KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT FAKTA DAN OPINI …

84
KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT FAKTA DAN OPINI DALAM MAJALAH SUARA MUHAMMADIYAH SISWA KELAS IX.6 SMP MUHAMMADIYAH LIMBUNG SKRIPSI Diajukan sebagai Salah Satu Syarat guna Meraih Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ELFARA SUCI AMALIA 10533 7963 15 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA 2019

Transcript of KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT FAKTA DAN OPINI …

Page 1: KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT FAKTA DAN OPINI …

KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT FAKTA DAN OPINI DALAM MAJALAH SUARA MUHAMMADIYAH SISWA KELAS IX.6

SMP MUHAMMADIYAH LIMBUNG

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat guna Meraih Gelar Sarjana Pendidikanpada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

ELFARA SUCI AMALIA

10533 7963 15

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSARFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA2019

Page 2: KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT FAKTA DAN OPINI …
Page 3: KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT FAKTA DAN OPINI …
Page 4: KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT FAKTA DAN OPINI …
Page 5: KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT FAKTA DAN OPINI …
Page 6: KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT FAKTA DAN OPINI …

vii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Selalu menghargai orang lainadalah kunci sebuah kesuksesan

Kupersembahkan karya ini untuk kedua orang tuaku, saudariku, dan sahabatku atas keikhlasan dan do’anya dalam mendukung penulis mewujudkan harapan menjadi kenyataan.

Page 7: KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT FAKTA DAN OPINI …

viii

ABSTRAK

Elfara Suci Amalia, 2019. Kemampuan Menentukan Kalimat Fakta dan Opini dalam Majalah Suara Muhammadiyah Siswa Kelas IX.6 SMP Muhammadiyah Limbung. Skripsi. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Marwiah dan Pembimbing II Indramini.

Masalah utama dalam penelitian ini yaitu bagaimana kemampuan siswa kelas IX.6 SMP Muhammadiyah Limbung dalam menentukan kalimat fakta dan opini pada majalah Suara Muhammadiyah edisi 07, 1 April 2019?. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kemampuan siswa kelas IX.6 SMP Muhammadiyah Limbung dalam menentukan kalimat fakta dan opini pada majalah Suara Muhammadiyah edisi 07, 1 April 2019.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif. Jenis penelitian ini tergolong dalam penelitian lapangan. Adapun teknik pengambilan sampel dengan menggunakan total sampling yaitu sebanyak 28 orang siswa kelas IX.6. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi tes. Untuk mengetahui kategori kemampuan menentukan kalimat fakta dan opini dalam majalah Suara Muhammadiyah mengacu pada standar ketuntasan belajar individual dan klasikal yang digunakan di SMP Muhammadiyah Limbung.

Hasil menunjukkan bahwa dari 28 orang siswa kelas IX.6 yang menjadi sampel penelitian, keseluruhan siswa (100%) mampu dalam menentukan kalimat fakta dan opini dalam majalah Suara Muhammadiyah. Hal ini dapat dikatakan bahwa kemampuan siswa kelas IX.6 SMP Muhammadiyah LimbungDalam menentukan kalimat fakta dan opini dalam dua teks yang berjudul “Jum’at Terakhir Di Christchurch” dan “Menanam Pohon Angkatan Muda”yang secara individual mencapai kemampuan minimal 75% sebesar 100% dan mencapai kriteria ketuntasan klasikal yaitu 85%. Tingkat kemampuan siswa kelas IX.6 SMP Muhammadiyah Limbung berbeda-beda pada setiap aspek permasalahan yaitu, 1) Kemampuan menentukan kalimat fakta memperoleh persentase sebesar 85,71% (mampu), 2) Kemampuan menentukan kalimat opini memperoleh persentase sebesar 100% (mampu).

Kata kunci: majalah, fakta, opini

Page 8: KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT FAKTA DAN OPINI …

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah Ta’ala atas segala

nikmat dan karunia yang diberikan kepada seluruh makhluk-Nya. Salam serta

shalawat penulis haturkan kepada nabi Muhammad SAW yang telah berjuang

membawa perempuan dari zaman kebodohan menuju zaman kemajuan. Dengan

rasa syukur, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi ini dibuat untuk memenuhi syarat mencapai gelar sarjana (S-1),

skripsi ini bersifat penelitian deskriptif. Skripsi ini berjudul Kemampuan

Menentukan Kalimat Fakta dan Opini dalam Majalah Suara Muhammadiyah

Siswa Kelas IX.6 SMP Muhammadiyah Limbung.

Ucapan terima kasih kepada kedua orang tua, ayahanda Rafiuddin dan

ibunda Siti Annisah yang telah melahirkan, mengasuh, memelihara, mendidik

serta mendukung pendidikan penulis dengan penuh pengorbanan. Terima kasih

juga kepada saudariku Elfira dan teman seperjuangan Salmawati yang telah

banyak membantu penulis selama proses penulisan skripsi ini.

Tak lupa ucapan terima kasih kepada guru bahasa Indonesia kelas IX.6

SMP Muhammadiyah Limbung Muzakkir, S.Pd, M.Pd. serta dosen pembimbing I

dan pembimbing II yakni Dr. Marwiah, M.Pd dan Indramini, S.Pd, M.Pd. yang

senantiasa membimbing dalam penyusunan skripsi ini, dan Dr. Munirah, M.Pd.

selaku ketua Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia.

Akhirnya ucapan terima kasih dan do’a penulis panjatkan semoga

diberikan balasan kebaikan atas bantuan dan dukungan yang diberikan selama

proses penulisan skripsi ini. Harapan penulis, semoga skripsi ini bermanfaat bagi

Page 9: KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT FAKTA DAN OPINI …

pembaca, khususnya masyarakat dalam membedakan pernyataan yang bersifat

fakta disertai bukti dan pernyataan yang bersifat opini serta belum jelas

kebenarannya.

Page 10: KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT FAKTA DAN OPINI …

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………………………

HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………...........

LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………...........

PERSETUJUAN PEMBIMBING………………………………………….....

SURAT PERNYATAAN………………………………………………............

SURAT PERJANJIAN…………………………………………………………

MOTTO DAN PERSEMBAHAN………………………………………….....

i

ii

iii

iv

v

vi

vii

ABSTRAK………………………………………………………………..........

KATA PENGANTAR ……………………………………………………........

Viii

Ix

DAFTAR ISI …………………………………………………………………. Xii

BAB I PENDAHULUAN

A Latar Belakang………………………………………………… 1

B Rumusan Masalah……………………………………………... 4

C Tujuan Penelitian………………………………………………. 4

D Manfaat Penelitian……………………………………………... 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A Penelitian Relevan……………………………………………... 6

B Kajian Teori

1. Pembelajaran Bahasa Indonesia…………………………….. 8

2. Keterampilan Membaca…………………………………….. 12

3. Pengertian Kalimat.……………...........................................

4. Jenis-Jenis Kalimat………....................................................

20

20

Page 11: KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT FAKTA DAN OPINI …

5. Pengertian Fakta……………………………………………

6. Jenis-Jenis Fakta……………………………………………

7. Ciri-Ciri Fakta………………………………………………

8. Pengertian Opini……………………………………………

9. Jenis-Jenis Opini…………………………………………….

10. Ciri-Ciri Opini……………………………………………...

11. Fakta dan Opini dalam Majalah……………………………

12. Majalah Suara Muhammadiyah Edisi 07/1 April 2019

34

35

36

37

38

38

41

43

C Kerangka Pikir…………………………………………………. 47

BAB III METODE PENELITIAN

A Jenis Penelitian…………………………………....................... 49

B Populasi dan Sampel………………………………………….. 49

C Instrumen Penelitian………………………………………….... 50

D Teknik Pengumpulan Data ……………………………………. 51

E Teknik Penilaian………………………………………………. 51

F Teknik Analisis Data………………………………………….. 53

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A Deskripsi Kalimat Fakta dan Opini dalam Majalah

Suara Muhammadiyah Edisi 07/1 April 2019…………........... 55

B Dekripsi Hasil Penelitian …………………………………… 65

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan……………………………………………………. 69

B. Saran…………………………………………………………... 70

Page 12: KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT FAKTA DAN OPINI …

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

Page 13: KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT FAKTA DAN OPINI …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara sederhana, bahasa dapat diartikan sebagai alat untuk berkomunikasi

atau menyampaikan sesuatu yang terlintas di dalam hati. Menurut Prima Gusti

Yanti dkk, (2016: 1), bahasa adalah alat untuk berinteraksi, artinya bahasa sebagai

alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau perasaan.

Menurut Santosa, dkk (2012:63) mengatakan bahwa membaca adalah

kegiatan memahami bahasa tulis yang disampaikan oleh penulis. Sedangkan

menurut Solchan T.W., dkk (2010:7:30) membaca merupakan suatu proses untuk

memahami makna suatu tulisan. Menurut Tarigan, (dalam Nani, 2014:12)

membaca merupakan suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh

pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh peneliti melalui

media kata-kata atau bahasa tulis. Kegiatan membaca dapat menambah

pengetahuan pembaca akan informasi.

Salah satu bentuk bacaan yang sarat akan informasi adalah teks. Menurut

Widdowson dalam Hasanuddin dan M. Rapi Tang (2015: 262), teks terdiri dari

tulisan berita, tajuk rencana, buku, dokumen, dan sebagainya. Tulisan berita

banyak ditemukan dari media massa. Cangara (2002) menyatakan bahwa media

massa merupakan suatu alat yang digunakan dalam menyampaikan pesan

menggunakan alat komunikasi mekanis dari sumber pesan ke penerima pesan atau

khalayak umum.

Salah satu jenis media massa adalah majalah. Majalah mempunyai cover

atau sampul yang menjadi daya tarik bagi pembaca. Bahasa yang digunakan

Page 14: KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT FAKTA DAN OPINI …

2

dalam sebuah majalah lebih jelas dan mendalam. Di samping itu, dalam sebuah

majalah terdapat berita, artikel, cerita, dan iklan yang disertai gambar sebagai

pelengkap. Majalah berisi berbagai macam topik pembahasan dan tujuan yang

ingin dicapai oleh majalah yang bersangkutan.

Dalam sebuah majalah terdapat beberapa kalimat fakta dan kalimat opini.

Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) Depdiknas, (2008:386) Fakta

adalah hal atau keadaan peristiwa yang merupakan kenyataan sesuatu yang benar-

benar terjadi. Sedangkan (Sagiya, 2008) mengatakan opini merupakan hasil ide,

gagasan, dan pendapat penulis. Menentukan fakta dan opini dalam sebuah majalah

sangat dibutuhkan untuk membedakan suatu peristiwa yang nyata disertai bukti

maupun peristiwa yang belum jelas keabsahannya.

Berdasarkan hasil penelitian lain yang relevan, menunjukkan bahwa

kurangnya pemahaman siswa tentang ciri-ciri kalimat fakta dan kalimat opini.

Selain itu, kemampuan siswa dalam membedakan kalimat fakta dan kalimat opini

masih rendah sehingga tujuan pembelajaran yang ingin dicapai menjadi tidak

efektif. Ketika disuruh membaca teks kemudian ditentukan mana kalimat fakta

dan kalimat opini, siswa kurang mampu memahami isi teks, sehingga tidak bisa

menemukan kalimat fakta dan kalimat opini dalam teks bacaan tersebut. Padahal

pembelajaran kalimat fakta dan opini sangat penting agar siswa mampu

membedakan mana peristiwa yang kebenarannya bersifat objektif dan mana

peristiwa yang kebenarannya bersifat subjektif dalam kehidupan sehari-hari.

Oleh karena itu, perlu dilakukan pendekatan dan bimbingan yang tepat

agar dapat menarik minat baca siswa terhadap isi teks bacaan, khususnya terhadap

sebuah majalah.

Page 15: KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT FAKTA DAN OPINI …

3

Pemilihan majalah Suara Muhammadiyah sebagai bahan kajian,

merupakan media yang mewadahi organisasi Muhammadiyah serta sebagai sarana

untuk berdakwah menyebarkan ajaran Islam.

Majalah Suara Muhammadiyah adalah majalah resmi Pimpinan Pusat

Muhammadiyah dan dirintis oleh K.H. Ahmad Dahlan dan Haji Fachrodin.

Majalah Suara Muhammadiyah pertama kali terbit pada bulan Dzulhijjah tahun

1333 H (1915 M). Majalah Suara Muhammadiyah yang telah berusia seabad terbit

dwi mingguan dengan mengusung motto: “Meneguhkan dan Mencerahkan”.

Pembelajaran kalimat fakta dan opini di sekolah bertujuan untuk

menambah pemahaman siswa tentang kalimat fakta dan opini agar siswa mampu

membedakan kalimat yang bersifat fakta dan kalimat yang bersifat opini.

Berkurangnya kesadaran siswa dalam menanggapi sesuatu berdasarkan fakta

menjadi salah satu faktor yang melatarbelakangi penelitian ini.

Masalah lain yang terlihat adalah kurangnya pemahaman siswa tentang

perbedaan kalimat fakta dan opini. Untuk menumbuhkan minat siswa akan

pembelajaran kalimat fakta dan opini, maka media yang digunakan hendaknya

dapat menarik perhatian siswa, misalnya majalah yang bersifat mendidik.

Dewasa ini, siswa dihadapkan dengan arus globalisasi yang semakin

berkembang dan membawa pengaruh positif maupun negatif bagi dirinya. Siswa

dengan mudah memperoleh beragam informasi melalui kecanggihan teknologi

komunikasi yang membuat hidup menjadi mudah dan cepat. Informasi atau berita

yang ditawarkan oleh berbagai media tidak semuanya baik untuk ditelaah. Banyak

berita bohong yang tidak dapat dibuktikan kebenarannya tersaji di berbagai media

seiring perkembangan teknologi komunikasi. Berita bohong tersebut sangat

Page 16: KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT FAKTA DAN OPINI …

4

meresahkan dan terus bermunculan, baik dari media massa maupun media dalam

jaringan (daring) dan menjadi konsumsi sehari-hari bagi masyarakat khususnya

siswa. Dampak buruk tentu akan terjadi jika penerima informasi tidak dapat

memilah mana berita yang baik untuk diterima.

Dalam sebuah informasi tentu mempunyai beberapa fakta dan opini, maka

perlu dilakukan pemahaman tentang perbedaan pernyataan yang bersifat fakta dan

pernyataan yang hanya bersifat opini atau belum jelas kebenarannya agar

khalayak umum dapat menerima informasi yang baik dan benar.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dibuat untuk menentukan masalah yang akan dibahas

dan diselesaikan agar mencapai tujuan yang diharapkan. Adapun rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah kemampuan siswa kelas IX.6

SMP Muhammadiyah Limbung dalam menentukan kalimat fakta dan opini pada

majalah Suara Muhammadiyah edisi 07, 1 April 2019?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk

mendeskripsikan kemampuan siswa kelas IX.6 SMP Muhammadiyah Limbung

dalam menentukan kalimat fakta dan opini pada majalah Suara Muhammadiyah

edisi 07, 1 April 2019.

D. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoretis

Menganalisis majalah Suara Muhammadiyah edisi 07/1 April 2019

diharapkan dapat memperkaya ilmu pengetahuan tentang karya tulis khususnya

dalam membedakan kalimat fakta dan opini sebuah majalah.

Page 17: KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT FAKTA DAN OPINI …

5

b. Manfaat Praktis

Menentukan kalimat fakta dan opini yang terdapat dalam majalah Suara

Muhammadiyah edisi 07/1 April 2019, diharapkan dapat bermanfaat bagi banyak

pihak.

1. Bagi peneliti

Diharapkan dapat mengembangkan wawasan dan pengalaman peneliti

dalam membedakan kalimat fakta dan opini sebuah wacana.

2. Bagi siswa:

- Meningkatkan kemampuan siswa dalam membedakan kalimat fakta dan opini.

- Memperluas pemahaman siswa tentang ciri-ciri kalimat fakta dan opini.

