KELOMPOK 6
-
Upload
hizbiyah-rizanti-arifah -
Category
Documents
-
view
12 -
download
4
description
Transcript of KELOMPOK 6
LAPORAN STUDY QUR’AN
AL QUR’AN SURAT AL BAQARAH AYAT 30
Dosen Pengampu :
Ach. Nashichuddin,M.Pd
Kelas : Biologi B
Nama Kelompok 6 :
Hizbiyah Rizanti A (12620048)
Anik Karimatu Yuliana (12620049)
Nadya Suwayvia (12620050)
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2013
A. Tujuan Pembelajaran
1 Jelaskan tafsir Qur’An Surat Al Baqarah : 30 (Klasik dan Modern)!
2 Apa syarat-syarat menjadi khalifah ?
3 Apa syarat menjadi seorang pemimpin menurut leadership modern ?
4 Sebutkan Ayat-ayat lain yang menjelaskan tentang khalifah !
B. Penjelasan
1. Penjelasan tafsir surat Al- Baqarah ayat 30! Tafsir klasik dan modern
a. Tafsir klasik
Gambaran ayat 30 tentang perdebatan atau tanya jawab antara Allah dan para
malaikat sama sekali tidak diketahui maksudnys kecuali kalau dikorelasikan
dengan ayat 31, maka ada beberapa kemungkinan tetang maksud ayat 30
tersebut yaitu: Manusia tidak dituntut untuk mengetahui semua rahasia dan
hikmah yang tersirat dalam proses awal penciptaan dirinya, karena para
malaikat juga tidak tahu. Ketika para malaikat bertanya-tanya, maka Allah
SWT berkenan memberikan petunjuk yang intinya menghendaki supaya
mereka tunduk dan patuh tanpa perlu mengajukan pertanyaan kemjudian
memberikan penjelasan bahwa manusia telah dibekali dengan berbagai cabang
ilmu yang tidak mereka miliki, lalu Allah pamerkan kemampuan manusia itu
kepada para malaikat. Allah merestui hambanya untuk bertanya tentang
rahasia penciptaan manusia yang mereka tidak diketahui. Pertanyaan malaikat
yang disebutkan dalam ayat 30 itu boleh jadi dalam bentuk ucapan jika
mereka berpotensi untuk berbicara seperti kita, dan boleh jadi dalam bentuk
sikap tunduk yang disertai dengan permohonan agar mereka diberi ilmu untuk
dapat mengetahui sesuatu yang musyrik (sulit dipahami). Sumber: dwijatno.
blogsot.com/diakses 10 November 2013 (09.45)
Manusia tidak dituntut untuk mengetahui semua rahasia dan hikmah yang
tersirat dalam proses awal penciptaan dirinya, karena para malaikat juga tidak
tahu. Ketika para malaikat bertanya-tanya, maka Allah SWT berkenan
memberikan petunjuk yang intinya menghendaki supaya mereka tunduk dan
patuh tanpa perlu mengajukan pertanyaan kemjudian memberikan penjelasan
bahwa manusia telah dibekali dengan berbagai cabang ilmu yang tidak mereka
miliki, lalu Allah pamerkankepada mereka sebagaimana yang tersirat dalam
ayat 31. Ayat 30 bertujuan untuk menghibur Nabi Muhammad yang sedang
susah dalam menhadapi pelecehan kaum musyrik terhadap dakwahnya. Maka
Allah memberikan contoh kepada beliau tentang bagaimana menanggapi
tuntutan malaikat untuk meminta penjelasan tentang rahasia yang tidak
mereka kerahui. Sumber: www.mediadakwah.com
Menurut Ibnu Katsir, Imam Qurthubi dan ulama yang lain telah menjadikan
ayat ini sebagai dalil wajibnya menegakkan khalifah untuk menyelesaikan dan
memutuskan pertentangan antara manusia, menolong orang yang teraniaya,
menegakkan hokum islam, mencegah merajalelanya kejahatan dan masalah-
masalah lain yang tidak dapat terselesaikan kecuali dengan adanya imam
(pemimpin) selanjutnya Ibnu Katsir menukil kaidah Ushul Fiqh yang
berbunyi: جب ا و فهو ية ال ا جب ا لؤ ا يتم ال ما " ؤ
“Sesuatu yang menyebabkan kewajiban tak dapat terlaksana dengan
sempurna, maka dia menjadi wajib adanya”. Sumber: tafsir Ibnu Katsir.
