Kelompok 7 (Protocol WAN)
-
Upload
aditya-dwi-putra-nugraha -
Category
Documents
-
view
121 -
download
0
description
Transcript of Kelompok 7 (Protocol WAN)
Nama :
Aditya Dwi Putra N
Fauzi Nur Firman
Indriyani
Nurfaiz Ekosetio
Protocol WAN
Pembimbing : Rudi Haryadi, ST
Antoni B, Spd
XII TKJ A Mapel : Diagnosa WAN
Senin, 22 Oktober 2012 Nilai & Paraf :
Protocol WAN
Protokol jaringan adalah aturan-aturan atau tatacara yang digunakan dalam melaksanakan
pertukaran data dalam sebuah jaringan. Protokol mengurusi segala hal dalam komunikasi data,
mulai dari kemungkinan perbedaan format data yang dipertukarkan hingga ke masalah koneksi
listrik dalam jaringan. Untuk berkomunikasi mengirim dan menerima antara dua entiti
dibutuhkan saling-pengertian di antara kedua belah pihak. Pengertian inilah yang dikatakan
sebagai protokol. Jadi protokol adalah himpunan aturan-aturan main yang mengatur komunikasi
data. Protokol mendefinisikan apa yang dikomunikasikan bagaimana dan kapan terjadinya
komunikasi.
Jenis – jenis koneksi Protocol WAN
Untuk jenis koneksi pada protocol WAN, dapat dibagi menjadi beberapa jenis koneksi, yaitu:
1. Circuit Switching ,
a. Definisi
Circuit Switching adalah sebuah koneksi jaringan yang mengubungkan node dan
terminal. koneksi ini terlebih dulu membuat call setup (handshaking) agar memulai
pengiriman paket, sebagai contoh PSTN dan ISDN merupakan protocol WAN yang
menerapkan kineksi Circuit Switching pada jaringan public atau lebih dikenal sebagai
Internet . Untuk mekanisme koneksi dilakukan secara asynchronous serial.
Karakteristik :
- Message – message tidak disimpan
- Tidak adanya kelebihan bit – bit
- Tergantung pada path transmisi
- Pemakaian bertanggung jawab jika kehilangan proteksi message
- Transmisi data kontinu
- Interaksi yang cukup cepat
- Path dibentuk untuk seluruh percakapan
- Delay setup panggilan: delay transmisi diabaikan
- Sinyal akan sibuk bila party yang dipanggil juga sibuk
- tidak ada delay untuk pembentukan panggilan – panggilan
- Elektromekanikal atau komputerisasi switching node
- Bandwidth transmisi yang tetap
b. Cara Kerja
Cara kerja circuit switching tergantung pada loss bukan pada delay. Terdapat 3 fase
dalam circuit switching, yaitu:
1. Circuit Establishment, sebelum suatu sinyal ditransmisikan, harus dibuat terlebih
dulu suatu sirkuit.
2. Data Transfer, data yang ditransfer dapat berupa analog ataupun digital.
3. Circuit Termination, setelah tahap-tahap diatas, koneksi dihentikan biasanya oleh
salah satu station.
Konsep kerja circuit switching yang pertama adalah kita harus menyediakan signal untuk
media komunikasi dalam hal ini maksudnya mempersiapkan signal adalah antar media
kita, sehingga komunikasi pada nantinya akan berjalan. Yang kedua adalah network
interface adalah membuat jembatan antara media satu ke media lainnya sehingga itu
digunakan untuk membuat jalannya signal antar media (secara garis besar). Yang ke tiga
adalah membuat koneksi antar media komunikasi. Yang ke empat adalah setelah selesai
di gunakan sesuai kebutuhan user atau yang lain maka alur signal yang di gunakan itu
akan di disconnect selama tidak dipakai. Sehinnga dapat disimpulkan dalam penggunaan
konsep circuit switching ini untuk penggunaanya setelah selesai akan di disconnect secara
otomatis.
c. Jenis
1. ISDN ( Integrated Services Digital Network )
Suatu layanan digital yang berjalan melalui jaringan telepon.ISDN juga protocol
komunikasi data yang dapat membawa packet data baik dalam bentuk text, gambar,
suara, video secara simultan.Protocol ISDN beroperasi pada bagian physical, data
link, dan network.
