Kelainan Gigi Mhs

57
KELAINAN GIGI (DENTAL ANOMALIES) Program Studi Kedokteran Gigi Universitas Lambung Mangkurat

description

kelainan gigi

Transcript of Kelainan Gigi Mhs

Page 1: Kelainan Gigi Mhs

KELAINAN GIGI (DENTAL ANOMALIES)

Program Studi Kedokteran Gigi Universitas Lambung Mangkurat

Page 2: Kelainan Gigi Mhs

• Gangguan Pertumbuhan1. Kelainan Jumlah2. Kelainan Ukuran3. Kelainan Bentuk4. Kelainan Struktur

• Perubahan Lingkungan1. Pertumbuhan struktur geligi2. Pasca proses pertumbuhan struktur geligi3. Perubahan warna gigi4. Gangguan lokal pada proses erupsi

Page 3: Kelainan Gigi Mhs

1. Kelainan Jumlah

a. Anodontiab. Hypodontiac. Oligodontiab. Hyperdontia

Page 4: Kelainan Gigi Mhs

a. Anodontia

• Tidak ada semua gigi

• Fase geligi sulung/permanen

• Akibat radiasi/gangguan herediter pada dental lamina stage

• Tx: denture/implants

Page 5: Kelainan Gigi Mhs

b. Hypodontia

• Tidak ada satu/ beberapa gigi• M3,P2• Jarang pada fase gigi sulung• Akibat radiasi/gangguan

herediter pada dental lamina stage

• Tx: Tergantung lokasi gigi hilang

• Ectodermal dysplasia, Chondroectodermal dysplasia (Ellis-van Creveld), Incontinentia pigmenti, Progeria, Down, Hallermann-Streiff, Rieger, Crouzons, Albright hereditary osteodystrophy

Page 6: Kelainan Gigi Mhs

Hypodontia-Ectodermal dysplasia

Page 7: Kelainan Gigi Mhs

c. Oligodontia

Page 8: Kelainan Gigi Mhs

d. Hyperdontia

• Gigi tambahan• Fase bud stage (aktivasi

intrasel selama fase pertama pertumbuhan)

• Fase gigi permanen• I RA, P,C • Jika multipel, biasanya di P

RB• Kebanyakan tidak erupsi,

tapi menghambat erupsi gigi tetangga

• Tx: Pencabutan ( di waktu yang tepat)

• Cleidocranial dysplasia, Oral-Facial-Digital, Craniometaphyseal dysplasia, Apert

Page 9: Kelainan Gigi Mhs

Mesiodens

Page 10: Kelainan Gigi Mhs

Paramolar

Page 11: Kelainan Gigi Mhs

Molar ke empat

Page 12: Kelainan Gigi Mhs

Supernumerary bicuspid Supernumerary tooth germ

Page 13: Kelainan Gigi Mhs

Cleidocranial dysplasia

Page 14: Kelainan Gigi Mhs

2. Kelainan Ukuran

a. Microdontiab. Macrodontia

Page 15: Kelainan Gigi Mhs

a. Microdontia

• Lebih kecil• I2 atas• Gangguan herediter pada

bell stage• Tx: Tumpat komposit,

mahkota porcelain• Down Syndrome, Pituitary

Dwarfism, Ectodermal Dysplasia, Chondroectodermal dysplasia (Ellis-van Creveld)

Peg lateral/Peg shape

Page 16: Kelainan Gigi Mhs

b. Macrodontia

• Lebih besar• Gangguan herediter

pada bell stage• Gigantism, 47,XYY

Syndrome, Hemilhyperplasia, KBG Syndrome, Klinefelter Syndrome, Oculofaciocardio-dental Syndrome

Page 17: Kelainan Gigi Mhs

3. Kelainan Bentuka. Geminationb. Fusionc. Concrescenced. Talon cuspe. Dens evaginatusf. Dens invaginatusg. Taurodontismh. Dilaceration

i. Enamel Pearlj. Turner’s Hypoplasia

Page 18: Kelainan Gigi Mhs

a. Geminasi (Gemination)

