Kelompok 6 Etiologi Nyeri Pada Penyakit Pulpa Dan Periapikal

26
TUGAS KELOMPOK ORAL BIOLOGI III ETIOLOGI NYERI PADA PENYAKIT PULPA DAN PERIAPIKAL SERTA MEKANISMENYA DOSEN PEMBIMBING DRG. SHANTY CHAIRANI, M.SI Disusun Oleh: 1. RIA WIJAYA 04031281320005 2. WENNY HERYULIANINGSIH 04031281320006 3. NABILAH NAZALIKA 04031281320007 4. VERALITA ISRAJANNAH 04101004012 UNIVERSITAS SRIWIJAYA 1

description

etiologi nyeri pada penyakit pulpa dan periapikal

Transcript of Kelompok 6 Etiologi Nyeri Pada Penyakit Pulpa Dan Periapikal

TUGAS KELOMPOK ORAL BIOLOGI IIIETIOLOGI NYERI PADA PENYAKIT PULPA DAN PERIAPIKAL SERTA MEKANISMENYA

DOSEN PEMBIMBING

DRG. SHANTY CHAIRANI, M.SI

Disusun Oleh:

1. RIA WIJAYA

040312813200052. WENNY HERYULIANINGSIH 040312813200063. NABILAH NAZALIKA

04031281320007

4. VERALITA ISRAJANNAH

04101004012UNIVERSITAS SRIWIJAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI

INDRALAYA

2014/2015

Etiologi Nyeri pada Penyakit Pulpa dan Periapikal dan Mekanismenya

Diagnosis dan manajemen nyeri merupakan suatu kemampuan dasar dalam kedokteran gigi. Salah satu gejala yang paling sering dikeluhkan pasien ketika mengunjungi dokter gigi adalah nyeri gigi. Secara umum, nyeri dapat dipahami sebagai suatu pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang menandakan adanya kerusakan jaringan pada gigi karena rangsangan dari luar dan rangsangan dari dalam. Nyeri gigi ini dapat menjadi tanda bahwa gigi mengalami kerusakan jaringan. A. Pengertian Nyeri Secara umum nyeri adalah suatu rasa yang tidak nyaman, baik ringan maupun berat. Menurut kamus kedokteran Dorland, nyeri dapat dipahami sebagai sensasi lokal yang terjadi sebagai hasil stimulasi. Nyeri dapat dipahami sebagai sensasi yang terlokalisasi berupa ketidaknyamanan atau penderitaan yang dihasilkan oleh stimulasi ujung saraf sensoris serta dapat terjadi sebagai akibat dari mekanisme pertahanan.

Nyeri odontogenik biasanya disebabkan oleh stimulus fisik atau akibat pelepasan mediator inflamator yang menstimulasi reseptor yang terletak pada ujung terminal nociceptive ( detektor nyeri) serabut saraf aferen. Aktivasi saraf dental pulpa oleh stimulus fisiologis, seperti thermal, mekanik, dan kimia dapat menyebabkan sensari nyeri.B. Macam-Macam Nyeri

a. Nyeri spontan (tanpa rangsangan)

Nyeri spontan terjadi tanpa adanya stimulus. Jadi, nyeri ini dapat mengagetkan pasien atau timbul tanpa sebab disebut nyeri spontan. Nyeri spontan jika digabung dengan nyeri yang intens biasanya mengindikasikan adan penyakit pulpa atau penyakit periradikular yang parah. Nyeri ini merupakan tanda dari pulpitis ireversibel.

b. Nyeri tidak spontan (dengan rangsangan)

Nyeri tidak spontan terjadi dengan adanya stimulus/rangsangan. Nyeri tidak spontan merupakan rasa tidak enak yang timbul dari terangsangnya jalur nyeri oleh stimulus yang menyebabkan atau memungkinkan kerusakan jaringan. Nyeri ini dapat hilang apabila rangsangan dihilangkan.c. Nyeri akut

