KEL 10 - Dasar Alam Usaha Perjuangan Muhammadiyah.docx

21
MAKALAH KEMUHAMMADIYAHAN DASAR AMAL USAHA PERJUANGAN MUHAMMADIYAH Disusun Oleh : KELOMPOK 10 Ghisqy arsy mulki (2011730136) Gita listawaty (2011730137) Yudha daud pratama (2011730168) Dosen : dr. Yose Rizal, SKM 1

Transcript of KEL 10 - Dasar Alam Usaha Perjuangan Muhammadiyah.docx

Page 1: KEL 10 - Dasar Alam Usaha Perjuangan Muhammadiyah.docx

MAKALAH KEMUHAMMADIYAHAN

DASAR AMAL USAHA PERJUANGAN MUHAMMADIYAH

Disusun Oleh :KELOMPOK 10

Ghisqy arsy mulki (2011730136) Gita listawaty (2011730137) Yudha daud pratama (2011730168)

Dosen : dr. Yose Rizal, SKM

PROGRAM STUDI KEDOKTERANFAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

2012

KATA PENGANTAR

1

Page 2: KEL 10 - Dasar Alam Usaha Perjuangan Muhammadiyah.docx

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan

rahmat dan karunia-Nya sehingga tugas makalah kemuhammadiyahan tentang “DASAR AMAL

USAHA PERJUANGAN MUHAMMADIYAH” dapat diselesaikan pada waktunya. Shalawat

serta salam tercurah bagi junjungan besar kita Nabi Muhammad SAW, sang revolusi sejati yang

telah memperjuangkan nilai-nilai kebenaran di dunia yang fana ini.

Penulis mengambil tema tentang dasar amal usaha perjuangan muhammadiyah, yang

diambil dari buku Studi Kemuhammadiyahan oleh Mustafa Kamal Pasha (hal 273 s.d 282)

merupakan salah satu tugas mata kuliah Kemuhammadiyahan. Dan agar kita mengetahui lebih

mengetahui proses berdirinya dan tujuan Muhammadiyah.

Semoga makalah yang sederhana ini dapat bermanfaat, dan sebagai bahan pemikiran

untuk pengembangan penulisan lain yang lebih baik, karena penulis menyadari tulisan ini jauh

dari sempurna, karena itu penulis memohon maaf jika banyak kekurangan.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta ……….Oktober 2012

Penulis

2

Page 3: KEL 10 - Dasar Alam Usaha Perjuangan Muhammadiyah.docx

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………..2

DAFTAR ISI………………………………………………………………………....3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...........................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah......................................................................................4

1.3 Tujuan Penulisan........................................................................................4

1.4 Metode Penulisan.......................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................6

BAB III PENUTUP.....................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................15

3

Page 4: KEL 10 - Dasar Alam Usaha Perjuangan Muhammadiyah.docx

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Muhammadiyah didirikan di Kampung Kauman Yogyakarta, pada tanggal 8 Dzulhijjah

1330 H/18 Nopember 1912 oleh seorang yang bernama Muhammad Darwis, kemudian dikenal

dengan KHA Dahlan .

Beliau adalah pegawai kesultanan Kraton Yogyakarta sebagai seorang Khatib dan

sebagai pedagang. Melihat keadaan ummat Islam pada waktu itu dalam keadaan jumud, beku

dan penuh dengan amalan-amalan yang bersifat mistik, beliau tergerak hatinya untuk mengajak

mereka kembali kepada ajaran Islam yang sebenarnya berdasarkan Qur`an dan Hadist. Oleh

karena itu beliau memberikan pengertian keagamaan dirumahnya ditengah kesibukannya sebagai

Khatib dan para pedagang.

