KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA · PDF filekemampuan menulis naskah drama siswa kelas...

15
KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMP DHARMA BHAKTI 6 KOTA JAMBI TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Oleh: RENI NOVERA MONA RRA1B109039 Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai kemampuan menulis naskah drama siswa kelas VIII SMP Dharma Bhakti 6 Kota Jambi tahun ajaran 2012/2013 yang dinilai berdasarkan penerapan unsur-unsur pembangun naskah drama dan sistematika penulisan naskah drama. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan menulis naskah drama siswa kelas VIII SMP Dharma Bhakti 6 Kota Jambi dikategorikan baik dengan persentase 79,46%. Rinciannya pada unsur-unsur pembangun naskah drama (1) pemilihan tema berpredikat sangat baik dengan 87,5% (2) mengemas dan menuliskan amanat berpredikat cukup dengan 67,5% (3) penggunaan alur berpredikat baik dengan 75% (4) menggambarkan tokoh dan penokohan berpredikat sangat baik dengan 85% (5) mendeskripsikan latar berpredikat cukup dengan 72,5% (6) menuliskan konflik dan masalah berpredikat baik dengan 78,12% (7) menuliskan cakapan berpredikat cukup dengan 73,75%. Pada sistematika penulisan naskah drama (1) menulis judul dan pengarang diletakkan dibagian paling awal berpredikat sangat baik dengan 90% (2) penulisan dialog diawali dengan penulisan nama tokoh (Tokoh-tokoh drama huruf awalnya ditulis dengan huruf kapital) memakai tanda titik dua ( : ) dan kalimat dialog yang ditulis didalam tanda petik berpredikat sangat baik dengan 86,25% (3) penulisan keterangan perilaku tokoh ditulis miring dan diletakkan didalam kurung berpredikat cukup dengan 74,4% (4) penulisan keterangan babak, keterangan suasana panggung awal babak (latar), penutup adegan atau babak ditandai dengan pergantian setting panggung (keterangan suasana panggung ditulis didalam kurung) berpredikat baik dengan 76,87%.

Transcript of KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA · PDF filekemampuan menulis naskah drama siswa kelas...

KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA

SISWA KELAS VIII SMP DHARMA BHAKTI 6 KOTA JAMBI

TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Oleh:

RENI NOVERA MONA

RRA1B109039

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai kemampuan

menulis naskah drama siswa kelas VIII SMP Dharma Bhakti 6 Kota Jambi tahun ajaran

2012/2013 yang dinilai berdasarkan penerapan unsur-unsur pembangun naskah drama

dan sistematika penulisan naskah drama.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan menulis naskah drama

siswa kelas VIII SMP Dharma Bhakti 6 Kota Jambi dikategorikan baik dengan

persentase 79,46%. Rinciannya pada unsur-unsur pembangun naskah drama (1)

pemilihan tema berpredikat sangat baik dengan 87,5% (2) mengemas dan menuliskan

amanat berpredikat cukup dengan 67,5% (3) penggunaan alur berpredikat baik dengan

75% (4) menggambarkan tokoh dan penokohan berpredikat sangat baik dengan 85%

(5) mendeskripsikan latar berpredikat cukup dengan 72,5% (6) menuliskan konflik dan

masalah berpredikat baik dengan 78,12% (7) menuliskan cakapan berpredikat cukup

dengan 73,75%. Pada sistematika penulisan naskah drama (1) menulis judul dan

pengarang diletakkan dibagian paling awal berpredikat sangat baik dengan 90% (2)

penulisan dialog diawali dengan penulisan nama tokoh (Tokoh-tokoh drama huruf

awalnya ditulis dengan huruf kapital) memakai tanda titik dua ( : ) dan kalimat dialog

yang ditulis didalam tanda petik berpredikat sangat baik dengan 86,25% (3) penulisan

keterangan perilaku tokoh ditulis miring dan diletakkan didalam kurung berpredikat

cukup dengan 74,4% (4) penulisan keterangan babak, keterangan suasana panggung

awal babak (latar), penutup adegan atau babak ditandai dengan pergantian setting

panggung (keterangan suasana panggung ditulis didalam kurung) berpredikat baik

dengan 76,87%.

I. PENDAHULUAN

Mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia merupakan mata pelajaran dalam

kategori ilmu pengetahuan dan teknologi dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

Mata pelajaran ini diajarkan di sekolah secara berkesinambungan, baik di jenjang

pendidikan Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) maupun Sekolah

Menengah Atas (SMA) atau Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). “Materi pembelajaran

sastra yang diajarakan di jenjang pendidikan menengah pertama antara lain drama,

puisi dan prosa. Ketiga materi itu melibatkan kemampuan reseptif (mendengarkan dan

membaca) dan kemampuan produktif (berbicara dan menulis)” (Anonim, 2006).

