KEMAMPUAN BERCERITA DONGENG SISWA KELAS VIII...

7
KEMAMPUAN BERCERITA DONGENG SISWA KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 9 TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014 ARTIKEL E-JOURNAL Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Oleh RIAL PARISAL NIM 100388201128 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2014

Transcript of KEMAMPUAN BERCERITA DONGENG SISWA KELAS VIII...

Page 1: KEMAMPUAN BERCERITA DONGENG SISWA KELAS VIII …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Standar Kompetensi Berbicara, yaitu mengapresiasi pikiran

KEMAMPUAN BERCERITA DONGENG SISWA KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH

PERTAMA NEGERI 9 TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

ARTIKEL E-JOURNAL

Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh

RIAL PARISAL NIM 100388201128

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG

2014

Page 2: KEMAMPUAN BERCERITA DONGENG SISWA KELAS VIII …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Standar Kompetensi Berbicara, yaitu mengapresiasi pikiran
Page 3: KEMAMPUAN BERCERITA DONGENG SISWA KELAS VIII …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Standar Kompetensi Berbicara, yaitu mengapresiasi pikiran
Page 4: KEMAMPUAN BERCERITA DONGENG SISWA KELAS VIII …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Standar Kompetensi Berbicara, yaitu mengapresiasi pikiran

Kemampuan Bercerita Dongeng Siswa Kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 9 Tanjungpinang Tahun Pelajaran 2013/2014 oleh Rial Parisal. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Pembimbing I: Drs. H. Abdul Mailk, M.Pd. Pembimbing II: Drs. Wagiman, M.Pd. [email protected].

ABSTRAK

Ada sebagian siswa masih bingung dan ragu menempatkan urutan cerita, suara, lafal, dan intonasi yang tepat

Dari latar belakang di atas, maka muncullah rumusan masalah sebagai berikut, (1) Bagaimanakah vokal siswa dalam bercerita dongeng kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 9 Tanjungpinang Tahun Pelajaran 2013/2014? (2) Bagaimanakah lafal siswa dalam kemampuan bercerita dongeng kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 9 Tanjung pinang Tahun Pelajaran 2013/2014? dan (3) Bagaimanakah intonasi siswa dalam kemampuan bercerita dongeng kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 9 Tanjungpinang Tahun Pelajaran 2013/2014?, yang bertujuan untuk (1) mengkaji vokal siswa dalam kemampuan bercerita dongeng kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 9 Tanjungpinang Tahun Pelajaran 2013/2014. (2) Untuk mengkaji lafal siswa dalam kemampuan bercerita dongeng kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 9 Tanjungpinang Tahun Pelajaran 2013/2014, dan (3) Untuk mengkaji intonasi siswa dalam kemampuan bercerita dongeng kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 9 Tanjungpinang Tahun Pelajaran 2013/2014.

Populasi dalam penelitian ini berjumlah 42 siswa yang terdiri dari 2 kelas, masing-masing 21 siswa. Jumlah sampel sama dengan jumlah populasi. Hasil penelitian yang diperoleh adalah kemampuan bercerita dongeng siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 9 Tanjungpinang tergolong baik dengan nilai rata-rata 72,37.

Kata Kunci:Kemampuan Bercerita Dongeng

ABSTRACT

There were some students who still confused and hesitated to place the narrative sequence such as, vocal, pronouncation, and intonation correctly.

From that background, came the problem formulations as the following, (1) How was the student’s telling (fairytale story) skills at the seventh grade student of SMP Negeri 9 Tanjungpinang Study Year 2013/2014 in vocal?, (2) How was the student’s telling (fairytale story) skills at the seventh grade student of SMP Negeri 9 Tanjungpinang Study Year 2013/2014 in pronounciation? and (3) How was the student’s telling (fairytale story) skills at the seventh grade student of SMP Negeri 9 Tanjungpinang Study Year 2013/2014 in intonation?, which aimed for (1) examining the vocal of the student’s telling (fairytale story) skills at the seventh grade student of SMP Negeri 9 Tanjungpinang Study Year 2013/2014, (2) examining the pronounciation of the student’s telling (fairytale story) skills at the seventh grade student of SMP Negeri 9 Tanjungpinang Study Year 2013/2014, and (3) examining the intonation of the student’s telling (fairytale story) skills at the seventh grade student of SMP Negeri 9 Tanjungpinang Study Year 2013/2014.

