Kelompok II_peralatan Dan Jenis Gardu Induk - Confirm

download Kelompok II_peralatan Dan Jenis Gardu Induk - Confirm

of 20

Transcript of Kelompok II_peralatan Dan Jenis Gardu Induk - Confirm

JENIS JENIS GARDU INDUKBerdasarkan rekonstruksi letak pemasangan gardu induk, maka gardu induk dapat dibedakan atas :1. Gardu induk jenis pasang luar

Adalah gardu induk yang sebagian besar komponennya di tempatkan di luar gedung, kecuali komponen kontrol, sistem proteksi, dan sistem kendali serta komponen bantu lainnya, ada di dalam gedung. Gardu Induk semacam ini biasa disebut dengan gardu induk konvensional. Sebagian besar gardu induk di Indonesia adalah gardu induk konvensional. Untuk daerah-daerah yang padat pemukiman dan di kota-kota besar di Pulau Jawa, sebagian menggunakan gardu induk pasangan dalam, yang disebut Gas Insulated Substation atau Gas Insulated Switchgear (GIS).2. Gardu induk jenis pasang dalam

Gardu Induk jenis pasang dalam adalah semua komponen yang berada pada gardu induk terpasang di dalam, meskipun ada beberapa sejumlah kecil peralatan terpasang di luar.Gardu induk ini dipakai dipusat kota,dimana harga suatu lokasi sangat tidak relevan (mahal) dan biasa digunakan untuk menghindari kebakaran dan gangguan suara. Gardu induk ini yang hampir semua komponennya (switchgear, busbar, isolator, komponen kontrol, komponen kendali, cubicle, dan lain-lain) dipasang di dalam gedung. Kecuali transformator daya, pada umumnya dipasang di luar gedung. Gardu Induk semacam ini biasa disebut Gas Insutaled Substation (GIS). GIS merupakan bentuk pengembangan gardu induk, yang pada umumnya dibangun di daerah perkotaan atau padat pemukiman yang sulit untuk mendapatkan lahan.

Beberapa keunggulan GIS dibanding GI konvensional : a. Hanya membutuhkan lahan seluas 3.000 meter persegi atau 6 % dari luas lahan GI konvensional. b. Mampu menghasilkan kapasitas daya (power capasity) sebesar 3 x 60 MVA bahkan bisa ditingkatkan sampai dengan 3 x 100 MVA. c. Jumlah penyulang keluaran (output feeder) sebanyak 24 penyulang (feeder) dengan tegangan kerja masing-masing 20 KV. d. Bisa dipasang di tengah kota yang padat pemukiman. e. Keunggulan dari segi estetika dan arsitektural, karena bangunan bisa didesain sesuai kondisi disekitarnya.

1. Gardu induk jenis setengah pasang luar

Gardu induk jenis pasang setengah pasang luar adalah gardu induk yang sebagian dari peralatan tegaangan tingginya terpasang di dalam gedung.Gardu ini juga dapat dikatakan sebagai jenis setengah pasang dalam. Biasanya jenis gardu ini bermacam-macam bentuknya dengan

Kelompok II

berbagai pertimbangan yang sangat ekonomis serta pencegahan kontaminasi garam.2. Gardu Induk jenis pasang bawah tanah

Gardu Induk jenis pasang bawah tanah dimana hampir semua peralatan terpasang dalam bangunan bawah tanah. Biasanya alat pendinginnya terletak diatas tanah terletak dipusat kota seperti di jalan-jalan kota yang ramai dimana kebanyakan gardu induk ini dibangun di bawah jalan raya.3. Gardu Induk jenis mobil