2. PSTN
Adalah jaringan telepon tetap yang menggunakan kabel sebagai perantara atau media
penghubung. Jaringan PSTN sudah di kenal lama oleh masyarakat luas, masyarakat
pada umumnya memanfaatkan jaringn PSTN untuk telpon rumah dan jaringan
internet, karena biaya yang dikeluarkan cukup murah di bandingkan dengan jaringan
lainnya.
d. Keuntungan dan Kelemahan
Kelemahan – kelemahan dari Circuit Switching diantaranya :
1. Sangat tidak efisien. Saat tidak ada data yang akan ditransfer sekalipun tetap
menjalankan fungsinya yaitu sebagai koneksi suara, penggunaannya tetap agak
tinggi.
2. Kapasitas tidak jalan selama koneksi berjalan (untuk koneksi dari terminal komputer)
3. Kadang terjadi suatu penundaan yang berkaitan dengan transfer sinyal dalam bentuk
panggilan
2. Packet Switching ,
a. Definisi
Packet Switching adalah sebuah koneksi jaringan yang dapat menghubungkan nude
dengan terminal sehingga terdapat banyak nude di dalamnya. untuk koneksi Packet
Switching kita dapat membagi bandwidth pada setiap pemakai sehingga koneksi akan
lebih stabil dan dapat memanage bandwidth sesuai dengan jumlah pemakai. Packet
Switching merupakan pengembangan dari Leased Line koneksi dan mekanisme koneksi
nya secara Synchronous Serial.
Karakteristik :
- Transmisi paket
- Tidak tergantung pada transmisi
- Paket – paket akan disimpan sampai dikirim
- Rute terbentuk untuk tiap paket
- Jaringan akan bertanggung jawab pada paket individu
- Jaringan akan bertanggung jawab pada paket individu
- Delay transmisi paket
b. Cara Kerja
Cara kerja dalam packet switching ini adalah pertama seluruh paket data akan di
kumpulakan setelah di kumpulkan paket data akan di kirim ke node dan di pecah – pecah
sesuai kebutuhan yang nantinya akan di kirim secara bersamaan tapi kadang sampainya
juga tidak bersamaan . Yang pada intinya dalam packet switching ini input yang di kirim
akan di teruskan ke input yang di terima. Ilustrasi gambar :
1. Gambar data yang di pecah :
2. Tiap data di kirim sesuai route yang berbeda tapi biasanya melalui route yang
berbeda
3. Data yang di terima datang tidak bersamaan
4. Sehingga di saat data sudah terkumpul semua akan di urutkan sesuai input semula.
c. Jenis
1. Frame relay
Frame Relay protocol digunakan untuk pengiriman data pada jaringan public. Sama
hal nya dengan protocol x.25, Frame Relay juga memakai Circuit Virtual sebagai jalur
komunikasi data khusus akan tetapi frame Relay masih lebih baik dari X.25 dengan
berbagai kelengkapan yang ada pada Protocol Frame Relay. Encapsulasi packet pada
Frame Relay menggunakan identitas koneksi yang disebut sebagai DLCI ( Data Link
Connection Identifier ) yang mana pembuatan jalur Virtual Circuit akan ditandai
dengan DLCI untuk koneksi antara komputer pelanggan dengan Switch atau router
sebagai node Frame relay.
Contoh konfigurasi:
interface Serial2/0
ip address 172.16.10.1 255.255.255.0
encapsulation frame-relay
frame-relay interface-dlci 100
no keepalive
clock rate 56000
!
router rip
network 172.16.0.0
!
