KEMENTE~PERHUBUNGAN -...

5
KESEPAKATAN BERSAMA ANTARA DENGAN PEMERINTAH PROPINSI MALUKU UTARA TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DI BIDANG TRANSPORTASI NOMOR : · 2 U\ /1/ l'f 2ol(p NOM OR Pada hari ini Karnis, tanggal Delapan bulan September, tahun Dua Ribu Enam Belas ( 08-09-2016), yang bertandatangan dibawah ini: I. DR. WAHJU S. UTOMO, SH, MSi II. KH. ABDUL GHANI KASUBA LC Kepala Badan Pengembangan SDM Perhubungan, berkedudukan di Jalan Me dan Merdeka Timur Nom or 5 Jakarta Pusat, berdasarkan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 15/M Tahun 2013 tanggal 25 Januari 2013 dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Kementerian Perhu bungan, selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA. Gubernur PROPINSI MALUKU UTARA, berkedudukan di Jl. Pahlawan Revolusi No. 1, Kota Temate, Maluku Utara dalarn hal ini bertindak untuk dan atas nama serta sah mewakili Pemerintah Propinsi MALUKU UTARA, selanjutnya disebut -PIHAK KEDUA.. PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA yang secara bersama-sama disebut PARA PIHAK, dengan ini menerangkan terlebih dahulu hal-hal sebagai berikut: 1

Transcript of KEMENTE~PERHUBUNGAN -...

KESEPAKATAN BERSAMA

ANTARA

KEMENTE~PERHUBUNGAN

DENGAN

PEMERINTAH PROPINSI MALUKU UTARA

TENTANG

PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DI BIDANG TRANSPORTASI

NOMOR : \-\~ · 2U\ /1/ l'f Jt~$0Mt- 2ol(p NOM OR

Pada hari ini Karnis, tanggal Delapan bulan September, tahun Dua Ribu Enam Belas ( 08-09-2016), yang bertandatangan dibawah ini:

I. DR. WAHJU S. UTOMO, SH, MSi

II. KH. ABDUL GHANI KASUBA LC

Kepala Badan Pengembangan SDM Perhubungan, berkedudukan di Jalan Me dan Merdeka Timur Nom or 5 Jakarta Pusat, berdasarkan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 15/M Tahun 2013 tanggal 25 Januari 2013 dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Kementerian Perhu bungan, selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA.

Gubernur PROPINSI MALUKU UTARA, berkedudukan di Jl. Pahlawan Revolusi No. 1, Kota Temate, Maluku Utara dalarn hal ini bertindak untuk dan atas nama serta sah mewakili Pemerintah Propinsi MALUKU UTARA, selanjutnya disebut -PIHAK KEDUA..

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA yang secara bersama-sama disebut PARA PIHAK, dengan ini menerangkan terlebih dahulu hal-hal sebagai berikut:

1

2

6. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4849);

4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4722);

1. Undang-Undang Nomor46 Tahun 1999 tentang Pembentukan Propinsi Maluku Utara;

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

Dasar Hukum dibuatnya Kesepakatan Bersama ini sebagai berikut:

Pasal 1 DASARHUKUM

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, PARA PIHAK sepakat untuk membuat Kesepakatan Bersama berdasarkan pada prinsip kemitraan dan saling memberikan manfaat dengan ketentuan sebagai berikut:

b. bahwa PIHAK KEDUA adalah Pemerintahan PROPINSI MALUKU UTARA yang bertanggungjawab atas Pengembangan Potensi dan Sumber Daya Manusia di PROPINSI MALUKU UTARA;

c. bahwa PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA mempunyai kemampuan dan fungsi yang dapat ditingkatkan demi kepentingan bersama untuk memaksimalkan peran serta dalam pelaksanaan Pembangunan Nasional;

d. bahwa ketentuan yang termuat dalam kerjasama ini digunakan sebagai payung hukum dalam pelaksanaan kerja sama Penyelenggaraan Diklat di Bidang Transportasi oleh PARA PIHAK.

