Keluarga Tahap 2 (Mengasuh Anak)
-
Upload
rahayutiavany -
Category
Documents
-
view
95 -
download
4
description
Transcript of Keluarga Tahap 2 (Mengasuh Anak)
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TAHAP 2 (SEDANG MENGASUH
ANAK /CHILD BEARING).
A. Pengertiannya
Keluarga denagan tahap kedua dimulai dengan kelahiran anak pertama
sehingga bayi berusia 30 bulan. Biasanya orangtua tergetar hatinya dengan
kelahiran pertama anak mereka, tapi agak takut juga. Kekuatiran terhadap bayi
biasanya berkurang setelah beberapa hari, karena ibu dan bayi tersebut mulai
saling mengenal. Akan tetapi kegembiraan yang tidak dibuat-buat ini berakhir
ketika seorang ibu baru tiba di rumah dengan bayinya setelah tinggai di rumah
sakit untuk beberapa waktu. Ibu dan ayah tiba-tiba berselisih dengan semua
peran-peran mengasyikkan yang telah dipercayakan kepada mereka. Peran
tersebut pada mulanya sulit karena perasaan ketidakadekuatan menjadi orangtua
baru ; kurangnya bantuan dari keluarga dan teman-teman, dan para profesional
perawatan kesehatan yang bersifat membantu dan sering terbangun tengah
malam oleh bayi yang berlangsung 3 hingga 4 minggu. Ibu juga letih secara
psikologis dan fisiologis. Ia sering merasakan beban tugas sebagai ibu rumah
tangga dan barangkali juga bekerja, selain merawat bayi. Khususnya terasa sulit
jika ibu menderita sakit atau mengalami persalinan dan pelahiran yang lama
dan sulit atau seksio besar.
Perubahan-perubahan sosial yang dramatis dalam masyarakat Amerika
juga memiliki pengaruh yang kuat pada orangtua baru. Banyaknya wanita yang
bekerja di luar rumah dan memiliki karier, naiknya angka perceraian dan
masalah perkawinan, penggunaan alat kontrasepsi dan aborsi yang sudah lazim,
dan semakin meningkatnya biaya perawatan dan memiliki anak merupakan
faktor-faktor yang menyulitkan tahap siklus awal kehidupan pengasuh anak
(Bradt, 1988 ; Miller dan Myers-Walls, 1983).
B. Masa Transisi menjadi Orangtua.
Kelahiran anak pertama merupakan pengalaman keluarga yang sangat
penting dan sering merupakan krisis keluarga, sebagaimana yang digambarkan
secara konsisten pada penelitian keluarga selama tahap siklus kehidupan
keluarga ini (Clark, 1966 ; Hobbs dan Cole, 1976 ; LeMaster, 1957).
Untuk mengetahui bagaimana anak yang baru lahir mempengaruhi
keluarga, LeMaster, 1957, dalam studi klasik tentang penyesuaian keluarga
terhadap kelahiran anak pertama, mewawancarai 46 orang tua dari kalangan
kelas menengah di Kota (berusia 25 – 25 tahun) dan memperkirakan
sejauhmana mereka dalam keadaan krisis. Ia menemukan bahwa 17 persen
pasangan tidak mengalami masalah atau hanya masalah-masalah sedang, tapi
sisanya mengalami masalah berat atau luar biasa. Masalah-masalah yang paling
lazim dilaporkan adalah :
1. Suami merasa diabaikan (ini paling sering disebutkan oleh suami)
2. Terhadap peningkatan perselisihan dan argumen antara suami dan istri.
3. Interupsi dalam jadwal yang kontinu “begitu lelah sepanjang waktu”,
merupakan sebuah kometar khas).
4. Kehidupan seksual dan sosial terganggu dan menurun.
Akan tetapi, studi-studi belakangan ini, Hobbs dan Cole (1976), tidak
menemukan pasangan yang melaporkan krisis ekstensif sebanyak yang
dilaporkan oleh LeMaster. Studi-studi tentang “keluarga dalam krisis”
menyatakan bahwa keluarga-keluarga mempunyai pemikiran yang salah dan
idealis tentang menjadi orang tua sebelum kelahiran anak pertama dan kekuatan
perkawinan menurun secara tajam dengan lahirnya anak pertama (Miller dan
Solye, 1980)
C. Tugas-Tugas Perkembangan Keluarga
Setelah lahir anak pertama, keluarga mempunyai beberapa tugas yang
penting (tabel 5). Suami, istri, dan bayi semuanya belajar peran-peran yang baru
sementara keluarga inti memperluas fungsi dan tanggungjawab. Ini meliputi
penggabungan tugas perkembangan yang terus menerus dari setiap anggota
kelurga dan keluarga secara keseluruhan (Duvall, 1994).
