kematian mudigah

16
BAB I PENDAHULUAN Kehamilan ektopik ialah suatu kehamilan yang berbahaya bagi wanita yang bersangkutan berhubung dengan besarnya kemungkinan terjadi keadaan yang gawat. Keadaan gawat dapat terjadi apabila kehamilan ektopik terganggu. 1 Kehamilan ektopik merupakan keadaan emergensi yang menjadi penyebab kematian maternal selama kehamilan trimester pertama, karena janin pada kehamilan ektopik secara nyata bertanggung jawab terhadap kematian ibu, maka para dokter menyarankan untuk mengakhiri kehamilan. 2 Hal yang perlu diingat ialah bahwa pada setiap wanita dalam masa reproduksi dengan gangguan atau keterlambatan haid yang disertai dengan nyeri perut bagian bawah, perlu difikirkan dugaan adanya kehamilan ektopik terganggu. 1

Transcript of kematian mudigah

Page 1: kematian mudigah

BAB I

PENDAHULUAN

Kehamilan ektopik ialah suatu kehamilan yang berbahaya bagi wanita yang bersangkutan

berhubung dengan besarnya kemungkinan terjadi keadaan yang gawat. Keadaan gawat dapat

terjadi apabila kehamilan ektopik terganggu.1 Kehamilan ektopik merupakan keadaan emergensi

yang menjadi penyebab kematian maternal selama kehamilan trimester pertama, karena janin

pada kehamilan ektopik secara nyata bertanggung jawab terhadap kematian ibu, maka para

dokter menyarankan untuk mengakhiri kehamilan.2 Hal yang perlu diingat ialah bahwa pada

setiap wanita dalam masa reproduksi dengan gangguan atau keterlambatan haid yang disertai

dengan nyeri perut bagian bawah, perlu difikirkan dugaan adanya kehamilan ektopik terganggu.1

Page 2: kematian mudigah

BAB II

LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS PASIEN

Nama Ny EK

Umur 39 tahun

Pekerjaan Karyawan

Alamat Komplek twp al blok E RT 9/20

Status Menikah

Agama Islam

Pendidikan SLTA

Bangsa Indonesia

No rekam medis 114273

Tanggal masuk RS 25/8/14

II. ANAMNESIS : Autoanamnesa pada pasien

Keluhan utama : keluar darah dari kemaluan sejak 1 hari yang lalu

Keluhan tambahan : -

Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang ke poliklinik kandungan RSAL dengan keluhan keluar darah dari

Kemaluan sejak 1 hari yang lalu, pasien mengaku hamil 6-7 minggu, HPHT : 11-6-14.

TP : ?? , pasien menyangkal nyeri perut. Pasien mengatakan bahwa pernah mengalami

hal seperti ini pada saat mengandung anak ke 3 yaitu pada tahun 2013.

Riwayat Penyakit Dahulu

- Pernah keguguran pada tahun 2013 dan dikuret

- Riwayat pemakaian KB spiral

- Riwayat hipertensi (-)

- Riwayat DM (-)

Page 3: kematian mudigah

- Riwayat Alergi obat (-)

Riwayat penyakit keluarga

- Riwayat DM, hipertensi, asma disangkal

Riwayat Haid

- Menarche : 12 tahun

- Siklus : 28 hari, teratur

- Lamanya : 7 hari

- Dysmenore : (-)

- HPHT : 11-6-14

Riwayat Obstetrik

- Hamil ke 1 (tahun 1998) lahir spontan di tolong bidan, BB 3000g, umur 16 tahun

- Hamil ke 2 ( tahun 2002) lahir spontan di tolong bidan, BB 3100g, umur 12 tahun

- Hamil ke 3 (tahun 2013) abortus, umur kehamilan 2 bulan

- Hamil ke 4 sekarang

III. PEMERIKSAAN FISIK

A. Status generalis

- Keadaan umum : Tampak sakit ringan

- Kesadaran : Compos Mentis

- Tanda-tanda vital :

o Tekanan darah : 120/90 mmHg

o Nadi : 82x/ menit

o Respirasi : 20x/menit

o Suhu : 36,8 ◦ C

Pemeriksaan fisik :