a. bahwa PIHAK PERTAMA adalah Institusi Pemerintah yang salah satu tugasnya melaksanakan Pengembangan Sumber Daya Manusia di Bidang Transportasi;

3

18. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM.189 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1844), sebagaimana telah diubah

17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2009 tentang Tata Cara Pembinaan dan Pengawasan Kerja Sama Antar Daerah;

16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 22 Tahun 2009 tentang Petunjuk Teknis Tata Cara Kerja Sama Daerah;

15. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM.52 Tahun 2007 tentang Pendidikan dan Pelatihan Transportasi, se bagaimana telah diu bah dengan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 64 tahun 2009;

14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

13. Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2015 tentang Kementerian Perhubungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 75);

12. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8);

11. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2012 tentang Sumber Daya Manusia di Bidang Transportasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5310);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kerja Sama Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4761);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah PROPINSI dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

8. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5025);

7. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4956);

4

(3) Kesepakatan Bersama ini akan dievaluasi setiap 1 (satu) tahun oleh PARA PIHAK.

(2) Perjanjian Kerjasama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuat dan ditandatangani selambat-lambatnya dalam waktu 3 (tiga) bulan sejak ditandatanganinya Kesepakatan Bersama ini oleh PARA PIHAK.

(1) Pelaksanaan Kesepakatan Bersama ini akan diatur lebih lanjut dalam bentuk Perjanjian Kerjasama, dalam hal ini akan ditandatangani oleh Pejabat setingkat Eselon II di Lingkungan PARA PIHAK, sesuai dengan Tugas dan Fungsinya yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Kesepakatan Bersama ini.

Pasal 5 PELAKSANAAN

Segala pembiayaan dalam pelaksanaan Kesepakatan Bersama ini akan diatur dalam Perjanjian Kerjasama, yang bersumber dari APBN, APBD dan sumber lainnya yang sah, sesuai Peraturan Perundang-undangan.

Pasal 4 PEMBIAYAAN

Ruang lingkup Kesepakatan Bersama ini meliputi Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Manusia di Bidang Transportasi sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.

Pasal 3 RUANG LINGKUP KERJASAMA

Maksud dan Tujuan Kesepakatan Bersama ini dibuat adalah dalam rangka Pemenuhan Kebutuhan Pengembangan Sumber Daya Manusia di Bidang Transportasi pada PIHAK KEDUA oleh PIHAK PERTAMA, melalui proses Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan di Bidang Transportasi.

Pasal 2 MAKSUD DAN TUJUAN

dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 86 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM.189 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1012);

5

DR. WAHJU S. UTOMO, SH, MSi

PIHAK PERTAMA PIHAKKEDUA

Demikian Kesepakatan Bersama ini dibuat dan ditandatangani pada hari dan tanggal sebagaimana tersebut di atas, dalam rangkap 2 (dua) asli, masing­ masing diberi materai cukup untuk PARA PIHAK dan mempunyai kekuatan hukum yang sama.

Pasal 9 PENUTUP

Dalam hal terjadi perselisihan atau perbedaan dalam penafsiran atas pelaksanaan ketentuan-ketentuan dalam Kesepakatan Bersama ini, akan diselesaikan oleh PARA PIHAK secara musyawarah untuk mencapai mufakat.

Pasal 8 PENYELESAIAN PERSELISIHAN

(2) Addendum sebagaimana dimaksud pada ayat (1), merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan dibuat sebelum Kesepakatan Bersama ini berakhir.

(1) Hal-hal yang belum diatur atau belum cukup diatur dalam Kesepakatan Bersama ini akan diatur lebihlanjut dalam bentuk Addendum yang disepakati oleh PARA PIHAK.

Pasal 7 ADDENDUM

Kesepakatan Bersama ini berlaku untuk jangka waktu 5 (lima) tahun terhitung sejak ditandatangani serta dapat diubah dan diperpanjang berdasarkan kesepakatan PARA PIHAK.

Pasal 6 JANGKA WAKTU