Tabel 1. Tahap Kedua Siklus Kehidupan Keluarga Inti yang sedang
mengasuh anak dan Tugas-Tugas Perkembangan yang Bersamaan.
Tahap Siklus Kehidupan KeluargaTugas-Tugas Perkembangan
Keluarga
Keluarga sedang mengasuh anak 1. Membentuk keluarga muda sebagai
sebuah unit yang mantap
(mengintegrasikan bayi baru ke
dalam keluarga).
2. Rekonsiliasi tugas-tugas
perkembangan yang bertentangan
dan kebutuhan anggota keluarga.
3. Mempertahankan hubungan
perkawinan yang memuaskan.
4. Memperluas persahabatan dengan
keluarga besar dengan
menambahkan peran-peran
orangtua dan kakek dan nenek.
Diadaptasi dari Carter dan McGoldrick (1988) ; Duvall dan Miller (1985)
Tahap kedua ini perkembangan orangtua adalah belajar untuk menerima
pertumbuhan dan perkembangan anak yang terjadi dalam masa usia bermain –
khususnya orangtua yang baru memiliki anak pertama – membutuhkan
bimbingan dan dukungan. Orangtua perlu memahami tugas-tugas yang harus
dikuasai oleh anak dan kebutuhan anak akan keselamatan, keterbatasan dan
latihan buang air (toilet training). Mereka perlu memahami konsep kesiapan
perkembangan, konsep tentang “saat yang tepat untuk mengajar mereka”. Pada
saat yang sama pula orangtua perlu bimbingan dalam memahami tugas-tugas
yang harus mereka kuasai selama tahap ini. Tahap siklus kehidupan ini
memerlukan penyesuaian hubungan dalam keluarga besar dan dengan teman-
teman. Ketika anggota keluarga lain mencoba mendukung dan membantu
orangtua baru ini, ketegangan bisa muncul. Misalnya, meskipun kakek nenek
dapat menjadi sumber pertolongan yang besar bagi orangtua baru, namun
kemungkinan konflik tetap ada karena perbedaan nilai-nilai dan harapan-
harapan yang ada antar generasi tersebut.
D. Masalah-Masalah Kesehatan.
Masalah-masalah utama keluarga dalam tahap ini adalah pendidikan
maternitas yang terpusat pada keluarga, perawatan bayi yang baik, pengenalan
dan penanganan masalah-masalah kesehatan fisik secara dini, imunisasi,
konseling perkembangan anak, keluarga berencana, interaksi keluarga dan
bidang-bidang peningkatan kesehatan umum (gaya hidup).
Masalah-masalah kesehatan lain selama periode dari kehidupan keluarga
ini adalah inaksesibilitas dan ketidakadekuatan fasilitas-fasilitas perawatan anak
untuk ibu yang bekerja, hubungan akan-orangtua, masalah-masalah mengasuh
anak termasuk penyalahgunaan dan kelalaian terhadap anak dan masalah-
masalah transisi peran orang tua.
E. Peran Perawat
1. Monitor perawatanprenatal dan perujukan untuk masalah-masalah
kehamilan
2. Konselor pada nutrisi prenatal
3. Konselor pada kebiasaan maternal prenatal
4. Pendukung amnionsintesis
5. Konselor pada menyusui
6. Koordinator dengan layanan pediatrik
7. Penyelia imunisasi
8. Perujukan ke layanan-layanan tenaga sosial
F. Asuhan Keperawatan Tahap Perkembangan Keluarga dengan Mengasuh
Anak.
1. Pengkajian keluarga dan individu dalam keluarga
a. Identitas
b. Pengkajian Tumbuh Kembang Anak
c. Mengidentifikasi data demografi dan sosiokultural
d. Data lingkungan
e. Struktur dan fungsi keluarga
f. Stress dan strategi koping yag digunakan keluarga
g. Perkembangan keluarga
2. Perumusan Diagnosa keperawatan
Gangguan Nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
Disfungsi seksual
Gangguan tumbuh kembang
Menyusui tidak efektif
Resiko cidera
Perubahan penampilan peran
Gangguan komunikasi verbal
3. Penyusunan rencana keperawatan
Rencana disusun untuk menentukan prioritas, menetapkan tujuan,
identifikasi sumber daya keluarga, dan menyeleksi intervensi keperawatan.
4. Pelaksanaan asuhan keperawatan
Perencanaan yang telah disusun dilaksanakan dengan memobilisasi
sumber-sumber daya yang ada di keluarga, masyarakat dan pemerintah.
5. Evaluasi
Pada tahap evaluasi, perawat melakukan penilaian terhadap kegiatan yang
telah dilaksanakan