kematian mudigah
-
Upload
genni-surhan -
Category
Documents
-
view
311 -
download
3
Transcript of kematian mudigah
BAB I
PENDAHULUAN
Kehamilan ektopik ialah suatu kehamilan yang berbahaya bagi wanita yang bersangkutan
berhubung dengan besarnya kemungkinan terjadi keadaan yang gawat. Keadaan gawat dapat
terjadi apabila kehamilan ektopik terganggu.1 Kehamilan ektopik merupakan keadaan emergensi
yang menjadi penyebab kematian maternal selama kehamilan trimester pertama, karena janin
pada kehamilan ektopik secara nyata bertanggung jawab terhadap kematian ibu, maka para
dokter menyarankan untuk mengakhiri kehamilan.2 Hal yang perlu diingat ialah bahwa pada
setiap wanita dalam masa reproduksi dengan gangguan atau keterlambatan haid yang disertai
dengan nyeri perut bagian bawah, perlu difikirkan dugaan adanya kehamilan ektopik terganggu.1
BAB II
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama Ny EK
Umur 39 tahun
Pekerjaan Karyawan
Alamat Komplek twp al blok E RT 9/20
Status Menikah
Agama Islam
Pendidikan SLTA
Bangsa Indonesia
No rekam medis 114273
Tanggal masuk RS 25/8/14
II. ANAMNESIS : Autoanamnesa pada pasien
Keluhan utama : keluar darah dari kemaluan sejak 1 hari yang lalu
Keluhan tambahan : -
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke poliklinik kandungan RSAL dengan keluhan keluar darah dari
Kemaluan sejak 1 hari yang lalu, pasien mengaku hamil 6-7 minggu, HPHT : 11-6-14.
TP : ?? , pasien menyangkal nyeri perut. Pasien mengatakan bahwa pernah mengalami
hal seperti ini pada saat mengandung anak ke 3 yaitu pada tahun 2013.
Riwayat Penyakit Dahulu
- Pernah keguguran pada tahun 2013 dan dikuret
- Riwayat pemakaian KB spiral
- Riwayat hipertensi (-)
- Riwayat DM (-)
- Riwayat Alergi obat (-)
Riwayat penyakit keluarga
- Riwayat DM, hipertensi, asma disangkal
Riwayat Haid
- Menarche : 12 tahun
- Siklus : 28 hari, teratur
- Lamanya : 7 hari
- Dysmenore : (-)
- HPHT : 11-6-14
Riwayat Obstetrik
- Hamil ke 1 (tahun 1998) lahir spontan di tolong bidan, BB 3000g, umur 16 tahun
- Hamil ke 2 ( tahun 2002) lahir spontan di tolong bidan, BB 3100g, umur 12 tahun
- Hamil ke 3 (tahun 2013) abortus, umur kehamilan 2 bulan
- Hamil ke 4 sekarang
III. PEMERIKSAAN FISIK
A. Status generalis
- Keadaan umum : Tampak sakit ringan
- Kesadaran : Compos Mentis
- Tanda-tanda vital :
o Tekanan darah : 120/90 mmHg
o Nadi : 82x/ menit
o Respirasi : 20x/menit
o Suhu : 36,8 ◦ C
Pemeriksaan fisik :
- Mata : CA + /+ , SI -/-
- Leher : KGB dan tiroid tidak teraba membesar
- Thoraks : C/ SI-II regular, murmur (-), gallop (-)
P/ SN versikuler, rho -/-, whe -/-
- Abdomen : , datar, nyeri tekan (-), BU (+) N
- Ekstremitas : Akral hangat + + Oedem - -
+ + - -
Status Ginekologi
- Inspeksi : Tampak perdarahan dari kemaluan
- Inspekulo : Tidak dilakukan
IV PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Laboratorium ( Tanggal 10 Juni 2013)
Hasil Nilai normal
Hematologi
Leukosit 6,900 3,8-10,6 ribu/uL Normal
Hemoglobin 12,6 13,2-17,3 g/dL Menurun
Hematokrit 39 40-52 % Normal
Trombosit 310k 150-440 ribu/uL Normal
2. Ultrasonografi (USG)
Hasil USG :
- Uterus sedikit membesar
- Tampak gambaran endometrium menebal
- Tidak terdapat massa intrauterin
- Tampak massa di tuba kanan
Kesan : Kehamilan Ektopik di tuba dekstra
IV. RESUME
Seorang pasien wanita usia 30 tahun, rujukan dari Rumah Sakit Bakti Mulia
datang dengan keluhan keluar darah dari kemaluan sejak jam 21.00 (tanggal 10/6/13) dan
nyeri pada perut bagian bawah secara tiba-tiba. Pasien mengaku hamil 4 minggu. 7 jam
SMRS pasien mengeluh keluar darah berwarna coklat gelap dan sedikit-sedikit dari
kemaluannya disertai nyeri perut hebat yang tidak berkurang dengan berbaring. Pasien
juga mengeluh nyeri saat BAK. Menurut pasien, ini merupakan hal pertama terjadi saat
kehamilan ini. Sebelumnya nyeri perut kadang-kadang dirasakan sejak ± 2 minggu yang
lalu, namun pasien hanya membiarkannya. Mual (+), muntah (+), demam (-) dan sering
sulit BAB (+). Pasien mengaku pernah keguguran pada tahun 2003 dan dikuret. Riwayat
pemakaian KB jenis spiral 5 tahun yang lalu dan sudah dilepas (+).Pada pemeriksaan
fisik, didapatkan tanda konjuktiva anemis (+/+) dan adanya nyeri tekan (+) pada
abdomen. Pada pemeriksaan ginekologi, pada inspeksi terlihat darah yang keluar dari
kemaluan. Pada laboratorium, Hb= 7,5, Ht =23. Pada pemeriksaan USG didapatkan
adanya kehamilan ektopik pada tuba dekstra.