2. X.25
X.25 Protocol merupakan protocol standard yang mendefinisikan hubungan antara
sebuah terminal dengan jaringan Packet Switching. Untuk protocol ini dibuat untuk
komunikasi data secara analog yang berarti proses pengiriman data harus mengikuti
algoritma – algoritma yang ada pada Protocol X.25. Protocol ini melakukan suatu
koneksi dengan membuat suatu Circuit Virtualdimana suatu jalur khusus pada jaringan
public yang dipakai untuk komunikasi data antar protocol X.25
Contoh konfigurasi :
interface token 0
cmns enable
x25 map cmns 38.8261.17 0800.4e02.1f9f
3. ATM
ATM merupakan protokol yang efisien dengan kemampuan kontrol kesalahan (error
control) dan kontrol aliran minimal (flow control). Hal ini menyebabkan
berkurangnya overhead saat pengolahan sel-sel ATM sekaligus mengurangi bit-bit
overhead yang diperlukan masing-masing sel.
Lapisan fisik melibatkan spesifikasi media transmisi dan skema pengkodean sinyal.
Rate data yang ditetapkan pada lapisan fisik berkisar mulai dari 25,6 Mbps sampai
622,08 Mbps. Dua lapis diatasnya berkaitan dengan fungsi-fungsi ATM, yaitu
pelayanan transfer paket (ATM layer) dan lapisan adaptasi (AAL) untuk pelayanan
protokol transmisi yang tidak berbasis ATM
Cara Kerja:
Cara kerja ATM adalah dengan memotong-motong dan menggabungkan kembali
berbagai tipe trafik informasi tersebut (voice, video dan data) dalam format sel
berukuran 53 byte melalui saluran fisik yang sama. Proses tersebut dinamakan
statistical multiplexing. Masing sel terdiri dari 48 byte payload (berisi informasi) dan 5
byte header (berisi alamat dan routing).
K
1. ‘Label Switching’
Dalam protokol ATM akan sangat sesuai menggunakan ‘label switching’ karena pada
label switching bekerja dengan cara memeriksa 3 lapisan header apabila satu paket
diterima daripada router, dan menghantarkan paket tersebut ke hop (node) yang
seterusnya berdasarkan destinasi yang diinginkan. Label switching ini akan
memberikan keputusan dalam proses pengiriman ATM. Di dalam ‘label switching’,
alamat dari ketiga lapisan akan dipetakan kepada pengecam yang lebih singkat yang
dinamakan dengan label. Apabila satu paket dilalukan ke hop seterusnya label
tersebut akan dihantarkan secara bersama-sama sebagai bagian dari header untuk
memperbolehkan router menggunakan data yang ingin digunakan dan untuk
mengetahui perjalan hop seterusnya. Dalam ATM label dibentuk dengan
menggunakan 24 bit medan ‘Virtual Path Identifier (VPI) dan Virtual Connections
Identifier (VCI). ‘Label switching’ mempunyai banyak kelebihannya; diantaranya
adalah ia lebih mudah untuk membina satu ‘label switching’ router kerana paket yang
digunakan boleh dilalui oleh label sebagai indeks ke dalam ‘switch memory’ untuk
menentukan hop seterusnya dan juga karena label adalah lebih ringkas berbanding
alamat IP. Kedua, jika paket IP dilalukan melalui dua titik akhir dalam sebuah
rangkaian ATM yang menggunakan cara tradisional, sehingga perlu untuk
disambungkan dalam sesuatu konfigurasi ‘full mesh’ antara suis ATM ataupun
pemintaan melalui suis laluan maya (Switched Virtual Channel - SVC) harus
diwujudkan menggunakan protokol yang sesuai. ‘Label switching’ tidak memerlukan
penyambungan mesh yangbegitu rumit dan ia juga mampu mengurangi bilangan
router yang diperlukan untuk berkomunikasi antara satu sama lain. Sehingga dapat
dikatakan bahwa dengan menggunakan ‘label switching’ maka proses pengiriman
dalam ATM akan lebih cepat dan melibatkan kos yang lebih rendah. Ketiga, ‘label
switching’ disekitar ATM kurang lebih sama dengan protokol lain sehingga bukan
suatu yang mustahil untuk menggunakan cara yang sama untuk penghantaran paket
dan juga pengurusan rangkaian.
