Kelompok 8 ( Materi Di s.a.p )

13
1. PENGERTIAN KLIRING Kata kliring sebenanrya berasal dari istilah asing, yakni kata dalam bahasa Inggris yang berbunyi Clearing. Kliring menurut Wikipedia adalah suatu istilah dalam dunia perbankan dan keuangan menunjukkan suatu aktivitas yang berjalan sejak saat terjadinya kesepakatan untuk suatu transaksi hingga selesainya pelaksanaan kesepakatan tersebut. Kliring dibutuhkan untuk mempercepat penyelesaian transaksi perdagangan yang membutuhkan perlengkapan aset transaksi. Hal yang paling mudah dipahami dalam kliring adalah kesepakatan antar lembaga keuangan mengenai hutang piutang dalam suatu transaksi keuangan. Kliring melibatkan manajemen dari paska perdagangan, pra penyelesaian eksposur kredit, untuk memastikan bahwa transaksi dagang terselesaikan sesuai dengan aturan pasar, walaupun pembeli maupun penjual menjadi tidak mampu melaksanakan penyelesaian kesepakatannya. Yang termasuk dalam proses kliring antara lain pelaporan / pemantauan, marjin risiko, netting transaksi dagang menjadi posisi tunggal, penanganan perpajakan dan penanganan kegagalan. Secara umum kliring melibatkan lembaga keuangan yang memiliki permodalan yang kuat yang dikenal dengan sebutan Mitra Pengimbang Sentral (MPS) atau dalam istilah asingnya dikenal dengan central counterparty. MPS ini menjadi pihak dalam setiap transaksi yang terjadi baik sebagai penjual maupun sebagai pembeli. Dalam hal terjadinya kegagalan penyelesaian atas suatu transaksi maka 1

description

d

Transcript of Kelompok 8 ( Materi Di s.a.p )

