KELEMBAGAAN DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI

6
NAMA : Annisa Aulia Rahmanti NIM : 130810301054 KELAS : Perekonomian Indonesia / H KELEMBAGAAN DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI Analisa Perekonomian Indonesia Sistem adalah suatu organisasi besar yang menjalin berbagai subjek dan objek serta perangkat kelembagaan dalam suatu tatanan tertentu. Pengertian sistem ekonomi adalah cara suatu bangsa atau negara untuk mengatur kehidupan ekonominya agar tercapai kemakmuran dan kesejahteraan bagi rakyatnya. Sistem ekonomi yang dianut oleh setiap bangsa berbeda-beda. Adanya perbedaan ini dapat didasarkan pada perbedaan dari falsafah dan ideologi masing-masing negara. Berbagai permasalahan ekonomi yang dihadapi oleh semua negara di dunia, hanya dapat diselesaikan berdasarkan sistem ekonomi yang dianut oleh masing–masing negara. Perbedaan penerapan sistem ekonomi dapat terjadi karena perbedaan pemilikan sumber daya maupun perbedaan sistem pemerintahan suatu negara. Sistem ekonomi dapat berfungsi sebagai : Sarana pendorong untuk melakukan produksi Cara atau metode untuk mengorganisasikan kegiatan individu Menciptakan mekanisme tertentu agar distribusi barang atau jasa terlaksana dengan baik. Sistem Ekonomi Indonesia Sejarah perkembangan: 1950-1959 (sistem ekonomi liberal atau masa demokrasi liberal) Pada awalnya Indonesia menganut sistem ekonomi liberal, di mana seluruh kegiatan ekonomi diserahkan kepada masyarakat.

description

Perekonomian Indonesia

Transcript of KELEMBAGAAN DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI

Page 1: KELEMBAGAAN DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI

NAMA : Annisa Aulia Rahmanti

NIM : 130810301054

KELAS : Perekonomian Indonesia / H

KELEMBAGAAN DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI

Analisa Perekonomian Indonesia

Sistem adalah suatu organisasi besar yang menjalin berbagai subjek dan objek serta perangkat kelembagaan dalam suatu tatanan tertentu. Pengertian sistem ekonomi adalah cara suatu bangsa atau negara untuk mengatur kehidupan ekonominya agar tercapai kemakmuran dan kesejahteraan bagi rakyatnya. Sistem ekonomi yang dianut oleh setiap bangsa berbeda-beda. Adanya perbedaan ini dapat didasarkan pada perbedaan dari falsafah dan ideologi masing-masing negara.

Berbagai permasalahan ekonomi yang dihadapi oleh semua negara di dunia, hanya dapat diselesaikan berdasarkan sistem ekonomi yang dianut oleh masing–masing negara. Perbedaan penerapan sistem ekonomi dapat terjadi karena perbedaan pemilikan sumber daya maupun perbedaan sistem pemerintahan suatu negara. Sistem ekonomi dapat berfungsi sebagai :

Sarana pendorong untuk melakukan produksi Cara atau metode untuk mengorganisasikan kegiatan individu Menciptakan mekanisme tertentu agar distribusi barang atau jasa terlaksana dengan

baik.

Sistem Ekonomi Indonesia

Sejarah perkembangan:

1950-1959 (sistem ekonomi liberal atau masa demokrasi liberal)Pada awalnya Indonesia menganut sistem ekonomi liberal, di mana seluruh

kegiatan ekonomi diserahkan kepada masyarakat.

1959-1966 (sistem ekonomi etatisme atau masa demokrasi terpimpin)Karena adanya pengaruh komunisme yang disebarkan oleh Partai Komunis

Indonesia, maka sistem ekonomi di Indonesia berubah dari sistem ekonomi liberal menjadi sistem ekonomi sosialis.

1966-1998 (sistem ekonomi pancasila )Pada sistem ekonomi pancasila, pemerintah dan seluruh rakyat aktif dalam

usaha mencapai kemakmuran bangsa. Selain itu, negara berperan dalam merencanakan, membimbing, dan mengarahkan kegiatan perekonomian. Dengan demikian terdapat kerja sama dan saling membantu antara pemerintah, swasta, dan masyarakat.