Allah ta’ala memberitahukan ihwal pemberian karunia kepada beani adam dan
penghormatan kepada mereka dengan membicarakan mereka di al-mala’ul
a’la, sebelum mereka diadakan maka Allah berfirman, “Dan ingatlah ketika
Tuhanmu beriman kepada pada malaikat”. Maksudnya, hai Muhammad,
cerikanlah hal itu kepada kaummu “sesungguhnya aku hendak menjadikan
khalifah dibumi”, yakni suatu kaum yang akan menggantikan satu sama lain
kurun demi kurun dan generasi demi generasi sebagaimana Allah ta’ala
berfirman “Dialah yang menjadikanmu sebagai khalifah-khalifah dibumi”.
Sumber: tafsir Ibnu Katsir
“ Dan ingatlah wahai Muhammad ( ض ر ال ا في عل جا ني ا ئكة للمال ل قا ذ ا
ketika tuhanmu berfirman kepada para malaikat. Sesungguhnya aku ,(خليفة
hendak menjadikan sesorang khalifah dimuka bumi. Khalifah itu bertugas
mewakili aku dalam melaksanakan hokum-hukumku disana Ia ada Adam”.
( فيها يفسد من فيها اتجعل لوا Mereka berkata:”Apakah Engkau hendak“ (قا
menjadikan dibumi ini orang yang akan membuat kerusakan padanya dengan
melakukan perbuatan-perbuatan maksiat., ( الدماء (ويسفك “dan
menumpahkan darah”, yakni mengalirkannya melalui tindak pembunuhan
seperti yang pernah dilakukan oleh anak cucu Jin. Semula mereka tinggal di
bumi, lalu tatkala mereka membuat kerusakan, Allah SWT mengutus para
malaikat untuk mengusir mereka ke pulau-pulau dan gunung-gunug. (ونحن
(نسبح padahal kami senantiasa bertasbih kepadamu, Maha Suci Allah dan
Maha Terpuji Dia (ونقدسلك) “Dan kamipun mensucikanmu” membersihkan
Mu dari hal-hal yang tidak patut untukMu. Huruf Laam disini statusnya
zaidah (tambahan) (قال) “Dia berfirman” yakni Allah swt ( ال ما اعلم اني
Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketajui” tentang“ تعلمون
maslahat penetapan Adam sebagai khalifah. Karena aku cucunya ada yang
taat dan ada yang durhaka, sehinnga muncullah keadilan (keseimbangan)
diantara mereka. Lalu mereka (para malaikat) berkata “Tuhan kita tidak akan
menciptakan makhluk yang lenbih mulia bagiNya dan lebih banyak ilmunya
dari kita, karena kita telah mendahuluinya dan melihat hal-hal yang belum
pernah dilihatnya, tiba-tiba Allah SWT menciptakan Adam dari tanah
permukaan bumi, yakni dengan cara mengambil sedikit-sedikit dari beragam
warna bumi (tanah) lalu mengaduknya dengan air, kemudian mengolahnya
dengan meniupkan ruh kepadanya maka ia pun berubah menjadi makhluk
hidup yang perasa (sensitif) setelah sebelummya berwujud benda mati.