Gardu induk jenis mobil yaitu dimana gardu jenis ini dilengkapi dengan peralatan di atas kereta hela (trailer). Gardu ini biasa digunakan jika ada gangguan di suatu gardu lain maka digunakan gardu jenis ini guna pencegahan beban lebih berkala dan juga biasa digunakan pada pemakaian sementara dilokasi pembangunan tenaga listrik.Maka dapat dikatakan bahwa gardu ini tidak dijadikan sebagai gardu utama melainkan sebagai gardu induk cadangan (sebagai penghubung yang dapat berpindah-pindah) Berdasarkan Isolasi Busbar, maka gardu induk dapat dibedakan atas : 1. Gardu Induk Konvensional adalah Gardu Induk yang peralatan instalasinya berisolasikan udara bebas, karena sebagian besar peralatannya terpasang diluar gedung (switchyard) dan sebagian kecil di dalam gedung (HV cell, dll), sehingga memerlukan areal tanah yang relative luas. 2. Gardu Induk GIS (Gas Insulated Switchgear) adalah suatu gardu induk yang semua peralatan switchgear-nya berisolasikan gas SF-6, karena sebagian besar peralatannya terpasang di dalam gedung dan dikemas dalam tabung Berdasarkan Fungsinya, maka gardu induk dapat dibedakan atas : 1. Gardu Induk Penaik Tegangan : Adalah gardu induk yang berfungsi untuk menaikkan tegangan, yaitu tegangan pembangkit (generator) dinaikkan menjadi tegangan sistem. Gardu Induk ini berada di lokasi pembangkit tenaga listrik. Karena output voltage yang dihasilkan pembangkit listrik kecil dan harus disalurkan pada jarak yang jauh, maka dengan pertimbangan efisiensi, tegangannya dinaikkan menjadi tegangan ekstra tinggi atau tegangan tinggi. 1. Gardu Induk Penurun Tegangan : Adalah gardu induk yang berfungsi untuk menurunkan tegangan, dari tegangan tinggi menjadi tegangan tinggi yang lebih rendah dan menengah atau tegangan distribusi.

Kelompok II

Gardu Induk terletak di daerah pusat-pusat beban, karena di gardu induk inilah pelanggan (beban) dilayani. 3. Gardu Induk Pengatur Tegangan : Pada umumnya gardu induk jenis ini terletak jauh dari pembangkit tenaga listrik. Karena listrik disalurkan sangat jauh, maka terjadi tegangan jatuh (voltage drop) transmisi yang cukup besar. Oleh karena diperlukan alat penaik tegangan, seperti bank capasitor, sehingga tegangan kembali dalam keadaan normal. 4. Gardu Induk Distribusi : Gardu induk yang menyalurkan tenaga listrik dari tegangan sistem ke tegangan distribusi. Gardu induk ini terletak di dekat pusat-pusat beban. Berdasarkan Isolasi yang Digunakan, maka gardu induk dapat dibedakan atas : 1. Gardu Induk yang menggunakan isolasi udara : Adalah gardu induk yang menggunakan isolasi udara antara bagian yang bertegangan yang satu dengan bagian yang bertegangan lainnya. Gardu Induk ini berupa gardu induk konvensional (lihat gambar di bawah), memerlukan tempat terbuka yang cukup luas.

Gardu induk konvensional 2. Gardu Induk yang menggunakan isolasi gas SF 6 : Gardu induk yang menggunakan gas SF 6 sebagai isolasi antara bagian yang bertegangan yang satu dengan bagian lain yang bertegangan, maupun antara bagian yang bertegangan dengan bagian yang tidak bertegangan. Gardu induk ini disebut Gas Insulated Substation atau Gas Insulated Switchgear (GIS), yang memerlukan tempat yang sempit

Kelompok II

Gas Insulated Substation (GIS) Berdasarkan Sistem Busbar, maka gardu induk dapat dibedakan atas : Busbar atau rel adalah titik pertemuan/hubungan trafo-trafo tenaga, SUTT, SKTT, dan peralatan listrik lainnya untuk menerima dan menyalurkan tenaga listrik/daya listrik. Berdasarkan busbar gardu induk dibagi menjadi: 1. Gardu Induk dengan sistem ring busbar adalah gardu induk yang busbarnya berbentuk ring yaitu semua rel/busbar yang ada tersambung satu sama lain dan membentuk ring/cincin.

gambar sistem cincin atau ring2. Gardu Induk dengan busbar tunggal (single busbar) :

adalah Gardu Induk yang semua peralatan listriknya dihubungkan hanya pada satu / single busbar pada umumnya gardu dengan sistem ini adalah gardu induk diujung atau akhir dari suatu transmisi

Sistem busbar tunggal atau single busbar3. Gardu Induk dengan busbar ganda (double busbar)

adalah gardu induk yang memiliki dua busbar (double busbar). Sistem ini sangat umum, hampir semua gardu induk menggunakan sistem ini karena

Kelompok II

sangat efektif untuk mengurangi pemadaman beban pada saat melakukan perubahan sistem (maneuver sistem).