- Meningkatkan minat membaca pada siswa melalui media baca berupa majalah.

3. Bagi pembaca diharapkan dapat membantu pembaca untuk membedakan

kalimat yang bersifat fakta dengan kalimat yang bersifat opini dalam sebuah

majalah.

Page 18: KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT FAKTA DAN OPINI …

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Penelitian Relevan

Kajian pustaka bertujuan mengetahui keaslian karya Ilmiah. Menurut

Siswantoro (2004 : 151), kajian yang dimaksud adalah kajian terhadap karya atau

penelitian lain yang relevan dengan penelitian ini. Kajian pustaka dapat bersumber

dari makalah, skripsi, jurnal, internet, atau yang lainnya, yang berkaitan dengan

masalah yang diteliti.

“Rina Sartika, Emidar, Ermawati Arief (2013) dengan judul penelitian

“Kemampuan Membedakan Kalimat Fakta dan Opini melalui Kegiatan Membaca

Intensif Siswa Kelas X SMK-SMAK Padang”. Hasil dari penelitian ini adalah,

kemampuan membedakan kalimat fakta dan kalimat opini melalui kegiatan

membaca intensif siswa kelas X SMK-SMAK Padang dikemukakan tiga

simpulan. Pertama, kemampuan rata-rata menentukan kalimat fakta melalui

kegiatan membaca intensif siswa kelas X SMK-SMAK Padang 69,80. Nilai ini

berada pada kualifikasi lebih dari cukup (LDC) berada pada rentangan 66% -

75%. Kedua, kemampuan menentukan kalimat opini melalui kegiatan membaca

intensif siswa kelas X SMK-SMAK Padang 63,88%. Nilai ini berada pada

kualifikasi cukup (C) pada rentangan 56%-65%. Ketiga, perbedaan kemampuan

siswa dalam membedakan kalimat fakta dan opini masing-masing sebesar

65,02%, dan 63,88% atau berkualifikasi lebih dari cukup (LDC) dan cukup (C).

“Wa Fatima (2016) dengan judul penelitian “Kemampuan Menentukan

Fakta dan Opini dalam Teks Tajuk Rencana Koran Kompas Siswa Kelas XI IPA

SMA Negeri 7 Kendari”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 73 orang

Page 19: KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT FAKTA DAN OPINI …

7

siswa kelas XI IPA SMA Negeri 7 Kendari yang dijdikan sampel penelitian,

secara individual terdapat 48 orang siswa atau 65,75% berada pada kategori

mampu dalam menentukan fakta dan opini dalam tajuk rencana, dan 25 orang

siswa atau 34,25% masuk dalam kategori tidak mampu dalam menentukan fakta

dan opini dalam tajuk rencana. Secara klasikal dapat dikatakan bahwa

kemampuan menentukan fakta dan opini dalam tajuk rencana surat kabar koran

kompas siswa kelas XI IPA SMA Negeri 7 Kendari masuk kategori tidak mampu.

Dikatakan tidak mampu karena siswa yang secara individual mencapai

kemampuan minimal 75% hanya sebesar 65,75% tidak mencapai kriteria

ketuntasan klasikal yaitu 85%. Tingkat kemampuan siswa kelas XI IPA SMA

Negeri 7 Kendari dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Kemampuan menentukan

fakta dan opini memperoleh persentase sebesar 93,15 % (mampu). 2. Kemampuan

membedakan fakta dan opini memperoleh persentase sebesar 50,68% (tidak

mampu). 3. dan kemampuan menyimpulkan isi tajuk rencana memperoleh

persentase 54,79% (tidak mampu).

“Nurna Setia Ningsih (2013) dengan judul penelitian “Efektivitas Model

Pembelajaran Problem Based Instruction terhadap Kemampuan Siswa dalam

Membedakan Kalimat Fakta dan Opini Pada Editorial dengan Membaca Intensif

Siswa Kelas XI SMA Negeri 3 Langsa Tahun 2013/2014.” Dari hasil penelitian ini

dapat disimpulkan bahwa kemampuan membedakan kalimat fakta dengan opini

menggunakan model pembelajaran Problem Based Instruction siswa kelas XI

SMA Negeri 3 Langsa tahun pemebelajaran 2013/2014 dapat dikatakan berhasil,

hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata yang diperoleh dari post test adalah 90,25.

Dan kemampuan membedakan kalimat fakta dengan opini menggunakan

Page 20: KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT FAKTA DAN OPINI …

8

pembelajaran secara konvensional siswa kelas XI SMA Negeri 3 Langsa tahun

pemebelajaran 2013/2014 dapat dilihat dari nilai rata-rata dari post test adalah

83,38. Dengan kata lain penggunaan model pembelajaran Problem Based

Instruction dapat meningkatkan kemampuan membedakan kalimat fakta dan opini

pada editorial dengan membaca intensif siswa kelas xi sma negeri 3 langsa tahun

2013/2014.

Berdasarkan beberapa penelitian relevan diatas, terdapat perbedaan dengan

penelitian penulis sebagai berikut

1. Penelitian ini terdapat perbedaan dengan penelitian Rina Sartika, Emidar, dan

Ermawati Arief yaitu pada kemampuan membedakan fakta opini pada siswa

melalui kegiatan membaca intensif.

2. Penelitian ini terdapat perbedaan dengan penelitian Wa Fatima yaitu pada

kemampuan menentukan fakta dan opini pada siswa dalam Teks Tajuk Rencana

Koran Kompas.

3. Penelitian ini terdapat perbedaan dengan penelitian Nurna Setia Ningsih yaitu

pada efektivitas model pembelajaran problem based instruction terhadap

kemampuan siswa dalam membedakan kalimat fakta dan opini pada editorial

dengan membaca intensif.

B. Kajian Teori

1. Pembelajaran Bahasa Indonesia

Bahasa merupakan alat komunikasi untuk menyampaikan gagasan, pesan,

dan informasi yang tertanam dalam pikiran, media penyampaiannya dapat melalui

lisan atau tulisan. Bahasa juga memiliki peran sentral demi terciptanya masyarakat

yang santun dan beradab. Seseorang dikatakan santun atau tidak ditentukan oleh

Page 21: KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT FAKTA DAN OPINI …

9

sikap berbahasanya meliputi nada dan makna yang disampaikan.

Bahasa Indonesia mempunyai peranan yang sangat penting bagi kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Bahasa Indonesia mempunyai peranan

yang penting pula dalam dunia pendidikan. Hal ini terimplementasi dalam proses

pembelajaran atau kegiatan belajar-mengajar. Pembelajaran bahasa Indonesia

bertujuan untuk mengembangkan kemampuan menggunakan bahasa Indonesia

dalam segala fungsinya, yaitu sarana berkomunikasi, sarana berpikir, sarana

persatuan, dan sarana kebudayaan.

Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia

secara baik dan benar yang meliputi empat aspek keterampilan, yaitu menyimak,

berbicara, membaca, dan keterampilan menulis. Keempat jenis keterampilan

tersebut tentu saja saling terkait satu dengan lainnya.

Pembeda utama manusia dengan hewan terletak pada dua hal yaitu

kemampuan berpikir dan kemampuan berbahasa. Manusia mampu berpikir karena

memiliki bahasa, tanpa bahasa manusia tidak akan dapat memikirkan berbagai hal

terutama berpikir secara abstrak. Tanpa bahasa juga manusia tidak dapat

mengomunikasikan gagasan dan pikirannya kepada orang lain. Oleh sebab itu,

jika ingin mengungkapkan berbagai pemikiran dengan baik, maka manusia harus

menguasai bahasa dengan baik.

Seseorang dikatakan memiliki kemampuan apabila telah melalui dan

menyelesaikan sebuah proses, proses yang harus dilalui dalam bahasa dan

berbahasa ialah empat aspek keterampilan berbahasa. keempat aspek ini bukan

hanya mendukung dalam ruang lingkup kehidupan pun saling berhubungan erat.

Page 22: KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT FAKTA DAN OPINI …

10

a. Menyimak

Keterampilan yang paling mendasar ialah menyimak. Setiap orang tentu

melakukan kegiatan menyimak, mulai dari mendengarkan berita, cerita, dan

berbagai informasi lainnya baik melalui TV, Radio, dll. Underwood (1990)

mendefinisikan menyimak adalah kegiatan mendengarkan atau memperhatikan

baik-baik apa yang ducapkan orang, menangkap dan memahami makna dari apa

yang didengar.

Menyimak berbeda dengan mendengar, mendengar hanya menerima

informasi yang diperdengarkan saja tanpa melalui penyerapan dan pemilihan

informasi dalam kinerja otak sehingga hanya tersimpan dalam short term memory

(ingatan jangka pendek). Mendengar identik dengan masuk telinga kanan keluar

telinga kiri, sedangkan menyimak adanya sebuah proses penyerapan dan

pemilihan informasi dalam otak sehingga disimpan dalam long term memory

(ingatan jangka panjang), di sinilah kinerja otak berkerja dan berkembang dengan

baik.

b. Berbicara

Keterampilan berbicara pada umumnya dapat dilakukan oleh semua orang,

tetapi berbicara yang terampil hanya sebagian orang mampu melakukan.

Berbicara secara umum dapat diartikan suatu penyampaian maksud (ide, pikiran,

isi hati) seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa lisan sehingga

maksud tersebut dapat dipahami oleh orang lain (Depdikbud, 1984:3/1985:7).

Keterampilan berbicara merupakan salah satu komponen dalm

pembelajaran bahasa Indonesia yang harus dimiliki oleh pendidik dan peserta

didik di sekolah. Terampil berbicara menuntut siswa untuk dapat berkomunikasi

Page 23: KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT FAKTA DAN OPINI …

11

dengan siswa lainnya. Seperti yang diungkapkan oleh Supriyadi (2005:179)

bahwa sebagian besar siswa belum lancar berbicara dalam bahasa Indonesia.

Siswa yang belum lancar berbicara tersebut dapat disertai dengan sikap siswa

yang pasif, malas berbicara, sehingga merasa takut salah dan malu, atau bahkan

kurang berminat untuk berlatih berbicara di depan kelas.

c. Membaca

Pusat pemerolehan berbagai pengetahuan keterampilan dari menyimak,

berbicara, dan menulis ialah membaca. Aktivitas membaca sama halnya dengan

pemerolehan, apa yang kita ketahui adalah dari apa yang kita baca. Stauffer

(Petty & Jensen, 1980) menganggap bahwa membaca, merupakan transmisi

pikiran dalam kaitannya untuk menyalurkan ide atau gagasan. Selain itu,

membaca dapat digunakan untuk membangun konsep, mengembangkan

perbendaharaan kata, memberi pengetahuan, menambahkan proses pengayaan

pribadi, mengembangkan intelektualitas, membantu mengerti dan memahami

problem orang lain, mengembangkan konsep diri dan sebagai suatu kesenangan.

Membaca memiliki pengaruh terhadap perkembangan hidup kita, namun

banyaknya koleksi buku bukan berarti ia gemar membaca. Kegemaran membaca

akan tampak apabila seseorang mampu mengemukakan berbagai pengetahuan,

gagasan, dan ide-ide kreatifnya.

d. Menulis

Tahap keterampilan terakhir ialah menulis. Menulis sebagai pusat

pengaplikasian berbagai pengetahuan yang telah didapat dari aktivitas menyimak,

membaca, dan berbicara kemudian mengalihkannya ke dalam rangkaian kata dan

bahasa yang memiliki makna dan tujuan. Pranoto (2004:9) berpendapat bahwa

Page 24: KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT FAKTA DAN OPINI …

12

menulis berarti menuangkan buah pikiran ke dalam bentuk tulisan atau

menceritakan sesuatu kepada orang lain melalui tulisan. Menulis juga dapat

diartikan sebagai ungkapan atau ekspresi perasaan yang dituangkan dalam bentuk

tulisan. Penelitian ini keterampilan berbahasa. (https://ajiseptiaji.kompasiana.com)

2. Keterampilan Membaca

Menurut Santosa, dkk (2012: 63) Mengatakan bahwa “Membaca adalah

kegiatan memahami bahasa tulis yang disampaikan oleh penulis”. Sedangkan

menurut Solchan T.W., dkk (2010:7.30) membaca merupakan suatu proses untuk

memahami makna suatu tulisan. Membaca merupakan suatu proses yang

dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang

hendak disampaikan oleh peneliti melalui media kata-kata atau bahasa tulis

menurut Tarigan, (dalam Nani, 2014:12).

Akhirnya dapat dipahami bahwa membaca adalah suatu kegiatan

memahami dan menggali informasi yang disampaikan oleh penulis melalui media

tulisan.

a. Tujuan Membaca

Menurut Santosa, dkk (2012:64) tujuan membaca adalah memahami

bacaan yang dibacanya, dengan demikian pemahaman merupakan faktor yang

amat penting dalam membaca.

Menurut Tarigan (dalam Nani 2014:14) ada beberapa tujuan membaca

yaitu : Untuk menemukan atau mengetahui penemuan-penemuan yang telah

dilakukan oleh sang tokoh, apa yang dibuat oleh sang tokoh, apa yang telah terjadi

pada sang tokoh khusus, atau untuk memecahkan masalah-masalah yang dibuat

sang tokoh. Membaca seperti ini disebut membaca untuk meperoleh perincian-

Page 25: KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT FAKTA DAN OPINI …

13

perincian atau fakta-fakta; Membaca untuk mengetahui mengapa hal itu

merupakan topik yang baik dan menarik, masalah yang terdapat dalam cerita apa-

apa yang dipelajari atau dialami sang tokoh untuk mencapai tujuannya. Membaca

seperti ini disebut membaca untuk memperoleh ide-ide utama; Membaca untuk

menemukan atau mengetahui apa yang terjadi pada setiap bagian cerita, apa yang

terjadi mula-mula pertama, kedua, ketiga dan seterusnya. Setiap tahap dibuat

untuk memecakan suatu masalah, adegan-adegan yang terjadi, kejadian buat

dramatisasi. Ini disebut membaca untuk mengetahui urutan atau susunan, dan

organisasi cerita; Membaca untuk menemukan serta mengetahui mengapa para

tokoh merasakan seperti cara mereka itu, apa yang hendak diperlihatkan oleh sang

pengarang kepada para pembaca, mengapa para tokoh berubah, kualitas-kualitas

yang dimiliki para tokoh yang membuat mereka berhasil atau gagal. Ini disebut

membaca untuk menyimpulkan, membaca inferensi; Membaca untuk menemukan

serta mengetahui apa-apa yang tidak biasa, tidak wajar mengenai seseorang tokoh,

apa yang lucu dalam cerita, apakah cerita itu benar atau tidak benar. Ini disebut

membaca untuk mengelompokkan, membaca utuk mengklasifikasikan; Membaca

untuk menemukan apakah sang tokoh berhasil atau hidup dengan ukuran-ukuran

tertentu, apakah kita ingin berbuat seperti yang diperbuat oleh sang tokoh, atau

bekerja seperti cara sang tokoh bekerja dalam cerita itu. Ini disebut membaca

menilai, membaca mengevaluasi; dan Membaca untuk menemukan bagaimana

caranya sang tokoh berubah, bagaimana hidupnya berbeda dari kehidupan yang

kita kenal, bagaimana dua cerita mempunyai persamaan, bagaimana sang tokoh

menyerupai pembaca. Ini disebut membaca untuk memperbandingkan atau

mempertentangkan.

