Kel.2 musyarokah
Transcript of Kel.2 musyarokah
MAKALAH
MUSYARAKAH
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas kelompok
Pada Mata Kuliah “Akuntansi LKS”
Jurusan EKIS-A Semester 6(ENAM)
Disusun oleh :
HUSNUL KHOTIMAH (081400114)
YOSEP HENDRI GUMILANG (081400137)
FAKULTAS SYARI'AH DAN EKONOMI ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
“SULTAN MAULANA HASANUDDIN” BANTEN
2011 M/1432 H
0
I. PENDAHULUAN
Seiring dengan berkembangnya sistem keuangan syariah yang ada di belahan dunia
membawa prospek yang baik khususnya bagi masyarakat Indonesia yang mayoritas
penduduknya beragama islam untuk senantiasa menggunakan fasilitas produk pembiayaan
keuangan yang berbasis syari’ah yang menerapkankan sistem bagi hasil bila mendapatkan
keuntungan dan saling menanggung resiko bila terjadi kerugian dalam usahanya, dengan
banyaknya produk yang ditawarkan dan banyaknya pula transaksi yang berkaitan dengan
pembiayaan syari’ah salah satunya produk yang sering terdengar oleh kita adalah pembiayaan
musyarakah dimana produk ini merupakan bagian dari akad tijarah yang bersifat Profit
(memaksimalisasikan keuntungan) .
Pembiayaan musyarakah yang kian di minati oleh para nasabah dan pemodal untuk
berinvestasi dalam sebuah kegiatan usaha dimana system operasionalnya yaitu dengan
menggabungkan modal dari 2 pihak atau lebih baik berupa keahlian maupun berbentuk dana.
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai akad musyarakah alangkah baiknya kita simak dan
telusuri pada pembahasan makalah yang telah kami buat untuk memperkaya pengetahuan kita
tentang operasional keuangan syari’ah yang bedasarkan akan akad musyarakah didalam isi
makalah ini pun kami catat beberapa perlakuan akuntansi yang menyangkut masalah akad
musyarakah.
1
II. PEMBAHASAN
A. Pengertian musyarakah
Musyarakah adalah akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu,
dengan masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan ketentuan bahwa keuntungan
dibagi berdasarkan kesepakatan sedangkan resiko berdasarkan porsi kontribusi dana. Mitra pasif
adalah mitra yang tidak ikut mengelola usaha musyarakah.
Istilah lain dari musyarakah adalah akad kerjasama diantara para pemilik modal yang
mencampurkan modal mereka dengan tujuan mencari keuntungan.dalam musyarakah para mitra
sama-sama menyediakan modal untuk membiayai suatu usaha tertentu dan berkerja bersama
mengelola usaha tersebut. modal yang ada digunakan dalam rangka mencapai tujuan yang telah
ditetapkan bersama sehingga tidak boleh digunakan untuk kepentingan pribadi atau dipinjamkan
pada pihak lain tanpa seizin mitra lainnya.
Setiap mitra harus memberi kontribusi dalam perkerjaan dan ia menjadi wakil mitra lain juga
sebagai agen bagi usaha kemitraan. sehingga seorang mitra tidak dapat lepas tangan dari aktivitas
yang dilakukan mitra lainnya dalam menjalankan aktivitas bisnis yang normal.
Dengan bergabunganya dua orang atau lebih, hasil yang diperoleh diharapkan jauh lebih baik
dibandingkan jika dilakukan sendiri, karena didukung oleh kemampuan akumulasi modal yang
lebih besar,relasi bisnis yang luas,keahlian yang beragam,wawasan yang lebih luas,pengendalian
yang lebih tinggi dan lain sebagainya.