Sistem Busbar Ganda atau double Busbar. 4. Gardu Induk dengan satu setengah / one half busbar adalah gardu induk yang mempunyai dua / double busbar . Gardu induk pembangkitan dan gardu induk yang sangat besar menggunakan sistem ini karena sangat efektif dalam segi operasional dan dapat mengurangi pemadaman beban pada saat melakukan perubahan sistem (maneuver system). Sistem ini menggunakan 3 buah PMT didalam satu diagonal yang terpasang secara seri.

Sistem Busbar satu setengah atau one half busbar. Beberapa klasifikasi gardu induk berdasarkan faktor ekonomi :Item/jenis Pasangan Luar Pasangan Dalam Bawah Tanah Saluran Transmisi Atas Tanah Terutama Bawah Hanya bawah Tanah yang keluar Tanah Keselarasan dengan Cocok untuk daerah Cocok untuk daerah Cocok untuk jalanlingkungan jalur hijau dan daerah perumahan dan jalan yang ramai dan Industri daerah Industri banyak gedunggedung tinggi Pencegahan terhadap Agak sukar Mudah Mudah gangguan suara Pencegahan terhadap Mudah Mudah Sukar,perlu hati-hati Kelompok II

kebakaran Pencegahan terhadap Sukar didaerah Mudah banjir rendah Pencegahan terhadap Sukar dan perlu hatiTidak perlu salju hati Pencegahan terhadap Sukar dan perlu hatiTidak perlu debu dan pengotoran hati garam Daerah yang Besar Sedang diperlukan Mudah atau sukar Mudah Agak sukar dibangun Waktu pembangunan Singkat Agak lama Harga Tanah Cocok bila harga Cocok bila harga tanah murah tanah sangat mahal Operasi dan Mudah Agak sukar pemeliharaan

Sukar,perlu hati-hati Tidak perlu Tidak perlu Kecil Agak sukar Lama Cocok bila harga tanah sangat mahal Agak sukar

Perlengkapan Gardu Induk1. Arrester Lightning Arrester / LA atau Surge Arrester yang biasa di sebut Arrester, di Gardu Induk berfungsi sebagai pengaman instalasi (peralatan listrik pada instalasi) dari gangguan tegangan lebih akibat sambaran petir (Ligthning Surge) maupun oleh surja hubung (Switching Surge). Pada sistem Tegangan Ekstra Tinggi (TET) yang besarnya di atas 350 kV, surja tegangan yang disebabkan oleh switching lebih besar dari pada surja petir. Saluran udara yang keluar dari pusat pembangkit listrik merupakan bagian instalasi pusat pembangkit listrik yang paling rawan sambaran petir dan karenanya harus diberi lightning arrester. Selain itu, lightning arrester harus berada di depan setiap transformator dan harus terletak sedekat mungkin dengan transformator. Hal ini perlu karena pada petir yang merupakan gelombang berjalan menuju ke transformator akan melihat transformator sebagai suatu ujung terbuka (karena transformator mempunyai isolasi terhadap bumi/tanah) sehingga gelombang pantulannya akan saling memperkuat dengan gelombang yang datang. Berarti transformator dapat mengalami tegangan surja dua kali besarnya tegangan gelombang surja yang datang. Untuk mencegah terjadinya hal ini, lightning arrester harus dipasang sedekat mungkin dengan transformator. Lightning arrester bekerja pada tegangan tertentu di atas tegangan operasi untuk membuang muatan listrik dari surja petir dan berhenti beroperasi pada tegangan tertentu di atas tegangan operasi agar tidak terjadi arusKelompok II

pada tegangan operasi, dan perbandingan dua tegangan ini disebut rasio proteksi arrester. Tingkat isolasi bahan arrester harus berada di bawah tingkat isolasi bahan transformator agar apabila sampai terjadi flashover, maka flashover diharapkan terjadi pada arrester dan tidak pada transformator. Transformator merupakan bagian instalasi pusat listrik yang paling mahal dan rawan terhadap sambaran petir, selain itu jika sampai terjadi kerusakan transformator, maka daya dari pusat listrik tidak dapat sepenuhnya disalurkan dan biayanya mahal serta waktu untuk perbaikan relatif lama. Salah satu perkembangan dari lightning arrester adalah penggunaan oksida seng Zn02 sebagai bahan yang menjadi katup atau valve arrester. Dalam menentukan rating arus arrester, sebaiknya dipelajari statistik petir setempat. Misalnya apabila statistik menunjukkan distribusi probabilitas petir yang terbesar adalah petir 15 kilo Ampere (kA), maka rating arrester diambil 15 kilo Ampere. Gambar 1 akan menunjukkan konstruksi sebuah lightning arrester buatan Westinghouse yang menggunakan celah udara (air gap) di bagian atas.

