Kelompok 7 Hubungan Kualitas Udara Di Dalam Rumah Terhadap Penyakit TB Paru Di Puskesmas Banjarmangu...

4
Tugas Mandiri “INDOOR AIR QUALITY DI DALAM RUMAH” Oleh : Kelompok 7 Angga Fachreza 0908151682 Cendra Viola Listi 0908151687 Nori Punama 0908151677 Siti Rahmah 0908151675 Wendy Yolanda Rosa 0908151686 Fakultas Kedokteran Universitas Riau 2012

Transcript of Kelompok 7 Hubungan Kualitas Udara Di Dalam Rumah Terhadap Penyakit TB Paru Di Puskesmas Banjarmangu...

Page 1: Kelompok 7 Hubungan Kualitas Udara Di Dalam Rumah Terhadap Penyakit TB Paru Di Puskesmas Banjarmangu Kabupaten Banjarnegara Tahun 2004

Tugas Mandiri

“INDOOR AIR QUALITY DI DALAM RUMAH”

Oleh :

Kelompok 7 Angga Fachreza 0908151682

Cendra Viola Listi 0908151687

Nori Punama 0908151677

Siti Rahmah 0908151675

Wendy Yolanda Rosa 0908151686

Fakultas Kedokteran

Universitas Riau

2012

Page 2: Kelompok 7 Hubungan Kualitas Udara Di Dalam Rumah Terhadap Penyakit TB Paru Di Puskesmas Banjarmangu Kabupaten Banjarnegara Tahun 2004

Metodologi Penelitian

Metode survey dan pendekatan kasus kontrol

Responden dalam penelitian ini adalah 25 orang penderita tuberkulosis paru BTA (+) dan 25

orang penderita tuberkulosis paru BTA (-) sebagai kasus dan 25 orang sehat sebagai kontrol. Lokasi

penelitian di Kecamatan Banjarmangu dan dilaksanakan pada bulan Nopember 2003 sampai dengan

Januari 2004. Analisa data menggunakan uji chi square.

Alat dan bahan

a. Wadah (pot) sputum steril berwarna putih jernih bermulut besar dan dengan penutup berulir (screw cap medium) dengan diameter 5 cm tinggi 7 cm, tidak bocor dan tidak mudah pecah

b. Mikroskopc. Object glass d. Sputum suspek penderita TB Parue. Larutan Karbol Fuchsin 0,3% f. Larutan Asam Alkohol (HCl Alkohol) 3%g. Larutan Metilen Blue 0,3%h. Minyak emersi dan xyloli. Ossej. Bak pewarnaank. Pinsetl. Sarung tangan, , masker, tissue, rak preparat, stopwatch, lampu spiritus, pasir alkohol

Hasil penelitian

a. Hasil penelitian suhu ruangan menunjukan jumlah yang tidak memenuhi syarat

sebanyak 56 buah (74,7%). Suhu udara ruang yang tidak memenuhi syarat 23 buah

(92,0%) pada kelompok kasus, 17 buah (68,0%) kepompok kontrol BTA negative dan

16 buah (64,0%) pada kepompok kontrol sehat. Dari uji statistik diperoleh nilai X2 =

3,125 dan p value = 0,077 (p > 0,05) dan X2 = 4,196 dan p value = 0,041 (p < 0,05),

berarti tidak ada hubungan pada kontrol BTA negatif, sedangkan dengan kontrol sehat

ada hubungan yang bermakna.

b. Hasil penelitian kelembaban udara menunjukkan jumlah yang tidak memenuhi syarat

sebanyak 50 buah (66,7%). Kelembaban udara ruang yang tidak memenuhi syarat 20

buah (80%) pada kelompok kasus, 17 buah (68%) pada kelompok kontrol BTA

negatif dan 13 buah (52%) pada kelompok konrtrol sehat. Dari uji statikstik diperoleh

nilai X2 = 0,4416 dan p value = 0,519 (p > 0,05) dan X2 = 3,209 dan p value = 0,073

(p > 0,05), berarti tidak ada hubungan yang bermakna pada kontrol BTA dan kontrol

sehat.

Page 3: Kelompok 7 Hubungan Kualitas Udara Di Dalam Rumah Terhadap Penyakit TB Paru Di Puskesmas Banjarmangu Kabupaten Banjarnegara Tahun 2004

c. Hasil penelitian pencahayaan ruang menunjukkan jumlah yang tidak memenuhi syarat

sebanyak 53 buah (70%). Pencahayaan ruang yang tidak memenhi syarat 22 buah

(88%) pada kelompok kasus, 17 buah (68%) pada kelompok kontrol BTA negatif dan

pada kelompok kontrol sehat 14 buah (56%). Dari uji statistik diperoleh nilai X2 =

1,865 dan p value = 0,172 (p > 0,05) dan X2 = 4,861 dan p value = 0,27 (p > 0,05),

berarti tidak ada hubungan yang bermakna pada kontrol BTA negatif, sedangkan

dengan kontrol sehat ada hubungan bermakna.

d. Tidak adanya hubungan antara kualitas udara dalam rumah dengan kejadian

tuberkulosis paru di Banjarnegara menunjukkan, bahwa penyakit tuberculosis paru

dipengaruhi oleh banyak faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Dari

analisa statistik yang dilakukan terhadap veriabel yang diteliti menunjukkan, bahwa

kualitas udara dalam rumah (suhu, kelembaban dan pencahayaan), hanya suhu dan

pencahayaan dengan kontrol sehat yang berhubungan dengan kejadian penyakit

tuberkulose paru di Pukesmas Banjarmangu.

Kesimpulan

a. Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak adanya hubungan antara kualitas udara dalam

rumah dengan kejadian tuberculosis paru di Banjarnegara.

b. Kualitas udara dalam rumah (suhu, kelembaban dan pencahayaan), hanya suhu dan

pencahayaan dengan kontrol sehat yang berhubungan dengan kejadian penyakit

tuberkulose paru di Pukesmas Banjarmangu.

Dampak bagi kesehatan

Kualitas udara dalam rumah (suhu dan pencahayaan) berhubungan dengan peningkatan

kejadian penyakit tuberkulosis paru di Pukesmas Banjarmangu.