Pembelajaran bahasa bertujuan untuk meningkatkan kemampuan reseptif

(mendengarkan dan membaca) dan kemampuan produktif (berbicara dan menulis).

Menulis naskah drama juga merupakan pembelajaran bahasa yang dapat

meningkatkan kemampuan produktif.

Drama diciptakan pengarang untuk menyampaikan pesan moral, selain untuk

menghibur pementasan drama juga merupakan alat pendidikaan, dengan pementasan

drama juga dapat menyampaikan nilai-nilai yang memuat keyakinan, dan sangat

bermanfaat bagi para penikmatnya. Drama adalah salah satu karya sastra yang

mempunyai kelebihan dibandingkan dengan karya sastra jenis lain yaitu unsur

pementasan yang mengungkapkan isi cerita secara langsung dan dipertontonkan

secara umum. Melihat besarnya peranan karya sastra, sudah seharusnya siswa

dibekali kemampuan menulis, dalam hal ini adalah menulis naskah drama.

Pelajaran menulis naskah drama mengharapkan siswa dapat mengungkapkan ide,

pikiran, gagasan, pengetahuan dan pengalaman sebagai suatu keterampilan yang

produktif. Kegiatan ini sebagai salah satu keterampilan berbahasa yang dipergunakan

untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Menulis naskah drama merupakan salah

satu bentuk kegiatan menulis kreatif. Ketika menulis kreatif diperlukan imajinasi dan

kratifitas mengolah data.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, penulis tertarik untuk meneliti

“Kemampuan Menulis Naskah Drama Siswa Kelas VIII SMP Dharma Bhakti 6 Kota

Jambi”.

II. KAJIAN PUATAKA

2.1 Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP

Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu pelajaran yang wajib,

karena dengan pembelajaran Bahasa Indonesia dapat meningkatkan kemampuan

siswa untuk lebih terampil. Pembelajaran Bahasa Indonesia meliputi empat aspek yaitu

mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis keempat aspek itu saling berkaitan.

2.2 Pembelajaran Menulis Naskah Drama di SMP

Menulis naskah drama merupakan salah satu keterampilan menulis yang perlu

dikembangkan dalam rangka meningkatkan kompetensi siswa, salah satu upaya

membawa sastra Indonesia dalam perkembangannya, dapat memberikan informasi

kepada orang lain, serta dengan menulis naskah drama siswa dapat mengungkapkan

pikiran dan perasaannya dan mempunyai imajinasi yang tinggi.

2.3 MENULIS

Menulis merupakan salah satu kegiatan, proses atau hasil. Semi (2007:14)

menjelaskan bahwa “menulis atau mengarang pada hakikatnya merupakan

pemindahan pikiran atau perasaan kedalam lambang-lambang bahasa”. Menulis adalah

usaha-usaha untuk berkomunikasi yang mempunyai aturan main serta kebiasaan

sendiri, menulis merupakan komunikasi secara tidak langsung.

2.3.1 Langkah-langkah Menulis

langkah-langkah menulis secara garis besar terdiri atas tujuh langkah:

1. Pemilihan dan Penetapan Topik Memilih dan mementukan topik merupakan suatu langkah awal yang penting, sebab tidak ada tulisan tanpa ada sesuatu yang hendak ditulis. Di dalam memilih dan menetapkan topik ini diperlukan pula adanya keterampilan dan kesungguhan. Topik tulisan adalah masalah atau gagasan yang hendak disampaikan didalam tulisan. Masalah atau gagasaiperoln itu dapat digali melalui empat sumber yaitu (1) pengalaman; (2) pengamatan; (3) imajinasi; (pendapat atau keyakinan).

2. Pengumpulan Informasi Pengumpulan informasi ini dilakukan agar tulisan tersebut menjadi tulisan yang berbobot dan meyakinkan. Informasi dan data yang dikumpulkan itu adalah informasi dan data yang relevan dengan topik atau pokok bahasan dan sesuai pula topik atau pokok bahasan dengan tujuan tulisan.

3. Penetapan Tujuan Menetapkan tujuan tulisan sangat penting sebelum memulai menulis karena tujuan itu sangat berpengaruh dalam menetapkan bentuk, panjang, sifat dan penyajian tulisan. Tujuan ini pada dasarnya sudah mulai tertanam di dalam pikiran penulis disaat pemilihan dan penetapan topik

dilakukan, namun tujuan itu harus lebih disadari pada saat tulisan itu mulai dirancang dengan sungguh-sunnguh.