Page 26: KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT FAKTA DAN OPINI …

14

Menurut Apriani (2014:126) tujuan membaca memberikan bekal

pengetahuan dan kemampuan siswa untuk menguasai teknik-teknik membaca dan

menangkap isi bacaan dengan baik dan benar. Dengan adanya beberapa definisi

tersebut dapat disimpulkan tujuan membaca adalah sebagai modal bagi seseorang

untuk mempelajari buku dan mencari informasisecara tertulis.

b. Jenis -Jenis Membaca

Dalam kajian membaca dikenal banyak jenis membaca. Ditinjau dari segi

terdengar tidaknya suara si pembaca pada waktu membaca, membaca dapat dibagi

atas membaca dalam hati, serta membaca bersuara atau membaca nyaring.. Dilihat

dari sudut cakupan bahan bacaan yang dibaca, membaca dapat digolongkan ke

dalam membaca ekstensif dan membaca intensif. Dilihat dari tujuan

kedalamannya atau levelnya, membaca dapat digolongkan ke dalam membaca

literer, membaca kritis, dan membaca kreatif. Berikut pembahasan tentang jenis-

jenis membaca.

1. Membaca Nyaring dan Membaca dalam Hati

Membaca nyaring merupakan proses mengkomunikasikan isi bacaan

(dengan nyaring) kepada orang lain. Karena tujuan utamanya mengkomunikasikan

isi bacaan, maka si pembaca bukan hanya dituntut harus mampu melafalkan

dengan suara nyaring lambing-lambang bunyi bahasa saja, melainkan juga

dituntut harus mampu melakukan proses pengolahan agar pesan-pesan atau

muatan makna yang terkandung dalam lambing-lambang bunyi bahasa tersebut

dapat tersampaikan secara jelas dan tepat oleh orang-orang yang mendengarnya.

Dengan demikian, jelaslah bahwa proses membaca nyaring sesungguhnya

bukanlah hal yang mudah. Soedarso (1998:18) mengatakan bahwa saya membaca

Page 27: KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT FAKTA DAN OPINI …

15

nyaring lebih sulit dibandingkan dengan membaca dalam hati.

Kesulitan membaca nyaring juga dapat dilihat dari tingkat keterlibatan

organ-organ tubuh yang turut beraktivitas. Membaca dalam hati hanya

menggunakan ingatan visual. Dalam hal ini yang aktif adalah mata (pandangan

atau penglihatan dan ingatan). Membaca nyaring selain penglihatan dan ingatan

turut juga aktif ingatan pendengaran dan ingatan yang bersangkutan dengan otot-

pt ot. Oleh karena itu, untuk mendapatkan keterampilan membaca jenis ini sangat

mutlak diperlukan adanya proses latihan secara terencana dan sungguh-sungguh

dibawa asuhan guru-guru yang professional.

Tujuan akhir yang diharapkan dari membaca nyaring adalah kefasihan:

mampu menggunakan ucapan yang tepat, membaca dengan jelas dan tidak

terbata-bata, membaca dengan tidak terus-menerus melihat pada bahan bacaan,

membaca dengan menggunakan intonasi dan lagu yang tepat.

Membaca dalam hati atau membaca diam, memang tidak ada suara yang

keluar, yang aktif bekerja adalah mata dan otak saja, Tampubolon (1998:21).

Ikhwal diamnya alat ucap ini saat melakukan membaca dalam hati perlu perlu

dicermati oleh guru, sebab hingga saat ini masih banyak siswa saat mereka

membaca dalam hati, tetapi pada saat yang sama alat ucap mereka turut aktif.

Misalnya, membaca sambil bersuara seperti berbisik, atau dengan bibir bergerak-

gerak, atau membaca dengan kepala bergerak mengikuti baris bacaan, atau

membaca sambil menunjuk baris bacaan dengan jari, pensil, atau alat ucap

lainnya. Hal-hal semacam ini secara perlahan harus segera dihilangkan karena

akan menghambat lancarnya membaca dalam hati.

Page 28: KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT FAKTA DAN OPINI …

16

2. Membaca Ekstensif dan Membaca Intensif

Membaca ekstensif merupakan membaca yang dilakukan secara luas. Pada

siswa diberikan kebebasan dan keleluasaan dalam hal memiliki baik jenis maupun

lingkup bahan-bahan bacaan yang dibacanya. Program membaca ini sangat besar

manfaatnya dalam memberikan aneka pengalaman yang sangat luas kepada para

siswa yang mengikutinya. Membaca ekstensif meliputi tiga jenis membaca yakni:

a. Membaca Survey

Membaca survey adalah sejenis kegiatan membaca dengan tujuan untuk

mengetahui gambaran umum ikhwal isi serta ruang lingkup dari bahan bacaan

yang hendak dibaca. Oleh karena itu, dalam perakteknya pembaca hanya sekedar

melihat atau menelaah bagian bacaan yang dianggap penting saja. Misalnya,

judul, nama pengarang beserta pidatonya, judul, bab serta sub-sub bab, daftar

indeks atau daftar buku-buku rujukan yang dipergunakannya. Dengan demikian

membaca survey bukanlah membaca sebenarnya. Jadi, dapat dikatakan semacam

kegiatan prabaca.

b. Membaca Sekilas

Membaca sekilas atau membaca Skimming adalah sejenis membaca yang

membuat mata bergerak dengan cepat melihat dan memperhatikan bahan tertulis

untuk mencari dan memperhatikan bahan tertulis untuk mencari dan mendapatkan

informasi secara cepat (Tarigan, 1990:32). Soedarso (1998:32) mendefinisikan

skimming sebagai keterampilan membaca yang diatur secara sistematis untuk

mendapatkan hasil yang efisien.

c. Membaca Dangkal

Membaca dangkal pada dasarnya merupakan kegiatan membaca untuk

Page 29: KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT FAKTA DAN OPINI …

17

memperoleh pemahaman yang dangkal atau tidak terlalu mendalam dari bahan

bacaan yang dibaca. Membaca jenis ini biasanya dilakukan bila pembaca

bermaksud untuk mencari kesenangan atau kebahagiaan. Oleh karena itu, jenis

bacaannya pun betul-betul merupakan jenis bacaan ringan. Misalnya, majalah,

novel, cerpen dan sebagainya. Membaca dangkal ini dilakukan dengan santai.

d. Membaca Intensif

Membaca intensif, merupakan program kegiatan membaca yang dilakukan

secara saksama. Dalam membaca ini, para siswa hanya membaca satu atau

beberapa pilihan dari bahan bacaan yang ada. Program membaca intensif

merupakan salah satu upaya untuk menumbuhkan dan mengasah kemampuan

membaca secara kritis. Jenis membaca intensif antara lain:

1. Membaca Teliti

Membaca ini bertujuan untuk memahami secara detail gagasan yang

terdapat dalam terks bacaan tersebut untuk melihat organisasi penulisan atau

pendekatan yang digunakan oleh si penulis.

Pembaca dalam hal ini selain dituntut untuk dapat mengenal dan menghubungkan

kaitan anatara gagasan yang ada, baik yang terdapat dalam kalimat maupun

maupun dalam setiap paragraf.

2. Membaca Pemahaman

Menurut Tarigan (1986:56) membaca pemahaman merupakan sejenis

membaca yang bertujuan untuk memahami standar-standar atau norma-norma

kesastraan, resensi kritis, drama tulis, serta pola-pola fiksi.

3. Membaca Kritis

Membaca kritis adalah sejemis membaca yang dilakukan secara bijaksana,

Page 30: KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT FAKTA DAN OPINI …

18

penuh tenggang hati, mendalam, evaluatif, serta analisis, dan bukan hanya

mencari kesalahan.

4. Membaca Ide

Membaca ide adalah sejenis kegiatan membaca yang bertujuan untuk

mencari, memperoleh serta memanfaatkan ide-ide yang terdapat dalam bacaan.

Menurut Tarigan (1986:56) membaca idemerupakan kegitan membaca yang

bertujuan untuk mencari jawaban atau pertanyaan berikut dari suatu bacaan: (a)

mengapa hal itu merupakan judul atau topik yang baik; (b) masalah apa saja yang

dikupas atau dibentangkan dalam bacaan tersebut; (c) hal-hal apa yang dipelajari

dan yang dilakukan oleh sang tokoh.

5. Membaca Bahasa Asing

Membaca bahasa asing pada tataran yang lebih rendah umumnya bertujuan

untuk memperbesar daya kata dan untuk mengembangkan kosakata, dalam tataran

yang lebih luas tentu saja bertujuan untuk mencapai kefasihan.

6. Membaca Sastra

Membaca sastra merupakan kegiatan membaca karya sastra, baik dalam

hubungannya dengan kepentingan apresiasi maupun dalam hubungannya dengan

kepentingan studi dan kepentingan pengkajian.

3. Membaca Literal, Kritis dan Kreatif

Membaca literal meruapakan kegiatan membaca sebatas mengenal dan

menangkap arti yang tertera secara tersurat. Artinya pembaca hanya berusaha

menangkap informasi yang terletak secara literal dalam bacaan dan tidak berusaha

menangkap makna yang lebih dalam lagi, yakni makna yang tersirat.

Membaca kritis adalah sejenis membaca yang dilakukan secara bijaksana,

Page 31: KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT FAKTA DAN OPINI …

19

penuh tenggang hati, mendalam, evaluatif, serta analisis, dan bukan hanya

mencari kesalahan belaka. Dengan membaca kritis pembaca akan dapat

mencamkan lebih lama terhadap apa yang dibacanya dan dia pun akan empunyai

kepercayaan diri yang lebih mantap daripada kalau dia membaca tanpa usaha

berpikir kritis.

Membaca kritis merupakan kegiatan membaca untuk mendapatkan

penilaian yang adil dan bijaksana. Menurut Harras (1998:45) untuk dapat

melakukan kegitan membaca kritis, ada empat macam persyaratan pokok, yaitu:

(1) pengetahuan tentang bidang ilmu yang disajikan dalam bahan bacaan yang

sedang dibaca; (2) sikap bertanya dan sikap menilai yang tidak tergesa-gesa; (3)

penerapan berbagai metode analisis yang logis atau penelitian ilmiah; (4) tindakan

yang diambil berdasarkan analisis atau pemikiran tersebut.

Membaca kreatif merupakan proses membaca untuk mendapatkan nilai

tambah dari pengetahuan yang baru yang terdapat dalam bacaan lewat jalan

mengidentifikasi ide-ide yang menonjol atau mengkombinasikan pengetahuan

yang sebelumnya pernah didapatkan.

Dalam proses membaca kreatif, pembaca dituntut untuk mencermati ide-

ide yang dikemukakan oleh penulis kemudian membandingkannya dengan ide-ide

yang sejenis yang mungkin saja berbeda-beda, baik berupa petunjuk, aturan, atau

kiat-kiat tertentu. Selain itu, kemampuan membaca kreatif merupakan tingkatan

tertinggi dari kemampuan membaca seseorang.

Menurut Harras (1998:49) pembaca dapat dikatakan pembaca kreatif

andaikan memenuhi kreteria berikut: (1) Kegiatan membaca tidak berhenti sampai

pada saat menutup buku; (2) mampu menerapkan hasil untuk kepentingan hidup

Page 32: KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT FAKTA DAN OPINI …

20

sehari-hari; (3) munculnya perubahan sikap dan tingkah laku setelah proses

membaca selesai; (4) hasil membaca berlaku sepanjang masa; (5) mampu menilai

secara kritis dan kreatif bahan-bahan bacaan; (6) mampu memecahkan masalah

kehidupan sehari-hari berdasarkan hasil bacaan yang tekah dibaca.

(https://jaririndublog.com)

3. Pengertian Kalimat

Kalimat merupakan satuan terkecil bahasa yang mengungkapkan pikiran

secara utuh secara kebahasaan, definisi tersebut diambil dari Tata Bahasa Baku

Bahasa Indonesia. Untuk memaknainya secara tepat, ketika mengucapkan suatu

kalimat digunakan suara yang naik-turun, lemah-lembut, disela dengan jeda, serta

intonasi di akhir kalimat. Sedang untuk memaknai kalimat tertulis, digunakan

tanda baca yang mewakili cara pengucapan atau intonasi.

Para ahli juga mengemukakan pendapatnya tentang definisi dari kalimat,

salah satunya Kridalaksana. Kridalaksana mengungkapkan jika kalimat

merupakan satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, mempunya pola

intinasi final, serta secara actual dan potensial terdiri dari klausa. Selanjutnya, Hal

senada juga dikemukakan oleh kokt Cook, Cook mendefinisikan sebagai suatu

satuan bahasa yang secara relative dapat berdiri sendiri-sendiri, yang mempunyai

pola intonasi akhir dan terdir dari klausa. Sumber lain menyebutkan jika kalimat

merupakan gabungan dari dua kata atau lebih yang menghasilkan sebuah

pengertian dan pola intonasi akhir. (https://dosenbahasa.com).

4. Jenis-Jenis Kalimat

Kalimat memiliki beberapa jenis yang membedakannya satu sama lain.

Pembagian jenis–jenis kalimat didasarkan pada 1) pengucapan; 2) jumlah frasa

Page 33: KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT FAKTA DAN OPINI …

21

atau struktur gramatikal; 3) isi atau fungsi; 4) unsur kalimat; 5) pola subjek –

predikat; 6) gaya penyajian; dan 7) subjeknya. Untuk memperjelas, berikut ini

ulasannya.

a. Pembagian Jenis-Jenis Kalimat Berdasarkan Pengucapannya

Berdasarkan pengucapannya, kalimat dibedakan menjadi dua jenis, yakni

kalimat langsung dan kalimat tidak langsung.

1. Kalimat Langsung

Kalimat langsung merupakan kalimat hasil kutipan dari ucapan seseorang

tanpa melalui perantara dan tanpa merubah sedikitpun apa yang ia utarakan.

Kalimat ini ditandai dengan penggunaan tanda petik untuk membedakan kalimat

kutipan dengan kalimat penjelas.

Contoh :

“Riana akan pulang nanti sore,” Desti memberi kabar

Andriana berkata, “Aku mungkin tidak akan pulang malam ini. Besok aku beri

kabar lagi.”

“Andai waktu itu ibumu ini tidak lari, Nak,” Ibu mulai bercerita, “tidak mungkin

kamu bisa sampai sebesar ini. Karena kalo ibu tidak lari, kita pasti ikut hangus

bersama desa kita.”

2. Kalimat Tidak Langsung

Kalimat tidak langsung merupakan kalimat yang menceritakan kembali isi

atau pokok ucapan yang pernah disampaikan seseorang tanpa perlu mengutip

keseluruhan kalimatnya.

Contoh :

Aku pernah mendengar Aisya bercerita bahwa sebenarnya ia tidak terlalu senang

Page 34: KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT FAKTA DAN OPINI …

22

dengan kabar perjodohan yang diatur oleh orang tuanya.

Tadi Bu Neti berpesan jika hari beliau tidak dapat masuk kelas karena suatu

urusan. Namun, beliau memberikan tugas untuk mengerjakan LKS halaman 75.

Burhani mengancam tidak masuk sekolah bila ia masih merasa mendapat bully-

an dari teman sekelasnya.

b. Pembagian Jenis Jenis Kalimat Berdasarkan Jumlah Frasanya (Struktur

Gramatikal)

Dilihat dari jumlah frasanya, kalimat dapat dibedakan menjadi kalimat

tunggal (terdiri dari kalimat nominal dan kalimat verbal) serta kalimat majemuk

(terdiri dari kalimat majemuk setara, majemuk bertingkat, dan majemuk

campuran).

1. Kalimat Tunggal

Kalimat tunggal merupakan kalimat yang hanya terdiri dari satu klausa,

yang terbentuk dari satu pola. Berikut ini pola – pola dalam kalimat tunggal

beserta contohnya

No. Pola Kalimat Kategori Kata Contoh

1. Subjek (S) + Predikat (P) Kata Benda (KB) + Kata Kerja (KK)

Pendemo berorasi.

Kata Benda + Kata Sifat (KS) Pemilik villa itu menakutkan.

Kata Benda + Kata Bilangan (KBil) Harga sofa itu dua juta rupiah

2. S + P + Keterangan (K) KB + KK +(Konjungsi + Kata Benda)

Ayu menari dengan gemulai.