1. PENGERTIAN KLIRINGKata kliring sebenanrya berasal dari istilah asing, yakni kata dalam bahasa Inggris yang berbunyi Clearing. Kliring menurut Wikipedia adalah suatu istilah dalam dunia perbankan dan keuangan menunjukkan suatu aktivitas yang berjalan sejak saat terjadinya kesepakatan untuk suatu transaksi hingga selesainya pelaksanaan kesepakatan tersebut. Kliring dibutuhkan untuk mempercepat penyelesaian transaksi perdagangan yang membutuhkan perlengkapan aset transaksi. Hal yang paling mudah dipahami dalam kliring adalah kesepakatan antar lembaga keuangan mengenai hutang piutang dalam suatu transaksi keuangan. Kliring melibatkan manajemen dari paska perdagangan, pra penyelesaian eksposur kredit, untuk memastikan bahwa transaksi dagang terselesaikan sesuai dengan aturan pasar, walaupun pembeli maupun penjual menjadi tidak mampu melaksanakan penyelesaian kesepakatannya. Yang termasuk dalam proses kliring antara lain pelaporan / pemantauan, marjin risiko, netting transaksi dagang menjadi posisi tunggal, penanganan perpajakan dan penanganan kegagalan.Secara umum kliring melibatkan lembaga keuangan yang memiliki permodalan yang kuat yang dikenal dengan sebutan Mitra Pengimbang Sentral (MPS) atau dalam istilah asingnya dikenal dengan central counterparty. MPS ini menjadi pihak dalam setiap transaksi yang terjadi baik sebagai penjual maupun sebagai pembeli. Dalam hal terjadinya kegagalan penyelesaian atas suatu transaksi maka pelaku pasar menanggung suatu risiko kredit yang distandarisasi dari MPS .Di Amerika Serikat, kliring antar bank dapat terlaksana melalui Automated Clearing House (ACH), dimana aturan dan regulasinya diatur oleh NACHA The Electronic Payments Association,yang sebelumnya bernama National Automated Clearing House Association, serta Federal Reserve. Jaringan ACH ini akan bertindak selaku pusat fasilitas kliring untuk semua transaksi transfer dana secara elektronik. Kliring antar bank atas cek dilaksanakan oleh bank koresponden dan Federal Reserve. Di Indonesia, kliring antar bank atas transfer dana secara elektronik dan cek dilakukan oleh bank sentral yaitu Bank Indonesia (BI). Sedangkan proses kliring atas transaksi efek dilaksanakan oleh PT. Kliring Penjaminan Efek Indonesia atau KPEI dan proses kliring atas transaksi kontrak berjangka dilaksanakan oleh PT. Kliring Berjangka Indonesia atau KBI.2. BANK PESERTA KLIRING Bank yang termasuk sebagai peserta kliring adalah bank umum yang berada dalam wilayah kliring tertentu dan tidak dihentikan kepesertaanya dalam kliring oleh Bank Indonesia. Sebuah bank dapat dilarang untuk mengikuti kliring karena bebagai alasan. Pada dasarnya alasan tersebut berkenaan dengan pelanggaran-pelanggaran terhadap ketentuan. Bank Indonesia atau ketidak mampuannya untuk menyelesaikan kewajiban giralnya. Sebagai contoh, apabila jumlah kewajiban dari suatu perserta melampaui jaminan kliring yang tersedia pada penyelenggara, maka peserta yang bersangkutan diberi kesempatan untuk menyelesaikan saldo negative itu dalam 30 menit setelah pertemuan kliring retur ditutup. Jika sampai batas waktu tersebut yang bersangkutan tidak dapat menyelesaikan juga maka atas persetujuan Bank Indonesia penyelenggara dapat memperpanjang batas waktu termaksud sampai hari kliring berikutnya sebelum kas dari kantor penyelenggara dibuka. Apabila saldo negative tidak dapat diselesaikan juga, maka peserta itu dihentikan sementara dari keikutsertaanya dalam kliring. Kliring diselenggarakan setiap hari kerja, sedangkan pertemuan kliring diadakan dua kali sehari yang jadwalnya ditetapkan oleh penyelenggara. Jika salah satu peserta kliring karena suatu hal tidak dapat turut serta dalam kliring, peserta tersebut wajib mengajukan permohonan pada penyelenggara kliring sepuluh hari sebelumnya. Alasan permohonan pengunduran diri antara lain :1. Kesulitan keuangan sehingga tidak dapat memenuhi syarat-syarat ikut kliring.2. Masalah dalam kepengurusan seperti perselisihan dan lain-lain.Bila permohonan telah disetujui maka peserta yang bersangkutan diwajibkan mengemukakan hal tersebut dalam surat kabar yang mempunyai peredaran yang luas di tempat tersebut. Penyelenggara akan mengemukakan hal tersebut pada peserta dua hari kerja sebelum hari efektif bank bersangkutan tidak ikut kliring. Hal ini dikecualikan untuk kejadian yang sifatnya force majeur, seperti misalnya bencana alam, kebakaran, pemogokan, sabotase, dan lain-lain.Ada dua macam penyertaan dalam kliring, yaitu :1. Penyertaan langsung, yaitu perhitungan warkat secara langsung dalam pertemuan kliring, dan yang dapat ikut dalam penyertaan langsung adalah kantor Bank Indonesia dan kantor pusat bank umum beserta kantor-kantor cabangnya.2. Penyertaan tidak langsung, yaitu perhitungan warkat dalam pertemuan kliring oleh suatu kantor bank melalui kantor pusat dari bank tersebut atau melalui salah satu kantor cabang yang lain. Penyertaan tidak langsung ini bisa terjadi karena berbagai hal, antra lain apabila suatu bank mempunyai masalah untuk ikut kliring secara langsung, maka dapat menjadi peserta secara tidak langsung. Masalah bisa berkaitan dengan keuangan, jarak antara bank yang bersangkutan dengan penyelenggara kliring, dan lain-lain.