4. Perancangan Tulisan Merancang tulisan dapat diartikan sebagai suatu kegiatan menilai kembali informasi dan data, memilih subtopik yang perlu dimuat, melakukan pengelompokan topik-topik kecil kedalam suatu kelompok yang lebih besar, dan memilih suatu sistem notasi dan sistem panyajian yang dianggap paling baik.

5. Penulisan Kerangka tulisan yang telah disiapkan mulai dekambangkan. Di saat penulisan itu dilakukan perlu selalu diingat tujuan tulisan.

6. Penyuntingan atau Revisi Penyuntingan dilakukan agar tulisan menjadi lebih baik dan bersih dari kesalahan-kesalahn yang tidak perlu. Di dalam penyuntingan dilakukan kegiatan menghilangkan yang tidak perlu, menambah sesuatu yang perlu ditambah, melakukan perbaikan kalimat dan ejaan, kosakata yang kurang tepat diganti dengan yang lebih tepat.

7. Penulisan Naskah Jadi Setelah penyuntingan tentu saja harus ditulis kembali agar mejadi tulisan yang selesai, rapi dan bersih, dalam pengetikan terakhir ini diperhatikan kembali masalah ejaan dan tanda baca.

2.3.2 Langkah-Langkah Mengatasi Kesulitan Menulis

Djuharie (2010:123-124) menyatakan beberapa langkah mengatasi kesulitan menulis:

1. Mulailah menulis sejak sekarang jangan membiarkan diri ketika muncul keinginan atau gagasan yang ingin dituangkan kedalam tulisan. Cara lain dapat melatih diri dengan menuliskan semua kegiatan yang akan dikerjakan atau yang telah dikerjakan oleh diri sendiri.

2. Menentukan sasaran atau batas waktu penulisan. Dengan cara ini dibiasakan dan dipaksakan menulis dengan target tertentu, sehingga penulisan tidak memakan waktu yang sangat lama dan gagasan tertunda-tunda untuk waktu yang lama pula dan pada akhirnya terlupakan

3. Menghilangkan sikap merasa puas dan membuat tulisan dengan asal jadi. Rasa puas yang terlalu dini akan berakibat pada kualitas tulisan yang kurang baik. Sebaliknya, setiap tulisan yang pernah ditulis dibaca ulang dan dievaluasi baik dari isi maupun dari penggunaan bahasanya.

4. Meyakinkan diri mampu melakukan menulis seperti yang dilakukan orang lain. 5. Jangan mudah putus asa jika ada yang mengkritik. 6. Menghidari rasa takut salah 7. Memahami mekanisme penulisan sebagai suatu proses kratif. Pemahaman ini dapat dilakukan

dengan cara membaca buku atau tulisan yang berhubungan dengan tehnik menulis.

2.4 Drama

Drama adalah peniruan gerak yang memanfaatkan aktifitas nyata yang penuh

artistik yang dipentaskan. Drama tergolong karya sastra yang ditulis dalam bahasa

yang memikat dan mengesankan. Drama sangat besar manfaatnya bagi penonton,

karena drama menyajikan konflik-konflik yang ada disekitar kita yang dapat dijadikan

cermin dan pelajaran bagi kehidupan kita.

2.5 Menulis Naskah Drama

Endraswara (2011:37) mengemukakan bahwa:

Naskah drama adalah kesatuan teks yang membuat kisah. Naskah atau teks drama dapat digolongkan menjadi dua yaitu: (1) part text, artinya yang ditulis dalam teks hanya sebagian saja,

berupa garis besar cerita. Naskah semacam ini biasanya diperuntukkan bagi pemain yang sudah mahir, (2) full text, adalah teks drama dengan penggarapan komplet, meliputi dialog, monolog, karakter, iringan dan sebagainya. Bagi pemain yang masih berlatih, teks semacam ini patut dijadikan pegangan.

Untuk menciptakan naskah drama yang berobot Kusmawan (2011:36)

menyatakan:

1. Menampilkan gagasan baru melalui pemikiran imajinatif. 2. Memiliki konflik dengan surprise (kejutan-kejutan), kaya suspense (ketegangan) sehingga

memikat untuk dibaca atau dipentaskan. 3. Menghadirkan tokoh sebagai penentu gerak alur cerita. 4. Memiliki dialog yang bermuatan emosi, konsep, dan perasaan tokoh disertai dengan lakuan. 5. Menghadirkan simbol-simbol bahasa dan bunyi. 6. Menampilkan problem kehidupan manusia, mengandung aspek moral, dan mengandung

nilai-nilai pendidikan.

