KELAS INDUSTRI SEBAGAI WAHANA PENINGKATAN … Prosiding... · 2018. 7. 9. · Namun dari kesan...

16
1 KELAS INDUSTRI SEBAGAI WAHANA PENINGKATAN KOMPETENSI PROFESIONAL BAGI MAHASISWA PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FKIP UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA YOGYAKARTA Oleh : Rabiman, Prodi Pendidikan Teknik Mesin, FKIP, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta 1. Pendahuluan Tujuan dari Prodi Pendidikan Teknik Mesin FKIP, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa menghasilkan lulusan tenaga pendidik yang profesional di bidang pendidikan teknik mesin dengan konsentrasi mesin produksi dan mesin otomotif dalam waktu rata-rata 4,0 tahun. Strategi pencapaian visi dan misi yang ditetapkan adalah dengan cara menyelesaikan kurikulum program studi pendidikan teknik mesin yang berjumlah 148 sks berdasarkan urutan, tahapan, dan sekuen mata-kuliah yang terdiri d mata ri kuliah teori dan mata kuliah praktek. Dalam UU No.14 tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen pasal 10 Guru sebagai tenaga pendidik harus memiliki kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Untuk mengajarkan ilmu terkait dengan kompetensi professional bidang permesinan dan otomotif disampaikan melalui Mata Kuliah Keahlian dalam bentuk kuliah teori kejuruan dan kuliah Praktik. Kemudian untuk mencapai kompetensi kepribadian disampaikan Mata Kuliah Umum (MKU) termasuk didalamnya ajaran Ketamansiswaan. Pencapaian kompetensi sosial diperoleh melalui/pada saat mahasiswa melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di lingkungan masyarakat dan praktik Industri pada semester VII. Kemudian untuk mencapai kompetensi pedagogik diberikan Mata Kuliah Kependidikan termasuk didalamnya Praktik Pengalaman Lapangan (di sekolah-sekolah) sekaligus sebagai tempat untuk menguji kemampuan mahasiswa dalam hal mengajar. Namun dari kesan pesan yang disampaikan oleh para guru pembimbing ternyata kompetensi profesional para mahasiswa yang melaksanakan PPL dinilai masih rendah. Dari pengamatan para guru pembimbing ketika diberi tugas mengajar teori, para mahasiswa cenderung text book dan sering kehabisan bahan

Transcript of KELAS INDUSTRI SEBAGAI WAHANA PENINGKATAN … Prosiding... · 2018. 7. 9. · Namun dari kesan...

Page 1: KELAS INDUSTRI SEBAGAI WAHANA PENINGKATAN … Prosiding... · 2018. 7. 9. · Namun dari kesan pesan yang disampaikan oleh para ... mengikuti perkembangan teknologi yang tiap tahunnya

1

KELAS INDUSTRI SEBAGAI WAHANA PENINGKATAN

KOMPETENSI PROFESIONAL BAGI MAHASISWA PENDIDIKAN TEKNIK

MESIN FKIP UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA

YOGYAKARTA

Oleh : Rabiman, Prodi Pendidikan Teknik Mesin, FKIP, Universitas

Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta

1. Pendahuluan

Tujuan dari Prodi Pendidikan Teknik Mesin FKIP, Universitas Sarjanawiyata

Tamansiswa menghasilkan lulusan tenaga pendidik yang profesional di bidang

pendidikan teknik mesin dengan konsentrasi mesin produksi dan mesin otomotif dalam

waktu rata-rata 4,0 tahun. Strategi pencapaian visi dan misi yang ditetapkan adalah

dengan cara menyelesaikan kurikulum program studi pendidikan teknik mesin yang

berjumlah 148 sks berdasarkan urutan, tahapan, dan sekuen mata-kuliah yang terdiri d

mata ri kuliah teori dan mata kuliah praktek.

Dalam UU No.14 tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen pasal 10 Guru sebagai

tenaga pendidik harus memiliki kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,

kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan

profesi. Untuk mengajarkan ilmu terkait dengan kompetensi professional bidang

permesinan dan otomotif disampaikan melalui Mata Kuliah Keahlian dalam bentuk

kuliah teori kejuruan dan kuliah Praktik. Kemudian untuk mencapai kompetensi

kepribadian disampaikan Mata Kuliah Umum (MKU) termasuk didalamnya ajaran

Ketamansiswaan. Pencapaian kompetensi sosial diperoleh melalui/pada saat mahasiswa

melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di lingkungan masyarakat dan

praktik Industri pada semester VII. Kemudian untuk mencapai kompetensi pedagogik

diberikan Mata Kuliah Kependidikan termasuk didalamnya Praktik Pengalaman

Lapangan (di sekolah-sekolah) sekaligus sebagai tempat untuk menguji kemampuan

mahasiswa dalam hal mengajar. Namun dari kesan pesan yang disampaikan oleh para

guru pembimbing ternyata kompetensi profesional para mahasiswa yang melaksanakan

PPL dinilai masih rendah. Dari pengamatan para guru pembimbing ketika diberi tugas

mengajar teori, para mahasiswa cenderung text book dan sering kehabisan bahan

Page 2: KELAS INDUSTRI SEBAGAI WAHANA PENINGKATAN … Prosiding... · 2018. 7. 9. · Namun dari kesan pesan yang disampaikan oleh para ... mengikuti perkembangan teknologi yang tiap tahunnya