3. SYARAT-SYARAT KLIRINGSyarat yang harus dipenuhi oleh suatu kantor bank umum agar dapat menjadi peserta kliring yaitu :1. Suatu kantor bank umum diwajibkan ikut serta dalam kliring, setelah mendapat persetujuan Bank Indonesia.2. Mempunyai izin usaha yang sah.3. Keadaan administrasi dan keuangan memungkinkan bank itu untuk memenuhi kewajibannya dalam kliring.4. Simpanan masyarakat dalam bentuk giro dan kelonggaran tarik kredit yang diberikan oleh kantor tersebut telah mencapai sekurang-kurangnya 20% dari syarat modal disetor minimum bagi pendirian bank baru di wilayahnya.5. Menyetor jaminan kliring sebesar 50% rata-rata kewajiban 20 hari terakhir dikurangi 40% rata-rata tagihan harian 20 hari terakhir. Kewajiban ini hanya berlaku bagi kantor bank yang baru menjadi peserta kliring atau yang baru direhabilitasi. Jaminan kliring ini berlaku selama 6 (enam) bulan terhitung sejak tanggal penyetoran. Kewajiban menyetor jaminan kliring ini tidak berlaku bagi peserta tidak langsung atau peserta yang pindah wilayah kliring.6. Bank peserta menunjuk beberapa orang wakil tetap pada lembaga kliring. Pemberitahuan mengenai wakil tetap ini disampaikan secara tertulis kepada Bank Indonesia dengan dilampiri contoh tanda tangan dan paraf dari wakil-wakil tersebut. Wakil ini terdiri atas :7. Golongan A, hanya berwenang untuk membuat, mengubah, memberikan tanda terima, dan menandatangani daftar rekapitulasi, neraca dan bilyet saldo kliring. 8. Golongan B, di samping melaksanakan yang dilakukan golongan A, golongan ini juga berwenang untuk mengubah, menambah, dan menandatangani surat penolakan.

4. WAKIL PESERTA KLIRINGWakil Peserta KliringSetiap Bank peserta langsung menunjuk sekurang-kurangnya dua orang wakil tetap pada lembaga kliring. pemberitahuan mengenai wakil tetap ini disampaiakan secara tertulis kepada Bank Indonesia dengan dilampiri contoh tanda tangan dan paraf dari wakil-wakil tersebut.Wakil-wakil ini dibedakan atas dua golongan :Golongan AGolongan ini hanya berwenang untuk membuat,mengubah,memberikan tanda terima dan tanda tangan daftar rekapitulasi,neraca,dan bilyet saldo kliring.Golongan BDisamping melaksanakan apa yang dilakukan golongan A,golongan ini juga berwenang untuk mengubah,menambah,dan menanda tangani surat penolakan tersebut.

5. WAKTU, WARKAT, DAN TATA CARA PENYELENGGARAAN KLIRINGA. waktu kliringWaktu KliringKliring diselenggarakan setiap hari kerja sepanjang kantor penyelenggara dibuka untuk umum.pertemuan kliring diadakan dua kali sehari dan jadwalnya ditetapkan oleh penyelenggara. jika salah satu peserta kliring karena suatu hal tidak dapat turut serta dalam kliring,peserta kliring tersebut diwajibkan untuk mengajukan permohonan pada penyelenggara kliring sepuluh hari sebelumnya.bila permohonan telah disetujui maka peserta yang bersangkutan diwajibkan mengemukakan hal tersebut dalam surat kabar yang mempunyai peredaran yang luas di tempat tersebut.penyelenggara akan mengemukakan hal tersebut pada peserta dua hari kerja sebelum hari efektif.