2.5.1 Kriteria Naskah Drama yang Baik

Kosasih (2012:135-136) menjelaskan unsur-unsur pembangun naskah drama,

yaitu: (1) Tema, (2) amanat, (3) alur, (4) tokoh dan penokohan, (5) latar, (6) konflik, (7)

cakapan. Menurut Husnul (2010:36) sistematika penulisan naskah drama juga perlu

diperhatikan karena sistematika penulisannya yang membedakan naskah drama

dengan karya fiksi lain.

2.5.2 Unsur-unsur Pembangun Naskah Drama

1. Tema

Husnul (2010:30) menyatakan bahwa “tema merupakan rumusan intisari cerita

sebagai landasan ideal atau landasan untuk menarik kesimpulan dalam menentukan

arah cerita”. Tema merupakan pokok pikiran atau gagasan utama dalam karya sastra.

Tema tidak dituliskan secara tersurat oleh pengarangnya, unsur yang digunakan

pengarang untuk menyalurkan tema biasanya melalui alur, tokoh cerita dan perkataan

yang digunakan pengarang. Tema yang baik memenuhi kriteria sebagai berikut :

• Mengangkat tema general yang memang kerap terjadi dikehidupan

• Tema harus terpapar secara jelas dalam cerita agar dimengerti oleh pembaca

atau calon actor dan sutradara.

• Terfokus pada satu tema saja agar tidak membingungkan pembaca

• Tema yang dipilih juga mengandung amanat yang bersifat mendidik.

(http://bektipatria.wordpress.com/2009/12/28/materi-menulis-naskah-drama/ diakses 16 mei 2013).

2. Amanat

Dalam karya sastra pengarang pasti menyampaikan sebuah amanat. menurut

Kosasih (2012:40) “amanat merupakan ajaran moral atau pesan yang didaksis yang

hendak disampaikan pengarang kepada pembaca melalui karyanya itu”. Amanat adalah

segala sesuatu yang ingin disampaikan pengarang, yang ingin ditanamkan secara tidak

langsung kedalam benak para penontonnya.

Amanat yang baik seharusnya memenuhi kriteria sebagai berikut:

• Amanat yang ingin disampaikan haruslah jelas dan ada dalam keseluruhan isi

drama, baik secara tersurat maupun tersirat.

• Amanat haruslah mengandung ajaran moral didaktis bagi pembaca.

(http://bektipatria.wordpress.com/2009/12/28/materi-menulis-naskah-drama/ diakses 16 mei 2013).

3 Alur

Alur sering juga disebut Plot. Menurut Kosasih (2012: 34) “alur merupakan pola

pengembangan cerita yang terbentuk oleh hubungan sebab akibat”. Keterkaitan

peristiwa diwujudkan oleh hubungan temporal (waktu) dan hubungan kausal (sebab-

akibat). Langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam menggambarkan alur:

• Memilih alur harus konsisten apakah akan menggunakan alur maju, alur mundur

atau alur maju mundur, Alur peristiwa itu harus terjadi secara kebetulan dengan

alasan yang masuk akal sehingga dapat dipahami kehadirannya.

• Jika menggunakan alur maju, buatlah pembaca penasaran dengan apa yang

akan terjadi kedepannya, jika menggunakan alur mundur buatlah pembaca

penasaran dengan apa yang melatarbelakangi atau apa yang menjadi

penyebabnya dan jika menggunakan alur maju mundur, pandai-pandailah

mengatur bagian masa lalu dengan masa sekarang sehingga pembaca dapat

membedakannya dan tidak menjadi bingung.

(http://bektipatria.wordpress.com/2009/12/28/materi-menulis-naskah-drama/ diakses 16 mei 2013).

4 Tokoh dan Penokohan

Tokoh adalah orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya sastra yang

memiliki kualitas moral dan kecendrungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam

ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan”. Tokoh dalam cerita sama seperti

manusia dalam kehidupan sehari-hari, memiliki watak atau biasa disebut penokohan.

Menurut Kosasih (2012:36) “penokohan merupakan cara pengarang

menggambarkan karakter tokoh-tokoh. Penokohan dalam drama mengacu pada watak

atau sifat, pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam

sebuah cerita”. Menurut Husnul (2010:31) “watak tokoh dibedakan menjadi tiga macam

yaitu tokoh protagonis (baik), antagonis (jahat) dan tritagonis (penengah)”. Watak tokoh

dapat diketahui melalui nada suara, ungkapan yang digunakan, gerak-gerik. Kriteria

penggambaran tokoh dan penokohan yang baik:

• Harus pandai memilih nama tokoh, menggambarkan usia tokoh secara jelas,

menuliskan deskripsi tokoh secukupnya, dan menuliskan hubungan antara tokoh

utama dengan tokoh-tokoh lainnya secara jelas.