Gambar 1. Konstruksi sebuah lightning arrester buatan Westinghouse yang menggunakan celah udara (air gap) di bagian atas Arrester ini bisa dipasang pada bangunan gedung atau di dekat alat yang perlu dilindungi misalnya pada komputer. Alat yang dilindungi perlu tidak saja dilindungi terhadap sambaran petir secara langsung, tetapi juga terhadap sambaran tidak langsung yang menimbulkan induksi.

Kelompok II

Gambar 2. Lightning Arrester Tegangan Rendah Untuk Dipasang di Luar Gedung

Gambar 3. Lightning Arrester Tegangan Rendah Untuk Dipasang didalam Gedung 2. Transformator instrument atau Transformator ukur Untuk proses pengukuran di gardu induk diperlukan tranformator instrumen. Tranformator instrument ini dibagi atas dua kelompok yaitu : a. Transformator Tegangan adalah trafo satu fasa yang menurunkan tegangan tinggi menjadi tegangan rendah yang dapat diukur dengan voltmeter yang berguna untuk indikator, relai dan alat sinkronisasi.

b. Transformator Arus. Digunakan untuk pengukuran arus yang

besarnya ratusan ampere lebih yang mengalir pada jaringan tegangan tinggi. Jika arus yang mengalir pada tegangan rendah dan besarnya di bawah 5 amper, maka pengukuran dapat dilakukan secara langsung sedangkan untuk arus yang mengalir besar, maka harus dilakukan pengukuran secara tidak langsung dengan menggunakan trafo arus (sebutan untuk trafo pengukuran arus yang

Kelompok II

besar). Disamping itu trafo arus berfungsi juga untuk pengukuran daya dan energi, pengukuran jarak jauh dan rele proteksi. c. Transformator Bantu (Auxilliary Transformator). Trafo yang digunakan untuk membantu beroperasinya secara keseluruhan gardu induk tersebut. Dan merupakan pasokan utama untuk alat-alat bantu seperti motor-motor listrik 3 fasa yang digunakan ada motor pompa sirkulasi minyak trafo beserta motor motor kipas pendingin. Yang paling penting adalah sebagai pemasok utama sumber tenaga cadangan seperti sumber DC, dimana sumber DC ini merupakan sumber utama jika terjadi gangguan dan sebagai pasokan tenaga untuk proteksi sehingga proteksi tetap bekerja walaupun tidak ada pasokan arus AC. Transformator bantu sering disebut sebagai trafo pemakaian sendiri sebab selain fungsi utama diatas, juga digunakan untuk penerangan, sumber untuk sistim sirkulasi pada ruang baterai, sumber pengggerak mesin pendingin (Air Conditioner) karena beberapa proteksi yang menggunakan elektronika/digital diperlukan temperature ruangan dengan temperatur antara 20 C 28 C. Untuk mengopimalkan pembagian sumber tenaga dari transformator bantu adalah pembagian beban yang masing-masing mempunyai proteksi sesuai dengan kapasitasnya masing-masing. Juga diperlukan pembagi sumber DC untuk kesetiap fungsi dan bay yang menggunakan sumber DC sebagai penggerak utamanya. Untuk itu disetiap gardu induk tersedia panel distribusi AC dan DC. 1. Sakelar Pemutus Tenaga (PMT) atau Circuit Breaker (CB) Berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan rangkaian pada saat berbeban (pada kondisi arus beban normal atau pada saat terjadi arus gangguan). Pada waktu menghubungkan atau memutus beban, akan terjadi tegangan recovery yaitu suatu fenomena tegangan lebih dan busur api, oleh karena itu sakelar pemutus dilengkapi dengan media peredam busur api tersebut, seperti media udara dan gas SF6.

CB

Kelompok II

DS 2. Sakelar Pentanahan atau Earthing Switch Sakelar ini untuk menghubungkan kawat konduktor dengan tanah / bumi yang berfungsi untuk menghilangkan/mentanahkan tegangan induksi pada konduktor pada saat akan dilakukan perawatan atau pengisolasian suatu sistem. Sakelar Pentanahan ini dibuka dan ditutup hanya apabila sistem dalam keadaan tidak bertegangan (PMS dan PMT sudah membuka).