2

didepan kelas. Ketika diminta mengajar pelajaran praktek, mahasiswa masih banyak

yang belum mampu dan kalah terampil dengan para siswa SMK yang diajarnya,

sehingga guru pembimbing mengeluhkan saat ditempati mahasiswa PPL seolah-olah

mereka mendapatkan siswa baru. Kondisi ini juga didukung dari hasil penelusuran

alumni yang sudah bekerja menjadi guru, umumnya mereka menyarankan agar mata

kuliah praktik bidang kejuruan diperbanyak. Para alumni mengatakan bahwa ketika

mulai bekerja menjadi guru, mereka kesulitan ketika diminta mengajar praktik. Mereka

merasa belum terampil sehingga mereka harus kembali mengikuti kursus-kursus.

Dari uraian tersebut nampak bahwa kompetensi professional para mahasiswa

tingkat akhir maupun alumni Prodi Pendidikan Teknik mesin masih harus ditingkatkan.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, sebenarnya dapat dicapai dengan peningkatan

porsi dan efektifitas mata kuliah praktek kejuruan. Tetapi untuk melaksanakan hal

tersebut kendala yang dihadapi oleh Prodi Pendidikan Teknik Mesin adalah

keterbatasan Sarana dan Prasarana dan Pendanaan yang dimiliki. Dimana untuk

pengadaan sarana dan prasarana praktek dan operasionalnya diperlukan biaya yang

sangat mahal. Apalagi kalau sarana dan prasarana praktek yang dimiliki harus selalu

mengikuti perkembangan teknologi yang tiap tahunnya berganti, maka dibutuhkan

biaya yang lebih mahal. Karena itu perlu diupayakan suatu proses pembelajaran bagi

mahasiswa prodi pendidikan teknik mesin yang mampu menjadikan mereka sebagai

calon lulusan yang handal dibidangnya tetapi dengan biaya yang murah. Upaya

tersebut dapat ditempuh dengan pelaksanaan Kelas Industri. Dalam Program ini Prodi

menggandeng Industri yang relevan sebagai mitra kerja (tempat mahasiswa praktek).

Industri yang dipilih adalah yang memungkinkan mahasiswa dapat mengikuti praktek

di industri, tetapi tetap bisa menempuh kuliah dikampus. Dengan pola ini diharapkan

mahasiswa dapat memperoleh kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang calon guru

tetapi tetap dapat menyelesaikan kuliah tepat waktu.

2. Kompetensi yang harus dimiliki guru kejuruan

Tujuan dari Prodi Pendidikan Teknik Mesin FKIP, Universitas Sarjanawiyata

Tamansiswa yang berdiri sejak tahun 1981 adalah menghasilkan lulusan yang

professional yang memiliki kompetensi dan mandiri di bidang tenaga kependidikan

Page 3: KELAS INDUSTRI SEBAGAI WAHANA PENINGKATAN … Prosiding... · 2018. 7. 9. · Namun dari kesan pesan yang disampaikan oleh para ... mengikuti perkembangan teknologi yang tiap tahunnya

3

teknik mesin dan berwawasan luas serta memiliki kemampuan manajerial. Kompetensi

lulusan mengacu pada UU No. 22 / 2003 tentang Sisdiknas dan PP No. 19 / 2005

tentang Standar Nasional Pendidikan. Dalam pelaksanaannya Prodi ini

menyelenggarakan dua konsentrasi studi, yaitu konsentrasi mesin produksi dan mesin

otomotif.

UU No. 22 / 2003 tentang Sisdiknas Pasal 1 ayat 5 menyebutkan bahwa Tenaga

kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk

menunjang penyelenggaraan pendidikan. Lebih lanjut dalam ayat 6 dijelaskan bahwa

Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen,

konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain

yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan

pendidikan. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang

Standar Nasional Pendidikan Pasal 28 Ayat 1 Pendidik harus memiliki kualifikasi

akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran lebih lanjut dalam ayat 3

disebutkan bahwa Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan

dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi a. Kompetensi pedagogik;

b. Kompetensi kepribadian; c. Kompetensi profesional; dan d. Kompetensi sosial.