Apabila usaha tersebut untung maka keuntungan akan dibagikan kepada para mitra sesuai
dengan nisbah yang telah disepakati (baik presentase maupun periodenya harus secara tegas dan
jelas ditentukan di dalam perjanjian), sedangkan bila rugi akan didustribusikan pada para mitra
sesuai dengan porsi modal dari setiap mitra.hal tersebut sesuai dengan prinsip sistem keuangan
syariah yaitu bahwa pihak-pihak yang terlibat dalam suatu transaksi harus bersama-sama
menanggung (berbagi) resiko.
Pada dasarnya atas modal yang ditanamkan tidak boleh ada jaminan mitra lainnya karena
bertentangan dengan prinsip untung bersama resiko (al ghunmu bi al ghurmi). namun demikian,
2
untuk mencegah mitra melakukan kelalaian, melakukan kesalahan yang disengaja atau
melanggar perjanjian yang telah disepakati, diperbolehkan meminta jaminan dari mitra lain atau
pihak ketiga. Tentu saja jaminan ini baru dapat dicairkan apabila terbukti ia melakukan
penyimpangan.PSAK No.106 par 7 memberikan beberapa contoh kesalahan yang disengaja
yaitu;
a. Pelanggaran terhadap akad antara lain, penyalahgunaan dana investasi, manipulasi biaya dan
pendapatan operasional.
b. Pelaksanaan yang tidak sesuai prinsip syariah
Dalam musyarakah, dapat ditemukan aplikasi ajaran islam tentang ta’awun (gotong royong),
ukhuwah (persaudaraan) dan keadilan. keadilan sangat terasa penentuan nisbah untuk
pembagian keuntungan yang bisa saja berbeda dari porsi modal karena disesuaikan ada faktor
lain misalnya keahlian, pengalaman, ketersedian waktu dan sebagainya.selain itu keuntungan
yang dibagikan pada pemilik modal merupakan keuntungan riil, bukan merupakan nilai
nominal yang telah ditetapkan sebelumnya seperti bunga dan riba.prinsip keadilan juga dirasa
ketika orang yang punya modal lebih besar akan menanggung resiko finansial yang juga
lebih besar.
Selain musyarakah, terdapat juga kontrak investasi untuk bidang pertanian yanga pada
prinsipnya sama dengan prinsip syirkah, bentuk kontrak bagi hasil yang ditetapkan pada tanaman
pertanian setahun dinamakan muzaraah.bila bibitnya berasal dari pemilik tanah maka disebut
mukhabarah. sedangkan bentuk kontrak bagi hasil yang ditetapkan pada tanaman pertanian
tahunan disebut musyaqat.
Untuk menghindari persengketaan dikemudian hari sebaiknya akad kerja sama dibuat secara
tertulis oleh para saksi. akad atau perjanjian tersebut harus mencakup beberapa aspek antara lain
dengan besaran modal dan penggunaannya (tujuan usaha musyarakah), pembagian kerja diantara
mitra, nisbah yang digunakan sebagai dasar pembagian laba periode pembagiannya dan lain
sebagainya. apabila terjadi hal yang tidak diinginkan, atau terjadi persengkataan, para pihak
dapat merujuk kepada kontrak yang telah disepakati bersama.
Apabila terjadi sengketa dan tidak terdapat kesepakatan antara pihak yang bersengkata maka
penyelesainya dilakukan berdasarkan keputusan institusi yang berwenang, misalnya badan
arbitrasi syariah.
3
B. Jenis akad musyarakah
1. Syirkah Al-milk mengandung arti kepemilikan bersama (co-ownership) yang keberadaannya
muncul apabila dua orang atau lebih memperoleh kepemilikan bersama (joint ownership)
atas suatu kekayaan (asset). misalnya dua orang atau lebih menerima warisan/hibah/wasiat
sebidang tanah atau harta kekayaan atau perusahaan baik yang dapat dibagi atau tidak
dibagi-bagi.