Rasa tidak enak yang timbul dari terangsangnya jalur nyeri oleh stimulus yang menyebabkan atau memungkinkan kerusakan jaringan serta sumber nyeri jelas disebut nyeri akut. Nyeri akut berlangsung dalam hitungan menit dan nyeri ini berlangsung kurang dari 6 bulan. Nyeri akut ditandai dengan peningkatan nadi dan respirasi. Respon pasien dapat berupa menangis atau mengerang dan fokus pada nyeri.d. Nyeri kronisNyeri kronis adalah nyeri yang timbul tanpa adanya stimulus dan kerusakan jaringan yang jelas. Nyeri ini berupa suatu rasa yang tidak begitu mengganggu sehingga pasien tidak terlalu mengeluhkannya. Nyeri kronis ini berlangsung lebih dari 6 bulan.e. Nyeri cepat dan tajamNyeri cepat atau tajam disalurkan ke medulla spinalis oleh serat A dan dirasakan dalam waktu 0,1 detik, lokalisasi jelas, seperti menusuk dan respon terhadap rangsangan mekanis dan suhu.f. Nyeri lambat dan tumpulNyeri lambat atau tumpul disalurkan ke medulla spinalis oleh serat C, dirasakan dalam waktu 1 detik, lokalisasi kurang jelas (menyebar), berdenyut, pegal dan respon terhadap rangsangan kimiawi.C. Teori-Teori Nyeri

Gambar 1. Skema teori-teori sensitivitas dentin

a. Direct Neural Stimulation Theory / Direct innervationTeori ini menyatakan bahwa terdapat saraf pada predentin. Stimulus mencapai ujung akhir saraf pada predentin atau innerdentin. Namun, bagaimana penghantaran saraf selanjutnya hingga menimbulkan rasa nyeri, tidak dibahas lebih jauh. Teori ini tidak berkembang lagi, tidak ada ilmuan yang mendukung teori ini sehingga hingga kini, teori ini sudah hampir tidak terdengar lagi.b. Transduction Theory / Odontoblastas ReceptorsSesuai dengan teori ini, prosesus odontoblas yang berperan sebagai penghantar saraf menuju ujung saraf dentin. Tapi teori ini juga tidak mengalami perkembangan karena dalam odontoblas dentin tidak ada neurotransmitter.

c. Hydrodinamic Theory

Teori hidrodinamika adalah teori yang paling berkembang dan paling didukung oleh banyak ilmuan. Teori ini dikemukakan pertama kali oleh Brannstrom dan Astrom. Teori ini berlaku untuk segala macam rangsangan seperti panas, dingin, tekanan udara, ataupun tekanan mekanis. Berdasarkan teori hidrodinamik tersebut, rasa nyeri terjadi akibat pergerakan cairan di dalam tubulus dentin. Didalam tubulus dentin dan pulpa terdapat cairan interestinal. Pada pulpa yang sehat tekanan normal dari cairan tersebut adalah berkisar antara 5-10 mmHg.

Pergerakan cairan di dalam tubulus dentin disebabkan oleh adanya rangsangan yang mengakibatkan perubahan tekanan di dalam dentin dan mengaktifkan serabut syaraf tipe A yang ada disekeliling odontoblas atau syaraf di dalam tubulus dentin, yang kemudian direspon sebagai rasa nyeri. Aliran hidrodinamik ini akan meningkat bila ada pemicu seperti perubahan temperatur (panas atau dingin), kelembaban, tekanan udara dan tekanan osmotik atau tekanan yang terjadi di gigi.

Gambar 2. Arah aliran cairan dalam tubulus dentin berdasarkan rangsangan sesuai dengan Teori hidrodinamik.d. Komponen Penyebab Nyeri Pada Pulpa dan Periapikal

Proses melibatkan sejumlah mediator kimia . Oleh karena itu, gigi dipersyarafi oleh serabut saraf simpatis , yang melepaskan norepinefrin sebagai mediator , dan serat sensorik , yang melepaskan asetilkolin dan substansi P . Mediator lain, ada juga peptida vasoaktif dan kalsitoninyang berpartisipasi dalam peningkatan sensitivitas dentin. Serabut saraf yang menghubungkan gigi dengan sistem saraf pusat milik saraf otak kelima ( N. trigeminus ) dan sistem saraf otonom (sistem saraf simpatis).

Serabut saraf pada dentin dan pulpa adalah komponen dari sistem saraf pusat yang juga termasuk didalamnya persyarafan gingiva, lidah, ligament periodontal, bibir, otot pengunyahan dan TMJ.