Page 2: KELEMBAGAAN DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI

1998-sekarang (sistem ekonomi demokrasi yang dalam prakteknya cenderung liberal)

Sistem perekonomian Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 disebut sistem  ekonomi demokrasi. Dengan demikian sistem ekonomi demokrasi dapat didefinisikan sebagai suatu sistem perekonomian nasional yang merupakan perwujudan dari falsafah Pancasila dan UUD 1945 yang berasaskan kekeluargaan dan kegotongroyongan dari, oleh, dan untuk rakyat di bawah pimpinan dan pengawasan pemerintah.

Landasan ekonomi Indonesia

UUD 1945 hasil amandemen yang disahkan MPR pada 10 Agustus 2002 yaitu pasal 33 ayat 1,2,3,4 yang memiliki ciri sebagai berikut :

1. Disusun bersama berdasar asas kekeluargaan2. Cabang produksi panting dikuasai negara untuk kemakmuran rakyat3. Kebebasan bagi warga negara memilih pekerjaan dan berhak mendapat kehidupan

yang layak4. Hak milik perorangan diakui dan pemanfaatannya tidak boleh bertentangan dengan

kepentingan umum.5. Fakir miskin dan anak terlantar dipelihara negara

Pada masa pemerintahan Orde Lama, Indonesia tidak seutuhnya mengadaptasi sistem ekonomi kapitalis, namun juga memadukannya dengan nasionalisme ekonomi. Pemerintah yang belum berpengalaman, masih ikut campur tangan ke dalam beberapa kegiatan produksi yang berpengaruh bagi masyarakat banyak. Hal tersebut, ditambah pula kemelut politik, mengakibatkan terjadinya ketidakstabilan pada ekonomi negara.

Pada masa pemerintahaan orde baru, pemerintah menerapkan disiplin ekonomi yang bertujuan untuk menekan inflasi, menstabilkan mata uang, penjadwalan ulang hutang luar negeri, dan berusaha menarik bantuan dan investasi asing. Pada era tahun 1970-an harga minyak bumi yang meningkat menyebabkan melonjaknya nilai ekspor, dan memicu tingkat pertumbuhan ekonomi. Reformasi ekonomi lebih lanjut menjelang akhir tahun 1980-an, antara lain berupa deregulasi sektor keuangan dan pelemahan nilai rupiah yang terkendali,selanjutnya mengalirkan investasi asing ke Indonesia khususnya pada industri-industri berorientasi ekspor pada antara tahun 1989 sampai 1997. Ekonomi Indonesia mengalami kemunduran pada akhir tahun 1990-an akibat krisis ekonomi yang melanda sebagian besar Asia pada saat itu,yang disertai pula berakhirnya masa Orde Baru dengan pengunduran diri Presiden Soeharto tanggal 21 Mei 1998.

Saat ini ekonomi Indonesia telah cukup stabil. Pertumbuhan PDB Indonesia tahun 2004 dan 2005 melebihi 5% dan diperkirakan akan terus berlanjut. Namun demikian, dampak pertumbuhan itu belum cukup besar dalam mempengaruhi tingkat pengangguran, yaitu sebesar 9,75%. Perkiraan tahun 2006, sebanyak 17,8% masyarakat hidup di bawah garis kemiskinan.

Indonesia mempunyai sumber daya alam yang besar di luar Jawa, termasuk minyak mentah, gas alam, timah, tembaga, dan emas. Indonesia pengekspor gas alam

Page 3: KELEMBAGAAN DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI

terbesar kedua di dunia, meski akhir-akhir ini ia telah mulai menjadi pengimpor bersih minyak mentah.

Meski kaya akan sumber daya alam dan manusia, Indonesia masih menghadapi masalah besar dalam bidang kemiskinan yang sebagian besar disebabkan oleh korupsi yang merajalela dalam pemerintahan. Lembaga Transparency International menempatkan Indonesia sebagai peringkat ke-143 dari 180 negara dalam Indeks Persepsi Korupsi, yang dikeluarkannya pada tahun 2007.

