Kelompok III

17
KELOMPOK III MERENCANAKAN ASKEP PADA TRAUMA FISIK PADA KORBAN BENCANA ANITA ABDULLAH HALIMATUS SA’DIYAH LAILY FADLAN M. RIZA RIDHANI RAHMADI RENDY WISNU PRATAMA

Transcript of Kelompok III

KELOMPOK III

MERENCANAKAN ASKEP PADA TRAUMA FISIK PADA KORBAN

BENCANA

ANITA ABDULLAH HALIMATUS SA’DIYAH LAILY FADLAN M. RIZA RIDHANI RAHMADI RENDY WISNU PRATAMA

DEFINISIDefinisi Bencana menurut WHO (2002)

adalah setiap kejadian yang menyebabkan kerusakan gangguan ekologis, hilangnya nyawa manusia, atau memburuknya derajat kesehatan atau pelayanan kesehatan dalam skala tertentu yang memerlukan respon dari luar masyarakat dan wilayah yang terkena.

    

Pengurangan Risiko Bencana

Pra bencana, pada tahapan ini dilakukan kegiatan perencanaan penanggulangan bencana, (kesiapsiagaan, peringatan dini dan mitigasi bencana).

Tanggap darurat, tahapan ini mencakup pengkajian terhadap lokasi, kerusakan dan sumber daya.

Paska bencana, tahapan ini mencakup kegiatan rehabilitasi (pemulihan daerah bencana, prasaranan dan saran umum, bantuan perbaikan rumah, social, psikologis, pelayanan kesehatan dan keamanan.

PERENCANAAN ASUHAN

KEPERAWATAN PADA TRAUMA

FISIK SAAT BENCANA

TRIASEMerah — paling penting, prioritas utama.Biasanya merah adalah keadaan yang

mengancam kehidupan sebagian besar pasien mengalami hipoksia, syok, trauma dada, perdarahan internal, trauma kepala dengan kehilangan kesadaran, luka bakar derajat I-II

Kuning — penting, prioritas keduaPrioritas kedua meliputi injury dengan

efek sistemik namun belum jatuh ke keadaan syok karena dalam keadaan ini sebenarnya pasien masih dapat bertahan selama 30-60 menit. Injury tersebut antara lain fraktur tulang multipel, fraktur terbuka, cedera medulla spinalis,laserasi, luka bakar derajat II

Hijau — prioritas ketigaYang termasuk kategori ini adalah fraktur

tertutup, luka bakar minor, minor laserasi, kontusio, abrasio, dan dislokasi

Hitam — meninggalIni adalah korban bencana yang tidak dapat

selamat dari bencana, ditemukan sudah dalam keadaan meninggal.

PERTOLONGAN PERTAMA

Sesaat setelah fase impact terjadi dan keadaan mulai stabil maka saat itu juga para tenaga kesehatan diharapkan langsung melakukan tugasnya.

Prioritas utama penyelesaian masalah kesehatan dalam keadaan bencana antara lain:

Masalah sistem respirasi Termasuk dalam masalah ini adalah hipoksia dan asfiksia

misalnya akibat dari Cedera Otak Berat (COB), cedera servikal, dan luka bakar terutama luka bakar pada leher dan wajah.

Masalah sirkulasi Termasuk syok yang disebabkan oleh perdarahan dan luka bakar Angina hingga cardiac arrest Trauma dada Trauma abdomen

Masalah sistem musculoskeletal Fraktur basis crania Fraktur tulang multiple Dislokasi

Masalah sistem persyarafanCedera servikalCedera medulla spinalis

PENANGANAN DAN TERAPI UTAMA PADA KORBAN TRAUMA FISIK

a.  Assesment pada Tanda-tanda vital (TTV)b.  Airway. Bebaskan jalan napas jika dicurigai terhalang. Airway dapat

dilakukan dengan cara chin lift, head tilt, dan jaw thrust.c.    Breathing, berikan suplai oksigen sesuai kebutuhan kliend.    Circulation, meliputi tindakan:

RJPO / Resusitasi Jantung Paru.  Terapi cairan (alternatif infus dengan NaCl, Ringer Laktat, Manitol

20% atau glukosa 40% jika terdapat udema dan ada kecurigaan mengalami peningkatan Tek. Intra Kranial).