Pasal 29 Ayat 6 mensyaratkan Pendidik pada SMK/MAK, atau bentuk lain yang

sederajat Memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV)

atau sarjana (S1) latar belakang pendidikan tinggi dengan program pendidikan yang

sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan

Lulusan dari prodi ini diharapkan dapat menjadi guru atau pengajar di sekolah

yang menyelanggarakan pendidikan kejuruan teknik mesin. Pangsa pasar terbanyak

bagi lulusan prodi ini adalah SMK yang menyelenggaran pendidikan bidang keahlian

teknik mesin dan teknik otomotif. UU No.14 Tahun 2005 Pasal 1 ayat 1 menyebutkan

guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,

membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada

pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan

menengah. Lebih lanjut UU No.14 Tahun 2005 Pasal 1 ayat 4 mengartikan

profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi

sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan

Page 4: KELAS INDUSTRI SEBAGAI WAHANA PENINGKATAN … Prosiding... · 2018. 7. 9. · Namun dari kesan pesan yang disampaikan oleh para ... mengikuti perkembangan teknologi yang tiap tahunnya

4

yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan

profesi. Jadi dari pengertian tersebut maka dapat diartikan bahwa sebagai lembaga

yang bertujuan untuk menghasilkan tenaga pendidikan(guru) yang professional maka

Prodi Pendidikan teknik mesin termasuk sebagai lembaga pendidikan profesi. Lembaga

ini harus memberikan bekal keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi

standar mutu atau norma tertentu kepada mahasiswanya. Lulusan dari Prodi pendidikan

teknik mesin seharusnya dapat menjadi guru yang professional yang memiliki

Kompetensi pedagogik, Kompetensi kepribadian, Kompetensi professional dan

Kompetensi sosial.

Pasal 3 Ayat 1 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun

2008 Tentang Guru mengartikan Kompetensi merupakan seperangkat pengetahuan,

keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diaktualisasikan

oleh Guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Dalam pasal 3 ayat 7 diperjelas

bahwa Kompetensi profesional merupakan kemampuan Guru dalam menguasai

pengetahuan bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni dan budaya yang

diampunya yang sekurang-kurangnya meliputi penguasaan: a. materi pelajaran secara

luas dan mendalam sesuai dengan standar isi program satuan pendidikan, mata

pelajaran, dan/atau kelompok mata pelajaran yang akan diampu; dan b. konsep dan

metode disiplin keilmuan, teknologi, atau seni yang relevan, yang secara konseptual

menaungi atau koheren dengan program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan/atau

kelompok mata pelajaran yang akan diampu.

3. Kurikulum Program Studi Pendidikan Teknik Mesin

Kurikulum merupakan kunci pokok untuk mengembangkan potensi anak didik

melalui program pendidikan. Pengertian dan isi kurikulum telah berkembang dari

pengertian sempit ke penge r t ian yang l eb ih lua s . Finch and Crunkcilton

(1979:7) mengemukakan, "curriculum as the sum of the learning activities and

experiences that a student has under the auspices or direction of the school“. Jadi

kurikulum adalah seluruh aktivitas dan pengalaman belajar Yang dialami oleh anak

didik di bawah pengarahan dan tanggung jawab sekolah. Menurut Suharsimi Arikunto

(1988:240), kurikulum adalah semua pengalaman belajar subyek didik dibawah bantuan

Page 5: KELAS INDUSTRI SEBAGAI WAHANA PENINGKATAN … Prosiding... · 2018. 7. 9. · Namun dari kesan pesan yang disampaikan oleh para ... mengikuti perkembangan teknologi yang tiap tahunnya

5

sekolah. Nana Sudjana (2004: 2) memberikan batasan kurikulum sebagai program

belajar bagi siswa yang disusun secara sistematik dan diberikan oleh lembaga

pendidikan tertentu untuk mencapai tujuan pendidikan. Isi kurikulum adalah pengetahuan

ilmiah, termasuk kegiatan dan pengalaman belajar yang disusun sesuai dengan tahap

perkembangan siswa. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003

mengartikan Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi,

dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan

kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Berdasarkan uraian

di atas dapat disimpulkan bahwa kurikulum Prodi Pendidikan Teknik Mesin adalah

sekumpulan program pengalaman keterampilan yang direncanakan untuk mendapatkan

suatu pengalaman bagi peserta didik sehingga mahasiswa terampil dalam bidang tertentu

atau kualifikasi keterampilan yang baku dan dilaksanakan secara formal maupun

informal di bawah tanggung jawab dosen atau suatu perguruan tinggi.

Kurikulum program studi Pendidikan Teknik Mesin mengikuti kurikulum yang

berbasis kompetensi yang mulai diberlakukan tahun 2003. Selain itu Program Studi

Pendidikan Teknik Mesin memberi peluang bagi mahasiswa untuk memilih jalur

spesialiasi tertentu untuk meningkatkan kompetensinya. Jalur spesialiasi tersebut adalah

Pendidikan Teknik Mesin spesialisasi Mesin Produksi (MP) dan Pendidikan Teknik

Mesin spesialisasi Mesin Otomotif (MO). Peninjauan kurikulum Pendidikan Teknik

Mesin dilakukan secara periodik tiap tahun sekali dan selama-lamanya maksimal lima