2. ‘Low latency’
Salah satu ciri penting dari ATM adalah rendahnya penyembunyian dan
ketidaknampakan dari kapasitas untuk merentangi LAN dan WAN. Hal ini
disebabkan oleh paket-paket yang terdapat dalam lapisan ATM yang mempunyai
panjang yang tetap. Gambar (a) menunjukkan bagaimana sebuah server yang
memiliki 3 input yang berlainan. Dimana 3 input tersebuat diandaikan memiliki
ukuran yang tetap. Paket-paket dalam sambungan input mungkin dikirimkan secara
acak kepada sambungan input yang lain. Sekiranya server mengimbas input setiap d
saat, dimana d merupakan panjang paket tersebut, maka dapat dikatakan bahwa setiap
paket input ialah d/2 saat. Penjadualan yang sempurna adalah bukan suatu yang
mustahil di sini karena ukuran dari setiap paket yang dinamakan priori. Sebagai
contoh, sekiranya kadar data di setiap sambungan input ialah 25Mb/s, maka untuk 53-
oktet sel ATM, masa perkhidmatan ialah 16.96 mikro saat dan purata kelewatan ialah
8.48 mikrosaat. Maka langkah selanjutnya dapat kita lihat pada gambar (b) dimana
paket input yang terdapat didalamnya memiliki paket input yang berbeda ukuran.
Andaikan l adalah nilai minimum dan m adalah nilai maksimum. Keadaan ini akan
diaplikasikan dalam penggunaan Ethernet. Dalam kes seperti ini, server terpaksa
mengimbas data secara berterusan untuk menyesuaikan panjang antara setiap paket,
sekiranya tidak diimbas dengan cara ini, paket akan ditahan dalam jangka masa yang
lama.
3. Kadar kelajuan dan bandwidth yang tinggi
Karena faktor ‘low latency’ ATM digunakan untuk aplikasi yang memerlukan kadar
kelajuan dan bandwidth yang tinggi. Dewasa ini terdapat banyak LAN berkelajuan
tinggi seperti gigabit Ethernet dan MAN yang dapat menampung 10 Km luas
diameter menggunakan protokol ATM sebagai fiber-distributed data interface (FDDI)
dan dual queue distributed bus (DQDB).
4. Penyatuan rangkaian
Pada dasarnya paket protokol hanya sesuai untuk ‘bit variable service’ dan tidak
boleh memindahkan data yang sensitive terhadap kelewatan. Sebagai contoh,
penyesuaian rangkaian telefon awam hanya boleh memindahkan informasi suis litar
(circuit switched information). Satu X.25 atau rangkaian gantian hanya boleh
mengawali data packet-switched. Namun dalam Protokol ATM, protokol tersebut
telah direkayasa agar mampu membawa berbagai jenis data sesuai dengan keperluan
pengguna.
5. Penyatuan kemasukan daripada premis pelanggan
ATM membekalkan jalan untuk mencapai penyatuan ‘braodband’ dari pada
rangkaian itu sendiri. Data berkelajuan rendah dan kemudian akan dimasukkan dalam
satu saluran ATM kepada premis pelanggan di mana satu kotak set-top akan
mendimultiplexkan perkhidmatannya. Pengguna juga boleh meminta perkhidmatan
istimewa daripada pembekal rangkaian dengan menggunakan upstream pengawal
saluran.