3. S + P + Pelengkap (Pel) KB1 + KK + KB2 Mukanya bersemu merah.

4. S + P + O KB1 + KK + KB2 Ayah membeli roti.

Page 35: KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT FAKTA DAN OPINI …

23

5. S + P + O + K KB1 + KK + KB2 +(Konjungsi + KB3) Rasya

menikahi gadis itu di Bali.

6. S + P + O + Pel KB1 + KK + KB2 + KB3 Ayah membelikan aku sebuah

bunga.

Kalimat tunggal berdasarkan jenis predikat yang digunakan, dibagi

menjadi dua yakni kalimat nomina dan kalimat verbal.

a. Kalimat Nomina

Kalimat nomina merupakan jenis kalimat yang menggunakan kata benda

(kata bilangan atau kata sifat) sebagi predikat

Contoh :

Tentara itu tewas di medan perang.

Adik saya ada dua orang

b. Kalimat Verbal

Kalimat verbal merupakan jenis kalimat yang menggunakan kata kerja

sebagai predikat.

Contoh :

Andi mengayuh sepedanya pelan.

Siska makan di kamarnya.

2. Kalimat Majemuk

Kalimat majemuk merupakan kalimat yang terdiri dari dua atau lebih

kalimat tunggal yang saling berhubungan. Berdasarkan kedudukan satu kalimat

tunggal dengan yang lain, kalimat majemuk dibedakan menjadi kalimat majemuk

setara (baca : contoh kalimat majemuk setara), bertingkat (baca : contoh kalimat

majemuk bertingkat), dan campuran (baca : contoh kalimat majemuk campuran).

Page 36: KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT FAKTA DAN OPINI …

24

a. Kalimat Majemuk Setara

Kalimat majemuk setara merupakan kalimat yang terdiri dari dua kalimat

tunggal, di mana kedudukan masing masing kalimat tersebut setara. Kalimat

majemuk setara dibagi lagi menjadi beberapa jenis, seperti berikut

1. Kalimat majemuk setara penggabungan, biasanya ditandai dengan

penggunaan kata hubung (konjungsi) “dan” atau “serta”.

Contoh :

Saya bertanggung jawab atas kedatangan peserta hingga ke penginapan dan Andi

akan mengambil tanggung jawab tentang segala keperluan peserta sesampainya di

sana.

2. Kalimat majemuk setara pertentangan, biasanya ditandai dengan kata hubung

(konjungsi) “tetapi”, “sedangkan”, “melainkan”, “namun”, dan sebagainya.

Contoh :

Kelas kami akan mengadakan study tour ke Palembang, namun dia memilih untuk

tidak ikut.

3. Kalimat majemuk setara pemilihan, biasanya ditandai dengan kata hubung

“atau”.

Contoh :

Riana masih bingung menentukan antara ikut menemani ibunya kuliah di Jerman

atau tetap tinggal di sini bersama ayahnya.

4. Kalimat majemuk setara penguatan, biasanya ditandain dengan kata hubung

“bahkan”.

Contoh :

Dia memang pemuda yang cerdas, bahkan di usianya yang ke-17 ia sudah

Page 37: KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT FAKTA DAN OPINI …

25

mendapatkan gelar sarjana pertamanya.

b. Kalimat Majemuk Bertingkat

Kalimat majemuk bertingkat merupakan kalimat yang menggabungkan

dua kalimat tunggal atau lebih di mana satu sama lain memiliki kedudukan yang

berbeda, yakni sebagai induk kalimat dan anak kalimat. Kalimat majemuk

bertingkat dapat dibagi menjadi 10 jenis berdasarkan penggunaan kata hubung

atau konjungsinya, yakni,

1. Waktu : “ketika”, “sejak”, “saat ini”, dsb.

Contoh :

Anak itu sudah lama hidup sendiri semenjak orang tuanya meninggal ketika dia

masih bayi.

2. Sebab: “karena”, “oleh karena itu”, “sebab”, “oleh sebab itu”, dsb.

Contoh :

Tia memuntus pergi dari rumah karena ia tidak kuat lagi melihat kelakuan

ayahnya.

3. Akibat: “hingga”, “sehingga”, “maka”, dsb.

Contoh :

Kebakaran hutan itu meluas hingga asap kabut yang ditimbulkan berdampak

hingga Singapura dan Malaysia.

4. Syarat: “ jika”, “asalkan”, “apabila”, dsb.

Contoh :

Ani bersedia menerima lamaran Ali, apabila kedua orang tuanya merestui

hubungan mereka.

5. Perlawanan: “meskipun”, “walaupun”, dsb.

Page 38: KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT FAKTA DAN OPINI …

26

Contoh :

Meskipun diiming – imingi uang ganti rugi yang besar, warga Kampung Barang

tetap menolak dipindahkan.

6. Pengandaian: “andaikata”, “seandainya”, dsb.

Contoh :

Seandainya Risko menunggu lebih lama lagi, ia pasti akan berjumpa dengan Dewi

di kafe itu.

7. Tujuan: “agar”, “supaya”, “untuk”, dsb.

Contoh:

Triana menutuskan pindah ke apartemen ini agar lebih dekat dengan kantornya.

8. Perbandingan: “bagai”, “laksana”, “ibarat”, “seperti”, dsb.

Contoh :

Budak itu jatuh cinta pada putri kerajaan bagaikan punguk yang merindukan

bulan.

9. Pembatasan: “kecuali”, “selain”, dsb.

Contoh :

Dia sangat jago di semua mata pelajaran kecuali pelajaran olahraga.

10. Alat: “dengan + kata benda”

Contoh:

Orang itu pergi ke kantor dengan menggunakan mobil.

c. Kalimat Majemuk Campuran

Kalimat majemuk setara merupakan kalimat majemuk yang

menggabungkan kalimat majemuk setara dengan kalimat majemuk setingkat.

Kalimat majemuk campuran terdiri dari sekurang – kurangnya tiga kalimat

Page 39: KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT FAKTA DAN OPINI …

27

tunggal.

Contoh :

Patria sedang memasak dan Toni menonton TV di ruang keluarga, ketika aku

tiba di rumah mereka. (kata hubung “dan” menyatakan kalimat majemuk setara,

kata hubung “ketika” menyatakan kalimat majemuk bertingkat.)

c. Pembagian Jenis-Jenis Kalimat Berdasarkan Isi atau Fungsinya

Menurut pembagian berdasarkan isi atau fungsi suatu kalimat, kalimat

dibedakan menjadi lima jenis, seperti berikut:

1. Kalimat Berita atau Pernyataan (Kalimat Deklaratif)

Merupakan kalimat yang bertujuan untuk menyampaian suatu informasi.

Kalimat ini dalam penulisannya di akhiri dengan tanda baca titik (.).Dalam

pembacaannya, pada akhir kalimat biasanya memiliki intonasi yang menurun.

Contoh :

Ari tengah berlari ke hutan. (memberitahu kepastian)

Aku menolak hadir dalam acara tersebut. (memberitahu pengingkaran)

Pemain baru itu sepertinya tidak periu dikhawatirkan (memberitahu kesangsian)

2. Kalimat Tanya (Kalimat Interogatif)

Merupakan kalimat digunakan untuk mencari tahu suatu informasi atau

jawaban atau respon dari lawan bicara. Kalimat ini dalam penulisannya di akhiri

dengan tanda baca tanya (?).

Contoh :

Bagaimana kabarmu hari ini?

Apakah kau sudah bertemu langsung dengan ayahnya?

Di mana kamu tinggal sekarang?

Page 40: KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT FAKTA DAN OPINI …

28

Siapa yang mengantarkanmu ke rumah tadi?

Kapan terakhir kali Anda melihat pria tersebut?

Mengapa kamu nampak ceria sekali hari ini?

3. Kalimat Perintah (Kalimat Imperatif)

Kalimat perintah merupakan kalimat yang bertujuan untuk memberikan

perintah kepada seseorang untuk melakukan sesuatu. Dalam penulisannya,

kalimat perintah akan diakhiri dengan tanda baca seru (!). Serta dalam

pembacaannya, pada akhir kalimat biasanya digunakan intonasi yang meninggi.

Contoh :

Tolong ambilkan kertas di meja itu! (permohonan)

Jangan mendekat! (larangan)

Mari kita jaga kelestarian hutan lindung? (ajakan)

4. Kalimat Seruan

Kalimat seruan digunakan untuk mengungkapkan perasaan. Sama seperti

kalimat perintah, dalam pelafalannya pada akhir kalimat biasanya ditandai dengan

intonasi yang tinggi. Dalam penulisannya, kalimat seruan juga diakhiri dengan

tanda seru (!).

Contoh :

Wah, indah sekali pantai!

Hore, aku menang!

5. Kalimat Pengandaian

Kalimat pengandaian bertujuan untuk menggambarkan keinginan atau

tujuan dari penulis atau pembicara yang belum atau tidak terwujud. Kalimat

pengandaian dalam penulisannya diakhiri dengan tanda baca titik (.).

Page 41: KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT FAKTA DAN OPINI …

29

Contoh:

Andai saja aku bisa mengulang waktu kembali.

Seandainya aku menjadi dokter nantinya, aku hanya akan pergi ke daerah

terpencil dan memberikan pengobatan bagi yang membutuhkan di sana.

d. Pembagian Jenis-Jenis Kalimat Berdasarkan Unsur Kalimat

Dilihat dari unsur di dalamnya, kalimat dapat dibedakan menjadi dua,

yakni kalimat lengkap dan kalimat tidak lengkap.

1. Kalimat Lengkap

Kalimat lengkap merupakan kalimat yang sekurang – kurangnya terdiri

atas sebuah subjek dan sebuah predikat. Kalimat majas dapat dikategorikan

sebagai kalimat lengkap.

Contoh:

Anak – anak bermain di lapangan

S P K

Ayah membeli mobil baru

S P O

2. Kalimat Tidak Lengkap

Kalimat tidak lengkap merupakan kalimat yang tidak sempurna. Kalimat

dengan bentuk tidak sempurna kadang hanya memiliki sebuah subjek saja, sebuah

predikat, atau bahkan hanya terdiri atas objek dan keterangan. Kalimat ini

biasanya digunakan untuk kalimat semboyan, salam, perintah, pertanyaan, ajakan,

jawaban, seruan, larangan, sapaan, dan kekaguman.

Contoh:

Page 42: KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT FAKTA DAN OPINI …

30

Hei, Diana!

Rajin pangkal pandai.

Wah, indah sekali!

Terima kasih.

Selamat sore!

Tidak.

e. Pembagian Jenis-Jenis Kalimat Berdasarkan Pola Subjek – Predikat

Apabila ditinjau dari struktur serta susunan atas subjek dan predikatnya,

kalimat dapat dibagi menjadi dua jenis, yakni kalimat versi dan kalimat inversi.

1. Kalimat Versi

Kalimat versi merupakan kalimat yang sesuai dengan susunan pola kalimat

dasar pada Bahasa Indonesia (S – P) atau (S – P – O – K) atau (S – P – K ) dan

lain sebagainya.

Contoh:

Aku berjalan sejauh tiga kilometer.

S P K

Diah membeli sepatu di Pasar Anyer

S P O K

2. Kalimat Inversi

Kalimat inversi merupakan kalimat yang memiki ciri khas adanya predikat

yang mendahului kata subjek. Kaliman versi biasanya digunakan untuk

menyampaikan penekanan atau ketegasan makna. Kata pertama yang muncul

merupakan kaa yang menjadi penentu makna kalimat sekaligus menjadi kata yang

menimbulkan kesan terhadap pembaca maupun pendengarnya.

Page 43: KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT FAKTA DAN OPINI …

31

Contoh:

Bawa gadis itu ke hadapanku!

P S K

f. Pembagian Jenis-Jenis Kalimat Berdasarkan Gaya Penyajian

Berdasarkan gaya penyajiannya, kalimat dikategorikan menjadi tiga jenis,

yakni:

1. Kalimat yang Melepas

Kalimat ini merupakan kalimat yang ditulis maupun diucapkan

menggunakan dengan gaya penyajian melepas. Gaya penulisan melepas ditandai

dengan kalimat majemuk di awali dengan induk kalimat atau kalimat utama serta

diikuti oleh anak kalimatnya.

Contoh :

Putri tidak akan tertinggal kereta jika di jalan tadi tidak terjadi kecelekaan yang

menyebabkan kemacetan panjang. (“Putri tidak akan tertinggal kereta” merupakan

kalimat induk, “kereta jika di jalan tadi tidak terjadi kecelekaan yang

menyebabkan kemacetan panjang” merupakan anak kalimat.)

2. Kalimat yang Klimaks

Kalimat ini terbentuk ketika suatu kalimat majemuk disajikan dengan cara

menempatkan anak kalimat di depan kalimat induknya. Kalimat ini biasanya

ditandai dengan penggunaan tanda baca koma (,).

Contoh :

Jika dia dibawa ke rumah sakit lebih cepat, mungkin nyawanya masih bisa

tertolong (“Jika dia dibawa ke rumah sakit lebih cepat” merupakan anak kalimat,

“mungkin nyawanya masih bisa tertolong” merupakan kalimat utama)

Page 44: KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT FAKTA DAN OPINI …

32

3. Kalimat yang Berimbang

Kalimat yang berimbang biasanya tersusun dalam bentuk kalimat

majemuk setara atau kalimat majemuk campuran. Gaya penyajian berimbang

bertujuan untuk menunjukan kesejajaran bentuk dan informasinya.

Contoh :

Harga daging sapi menjelang Idul Adha melonjak, pedagang dan konsumen

mengeluhkan tingginya kenaikan.

g. Pembagian Jenis-Jenis Kalimat Berdasarkan Subjeknya

Jika dilihat dari subjeknya, kalimat dibedakan menjadi dua jenis,yakni

kalimat aktif dan kalimat pasif.

1. Kalimat Aktif

Kalimat aktif merupakan kalimat di mana unsur subjek di dalamnya

melakukan suatu tindakan (pekerjaan). Kalimat jenis ini akan menggunakan

predikat dengan awalan “me-” dan “ber-” serta predikat yang berupa kata kerja

yang tidak dapat diberikan awalan “me-”, seperti mandi, pergi, tidur, dan lain

sebagainya.

Contoh :

Ani pergi ke pasar.

Surya merangkak di kegelapan agar tidak terlihat musuh.

Kalimat aktif dapat dikategorikan kembali menjadi 3 jenis, yaitu,

-Kalimat Aktif Transitif

Kalimat aktif ini dapat disisipi unsur objek di dalamnya. Kalimat aktif

ini biasanya memiliki predikat yang berawalan “me-” dan dapat dirubah ke

dalam bentuk pasif.

Page 45: KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT FAKTA DAN OPINI …

33

Contoh :

Mereka membuat peta dengan skala 1 : 1.000.000. (bentuk aktif)

Peta dengan skala 1 : 1.000.000 dibuat oleh mereka. (bentuk pasif)

Kalimat Aktif Intransitif

Kalimat aktif ini tidak memungkinkan diikuti oleh objek di dalamnya.

Kalimat aktif ini biasanya menggunakan predikat yang berawalan “ber-” dan

tidak dapat di rumah menjadi kalimat pasif.

Contoh :

Polisi berjaga di sekitar tempat pengeboman.

Kucingku beranak tiga.

Kalimat Semi Transitif

Kalimat ini merupakan kalimat aktif yang tidak dapat dirubah menjadi

bentuk pasif karena kalimat ini diikuti oleh unsur pelengkap bukan objek.

Contoh :

Susilo Bambang Yudhoyono menjadi Presiden keenam Indonesia

S P Pel

Keputusan ini berdasarkan hasil musyawarah

S P Pel

2. Kalimat Pasif

Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai pekerjaan atau

tindakan. Kalimat pasif biasanya memiliki predikat berupa kata kerja berawalan

“di-” dan “ter-” serta diikuti kata depan “oleh”. Kalimat pasif dibedakan kembali

menjadi dua bentuk, yakni,

-Kalimat Pasif Biasa

Page 46: KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT FAKTA DAN OPINI …

34

Kalimat pasif ini merupakan kalimat hasil dari transformasi kalimat aktif

transitif. Kalimat pasif ini memiliki predikat yang memilki imbuhan “di-”, “ter-”,

“ke-an”.