Mula-mula ajaran ini ditolak, namun berkat ketekunan dan kesabarannya, akhirnya

mendapat sambutan dari keluarga dan teman dekatnya. Profesinya sebagai pedagang sangat

mendukung ajakan beliau, sehingga dalam waktu singkat ajakannya menyebar ke luar kampung

Kauman bahkan sampai ke luar daerah dan ke luar pulau Jawa. Untuk mengorganisir kegiatan

tersebut maka didirikan Persyarikatan Muhammadiyah. Dan kini Muhammadiyah telah ada

diseluruh pelosok tanah air.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada makalah ini adalah Muhammadiyah : dasar amal usaha dan

perjuangan muhammadiyah

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini adalah agar dapat belajar :

1. Menjelaskan dasar amal usaha dan perjuangan muhammadiyah

2. Memahami prinsip-prinsip yang tersimpul dalam mukadimah anggaran dasar muhammadiyah

3. Mengerti dan memahami sifat muhammadiyah

4. Mengamalkan ajaran yang telah diajarkan oleh Nabi Muhammad S.A.W

5. Menjelaskan maksud dan Tujuan Muhammadiyah sejak berdiri hingga sekarang

4

Page 5: KEL 10 - Dasar Alam Usaha Perjuangan Muhammadiyah.docx

1.4 Metode Penulisan

Dalam pembuatan makalah ini penulis menggunakan metode kepustakaan, yaitu dengan

mencari bahan-bahan yang diprlukan dan sesuai dengan judul makalah ini melalui buku Studi

Kemuhammadiyan oleh Mustafa Kamal Pasha (hal 273.s.d 282).

5

Page 6: KEL 10 - Dasar Alam Usaha Perjuangan Muhammadiyah.docx

BAB II

PEMBAHASAN

DASAR AMAL USAHA DAN PERJUANGAN MUHAMMADIYAH

Dalam perjuangan melaksanakan usaha menuju tujuan terwujudnya masyarakat utama, adil dan makmur yang diridhai Allah SWT dimana kemakmuran dan kesejahteraan, kebaikan dan kebahagiaan luas merata, Persyarikatan Muhammadiyah mendasarkan segala langkah, gerak dan amal usaha di atas prinsip-prinsip yang tersimpul dalam Mukadimah Anggaran Dasar Muhammadiyah.

1. Hidup manusia harus berdasarkan tauhid, ibadah dan taat kepada Allah semata-mata

Dalam melaksanakan segala gerak dan kegiatannya maka tauhid dan tawakal kepada Allah harus senantiasa dijadikan landasan dasarnya, dengan maksud semata-mata untuk beribadah serta mentaati semua perintah dan larangannya.

Dasar seperti ini harus menjadi cirri milik pribadi setiap warga Muhammadiyah sehingga dapat menjadi contoh teladan dalam pembangunan dan perbaikan negara dan masyarakat.

2. Hidup manusia bermasyarakatMuhammadiyah adalah satu factor yang kuat dalam perkembangan masyarakat

serta warga Muhammadiyah merupakan anggota masyarakat yang tidak diam, akan tetapi bergerak maju, aktif dinamis dalam membangun. Oleh karena itu gerakan Muhammadiyah harus aktif dan menonjol di tengah-tengah masyarakat untuk memimpin atau paling tidak menjadi sosok penerang yang cemerlang.

3. Menegakkan ajaran Islam dengan keyakinan bahwa ajaran Islam adalah satu-satunya landasan kepribadian dan ketertiban bersama untuk kebahagiaan dunia dan akhirat

Muhammadiyah berkeyakinan bahwa tidak ada dasar landasan yang dapat membahagiaan manusia di dunia ini kecuali dengan dasar Al-Qur’an dan al-Hadis yang akan membawa kebahagiaan manusia yang hakiki di akhirat kelak. Oleh karena itu apa pun ajaran Islam yang terdapat dalam Al-Qur’an dan as-Sunah wajib dan mutlak dipatuhi. Segala kebijaksanaan pimpinan serta taktik dan strategi perjuangan harus dinilai dan sesuai dengan prinsip-prinsip ajaran Islam.