6. Kemampuan bekerja dengan protokol yang ada dan legasi LAN
Aplikasi-aplikasi baru memerlukan bandwidth dan kelajuan rangkaian ATM. Salah
satu contoh melibatkan kerjasama antara beberapa organisasi pengajian dengan data
image beresolusi tinggi dan bandwidth tinggi. Rangkaian ATM jika dimasukkan
masih berupaya bekerja dengan protokol rangkaian data tradisional dan legasi LAN
seperti Ethernet, Token Ring dan FDDI. Maka infrastruktur rangkaian yang telah
wujud perlu ditambah hanya bila atau di mana perlu, menuju ke arah evolusi
teknologi baru yang lebih murah.
7. Bandwidth atas permintaan
Dalam rangkaian pribadi bandwidth yang lebih tinggi boleh diminta oleh pengguna.
Walau bagaimanapun, secara umumnya mereka seharusnya dikenai syarat-syarat
melalui pengurus rangkaian dan tidak boleh ditugaskan secara dinamik semasa
penyambungan dibuat. Beberapa rangkaian pribadi yang dilengkapi dengan
kebolehan penggunaan dari multiplexing di kedua ujungnya, adalah tidak mustahil
untuk meminta dan meningkatkan kadar bandwidth secara dinamik. Dengan ATM,
pengguna boleh meminta bandwidth yang diinginkan apabila satu panggilan
dimasukkan, rangkaian akan mulai mencari bandwidth yang diminta secara dinamik.
d. Keuntungan dan Kelemahan
Ada beberapa keuntungan yang diperoleh apabila menggunakan paket switching, seperti:
1. efisiensi line yang sangat tinggi, serta dapat d share secara dinamis
2. jaringan paket-switched dapat membuat konversi data-rate.
3. ketika traffic mulai padat, beberapa call diblok.
4. priotitas dapat digunakan.
Kerugian dalam menggunakn packet switching ini adalah biasanya terjadi delay dalam
pengiriman, dan dalam data yang di segmentasi itu data yang di terima oleh pemrosesan
data yang akan di trima atau outputnya datang secara tidak bersamaan sehingga harus
menggu data yang lain datang dan baru di urutkan sehingga outpun yang di berikan agak
lama.
Beberapa Protocol WAN
Saat ini terdapat beberapa protocol WAN untuk menyediakan mekanisme komunikasi
pengiraman data melalui jaringan WAN atau jaringan Public.
Protocol HDLC ( High Level Data Link Control), merupakan suatu protocol WAN yang
bekerja pada data link layer dimana HDLC protocol untuk menetapkan metode enkapsulasi
packet data pada synchronous Serial.HDLC keluaran ISO memiliki kelemahan yakni masih
bersifat Single protocol yang berarti hanya untuk komunikasi pada satu protocol, sedangkan
untuk HDLC keluaran CISCO multi protocol dimana dapat melakukan komunikasi data
dengan banyak protocol ( misal IP, IPX dsb) dan protocol yang terdapat pada layer tiga
secara simultan.
Point to Point ( PPP ) protocol pada data link yang dapat digunakan untuk komunikasi
Asynchronous Serial maupun Synchronous Serial. PPP dapat melakukan authentikasi dan
bersifat multiprotocol. Protocol ini merupakan pengembangan dari protocol SLIP ( Serial
Line Inteface Protocol ) yaitu suatu protocol standart yang menggunakan protocol TCP/IP.