(5) tahun sekali. Kurikulum yang berlaku saat ini adalah kurikulum tahun 2006, namun

atas kritik dan masukan dari stake holder internal dan eksternal, saat ini dan telah

disempurnakan menjadi kurikulum 2006 dan telah direvisi lagi tahun 2008. Kurikulum

program studi pendidikan teknik mesin terdiri dari 148 SKS yang dikelompokkan

menjadi : Mata Kuliah Umum (MKU) 22 SKS, Mata Kuliah Kependidikan (MKK) 24

SKS, Mata Kuliah Keahlian (MKK) 80 SKS, Mata Kuliah Keahlian Mesin Produksi

(MP)/Mesin Otomotif (MO) masing-masing 22 SKS. Dengan bobot mata kuliah teori

109 SKS (70%), Praktek 34 SKS (23%) dan Kuliah Lapangan 10 SKS (7%).

Menurut Slamet Priyanto (2011:302) Sebagai Perguruan tinggi yang mendidik

generasi muda sebagai calon juru sekaligus guru teknik harusnya menerapkan

kurikulum dengan komposisi 60% mata kuliah teori dan 40% mata kuliah praktek yang

Page 6: KELAS INDUSTRI SEBAGAI WAHANA PENINGKATAN … Prosiding... · 2018. 7. 9. · Namun dari kesan pesan yang disampaikan oleh para ... mengikuti perkembangan teknologi yang tiap tahunnya

6

harus disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi . Lebih lanjut

Slamet Priyanto menyatakan bahwa Kurikulum tersebut juga harus didukung fasilitas

bengkel dengan peralatan praktek dasar kejuruan dan praktek profesi kejuruan dengan

spesialisasi seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dari pendapat

tersebut dapat dikatakan untuk membekali ketrampilan kepada mahasiswa sesuai bidang

pilihannya diperlukan banyak mata kuliah praktik yang membutuhkan sarana dan

prasarana praktik yang banyak. Namun pada kenyataannya sarana dan prasarana praktik

yang dimiliki oleh Prodi Pendidikan Teknik mesin masih sangat terbatas baik dari segi

jumlah maupun ragamnya. Disamping itu mesin-mesin yang ada tergolong mesin yang

sudah tua dan banyak yang rusak.

Dalam pelaksanaan praktek juga diperlukan bahan praktek. Untuk pengadaan

bahan praktek ini juga terkendala terbatasnya dana praktek. Sebagai akibatnya

pelaksanaan mata kuliah praktik bidang keahlian sangat tidak efektif dan frekuensinya

rendah. Sebagai dampak maka ketrampilan mahasiswa sesuai dengan tuntutan

kompetensi keahlian masih sangat kurang. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya saran

dari alumnus yang menyarankan agar ada penambahan proporsi mata kuliah praktik.

Hal disebabkan dari pengalaman bahwa mereka akan kesulitan mengajar di SMK

karena kurangnya ketrampilan yang diperoleh saat kuliah. Untuk mengatasi hal tersebut

maka para alumni prodi teknik mesin harus menambah kursus setelah lulus. Bagi alumni

yang mempunyai keterbatasan ekonomi untuk mendapatkan kursus adalah masalah

tersendiri, sehinga akhirnya kalau mereka harus bersaing dengan lulusan Perguruan

tinggi lain terutama perguruan tinggi negeri, mereka akan kalah dalam berkompetensi

untuk mendapatkan pekerjaan.

Disamping itu juga ada beberapa kritik dan saran yang disampaikan oleh

beberapa guru dan pengelola SMK yang ditempati oleh mahasiswa PPL II yang

menyatakan bahwa ketika mereka dititipi mahasiswa PPL yang mereka harapkan dapat

membantu memperingan pekerjaan guru dan pengelola SMK, namun pada

kenyataannya mereka justru menjadi beban dan guru pembimbing seperti mendapatkan

siswa baru. Hal ini dikarenakan para mahasiswa peserta PPL ini ketika diminta

mengajar terutama mengajar teori siswa kelas XII ternyata banyak mahasiswa yang

kehabisan bahan ajar, karena kurangnya pengalaman lapangan sehingga mereka ketika

Page 7: KELAS INDUSTRI SEBAGAI WAHANA PENINGKATAN … Prosiding... · 2018. 7. 9. · Namun dari kesan pesan yang disampaikan oleh para ... mengikuti perkembangan teknologi yang tiap tahunnya

7

mengajar cenderung text books oriented. Sedangkan ketika mereka diminta mengajar

praktik ternyata para mahasiswa yang sedang PPL II kalah terampil dengan para siswa

dan kurang percaya diri. Hal ini sejalan dengan pendapat Wardiman (1998:51) yang

menyatakan: “secara teoritis guru hanya mengajarkan apa yang dia tahu, apa yang dia

bisa. Guru SMK yang diperoleh melalui tamatan segar IKIP tidak memiliki pengalaman

industry dan sulit memahami wawasan mutu, wawasan keunggulan dan wawasan nilai

tambah”. Untuk mengatasi permasalahan ini sebenarnya dapat dicapai dengan

memperbanyak fasilitas praktik dan memperbanyak praktikum sebelum mereka

melaksanakan PPL II. Tetapi hal ini tentunya memerlukan biaya yang besar, yang

sampai saat ini belum terpecahkan.