YG BAWAH INI BLOM SEMUA
V. DIAGNOSIS KERJA
- GIII P1 A1 hamil 4 minggu dengan Kehamilan Ektopik Terganggu (KET)
VI. PENATALAKSANAAN
- Pemberian oksigen 2 l/menit
- Pemasangan DC
- Konsul dr SpOG
- Konsul anestesi
- Rencana untuk dilakukan salpingektomi
(Operasi tanggal 11 Juni 2013)
Jenis operasi : Salfingektomi dekstra
Temuan operasi : Ruptur tuba pars ismika dekstra
Terapi post operasi :
- Persiapan transfusi PRC 4 kantong (1000cc)
- IVFD RL : D5%= 2:3 30 tetes permenit
- Ampicillin 3x1g
- Gentamisin 2x80mg
- Profenid supp 3x1
- Terapi oral : Cefadroxil 2x500mg
Asam mefanamat 3x500mg
Hemobion 2x1
VII. FOLLOW UP
1. Tanggal 12/6/2013
- S : Nyeri daerah operasi(+), flatus (+)
- O : KU : Baik
Tensi : 110/70mmHg
Nafas : 18x/menit
Suhu : 36,5 ◦C
Nadi : 88x/menit
Mata : CA -/- , SI -/-
Thorax : Cor S1-S2 reguler, murmur (-), Gallop (-)
Pulmo SN vesikuler -/-, rhonki-/-,wheezing -/-
Abdomen : Luka operasi baik, kering (+), BU (+)normal
Pemeriksaan Laboratorium ( Tanggal 12 Juni 2013, Jam 06.40 WIB)
Hasil Nilai normal
Hematologi
Leukosit 6,300 3,8-10,6 ribu/uL Normal
Hemoglobin 8,4 13,2-17,3 g/dL Menurun
Hematokrit 27 40-52 % Menurun
Trombosit 330k 150-440 ribu/uL Normal
Pemeriksaan Laboratorium ( Tanggal 12 Juni 2013, Jam 22.07 WIB)
Hasil Nilai normal
Hematologi
Leukosit 9,400 3,8-10,6 ribu/uL Normal
Hemoglobin 11,5 13,2-17,3 g/dL Menurun
Hematokrit 35 40-52 % Menurun
Trombosit 364k 150-440 ribu/uL Normal
- A : Post salphilectomy hari ke I
- P : Cefadroxil 2x500mg
Asam mefanamat 3x500mg
Hemobion 2x1
2. Tanggal 13/6/2013
- S : (-)
- O : KU : Baik
Tensi : 110/70mmHg
Nafas : 18x/menit
Suhu : 36,5 ◦C
Nadi : 88x/menit
Mata : CA -/- , SI -/-
Thorax : Cor S1-S2 reguler, murmur (-), Gallop (-)
Pulmo SN vesikuler +/+, rhonki-/-,wheezing -/-
Abdomen : Luka operasi baik, kering (+), BU (+) N
- A : Post salphilectomy hari ke II
- P : Cefadroxil 2x500mg
Asam mefanamat 3x500mg
Hemobion 2x1
VIII. PROGNOSIS
- Ad vitam : Bonam
- Ad sanasionam : Dubia
- Ad fungsionam : Dubia ad bonam
BAB IV
TINJAUAN PUSTAKA
KEMATIAN JANIN
Definisi
Menurut WHO dan The American College of Obstetricians and Gynecologists yang disebut kematian janin adalah janin yang mati dalam rahim dengan berat badan 500 gram atau lebih atau kematian janin dalam rahim pada kehamilan 20minggu atau lebih. Kematian janin merupakan hasil akhir dari gangguan pertumbuhan janin, gawat janin, atau infeksi.
Diagnosis
Riwayat dan pemeriksaan fisik sangat terbatas nilainya dalam membuat diagnosis kematian janin. Umumnya penderita hanya mengeluh gerakan janin berkurang. Pada pemeriksaan fisik tida terdengar denyut jantung janin. Diagnosis pasti ditegakkan dengan pemeriksaan ultrasound, dimana tidak tampa adanya gerakan jantung janin.
Pada anamnesis gerakan menghilang. Pada pemeriksaan pertumbuhan janin tidak ada, yang terlihat pada tinggi fundus uteri menurun, berat badan ibu menurun, dan lingkaran perut ibu mengecil.