X.25 Protocol merupakan protocol standard yang mendefinisikan hubungan antara sebuah
terminal dengan jaringan Packet Switching. Untuk protocol ini dibuat untuk komunikasi data
secara analog yang berarti proses pengiriman data harus mengikuti algoritma – algoritma
yang ada pada Protocol X.25. Protocol ini melakukan suatu koneksi dengan membuat suatu
Circuit Virtual dimana suatu jalur khusus pada jaringan public yang dipakai untuk
komunikasi data antar protocol X.25
Frame Relay protocol untuk pengiriiman data pada jaringan public. Sama hal nya dengan
protocol x.25, Frame Relay juga memakai Circuit Virtual sebagai jalur komunikasi data
khusus akan tetapi frame Relay masih lebih baik dari X.25 dengan berbagai kelengkapan
yang ada pada Protocol Frame Relay. Encapsulasi packet pada Frame Relay menggunakan
identitas koneksi yang disebut sebagai DLCI ( Data Link Connection Identifier ) yang mana
pembuatan jalur Virtual Circuit akan ditandai dengan DLCI untuk koneksi antara
komputer pelanggan dengan Switch atau router sebagai node Frame relay.
Cara kerja :
1. Aliran data pada dasarnya pengarahannya berbasis pada header yang memuat DLCI, yang
mendeskripsikan tujuan frame-nya. Jika jaringan mempunyai masalah dalam menangani sebuah
frame, baik yang disebabkan oleh kesalahan jaringan atau kemacetan secara praktis ia akan
membuang frame tersebut.
2. Frame Relay membutuhkan jaringan dengan laju kesalahan yang rendah (low error rate) untuk
mencapai kinerja yang baik. Jaringannya tidak mempunyai kemampuan untuk mengoreksi
kesalahan, maka Frame Relay tergantung pada protokol-protokol pada lapisan yang lebih tinggi
di dalam piranti-piranti pengguna yang memiliki kecerdasan untuk memulihkannya dengan
mentransmisikan ulang frame-frame yang hilang.
3. Pemulihan kesalahan oleh protokol-protokol lapisan yang lebih tinggi, walaupun itu otomatis
dan andal, adalah tidak ekonomis dipandang dari sudut penundaan pemrosesan dan lebarpita.
Maka mau tidak mau jaringannya harus meminimumkan terjadinya pembuangan frame.
Gambaran berikut ini adalah konsep bagaimana data ditransmisikan melalui jaringan frame
relay:
1. Router membuat koneksi ke switch frame relay baik langsung maupun lewat
CSU/DSU
2. Jaringan Frame relay mensimulasikan suatu koneksi “selalu on” dengan PVC
3. Outer pengirim mulai mengirim data segera tanpa membentuk suatu sesi
4. Switch frame relay melaksanakan pemeriksaan error tapi tidak memperbaiki error
tersebut.
5. Paket yang corrupt akan di jatuhkan tanpa notifikasi
6. Paket akan menjelajah melalu cloud frame relay tanpa adanya acknowledgement
7. Piranti pengirim dan penerima lah yang akan melakukan koreksi error
8. Switch frame relay akan mulai menjatukan paket jika kemapetan jalur mulai terbentuk
9. Kebanjiran atau kemampetan jaringanlah penyebab dari kehilangan paket secara umum
pada jaringan frame relay
10. Paket akan dihilangkan berdasarkan informasi pada bit Discard Elligable (DE)
11. Switch frame relay mengirim notifikasi Backward explicit congestion notification
(BECN) untuk mengisyaratkan menurunkan rate transfer data.
Frame relay diagram
Keuntungan :
1. Tingkat kehandalannya tinggi dengan dukungan sistem transmisi Fiber Optic dan
network yang handal
2. Lebih ekonomis untuk berbagai tujuan karena menggunakan satu saluran fisik untuk
menghubungi ke berbagai tujuan
3. Dapat mengelola trafik data yang bersifat bursty
4. Dapat menggunakan berbagai protocol komunikasi dan jenis aplikasi
5. Memiliki tingkat keamanan yang tinggi karena merupakan jaringan private Multi
connection dari satu port ke tujuan yang berbeda dapat dilakukan dengan hanya
menempatkan satu port. Hal ini akan menghemat dimensi fisik, kabel, serta
kompleksitas
Kerugian :
1. Koneksi akan lambat bila terjadi kongesti jaringan / congestion network
2. Kesulitan untuk memastikan Quality of Service, karena Frame Relay menggunakan
variable length packets.