Disamping itu dalam kurikulum prodi juga ada mata kuliah Praktik Industri yang

juga dilaksanakan di semester VII sebanyak 4 SKS. Tetapi dalam pelaksanaanya

ternyata juga kurang optimal, karena waktunya sering berbenturan dengan pelaksaan

PPL, sehingga mahasiswa sering meninggalkan tempat PI. Disamping itu dari saran

pihak industri juga banyak yang mengeluhkan bahwa kemampuan mahasiswa yang

praktik juga rendah, sehingga ketika di industri justru keberadaannya dirasakan

membebani pihak industri.

4. Kelas Industri

Menurut Slamet Priyanto (2011:303) Program studi pendidikan teknik mesin

UST merupakan pendidikan yang berorientasi pekerjaan (Work Based Learning)

proses pembelajarannya harus berorientasi pekerjaan. Sebagai calon guru teknik mesin

dengan spesialisasi mesin produksi dan mekanik otomotif, lulusan program ini harus

memiliki kompetensi professional sebagai guru teknik mesin sesuai spesialisasi yang

dipilih. Mereka harus menguasai materi pelajaran bidang keahlian teknik mesin

maupun teknik otomotif. Mereka harus kompeten untuk mengajar praktek maupun

teori.

Proser (1950 : 223) menyatakan ” vocational education will be effective in

proportion as the instructor has had successful experience in the apliction of skills and

knowledge to the operations and prosses he undertakes to teach”. Ini berarti bahwa

mahasiswa pendidikan teknik mesin sebagai calon guru atau instruktur pendidikan

Page 8: KELAS INDUSTRI SEBAGAI WAHANA PENINGKATAN … Prosiding... · 2018. 7. 9. · Namun dari kesan pesan yang disampaikan oleh para ... mengikuti perkembangan teknologi yang tiap tahunnya

8

kejuruan juga harus dibekali dengan pengalaman praktek langsung bidang yang akan

diajarkannya kelak. Bagi mereka yang mengambil spesialisasi mesin otomotif, harus

diberi pengalaman langsung dalam menangani perawatan dan perbaikan kendaraan

bermotor sesuai dengan kompetensi yang dituntut oleh lulusan SMK bidang keahlian

teknik otomotif. Mereka yang mengambil spesialisasi mesin produksi harus dibekali

pengalaman terlibat dalam bidang produksi atau perawatan mesin produksi sesuai

tuntutan lulusan SMK bidang keahlian teknik mesin. Padahal teknologi yang

digunakan dalam bidang teknik otomotif maupun permesinan dari tahun ke tahun

selalu berkembang dan mengalami pembaharuan.

Proser (1950 : 225) ) menyatakan ” The effective establishment of process habits

in any learner will be secured in proportion as the training is given on actual jobs and

not on exercises or pseudo jobs”. Jadi agar kuliah praktek kejuruan yang dilakukan

oleh mahasiswa pendidikan teknik mesin dapat efektif, mereka harus dilibatkan dalam

proses produksi yang sebenarnya, bukan hanya job tiruan atau simulasi dari pekerjaan

yang sebenarnya. Pekerjaan bidang teknik otomotif dan mesin produksi selalu

berkembang. Perkembangan ini selalu diikuti oleh dunia industri. Karena itu agar

pelaksanaan praktek dapat berjalan efektif maka untuk melaksanakan prkatek ini dapat

dilaksanakan di industri atau dengan kata lain perkuliahan harus dilaksanakan di

industri dengan berbasis pekerjaan. Sistem perkuliah model ini harus memadukan

antara perkuliahan teori yang dilaksanakan dikampus dan didukung dengan praktek

langsung di industri. Program ini dinamakan sebagai program kelas industri atau kelas

khusus. Jadi kelas industri yang dimaksud dalam makalah ini adalah perkuliahan yang

dilaksanakan secara terpadu antara kerja di industri yang relevan dan perkuliahan

dikampus.

Kelas lndustri merupakan bagian dari program pembelajaran alternatif yang

merupakan pilihan bagi mahasiswa untuk belajar sambil praktik langsung di dunia

kerja yang relevan dengan minat studinya. Program Kelas Industri disusun bersama

antara Kampus dan dunia kerja dalam rangka memenuhi kebutuhan Mahasiswa dan

sebagai kontribusi dunia kerja terhadap pengembangan program pendidikan di UST.