Sumber: Tafsir Jalalain.
b. Tafsir modern
Sebagai khalifah, manusia diberi tanggung jawab pengelolaan alam semesta
untuk kesejahteraan umat, kareana alam semesta memang diciptakan Tuhan
untuk manusia. Sebagai wakil Tuhan, manusia diberi otoritas ketuhanan,
menyebarkan rahmat Tuhan, menegakkan kebenaran, membasmi kebatilan,
menegakkan keadilan, dan bahkan diberi otoritas untuk menghukum mati
manusia, sebagai hamba manusia adalah kecil, tetapi sebagai khalifah Allah,
manusia memiliki fungsi yang sangat besar dalam menegakkan sendi-sendi
kehidupan di muka bumi. Oleh karena itu, manusia dilengkapi Tuhan dengan
kelengkapan psikologis yang sangat sempurma, akal, hati, syahwat dan hawa
nafsu, yang kesemuanya sangat memadai bagi manusia untuk menjadi
makhluk yang sangat terhormat dan mulia, disamping juga sangat potensial
untuk terjerumus hingga posisi lebih rendah dibanding hewan. Manusia
sebagai khalifah untuk memakmurkan bumi (al-harah) dan memelihara bumi
dari kerusakan. Sumber: Harun Nasutio (2001).
Dari Muammar da adri Qatadah berkata berkaitan dengan firman Allah.
“Mengapa engkau hendak menjadikan dibumi orang yang akan membuat
kerusakan padanya” seolah-olah Allah memberitahukan kepada para malaikat
bahwa apabila dibumi ada makhluk. Maka mereka akan membuat kerusakan
dan menumpahkan darah disana, perkataan malaikat ini bukanlah sebagai
bantahan kepada Allah sebagaimana diduga orang, karena malaikat disifati
Allah sebagai makhluk yang tidak dapat menanyakan apapun yang tidak
diizinnya. Sumber: Abdur Rozaq
Pengetahuan yang dianugerahkan Allah kepada Adam (manusia) berupa
kemampuan mengetahui segala sesutu dari benda-benda atau ciptaan Allah
dan fenomena alam merupakan bukti kewajaran Adam menjadi khalifah di
bumi. Karena malaikat memang tidak memiliki kemampuan seperti manusia.
Dengan demikian potensi berilmu yang dianugerahkan oleh Allah pada
manusia merupakan syarat atau modal utama untuk mengelola bumi. Tanpa
ilmu bumi akan rusak. Sumber: Quraish Shirah
Surat Al-Baqarah (30) tergolong ayat mutasyabihat yakni ayat yang dalam
upaya mengetahui diperlukan (ta’wil) memindahkan ayat dari makna tekstual
ke dalam makna kontekstual agar bisa diterima leh akal yang sehat. QS. Al-
Baqarah ayat 30 disusun oleh Allah dalam bahasa Allegoris (majasi atau kias)
tentang proses awal terciptanya manusia. Dikisahkan para malaikat
mengajukan permohonan kepada Allah agar diberi tahu tentang bagaimana
sebenarnya makhluk baru yang bernama manusia itu diciptakan sebagai
khalifah, yang pengertiannya menurut mereka adalah makhluk yang bebas
bertindak dan bebas menentukan, mereka merasa lemas, jangan-jangan
manusia itu bisa berbuat sesuatu yang tidak membawa kemaslahatan dimuka
bumi, sehingga tidak sesuaidengan tujuan semula mereka diciptakannya.
