Kelompok l

33
~KELOMPOK L~ ANGGOTA : 1. BARRI KARIZKI 2. LUQMAN HAKIM 3. R. WISNU DHEWANTO 4. GERRY BAGUS P. TEKNOLOGI MANUFAKTUR 2

description

presentasi

Transcript of Kelompok l

Page 1: Kelompok l

~KELOMPOK L~

ANGGOTA : 1. BARRI KARIZKI2. LUQMAN HAKIM3. R. WISNU DHEWANTO4. GERRY BAGUS P.

TEKNOLOGI MANUFAKTUR 2

Page 2: Kelompok l

CNC TU 2A

Mesin Bubut CNC TU-2A adalah mesin bubut CNC yang digunakan dalam pelatihan-pelatihan permesinan. Salah satu yang sering digunakan adalah Emco TU-2A buatan Emco Austria, berupa mesin perkakas CNC untuk simulasi proses pembubutan.

Page 3: Kelompok l

1. Prinsip Kerja Mesin CNC TU-2A

CNC TU- 2A mempunyai gerakan dasar ke arah melintang dan memanjang dengan sistem koordinat sumbu X dan Z untuk menjelaskan sistem persumbuan dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Page 4: Kelompok l

Prinsip kerja mesin bubut CNC TU - 2A adalah benda kerja yang terpasang pada cekam berputar, sedangkan gerakan penyayatan memanjang atau melintang dilakukan oleh pisau. Untuk arah gerakan persumbuan tersebut diberi lambang persumbuan sebagai : Sumbu X arah gerakan melintang tegak lurus terhadap sumbu putar. Sumbu Z arah gerakan memanjang sejajar sumbu putar .

Page 5: Kelompok l

2. Metode Pemrograman

a). Metode Inkrimental

Metode inkrimental adalah suatu metode pemrograman dimana titik

referensinya selalu berubah. Yaitu, titik akhir yang dituju menjadi titik

referensi yang baru untuk ukuran berikutnya.

b). Metode Absolute

Metode Absolut adalah suatu metode pemrograman dimana titik

referensinya tetap. Yaitu hanya satu titik atau tempat yang di jadikan

referensi untuk semua ukuran berikut nya.

Page 6: Kelompok l

3. Fungsi Kode G,M, dan A

Page 7: Kelompok l
Page 8: Kelompok l

4. Contoh Perhitungan

Page 9: Kelompok l
Page 10: Kelompok l

BUBUT PENGERTIAN MESIN BUBUT

Mesin bubut (turning machine) adalah suatu jenis mesin perkakas yang di gunakan untuk memotong benda yang diputar. Bubut sendiri merupakan suatu proses pemakanan benda yang sayatannya dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian dikenal pada pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja.

Page 11: Kelompok l

Prinsip kerjaPrinsip kerja dari mesin bubut yakni

benda kerja terlebih dahulu dipasang pada chuck (pencekam) yang terpasang pada spindel mesin, kemudian spindel dan benda kerja diputar dengan kecepatan sesuai perhitungan. Alat potong (pahat) yang dipakai untuk membentuk benda kerja akan disayatkan pada benda kerja yang berputar.

Page 12: Kelompok l

FUNGSI MESIN BUBUTFungsi mesin bubut konvensional

adalah untuk memproduksi benda-benda berpenampang silindris. Misalnya poros lurus, porors bertingkat, poros tirus, poros beralur, poros berulir n berbagai bentuk bidang permukaannya silindris.

Page 13: Kelompok l

Pekerjaan yang dapat dilakukan dengan mesin bubut konvensional antara lain :

1. Membubut lurus2. Membubut alur3. Membubut ulir4. Mengkartel5. Membubut dalam6. Memotong benda kerja7. Membuat lubang8. Memperhalus lubang9. Membubut tepi

Page 14: Kelompok l

Teknik Manufaktur 2ULIR DRILLING BORING

KARTEL

Page 15: Kelompok l

Jenis-Jenis Pahat Pada Mesin Bubut Konvensional

1.Pahat Rata Kanan

Pahat rata kanan adalah pahat untuk membubut benda kerja dari arah kanan ke kiri.