3. Peralatan SCADA dan Telekomunikasi Data yang diterima SCADA (Supervisory Control And Data Acquisition) interface dari berbagai masukan (sensor, alat ukur, relay, dan lain lain) baik berupa data digital dan data analog dan dirubah dalam bentuk data frekwensi tinggi (50 kHz sampai dengan 500 kHz) yang kemudian ditransmisikan bersama tenaga listrik tegangan tinggi. Data frekuensi tinggi yang dikirimkan tidak bersifat kontinyu tetapi secara paket per satuan waktu. Dengan kata lain berfungsi sebagai sarana komunikasi suara dan komunikasi data serta tele proteksi dengan memanfaatkan penghantarnya dan bukan tegangan yang terdapat pada penghantar tersebut. Oleh sebab itu bila penghantar tak bertegangan maka Power Line Carrier (PLC) akan tetap berfungsi asalkan penghantar tersebut tidak terputus. Dengan demikian diperlukan peralatan yang berfungsi memasukkan dan mengeluarkan sinyal informasi dari energi listrik di ujung-ujung penghantar.

Kelompok II

4. Rele Proteksi dan Papan Alarm (Announciator) Rele proteksi yaitu alat yang bekerja secara otomatis untuk mengamankan suatu peralatan listrik saat terjadi gangguan, menghindari atau mengurangi terjadinya kerusakan peralatan akibat gangguan dan membatasi daerah yang terganggu sekecil mungkin. Kesemua manfaat tersebut akan memberikan pelayanan penyaluran tenaga listrik dengan mutu dan keandalan yang tinggi. Sedangkan papan alarm atau announciator adalah sederetan nama-nama jenis gangguan yang dilengkapi dengan lampu dan suara sirine pada saat terjadi gangguan, sehingga memudahkan petugas untuk mengetahui rele proteksi yang bekerja dan jenis gangguan yang terjadi.

5. Kompensator Kompensator didalam sistem Penyaluran tenaga Listrik disebut pula alat pengubah fasa yang dipakai untuk mengatur jatuh tegangan pada saluran transmisi atau transformator, dengan mengatur daya reaktif atau dapat pula dipakai untuk menurunkan rugi daya dengan memperbaiki faktor daya. Alat tersebut ada yang berputar dan ada yang stationer, yang berputar adalah kondensator sinkron dan kondensator asinkron, sedangkan yang stationer adalah kondensator statis atau kapasitor shunt dan reaktor shunt.

Kelompok II

TANYA JAWAB Penanya : ANDREW.Penjawab : Syukur BAGAIMANA PENGGUNAAN GAS SF6 PADA CB PADA GARDU INDUK ? Sakelar PMT Gas SF6 (SF6 Circuit Breaker) Sakelar PMT ini dapat digunakan untuk memutus arus sampai 40 kA dan pada rangkaian bertegangan sampai 765 kV. Media gas yang digunakan pada tipe ini adalah gas SF6 (Sulphur hexafluoride). Sifat gas SF6 murni adalah tidak berwarna, tidak berbau, tidak beracun dan tidak mudah terbakar. Pada suhu diatas 150 C, gas SF6 mempunyai sifat tidak merusak metal, plastic dan bermacam bahan yang umumnya digunakan dalam pemutus tenaga tegangan tinggi. Sebagai isolasi listrik, gas SF6 mempunyai kekuatan dielektrik yang tinggi (2,35 kali udara) dan kekuatan dielektrik ini bertambah dengan pertambahan tekanan. Sifat lain dari gas SF6 ialah mampu mengembalikan kekuatan dielektrik dengan cepat, tidak terjadi karbon selama terjadi busur api dan tidak menimbulkan bunyi pada saat pemutus tenaga menutup atau membuka.

Kelompok II

Karakteristik gas SF6

Selama pengisian, gas SF6 akan menjadi dingin jika keluar dari tangki penyimpanan dan akan panas kembali jika dipompakan untuk pengisian kedalam bagian/ruang pemutus tenaga. Oleh karena itu gas SF6 perlu diadakan pengaturan tekanannya beberapa jam setelah pengisian, pada saat gas SF6 pada suhu lingkungan. Batas tekanan gas SF6 pada pemutus tenaga, pada suhu 20C, tekanan atmosphir 760 mmHg.

