Kelompok 1 - Indera Penciuman

16
Indera Pembau Indera Pembau Disusun oleh Disusun oleh Kelompok 1 Kelompok 1 Dyah Tiara Rita M. Dyah Tiara Rita M. ( ( XI Ipa XI Ipa 1/06 1/06 ) ) Nurul At’tika Nurul At’tika ( ( XI Ipa XI Ipa 1/12 1/12 ) ) Pandu Dewantara Pandu Dewantara ( ( XI XI Ipa 1/35 Ipa 1/35 ) )

Transcript of Kelompok 1 - Indera Penciuman

Page 1: Kelompok 1 - Indera Penciuman

Indera PembauIndera Pembau

Disusun olehDisusun oleh

Kelompok 1Kelompok 1

Dyah Tiara Rita M.Dyah Tiara Rita M. ((XI Ipa 1/06XI Ipa 1/06))

Nurul At’tika Nurul At’tika ((XI Ipa 1/12XI Ipa 1/12))

Pandu DewantaraPandu Dewantara ( (XI Ipa 1/35XI Ipa 1/35))

Page 2: Kelompok 1 - Indera Penciuman

Morfologi Hidung

manusia

Mekanisme penciuman

KelainanPada

Inderapenciuman

Page 3: Kelompok 1 - Indera Penciuman
Page 4: Kelompok 1 - Indera Penciuman

Bulbus OlfaktoriusBulbus Olfaktorius

Bulbus olfaktorius adalah sistem Bulbus olfaktorius adalah sistem

saraf kranial yang terdapat pada saraf kranial yang terdapat pada

otak yang berfungsi sebagai otak yang berfungsi sebagai

pengatur sistem penciuman pengatur sistem penciuman

manusia.manusia.

Page 5: Kelompok 1 - Indera Penciuman

Nasal CavityNasal Cavity((Rongga HidungRongga Hidung))

Rongga hidung (nasal cavity) Rongga hidung (nasal cavity) adalah adalah

bagian dari hidung yang berfungsi untuk bagian dari hidung yang berfungsi untuk

mengalirkan udara dari luar ke tenggorokan mengalirkan udara dari luar ke tenggorokan

menuju paru paru. Rongga hidung ini di menuju paru paru. Rongga hidung ini di

hubungkan dengan bagian belakang hubungkan dengan bagian belakang

tenggorokan. tenggorokan.

Rongga hidung di pisahkan oleh langit-langit Rongga hidung di pisahkan oleh langit-langit

mulut kita yang di sebut dengan mulut kita yang di sebut dengan PalatePalate. .

Page 6: Kelompok 1 - Indera Penciuman

NostrilNostrilHidung manusia di bagi menjadi dua bagian rongga yang sama besar yang di sebut dengan Nostril. Dinding pemisah di sebut denganseptum, septum terbuat dari tulang yang sangat tipis. Rongga hidung dilapisi dengan rambut dan membran yang mensekresi lendir lengket.

Page 7: Kelompok 1 - Indera Penciuman

Membran MukosaMembran MukosaMucous membrane atau dikenal juga dengan sebutan membran mukosa adalah selaputyang berfungsi mengahangatkan udara dan melembabkannya. Membran ini berfungsi untuk membuat

mucus (lendir atau ingus) yang berguna untuk menangkap debu, bakteri, dan partikel-partikel kecil lainnya yang dapat merusak paru-paru.

Page 8: Kelompok 1 - Indera Penciuman

Dendrit (berupa rambut) akson (saraf olfaktori) menembus tulang tapis otak bersinapsis dg neuron traktus olfaktorius pada bulbus olfaktorius

Page 9: Kelompok 1 - Indera Penciuman
Page 10: Kelompok 1 - Indera Penciuman

Manusia mendeteksi bau menggunakan sel reseptor yangada di hidung. Dia atap rongga hidung terdapat Lapisan epithelium yang sangat sensitif terhadap molekul-molekul bau, karena pada bagian ini ada bagian pendeteksi bau (smell receptors). Receptor ini jumlahnya sangat banyak ada sekitar 10

juta.Ketika partikel bau tertangkap oleh receptor, zat tersebut Akan larut dalam lendir pada mukosa membran sehingga terjadi pengikatan zat dengan protein membran pada dendrit. Kemudian timbul impuls yang dikirim oleh saraf olfaktori ke traktus olfaktori lalu masuk ke bulbus olfaktori. Bagian inilah yang mengirim sinyal ke otak

dan kemudian di proses oleh otak.

Page 11: Kelompok 1 - Indera Penciuman

Impuls yang dijalarkan dari bulbus Olfaktorius

menuju otak akan diolah untuk :Diinterpretasikan pada daerah bau primerDihubungkan dengan pusat lainnya. Ex: dihubungan ke pusat muntah, dihubungkan dengan hipothalamus, dllDisimpan di korteks otak sebagai memori (ingatan) akan bau.

Page 12: Kelompok 1 - Indera Penciuman

RINITIS ALERGI

Adalah reaksi berlebihan (hipersensitif) pada rongga

hidung karena kontak dengan bahan alergen yang ditandai dengan pilek, bersin-bersin (kadang bersin berkepanjangan) dan hidung buntu. Dengan faktor penyebab antara lain:Bahan makanan-minuman. (ex: buah tertentu,

telur, ikan laut, susu, kacang-kacangan, dll.)Bahan hirupan. (ex: jamur, debu, dll.)Suhu dingin. (ex: hujan, ruang ber AC, dll.)

Page 13: Kelompok 1 - Indera Penciuman

POLIP HIDUNG

Polip hidung terjadi karena munculnya jaringan lunak pada rongga hidung yang berwarna putih atau keabuan. Jaringan ini bisa diamati langsung dengan mata telanjang setelahlubang hidung diperbesar dengan alat spekulum hidung.Polip hidung biasanya menyerang orang dewasa yang kemungkinan disebabkan oleh karena reaksi hipersensitif atau reaksi alergi pada mukosa hidung yang berlangsung lama. Beberapa faktor lain yang meningkatkan

kemungkinan terkena polip hidung antara lain sinusitis (radang sinus) yang menahun, iritasi, sumbatan hidung oleh karena kelainan anatomi.

Page 14: Kelompok 1 - Indera Penciuman

ANGIOFIBROMA JUVENIL

Angiofibroma Juvenil adalah tumor jinak pada hidung bagian belakang yang mengandung pembuluh

darah.Tumor ini paling sering ditemukan pada anak-anak

laki yang sedang mengalami masa puber. Tumor ini tidak ganas, tetapi dapat merusak jaringan pada lapisan hidung dan sering menyebabkan pendarahan hidung(epistaksis, mimisan). Jika tumbuh membesar, tumor bisa meluas ke jaringan di sekitarnya, kantung mata atau rongga kranial (rongga yang berisi otak).

Page 15: Kelompok 1 - Indera Penciuman

RINITIS ATROFI

Rinitis atrofi Rinitis atrofi yang disebut juga rinitis sika, rinitis kering, sindrom hidung-terbuka, atau ozaenaozaena adalah penyakit hidung kronik yang ditandai atrofiprogresif mukosa hidung dan tulang penunjangnya disertai pembentukan sekret yang kental dan tebal yang cepat mengering membentuk krusta, menyebabkan obstruksi hidung, anosmia, dan mengeluarkan bau busuk.

Page 16: Kelompok 1 - Indera Penciuman