3. Tidak ada flow control dan error control
4. Delay yang sangat besar
ISDN ( Integrated Services Digital Network ) suatu layanan digital yang berjalan melalui
jaringan telepon.ISDN juga protocol komunikasi data yang dapat membawa packet data
baik dalam bentuk text, gambar, suara, video secara simultan.Protocol ISDN beroperasi
pada bagian physical, data link, dan network.
Komponen ISDN
Sistem ISDN terdiri dari lima buah komponen terminal utama yang bertugas untuk
menjalankan proses layanannya, yaitu terminal Equipment, terminal Adapter, Network
Termination, Line Termination, dan Local Exchange.
Prinsip Kerja ISDN
a. Mendukung berbagai aplikasi voice dan nonvoice dengan menggunakan rangkaian
terbatas dari fasilitas yang sudah distandarkan. Prinsip ini mendukung tujuan ISDN
dan merupakan suatu cara untuk mencapai tujuan tersebut. ISDN mendukung berbagai
jenis layanan yang berkaitan dengan komunikasi suara (panggilan telepon) dan
komunikasi non-suara (pertukaran data digital). Layanan-layanan ini ditampilkan
sesuai dengan standar (rekomendasi ITU-T) yang menetapkan beberapa interface
dalam jumlah kecil dan fasilitas-fasilitas transmisi data.
b. Mendukung aplikasi switched dan non-switched. ISDN mendukung circuit-switching
dan packet-switching. Selain itu, ISDN juga mendukung layanan non-switched dalam
bentuk jalur yang disediakan untuk maksud itu.
c. Ketergantungan terhadap koneksi 64 kbps
ISDN menampilkan koneksi circuit-switching dan packet-switching pada 64 kbps. Ini
merupakan pembangunan blok ISDN yang mendasar. Kecepatan ini dipilih karena
pada saat itu kecepatan 64 kbps merupakan kecepatan standar untuk suara digital, dan
oleh sebab itu dimasukkan ke dalam upaya pengembangan Integrated Digital Network
(IDN). Pengembangan selanjutny dalam hal ISDN memungkinkan fleksibilitas yang
lebih luas lagi.
d. Memiliki kecerdasan dalam jaringan
ISDN diharapkan mampu menyediakan layanan terbaru dan memberikan kemampuan
manajemen dan pemeliharaan jaringan yang lebih baik dengan adanya SS7.
a. Arsitektur protokol yang berlapis
Protokol-protokol bagi pemakai untuk mengakses ISDN melampirkan arsitektur
berlapis dan dapat dipetakan menjadi model OSI.
b. Konfigurasi yang beragam
Lebih dari satu konfigurasi fisik yang bisa dipergunakan untuk mengimplementasikan
ISDN. Ini memungkinkan adanya perbedaan dalam kebijakan nasional (sumber
tunggal versus persaingan), dalam hal status teknologi, serta dalam hal kebutuhan dan
peralatan dasar konsumen.
Konfigurasi ISDN
PSTN
Adalah jaringan telepon tetap yang menggunakan kabel sebagai perantara atau media
penghubung. Jaringan PSTN sudah di kenal lama oleh masyarakat luas, masyarakat pada
umumnya memanfaatkan jaringn PSTN untuk telpon rumah dan jaringan internet, karena
biaya yang dikeluarkan cukup murah di bandingkan dengan jaringan lainnya.
Cara kerja pesawat telepon PSTN:
1. Local Loop
Setiap unit telepon terhubung dengan central office atau PSTN yang memiliki
peralatan switching, peralatan pensinyalan dan baterai sebagai penunjang arus DC
untuk mengoperasikan telepon.