- Mata : CA + /+ , SI -/-

- Leher : KGB dan tiroid tidak teraba membesar

Page 4: kematian mudigah

- Thoraks : C/ SI-II regular, murmur (-), gallop (-)

P/ SN versikuler, rho -/-, whe -/-

- Abdomen : , datar, nyeri tekan (-), BU (+) N

- Ekstremitas : Akral hangat + + Oedem - -

+ + - -

Status Ginekologi

- Inspeksi : Tampak perdarahan dari kemaluan

- Inspekulo : Tidak dilakukan

IV PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Pemeriksaan Laboratorium ( Tanggal 10 Juni 2013)

Hasil Nilai normal

Hematologi

Leukosit 6,900 3,8-10,6 ribu/uL Normal

Hemoglobin 12,6 13,2-17,3 g/dL Menurun

Hematokrit 39 40-52 % Normal

Trombosit 310k 150-440 ribu/uL Normal

2. Ultrasonografi (USG)

Hasil USG :

Page 5: kematian mudigah

- Uterus sedikit membesar

- Tampak gambaran endometrium menebal

- Tidak terdapat massa intrauterin

- Tampak massa di tuba kanan

Kesan : Kehamilan Ektopik di tuba dekstra

IV. RESUME

Seorang pasien wanita usia 30 tahun, rujukan dari Rumah Sakit Bakti Mulia

datang dengan keluhan keluar darah dari kemaluan sejak jam 21.00 (tanggal 10/6/13) dan

nyeri pada perut bagian bawah secara tiba-tiba. Pasien mengaku hamil 4 minggu. 7 jam

SMRS pasien mengeluh keluar darah berwarna coklat gelap dan sedikit-sedikit dari

kemaluannya disertai nyeri perut hebat yang tidak berkurang dengan berbaring. Pasien

juga mengeluh nyeri saat BAK. Menurut pasien, ini merupakan hal pertama terjadi saat

kehamilan ini. Sebelumnya nyeri perut kadang-kadang dirasakan sejak ± 2 minggu yang

lalu, namun pasien hanya membiarkannya. Mual (+), muntah (+), demam (-) dan sering

sulit BAB (+). Pasien mengaku pernah keguguran pada tahun 2003 dan dikuret. Riwayat

pemakaian KB jenis spiral 5 tahun yang lalu dan sudah dilepas (+).Pada pemeriksaan

fisik, didapatkan tanda konjuktiva anemis (+/+) dan adanya nyeri tekan (+) pada

abdomen. Pada pemeriksaan ginekologi, pada inspeksi terlihat darah yang keluar dari

kemaluan. Pada laboratorium, Hb= 7,5, Ht =23. Pada pemeriksaan USG didapatkan

adanya kehamilan ektopik pada tuba dekstra.

YG BAWAH INI BLOM SEMUA

V. DIAGNOSIS KERJA

- GIII P1 A1 hamil 4 minggu dengan Kehamilan Ektopik Terganggu (KET)

VI. PENATALAKSANAAN

- Pemberian oksigen 2 l/menit

Page 6: kematian mudigah

- Pemasangan DC

- Konsul dr SpOG

- Konsul anestesi

- Rencana untuk dilakukan salpingektomi

(Operasi tanggal 11 Juni 2013)

Jenis operasi : Salfingektomi dekstra

Temuan operasi : Ruptur tuba pars ismika dekstra

Terapi post operasi :

- Persiapan transfusi PRC 4 kantong (1000cc)

- IVFD RL : D5%= 2:3 30 tetes permenit

- Ampicillin 3x1g

- Gentamisin 2x80mg

- Profenid supp 3x1

- Terapi oral : Cefadroxil 2x500mg

Asam mefanamat 3x500mg

Hemobion 2x1

VII. FOLLOW UP

1. Tanggal 12/6/2013

- S : Nyeri daerah operasi(+), flatus (+)

- O : KU : Baik

Page 7: kematian mudigah

Tensi : 110/70mmHg

Nafas : 18x/menit

Suhu : 36,5 ◦C

Nadi : 88x/menit

Mata : CA -/- , SI -/-

Thorax : Cor S1-S2 reguler, murmur (-), Gallop (-)