Dengan fetoskopi dan Doppler tida dapat didengar adanya bunyi jantung janin. Dengan sarana penunjang diagnostic lain yaitu USG, tampak gambaran janin tanpa tanda kehidupan. Dengan foto radiologic setelah 5hari tampak tulang kepala kolaps, tulang kepala saling tumpah tindih (gejala ‘spalding’) tulang belakang hiperefleksi, edema sekitar tulang kepala; tampak gambaran gas pada jantung dan pembuluh darah.
Pemeriksaan hCG urin menjadi negative setelah beberapa hari kematian janin.
Komplikasi yang dapat terjadi ialah trauma psikis ibu ataupun keluarga, apalagi bila waktu antara kematian janin dan persalinan berlangsung lama. Bila terjadi ketuban pecah dapat terjadi infeksi. Terjadi koagulopati bila kematian janin lebih dari 2minggu.
Etiologi
Pada 25-60% kasus penyebab kematian janin tidak jelas. Kematian janin dapat disebabkan oleh faktor maternal, fetal, atau kelainan patologik plasenta.
Faktor maternal antara lain adalahPos term (>42minggu), diabetes mellitus tidak terkontrol, sistemik lupus eritematosus, infeksi, hipertensi, preeclampsia, eklampsia, hemoglobinopati, umur ibu tua, penyakit rhesus, rupture uteri, antifosfolipid sindrom, hipotensi akut ibu, kematian ibu.
Faktor fetal antara lain adalah
Hamil kembar, hamil tumbuh terhambat, kelainan congenital, kelainana genetic, infeksi.
Faktor plasental antara lain adalah
Kelaianan tali pusat, lepasnya plasenta, ketuban pecah dini, vasa previa
Sedangkan faktor risiko terjadinya kematian janin interauterin meningkat pada usia ibu >40tahun, pada ibu infertile, kemokonsentrasi pada ibu,riwayat bayi dengan berat badan lahir rendah, infeksi ibu (ureplasma urelitikum), kegemukan, ayah berusia lanjut.
Untuk diagnosis pasti penyebab kematian sebaiknya dilakukan otopsi janin dan pemeriksaan plasenta serta selaput. Diperlukan evaluasi secara komprehensif untuk mencari penyebab kematian janin termasuk analisis kromosom, kemungkinan terpapar infeksi untuk mengantisipasi kehamilan selanjutnya.
Pengelolaan kehamilan selanjutnya bergantung pada penyebab kematian janin. Meskipun kematian janin berulang jarang terjadi, demi kesejahteraan keluarga, pada kehamilan berikut diperlukan pengelolaan yang lebih ketat tentang kesejahteraan janin.
Pemantauan kesejahteraan janin dapat dilakukan dengan anamnesis, ditanyakan aktivitas gerakan janin pad a ibu hamil. Bila mencurigakan dapat dilakukan pemeriksaan kardiotokografi.
Pengelolaan
Bila diagnosis kematian janin telah ditegakkan, penderita segera diberi informasi. Diskusikan kemungkinan penyebab dan rencana penatalaksanaannya. Rekomendasikan untuk segera diintervensi.
Bila kematian janin lebih dari3-4minggu kadar fibrinogen menurun dengan kecenderungan terjadinya koagulopati. Masalah menjadi rumit bila kematian janin terjadi pada salah satu dari bayi kembar.
Bila diagnosis kematian janin telah ditegakkan, dilakukan pemeriksaan tanda vital ibu; dilakukan pemeriksaan darah perifer, fungsi pembekuan, dan gula darah. Diberikan KIE pada pasien dan keluarga tentang kemungkinan penyebab kematian janin; rencana tindakan; dukungan mental emosional pada penderita dan keluarga, yakinkan bahwa kemungkinan lahir pervaginam.
Persalinan pervaginam dapat ditunggu lahir spontan setelah 2 minggu, umumnya tanpa komplikasi. Persalinan dapat terjadi secara aktif dengan induksi persalinan dengan oksitosin atau misoprostol. Tindakan perabdominam bila janin letak lintang. Induksi persalinan dapat dikombinasi oksitosin+misoprostol. Hati-hati pada induksi dengan uterus pasca seksio sesarea ataupun miomektomi, bahaya terjadinya rupture uteri.
Pada kematian janin 24-28 minggu dapat digunakan, misoprostol secara vaginal (50-100 microgram tiap 4-6jam) dan induksi oksitosin. Pada kehamilan di atas 28minggu dosis misoprostol 25microgram pervaginam/6jam.
Setelah bayi lahir dilakukan ritual kegamaan merawat mayat bayi bersama keluarga. Idealnya pemeriksaan otopsi atau patologi plasenta akan membantu mengungkap penyebab kematian janin.
Pencegahan
Upaya mencegah kematian janin, khususnya yang sudah atau mendekati aterm adalah bila ibu merasa gerakan janin menurun, tidak bergerak, atau gerakan janin terlalu keras, perlu dilakukan pemeriksaan ultrasonografi. Perhatikan adanya solusio plasenta. Pada gemelli dengan T-T (twin to twin transfusion) pencegahan dilakukan dengan koagulasi pembuluh anastomosis.