Dengan Kelas Industri Mahasiswa dapat menguasai sepenuhnya aspek-aspek

kompetensi yang dituntut kurikulum, dan di samping itu mengenal lebih dini dunia

Page 9: KELAS INDUSTRI SEBAGAI WAHANA PENINGKATAN … Prosiding... · 2018. 7. 9. · Namun dari kesan pesan yang disampaikan oleh para ... mengikuti perkembangan teknologi yang tiap tahunnya

9

industri yang menjadi bidang keahliannya yang kelak dapat dijadikan bekal untuk

bekerja setelah menamatkan pendidikannya. Paktek atau melakukan pelatihan di

lapangan merupakan kegiatan yang harus ditempuh oleh Mahasiswa dalam bentuk

praktek Kelas Industri. Kelas Industri adalah bentuk lain Pendidikan sistem ganda yang

banyak diaplikasikan di Sekolah Menengah Kejuruan

Finch (1997 : 203) mendefinisikan "to Obtain experience from work and for

young people to be prepared for the transition from school to work and, to learn the

realities of work and be prepared to make the night choice of work". Kelas Industri

adalah suatu pengalaman kerja bagi mahasiswa yang disiapkan untuk masa peralihan

dari kampus ke lingkungan kerja; memahami dunia kerja dan persiapan untuk memilih

pekerjaan yang tepat. Jadi dalam program ini praktek yang dilaksanakan oleh

mahasiswa benar-benar berbasis pekerjaan (work based learning) dan bukan dalam

bentuk simulasi.

Joseph Raelin (2008 : 64) menyebutkan bahwa "work based learning is

much more than familiar experiential learning, which cosist of adding a layer of

simulated experience to conceptual knowledge. Pembelajaran berbasis kerja lebih

dekat kepada pengalaman belajar yang berisi tambahan contoh pengalaman menjadi

pengalaman konseptual. Praktek Kelas Industri adalah salah satu model

penyelenggaraan pendidikan keahlian profesional yang memadukan secara sistematis

dan sinkronisasi antara pendidikan Kampus dan penguasaan keahlian atau ketrampilan

yang diperoleh melalui kegiatan bekerja langsung di dunia kerja untuk mencapai suatu

tingkat keahlian yang profesional sesuai dengan program studinya dan yang

diharapkan dalam profil kemampuan lulusan.

Jadi Praktek Kelas Industri adalah suatu bentuk kegiatan yang diikuti

Mahasiswa dengan bekerja langsung di dunia kerja secara terarah dengan tujuan

membekali Mahasiswa dengan sikap dan ketrampilan sesuai dengan cara belajar

langsung di Dunia usaha / dunia industri. Lyn Brennan (2005: 13) menyebutkan

konsep yang menjadi bagian penting dari pelaksanaan Kelas Industri yaitu : (1)

Partnership, (2) Flexibility, (3) Relevance, dan (4) Accreditation. Pelaksanaan Kelas

Industri bukan sekedar penempatan Mahasiswa pada industri dan mendapatkan

pengalaman kerja bagi Mahasiswa, tapi untuk dapat dilibatkan dalam pengalaman

Page 10: KELAS INDUSTRI SEBAGAI WAHANA PENINGKATAN … Prosiding... · 2018. 7. 9. · Namun dari kesan pesan yang disampaikan oleh para ... mengikuti perkembangan teknologi yang tiap tahunnya

10

kerja dalam berinteraksi dengan karyawan lainnya.

4.1.Tujuan

Berdasarkan uraian dan beberapa permasalahan tersebut diatas, dapat

diuraikan beberapa tujuan dalam penyelenggaraan Kelas Industri Program Studi

Pendidikan Teknik Mesin FKIP UST Yogyakarta adalah :

a. Meningkatkan kerjasama dan saling pengertian antara dunia usaha dengan dunia

pendidikan dalam turut mencerdaskan masyarakat

b. Meningkatkan kemampuan dan profesionalisme lulusan

c. Meningkatkan daya serap dan daya saing lulusan pada dunia kerja bidang

otomotif/teknik mesin

d. Menghasilkan dan menyiapkan lulusan yang memiliki standar kompetensi dan

jiwa profesional yang dibutuhkan oleh SMK dan dunia usaha.

4.2. Manfaat

Beberapa manfaat dalam penyelenggaraan Kelas Industri ini bagi pihak-

pihak terkait dalam pendidikan ini antara lain :

a. Meningkatkan citra lembaga dalam meningkatkan kualitas lulusan, sehingga

dapat meningkatkan daya serap tenaga kerja.

b. Meningkatkan citra dunia usaha dalam turut serta berpartisipasi aktif dalam

program pendidikan

c. Sebagai alternatif bentuk pendidikan profesional yang mampu meningkatkan

kualitas lulusan

d. Menyediakan lulusan yang memiliki kualifikasi dan standar kompetensi yang

dibutuhkan SMK dan dunia usaha

4.3. Institusi Pasangan

Penyelenggaraan Kelas Industri, membutuhkan dukungan dari berbagai pihak

dalam melaksanakan kerjasama ini diantaranya dengan dunia usaha (dunia

Industri). Sebagai langkah awal dalam penyelenggaraan pendidikan ini telah

dijajaki kerjasama dengan PT. Sumber Baru Motor Yogyakarta (Dealer Suzuki

Page 11: KELAS INDUSTRI SEBAGAI WAHANA PENINGKATAN … Prosiding... · 2018. 7. 9. · Namun dari kesan pesan yang disampaikan oleh para ... mengikuti perkembangan teknologi yang tiap tahunnya

11

Mobil Wilayah DIY ) Jl. Solo Km 8. Maguwoharjo Yogyakarta yang mampu

menampung mahasiswa sejumlah 32 orang dan Bengkel C-Maestro Jalan Imogiri

Barat no 155 B Yogyakarta yang mampu menampung 2 orang.