Contoh:

Bola ditendang Adnan.

Kertas itu tertiup angin.

-Kalimat Pasif Zero

Kalimat pasif ini memiliki objek pelaku yang berdekatan dengan objek

penderita tanpa adanya sisipan kata lain. Predikat pada kalimat ini menggunakan

akhiran “-kan” dan tanpa disertai awalan “di-”. Selain itu, predikatnya juga dapat

berupa kata dasar dari kata kerja.

Contoh :

Akan aku tunjukan kemampuanku disini.

Akan saya sampaikan pesanmu padanya. (https://dosenbahasa.com).

5. Pengertian Fakta

Fakta (bahasa latin: factus) ialah segala sesuatu yang tertangkap oleh

indera manusia atau data keadaan nyata yang terbukti dan telah menjadi suatu

kenyataan. Catatan atas pengumpulan fakta disebut data. Fakta seringkali diyakini

oleh orang banyak (umum) sebagai hal yang sebenarnya, baik karena mereka telah

mengalami kenyataan-kenyataan dari dekat maupun karena mereka dianggap telah

melaporkan pengalaman orang lain yang sesungguhnya.

Secara fisik fakta dan opini bukanlah sebuah konsep berbentuk ataupun

mencitrakan kebendaan. Fakta dan opini adalah sebuah pandangan yang bersifat

abstrak yang dalam upayanya menentukan antara sesuatu itu betul-betul nyata

Page 47: KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT FAKTA DAN OPINI …

35

atau sesuai itu hanyalah alasan. Pada tataran kalimat ataupun paragraf, fakta dan

opini dalam upayanya menyikapi apakah kalimat ataupun paragraf itu berisi hal-

hal yang faktual, ataukah kalimat dan paragraf tersebut berisi pandangan, prediksi,

atau alasan atau pendapat (https://iguhprasetyo.wordpress.com).

Kamus bahasa Indonesia untuk pelajar (2011: 120 dan 374) didefinisikan

bahwa fakta adalah (keadaan, peristiwa) yang merupakan kenyataan, sesuatu yang

benar-benar ada dan pernah terjadi. Sedangkan opini adalah pendapat, pikiran,

ataupun pendirian.

Nurhadi (dalam Wa Fatima, 2016: 19) didefinisikan bahwa fakta adalah

hal (keadaan, peristiwa) yang merupakan kenyataan, sesuatu yang benar-benar

akan terjadi. Sedangkan opini adalah tanggapan penulis terhadap hal, barang,

perkara, kejadian, atau peristiwa faktual.

Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa fakta dalam

konteks kalimat ataupun paragraf adalah segala informasi atau penyampaian yang

benar-benar terjadi dan dapat dibuktikan kebenarannya dan bersifat objektif.

Sementara itu, opini dalam konteks kalimat atau paragraf adalah sesuatu yang

belum dapat dibuktikan kebenarannya atau masih berupa pendapat atau

pandangan.

6. Jenis-Jenis Fakta

Dalam konteks fakta juga terdapat jenis-jenis fakta, jenis fakta tersebut

dapat dibedakan sebagai berikut:

a. Fakta umum adalah kebenaran yang berlaku sepanjang zaman dari dulu sampai

sekarang.

b. Fakta khusus (spesifik), adalah kebenaran yang berlaku dalam suatu periode

Page 48: KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT FAKTA DAN OPINI …

36

tertentu.

Fakta dalam beberapa kasus bisa menjadi subjektif. Fakta subjektif dapat

disampaikan berdasarkan perasaan seseorang. Jika anda memberitahu seseorang

bahwa anda sedih, yang menunjukkan fakta subjektif tentang keadaan emosi Anda

(https://iguhprasetyo.wordpress.com).

Menurut Wahyudi (dalam Wa Fatima, 2016: 20) fakta merupakan situasi

dan kondisi seperti apa adanya, tidak ditambah dan tidak dikurangi, atau dengan

kata lain fakta adalah peristiwa apa adanya. Selanjutnya Winarti (dalam Wa

Fatima, 2016: 20) mengatakan bahwa fakta adalah pernyataan yang tak terbantah

lagi kebenarannya, kalimat fakta merupakan kalimat yang ditulis berdasarkan

kenyataan, peristiwa, suasana yang benar-benar terjadi dan bersifat objektif.

Sementara pendapat atau opini adalah yang kemungkinan kebenarannya relatif

karena dipengaruhi unsur pribadi yang bersifat subjektif.

7. Ciri-Ciri Fakta

Sudirdja (dalam Wa Fatima, 2016: 20) menyebutkan ada lima ciri-ciri

fakta yaitu: 1) dapat dibuktikan kebenarannya, 2) memiliki data yang akurat

misalnya, tanggal, tempat, waktu kejadian, 3) memiliki narasumber yang dapat

dipercaya, 4) bersifat objektif (apa adanya tanpa dibuat-buat), dan 5) Sudah

dipastikan kebenarannya. Selanjutnya Wahyudi (dalam Wa Fatima, 2016: 20) juga

menyebutkan bahwa ciri sebuah pernyataan dikatakan fakta apabila : 1)

pernyataan tersebut terbukti dan dapat diterima sebagai pernyataan yang benar

oleh semua orang, 2) sebuah pernyataan fakta tidak menggunakan kata berartribut

(seperti) menggunakan kata modalitas: mungkin, sepertinya, dsb), 3 pernyataan

tersebut berisi kebenaran dengan dilandasi data-data yang aktual, dan 4)

Page 49: KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT FAKTA DAN OPINI …

37

pernyataan tersebut disampaikan dengan objektif.

Kalimat atau paragraf yang didalamnya terdapat pelaku, tempat kejadian,

waktu, jumlah, bagaimana kejadian/peristiwa tersebut terjadi, atau ada rincian

yang jelas, serta tidak biaa dibantah kebenarannya, maka kalimat atau paragraf

tersebut berupa fakta.

Contoh kalimat fakta:

1. Pada tanggal 17 Agustus 1945 adalah hari kemerdekaan Indonesia.

2. Sebelum adanya uang sebagai transaksi pembayaran orang-orang

melakukan barter.

8. Pengertian Opini

Opini adalah serapan dari bahasa asing (opinion), merupakan tanggapan

atau jawaban terbuka terhadap sesuatu persoalan yang dinyatakan berdasarkan

kata-kata baik dalam bentuk lisan maupun tulisan. Opini juga dapat berupa

perilaku, sikap tindak, pandangan dan tanggapan.

Opini merupakan suatu perkiraan, pikiran, atau tanggapan tentang suatu

hal disertai alasan yang kuat Sudirdja (dalam Wa Fatima, 2016: 21).

Opini adalah pendapat seseorang tentang sesuatu yang belum tentu

kebenarannya. Informasi disebut opini karena informasi tersebut baru berupa

pendapat, pikiran, pandangan, dan pendirian seseorang.

Opini merupakan persatuan pendapat-pendapat yang sedikit didukung

orang baik setuju atau tidak setuju, ikatannya dalam bentuk perasaan/emosi, dapat

berubah-ubah, dan timbul melalui diskusi sosial. Opini adalah pendapat, pikiran,

pendirian, pandangan, dan tanggapan mengenai suatu kejadian, keadaan,dan

desas-desus tentang suatu hal. (https://iguhprasetyo.wordpress.com)

Page 50: KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT FAKTA DAN OPINI …

38

Menurut Wahyudi (dalam Wa Fatima, 2016: 22) opini merupakan pendapat

pribadi seseorang (wartawan) yang tidak dilandasi fakta, tetapi lebih dilandasi

selera pribadi si wartawan itu.

9. Jenis-Jenis Opini

Bila dalam suatu kehidupan masyarakat ada suatu masalah yang

menyangkut kepentingan umum maka pada diri setiap orang muncul gejolak

kejiwaan. Gejolak kejiwaan tersebut yang kemudian diekspresikan lewat

pergunjingan di lingkungannya. Opini yang dikemukakan manusia terdiri dari

berbagai jenis, diantaranya adalah :

a. Opini perorangan, dimana oini yang dikemukakan oleh seseorang secara

terbuka di muka orang lain yang sedang dalam kelompok baik formal/informal.

b. Opini Pribadi, yakni opini yang dikemukakan oleh seseorang kepada orang lain

yang mempunyai hubungan yang dekat dengannya atau dipercayainya. Opini

pribadi mengandung intimidasi.

c. Opini Publik, yaitu kesatuan pendapat yang timbul dari sekelompok orang yang

berkumpul secara spontan dan membicarakan isu yang kontroversial.

d. Opini Umum, adaah opini yang dihasilkan oleh suatu lembaga pengumpulan

pendapat umum tentang sesuatu isu.

e. Opini Khalayak, pendapat yang sudah menetap/mengendap dalam masyarakat,

telah dipengaruhi oleh berbagai norma budaya dan bersifat statis Sastropoetra

(dalam Wa Fatima, 2016: 23)

10. Ciri-Ciri Opini

Sudirdja, dkk (dalam Wa Fatima, 2016: 23) menyebutkan dalam konteks

kalimat, ciri-ciri opini adalah:

Page 51: KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT FAKTA DAN OPINI …

39

a. tidak dapat dibuktikan kebenarannya,

b. bersifat subjektif,

c. tidak terdapat narasumber/atas pemikiran sendiri, dan 4) tidak memiliki

data yang akurat.

Sedangkan dalam konteks paragraf Wahyudi (dalam Wa Fatima, 2016: 23)

menyebutkan ciri-ciri yang menunjukkan bahwa sebuah pernyataan dikatakan

opini apabila:

1) pernyataan tersebut merupakan kumpulan yang diyakini seseorang setelah

melihat fakta-fakta yang ada dan pernyataan tersebut biasa benar dan bisa

juga keliru,

2) pernyataan yang berupa opini menonjolkan kata modalitas seperti: mungkin,

sepertinya, sangat,tidak mungkin, sebaiknya, dan lain-lain,

3) pernyataan tersebut disampaikan secara subjektif.

Selanjunya dalam (https://iguhprasetyo.wordpress.com) menyebutkan

bahwa informasi tersebut dikatakan opini apabila:

a) berisi tanggapan terhadap peristiwa yang terjadi.

b) berisi jawaban atas pertanyaan: mengapa, bagaimana, atau apa,

c) bersifat subjektif dangan dilengkapi tentang pendapat, saran, atau ramalan

tentang sebab dan akibat terjadinya perisiwa, dan

d) menunjukkan peristiwa yang belum atau akan terjadi pada masa yang akan

datang (berupa pikiran).

Sedangkan Sunarjo (dalam Wa Fatima, 2016: 24) menyebutkan opini

(pendapat) mempunyai ciri-ciri:

(1) selalu diketahui dari pernyataan-pernyataan,

Page 52: KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT FAKTA DAN OPINI …

40

(2) merupakan sintesa atau kesatuan dari banyak pendapat,

(3) mempunyai pendukung dalam jumlah yang besar.

Opini bertindak sebagai jawaban terbuka terhadap suatu persoalan/isu.

Subjek dari opini biasanya adalah masalah yang baru. Opini berupa reaksi

pertama di mana seseorang mempunyai keraguan terhadap suatu masalah yang

lain dari kebiasaan, ketidakcocokan dan adanya perubahan penilaian, sehingga

unsur-unsur tersebut mendorong untuk saling mempertahankannya. Dengan

demikian, pengertian opini mempunyai dua unsur, yaitu:

(a). Pernyataan.

(b). Mengenai masalah yang bertentangan.

Pendapat atau opini itu tidak akan timbul bila tidak ada pertentangan dan

pertentangan itu harus dinyatakan. Adapun pendapat-pendapat itu dapat

dinyatakan dengan kata-kata atau ditunjukkan dengan tingkah laku atau dengan

suatu tingkah laku yang lain.

Contoh kalimat opini:

1. Seokarno adalah presiden yang hebat

2. Kopi merupakan kawan nongkrong yang nikmat.

3. Masakan tanpa cabe akan terasa kurang sempurna kelezatannya.

4. Obor di puncak monas melambangkan semangat bangsa yang tak bisa padam

5. Sebaiknya segera dilakukan pemberantasan perkembangbiakan nyamuk Aedes

Aegypti sebelum terjadi hal-hal yang tak diinginkan.

6. Sebaiknya selalu hati-hati saat di jalan, pastikan kendaraan dalam kendaraan

baik dan pastikan mengendara dalam kondisi prima untuk mencegah

terjadinya kecelakaan.

Page 53: KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT FAKTA DAN OPINI …

41

7. Buah pisang baik sekali untuk dikonsumsi setiap hari terutama pada waktu-

waktu tertentu ketika kita tak sempat makan tetapi harus melakukan aktivitas

berat di lingkungan yang berpolusi.

8. Makoto Kondo, seorang pakar ahli penyakit kanker dari Jepang mengatakan

bahwa kanker tak perlu diobati karena hal itu merupakan pekerjaan yang sia-

sia dan justru malah akan membuat sel kanker tumbuh lagi dan semakin

mengganas. Oleh karenanya, penderita kanker sebaiknya bersantai saja dan

tidak perlu merasa terbebani dengan penyakitnya karena justru dengan hidup

bahagia dampak kanker bisa mereda.

9. Hitler merupakan seorang pemimpin cerdas, dikagumi, dan dipuja oleh

rakyatnya meski ia adalah seorang pemimpin yang sangat kejam.

11. Fakta dan Opini dalam Majalah

Majalah adalah kumpulan berita, artikel, cerita, iklan yang dicetak dalam

lembaran kertas ukuran kuarto dan dijilid dalam bentuk buku, yang diterbitkan

secara berkala (http://dosenpendidikan.com). Majalah biasanya berisi berbagai

macam topik tulisan yang sesuai dengan tujuan dan topik dari majalah yang

bersangkutan. Bukan hanya terdapat tulisan, didalam majalah juga terdapat

gambar-gambar yang bertujuan sebagai ilustrasi dari tulisan dan juga bertujuan

untuk membuat isi majalah menjadi cantik dan menarik.

Pernyataan fakta dan opini pada teks yang terdapat dalam majalah

diutarakan secara singkat, logis, menarik yang bertujuan untuk mempengaruhi

pendapat/ menerjemahkan berita yang menonjol agar pembaca menyimak

seberapa penting berita tersebut. Dengan majalah kita dapat mendapatkan

informasi yang lebih spesifik dan tentunya lebih menarik, maksudnya bila majalah

Page 54: KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT FAKTA DAN OPINI …

42

itu diterbitkan khusus untuk wanita, tentunya isi dari majalah itu khusus untuk

wanita.

Berikut contoh kalimat fakta disertai kalimat opini atas kalimat fakta

tersebut:

1. Soekarno adalah Presiden RI yang pertama (fakta). Seokarno adalah presiden

yang hebat (Opini).

2. Kopi adalah jenis minuman yang mengandung kafein (fakta). Kopi merupakan

kawan nongkrong yang nikmat (Opini).

3. Cabe memiliki kandungan vitamin C yang jauh lebih tinggi daripada jeruk

(fakta). Masakan tanpa cabe akan terasa kurang sempurna kelezatannya (opini).

4. Patung obor di puncak monas terbuat dari bahan yang bercampurkan emas

(fakta). Obor di puncak monas melambangkan semangat bangsa yang tak bisa

padam (opini).

5. Nyamuk Aedes Aegypti merupakan jenis nyamuk yang membawa virus dengue

(fakta). Sebaiknya segera dilakukan pemberantasan perkembangbiakan

nyamuk Aedes Aegypti sebelum terjadi hal-hal yang tak diinginkan (opini).