2. Pahat Rata Kiri

Pahat rata kiri adalah kebalikan dari pahat rata kanan yaitu untuk membubut benda kerja dari arah kiri kekanan.

Page 16: Kelompok l

3. Pahat Ulir

 Pahat ulir digunakan untuk membuat ulir, baik ulir tunggal maupun ganda. Bentuk pahat ulir harus sesuai dengan bentuk  ulir yang diinginkan.

4. Pahat Alur

 Pahat alur digunakan untuk membuat alur pada benda kerja. Macam-macam pahat alur digunakan sesuai dengan kebutuhan membuat celah alur atau ukuran clip.

Page 17: Kelompok l

Contoh perhitungan

Page 18: Kelompok l

Contoh perhitungan

Page 19: Kelompok l

CNC TU-3A

Mesin CNC TU 3A adalah mesin frais yang dikontrol oleh komputer, sehingga semua gerakan akan berjalan secara otomatis sesuai dengan perintah program yang diberikan, sehingga dengan program yang sama mesin CNC dapat diperintahkan untuk mengulangi proses pelaksanaan program secara terus-menerus (kontinyu).

Page 20: Kelompok l

Prinsip KerjaPrinsip kerja mesin CNC TU 3A adalah pisau diam (berputar), sedangkan benda kerja diletakkan pada meja yang bergerak. Untuk arah gerakan persumbuan tersebut diberi lambang persumbuan sebagai berikut:

- Sumbu X bergerak kearah horizontal- Sumbu Y bergerak kearah melintang- Sumbu Z bergerak kearah vertikal

Page 21: Kelompok l

Fungsi G dan MFungsi G

G00 : Gerakan tanpa penyayatanG01 : Gerakan dengan penyayatanG02 : Gerakan spindel berputar searah jarum jamG03 : Gerakan spindel berputar berlawanan jarum jamG25 : Memanggil sub-programG72 : Siklus pengefraisan kantong

Fungsi MM00 : DiamM03 : Spindel hidup searah jarum jamM05 : Spindel matiM06 : Penggantian alat potong, radius pisau frais masukM17 : Kembali ke program pokokM30 : Program berakhirM98 : Kelonggaran OtomatisM99 : Paramater bantu gerak melingkar G02 & G03

Page 22: Kelompok l

Pengertian M06Digunakan untuk membuat benda kerja yang menggunakan lebih dari satu alat potong. Misalnya dengan pisau frais (slot endmill, shell endmill, bor) sebelum membuat program harus di ketahui terlebih dahulu tentang data alat potong dari selisih panjang alat potong.

Page 23: Kelompok l

Pengertian M06Sebelum melakukan pemograman penggantian alat potong terlebih dahulu menyiapkan hal hal sebagai berikut:

1. Menentukan urutan kerja data potong.2. Menentukan data alat potong.3. Mencari selisih panjang alat potong.

Data data yang di butuhkan:D : Radius pisau (mm)S : Jumlah putaran (rpm)Hz : Harga selisih panjang alat potong (mm)T : Jumlah putaran untuk pergantian pahat

Page 24: Kelompok l

Mesin Frais

A. PENGERTIANMesin frais (milling machine) adalah mesin perkakas yang dalam proses kerja pemotongannya dengan menyayat/memakan benda kerja menggunakan alat potong bermata banyak yang berputar (multipoint cutter).