4.4. Peserta

Mahasiswa Prodi Pendidikan Teknik Mesin Spesialisasi Pendidikan Teknik

Otomotif Semester V-VI FKIP UST Yogyakarta tahun ajaran 2011/2012.

4.5. Strategi Penyelenggaraan

a. Aspek Penyelenggaraan

Penyelenggaraan pendidikan dalam kelas industri ini dilaksanakan langsung

pada dunia kerja sesungguhnya, sehingga mahasiswa memperoleh bekal dan

pengalaman yang cukup untuk dengan menghadapai ilmu dan teknologi yang

uptodate. Kelas Industri ini di gunakan sebagai pengganti Praktik Industri yang

harus ditempuh pada semester VII yang waktunya bersamaan dengan PPL II. Bagi

mahasiswa peserta program ini diakhir kegiatan diharuskan membuat laporan PI

sehingga maka pada semester 7 mahasiswa tinggal mencantumkan Mata Kuliah PI

pada KRS dan nilainya diambilkan dari program kelas industri.

Pelaksanaan kuliah pada dunia industri dilaksanakan pada Semester V dan

VI, sebagai Persiapan mahasiswa untuk terjun dalam PPL II dan menyelesaikan

studi. Pola pelaksanaan dengan model 3 hari kuliah dikampus, 3 hari praktik

dilapangan. Pada semester tersebut diharapkan mahasiswa dapat memperoleh

pengalaman langsung dilapangan sekaligus menyelesaikan beberapa matakuliah

lanjut yang banyak bersentuhan langsung dengan obyek nyata di dunia kerja.

Skema penjenjangan pendidikan dapat digambarkan pada bagan 1 dibawah ini :

Page 12: KELAS INDUSTRI SEBAGAI WAHANA PENINGKATAN … Prosiding... · 2018. 7. 9. · Namun dari kesan pesan yang disampaikan oleh para ... mengikuti perkembangan teknologi yang tiap tahunnya

12

Bagan 1. Pola pelaksanaan Kelas Industri

Dengan sistem ini pada semester VII mahasiswa dapat focus pada

pelaksanaan PPL II. Dengan demikian pelaksanaan PPL II dapat daalkukan pada

waktu yang lebih panjang dan lebih efektif. Selanjutnya pada semester VIII

mahasiswa tinggal focus pada tugas akhir. Sehingga diharapkan mahasiswa dapat

lulus sesuai dengan harapan yaitu 4 tahun dengan kualitas yang baik.

b. Pola rekruitmen peserta

Dalam mencapai tujuan aspek rekruitment memegang peranan penting

terutama dalam rangka menyeleksi calon mahasiswa yang memiliki kemampuan

dan ketrampilan yang cukup untuk dikembangkan di industri. Seperti tampak pada

bagan di atas seleksi dilakukan pada semester IV, materi seleksi meliputi potensi

akademis yang dapat diketahui dari besarnya pencapaian index prestasi. Dalam

rekriuitment perlu dilakukan persyaratan minimum index prestasi yang dapat

mengikuti proses seleksi.

Bagan 2. Pola Rekruitmen Peserta Kelas Industri

Page 13: KELAS INDUSTRI SEBAGAI WAHANA PENINGKATAN … Prosiding... · 2018. 7. 9. · Namun dari kesan pesan yang disampaikan oleh para ... mengikuti perkembangan teknologi yang tiap tahunnya

13

Selanjutnya dilakukan seleksi potensi akademis berupa tes tulis dengan

materi pengetahuan dasar dan bahasa inggris. Bagi mahasiswa yang lulus seleksi

dapat melakukan tahapan selanjutnya berupa persetujuan dari orang tua wali dan

kesanggupan mengikuti pendidikan selanjutnya. Bagi mahasiswa yang tidak lulus

seleksi selanjutnya dapat mengikuti perkuliahan reguler seperti biasanya.

c. Pembiayaan

Pembiayaan sebagai salah satu faktor penting pendukung pelaksanaan

proses belajar mengajar, perlu mendapat perhatian yang cukup serius. Pembagian

dana dapat dilakukan berdasarkan sumber dana yang didapatkan dari mahasiswa

atau berdasarkan dana kebutuhan pendidikan. Dalam rintisan kegiatan Kelas

Industri ini pendanaan sepenuhnya diambil dari mahasiswa dengan beban selama

satu semester biaya masing-masing mahasiswa adalah sebesar Rp. 350.000,- yang

dapat digunakan untuk pembiayaan operasional selama mahasiswa mengikuti

proses pendidikan di industri yang bersangkutan.