6. Ketika lebaran atau liburan banyak terjadi kemacetan di jalan (fakta).

Sebaiknya selalu hati-hati saat di jalan, pastikan kendaraan dalam kendaraan

baik dan pastikan mengendara dalam kondisi prima untuk mencegah

terjadinya kecelakaan (opini).

7. Korea Utara telah melakukan uji coba rudal balistik dan hal tersebut membuat

beberapa negara lain khawatir terutama Jepang dan Korea Selatan atas dampak

yang ditimbulkan dari rudal tersebut (fakta). Peristiwa itu dinilai sebagai

gertakan Korut kepada Amerika (Opini)

Page 55: KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT FAKTA DAN OPINI …

43

8. DPR berencana mengajukan anggaran untuk membangun apartemen baru

karena gedung DPR dirasa kurang memadai dan membuat kinerja anggota

DPR tidak maksimal (Fakta). Hal itu bisa dinilai sebagai akal-akalan DPR

untuk mengalihkan perhatian masyarakat atas sejumlah kasus yang sedang

terjadi di Indonesia karena tentu wacana tersebut akan menuai banyak kritik

(Opini).

9. Buah pisang ternyata tak hanya kaya akan folat namu juga vitamin C (fakta).

Buah pisang baik sekali untuk dikonsumsi setiap hari terutama pada waktu-

waktu tertentu ketika kita tak sempat makan tetapi harus melakukan aktivitas

berat di lingkungan yang berpolusi (Opini).

10. Kanker merupakan penyakit berbahaya yang sulit ditangani dan sering kali

menyebabkan kematian (Fakta). Makoto Kondo, seorang pakar ahli penyakit

kanker dari Jepang mengatakan bahwa kanker tak perlu diobati karena hal itu

merupakan pekerjaan yang sia-sia dan justru malah akan membuat sel kanker

tumbuh lagi dan semakin mengganas. Oleh karenanya, penderita kanker

sebaiknya bersantai saja dan tidak perlu merasa terbebani dengan penyakitnya

karena justru dengan hidup bahagia dampak kanker bisa mereda (Opini).

11. Hitler adalah pemimpin Jerman pada masa perang dunia ke dua (fakta). Hitler

merupakan seorang pemimpin cerdas, dikagumi, dan dipuja oleh rakyatnya

meski ia adalah seorang pemimpin yang sangat kejam (opini)

(https://gudangpelajaran.com).

12. Majalah Suara Muhammadiyah Edisi 07/1 April 2019

Majalah Suara Muhammadiyah adalah majalah resmi Pimpinan Pusat

Muhammadiyah. Dirintis oleh K.H. Ahmad Dahlan dan Haji Fachrodin, Majalah

Page 56: KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT FAKTA DAN OPINI …

44

Suara Muhammadiyah (Soeara Moehammadijah) pertama kali terbit pada bulan

Dzulhijjah tahun 1333 H (1915 M). Pemimpin redaksi (hoofdredacteur) pertama

adalah Haji Fachrodin. Jajaran redaksi (redacteuren) pertama terdiri dari: H.

Ahmad Dahlan, H.M. Hisjam, R.H. Djalil, M. Siradj, Soemodirdjo, Djojosugito,

dan R.H. Hadjid. Pengelola administrasi: H.M. Ma’roef dibantu Achsan B.

Wadana. Pertama kali terbit, Suara Muhammadiyah hadir sebagai majalah bulanan

dengan bahasa Jawa di bawah manajemen Bagian Taman Pustaka Hoofdbestuur

(HB) Muhammadiyah Yogyakarta.

Kini, Majalah Suara Muhammadiyah yang telah berusia seabad konsisten

terbit dwi mingguan dengan mengusung motto: “Meneguhkan dan Mencerahkan”.

Hadir dengan versi digital dan cetak, Majalah Suara Muhammadiyah yang kini

dikelola oleh kader-kader muda Muhammadiyah yang tergabung dalam PT

Syarikat Cahaya Media (amal usaha milik Pimpinan Pusat Muhammadiyah) siap

menjadi corong utama Persyarikatan Muhammadiyah.

Berikut ini adalah resensi Majalah Suara Muhammadiyah edisi 07/104/1-

15 April 2019:

Judul Majalah: Menanam Pohon Angkatan Muda

Penerbit : Suara Muhammadiyah

Penyusun : Asep Purnama Bahtiar, Imron Nasri, Mukhlis

Rahmanto, Sethari Rumatika, Fauzan Muhammadi,

Ganjar Sri Husodo, Muhammad Ridha Basri, Rizki

Dewantoro.

Tahun Terbit : 2019 Edisi 07

Tebal : 72 halaman

Page 57: KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT FAKTA DAN OPINI …

45

Presiden Soekarno pernah meminta diberikan sepuluh pemuda untuk bisa

mengguncangkan dunia. Tentunya bukan sembarang pemuda. Namun haruslah

pemuda yang berkualitas, bekerja keras, dan visioner. Pemuda terdidik inilah yang

menjadi lokomotif untuk membawa kemajuan bangsa dan Negara. Angkatan

Muda Muhammadiyah merupakan wadah untuk melahirkan kader pemuda

harapan kemanusiaan, bangsa, dan Persyarikatan.

Kuntowijoyo dalam Islam Sebagai Ilmu (2006), menyebutkan dua jenis

gerakan: intelektual dan politik. Berdasarkan kesamaan sifat, diibaratkan dengan

menanam pohon jati dan pohon pisang. Gerakan intelektual laksana menanam

pohon jati: membutuhkan waktu lama untuk mendapatkan hasil. Namun, buah dan

umurnya berusia panjang. Sementara gerakan politik, seperti pisang: cepat tumbuh

dan berbuah. Hanya perlu menemukan momentum untuk menanam, musiman,

tanpa harus dirawat serius. Buahnya dituai dalam waktu singkat, dan umurnya

tidak bertahan lama.

Majalah Suara Muhammadiyah adalah majalah resmi Pimpinan Pusat

Muhammadiyah. Dirintis oleh K.H. Ahmad Dahlan dan Haji Fachrodin, Majalah

Suara Muhammadiyah (Soeara Moehammadijah) pertama kali terbit pada bulan

Dzulhijjah tahun 1333 H (1915 M). Pemimpin redaksi (hoofdredacteur) pertama

adalah Haji Fachrodin. Jajaran redaksi (redacteuren) pertama terdiri dari: H.

Ahmad Dahlan, H.M. Hisjam, R.H. Djalil, M. Siradj, Soemodirdjo, Djojosugito,

dan R.H. Hadjid. Pengelola administrasi: H.M. Ma’roef dibantu Achsan B.

Wadana. Pertama kali terbit, Suara Muhammadiyah hadir sebagai majalah bulanan

dengan bahasa Jawa di bawah manajemen Bagian Taman Pustaka Hoofdbestuur

(HB) Muhammadiyah Yogyakarta.

Page 58: KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT FAKTA DAN OPINI …

46

Muhammadiyah berjuang menanam jati di ranah kultural, mendidik

masyarakat madani. Tidak memilih jalur perjuangan politik praktis yang sifatnya

musiman dan berorientasi jangka pendek. Peran mencerahkan kehidupan ini

bukan pekerjaan ringan. Hassilnya sering tidak kentara, sehingga kilau politik

kadang ikut menggoda.

Angkatan Muda Muhammadiyah dirancang untuk menjadi gerakan

menanam jati. AMM diharap menghasilkan buah kepribadian kader yang anggun

dalam moral dan unggul dalam intelektual. Inilah bekal utama. IMM memiliki

trikompetensi: religiusitas, intelektualitas, humanitas. IPM menjunjung tertib

ibadah, tertib belajar, tertib organisasi. Pemuda Muhammadiyah selalu bergembira

membangun ilmu dan akhlak. Nasyiatul Aisyiyah yang bersimbul padi, terdidik

tiap hari, menjunjung kemuliaan Islam.

Selain beberapa sajian utama, majalah ini juga tersaji ulasan tentang

Riwayat Islam di Ujung Selatan Afrika yang menggambarkan riwayat

perkembangan Islam di Afrika bagian selatan, suatu kawasan yang mencakup

Botswana, Swaziland, Lesotho, Namibia, dan yang terbesar di antara semuanya,

Afrika Selatan. Dalam majalah ini juga terdapat pembelajaran Tafsir At-Tanwir

dan Hadits agar para pembaca memahami makna Al-Qur’an dan Hadits sehingga

dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Di samping itu, majalah ini juga memuat peristiwa penembakan yang

terjadi di dua masjid, Masjid Al-Noor dan Lindwood Christchurch, Selandia Baru

pada Jumat, 15 Maret 2019. Diketahui 51 orang menjadi korban dalam peristiwa

penembakan yang dilakukan seorang laki-laki berkebangsaan Austalia bernama

Brenton Tarrant (28).

Page 59: KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT FAKTA DAN OPINI …

47

Majalah ini merupakan bacaan yang tepat untuk menambah pengetahuan

umat Islam akan sejarah perkembangan Islam dan peristiwa yang sedang terjadi

tentang Islam di dunia. Dengan adanya majalah Suara Muhammadiyah, para

pembaca dapat mempelajari dan mengamalkan makna Al-Qur’an dan Hadits.

C. Kerangka Pikir

BAB III

Pembelajaran bahasa indonesia

menyimak

Fakta Opini

Fakta dan Opini dalam Majalah

Kemampuan siswa SMP Muhammadiyah Limbung dalam menentukan kalimat fakta dan opini pada Majalah Suara

Muhammadiyah

Kalimat

menulisberbicaramembaca

Page 60: KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT FAKTA DAN OPINI …

48

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif.

penelitian ini digolongkan kuantitatif karena data-data yang akan diubah berupa

angka yaitu skor menemukan kalimat fakta dan opini dalam teks yang terdapat

pada majalah Suara Muhammadiyah edisi 07/1 April 2019 dan diolah dengan

rumus statistik.

Menurut Punaji (2010), penelitian deskriptif adalah metode riset yang

memiliki tujuan guna menjelaskan secara spesifik periwtiwa sosial dan alam.

Kespesifikan pengunaan teori inilah menyebabkan alasan bahwa penelitian

deskriptif bisa menggunakan data berupa angka-angka yang ada dalam penelitian

kuantitatif dan kata-kata (teori) yang lebih condong dalam penelitian kualitatatif

(http://dosensosiologi.com). Selanjutnya, menurut Tarman A. Arif (2018: 45)

penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu

gejala, peristiwa yang terjadi pada saat sekarang atau masalah aktual. Data dalam

penelitian ini berupa hasil tes kemampuan menentukan kalimat fakta dan opini

yang terdapat dalam teks majalah Suara Muhammadiyah edisi 07, 1 April 2019

siswa kelas IX.6 SMP Muhammadiyah Limbung.

3.2 Populasi dan Sampel

Penelitian ini akan dilakukan di SMP Muhammadiyah Limbung dengan

jumlah populasi siswa sebanyak 963 orang. Sedangkan sampel yang akan

digunakan dalam penelitian ini adalah 35 orang siswa kelas IX.6 untuk

mengetahui kemampuan siswa dalam menentukan kalimat fakta dan opini pada

Page 61: KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT FAKTA DAN OPINI …

49

majalah Suara Muhammadiyah edisi 07, 1 April 2019.

3.3 Instrumen Penelitian

Berdasarkan teknik pengumpulan data melalui tes, maka instrumen yang

akan digunakan adalah majalah Suara Muhammadiyah edisi 07/1 April 2019. Tes

adalah alat ukur pendidikan yang digunakan untuk mengukur aspek-aspek dalam

bentuk angka (dalam jurnal daring Nurna S. Ningsih, 2013:8). Jenis tes yang akan

digunakan berupa tes observasi untuk mengetahui kemampuan siswa kelas IX.6

SMP Muhammadiyah Limbung dalam menentukan kalimat fakta dan kalimat

opini pada majalah Suara Muhammadiyah edisi 07, 1 April 2019.

Peneliti menggunakan teks yang terdapat dalam majalah Suara

Muhammadiyah edisi 07 yang terbit pada hari senin 1 April 2019. Teks yang

digunakan untuk menggambarkan kemampuan siswa kelas IX.6 SMP

Muhammadiyah Limbung dalam menentukan kalimat fakta dan opini terdiri dari

dua teks yang berjudul “Jum’at Terakhir Di Christchurch” dan “Menanam Pohon

Angkatan Muda”.

Indikator yang ingin dicapai melalui teknik tes ini adalah 1). Siswa dapat

menemukan kalimat fakta dalam teks berjudul “Jum’at Terakhir Di Christchurch”

dan 2). Siswa dapat menemukan kalimat opini dalam teks berjudul “Menanam

Pohon Angkatan Muda”. Dengan demikian dapat dirumuskan soal sebagai

berikut.

1. Tuliskan identitas anda di sudut kanan pada lembar kerja anda!

2. Kemukakan kalimat fakta yang terdapat dalam teks berjudul “Jum’at Terakhir

Di Christchurch”!

3. Kemukakan kalimat opini yang terdapat dalam teks berjudul “Menanam Pohon

Page 62: KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT FAKTA DAN OPINI …

50

Angkatan Muda”!

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik

tes dan teknik dokumentasi. Berikut penjelasan masing-masing teknik.

1. Teknik tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang

digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan

atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.

2. Teknik dokumentasi adalah teknik yang dilakukan dengan cara menyelidiki

benda-benda tertulis seperti buku, majalah, catatan harian, dan sebagainya

(Tarman A. Arif, 2018: 18).

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil tes siswa

kelas IX SMP Muhammadiyah Limbung dalam menentukan kalimat fakta dan

opini pada majalah Suara Muhammadiyah edisi 2019, maka data digali dengan

cara siswa mengemukakan kalimat yang bersifat fakta dalam teks berjudul

“Jum’at Terakhir Di Christchurch”, dan kalimat yang bersifat opini dalam teks

berjudul “Menanam Pohon Angkatan Muda” yang terdapat dalam majalah Suara

Muhammadiyah edisi 07 yang terbit pada hari senin 1 april 2019, kemudian

diberikan penilaian hasil kegiatan siswa dalam menentukan kalimat fakta dan

opini pada majalah Suara Muhammadiyah edisi 07 tahun 2019.

3.5 Teknik Penilaian

Teknik penilaian yang digunakan untuk menilai hasil pekerjaan siswa

adalah teknik analitik, yaitu penilaian diarahkan pada kemampuan siswa dalam

menentukan kalimat fakta dan opini. Penilaian tersebut berdasarkan pedoman dan

cara penskoran yang diterapkan oleh SMP Muhammadiyah Limbung seperti pada

Page 63: KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT FAKTA DAN OPINI …

51

tabel berikut.

Tabel 3.1

Rubrik Penilaian Terhadap Hasil Tes Kemampuan Menentukan Kalimat

Fakta dan Opini dalam Majalah Suara Muhammadiyah Edisi 07, 1 April

2019 Siswa Kelas IX.6 SMP Muhammadiyah Limbung.

No. Aspek yang Dinilai Deskriptor Skor

1. Menentukan Kalimat Fakta

Siswa mampu menentukan

7 kalimat fakta atau lebih

Siswa mampu menentukan

1- 6 kalimat fakta

Siswa salah menentukan

kalimat fakta

3

2

1

2. Menentukan Kalimat Opini

Siswa mampu menentukan

7 kalimat opini atau lebih

Siswa mampu menentukan

1- 6 kalimat opini

Siswa salah menentukan

kalimat opini

3

2

1

Page 64: KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT FAKTA DAN OPINI …

52

Jumlah Skor Maksimal 6

3.6 Teknik Analisis Data

Data yang dikumpulkan selanjutnya diolah dengan menggunakan teknik

statistik deskriptif kuantitatif dengan persentase. Analisis deskriptif dimaksudkan

untuk menggambarkan hasil penelitian berdasarkan kenyataan secara objektif

yang diperoleh di lapangan. Berdasarkan teknik analisis data deskriptif, peneliti

menggambarkan kemampuan menentukan kalimat fakta dan opini dalam Majalah

Suara Muhammadiyah edisi 07 yang terbit pada hari senin 1 April 2019 siswa

kelas IX.6 SMP Muhammadiyah Limbung baik secara individual maupun secara

klasikal.