Lakukan pembebatan pada bagian yang terdapat laserasi dan perdarahan untuk mengurangi perdarahan dan risiko syok.

 e. Ekspose /obat – obatan:

Termasuk antibiotik, analgesik, morphin, antiangina—obat cardiovaskuler, antikejang, antidepresan, dan penenang

PENANGANAN KORBAN-KORBAN DENGAN FRAKTUR.

Luruskan posisi korban dan posisi anggota gerak yang mengalami fraktur maupun dislokasi.

Sebelum dipindahkan lakukanlah pembidaian. Pembidaian mencakup sendi proksimal dan distal daerah fraktur.

Pada trauma sekitar sendi, pembidaian harus mencakup tulang di bagian proksimal dan distal.

Beri bantalan dan penopang pada anggota gerak yang dibidai.

Jika terjadi kesulitan dalam meluruskan, maka pembidaian dilakukan apa adanya

Pasang Collar Brace maupun sejenisnya yang dapat digunakan untuk menopang leher jika dicurigai terjadi trauma servikal.

PENANGANAN PADA KORBAN MEMAR/INTERNAL BLEEDING

Upaya yang anda lakukan apabila anda dihadapkan pada pasien yang mengalami internal bleeding yang disebabkan adanya trauma seperti benturan, pukulan dll sehingga menyebabkan rusak/ pecahnya pembuluh darah sehingga biasanya muncul bengkak atau memar yaitu dilakukan dengan teknik RICE.

Rest. Orang yang memar harus istirahat. Wilayah otot yang cedera juga harus dilindungi. Jika terasa sakit saat menahan beban tubuh, gunakan penopang. Bila terasa sakit ketika digerakkan, lindungi bagian yang cedera dengan kayu belat (splint).

Ice. Kompres bagian yang cedera dengan es atau sesuatu yang dingin. Pendinginan dapat mengurangi pembengkakan dan rasa sakit di bagian yang cedera. Langkah ini sebaiknya dilakukan segera. Tempelkan kain dingin atau es yang dibalut kain kasa atau yang lain di bagian cedera selama 20 menit, tiga kali sehari dalam 24 jam setelah benturan.

NEXT , , ,Compress. Tekan bagian yang mengalami cedera dengan

menggunakan perban khusus. Kompres ini dapat mengurangi pembengkakan di sekitar bagian tubuh yang terantuk atau terbentur. Balutan harus rapi. Pastikan bebatan tidak terlalu ketat agar tidak menimbulkan mati rasa, geli, atau bahkan menambah rasa sakit.

Elevation. Bagian tubuh yang cedera diangkat lebih tinggi dari jantung. Misalnya, jika yang cedera pergelangan kaki, upayakan pasien dalam posisi tidur kemudian pergelangan kaki diangkat atau ditopang dengan alat supaya posisinya lebih tinggi dari jantung.

 Pengobatan memar dapat dilakukan melalui berbagai cara. Yang pertama adalah mengurangi rasa sakit. Ini dapat dilakukan dengan memberikan analgesik/antiinflamasi topikal maupun oral. Sediaan anti koagulan, seperti heparin (Thrombophob), juga membantu meredakan nyeri dan pembengkakan jika tidak ada luka terbuka.

PENANGANAN PADA KORBAN PERDARAHAN

Perdarahan besar : Jangan membuang waktu hanya untuk mencari penutup luka Tekan langsung dengan tangan (sebaiknya menggunakan

sarung tangan) Pertahankan dan tekan cukup kuat Rawat luka setelah perdarahan terkendali

Perdarahan ringan atau terkendali : Gunakan tekanan langsung dengan penutup luka Tekan sampai perdarahan terkendali Pertahankan penutup luka dan balut Sebaiknya jangan melepas penutup luka atau balutan

pertama

Perdarahan dalam atau curiga ada perdarahan dalam Baringkan dan istirahatkan penderita Buka jalan napas dan pertahankan Periksa berkala pernapasan dan denyut nadi Perawatan syok bila terjadi syok atau diduga

syok Jangan beri makan atau minum Rawatlah cedera berat lainnya bila ada Bila ada beri oksigen Rujuk ke fasilitas kesehatan.

TERIMA KASIH , , , , ,, , , ,