Pulmo SN vesikuler -/-, rhonki-/-,wheezing -/-

Abdomen : Luka operasi baik, kering (+), BU (+)normal

Pemeriksaan Laboratorium ( Tanggal 12 Juni 2013, Jam 06.40 WIB)

Hasil Nilai normal

Hematologi

Leukosit 6,300 3,8-10,6 ribu/uL Normal

Hemoglobin 8,4 13,2-17,3 g/dL Menurun

Hematokrit 27 40-52 % Menurun

Trombosit 330k 150-440 ribu/uL Normal

Pemeriksaan Laboratorium ( Tanggal 12 Juni 2013, Jam 22.07 WIB)

Hasil Nilai normal

Hematologi

Leukosit 9,400 3,8-10,6 ribu/uL Normal

Hemoglobin 11,5 13,2-17,3 g/dL Menurun

Page 8: kematian mudigah

Hematokrit 35 40-52 % Menurun

Trombosit 364k 150-440 ribu/uL Normal

- A : Post salphilectomy hari ke I

- P : Cefadroxil 2x500mg

Asam mefanamat 3x500mg

Hemobion 2x1

2. Tanggal 13/6/2013

- S : (-)

- O : KU : Baik

Tensi : 110/70mmHg

Nafas : 18x/menit

Suhu : 36,5 ◦C

Nadi : 88x/menit

Mata : CA -/- , SI -/-

Thorax : Cor S1-S2 reguler, murmur (-), Gallop (-)

Pulmo SN vesikuler +/+, rhonki-/-,wheezing -/-

Abdomen : Luka operasi baik, kering (+), BU (+) N

- A : Post salphilectomy hari ke II

- P : Cefadroxil 2x500mg

Page 9: kematian mudigah

Asam mefanamat 3x500mg

Hemobion 2x1

VIII. PROGNOSIS

- Ad vitam : Bonam

- Ad sanasionam : Dubia

- Ad fungsionam : Dubia ad bonam

BAB IV

TINJAUAN PUSTAKA

KEMATIAN JANIN

Definisi

Menurut WHO dan The American College of Obstetricians and Gynecologists yang disebut kematian janin adalah janin yang mati dalam rahim dengan berat badan 500 gram atau lebih atau kematian janin dalam rahim pada kehamilan 20minggu atau lebih. Kematian janin merupakan hasil akhir dari gangguan pertumbuhan janin, gawat janin, atau infeksi.

Page 10: kematian mudigah

Diagnosis

Riwayat dan pemeriksaan fisik sangat terbatas nilainya dalam membuat diagnosis kematian janin. Umumnya penderita hanya mengeluh gerakan janin berkurang. Pada pemeriksaan fisik tida terdengar denyut jantung janin. Diagnosis pasti ditegakkan dengan pemeriksaan ultrasound, dimana tidak tampa adanya gerakan jantung janin.

Pada anamnesis gerakan menghilang. Pada pemeriksaan pertumbuhan janin tidak ada, yang terlihat pada tinggi fundus uteri menurun, berat badan ibu menurun, dan lingkaran perut ibu mengecil.

Dengan fetoskopi dan Doppler tida dapat didengar adanya bunyi jantung janin. Dengan sarana penunjang diagnostic lain yaitu USG, tampak gambaran janin tanpa tanda kehidupan. Dengan foto radiologic setelah 5hari tampak tulang kepala kolaps, tulang kepala saling tumpah tindih (gejala ‘spalding’) tulang belakang hiperefleksi, edema sekitar tulang kepala; tampak gambaran gas pada jantung dan pembuluh darah.

Pemeriksaan hCG urin menjadi negative setelah beberapa hari kematian janin.

Komplikasi yang dapat terjadi ialah trauma psikis ibu ataupun keluarga, apalagi bila waktu antara kematian janin dan persalinan berlangsung lama. Bila terjadi ketuban pecah dapat terjadi infeksi. Terjadi koagulopati bila kematian janin lebih dari 2minggu.

Etiologi

Pada 25-60% kasus penyebab kematian janin tidak jelas. Kematian janin dapat disebabkan oleh faktor maternal, fetal, atau kelainan patologik plasenta.