• Menggambarkan karakter tokoh secara jelas, tidak hanya lewat cakapan saja

namun bisa digambarkan melalui gerak dan mimik.

(http://bektipatria.wordpress.com/2009/12/28/materi-menulis-naskah-drama/ diakses 16 mei 2013).

5. Latar atau setting

Latar adalah lingkungan tempat untuk mengekspresikan tokoh dan tempat

terjadinya peristiwa. Latar pada umumnya menyangkut tiga unsur tempat, waktu dan

suasana/ budaya. Kosasih (2012:136) membagi macam-macam latar yaitu:

Latar tempat, yaitu penggambaran tempat kejadian didalam naskah drama,

seperti dimedan perang. Latar waktu, penggambaran waktu kejadian di dalam

naskah drama seperti pagi hari pada tanggal 17 agustus 1945. Latar suasana/

budaya, penggambaran suasana ataupun budaya yang melatarbelakangi

terjadinya peristiwa dalam drama seperti kebiasaan hidup, adat istiadat.

Berikut hal-hal yang harus diperhatikan dalam menggambarkan latar:

• Latar tempat latar waktu dan latar suasana harus tergambar secara jelas

• Melalui penggambaran latar pengarang mampu membuat pembaca

mengimajinasikan apa yang diinginkannya.

(http://bektipatria.wordpress.com/2009/12/28/materi-menulis-naskah-drama/ diakses 16 mei 2013).

6. Konflik atau Masalah

Menurut Husnul (2010:27) “konflik adalah persoalan yng dialami seorang tokoh

yang ingin mencapai tujuan tertentu, tetapi seseorang (sesuatu) merintangin atau

mencegah keberhasilan tokoh pertama tadi”. Konflik terjadi apabila pelaku utama

menemukan rintangan-rintangan antara dia dan tujuannya, dia mengalami aneka

kesalah pahaman dalam perjuangannya untuk menanggulangi rintangan-rintangan ini

(Kosasih, 2012:136). Konflik atau masalah sebaiknya memenuhi kriteria sebagai

berikut:

• Konflik atau masalah yang diangkat haruslah dapat diterima secara logika.

• Konflik tergambar jelas dan terangkai dengan baik dalam cerita sehingga diakhir

cerita pembaca dapat mengerti konflik apa yang diangkat pengarang.

(http://bektipatria.wordpress.com/2009/12/28/materi-menulis-naskah-drama/ diakses 16 mei 2013).

7 Cakapan

Dalam drama ada dua cakapan yaitu dialog dan monolog. Dialog adalah

percakapan antara dua orang atau lebih sedangkan monolog adalah ketika seorang

tokoh bercakap-cakap dengan dirinya sendiri.

• Cakapan harus turut menunjang gerak laku tokohnya. Cakapan haruslah

digunakan untuk mencerminkan apa yang terjadi sebelum cerita itu, apa yang

sedang terjadi di luar panggung selama cerita itu berlangsung; dan harus pula

dapat mengungkapkan pikiran-pikiran serta perasaan-perasaan para tokoh yang

turut berperan diatas pentas.

• Cakapan yang dituliskan lebih tajam dan tertib daripada ujaran sehari-hari. Tidak

ada kata yang terbuang begitu saja. Cakapan harus jelas dan tepat sasaran

2.6.3 Sistematika Penulisan naskah drama

Dalam menulis naskah drama haruslah memperhatikan sistematika penulisan

naskah drama supaya lebih enak dibaca. Husnul (2010:36) menyatakan hal-hal yang

terdapat dalam naskah drama dan membedakannya dengan karya fiksi lain adalah

bentuk naskah drama, Pembentukan naskah drama tersebut sebaiknya mengikuti

sistematika penulisan naskah drama seperti berikut ini:

1 Judul dan pengarang diletakkan dibagian paling awal 2 Dialog diawali dengan penulisan nama tokoh (Tokoh-tokoh drama huruf awalnya ditulis

dengan huruf kapital) memakai tanda titik dua ( : ) dan kalimat dialog yang ditulis didalam tanda petik.

3 Keterangan perilaku tokoh ditulis miring dan diletakkan didalam kurung 4 Ada keterangan babak, keterangan suasana panggung awal babak (latar), penutup adegan

atau babak ditandai dengan pergantian setting panggung (keterangan suasana panggung ditulis didalam kurung).

III. METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Pendekatan

penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Metode penganalisisan deskriptif kuantitatif ini

bermaksud mendeskripsikan kemampuan menulis naskah drama siswa kelas VIII SMP

Dharma Bhakti 6 Kota Jambi berdasarkan unsur-unsur pembangun naskah drama dan

sistematika penulisan naskah drama secara objektif.