• Gigi yang terbagi menjadi dua gigi yang terpisah

• Gangguan herediter pada bell stage

• Satu akar, satu saluran akar• Ukuran gigi lebih besar, tapi

jumlah keseluruhan gigi normal• Insisif• Fase gigi sulung• Groove--decay--filling

Page 19: Kelainan Gigi Mhs

b. Fusi (Fusion)

• Terjadi penyatuan dari dua gigi yang terpisah

• Gangguan herediter pada bell stage

• Dua kamar pulpa,dua saluran akar

• Jumlah gigi berkurang satu

• Insisif• Fase gigi sulung• Groove--decay--filling

Page 20: Kelainan Gigi Mhs

c. Concrescence

• Fusi sementum gigi yang berdekatan

• Trauma atau gigi berjejal• Regio posterior dan

maksilla• Tx: separasi--exo

Page 21: Kelainan Gigi Mhs

d. Dilaserasi

• Deviasi abnormal pada akar gigi

• Etiologi : traumatic displacement selama perkembangan akar

Page 22: Kelainan Gigi Mhs

e. Talon Cusp

• Talon: Kuku burung pemangsa

• Extra cusp yang menyerupai burung rajawali

• Singulum gigi insisif, permukaan lingual

• Fase gigi permanen• Tx: Grinding--tanduk

pulpa• Kehilangan darah &

saraf--Root canal treatment

Page 23: Kelainan Gigi Mhs

e. Dens Evaginatus

• Central tubercle• Extra cups/tubercle yang

menonjol pada gigi• P RB Permanen • Kehilangan darah & saraf--

Root canal treatment

Page 24: Kelainan Gigi Mhs

f. Dens Invaginatus

• Dens in dente• Epitel berhubungan

dengan pertumbuhan coronal di area pulpa

• I2 RA • Variasi bentuk

banyak• Early pulp necrosis• Lingual pit dalam• Bilateral

Page 25: Kelainan Gigi Mhs

g. Taurodontism

• Pembesaran mahkota dan kamar pulpa pada gigi berakar ganda, serta penurunan dasar ruang pulpa

• Ro: Bentuk segi empat tanpa apikal runcing, kamar pulpa besar dan furkasi pendek

• Fase gigi permanen• DownSyndrome, KlinefelterS

yndrome, Hypohidrotic Ectodermal Dysplasia, Trichodento-osseous, Oral-facial digital Syndrome II, Amelogenesis Imperfecta-Type IV

• Tx: Endodontic treatment

Page 26: Kelainan Gigi Mhs

h. Dilaceration

• Abnormal angulation atau lekukan akar

• Trauma saat pembentukan akar -- posisi dari kalsium berubah -- sisa gigi membentuk sudut

• Kadang diikuti tertanamnya gigi sulung pada rahang

• I RA & RB Permanen• Jarang pada fase gigi

sulung

Page 27: Kelainan Gigi Mhs

i. Enamel Pearl / Enameloma

• Terdapat email di tempat yang tidak seharusnya, seperti di permukaan akar

• Furkasi• Tidak pada akar tunggal

Page 28: Kelainan Gigi Mhs

j. Turner’s Hypoplasia• Kehilangan/pengurangan

enamel pada satu gigi permanent

• C/P -- infeksi pada gigi susu (karies berat/periapical inflamation) --mempengaruhi pertumbuhan gigi.Penampakan tergantung tingkat keparahan serta lamanya infeksi.

• Gigi anterior (I1 RA) -- Trauma pada gigi susu. Mendorong pertumbuhan gigi di bawahnya dan mempengaruhi pembentukan enamel.

• Permukaan fasial. Putih/kuning discoloration.

• Trauma terjadi sebelum umur 3 th

• Tx: Filling

Page 29: Kelainan Gigi Mhs

4. Kelainan Struktur

a. Amelogenesis imperfectab. Dentinogenesis imperfectac. Dentin dysplasiad. Regional odontodysplasia

Page 30: Kelainan Gigi Mhs

a. Amelogenesis imperfekta

• Kelainan herediter (autosomal dominant) – pembentukan email abnormal

• Sebagian besar terdiri atas mineral yang dibentuk dan diatur oleh protein di dalamnya

• Kerusakan protein dalam email: ameloblastin, enamelin, tuftelin dan amelogenin.