6

Page 7: KEL 10 - Dasar Alam Usaha Perjuangan Muhammadiyah.docx

4. Menegakkan dan menj\unnjung tinggi agama Islam dalam masyarakat adalah wajib, sebagai ibadah kepada Allah dan berbuat ihsan dan islah kepada kemanusiaan

Setelah Muhammadiyah dapat berdiri tegak dan berjalan di atas landasan seperti di atas, barulah kuat menegakkan dan menjunjung tinggi ajaran Islam serta mampu mengatasi berbagai rintangan, hambatan, tantangan dan halangan yang ada.

5. Ittiba’ kepada lagkah perjuangan Nabi Muhammad SAWIttiba’ atau mengikuti jejak langkah perjuangan Rasulullah SAW adalah wajib

menjadi syarat yang tidak boleh tidah harus dan wajib dilakukan oleh setiap muslim, dan sesungguhnya dalam rangka menggerakkan umat Islam kea rah ittiba’ itulah hakikatnya Muhammadiyah didirikan.

Kita wajib mencontohkan sikap keteguhan Rasulullah menghadapi penderitaan dan rintangan, kesabaran dalam duka dan derita serta kesyukurannya dalam menerima nikmatullah. Kita harus senantiasa berusaha memiliki sifat-sifat yang dicontohkan oleh Rasulullah.

6. Melancarkan amal usaha dan perjuangannya dengan ketertiban organisasiMuhammadiyah beramal dan berjuang dengan berorganisasi yang didasarkan atas

musyawarah bersama. Menghimpun dan mendidik kader pimpinan, mengaktifkan gerak anggota, menentukan peraturan-peraturan untuk mencapai hasil yang jauh lebih besar dan lebih dapat menanggulangi berbagai rintangan dan halangan karena bergerak dengan menggunakan organisasi.

PEDOMAN AMAL USAHA DAN PERJUANGAN MUHAMMADIYAH

Dari segi taktik perjuangan sering orang berpendirian bahwa tidak mengapa kita bertindak menyalahi peraturan bahkan tidak mengapa bertindak yang tidak sesuai denga ajaran Islam, asal dengan maksud untuk mencapai tujuan yang lebih besar. Kadang-kadang sampai orang berpendapat bahwa tidak celanya berbuat sesuatu yang menyeleweng dari hokum agama, asal hanya untuk siasat belaka. Ada adagium dari Nicollo Machiavelli (1469-1527) yang menyatakan: “Het doel beiligt de middelen” atau tujuan menghalalkan semua cara. Maksudnya, tidak apa orang melakukan cara-cara yang kurang baik asalkan untuk mencapai tujuan yang baik. Dalam Muhammadiyah hal ini tidak boleh terjadi. Hukum dan ajaran agama Islam wajib dipegang teguh dan dijunjung tinggi. Tujuan yang baik harus dicapai dengan cara yang baik pula. Cita-cita yang diridhai Allah harus dicapai dengan cara serta usaha uang diridahi Allah jua. Dalam hal ini Rasulullah pernah bersabda: “Siapa menyruh berbuat baik hendaklah dengan cara yang baik pula”.

7

Page 8: KEL 10 - Dasar Alam Usaha Perjuangan Muhammadiyah.docx

Muhammadiyah berjuang tidak sekedar mencari berhasilnya tujuan semata-mata, tetapi di samping itu juga dengan maksud beribadah, berbakti kepada Allah dan berjasa kepada kemanusiaan. Muhammadiyah berjuang dengan keyakinan bahwa kemenangan ada di tangan Allah, dan itu akan dianugerahkan kepada siapa yang bersungguh-sungguh berjaung dengan cara yang adil dan jujur.