The population of this research was amounted 42 students which consisted by 2 classes, everyclass consisted of 21 students. The amount of sample was same with the amount of population. The result of this research was the student’s telling (fairytale story) skills at the seventh grade student of SMP Negeri 9 Tanjungpinang Study Year 2013/2014 classified as either with average score of 72,37.

Page 5: KEMAMPUAN BERCERITA DONGENG SISWA KELAS VIII …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Standar Kompetensi Berbicara, yaitu mengapresiasi pikiran

Key word: Telling Fairytale Story Skills

1. Pendahuluan

Pada dasarnya tujuan utama dari berbicara adalah untuk berkomunikasi. Agar dapat menyampaikan pikiran secara efektif, seyogianyalah sang pembicara memahami makna segala sesuatu yang ingin dikomunikasikan (Tarigan, 2008). Berbicara merupakan suatu komunikasi lisan. Berbicara juga merupakan alat komunikasi tatap muka yang mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehudupan. Pembicara menyampaikan pikiran dan perasaannya melalui suara. Pembicara yang baik mampu memperjelas apa yang ingin disampaikannya melalui kata dengan menggunakan suara, lafal, intonasi yang tepat. Saat berbicara, hendaknya pembicara memilih kata yang ia gunakan agar mudah untuk dipahami pendengar.

Dalam silabus bahasa Indonesia kelas VII Semester I, materi bercerita terdapat pada Standar Kompetensi Berbicara, yaitu mengapresiasi pikiran dan perasaan melalui kegiatan bercerita dan Kompetensi Dasar, yaitu bercerita dengan urutan yang baik, suara, lafal, intonasi, dan mimik yang tepat. Ketika melakukan praktik kerja lapangan (PKL) di Sekolah Menengah Pertama Negeri 9 Tanjungpinang, peneliti menugasi siswa untuk bercerita dengan menggunakan urutan yang baik, suara, lafal, intonasi yang tepat. Namun, hanya beberapa siswa saja yang mampu bercerita dengan tepat dan baik. Tetapi, sebagian siswa masih bingung dan ragu menempatkan urutan cerita, suara, lafal, dan intonasi yang tepat.Berdasarkan latar belakang di atas, maka penelitian tentang bercerita (cerita dongeng) perlu dilakukan. Peneliti ingin melihat dan menguji sejauh mana keterampilan siswa dalam bercerita (cerita dongeng) pada Siswa Kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 9 Tanjungpinang. Dengan itu penulis tertarik mengambil judul tentang “Kemampuan Cerita Dongeng pada Siswa Kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 9 Tanjungpinang Tahun Pelajaran 2013/2014.

2. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif guna mendeskripsikan kemampuan bercerita dongeng siswa kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 9 Tanjungpinang Tahun Pelajaran 2013/2014.

3. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Untuk mengetahui permasalahan, dapat dilakukan dengan memberikan tes kepada subjek penelitian. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 9 Tanjungpinang yang berjumlah 42 siswa. Tes ini bertujuan untuk mengetahui Kemampuan bercerita dongeng Siswa Kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 9 Tanjungpinang.

Page 6: KEMAMPUAN BERCERITA DONGENG SISWA KELAS VIII …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Standar Kompetensi Berbicara, yaitu mengapresiasi pikiran

TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI NILAI TES

KEMAMPUAN BERCERITA DONGENG No. Interval Frekuensi Kriteria

1 85-100 8 Sangat Baik 2 65-84 22 Baik 3 55-64 11 Cukup 4 0-54 1 Kurang Baik

Jumlah 42 Berdasarkan distribusi frekuensi di atas diperoleh bahwa terdapat 18 siswa yang

memiliki tingkat kemampuan bercerita dongeng yang sangat baik, ada 22 siswa yang memiliki kemampuan baik dalam bercerita dongeng, ada 11 siswa yang memiliki kemampuan cukup dalam bercerita dongeng dan ada 1 siswa kurang baik.