• Warna bnormal : kuning, coklat, abu-abu• Resiko karies lebih tinggi dan sensitif

terhadap perubahan temperatur• Banyak variasi gambaran klinis • Fase gigi sulung dan permanen• Tx: Crown, SSC, denture, implant

Page 31: Kelainan Gigi Mhs

a. Amelogenesis imperfekta

• Hipoplastik– Gigi erupsi dengan

ketebalan email tidak cukup (ketebalan email bervariasi)

– Berbintik, tipis, grooved, tapi keras dan translusen, open bite

– Gigi tidak gampang karies

– Ro: email terlihat dengan mineral sewajarnya dan berbanding baik dengan dentin

Page 32: Kelainan Gigi Mhs

a. Amelogenesis imperfekta

• Hypocalcified– Jumlah matrix enamel

cukup tapi mineral kurang

– Bentuk gigi normal ketika erupsi tapi lunak dan mudah hilang

– Enamel kuning-coklat waktu erupsi tapi cepat berubah jadi coklat-hitam

– Ro: Email dan dentin mempunyai kepadatan serupa

Page 33: Kelainan Gigi Mhs

a. Amelogenesis imperfekta

• Hipomaturasi– Matriks email baik dan

mulai mineralisasi tapi ada cacat saat maturasi struktur kristal email

– Mottled appearance– putih, coklat atau kuning

– Email tipis, opak, gampang atrisi

– Ro: enamel punya densitas yang sama dengan dentin

Page 34: Kelainan Gigi Mhs

b. Dentinogenesis Imperfekta

• Kelainan genetik gangguan pertumbuhan

• Autosomal dominant • Discolored — biru-abu-abu

atau kuning-coklat translusen

• Bulbous crowns dengan konstriksi servikal, akar tipis

• Gigi lebih rapuh -- cepat aus, patah, tanggal

• Semua gigi fase gigi sulung dan permanen

• Tx: crown, SSC,composite resin,overdenture

Page 35: Kelainan Gigi Mhs

b. Dentinogenesis Imperfekta

• Shields tipe I : – Terkait dengan Osteogenesis Imperfecta– Cacat bawaan pada pembentukan kolagen—rapuh

tulang/osteoporosis– Periapikal radiolusen, mahkota bulat, tidak ada kamar pulpa,

fraktur akar, warna gigi kuning transparan• Shields tipe II :

– Hereditary opalescent dentin– Gigi sulung dan permanen terpengaruh– Ciri sama dengan shields tipe I

• Shields tipe III :– Brandywine type– Gigi memiliki penampilan seperti kulit dengan mahkota

berbentuk lonceng.– Terjadi secara eksklusif dalam kelompok terisolasi di

Maryland yang disebut populasi Brandywine.

Page 36: Kelainan Gigi Mhs

b. Dentinogenesis Imperfekta

Page 37: Kelainan Gigi Mhs

c. Dentin Dysplasia

• Kelainan genetik -- autosomal dominant

• Normal enamel -- atypical dentin -- bentuk pulpa abnormal

• Tx : prevention & rehabilitation pada fase gigi sulung

Page 38: Kelainan Gigi Mhs

c. Dentin Dysplasia

• Tipe I :– Radicular type/rootless teeth– Akar gigi lebih pendek– Kamar pulpa hampir

hilang/berbentuk sabit– Email dan koronal dentin normal– Warna normal– Ro: Akar pendek, tumpul dan

kerucut. Periapikal radiolusen

Gigi sulung : kamar pulpa &

saluran akar hilang Gigi Permanen : kamar pulpa

& saluran akar

bentuk bulan sabit

Page 39: Kelainan Gigi Mhs

• Tipe II– Coronal type– Panjang akar normal

(sulung & permanen)– Gigi permanen – warna normal,

pulpa besar (thistle tube)– Gigi sulung -- gelaja mirip dengan

Dentinogenosis Imperfecta type II– Ro:

Gigi sulung : kamar pulpa hilang Gigi permanent : kamar pulpa besar di koronal gigi