3.2 Populasi Penelitian

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang dituju untuk diteliti oleh

peneliti. Menurut Arikunto (2006:177) “apabila subjek kurang dari 100, lebih baik ambil

keseluruhan dari subjek tersebut”. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII

SMP Dharma Bhakti 6 Kota Jambi berjumlah 16 orang, maka seluruh populasi dijadikan

sampel penelitian.

3.3 Data dan Sumber Data

3.3.1 Data

Data penelitian ini adalah kemampuan siswa dalam menulis naskah drama dilihat

dari unsur-unsur pembangun naskah drama dan sistematika penulisan naskah drama.

3.3.2 Sumber data

Sumber data penelitian ini adalah naskah drama yang ditulis siswa kelas VIII SMP

Dharma Bhakti 6 Kota Jambi yang menjadi subjek penelitian berjumlah 16 orang.

Pengambilan nilai dilakukan oleh 2 orang penilai yaitu guru bidang studi Bahasa

Indonesia kelas VIII SMP Dharma Bhakti 6 Kota Jambi dan peneliti sendiri.

3.4 Tehnik Pengumpulan Data

Dalam Pengumpulan data dilakukan dengan tes berupa menulis naskah drama

satu babak dengan memperhatikan unsur unsur pembangun naskah drama yaitu tema,

amanat, konflik, cakapan, alur, latar, tokoh dan penokohan dan sistematika penulisan

naskah drama.

3.5 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah berupa tes unjuk kerja yaitu

tes kemampuan siswa dalam menulis naskah drama dengan memperhatikan unsur-

unsur naskah drama.

3.5.1 Validitas

Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi. Validitas isi

menuntut adanya kesesuaian isi antara kemampuan yang ingin diukur dan tes yang

digunakan untuk mengukurnya. Kesesuaian isi juga mencakup bahan tes yang harus

mencerminkan cakupan bahan dan kemampuan yang dijadikan sasaran pokok tes.

Dikatakan memenuhi validitas isi apabila terdapat kesesuaian bahan tes dengan

kurikulum yang berlaku. Berdasarkan penjelasan diatas instrumen penelitian ini

memehuhi validitas isi, karena adanya kesesuaian bahan tes dengan kurikulum yang

berlaku yaitu KTSP pada kelas VIII semester 1 pada standar kompetensi 8 yaitu

mengungkapkan pikiran dan perasaan melalui kegiatan menulis kreatif naskah drama,

dengan kompetensi dasar 8.2 yaitu menulis kreatif naskah drama satu babak dengan

memperhatikan kaidah penulisan naskah drama.

3.6 Tehnik Analisa Data

Penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif yang dilakukan dengan

menghitung persentase dari penilaian kemampuan menulis naskah drama.

Mendapatkan data tersebut dapat dilakukan dengan berbagai hal sebagai berikut:

1. Dengan mengunakan pedoman penilaian untuk mengukur kemampuan siswa.

Pedoman penilaian tersebut dilakukan dengan penilaian acuan patokan. Skor

penilaian perseorangan diambil dari penjumlahan ketujuh criteria penilaian yang

sudah dijelaskan sebelumnya. Dibagi dua karena penilaian diambil oleh dua orang

penilai, yakni guru Bahasa Indonesia (P1) dan peneliti (P2), dengan menggunakan

rumus Djiwandono (1996: 102) sebagai berikut:

Jumlah = � � � � �

Keterangan: P1: penilai 1 (guru), P2: Penilai 2 (peneliti)

2. Untuk data kelas yaitu penjumlahan dari kemampuan siswa dibagi banyaknya siswa.

3. Memberi nilai terhadap kemampuan siswa dalam menulis naskah drama, rentang

nilai untuk mengukur kemampuan siswa.

Tabel 3.5 Interval Penilaian

Interval penilaian tingkat penguasaan KETERANGAN Skala 1-5 85% - 100% Baik Sekali 5 75% - 84% Baik 4 60% - 74% Cukup 3 40% - 59% Kurang Baik 2 0% - 39% Tidak Baik 1

Nurgiantoro (1987:363)

Penilaian tersebut didapat dengan menggunakan rumusan yang digunakan untuk

menghitung nilai rata-rata (mean) menurut Nurgiantoro (1987:327) adalah:

X = ∑ �

Keterangan:

X = Nilai rata-rata, ∑ x = Jumlah seluruh nilai, N = Banyaknya subjek

Mencari interval penilaian tingkat penguasaan dengan menggunakan rumusan indeks

penilaian menurut Nurgiantoro (1987: 379) yaitu:

i = �

� � � � � � � � x 100

Keterangan :

i : Interval penilaian tingkat penguasaan

X : Nilai rata-rata

Skor Maks : Jumlah skor maksimal atau skala maksimal

4. Untuk nilai individu dan nilai rata-rata siswa, menggabungkan keseluruhan nilai dari

masing-masing unsur yang telah dinilai.