4.6. Aspek Evaluasi

Dalam menilai tingkat keberhasilan program dan pencapaian mahasiswa

terhadap kompetensi, dibutuhkan metoda evaluasi yang komprehensif. Oleh

karenanya pada proposal program kelas industri diusulkan untuk dilakukan evaluasi

menyeluruh terhadap tingkat keberhasilan mahasiswa. Seperti tampak pada gambar

evaluasi dilakukan oleh industri yang bersangkutan dengan mengikuti pola standar

berdasarkan kurikulum Prodi Pendidikan Teknik Mesin FKIP UST Yogyakarta.

Untuk menilai kompetensi siswa dilakukan evaluasi akhir, apabila seorang

mahasiswa dinyatakan lulus berdasarkan standar kompetensi industri bersangkutan,

maka yang bersangkutan berhak mendapatkan nilai PI sesuai bobot sks yang ada

dan setifikat. Sementara bagi yang tidak berhasil, maka tidak berhak atas sertifikat

dan wajib menempuh Mata Kuliah PI

Page 14: KELAS INDUSTRI SEBAGAI WAHANA PENINGKATAN … Prosiding... · 2018. 7. 9. · Namun dari kesan pesan yang disampaikan oleh para ... mengikuti perkembangan teknologi yang tiap tahunnya

14

Bagan 3. Pola Evaluasi Kelas Industri

5. Kesimpulan

Sebagai lembaga pendidikan yang mempersiapkan calon juru dan guru Program

Studi Pendidikan Teknik Mesin FKIP UST Yogyakarta perlu menerapkan pembelajaran

berbasis kerja (work Based Learning). Pelaksanaan work based learning disamping

dilaksanakan dalam perkuliahan di kampus juga perlu dilaksanakan dalam bentuk kelas

industri. Dalam pelaksanaan work based learning ini perlu digandeng industri yang

relevan. Dengan kelas industry mahasiswa dituntut untuk melaksanakan 3 hari

perkuliahan dikampus dan 3 hari praktek kerja di bengkel/industry perminggunya.

Pelaksanaan kelas industry dilaksanakan selama 2 semester, yaitu semester V dan

semester VI. Dengan sistem ini pada semester VII mahasiswa dapat focus pada

pelaksanaan PPL II. Dengan demikian pelaksanaan PPL II dapat dilakukan pada waktu

yang lebih panjang dan lebih efektif. Selanjutnya pada semester VIII mahasiswa tinggal

focus pada tugas akhir (skripsi). Dengan sistem ini diharapkan Prodi Pendidikan teknik

mesin dapat menghasilkan lulusan yang professional dan tepat waktu dengan biaya yang

murah.

Page 15: KELAS INDUSTRI SEBAGAI WAHANA PENINGKATAN … Prosiding... · 2018. 7. 9. · Namun dari kesan pesan yang disampaikan oleh para ... mengikuti perkembangan teknologi yang tiap tahunnya

15

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1988. Organisasi dan administrasi Pendidikan Teknologi dan

Kejuruan. Jakarta: Depdikbud

Depdiknas. 2001. Reposisi Pendidikan Kejuruan Menjelang 2020. Jakarta Ditjen Dikdasmen Dit Dikmenjur.

Finch, Curtis R. and Crunkilton, John R., 1999, Curriculum Development in Vocational

and Technical Education: Planning, Content, and Implementation. Boston: Allyn and Bacon, Inc.

Joseph A. Raelin. 2008. Works Based Learning : Bridging knowledge and action in the work place. San Fransisco : Jassey Bass

Nana Sudjana. 2004. Dasar- Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algerindo

Peraturan Pemerintah. 2005. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta

Peraturan Pemerintah. 2008. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru. Jakarta

Proser, C. A., & Allen, C.R., 1950. Vocational Education in a Deocracy. New York : Centuri

Slamet Priyanto . 2011. Pendidikan Teknik Mesin UST : Work Based Learning (WBL). Dalam Sudartomo Macaryus dan Siti Anafiah : Pendidikan Mencerdaskan dan Membudayakan. Yogyakarta : FKIP UST bekerja sama dengan Kepel Press

Wardiman Djojyonegoro. 1998. Pengembangan Sumber Daya Manusia melalui Sekolah

Menengah Kejuruan (SMK). Jakarta : PT. Djaya Agung Offset.

Undang – Undang. 2003. Undang - Undang No.14 Ttahun 2003 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional . Jakarta

Undang – Undang. 2005. Undang - Undang No.20 Tahun 2003 Tentang Guru dan Dosen.

Jakarta Depdiknas

Page 16: KELAS INDUSTRI SEBAGAI WAHANA PENINGKATAN … Prosiding... · 2018. 7. 9. · Namun dari kesan pesan yang disampaikan oleh para ... mengikuti perkembangan teknologi yang tiap tahunnya

16

Biodata penulis

Rabiman, lahir di klaten, tanggal 17 April 1975. Menyelesaikan pendidikan S1

Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif di UNY pada tahun 2000. Saat ini sedang

menempuh pendidikan S2 di Prodi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Program

Pascasarjana UNY. Sejak tahun 2010 menjadi Dosen Negeri Dipekerjakan di

Program Studi Pendidikan Teknik Mesin, FKIP, UST.

Email : [email protected]