(thistle tube appearance/flame shape),terdapat

pulp stones

c. Dentin Dysplasia

Page 40: Kelainan Gigi Mhs

d. Regional Odontodysplasia

• Ghost teeth• Non hereditary

developmental abnormality dengan kelainan formasi pada email, dentin dan pulpa

• Etiologi tidak diketahui• Regio/kuadran• Maksilla • Gigi tidak bisa erupsi• Gigi erupsi dengan

mahkota kecil ireguler berwarna kuning-coklat

• Fase gigi sulung dan permanen

• Akar pendek, pulpa besar dan foramen apikal terbuka

Page 41: Kelainan Gigi Mhs
Page 42: Kelainan Gigi Mhs

II. Perubahan Lingkungan

Page 43: Kelainan Gigi Mhs

1. Pertumbuhan struktur geligi

• Lokal– Trauma– Infeksi lokal– Iradiation

• Sistemik– Infeksi – Obat-obatan– Kelainan bawaan– Gangguan metabolisme– Malnutrisi– Birth-related trauma

Page 44: Kelainan Gigi Mhs

• Lokal/sistemik• Defisiensi nutrisi,

infeksi, rubella – mempengaruhi pertumbuhan email. Trauma saat formasi matriks email – satu/beberapa gigi hipoplasitik, sisanya normal  

Hipoplasia email

Flourosis

Page 45: Kelainan Gigi Mhs

2. Paska proses pertumbuhan struktur geligi

a. Tooth wear• Atrisi• Abrasi• Erosi

b. Resorpsi internalc. Resorpsi eksternal

Page 46: Kelainan Gigi Mhs

a. Tooth wear

Atrisi

Abrasi

Page 47: Kelainan Gigi Mhs

b. Resorpsi internal

Page 48: Kelainan Gigi Mhs

c. Resorpsi eksternal

Page 49: Kelainan Gigi Mhs

3. Perubahan warna gigi

a. ExtrinsikBakteri, iron, tembakau, makanan, bahan restorasi, obat-obatan

b. Intrinsik• Erythropoietic porphyria• Hyperbilirubinemia• Trauma• Obat-obatan

Page 50: Kelainan Gigi Mhs

a. Extrinsic

Iron Stain Tobacco Stain

Page 51: Kelainan Gigi Mhs

b. Intrinsic

• Kelainan autosomal dari metabolisme porphyrin – meningkatnya sintesa & eksresi porphyrin

• Diffuse discoloration• Gigi nampak merah-

coklat dan berwarna merah fluorescence ketika disinari sinar UV

• Gigi sulung : email dan dentin

• Gigi permanen : dentin

Erythropoietic porphyria

Page 52: Kelainan Gigi Mhs

• Meningkatnya level bilirubin dalam darah

• Bilirubin bisa berkumpul di cairan interstitial, mukosa, kulit dan pertumbuhan gigi

• Penyebabnya– Erythroblastosis fetalis

(hemolytic anemia pada kelahiran menjadi ketidakcocokan darah)

– Biliary atresia (proses sclerosing dari pohon bilirubin)

– Lahir prematur– Internal hemorrhage

Hyperbilirubinemia

b. Intrinsic

Page 53: Kelainan Gigi Mhs

Trauma

Page 54: Kelainan Gigi Mhs

• Obat-obatan

Tetracycline Stain

Page 55: Kelainan Gigi Mhs

• Berhentinya proses erupsi setelah terjadi penyatuan cementum/dentin pada tulang alveolar

• Etiologi tidak di ketahui – kemungkinan karena trauma, perubahan metabolisme, iritasi suhu, faktor genetik

• Prevalensi pada 8-9 tahun • M1 – mandibula• Suara pada perkusi

Ankilosis

4. Gangguan lokal pada proses erupsi

Page 56: Kelainan Gigi Mhs

• Erupsi prematur gigi susu

• Terdapat gigi waktu lahir

• Neonatal : erupsi pada bulan pertama

• I RB & RA• Tx : ???????

Natal teeth

4. Gangguan lokal pada proses erupsi

Page 57: Kelainan Gigi Mhs

Thank You