2. Syirkah Al-uqud yaitu kemitraan yang tercipta dengan kesepakatan dua orang atau lebih
untuk berkerja sama dalam mencapai tujuan tertentu.setiap mitra dapat berkontribusi dengan
modal/dana dan atau dengan berkerja.serta berbagi keuntungan dan kerugian.syirkah jenis
ini dapat dianggap sebagai kemitraan yang sesungguhnya,karena para pihak yang
bersangkutan secara sukarela berkeinginan untuk membuat suatu kerja sama investasi dan
berbagi untung dan resiko. berbeda dengan syirkah al milk, dalam berkerja sama jenis ini
setiap mitra dapat bertindak sebagai wakil dari pihak lainnya Syirkah Al’uqud dapat dibagi
menjadi sebagai berikut.
a. Syirkah Abdan adalah bentuk kerja sama antara dua pihak atau lebih dari kalangan
perkerja/professional dimana mereka sepakat berkerja sama mengerjakan suatu perkerjaan
dan berbagi penghasilan yang diterima.
Para mitra mengkontribusikan keahlian dan tenaganya untuk mengelola bisnis tanpa
menyetorkan modal.hasil upah dari perkerjaan tersebut dibagi dengan hasil kesepakatan mereka.
Dalam syirkah abdan,jenis keahlian yang dimiliki para mitra dapat sama atau berbeda,demikian
juga dengan waktu yang dicurahkan atau lokasi kerja pun dapat sama atau berbeda.para mitra
bebas menentukan siapa menjadi pemimpin dan pelaksana.
b. Syirkah wujuh adalah kerja sama antara dua pihak dimana masing-masing pihak sama sekali
tidak menyertakan modal.mereka hanya menjalankan berdasarkan kepercayaan pihak
ketiga.masing-masing menyumbangkan nama baik reputasi, credit worthiness,tanpa
menyetorkan modal.
c. Syirkah inan adalah bentuk kerja sama di mana posisi dan komposisi pihak-pihak yang
terlibat di dalamnya adalah tidak sama, baik dalam hal modal maupun perkerjaan. Tanggung
jawab para mitra dapat berbeda dalam pengelolaan usaha. setiap bertindak sebagai kuasa
(agen) dari kemitraan itu, tetapi bukan merupakan penjamin bagi mitra usaha lainnya.namun
demikian, kewajiban terhadap pihak ketiga adalah sendiri-sendiri, tidak di tanggung secara
4
bersama-sama.dan syirkah bertindak sebagai agen untuk kepentingan pihak lain dan terbatas
hanya pada hubungan diantara para mitra. artinya mitra hanya transaksi yang bersangkutan
saja yang dapat mengajukan gugatan kepada pihak lain yang telah melakukan hubungan
perjanjian dengannya.
d. Syirkah Mufawwadhah adalah bentuk kerja sama dimana posisi dan komposisi pihak-pihak
yang terlibat di dalamnya harus sama, baik dalam hal modal, perkerjaan, agama, keuntungan
maupun resiko kerugian. Masing-masing mitra memiliki kewenangan penuh untuk bertindak
bagi dan atas nama pihak yang lain.konsenkuensinya setiap mitra sepenuhnya bertanggung
jawab atas tindakan-tindakan hukum dan komitmen-komitmen dan para mitra lainnya dalam
segala hal yang menyangkut kemitraan ini.
C. Jenis Musyarakah berdasarkan pernyataan standar akuntansi keuangan
1. Musyarakah Permanen
adalah musyarakah dengan ketentuan bagian dana setiap mitra ditentukan saat akad dan
jumlahnya tetap hingga akhir masa akad(PSAK No.106 par 04)
2. Musyarakah menurun/Musyarakah mutanaqisah
adalah musyarakah dengan ketentuan bagian dana salah satu mitra akan dialihkan secara
bertahap kepada mitra lainnya sehingga bagian dananya akan menurun dan pada akhir masa akaf
mitra lain tersebut akan menjadi pemilik penuh usaha musyarakah tersebut.