Sakelar PMT SF6 ada 2 tipe, yaitu: 1. PMT Tipe Tekanan Tunggal (Single Pressure Type), PMT SF6 tipe ini diisi dengan gas SF6 dengan tekanan kira-kira 5 Kg/cm2 . selama pemisahan kontak-kontak, gas SF6 ditekan kedalam suatu tabung yang menempel pada

Kelompok II

kontak bergerak. Pada waktu pemutusan kontak terjadi, gas SF6 ditekan melalui nozzle dan tiupan ini yang mematikan busur api. 2. PMT Tipe Tekanan Ganda (Double Pressure Type), dimana pada saat ini sudah tidak diproduksi lagi. Pada tipe ini, gas dari sistem tekanan tinggi dialirkan melalui nozzle ke gas sistem tekanan rendah selama pemutusan busur api. Pada sistem gas tekanan tinggi, tekanan gas SF6 kurang lebih 12 Kg/cm2 dan pada sistem gas tekanan rendah, tekanan gas SF6 kurang lebih 2 kg/cm2. Gas pada sistem tekanan rendah kemudian dipompakan kembali ke sistem tekanan tinggi. Penanya : PHILIPUS..Penjawab : Sarwan JELASKAN PENGGUNAAN TRAFO BANTU ! Transformator Bantu (Auxilliary) Transformator bantu adalah trafo yang digunakan untuk membantu beroperasinya secara keseluruhan gardu induk tersebut. Jadi merupakan pasokan utama untuk alat-alat bantu seperti motormotor 3 fasa yang digunakan sebagai motor pompa sirkulasi minyak trafo beserta motor-motor kipas pendingin. Yang paling penting adalah sebagai pasokan sumber tenaga cadangan seperti sumber DC yang merupakan sumber utama jika terjadi gangguan dan sebagai pasokan tenaga untuk proteksi sehingga proteksi tetap bekerja walaupun tidak ada pasokan arus AC. Transformator bantu sering disebut sebagai trafo pemakaian sendiri sebab selain fungsi utama sebagai pemasuk alat-alat bantu dan sumber/penyimpan arus DC (baterai) juga digunakan untuk penerangan, sumber untuk sistem sirkulasi pada ruang baterai, sumber pengggerak mesin pendingin (Air Conditioner) karena beberapa proteksi yang menggunakan elektronika/digital diperlukan temperatur ruangan dengan temperatur antara 20C28C. Untuk mengopimalkan pembagian sumber tenaga dari transformator bantu adalah pembagian beban yang masing-masing mempunyai proteksi sesuai dengan kapasitasnya masing-masing. Juga diperlukan pembagi sumber DC untuk ke setiap fungsi dan bay yang menggunakan sumber DC sebagai penggerak utamanya. Untuk itu di setiap gardu induk tersedia panel distribusi AC dan DC.

Penanya : ALIF FRMANSYAH .. Penjawab : Ali HatalaKelompok II

BANDINGKAN PENGGUNAAN SF6 DENGAN UDARA SEBAGAI MEDIA ISOLASI ? Secara berkala gas SF6 harus dilakukan pengecekan sedangkan pada media isolasi udara hamper tidak dilakukan pengecekan. Media isolasi udara lebih murah disbanding media isolasi gas SF6. Gas SF6 digunakan pada gardu induk (switchgear) pasang dalam sedangkan media isolasi udara digunakan pada gardu induk konvensional. Penanya : WAHYUDINPenjawab : Agus Qadrianto KELEBIHAN DAN KEKURANGAN ISOLASI SF6 ? Kelebihan : Sebagai isolasi listrik, gas SF6 mempunyai kekuatan dielektrik yang tinggi (2,35 kali udara) dan kekuatan dielektrik ini bertambah dengan pertambahan tekanan. Sifat lain dari gas SF6 ialah mampu mengembalikan kekuatan dielektrik dengan cepat, tidak terjadi karbon selama terjadi busur api dan tidak menimbulkan bunyi pada saat pemutus tenaga menutup atau membuka. Kekurangan : Perlu biaya tambahan dibanding isolasi udara. Perlu pengecekan secara berkala dibanding isolasi udara. Penanya : IKA HANDAYANI..Penjawab : Anggang Sujarwadi PERBEDAAN ANTARA TRAFO TEGANGAN DAN TRAFO DAYA ? MENGAPA HARUS DIPASANG GARDU HUBUNG ? Trafo tegangan dan trafo daya Umumnya trafo tegangan merupakan trafo satu fasa sedangkan trafo daya menggunakan saluran tiga fasa Trafo tegangan digunakan sebagai penurun tegangan untuk keperluan pengukuran sedangkan trafo daya digunakan untuk menaikkan atau menurunkan tegangan untuk keperluan penyaluran daya Trafo tegangan umumnya berkapasitas kecil dibandingkan trafo daya Gardu hubung Gardu Hubung (Switching station) adalah gardu yang mempunyai fungsi utama melakukan manuver antar penyulang. Penanya : AMRUL Penjawab : Syukur KELEBIHAN DAN KEKURANGAN GARDU INDUK PADA SISTEM BUSBAR ?Kelompok II