Dilihat dari data yang diperoleh, maka dapat disimpulkan mengenai kemampuan siswa dalam bercerita dongeng. Pada aspek vokal memproleh nilai rata-rata 77,38 pada aspek lafal memproleh nilai rata-rata 68,45 dan pada aspek intonasi memproleh nilai rata-rata 70,83 yang tergolong pada kategori baik dan tingkat pembelajarannya berhasil.

4. Simpulan dan Saran

. Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan dalam Bab IV dan V dapat ditarik

simpulan bahwa Kemampuan bercerita dongeng siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 9 Tanjungpinang Tahun Pelajaran 2013/2014 pada aspek:

1. Kemampuan vokal siswa memperoleh nilai 77,38 yang tergolong pada kategori baik dan tingkat pembelajarannya tergolong berhasil.

2. Kemampuan lafal siswa memperoleh nilai 64,45 yang tergolong pada kategori baik dan tingkat pembelajarannya tergolong berhasil.

3. Ketmampuan intonasi siswa memperoleh nilai 70,83 yang tergolong pada kategori baik dan tingkat pembelajarannya tergolong berhasil

Berdasarkan hipotesis yang tergolong baik dalam kategori berhasil, hal tersebut dapat dilihat dari nilai rata-rata keseluruhan siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama Tahun Pelajaran 2013/2014 memperoleh nilai rata-rata 72,37 yang tergolong pada kategori baik dan tingkat keberhasilan pembelajarannya tergolong berhasil. Jadi dalam hipotesis penelitian ini dapat diterima Adapun saran dari peneliti adalah sebagai berikut:

1. Guru mata pelajaran Bahasa Indonesia harus mempertahankan prestasi atas keterampilan bercerita dongeng siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 9 Tanjungpinang Tahun Pelajaran 2013/2014 yang mendapatkan kategori baik (B) termasuk pada kategori berhasil.

2. Bagi siswa mendatang, dapat mencontoh prestasi siswa sebelumnya dalam prestasi bercerita dongeng agar lebih terampil dalam berbicara.

Page 7: KEMAMPUAN BERCERITA DONGENG SISWA KELAS VIII …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Standar Kompetensi Berbicara, yaitu mengapresiasi pikiran

DAFTAR PUSTAKA

Agib, Zainal. 2013. Pengembangan Keperafesium Berkelanjutan Bagi Guru. Bandung : Yrama Widya

Anafi. 2012. Peningkatan Kemampuan Bercerita dengan Menggunakan Media Wayang Boneka pada Siswa Kelas VIIB SMP Negeri 1 Seyegan Sleman.

Arikunto, Suharsimi. 2013. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Arianti, Nurvia. 2008. Keefektifan Media Film Kartun Cerita Rakyat dalam Pembelajaran Kemampuan Bercerita Siswa Kelas VII SMP Negeri 4 Pacitan.

Kridaklaksana, harimurti. 2008. Kamus Linguistik Edisi Keempat. Jakarta: Gramadia Pustaka Utama.

Kristantohadi, Didik. 2010. Peribahasa Lengkap dan Kesusastraan Melayu Lama. Yogyakarta: Tabora Media

Kurniasari, Rina. 2011. Peningkatan Kemampuan Bercerita Siswa Kelas VIIC SMP Negeri 2 Karanganyar, Kebumen dengan menggunakan Media Komik Tanpa Kata.

Malik, Abdul. 2010. Penelitian Deskriptif. Tanjungpinang Nurgiyantoro, Burhan.2005. Sastra Anak Pengantar Pemahaman Dunia Anak.

Yogyakarta: Gadjah Mada University Pres. Nurgiyantoro, Burhan.2009. Penilaian Pengajaran Bahasa dan Sastra.

Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta. Riduwan. 2009. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: alfabeta. Sugiyono, 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D”. Bandung:

Alfabeta. Tarigan, Henry Guntur. 2008. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.

Bandung: Angkasa. Tim Redaksi KBBI Edisi IV. 2010. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat

Jakarta Bahasa. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.