Melihat sikap para malaikat seperti itu, maka Allah memberi ilham kepada
mereka agar tunduk dan patuh kepada Dzat Yang Maha Tahu. Apapun yang
menyempit dalam pengetahuan malaikat, jin, manusia justru sangat luas dalam
pengetahuan Dzat Yang Maha Tahu. Sumber: dwijatno. blogsot.com/diakses
10 November 2013 (09.45)
2. Syarat-syarat menjadi khalifah
a. Islam
b. Laki-laki
c. Baligh dan berakal
d. Jujur dan Adil
e. Merdeka bukan budak
f. Mampu
g. Harus berani dan kuat
h. Berilmu dalam bidang agama dan umum
i. Berpandangan baik
j. Amanah (Dapat dipercaya)
k. Bijaksana
l. Tawadhu’
m. Anggota tubuhnya normal dan tidak cacat
Sumber : Agus Muhammad,2012.Peneliti P3M
Kitab Ajhizah ad Daulah al-khilafah
Harun Nasution (2011)
3. syarat-syarat seorang pemimipin menurut Leadership modern
Di antara berbagai teori mengenai lahirnya paling pemimpin ada tiga di antaranya
yang paling menonjol yaitu sebagai berikut :
1. Teori Genetie
Inti dari teori ini tersimpul dalam mengadakan “leaders are born and not
made”. bahwa penganut teori ini mengatakan bahwa seorang pemimpin akan
karena ia telah dilahirkan dengan bakat pemimpin.Dalam keadaan bagaimana
pun seorang ditempatkan pada suatu waktu ia akn menjadi pemimpin karena
ia dilahirkan untuk itu. Artinya takdir telah menetapkan ia menjadi pemimpin.
2. Teori Sosial
Jika teori genetis mengatakan bahwa “leaders are born and not made”,
make penganut-penganut sosial mengatakan sebaliknya yaitu :
“Leaders are made and not born”.
Penganut-penganut teori ini berpendapat bahwa setiap orang akan dapat
menjadi pemimpin apabila diberi pendidikan dan kesempatan untuk itu.
3. Teori Ekologis
Teori ini merupakan penyempurnaan dari kedua teori genetis dan teori
sosial. Penganut-ponganut teori ini berpendapat bahwa seseorang hanya dapat
menjadi pemimpin yang baik apabila pada waktu lahirnya telah memiliki
bakat-bakat kepemimpinan, bakat mana kemudian dikembangkan melalui
pendidikan yang teratur dan pangalaman-pengalaman yang
memungkinkannya untuk mengembangkan lebih lanjut bakat-bakat yang
memang telah dimilikinya itu.
Teori ini menggabungkan segi-segi positif dari kedua teori genetis dan
teori sosial dan dapat dikatakan teori yang paling baik dari teori-teori
kepemimpinan.Namun demikian penyelidikan yang jauh yang lebih
mendalam masih diperlukan untuk dapat mengatakan secara pasti apa faktor-
faktor yang menyebabkan seseorang timbul sebagai pemimpin yang baik
Dalam amanatnya mengenai masalah kepemimpinan berdasarkan falsafah
Panca Sila, Jenderal Soeharto menyimpulkan beberapa sifat yang harus
dimiliki oleh seorang pemimpin,
1. Ketuhanan Yang Maha Esa, yaitu kesadaran beragama dan beriman teguh
2. Hing ngarsa sung tulada, yaitu memberi suri-tauladan yang baik di hadapan
anak buah.
3. Hing madya mangun karsa, yaitu bergiat dan menggugah semangat di
tengah-tengah masyarakat (anak buah).
4. Tut Wuri handayani, yaitu memberi pengaruh baik dan mendorong dari
belakang kepada anak buah.
5. Waspada purba wisesa, yaitu mengawasi dan berani mengoreksi anak buah.
6. Ambeg parama arta, yaitu memilih dengan tepat mana yang harus
didahulukan.
7. Prasaja, yaitu bertingkah laku yang sederhana dan tidak berlebih-lebihan
8. Satya, yaitu sikap loyal timbal balik dari atasan terhadap bawahan, dari
bawahan terhadap atasan dan juga ke samping.
9. Hemat, yaitu kesadaran dan kemampuan membatasi penggunaan dan
pengeluaran segala sesuatu untuk keperluan yang benar-benar penting.
10. Sifat terbuka, yaitu kemauan, kerelaan, keikhlasan, dan keberanian untuk
mempertanggung jawabkan tindakan-tindakannya.
11. Penerusan, yaitu kemauan, kerelaan, dan keikhlasan untuk pada saatnya
menyerahkan tugas dan tanggung jawab serta kedudukan kepada generasi
muda guna diteruskannya.