Page 25: Kelompok l

METODA PEMBAGIAN PEMOTONGAN PROFIL GIGI

A. Metoda Pembagian Langsung (Direct Indexing Method)

Adalah metoda pembagian dimana untuk mendapatkan pembagian/putaran poros utama kepala pembagi dilakukan dengan langsung memutar poros utama dengan terlebih dahulu memutuskan hubungan mekanik ulir cacing dan roda gigi cacing. Dan untuk menentukan banyaknya putaran poros utama setiap kali selesai pengefraisan berpedoman kepada piring pembagi yang terdapat pada ujung poros utama yang disebut dengan spindel nois yang terdapat angka-angka 1 s/d 24 atau 1 s/d 36. untuk berangka 1 s/d 24 pembagian dapat dilakukan adalah apabila bagian yang yang akan membagi menghasilkan angka bulat terhadap 24.

Page 26: Kelompok l

B. Metoda Pembagian Diferensial (Diferensial Indexing Method)

Digunakan apabila metoda pembagian sederhana atau metoda pembagian langsung tidak dapat dilaksanakan karena hasil pecahan tidak dapat disederhanakan lagi dan pecahan hasil pembagian itu tidak terdapat ketentuan yang cocok pada plat pembagi.

Jika menggunakan metoda pembagian ini, piring pembagi harus dilepas dari pen penahannya, karena piring pembagi harus ikut berputar sewaktu engkol diputar. Perputaran plat pembagi itu diputar oleh roda gigi yang tersedia khusus diperuntukkan bagi kepala pembagi.

Dalam metoda pembagian ini, karena jumlah pembagiannya tidak terdapat pada plat pembagi, maka pada perhitungannya kita harus mengambil angka perkiraan yang mendekati dengan pembulatan keatas atau pembulatan kebawah yang habis dibagi dengan 5 atau 10. Dalam prakteknya tentu terjadi kelebihan atau kekurangan dalam pelaksanaan pembagian pada kepala pembagi

Page 27: Kelompok l

C. Metoda Pembagian Sederhana (Plain Indexing Method)

Adalah pembagian yang berdasarkan pada perbandingan antara putaran mekanik ulir cacing dengan roda gigi cacing. Dimana perbandingan putaran antara ulir cacing dengan roda gigi cacing adalah 1 : 40.

D. Metoda Pembagian Sudut (Anggular Indexing Method)

Pada metoda ini caranya hampir sama dengan metoda pembagian sederhana. Perbedaanya terletak pada perhitungan pembagiannya dimana dalam metoda pembagian sudut ini ditentukan dalam derajat.

Page 28: Kelompok l

PERHITUNGAN BANYAK GIGI TERBENTUK

1. Sistem Modul (M) Satuan ukuran sistem modul ini adalah metrik, sehingga

dalam modul ini disebut juga dengan nama Metrik Modul (MM)Modul adalah merupakan perbandingan antara diameter tusuk (pitch diameter) dengan jumlah profil gigi pada sebuah roda gigi. Secara matematis dapat ditulis :

Dimana:M       = ModulDt      = Diameter TusukZ        = Jumlah gigi

Page 29: Kelompok l

Menurut standart DIN ukuran modul yang digunakan dalam prakteknya (ukuran modul standart) dimulai dari 0,3 sampai 50 dengan ketentuan kenaikan modul tiap tingkatan adalah sebagai berikut:

0,3 s/d 0,7 kenaikan modul 0,10,7 s/d 4 kenaikan modul 0,254 s/d 7 kenaikan modul 0,57 s/d 16 kenaikan modul 1,016 s/d 24 kenaikan modul 224 s/d 45 kenaikan modul 3

Page 30: Kelompok l

2. Sistem Diametral Pitch (DP) Satuan Diametral pitch ini adalah inchi. Oleh karena itu sistem DP

ini banyak dipakai oleh negara yang menggunakan satuan britisSistem diametral pitch adalah perbandingan antara banyak/jumlah gigi dengan diameter tusuknya sebuah roda gigi dalam satuan inchi. Secara matematis dapat ditulis:

atau

Dp = diametral puitchD” = diameter jarak bagi Z = jumlah gigi 

Page 31: Kelompok l
Page 32: Kelompok l
Page 33: Kelompok l