Faktor maternal antara lain adalahPos term (>42minggu), diabetes mellitus tidak terkontrol, sistemik lupus eritematosus, infeksi, hipertensi, preeclampsia, eklampsia, hemoglobinopati, umur ibu tua, penyakit rhesus, rupture uteri, antifosfolipid sindrom, hipotensi akut ibu, kematian ibu.

Faktor fetal antara lain adalah

Hamil kembar, hamil tumbuh terhambat, kelainan congenital, kelainana genetic, infeksi.

Faktor plasental antara lain adalah

Kelaianan tali pusat, lepasnya plasenta, ketuban pecah dini, vasa previa

Sedangkan faktor risiko terjadinya kematian janin interauterin meningkat pada usia ibu >40tahun, pada ibu infertile, kemokonsentrasi pada ibu,riwayat bayi dengan berat badan lahir rendah, infeksi ibu (ureplasma urelitikum), kegemukan, ayah berusia lanjut.

Page 11: kematian mudigah

Untuk diagnosis pasti penyebab kematian sebaiknya dilakukan otopsi janin dan pemeriksaan plasenta serta selaput. Diperlukan evaluasi secara komprehensif untuk mencari penyebab kematian janin termasuk analisis kromosom, kemungkinan terpapar infeksi untuk mengantisipasi kehamilan selanjutnya.

Pengelolaan kehamilan selanjutnya bergantung pada penyebab kematian janin. Meskipun kematian janin berulang jarang terjadi, demi kesejahteraan keluarga, pada kehamilan berikut diperlukan pengelolaan yang lebih ketat tentang kesejahteraan janin.

Pemantauan kesejahteraan janin dapat dilakukan dengan anamnesis, ditanyakan aktivitas gerakan janin pad a ibu hamil. Bila mencurigakan dapat dilakukan pemeriksaan kardiotokografi.

Pengelolaan

Bila diagnosis kematian janin telah ditegakkan, penderita segera diberi informasi. Diskusikan kemungkinan penyebab dan rencana penatalaksanaannya. Rekomendasikan untuk segera diintervensi.

Bila kematian janin lebih dari3-4minggu kadar fibrinogen menurun dengan kecenderungan terjadinya koagulopati. Masalah menjadi rumit bila kematian janin terjadi pada salah satu dari bayi kembar.

Bila diagnosis kematian janin telah ditegakkan, dilakukan pemeriksaan tanda vital ibu; dilakukan pemeriksaan darah perifer, fungsi pembekuan, dan gula darah. Diberikan KIE pada pasien dan keluarga tentang kemungkinan penyebab kematian janin; rencana tindakan; dukungan mental emosional pada penderita dan keluarga, yakinkan bahwa kemungkinan lahir pervaginam.

Persalinan pervaginam dapat ditunggu lahir spontan setelah 2 minggu, umumnya tanpa komplikasi. Persalinan dapat terjadi secara aktif dengan induksi persalinan dengan oksitosin atau misoprostol. Tindakan perabdominam bila janin letak lintang. Induksi persalinan dapat dikombinasi oksitosin+misoprostol. Hati-hati pada induksi dengan uterus pasca seksio sesarea ataupun miomektomi, bahaya terjadinya rupture uteri.

Pada kematian janin 24-28 minggu dapat digunakan, misoprostol secara vaginal (50-100 microgram tiap 4-6jam) dan induksi oksitosin. Pada kehamilan di atas 28minggu dosis misoprostol 25microgram pervaginam/6jam.

Setelah bayi lahir dilakukan ritual kegamaan merawat mayat bayi bersama keluarga. Idealnya pemeriksaan otopsi atau patologi plasenta akan membantu mengungkap penyebab kematian janin.

Pencegahan

Page 12: kematian mudigah

Upaya mencegah kematian janin, khususnya yang sudah atau mendekati aterm adalah bila ibu merasa gerakan janin menurun, tidak bergerak, atau gerakan janin terlalu keras, perlu dilakukan pemeriksaan ultrasonografi. Perhatikan adanya solusio plasenta. Pada gemelli dengan T-T (twin to twin transfusion) pencegahan dilakukan dengan koagulasi pembuluh anastomosis.