Rumus yang digunakan untuk menentukan persentase kemampuan

menentukan kalimat fakta dan opini oleh siswa secara individual adalah :

= ℎ ℎℎ 100Rumus yang digunakan untuk menentukan persentase kemampuan

menentukan kalimat fakta dan opini oleh siswa secara klasikal adalah :

= ℎ ≥ 75%ℎ ℎ 100Persentase yang diperoleh mengacu pada kriteria ketuntasan belajar siswa

yang ditetapkan secara individual dan klasikal. Siswa dikatakan tuntas belajar

individual jika siswa memperoleh nilai atau mencapai kemampuan minimal 75%,

sedangkan tuntas belajar secara klasikal apabila jumlah siswa yang secara

individual memperoleh persentase ≥ 75% mencapai 85% atau lebih dari jumlah

sampel.

Page 65: KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT FAKTA DAN OPINI …

53

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab IV ini akan dikemukakan hasil penelitian mengenai kemampuan

membedakan kalimat fakta dan opini dalam majalah Suara Muhammadiyah siswa

kelas IX.6 SMP Muhammadiyah Limbung. Kemampuan tersebut diukur dengan

menemukan kalimat fakta dan kalimat opini dalam teks majalah Suara

Muhammadiyah. Aspek-aspek ini akan dianalisis dengan menggunakan deskriptif

kuantitatif.

Penyajian hasil penelitian ini disajikan dalam tiga tahap. Pada tahap

pertama menyajikan hasil skor secara keseluruhan data dalam menentukan kalimat

fakta dan opini, tahap kedua menyajikan data hasil penelitian berdasarkan

permasalahan yang telah dirumuskan yaitu “Bagaimanakah kemampuan siswa

kelas IX.6 SMP Muhammadiyah Limbung dalam membedakan kalimat fakta dan

opini pada majalah Suara Muhammadiyah edisi 07/1 April 2019?. Tahap ketiga

menyajikan data hasil penelitian secara keseluruhan yakni menentukan kalimat

yang bersifat fakta dan kalimat yang bersifat opini pada teks berjudul “Jum’at

Terakhir Di Christchurch” dan “Menanam Pohon Angkatan Muda” dalam

majalah Suara Muhammadiyah edisi 07/1 April 2019. Hal tersebut dimaksudkan

untuk mengetahui kemampuan persentase siswa dalam menentukan kalimat yang

bersifat fakta dan kalimat yang bersifat opini pada majalah Suara Muhammadiyah

edisi 07/1 April 2019, dengan memperhatikan permasalahan dan aspek yang

dinilai.

Page 66: KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT FAKTA DAN OPINI …

54

4.1 Deskripsi Kalimat Fakta dan Opini dalam Majalah Suara

Muhammadiyah Edisi 07/1 April 2019

Teks yang digunakan dalam majalah Suara Muhammadiyah edisi 07/1

april 2019 sebagai instrumen penelitian terdiri dari dua teks yaitu teks berjudul

“Jum’at Terakhir Di Christchurch” dan “Menanam Pohon Angkatan Muda”.

Teks berjudul “Jum’at Terakhir Di Christchurch” digunakan untuk

menggambarkan kemampuan siswa dalam menentukan kalimat fakta. Sedangkan

Teks berjudul “Menanam Pohon Angkatan Muda” digunakan untuk

menggambarkan kemampuan siswa dalam menentukan kalimat opini. Berikut

kalimat fakta dan opini yang terdapat pada teks berjudul “Jum’at Terakhir Di

Christchurch” dan “Menanam Pohon Angkatan Muda” dalam majalah Suara

Muhammadiyah edisi 07/1 april 2019.

Teks kalimat fakta

Jum’at Terakhir di Christchurch

Selama 66 tahun dalam hidupnya, Jill tidak pernah membayangkan akan

merasakan kesedihan yang mendalam seperti yang dirasakannya sore itu.

Rambutnya yang putih diikat ke belakang seadanya, matanya masih sembab,

sekujur tubuhnya gemetaran karena menahan isak tangisnya sendiri. Di benaknya

masih melekat jelas bagaimana saat dirinya dengan napas memburu

menggenggam ponsel yang disodorkan laki-laki yang terlihat kepayahan. Laki-

laki yang di detik-detik terakhir di dalam hidupnya masih berupaya melayangkan

kabar kepada istrinya di ujung sana akan situasi yang terjadi di Christchurch siang

itu. “Aku berharap bisa melakukan lebih dari ini, “kata Jill, warga Christchurch

sekaligus saksi mata penembakan di dua masjid, Masjid Al-Noor dan Lindwood

Page 67: KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT FAKTA DAN OPINI …

55

Christchurch, Selandia Baru pada Jumat (15/3).

Di menit-menit setelahnya, diketahui bahwa 51 korban telah jatuh dalam

aksi terorisme yang dilakukan oleh seorang laki-laki berkebangsaan Australia

bernama Brenton Tarrant (28). Di antara korban yang jatuh adalah anak-anak,

perempuan juga mereka yang berusia lanjut. Sedangkan puluhan lainnya luka-luka

dan sebagian berada dalam kondisi kritis. Korban insiden tersebut sebagian besar

adalah imigran yang berasal dari Pakistan, India, Malaysia, Indonesia, Turki,

Somalia dan Afghanistan. Dalam sebuah rekaman siaran langsung yang dirancang

oleh pelaku, seorang laki-laki di depan masjid terlihat menyapa pelaku sembari

mempersilahkannya untuk masuk “Hello Brother,” adalah kata-kata terakhirnya di

Jum’at terakhirnya itu.

Dalam seketika air mata dunia membanjiri kolom-kolom pemberitaan dan

media sosial. Puluhan pemimpin dunia turut megungkapkan solidaritas dan

belasungkawa untuk keluarga yang menjadi korban termasuk untuk seluruh warga

Selandia Baru yang juga berduka. Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern

Minggu (17/3) terlihat menggunakan pakaian serba hitam juga kerudung di

kepalanya saat melakukan kunjungan ke keluarga korban dan komunitas Muslim

di Christchurch. Sebelumnya dirinya mengatakan bahwa insiden tersebut

merupakan aksi terorisme dan insiden kekerasan terkelam sepanjang sejarah

Selandia Baru.

“Kami merasakan kesedihan, ketidakadilan, kemarahan yang dirasakan

oleh keluarga yang ditinggalkan. Prioritas kami adalah keamanan, memastikan

bahwa Muslim memiliki tempat beribadah yang aman, serta memastikan

masyarakat Christchurch kembali memiliki fasilitas untuk melanjutkan ibadahnya.

Page 68: KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT FAKTA DAN OPINI …

56

Kami juga akan mempertimbangkan untuk melakukan penjagaan diluar masjid

yang akan dilakukan secara berkelanjutan, “ tutur Ardem.

Bahkan perempuan berusia 38 tahun itu mengumumkan langkah kerasnya

untuk melakukan perubahan terhadap aturan kepemilikan senjata api menanggapi

insiden yang telah melibatkan penggunaan senjata semi otomatis oleh pelaku

terorisme. “Aturan kepemilikan senjata di Selandia Baru akan berubah.ini saatnya

untuk melakukan prubahan,” dilansur dari New Zealand Herald.

Sebelumnya, di menit-menit sebelum melakukan aksinya, pelaku

terorisme telah mengirimkan email sebanyak 74 halaman berisi kecaman terhadap

kelompok imigran yang disebutnya ‘pengacau asing’. Seakan membenarkan aksi

terorisme tersebut, senator Australia Fraser Anning melayangkan bahwa insiden

tersebut merupakan akibat dari kekhawatiran yang disebabkan oleh kian

meningkatnya jumlah Muslim. Pernyataan ini sontak ditampik oleh Perdana

Menteri Ardern dan menegaskan pernyataan Anning memalukan.

Berbagai aksi solidaritas dan karangan bunga yang membanjiri sisi-sisi

Christchurch dari sejumlah komunitas masyarakat terus berdatangan.

Penggalangan dana, pemberian makanan halal dari masyarakat local yang juga

menawarkan untuk memberikan pengawalan agar Muslim merasa aman untuk

berjalan di tengah keramaian turut dilakukan.

Di London, Inggris, sejumlah masyarakat berkumpul di jalanan melakukan

aksi solidaritas untuk Muslim di seluruh dunia serta mengecam aksi terorisme di

Christchurch. Di tempat yang sama, seorang laki-laki bernama David berfoto di

depan masjid membawa kertas bertuliskan, “You are my friend. I will keep watch

while you pray,” sebagai bukti solidaritas terhadap saudara Muslimnya. Di

Page 69: KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT FAKTA DAN OPINI …

57

Istanbul, Turki, jamaah berkumpul untuk melakukan shalat ghaib untuk para

korban. Sedangkan di India Utara, Uttar Pradesh, para pelajar dan mahasiswa

berjalan melakukan aksi solidaritas dengan menyalakan lilin.

Solidaritas juga mengalir dari sosial media seperti Twitter melalui tagar

#51lives sebagai tribute bagi 51 korban. Dari cerita-cerita singkat yang digunakan

untuk mengenang para korban, diketahui bahwa para korban sebagian besar

adalah imigran yang memiliki tempat di hati anggota kelompok masyarakat

Christchurch. Mereka adalah saudara Muslim yang mencari harapan dengan

datang ke Selandia Baru dan memberikan berbagai kontribusi bagi masyarakat

sekitarnya.

Haji Daoud Nabi, laki-laki berusia 71 ini menjadikan Selandia Baru rumah

keduanya setelah pada 1979 meninggalkan Afghanistan menghindari invasi

Soviet. Di Christchurch dirinya membangunsebuah perkumpulan yang bertujuan

untuk membantu para pengungsi Afghanistan di Selandia Baru untuk memulai

kehidupan yang baru. Naeem Rashid, laki-laki berkebangsaan Pakistan

menghembuskan napas terakhir bersama anak laki-lakinya dalam upayanya

melawan pelaku terorisme. Perdana menteri Pakistan Imran Khan mengatakan

bahwa Pakistan akan memberikan penghargaan anumerta untuk Naeem Rashid

karena keberanian serta jasanya yang berupaya melindungi orang lain dari

serangan teroris. Layaknya Daoud Nabi dan Naeem Rashid, ke-49 korban lainnya

juga merupakan ayah, ibu, anak, saudara, teman, dan sahabat yang nyawanya

terenggut sia-sia karena kebencian semata.

Di Selandia Baru, jumlah Muslim diperkirakan hanya ada 1% dari total

jumlah penduduk. Namun rasa kehilangan begitu cepat merayap di antara

Page 70: KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT FAKTA DAN OPINI …

58

kelompok masyarakat Christchurch dan seantero negeri. “Christchurch adalah

kelompok masyarakat yang kecil. Kami saling mengenali satu sama lain,” ungkap

Waleed yang rutin beribadah di Masjid Al-Noor saat diwawancarai Al-Jazeera.

Dalam beberapa tahun terakhir, Selandia Baru adalah salah satu negara

yang dengan tangan terbuka menerima keberadaan imigran setelah Australia

berangsur-angsur memperketat kebijakannya dalam hal imigrasi termasuk

pengungsi. (Th)

Kalimat yang merupakan fakta dari teks tersebut adalah:

1. Di menit-menit setelahnya, diketahui bahwa 51 korban telah jatuh

dalam aksi terorisme yang dilakukan oleh seorang laki-laki

berkebangsaan Australia bernama Brenton Tarrant (28).

2. Korban insiden tersebut sebagian besar adalah imigran yang berasal dari

Pakistan, India, Malaysia, Indonesia, Turki, Somalia dan Afghanistan.

3. Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern

Minggu (17/3) terlihat menggunakan pakaian serba hitam juga

kerudung di kepalanya saat melakukan kunjungan ke keluarga korban

dan komunitas Muslim di Christchurch.

4. Sebelumnya, di menit-menit sebelum melakukan aksinya, pelaku

terorisme telah mengirimkan email sebanyak 74 halaman berisi

kecaman terhadap kelompok imigran yang disebutnya ‘pengacau

asing’.

5. Di London, Inggris, sejumlah masyarakat berkumpul di jalanan

melakukan aksi solidaritas untuk Muslim di seluruh dunia serta

mengecam aksi terorisme di Christchurch.

Page 71: KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT FAKTA DAN OPINI …

59

6. Di Istanbul, Turki, jamaah berkumpul untuk melakukan shalat ghaib

untuk para korban.

7. Sedangkan di India Utara, Uttar Pradesh, para pelajar dan mahasiswa

berjalan melakukan aksi solidaritas dengan menyalakan lilin.

8. Solidaritas juga mengalir dari sosial media seperti Twitter melalui tagar

#51lives sebagai tribute bagi 51 korban.

9. Haji Daoud Nabi, laki-laki berusia 71 ini menjadikan Selandia Baru

rumah keduanya setelah pada 1979 meninggalkan Afghanistan

menghindari invasi Soviet.

10. Naeem Rashid, laki-laki berkebangsaan Pakistan menghembuskan

napas terakhir bersama anak laki-lakinya dalam upayanya melawan

pelaku terorisme.

Teks kalimat opini

Menanam Pohon Angkatan Muda

Kuntowijoyo dalam Islam sebagai Ilmu (2006), menyebutkan dua jenis

gerakan: intelektual dan politik. Berdasarkan kesamaan sifat, diibaratkan dengan

menanam pohon jati dan pohon pisang. Gerakan intelektual laksana menanam jati:

membutuhkan waktu lama untuk mendapatkan hasil. Namun, buah dan umurnya

berusia panjang. Sementara gerakan politik, seperti pisang: cepat tumbuh dan

berbuah. Hanya perlu menemukan momentum untuk menanam, musiman, tanpa

harus dirawat serius. Buahnya dituai dalam waktu singkat, dan umurnya tidak

bertahan lama.

Muhammadiyah berjuang menanam jati di ranah kultural, mendidik

masyarakat madani. Tidak memilih jalur perjuangan politik praktis yang sifatnya

Page 72: KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT FAKTA DAN OPINI …

60

musiman dan berorientasi jangka pendek. Peran mencerahkan kehidupan ini

bukan pekerjaan ringan. Hasilnya sering tidak kentara, sehingga kilau politik

kadang ikut menggoda.

Persyarikatan ini membawa misi pembaruan. Menyambung mata rantai

tajdid dalam bidang sosial-keagamaan. Pembaruan meniscayakan adanya upaya

untuk meninjau ulang dan mempertanyakan kembali segala hal yang sudah

menjadi status quo. Upaya pembaruan lahir dari terbukanya kran pemikiran baru

(fresh ijtihad) dengan dilandasi sikap tidak fanatik buta terhadap apapun. Paling

tidak, memiliki jiwa rejuvenasi.

Gerakan tajdid Muhammadiyah memadukan gerak pemurnian dan

pembaruan sekaligus. Bukan hanya mengembalikan sesuatu kepada asalnya, tapi

juga menghidupkan sesuatu yang telah mati, membangun, dan sekaligus

mengembangkan. Integrasi antara gerak kembali (dalam ibadah mahdhah serta

akidah) dan gerak maju (urusan mu’amalah).

Sebagai gerakan kultural dan intelektual, maka perkaderan menjadi

niscaya. Sehingga laju organisasi tidak berhenti dilindas zaman. Arti penting

Angkatan Muda Muhammadiyah yang tergabung dalam organisasi otonom adalah

untuk menjalankan peran ini. Menjadi lokomotif yang menggerakkan gerbong

Muhammadiyah di masa depan. Sebagai pelanjut, angkatan muda punya tugas

berat: mengkaji semua warisan lama dan mengawinkannya dengan gagasan baru

yang kontekstual.