5. Selanjutnya mecari nilai individu siswa dan nilai rata-rata siswa dengan rumus:

X = � � � � � � � � � � �

Keterangan :

X = Nilai rata-rata individu siswa

X1+x2+x3+….xn = Nilai unsur pembangun naskah drama dan sistematika

penulisan naskah drama

N = jumlah maksimal unsur pembangun naskah drama dan

sistematika penulisan naskah drama

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian Unsur-unsur Pembangun Naskah Drama (unsur tema)

Kemampuan menulis naskah drama siswa kelas VIII SMP Dharma Bhakti 6 Kota Jambi

dari unsur tema diperoleh indeks penilaian 87,5. Indeks tersebut berada pada kategori

interval 85-100% dengan kategori sangat baik.

4.2 Hasil Penelitian Unsur-unsur Pembangun Naskah Drama (unsur amanat)

Kemampuan menulis naskah drama siswa kelas VIII SMP Dharma Bhakti 6 Kota Jambi

dari unsur amanat diperoleh indeks penilaian 67,5. Indeks tersebut berada pada interval

60-74% dengan kategori cukup.

4.3 Hasil Penelitian Unsur-unsur Pembangun Naskah Drama (unsur alur)

Kemampuan menulis naskah drama siswa kelas VIII SMP Dharma Bhakti 6 Kota Jambi

dari unsur alur diperoleh indeks penilaian 75. Indeks tersebut berada pada interval 75-

84% dengan kategori baik.

4.4 Hasil Penelitian Unsur-unsur pembangun naskah drama (unsur tokoh dan

penokohan)

Kemampuan menulis naskah drama siswa kelas VIII SMP Dharma Bhakti 6 Kota Jambi

dari unsur tokoh dan penokohan diperoleh indeks penilaian 85. Indeks tersebut berada

pada interval 85-100% dengan kategori sangat baik.

4.5 Hasil Penelitian Unsur-unsur Pembangun Naskah Drama (unsur latar)

Kemampuan menulis naskah drama siswa kelas VIII SMP Dharma Bhakti 6 Kota Jambi

dari unsur latar diperoleh indeks penilaian 72,5. Indeks tersebut berada pada kategori

interval 60-74% dengan kategori cukup.

4.5 Hasil Penelitian Unsur-unsur pembangun naskah drama ( konflik atau masalah)

Kemampuan menulis naskah drama siswa kelas VIII SMP Dharma Bhakti 6 Kota Jambi

dari unsur konflik atau masalah diperoleh indeks penilaian 78,12. Indeks tersebut

berada pada interval 75-84% dengan kategori baik

4.6 Hasil Penelitian Unsur-unsur Pembangun Naskah Drama (unsur cakapan)

Kemampuan menulis naskah drama siswa kelas VIII SMP Dharma Bhakti 6 Kota Jambi

dari unsur cakapan diperoleh indeks penilaian 73,75. Indeks tersebut berada pada

interval 60-74% dengan kategori cukup.

4.7 Hasil Penelitian Sistematika Penulisan naskah drama (Judul dan pengarang

diletakkan dibagian paling awal)

Kemampuan menulis naskah drama siswa kelas VIII SMP Dharma Bhakti 6 Kota Jambi

dari sistematika penulisan naskah (Judul dan pengarang diletakkan dibagian paling

awal) drama diperoleh indeks penilaian 90. Indeks tersebut berada pada interval 85-

100% dengan kategori sangat baik.

4.8 Hasil Penelitian Sistematika Penulisan Naskah Drama (Dialog diawali dengan

penulisan nama tokoh (Tokoh-tokoh drama huruf awalnya ditulis dengan huruf

kapital) memakai tanda titik dua (:) dan kalimat dialog yang ditulis didalam tanda

petik)

Kemampuan menulis naskah drama siswa kelas VIII SMP Dharma Bhakti 6 Kota Jambi

dari sistematika penulisan naskah drama (Dialog diawali dengan penulisan nama tokoh

(Tokoh-tokoh drama huruf awalnya ditulis dengan huruf kapital) memakai tanda titik dua

(:) dan kalimat dialog yang ditulis didalam tanda petik) diperoleh indeks penilaian 86,25.

indeks tersebut berada pada kategori interval 85-100% dengan kategori sangat baik.