D. Sumber Hukum Akad Musyarakah
1) Al-Quran
“Maka mereka berserikat pada sepertiga (QS 4:12)
“Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebagian maka berbuat
zalim kepada sebagian yang lain kecuali orang yang beriman dan mengerjkaan amal
shaleh”(QS:38:24
2) As-Sunah
Hadist qudsi:Aku (Allah) adalah pihak ketiga dari dua orang yang berserikat,sepanjang
salah seorang dari keduanya tidak berkhianat terhadap lainnya.apabila seseorang berkhianat
5
terhadap lainnya maka aku keluar dari keduanya.”(HR.Abu Dawud dan Al-Hakim dari Abu
Hurairah)
“Pertolongan Allah tercurah atas dua pihak yang berserikat sepanjang keduanya tidak saling
berkhianat”(HR.Muslim)
Berdasarkan keterangan al-quaran dan hadist tersebut,pada prinsipnya seluruh ahli fiqih sepakat
menetapakan bahwa hukum musyarakah adalah mubah .meskipun mereka masih
memperselisihkan keabsahan hukum dari beberapa jenis akad musyarakah.
E. Rukun dan ketentuan syariah dalam akad musyarakah
Prinsip dasar yang dikembangkan dalam syirkah adalah prinsip kemitraan dan kerja sama
antara pihak-pihak yang terkait untuk meraih kemajuan bersama.unsur-unsur yang ada dalam
akad musyarakah atau rukun musyarakah ada empat,yaitu:
a) Pelaku terdiri atas para mitra
b) Objek musyarakah berupa modal dan kerja
c) Ijab dan qabul/serah terima
d) Nisbah keuntungan
Ketentuan syariah
1. Pelaku:para mitra harus cakap hukum dan baligh
2. Objek musyarakah
Objek musyarakah merupakan kensenkuensi dengan dilakukan akad musyarakah yaitu harus
modal dan kerja.
a. Modal
Modal yang diberikan harus tunai
Modal yang diserahkan dapat berupa uang tunai,emas,perak,asset perdagangan,atau asset
tidak terwujud seperti lisensi,hak paten,dan sebagainya.
Apabila modal yang diserahkan dalam bentuk non kas, maka harus ditemukan nilai tunainya
dahulu dan harus disepakati bersama.
Modal yang diserahkan oleh setip mitra harus dicampur.tidak dibolehkan pemisahan modal
dari masing-masing pihak untuk kepentingan khusus.
6
Dalam kondsi normal,setiap mitra memiliki hak untuk mengelola aset kemitraan.
Mitra tidak boleh meminjam uang atas nama usaha musyarakah,demikian juga meminjamkan
uang kepada pihak ketiga dari modal musyarakah, menyumbangkan atau menghadiahkan
uang tersebut.kecuali mitra lain menyepekatinya
Seorang mitra tidak di izinkan untuk mencairkan atau menginvestasikan modal itu untuk
kepentinganya sendiri.
Pada prinsipnya musyarakah tidak ada boleh pinjaman modal seoramg mitra tidak bisa
menjamin modal mitra lainnya.karena musyarakah berdasarkan prinsip ghunmu bi al ghurmi
hak untuk mendapat keuntungan berhubungan dengan resiko.
Modal yang di tanamkan tidak boleh digunakan untuk membiayai proyek atau investasi yang
dilarang oleh syariah
F. Hal-hal yang membatalkan musyarakah
Perkara yang membatalkan musyarakah terbagi atas dau hal.ada perkara yang membatalkan
musyarakah secara umum dan ada pula secara sebagian lainnya.
