polri serta dengan melibatkan seluruh lapisan masyarakat mulai tingkat

RT dan RW.

Pemerintah perlu melakukan penyuluhan dan sosialisasi tentang

bahaya ancaman terorisme yang dimulai dari para tokoh masyarakat,

tokoh agama dan tokoh pemuda serta kepada lapisan masyarakat paling

bawah. Pemerintah bersama DPR perlu segera melakukan

penyempurnaan-penyempurnaan undang-undang yang berkaitan dengan

tindakan tindak pidana terorisme karena hal ini merupakan fondasi hukum

yang kokoh dalam melindungi segala kepentingan masyarakat maupun

hak-hak asasi manusia. Pemerintah perlu segera meningkatkan

Page 18: KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA fileSelain ancaman terorisme, ancaman non tradisional lainnya yang muncul saat ini telah merebak pula lewat pintu sendi ... • Dengan memanfaatkan

16

kerjasama dengan negara-negara didunia dalam mencegah dan

menanggulangi segala bentuk tindakan terorisme karena kegiatan

terorisme dilndonesia sangat berkaitan dengan kegiatan terorisme

internasional.