B. wakrkat kliringAdalah alat atau sarana yang digunakan dalam lalu lintas pembayaran giral, yaitu surat berharga atau surat dagang seperti : cek, bilyet giro, wesel bank untuk trasfer atau wesel unjuk, bukti-bukti penerimaan transfer dari bank-bank, nota kredit, dan surat-surat lainnya yang disetujui oleh penyelenggara ( B I )Syarat-syarat warkat yang dapat dikliringkan : Ber valuta Rupiah Bernilai nominal penuh Telah jatuh tempo pada saat dikliringkan dan Telah dibubuhi cap kliringJenis jenis warkat kliring :1. Warkat debet keluar, yaitu : warkat bank lain yang disetorkan oleh nasabah sendiri untuk keuntungan rekening nasabah yang bersangkutan.2. Warkat debet masuk, yaitu : warkat yang diterima oleh suatu bank dari bank lain melalui BI atas warkat atau cek bank sendiri yang ditarik oleh nasabah sendiri dan atas beban nasabah yang bersangkutanC. penyelenggaraan kliringTata cara penyelenggaraan kliringPertemuan kliring lokal dilakukan dalam dua tahap yaitu :a. Pertemuan kliring penyerahan, dan b. Kliring returSebelum pertemuan kliring diadakan harus lebih dahulu dipersiapkan hal-hal sebagai berikut :1. Cap Kliringa. Semua warkat harus dicap terlebih dahulu dengan cap yang memuat sebutan kliring dan dicantumkan nomor kode kelompok peserta yang bersangkutan.b. Cap kliring harus disetujui oleh penyelenggara dan di muka para peserta lain. Demikian pula bila ada perubahan atau penggantian Cap Kliring.c. Cap kliring pada warkat debet maupun kredit merupakan bukti atau tanda pengenal dari peserta.d. Cap kliring pada bilyet giro yang tidak ditolak berarti peserta yang membubuhi cap tadi telah menerima sejumlah dana yang tercantum dalam bilyet giro tersebut.e. Jika dalam satu warkat terdapat lebih dari satu cap kliring maka cap kliring terdahulu harus dibatalkan dengan cap kliring pembatalan yang ditanda tangani oleh pejabat yang berwenang dari peserta yang bersangkutan.

2. Kliring Penyerahana. Untuk memperlancar penyelenggaraan kliring, peserta dibagi atas beberapa kelonpok.b. Sebelum kliring dimulai warkat-warkat dipisahkan menurut kelompok yang bersangkutan. Warkat debet dan warkat kredit diperinci nilai nominalnya dalam daftar kliring tersendiri. Nilai nominal dan banyaknya warkat dalam daftar kliring dijumlahkan.c. Serah terima warkat kliring yang telah ditanda tangani oleh wakil peserta kliring berlangsung antara yang menyerahkan dan yang menerima warkat setelah menandatangani daftar kliring sebagai bukti penerimaan.d. Apabila terjadi perbedaan pendapat antara dua peserta mengenai dapat tidaknya warkat diperhitungkan dalam kliring, maka keputusan terakhir diserahkan kepada penyelenggara.e. Dari hasil penyerahan dan penerimaan warkat masing-masing wakil peserta disusun neraca penyerahan yang ditanda tangani dan dibubuhi nama jelas. Neraca kliring ini harus dilengkapi dengan rekapitualasi penyerahan dan penerimaan baik untuk warkat-warkat debet maupun kredit.f. Peserta dilarang menerima setoran untuk langsung dikliringkan di kantor penyelenggara.

3. Penolakan Warkat a. Warkat dapat diterima oleh masing-masing peserta apabila warkat tersebut memenuhi syarat dan dananya cukup tersedia.b. Semua warkat debet yang ditolak karena tidak memenuhi persyaratan butir a di atas dikembalikan pada peserta yang mengajukan pada waktu kliring retur. Pengembalian warkat kredit dilakukan melalui kliring penyerahan setelah diketahui adanya kesalahan.c. Pengembalian warkat disertai dengan Surat Keterangan Penokan (SKP) yang ditanda tangani dan diberi nama jelas dari peserta penerima. SKP tersebut berisi alasan-alasan penolakan warkat, sesuai ketentuan-ketentuan tentang cek dan bilyet giro kosong.

Cara penyampaian warkat :1) Warkat asli diserahkan kepada peserta yang mengklirngkan, 2) Tembusan pada penyetor, 3) Tembusan pada penyelenggara. 4. Warkat yang ditolak dan diduga ada kriterianya dengan kejahatan, harus ditahan. Kemudian dibuat surat keterangan pemalsuan dan dilaporkan pada polisi.