1. Pembatalan musyarakah secara umum
a. Pembatalan dari salah seorang yang bersekutu atau adanya menghentikan suatu akad.
b. Meninggalnya salah seoarang syarik, atau hilangnya akal.dalam hal ini seorang yang
meninggal atau hilangnya akal digantikan oleh seorang ahli warisnya yang cakap
hukum(baligh dan berakal sehat)apabila disetujui oleh semua ahli waris lain dan orang
lainnya.
c. Salah seorang syarik murtad atau membela dalam perang.
d. Seorang syarik gila
e. Modal musyarakah hilang dan habis
Apabila dikatakan modal hilang dan habis makanya akan dibubarkan atas kesepakatan untuk
berkerja sama dan dalam kegiatan operasional.dan dengan salah seoarng lainnya tidak ada
hubungan antara mitra lainnya
2. Pembatalan secara khusus dan sebagian lainnya
a. Harta syirkah rusak
Apabila harta syirkah rusak seluruhnya atau harta salah seoarang rusak sebelum dibelanjakan
maka perkongsian batal.
7
b. Tidak ada kesamaan modal
Apabila tidak ada kesamaan modal dalam syirkah maka batal
G. Penetapan Nisbah Dalam Akad Musyarakah
Nisbah dapat ditentukan melalui dua cara,yaitu
a) Pembagian keuntungan proosional sesuai modal
Dengan cara ini,keuntungan harus dibagi di antara para mitra secara proposional sesuai
modal yang disetorkan,tanpa memandang apakah jumlah perkerjaaan yang dilaksanakan
oleh para mitra sama ataupun tidak sama. Apabila salah satu menyetorkan modal lebih besar
maka akan mendapatkan proporsi laba yang lebih besar.
b) Pembagian keuntungan tidak proposional dengan modal
Dengan cara ini,dalam penentuan nisbah yang dipertimbangkan bukan hanya modal yang
disetorkan,tapi juga tanggung jawab,pengalaman,kompetensi atau waktu kerja yang sangat
lebih panjang.
Madzhab Hanafi dan Hambali beragumentasi bahwa keuntungan adalah bukan hanya hasil
modal,melainkan hasil inteaksi antara modal dan kerja.bila salah seoarang mitra lebih
berpengalaman ,ahli,dan teliti dan lainnya,dibolehkan baginya untuk mensyaratkan bagi dirinya
sendiri suatu bagian tambahan dari keuntungan sebagian ganti dari sumbangan kerja yang lebih
banyak.
H. Perlakuan Akuntansi (Psak 106)
Perlakuan akuntasi musyarakah akan dilihat dari dua sisi pelaku yaitu mitra aktif dan mitra
pasif. Yang dimaksud dengan mitra aktif adalah pihak yang mengelola usaha musyarakah
baik mengelola sendiri ataupun menunjuk pihak lain untuk mengelola atas namanya
sedangkan mitra pasif adalah pihak yang tidak ikut mengelola usaha (biasanya adalah
lembaga keuangan). Mitra aktif adalah pihak yang bertanggung jawab untuk melkaukan
pengelolaan sehingga mitra aktif yang akan melakukan pencatatan akuntasi, atau jika dia
menunjuk pihak lain untuk ikut mengelola usaha maka pihak tersebut yang akan melakukan
pencatatan akuntansi.
8
Pada hakikatnya pencatatan atas semua transaksi usaha musyarakah harus dipisahkan dengan
pencatatan lainnya. Untuk memudahkan ilustrasi, kami akan mencatat transaksi usaha
musyarakah seolah-olah ditunjuk pihak lain untuk melakkukan pencatatan akuntansi,
walaupun pencatatannya masih dibawah mitra aktif. Dibawah ini adalah beberapa transaksi
pada musyarakah dalam jurnal menurut PSAK 106 :
Apabila dari investasi musyarakah diperoleh keuntungan maka jurnal :
Dr. Kas/Piutang xxx
Kr. Pendapatan Bagi Hasil xxx
Apabila dari investasi yang dilakukan rugi maka jurnal :
Dr. Kerugian xxx
Kr. Penyisihan Kerugian xxx
Akuntansi untuk pengelolaan musyarakah dilakukan oleh mitra aktif atau yang mewakilinya.
