Kelainan Erupsi Gigi 2

2
1. Neonatal teeth Kadang-kadang satu atau lebih gigi-gigi telah erupsi pada waktu kelahiran dikenal sebagai ‘neonatal teeth’. Keadaan ini biasanya merupakan rangkaian yang normal bukan merupakan gigi supernumerari, emailnya biasanya hipoplastik dan karena tidak terdapatnya pembentukan akar maka gigi tersebut biasanya hanya melekat saja dan tidak kencang. Keadaan ini juga dapat terjadi pada beberapa kelainan sistemik dan sindrome berikut ini (Poole, Redford-Badwal, 1991) : a. Ellis-van Creveld syndrome b. Hallermann-Streiff syndrome c. Pachyonychia congenita syndrome 2. “TEETHING” (pertumbuhan gigi) Erupsi gigi geligi biasanya dimulai pada usia 5 atau 6 bulan. Tumbuhnya gigi pertama kali ditunggu dengan antusias oleh orang tua, karena hal ini merupakan awal dari perkembangan yang panjang. Pada kebanyakan kasus, erupsi gigi tidak menyebabkan anak maupun orang tua panik, tetapi kadang-kadang proses tersebut menyebabkan adanya iritasi lokal, yang biasanya ringan tetapi dapat cukup parah untuk mengganggu tidur anak. Insisivus susu yang kecil biasanya dapat erupsi tanpa kesulitan ; masalah “teething” biasanya muncul dengan erupsi gigi-gigi molar yang relatif lebih besar. Gejala-gejala “teething” dapat terlihat baik secara lokal (Seward, 1971) dan secara sistemik (Seward, 1972a). Lokal : Kemerahan atau pembengkakan gingiva pada regio yang akan erupsi. Bercak eritema pada pipi. Sistemik : gelisah dan menangis Kehilangan nafsu makan Tidak dapat tidur Meningkatnya saliva dan saliva tersebut terus menetes Nafsu makan berkurang Rasa haus meningkat Kemerahan pada tepi mulut (Circum oral rash). 3. KISTA ERUPSI Kista erupsi dapat berkembang dalam hubungan dengan gigi susu yang sedang erupsi. Rongga folikular yang normal di sekitar mahkota mengembang karena pengumpulan cairan jaringan atau darah, membentuk sejenis kista dentigerous (Shafer, Hine dan Levy, 1974 ; Shear, 1983). Kista erupsi terjadi paling sering pada permukaan oklusal yang lebar di gigi-gigi molar susu. Mula-mula terdapat daerah kebiru-biruan pada gigi yang sedang erupsi, dan kemudian terjadi kemerahan dan pembengkakan mukosa. Pembesaran

description

erupsi

Transcript of Kelainan Erupsi Gigi 2

Page 1: Kelainan Erupsi Gigi 2

1. Neonatal teeth

Kadang-kadang satu atau lebih gigi-gigi telah erupsi pada waktu kelahiran dikenal sebagai

‘neonatal teeth’. Keadaan ini biasanya merupakan rangkaian yang normal bukan merupakan gigi

supernumerari, emailnya biasanya hipoplastik dan karena tidak terdapatnya pembentukan akar

maka gigi tersebut biasanya hanya melekat saja dan tidak kencang.

Keadaan ini juga dapat terjadi pada beberapa kelainan sistemik dan sindrome berikut ini (Poole,

Redford-Badwal, 1991) :

a. Ellis-van Creveld syndrome

b. Hallermann-Streiff syndrome

c. Pachyonychia congenita syndrome

2. “TEETHING” (pertumbuhan gigi)

Erupsi gigi geligi biasanya dimulai pada usia 5 atau 6 bulan. Tumbuhnya gigi pertama kali

ditunggu dengan antusias oleh orang tua, karena hal ini merupakan awal dari perkembangan yang

panjang. Pada kebanyakan kasus, erupsi gigi tidak menyebabkan anak maupun orang tua panik,

tetapi kadang-kadang proses tersebut menyebabkan adanya iritasi lokal, yang biasanya ringan

tetapi dapat cukup parah untuk mengganggu tidur anak. Insisivus susu yang kecil biasanya dapat

erupsi tanpa kesulitan ; masalah “teething” biasanya muncul dengan erupsi gigi-gigi molar yang

relatif lebih besar.

Gejala-gejala “teething” dapat terlihat baik secara lokal (Seward, 1971) dan secara sistemik

(Seward, 1972a).

Lokal : Kemerahan atau pembengkakan gingiva pada regio yang akan erupsi.

Bercak eritema pada pipi.

Sistemik : gelisah dan menangis

Kehilangan nafsu makan

Tidak dapat tidur

Meningkatnya saliva dan saliva tersebut terus menetes

Nafsu makan berkurang

Rasa haus meningkat

Kemerahan pada tepi mulut (Circum oral rash).

3. KISTA ERUPSI

Kista erupsi dapat berkembang dalam hubungan dengan gigi susu yang sedang erupsi. Rongga

folikular yang normal di sekitar mahkota mengembang karena pengumpulan cairan jaringan atau

darah, membentuk sejenis kista dentigerous (Shafer, Hine dan Levy, 1974 ; Shear, 1983). Kista

erupsi terjadi paling sering pada permukaan oklusal yang lebar di gigi-gigi molar susu. Mula-mula

terdapat daerah kebiru-biruan pada gigi yang sedang erupsi, dan kemudian terjadi kemerahan dan

pembengkakan mukosa. Pembesaran kista menyebabkan tergigit oleh gigi-gigi lawannya, dan hal

ini menambah rasa tidak enak pada anak.