Dari dunia pewayangan dan pustaka lama pun, seringkali dapat kita
pelajari sifat-sifat yang wajib dimiliki oleh seorang pemimpin. Misalnya
seperti yang diajarkan oleh Resi Abiyasa kepada ksatriya Arjuna dalam kisah-
kisah Mahabarata: Heneng, Hening, Heling, dan Hawas:
- Heneng artinya tenang
Seorang pemimpin harus memiliki sifat tenang dalam menghadapi segala
persoalan. Jika mudah gelisah maka anak buah pun akan menjadi gelisah.
Dengan ketenangan segala persoalan akan lebih mudah dihadapai.
- Hening artinya cipta
Seorang pemimpin harus memiliki ide, prakarsa, dan kreatif.
- Heling artinya ingat atau sadar
Seorang pemimpin harus selalu ingat kepada orang-orang yang dipimpinnya
atau kepada rakyat.
-Hawas artinya waspada
Seorang pemimpin harus selalu waspada terhadap segala sesuatu yang
mungkin terjadi.
Selanjutnya berikut ini 8 sifat yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin
sebagaimana diajarkan oleh Sri Rama kepada Wibisana ketika hendak
menjadi raja di Alengka menggantikan Rahwana kakaknya. Dalam dunia
pewayangan ke-8 sikap atau laku ini disebut dengan ‘Hasta Brata’, meliputi :
- Surya Brata
Surya artinya matahari. Maksudnya seorang pemimpin harus memiliki sifat
seperti matahari yang dapat memberikan penerangan kepada dunia. Pemimpin
harus mampu memberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan organisasi.
Cakap berkomunikasi dan mengajar bawahan untuk menjelaskan segala yang
belum dimengerti.
- Bayu Brata
Bayu artinya angin, yang memberikan kesejukan kepada siapapun saat udara
panas. Seorang pemimpin harus mengetahui dan memahami perasaan dan
kehendak serta pikiran anak buah, bersikap ramah tamah dan memiliki budi
yang tinggi, sehingga dapat memberikan kesejukan kepada segenap
bawahannya.
- Indra Brata
Indra artinya hujan, yang memberikan kesuburan. Maksudnya seorang
pemimpin harus dapat mengusahakan dan menjamin kesejahteraan lahir dan
batin orang-orang yang dipimpinnya.
- Dhana Brata
Dhana artinya harta atau kekayaan. Seorang pemimpin harus dapat
menggunakan harta kekayaan sebaik-baiknya untuk kepentingan bersama dan
bukan hanya untuk kepentingan sendiri. Sebaliknya pemimpin bahkan harus
memberikan contoh sikap hidup dan cara hidup yang sederhana.
- Sasi Brata
Sasi artinya bulan, yang dapat membuat senang siapa saja yang menatapnya.
Seorang pemimpin harus memiliki sifat-sifat yang membuat dirinya disenangi
oleh orang-orang yang dipimpinnya. Hal ini dapat diwujudkan dengan cara
pemimpin menyenangi dan menghargai bawahannya (anak buah)
- Yama Brata
Yama artinya jiwa. Pemimpin harus tegas dalam menegakan keadilan seperti
halnya Dewa Yama yang tanpa ragu-ragu dan tanpa pandang bulu mencabut
jiwa (jika perlu) mereka yang salah. Siapa yang salah wajib dikenai hukuman
yang setimpal dengan menegakan keadilan.
- Pasa Brata
Pasa adalah senjata dewa Baruna yang tak pernah meleset mengenai
sasarannya. Maksudnya dalam mengambil keputusan seorang pemimpin harus
berdasarkan pertimbangan dengan melihat fakta-fakta, bijaksana, sehingga
tepat mengenai sasarannya.