Prinsipnya adalah al-muhafadhatu ‘ala qadim al-shalih wa al-akhzu bi al-

jadid al-ashlah (memelihara warisan lama yang baik seraya mengambil hal-hal

baru yang lebih baik). Angkatan muda yang tidak memahami posisi ini, maka

Page 73: KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT FAKTA DAN OPINI …

61

tidak akan bisa membawa perahu besar Muhammadiyah di masa depan. Zaman

terus bergerak maju. Jika diam atau berhenti, maka berarti mati. AMM perlu

mendinamisasikan orientasi gerak dan pendekatannya.

“Manakala suatu organisasi pembaharu relatif sudah berhenti mencari dan

bertanya, sudah puas dengan ide-ide yang ada, tidak mengadakan kritik-kritik

terhadap ide-ide yang hidup di dalamnya, sudah berhenti gelisah dan gundah,

sudah tidak ada lagi gejolak dan pergolakan ide di dalamnya, taka da benturan-

benturan ide yang intensif di tubuhnya, maka pada saat itulah organisasi

pembaruan ide bisa dikatakan sudah berhenti menjadi organisasi pembaharu.

Karenanya, suatu shocking diperlukan untuk membangkitkan lagi, atau kalau

tidak, harus lahir suatu organisasi yang baru,” (catatan harian Ahmad wahib,

2003).

Angkatan Muda Muhammadiyah dirancang untuk menjadi gerakan

menanam jati. AMM diharap menghasilkan buah kepribadian kader yang anggun

dalam moral dan unggul dalam intelektual. Inilah bekal utama. IMM memiliki

trikompetensi: religiusitas, intelektualitas, humanitas. IPM menjunjung tertib

ibadah, tertib belajar, tertib organisasi. Pemuda Muhammadiyah selalu bergembira

membangun ilmu dan akhlak. Nasyiatul Aisyiah yang bersimbul padi, terdidik tiap

hari, menjunjung kemuliaan Islam. (ridha)

Kalimat yang merupakan opini dari teks tersebut adalah:

1. Kuntowijoyo dalam Islam sebagai Ilmu (2006), menyebutkan dua jenis

gerakan: intelektual dan politik.

2. Berdasarkan kesamaan sifat, diibaratkan dengan menanam pohon jati

dan pohon pisang.

Page 74: KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT FAKTA DAN OPINI …

62

3. Gerakan intelektual laksana menanam jati: membutuhkan waktu lama

untuk mendapatkan hasil.

4. Namun, buah dan umurnya berusia panjang.

5. Sementara gerakan politik, seperti pisang: cepat tumbuh dan berbuah.

6. Hanya perlu menemukan momentum untuk menanam, musiman, tanpa

harus dirawat serius.

7. Buahnya dituai dalam waktu singkat, dan umurnya tidak bertahan lama.

8. Muhammadiyah berjuang menanam jati di ranah kultural, mendidik

masyarakat madani.

9. Tidak memilih jalur perjuangan politik praktis yang sifatnya musiman

dan berorientasi jangka pendek.

10. Hasilnya sering tidak kentara, sehingga kilau politik kadang ikut

menggoda.

11. Persyarikatan ini membawa misi pembaruan.

12. Menyambung mata rantai tajdid dalam bidang sosial-keagamaan.

13. Pembaruan meniscayakan adanya upaya untuk meninjau ulang dan

mempertanyakan kembali segala hal yang sudah menjadi status quo.

14. Upaya pembaruan lahir dari terbukanya kran pemikiran baru (fresh

ijtihad) dengan dilandasi sikap tidak fanatik buta terhadap apapun.

15. Paling tidak, memiliki jiwa rejuvenasi.

16. Gerakan tajdid Muhammadiyah memadukan gerak pemurnian dan

pembaruan sekaligus.

17. Bukan hanya mengembalikan sesuatu kepada asalnya, tapi juga

menghidupkan sesuatu yang telah mati, membangun, dan sekaligus

Page 75: KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT FAKTA DAN OPINI …

63

mengembangkan.

18. Integrasi antara gerak kembali (dalam ibadah mahdhah serta akidah)

dan gerak maju (urusan mu’amalah).

19. Sebagai gerakan kultural dan intelektual, maka perkaderan menjadi

niscaya. 20. Sehingga laju organisasi tidak berhenti dilindas zaman.

21. Menjadi lokomotif yang menggerakkan gerbong Muhammadiyah di

masa depan.

22. Sebagai pelanjut, angkatan muda punya tugas berat: mengkaji semua

warisan lama dan mengawinkannya dengan gagasan baru yang

kontekstual.

23. Prinsipnya adalah al-muhafadhatu ‘ala qadim al-shalih wa al-akhzu bi

al-jadid al-ashlah (memelihara warisan lama yang baik seraya

mengambil hal-hal baru yang lebih baik).

24. Angkatan muda yang tidak memahami posisi ini, maka tidak akan bisa

membawa perahu besar Muhammadiyah di masa depan.

25. Zaman terus bergerak maju. Jika diam atau berhenti, maka berarti mati.

26. AMM perlu mendinamisasikan orientasi gerak dan pendekatannya.

27. “Manakala suatu organisasi pembaharu relatif sudah berhenti mencari

dan bertanya, sudah puas dengan ide-ide yang ada, tidak mengadakan

kritik-kritik terhadap ide-ide yang hidup di dalamnya, sudah berhenti

gelisah dan gundah, sudah tidak ada lagi gejolak dan pergolakan ide

di dalamnya, taka da benturan-benturan ide yang intensif ditubuhnya,

maka pada saat itulah organisasi pembaruan ide bisa dikatakan sudah

berhenti menjadi organisasi pembaharu. Karenanya, suatu shocking

Page 76: KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT FAKTA DAN OPINI …

64

diperlukan untuk membangkitkan lagi atau kalau tidak, harus lahir

suatu organisasi yang baru,” (catatan harian Ahmad wahib, 2003).

28. Angkatan Muda Muhammadiyah dirancang untuk menjadi gerakan

menanam jati.

29. AMM diharap menghasilkan buah kepribadian kader yang anggun

dalam moral dan unggul dalam intelektual.

30. IMM memiliki trikompetensi: religiusitas, intelektualitas, humanitas.

31. IPM menjunjung tertib ibadah, tertib belajar, tertib organisasi.

32. Pemuda Muhammadiyah selalu bergembira membangun ilmu dan

akhlak.

33. Nasyiatul Aisyiah yang bersimbul padi, terdidik tiap hari, menjunjung

kemuliaan Islam.

4.2 Dekripsi Hasil Penelitian

Perolehan skor kemampuan menentukan kalimat fakta dan opini dalam

majalah Suara Muhammadiyah edisi 07 yang terbit pada hari senin 1 april 2019

siswa kelas IX.6 SMP Muhammadiyah Limbung berdasarkan data yang

dikumpulkan melalui tes diperoleh nilai kemampuan siswa sebagaimana

ditampilkan pada tabel berikut.

Tabel 4.1

Perolehan Nilai Kemampuan Menentukan Fakta dan Opini dalam majalah

Suara Muhammadiyah Siswa Kelas IX.6 SMP Muhammadiyah Limbung

No.

Responden

Aspek Penilaian

SkorPersentase

KemampuanKategoriKalimat

Fakta

Kalimat

Opini

Page 77: KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT FAKTA DAN OPINI …

65

1. 3 3 6 100% Mampu

2. 3 3 6 100% Mampu

3. 3 3 6 100% Mampu

4. 3 3 6 100% Mampu

5. 3 3 6 100% Mampu

6. 3 3 6 100% Mampu

7. 3 3 6 100% Mampu

8. 3 3 6 100% Mampu

9. 3 3 6 100% Mampu

10. 3 3 6 100% Mampu

11. 3 3 6 100% Mampu

12. 3 3 6 100% Mampu

13. 2 3 5 83,33% Mampu

14. 2 3 5 83,33% Mampu

15. 3 3 6 100% Mampu

16.3 3 6 100% Mampu

17. 3 3 6 100% Mampu

18. 3 3 6 100% Mampu

19. 3 3 6 100% Mampu

20. 3 3 6 100% Mampu

21. 2 3 5 83,33% Mampu

22. 3 3 6 100% Mampu

Page 78: KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT FAKTA DAN OPINI …

66

23. 3 3 6 100% Mampu

24. 3 3 6 100% Mampu

25. 3 3 6 100% Mampu

26. 2 3 5 83,33% Mampu

Berdasarkan data pada tabel 4.1 diatas skor seluruh aspek kemampuan

menentukan kalimat fakta dan opini dalam majalah Suara Muhammadiyah siswa

kelas IX.6 SMP Muhammadiyah Limbung dari 26 sampel dapat dijelaskan

sebagai berikut :

1. Sebanyak 26 orang siswa atau 100% berada pada kategori mampu dalam

menentukan kalimat fakta dan opini dengan rincian 22 orang siswa mencapai

kemampuan (100%), dan 4 orang siswa mencapai kemampuan (83,33%).

Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang perolehan nilai

keseluruhan dalam kemampuan menentukan kalimat fakta dan opini dalam

majalah Suara Muhammadiyah siswa kelas IX.6 SMP Muhammadiyah Limbung

dapat dlihat pada tabel persentase kemampuan berikut.

Tabel 4.2

Persentase Keseluruhan Kemampuan Menentukan Kalimat Fakta dan Opini

dalam Majalah Suara Muhammadiyah Siswa Kelas IX.6 SMP

Muhammadiyah Limbung

No. Skor Frekuensi Persentase Kategori

1 6 22 100% Mampu

2 5 4 83,33% Mampu

Berdasarkan tabel diatas, dapat diperoleh informasi bahwa 26 orang siswa

Page 79: KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT FAKTA DAN OPINI …

67

yang dijadikan sampel (100%) mampu dalam menentukan kalimat fakta dan opini.

Selanjutnya untuk mengukur kemampuan menentukan kalimat fakta dan opini

dalam majalah Suara Muhammadiyah siswa kelas IX.6 SMP Muhammadiyah

Limbung secara klasikal maka digunakan rumus sebagai berikut.

KK = %

100

= X 100%

= 100%

Dengan demikian, kemampuan menentukan kalimat fakta dan opini dalam

majalah Suara Muhammadiyah siswa kelas IX.6 SMP Muhammadiyah Limbung

dikategorikan mampu secara klasikal. Dikatakan mampu karena jumlah siswa

yang mencapai kemampuan individual ≥ 75% mencapai 100% telah mencapai

kriteria ketuntasan klasikal yaitu 85%.

Page 80: KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT FAKTA DAN OPINI …

68

BAB V

PENUTUP

1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa

dari 26 orang siswa kelas IX.6 SMP Muhammadiyah Limbung yang dijadikan

sampel penelitian, secara individual sebanyak 26 orang siswa atau 100% berada

pada kategori mampu dalam menentukan kalimat fakta dan opini dengan rincian

22 orang siswa mencapai kemampuan (100%), dan 4 orang siswa mencapai

kemampuan (83,33%). Secara klasikal kemampuan menentukan kalimat fakta dan

opini dalam majalah Suara Muhammadiyah siswa kelas IX.6 SMP

Muhammadiyah Limbung dikategorikan mampu. Dikatakan mampu karena

jumlah siswa yang mencapai kemampuan individual ≥ 75% mencapai 100% telah

mencapai kriteria ketuntasan klasikal yaitu 85%.

2. Saran

Dengan mengacu pada hasil penelitian dalam mendeskripsikan

kemampuan siswa menentukan kalimat fakta dan opini dalam majalah Suara

Muhammadiyah disarankan sebagai berikut.

Guru bahasa dan sastra Indonesia sebaiknya memilih teks bacaan yang

menarik dalam proses belajar sehingga siswa dapat memahami materi bahasa

Indonesia secara efektif dan menyeluruh terutama dalam pemahaman tentang

fakta dan opini. Guru bahasa dan sastra Indonesia perlu menggunakan media

belajar seperti majalah dalam pembelajaran fakta dan opini agar siswa tertarik

mempelajari fakta dan opini serta dapat lebih efisien dalam memahami fakta dan

opini.

Page 81: KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT FAKTA DAN OPINI …

69

Dalam proses pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia, guru sebaiknya

mengacu pada indikator dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dengan

memberikan pemahaman pada siswa khususnya dalam pembelajaran fakta dan

opini sehingga siswa dapat lebih mudah memahami dan membedakan fakta dan

opini. Dalam proses pembelajaran, sebaiknya diberikan latihan-latihan yang lebih

intens yang berkaitan dengan menemukan kalimat fakta dan opini pada wacana

maupun teks khususnya yang terdapat dalam majalah.

Page 82: KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT FAKTA DAN OPINI …

DAFTAR PUSTAKA

Arif, A. Tarman. 2018. Metodologi Penelitian Bahasa Indonesia. Makassar:

Universitas Muhammadiyah Makassar.

Berger A. Arthur. 1989. Political Culture and Public Opinion: Transaction Publishers.

Cangara. 2002. Pengertian Media Massa Menurut Para Ahli. Diunduh pada 13

Januari 2019. http//pakarkomunikasi.com.

Ehniger, D. Influence, belief, and argument: An Introduction to responsible

persuasion. Glenview, IL: Scott, Foresman. Page 51-52.

Fakta dan Opini. Diunduh pada 9 Februari 2019. www.wikipedia.com.

Fatin, Idhoofiyatul, Camalia Mahabbatul. 2017. New Edition Big Book Bahasa

Indonesia SMP/MTS Kelas VII, VIII, dan IX. Jakarta: Cmedia.

Fatima, Wa. 2016. Kemampuan Menentukan Kalimat Fakta dan Opini dalam Teks

Tajuk Rencana Koran Kompas Siswa Kelas XI SMA Negeri 7 Kendari.

Kendari. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Halu Oleo

Kendari.

Hasanuddin, Rapi Tang M. 2015. Buku Guru Bahasa Indonesia Wahana Pengetahuan

SMP/MTS Kelas IX. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Meyers, M. Edward. 1996. Public Opinion and the Political Future of the Nation's

Capital. Georgetown: University Press.

Ningsih, S. Nurna. 2013. Efektivitas Model Pembelajaran Problem Based Instruction

terhadap Kemampuan Siswa dalam Membedakan Kalimat Fakta dan Opini

Page 83: KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT FAKTA DAN OPINI …

Pada Editorial dengan Membaca Intensif Siswa Kelas XI SMA Negeri 3

Langsa Tahun Pembelajaran 2013/2014. Medan: Universitas Negeri

Medan.

Munirah. 2017. Bahan Ajar Pengembangan Keterampilan Menulis. Makassar.

Universitas Muhammadiyah Makassar.

Sartika, Rina dkk. 2013. Kemampuan Membedakan Kalimat Fakta dan Opini melalui

Kegiatan Membaca Intensif Siswa Kelas X SMK-SMAK Padang. Padang:

Universitas Negeri Padang.

Vardiansyah, Dani. 2008. Filsafat Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Jakarta:

Indeks. Hal. 3.

Yuliawan, Agus. 2016. Nilai KUR Relevan Menggerakkan Sektor Riil. Diunduh pada

9 Februari 2019. www.suaramuhammadiyah.id.

Page 84: KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT FAKTA DAN OPINI …

RIWAYAT HIDUP

Elfara Suci Amalia. Dilahirkan di Palu Provinsi

Sulawesi Tengah pada tanggal 11 februari 1997, dari

pasangan Ayahanda Rafiuddin dan Ibunda Siti

Annisah. Penulis masuk sekolah dasar pada tahun

2003 di SD Negeri Tanetea Kabupaten Gowa dan

tamat pada tahun 2009, tamat SMP Muhammadiyah

Limbung tahun 2012, dan tamat SMA Negeri 1 Bajeng tahun 2015. Pada tahun

yang sama (2015), penulis melanjutkan pendidikan pada program Strata Satu (S1)

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar dan selesai tahun 2020.