1. Penerimaan dana musyarakah dari mitra pasif atau mitra aktif diakui sebagai dana syirkah
temporer sebesar :
a. Jumlah yang diterima untuk penerimaan dalam bentuk kas dan jurnal :
Dr. Kas xxx
Kr. Dana syirkah temporer xxx
Selanjutnya untuk dana syirkah temporer harus di pisahkan (dalam bentuk sub ledger)
antara dana yang berasal dari mitra aktif atau mitra pasif.
b. Nilai wajar untuk penerimaan dalam bentuk aset nonkas, maka akan dicatat sebesar
nilai wajarnya dan jurnal :
Dr. Aset Nonkas xxx
Kr. Dana Syirkah Temporer xxx
Apabila di akhir akad aset nonkas tidak dikembalikan maka yang mencatat beban
depresiasi adalah usaha musyarakah atas dasar nilai wajar dan disusutkan selama
masa akad atau selama umur ekonomis. Sedangakan jika dikembalikan, yang
mencatat beban depresiasi adalah mitra yang menyerahkan aset nonkas sebagai modal
investasinya.
Dr. Beban Depresiasi xxx
Kr. Akumulasi Depresiasi xxx
2. Pencatatan untuk pembagian laba untuk mitra aktif dan pasif saat mencatat pendapatan :
9
Dr. Kas/Piutang xxx
Kr. Pendapatan xxx
Saat mencatat beban :
Dr. Beban xxx
Kr. Pendapatan xxx
Jurnal penutup yang dibuat akhir priode (apabila di peroleh keuntungan ):
Dr. Pendapatan xxx
Kr. Beban xxx
Kr. Pendapatan yang belum dibagikan xxx
Jurnal ketika dibagi hasilkan kepada pemilik dana :
Dr. Beban bagi hasil musyarakah xxx
Kr. Utang bagi hasil musyarakah xxx
Jurnal pada saat pengelolah dana membayar bagi hasil :
Dr. utang bagi hasil musyarakah xxx
Kr. Kas xxx
Pada akhir periode, akun pendapatan yang belum dibagikan dan beban bagi hasil di tutup.
Jurnal :
Dr. Pendapatan yang belum dibagikan xxx
Kr. Baban bagi hasil xxx
Jurnal penutup yang dibuat apabila terjadi kerugian
Dr. Pendapatan xxx
Dr. Penyisihan Kerugian xxx
Kr. Beban xxx
Jika kerugian akibat kelalaian mitra aktif atau pengelola usaha, maka kerugian tersebut
tertanggung oleh mitra aktif atau pengelola usaha musyaraka. Jurnal :
Dr. penyisihan kerugian mitra aktif xxx
Kr. Kerugian yang belum dialokasikan xxx
III. KESIMPULAN
10
Bahwa investasi musyarakah merupakan akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk
menjalankan suatu usaha tertentu dengan tujuan mencari keuntungan di mana masing-masing
pihak memberikan kontribusi modal dan kerja. Hal ini akan membedakan antara musyarakah
dengan mudharabah,di mana dalam mudharabah hanya salah satu pihak saja sebagai penyandang
dana.
Setiap mitra harus memberi kontribusi dalam perkerjaan dan ia menjadi wakil mitra lain
yaitu sebagai agen usaha kemitraan. Oleh karena itu, seorang mitra aktivitas bisnis yang normal.
Apabila usaha tersebut untung maka keuntungan akan dibagikan kepada para mitra sesuai
dengan nisbah yang disepakati, sedangkan bila rugi akan didistribusikan pada para mitra sesuai
dengan porsi modal dari setiap mitra.
Musyarakah adalah transaksi yang halal, karena disandarkan atas sumber hukum yang kuat
baik Al-Quran maupun As-sunah,sepanjang seluruh rukun dan ketentuan syariahnya terpenuhi.
Dan manfaat diantaranya bagi bank akan menagih kepada nasabah satu jumlah bunga.
DAFTAR PUSTAKA
11
Nurhayati, Sri dan Wasilah. 2011. Akuntansi Syari’ah di Indonesia. Jakarta: Salemba Empat
12