4.9 Hasil Penelitian Sistematika Penulisan Naskah Drama (Keterangan perilaku

tokoh ditulis miring dan diletakkan didalam kurung)

Kemampuan menulis naskah drama siswa kelas VIII SMP Dharma Bhakti 6 Kota Jambi

dari sistematika penulisan naskah drama (Keterangan perilaku tokoh ditulis miring dan

diletakkan didalam kurung) diperoleh indeks penilaian 74,4. Indeks tersebut berada

pada interval 60-74% dengan kategori cukup.

4.10 Hasil Penelitian Sistematika Penulisan Naskah Drama (Ada keterangan babak,

keterangan suasana panggung awal babak (latar), penutup adegan atau babak

ditandai dengan pergantian setting panggung (keterangan suasana panggung

ditulis didalam kurung)

Kemampuan menulis naskah drama siswa kelas VIII SMP Dharma Bhakti 6 Kota Jambi

dalam dari sistematika penulisan naskah drama diperoleh indeks penilaian 76,87.

Indeks tersebut berada pada interval 75-84% dengan kategori baik.

V. PENUTUP

5.1 Simpulan

Kemampuan menulis naskah drama siswa kelas VIII SMP Dharma Bhakti 6 Kota

Jambi ditinjau dari unsur-unsur pembangun naskah drama adalah 77,05. Indeks

penilaian tersebut masuk dalam interval 75-84% dengan kategori baik.

Kemampuan menulis naskah drama siswa kelas VIII SMP Dharma Bhakti 6 Kota

Jambi ditinjau dari sistematika penulisan naskah drama siswa memperoleh nilai 81,88.

Indeks penilaian tersebut masuk dalam interval 75-84% dengan kategori baik. Dapat

disimpulkan bahwa kemampuan menulis naskah drama siswa kelas VIII SMP Dharma

Bhakti 6 Kota Jambi tahun pelajarn 2013/2014 memperoleh nilai 79, 46. Indeks

penilaian tersebut masuk dalam interval 75-84% dengan kategori baik. Selain itu jika

ditinjau dari kriteria ketuntasan minimal (KKM) pelajaran Bahasa Indonesia di SMP

Dharma Bhakti 6 Kota Jambi yaitu 70 nilai 79,46 berkriteria tuntas.

5.2 Saran

Dari hasil penelitian, penulis mengemukakan saran-saran yang dapat dijadikan

bahan pertimbangan. Saran-saran antara lain sebagai berikut:

1. Bagi Guru Bahasa Indonesia di SMP Dharma Bhakti 6 Kota Jambi perlu

meningkatkan pengajaran menulis naskah drama pada unsur-unsur pembangun

naskah drama terutama unsur amanat, latar dan cakapan serta sistematika

penulisan naskah drama agar kemampuan siswa menulis naskah drama di kelas

VIII SMP Dharma Bhakti 6 Kota Jambi lebih baik lagi dimasa yang akan dating.

2. Bagi peneliti selanjutnya yang akan meneliti penulisan naskah drama dapat

memanfaatkan skripsi ini sebagai bahan rujukan.

DAFTAR RUJUKAN

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian: suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian: suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta Depdiknas. 2006a. Panduan pengembangan silabus Bahasa Indonesia Tingkat SMP/

KBK. Jakarta Depdiknas. 2006b. Panduan Umum Pengembangan Silabus. Jakarta Djiwandono, M.S. 1996. Tes Bahasa dalam Pengajaran. Bandung: ITB Endraswara, S. 2011. Metode Pembelajaran Drama Apresiasi, Ekspresi dan

Pengkajian. Yogyakarta: CAPS http://bektipatria.wordpress.com/2009/12/28/materi-menulis-naskah-drama/ diakses

tanggal 16 mei 2013. Husnul, A. 2010. Mengenal dan Mengidentifikasi Drama. Jakarta: PT Wadah Ilmu Husnul, A dan Ihsan Nuugraha. 2010a. Menulis Kreatif Naskah Drama. Jakarta: PT

Wadah Ilmu Husnul, Ade dan Ihsan Nuugraha. 2010b. Mengenal dan Memahami Isi Cerita. Jakarta:

CV Citraunggul Laksana Kosasih, E. 2012. Dasar-dasar Keterampilan Bersastra. Bandung: Yrama Widya. Kusmawan, I. 2011. Seni Bermain Drama. Jakarta: Ghina Walafafa Nurgiantoro, Burhan. 1987. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra.

Yogyakarta: BPFE Semi, M, Atar. 1987. Anatomi Sastra. Padang: FPBS IKIP Padang Semi, M, Atar. 2007. Keterampilan Menulis. Padang: FPBS IKIP Padang