Pada ginggiva kita dapat merasakan sensasi sentuhan, tekanan dan suhu melalui aktivasi mekanoreseptor special atau termoreseptor. Sedangkan pada junctional epithelium banyak dipersyarafi oleh serabut sensoris yang melepaskan neuropeptida yang meregulasi vasodilatasi dan transmigrasi leukosit dari ephitelium menuju kekavitas oral untuk melawan oral pathogen. Ligamen periodontal banyak mengandung ruffini mecanoreseptor dari ganglion trigeminal atau nucleus mesensepalis mekanoreseptor ini memberikan sensasi sentuhan pada gigi dan juga oklusal pada saat mengunyah berbicara dan menelan.

Semua jaringan orofacial memiliki serabut saraf spesifik dan polimodal nociceptiv yang merangsang sensasi nyeri akut jika didapat kerusakan atau inflamasi. Sistem serabut saraf pada region ini juga menyediakan sistem regulasi yang berperan pada gigi dan mendukung jaringannya.

Persyarafan sensoris utama pada gigi dalam lapisan koronal odontoblast, predentin, dan inner dentin secara morfologi terbagi menjadi 6 macam serabut syaraf yang menyebar dilokasi berbeda.a. Serabut A-beta

A-beta adalah serabut saraf bermielin. A - beta mempersyarafi dentin dan perbatasan dentin - pulpa dekat ujung tanduk pulpa dan kurangnya reseptor untuk afinitas rendah reseptor NGF. A-beta adalah serat paling sensitif terhadap stimulasi mekanik dentin (hidrodinamik).

Serabut A-delta

Serat A-delta adalah serabut saraf mielin, memiliki kecepatan konduksi cepat dari serat C, dan diyakini mengirimkan sensasi tajam atau menusuk. Respon serat A-delta terutama terhadap rangsangan mekanik daripada kimia atau rangsangan termal. Serat A-delta lain mungkin polimodal (menanggapi rangsangan mekanik, kimia, dan termal) atau merespon hanya untuk dingin / mekanik atau panas / mekanik. Dalam pulpa gigi, serat A-delta berada di lapisan odontobls dan tubulus dentin. Oleh karena lokasi dan sensitivitas serat A-delta terhadap stimulasi mekanik, serat A-delta diyakini dapat menanggapi rangsangan yang menghasilkan gerakan cairan dalam tubulus dentin (misalnya, osmotik, rangsangan mekanik menyelidik termal pada permukaan luar gigi).

Sekitar 25 % sampai 50 % dari serabut saraf gigi A-delta mengandung neuropeptida calcitonin gene-related peptide ( CGRP ) dan menerjemahkan reseptor untuk NGE yang dominan mempersyarafi dentin , predentin , dan layer odontoblast di daerah koronal dasar enamel. Sebagian besar persarafan A - delta ada di dentin dekat ujung tanduk pulpa ; dimana jumlahnya semakin berkurang seiring ke daerah servikal.

b. Serabut C

Sebagian besar serabut saraf pada gigi adalah tipe C. Sebagian besar diatur oleh NGF pada orang dewasa, dan setengahnya memerlukan NGF selama perkembangan, sedangkan yang lain dengan brain-derived neurotrophic factor (BDNF) atau glial-derived neurotrophic factor (GDNF) Meskipun memiliki berbagai morfologi dan distribusi terminal, sebagian besar serat C tampak seragam. Mereka polimodal dan responsif terhadap capsaicin dan mediator inflamasi seperti histamin dan bradikinin. Serat C mengekpresikan reseptor NGF dan neuropeptida, seperti substansi P, CGRP, atau neurokinin A. Substansi ini berakhir pada tepi pulpa dan sepanjang pembuluh darah, dan sebagian besar diaktifkan oleh kerusakan pulpa.

Tabel 1. Klasifikasi dari Serabut Saraf

Tipe SerabutDiameter (m)Kecepatan Konduksi (m/sec)Reseptor AfferenEfektor Eferen

A- (A-alpha)12-2070-120Otot spindle- aferen primer organ tendon golgi-akson motoneuron ke otot rangka

A- (A-beta)5-1230-70Otot spindle-aferen sekunder, mekanoreseptor ambang rendah

A- (A-gamma)3-66-30-akson motoneuron ke otot spindle

A- (A-delta)1-56-30Ambang rendah

Mekanoresepor

Termoreseptor

Nosiseptor

B