Pada masa Orde Baru, sistem ekonomi yang dianut oleh bangsa Indonesia diubah kembali menjadi sistem demokrasi ekonomi. Sistem ini bertahan hingga masa Reformasi. Setelah masa Reformasi, pemerintah melaksanakan sistem ekonomi yang berlandaskan ekonomi kerakyatan. Sistem inilah yang masih berlaku di Indonesia. Berikut ini bentuk sistem ekonomi di Indonesia dari masa Orde Baru hingga sekarang.

1. Sistem Ekonomi Demokrasi

Indonesia mempunyai landasan idiil yaitu Pancasila dan landasan konstitusional yaitu UUD 1945. Oleh karena itu, segala bentuk kegiatan masyarakat dan negara harus berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Sistem perekonomian yang ada di Indonesia juga harus berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Sistem perekonomian nasional yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 disusun untuk mewujudkan demokrasi ekonomi dan dijadikan dasar pelaksanaan pembangunan ekonomi.

Ciri-Ciri Positif Sistem Ekonomi Demokrasi

Berikut ini ciri-ciri dari sistem ekonomi demokrasi.

1. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama atas dasar kekeluargaan2. Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang

banyak dikuasai oleh negara.3. Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai negara dan

dipergunakan untuk sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat.4. Sumber-sumber kekayaan dan keuangan negara digunakan untuk permufakatan

lembaga-lembaga perwakilan rakyat, serta pengawasan terhadap kebijakan ada pada lembaga-lembaga perwakilan rakyat pula.

5. Warga negara memiliki kebebasan dalam memilih pekerjaan yang dikehendaki serta mempunyai hak akan pekerjaan dan penghidupan yang layak.

6. Hak milik perorangan diakui dan pemanfaatannya tidak boleh bertentangan dengan kepentingan masyarakat.

7. Potensi, inisiatif, dan daya kreasi setiap warga negara dikembangkan sepenuhnya dalam batas-batas yang tidak merugikan kepentingan umum.

8. Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara

b . Ciri-Ciri Negatif Sistem Ekonomi Demokrasi

Page 4: KELEMBAGAAN DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI

Selain memiliki ciri-ciri positif, sistem ekonomi demokrasi juga mempunyai hal-hal yang harus dihindarkan:

1. Sistem free fight liberalism, yaitu sistem persaingan bebas yang saling menghancurkan dan dapat menumbuhkan eksploitasi terhadap manusia dan bangsa lain sehingga dapat menimbulkan kelemahan struktural ekonomi nasional

2. Sistem etatisme, di mana negara beserta aparatur ekonomi negara bersifat dominan serta mendesak dan mematikan potensi dan daya kreasi unit-unit ekonomi di luar sektor negara.

3. Persaingan tidak sehat dan pemusatan kekuatan ekonomi pada satu kelompok dalam bentuk monopoli yang merugikan masyarakat.

2. Sistem Ekonomi Kerakyatan

Sistem ekonomi kerakyatan berlaku di Indonesia sejak terjadinya Reformasi di Indonesia pada tahun 1998. Pemerintah bertekad melaksanakan sistem ekonomi kerakyatan dengan mengeluarkan ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor IV/MPR/1999, tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara yang menyatakan bahwa sistem perekonomian Indonesia adalah sistem ekonomi kerakyatan. Pada sistem ekonomi kerakyatan, masyarakat memegang aktif dalam kegiatan ekonomi, sedangkan pemerintah menciptakan iklim yang sehat bagi pertumbuhan dan perkembangan dunia usaha. Sistem ekonomi kerakyatan mempunyai ciri-ciri berikut ini.

1. Bertumpu pada mekanisme pasar yang berkeadilan dengan prinsip persaingan yang sehat.

2. Memerhatikan pertumbuhan ekonomi, nilai keadilan, kepentingan sosial, dan kualitas hidup

3. Mampu mewujudkan pembangunan berwawasan lingkungan dan berkelanjutan4. Menjamin kesempatan yang sama dalam berusaha dan bekerja.5. Adanya perlindungan hak-hak konsumen dan perlakuan yang adil bagi seluruh rakyat.