1. Gardu Induk dengan sistem ring busbar Kelebihan : keandalan lebih baik dibanding system lain Kekurangan : menggunakan PMT yang cukup banyak

gambar sistem cincin atau ring2. Gardu Induk dengan busbar tunggal (single busbar) :

Kelebihan : lebih murah dibanding system busbar lain Kekurangan : kurang handal dalam mengatasi pemadaman

Sistem busbar tunggal atau single busbar3. Gardu Induk dengan busbar ganda (double busbar)

Kelebihan : sangat efektif untuk mengurangi pemadaman beban pada saat melakukan perubahan sistem (maneuver sistem). Kekurangan : lebih mahal dibanding system busbar lain

Sistem Busbar Ganda atau double Busbar. 4. Gardu Induk dengan satu setengah / one half busbar Kelebihan : karena sangat efektif dalam segi operasional dan dapat mengurangi pemadaman beban pada saat melakukan perubahan sistem (maneuver system). Kekurangan : lebih mahal karena jumlah PMT yang digunakan cukup banyak.

Kelompok II

Sistem Busbar satu setengah atau one half busbar. BAGAIMANA ITU 1,5 BUSBAR ??? Gardu Induk dengan satu setengah / one half busbar adalah gardu induk yang mempunyai dua / double busbar . Gardu induk pembangkitan dan gardu induk yang sangat besar menggunakan sistem ini karena sangat efektif dalam segi operasional dan dapat mengurangi pemadaman beban pada saat melakukan perubahan sistem (maneuver system). Sistem ini menggunakan 3 buah PMT didalam satu diagonal yang terpasang secara seri. Pusat pusat listrik dan GI yang besar, dengan daya terpasang di atas 120 MVA banyak yang menggunakan rel dengan PMT 1,5 seperti ditunjukkan oleh gambar di bawah. Dengan memperhatikan gambar di atas, maka

Kelompok II

dapat dikatakan beberapa hal pada rel dengan PMT 1,5 sebagai berikut : Elemen-lemen yang ada disebelah atas seperti generator dan transformator pemakaian sendiri (P.S) adalah elemen elemen yang paling mudah dihubungkan dengan rel A, yaitu dengan cara menutup PMT A (PMT A1 dan PMT A2) yang terdekat. Apabila diinginkan bahwa Sistem Busbar satu elemen yang ada di setengah atau one half sebelah atas busbar. dihubungkan dnegan satu rel saja tanpa tanpa berhubungan dengan elemen lain makan kemungkinan hanyalah dengan rel A. Dengan penjelasan serupa berlaku hal yang serupa bagi elemen-elemen yang berada di sebelah bawah yaitu penghantar dalam hubungannya dengan rel B melalui PMT B. Elemen yang berada di sebelah atas hanya dapat berhubungan dengan rel B jika paling sedikit ada satu PMT bernomor AB yang beroperasi masuk. Begitu pula halnya untuk elemen yang ada disebelah bawah dalam hubungannya dengan rel B. Rel A dan rel B dapat berhubungan satu sama lain bila paling sedikit ada satu pasang PMT A, AB, dan B yang beroperasi masuk secara seri misalnya PMT PMT A2, AB2, dan B2. Ada pasangan elemen yang ada disebelah atas dan bawah dapat berhubungan satu sama lain serupa tanpa melalui rel A ataupun rel B.

Kelompok II

GARDU INDUK

KLASIFIKASI GARDU INDUK DAN PERLENGKAPANNYA

O LKelompok II

E HKELOMPOK

Anggang Sujarwadi Muh. Ali Hatala Syukur Agus Qadrianto Sarwan

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN 2011

Kelompok II