6. BILYET GIROBilyet Giro atau yang lebih dikenal dengan BG (saja) adalah mekanisme pembayaran atau pencairan uang yang berlaku pada rekening giro. BG secara prinsipil adalah surat perintah kepada bank penyimpan dana guna memindahkan dana dalam jumlah tertentu ke rekening lain tang tertulis dalam dokumen BGBank Indonesia (BI) menetapkan syarat dan standar formal penggunaan BG sebagai alat pembayaran dan transaksi perbankan terkait dengan rekening giro. Standar tersebut berfungsi untuk melindungi pengguna sekaligus mengindari transaksi yang mernjadi bagian dari pencucian uang. Berikut ini adalah standar formal pada bilyet giro:1. Nama Bilyet Giro dan nomor unik pada Bilyet Giro yang digunakan;2. Nama bank atau pihak tertarik;3. Adanya perintah yang jelas untuk pemindahbukuan dana atau uang dari rekening penarik;4. Nama dan rincian nomor rekening pemegang Bilyet Giro5. Bank Tujuan6. Nominal atau jumlah dana yang dipindahbukukan7. Tanggal dan tempat penarikan8. Stempel dan tandatangan sesuai dengan kesepakatan dan persyaratan pembukaan rekeningPenggunaan BG tunduk pada aturan yang ditetapkan oleh BI dan Bank penyedia jasa rekening Giro. Secara umum, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan saat menggunakan BG untuk keamanan dan pemenuhan standar administrasi [1].1. Bilyet giro yang diserahkan kepada Bank sebelum tanggal atau waktu pencairan efektif akan ditolak oleh bank. Bank tidak perlu memeriksa ketersediaan dana jika dilakukan di luar tanggal efektif.2. Tanggal efektif adalah waktu mulai berrlakunya pemindahbukuan. Tanggal ini harus berada pada tenggat waktu penawaran.3. BG yang ditawarkan kepada bank tertuju sesudah berakhirnya tenggang waktu masih tetap dicairkan dengan dua catatan, yaitu ketersediaan dana atau tidak dibatalkan oleh penarik

7. PENGHENTIAN DAN PENGUNDURAN DIRI DARI KLIRINGa. Dihentikan dari kliringApabila jumlah kewajiban dari suatu peserta melampaui jumlah dana (saldo) dan jaminan kliring yang tersedia pada penyelenggara, maka pelampauan itu disebut saldo negatif. Peserta yang bersangkutan diberi kesempatan untuk menyelesaikan saldo negatif itu dalam 30 menit setelah pertemuan kliring retur ditutup. Jika sampai batas waktu tadi tidak dapat diselesaikan juga maka atas persetujuan Bank Indonesia tersebut penyelenggara dapat memperpanjang batas waktu termaksud sampai hari kliring berikutnya sebelum kas dari kantor penyelenggara dibuka dan jika saldo negatif tidak dapat diselesaikan juga maka terhadap peserta itu dikenakan penghentian sementara dari pengikutsertaannya dalam kliring.

b. Pengunduran diri dari kliringPeserta dapat mengajukan permohonan pengunduran diri dari kliring jika mengalami hal-hal sebagai berikut : Mengalami kesulitan keuangan yang mengakibatkan tidak terpenuhinya syarat-syarat untuk diikutsertakan lebih lanjut dalam kliring. Kepengurusan peserta yang bersangkutan tidak menunjukkan keadaan semestinya : seperti perselisihan dalam kepengurusan.Demikianlah tentang tata cara penyelenggaraan kliring (yang kita bagi menjadi 2 bagian), yang dilakukan oleh penyelenggara kliring dalam hal ini Bank Indonesia atau Badan lain yang ditunjuk oleh Bank Indonesia sebagai penyelenggara. Perlu saya ingatkan di sini, kliring dilakukan gunanya untuk memperluas dan memperlancar lalu lintas pembayaran giral.

2