Setiap telepon yang dihubungkan ke PSTN membentuk suatu gelung lokal dari dua
kabel yang disebut dengan pasangan kabel. Peralatan switching akan memberikan
respon terhadap sinyal penekanan nomor baik berupa pulsa ataupun nada dari telepon
pemanggil untuk menghubungkan telepon yang memanggil dengan telepon yang
menjadi tujuan. Apabila hubungan berlangsung kedua telepon tersebut berinteraksi
melalui pasangan gelung transformator menggunakan arus yang dihasilkan dari
baterai PSTN.
2. Mengawali Pemanggilan
Pada saat gagang telepon diletakkan pada telepon maka saklar dari telepon akan
tertekan yang mengakibatkan saklar terbuka, keadaan seperti ini disebut kondisi on
hook. Pada kondisi on hook antara pesawat telepon dan PSTN dalam keadaan terbuka,
tetapi Bell Circuit pada telepon selalu terhubung dengan PSTN. Kapasitor akan
mencegah aliran arus DC dari baterai yang mengalir pada Bell Circuit dan melalukan
arus AC dari sinyal pendering. Bell Circuit akan berimpedansi tinggi pada saat terjadi
sinyal pembicaraan sehingga tidak akan mempengaruhinya.
Pada saat gagang telepon diangkat maka saklar telepon akan tertutup, keadaan ini
disebut kondisi off hook. Pada kondisi off hook bagian Speech Circuit pada telepon
akan terhubung ke PSTN. Kondisi off hook memberikan isyarat pada PSTN bahwa
telepon akan menggunakan saluran sehingga arus DC akan mengalir ke Speech
Circuit. Kemudian PSTN akan mengirimkan nada pilih kepada telepon pemanggil
untuk mengetahui bahwa PSTN siap menerima penekanan nomor tujuan.
3. Penekanan Nomor (Dialing)
Pada penekanan nomor terdapat dua metoda yaitu metoda decadic dan
metoda DTMF. Sebagian besar pesawat telepon menggunakan metoda DTMF untuk
mengirimkan nomor tujuan. Telepon jenis ini memiliki 12 tombol yang terdiri dari
angka 0-9 ditambah dengan tanda * (asterik) dan tanda # (pagar).
Penekanan sebuah tombol akan mengakibatkan rangkaian elektronika pada telepon
menghasilkan dua buah nada yang mewakili sebuah simbol dimana frekuensi kedua
nada tersebut masih berada pada saluran suara. Pada metoda ini terdapat nada
frekuensi rendah pada setiap barisnya dan frekuensi tinggi pada setiap kolomnya.
Pada sistem penekanan ini nilai frekuensi dan tata letak dari setiap tombol telah
distandarkan secara internasional.
4. Hubungan Telepon
Setelah menerima nomor tujuan, PSTN secara otomatis akan menghubungkan telepon
pemanggil dengan telepon yang dituju. Apabila telepon yang dituju dalam keadaan off
hook maka nada sibuk akan dihasilkan oleh PSTN untuk dikirimkan pada telepon
pemanggil sebaliknya apabila telepon yang dituju dalam keadaan on hook maka nada
dering akan dikirimkan pada telepon yang dituju tersebut. Pada saat yang sama nada
dering balik (ring back tone) akan dikirimkan oleh PSTN pada telepon pemanggil
untuk memberikan tanda bahwa telepon yang dituju sedang berdering.
5. Menjawab Panggilan
Apabila telepon yang dituju diangkat maka gelung antar telepon dan PSTN akan
terbentuk dan arus gelung akan mengalir pada telepon yang dituju dan PSTN akan
menghentikan sinyal dering dan nada dering balik dari saluran tersebut. Kemudian
komunikasi suara dapat dipertukarkan.
6. Mengakhiri Pembicaraan
Hubungan telepon akan dihentikan apabila salah satu telepon atau kedua telepon
tersebut meletakkan gagang telepon. Hal ini mengakibatkan sinyal on
hook memberikan tanda ke PSTN untuk membebaskan saluran.