- Agni Brata
Agni artinya api, artinya seorang pemimpin harus memiliki sifat seperti api
yang memberikan kehangatan kepada anak buah, membangkitkan semangat
bekerja yang berapi-api.
http://referensi-kepemimpinan.blogspot.com/2009/03/persyaratan-seorang-pemimpin.html
4. AYAT AYAT LAIN TENTANG KHALIFAH.
Qashash :41
Artinya : Dan Kami jadikan mereka pemimpin-pemimpin yang menyeru (manusia) ke neraka
dan pada hari kiamat mereka tidak akan ditolong.
Qashash : 5
Artinya : Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi (Mesir)
itu dan hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang-orang yang
mewarisi (bumi) 1113), 1113). Lihat no. 560.
As Sajadah : 24
Artinya : Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk
dengan perintah Kami ketika mereka sabar [1196]. Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat Kami.
An- nisa’ : 34
Artinya : Bagaimana kamu akan mengambilnya kembali, padahal sebagian kamu telah bergaul
(bercampur) dengan yang lain sebagai suami-isteri. Dan mereka (isteri-isterimu) telah
mengambil dari kamu perjanjian yang kuat.
An Nahl : 78
Artinya :
Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui
sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.
Adz –Dzariyat : 56
Artinya : Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi
kepada-Ku.
QS Al Fatir : 39
Artinya : Dia-lah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah di muka bumi. Barangsiapa yang
kafir, maka (akibat) kekafirannya menimpa dirinya sendiri. Dan kekafiran orang-orang yang
kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah kemurkaan pada sisi Tuhannya dan kekafiran
orang-orang yang kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah kerugian mereka belaka.
Al A’raf : 129
Artinya : Kaum Musa berkata: "Kami telah ditindas (oleh Fir'aun) sebelum kamu datang kepada
kami dan sesudah kamu datang [556]. Musa menjawab: "Mudah-mudahan Allah membinasakan
musuhmu dan menjadikan kamu khalifah di bumi(Nya), maka Allah akan melihat bagaimana
perbuatanmu .
An Naml : 62
Artinya : Katakanlah: "Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang
ghaib, kecuali Allah", dan mereka tidak mengetahui bila mereka akan dibangkitkan.
As Saad : 26
Artinya :
Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, maka berilah
keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu,
karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat darin
jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan.
Yunus : 14
Artinya : Kemudian Kami jadikan kamu pengganti-pengganti (mereka) di muka bumi sesudah
mereka, supaya Kami memperhatikan bagaimana kamu berbuat.
Al Azhab : 72
Artinya : Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat [1234] kepada langit, bumi dan
gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan
mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim
dan amat bodoh
Al Isra’ : 70
Artinya : Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di
daratan dan di lautan [862], Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan
mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.
Ar Rad : 28
Artinya : yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat
Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram
Ar Rum : 43
Oleh karena itu, hadapkanlah wajahmu kepada agama yang lurus (Islam) sebelum datang dari
Allah suatu hari yang tidak dapat ditolak (kedatangannya): pada hari itu mereka terpisah-pisah
[1173].
At Thaha : 122
Artinya : Kemudian Tuhannya memilihnya [951] maka Dia menerima taubatnya dan memberinya
petunjuk.
An-nisa’ :59
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, ta'atilah Allah dan ta'atilah Rasul (Nya), dan ulil amri di
antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia
kepada Allah (Al-Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah
dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.
Al Baqarah : 30
Artinya : Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku
hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau
hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan
menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan
mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak
kamu ketahui."
(Sumber Alquran Digital)
Daftar Pustaka
Abdur Rozaq
Agus Muhammad,2012.Peneliti P3M
Alquran Digital
dwijatno. blogsot.com/diakses 10 November 2013 (09.45)
Harun Nasutio (2001)
http://referensi-kepemimpinan.blogspot.com/2009/03/persyaratan-seorang-
pemimpin.html
Kitab Ajhizah ad Daulah al-khilafah
Quraish Shirah
Tafsir Ibnu Katsir
Tafsir Jalalain
www.mediadakwah.com