SIFAT MUHAMMADIYAH

1. Perdamaian sesama manusia dan kesejahteraan masyarakat adalah tujuan dari perjuangan dan amal usaha Muhammadiyah. Perdamaian berarti saling harga-menghargai, hormat-menghormati, bantu membantu tidak saling berebut, tidak saling mencela dan saling mendengki, tidak saling memaksakan faham dan kehendak, bersikap toleran satu sama lain meskipun faham dan pendirian berlainan. Oleh karena itu Muhammadiyah tidak boleh mencela dan mendengki golongan lain; dan harus tabah dan sabar menghadapi celaan dan kedengkian dengan tidak mengabaikan hak membela diri di mana perlu yang harus dilakukan secara baik tanpa dipengaruhi oleh dendam kesumat.

2. Muhammadiyah di tempat mana pun juga dan dalam keadaan bagaimanapun juga tidak boleh memencilkan diri, mengisolasi dirinya dari keramaian perkembangan masyarakat. Bahkan selanjutnya harus mengetengahkan diri serta memberikan jasa-jasa baiknya sambil memperluas hubungan organisasi lain dan mengkonsolidasi dirinya sebagai organisasi yang mantap. Dengan demikian Muhammadiyah akan memperoleh banyak kawan atau setidaknya mendapat orang atau golongan yang bersedia memahami Muhammadiyah dan mungkin pula dapat diharapkan bantuannya, hingga urusan Muhammadiyah yang bersangkutan dengan pihak lain dapat diselesaikan. Jika banyak kawan, urusan yang sulit menjadi mudah. Ajaran Islam telah mengatur persaudaraan sesame orang Islam dengan menentukan hak serta kewajiban setiap muslim terhadap sesamanya. Apa yang menjadi hak seseorang merupakan kewajiban orang lain, dan itulah yang disebut dengan kata “Ukhuwah Islamiyah”. Hak dan kewajiban itu ialah bantu membantu, tolong-menolong, bela-membela, kasih-mengasihi, ajar-mengajari, ingat-mengingatkan, jamin-jaminan dan jaga-menjaga. Setiap orang Muhammadiyah wajib dididik sedemikian rupa dan Muhammadiyah pun selau organisasi dan gerakan, harus mengamalkan ukhuwah Islamiyah itu terhadap orang atau golongan Islam lainnya.

3. Sering terjadi orang-orang Muhammadiyah dalam usahanya dalam memperbanyak kawan dan bersikap lapang dada, melalaikan ke Muhammadiyahannya. Dianggapnya Muhammadiyah itu hanya sebuah rumah tempat tinggal untuk beristirahat, sedang amal dan perjuangannya dilakukan di luar. Sedemikian lapang-dadanya dan begitu luas pandangannya sehingga penyimpangan dari ketentuan organisasi dan hokum agama, dilihatnya sebagai perkara yang wajar. Sikap semacam ini tidak sesuai dan tidak

8

Page 9: KEL 10 - Dasar Alam Usaha Perjuangan Muhammadiyah.docx

dikehendaki oleh Muhammadiyah. Karena dengan demikian itu Muhammadiyah akan merupakan rumah yang ditinggalkan penghuninya atau sebagai gelanggang yang telah kosong. Dengan keadaan sedemikan ia tidak akan dapat bergerak maju setapak pun.

4. Selaku gerakan agama, Muhammadiyah bersifat keagamaan dalam segala tindakannya, sehingga mencerminkan wujud yang ideal. Lahir dari ajaran Islam yang murni. Muhammadiyah mengutamakan obyeknya kepada masyarakat, karena itu bersifat kemasyarakatan.

Dalam sifat ini kelihatan dengan jelas, bahwa Muhammadiyah bukan partai politik dan bukan pula sekedar organisasi social, tetapi suatu gerakan Islam yang akan merealisasi ajaran Islam itu benar-benar bermanfaat bagi pembangunan negara material dan mental spiritual.

Muhammadiyah memandang masyarakat dengan segala macam bidang dan perkembangannya ini sebagai obyek yang akan diterapi dengan ajaran Islam.

Muhammadiyah sendiri sebagai suatu potensi dalam masyarakat berusaha merubah dan memperbaiki dan membina unsure serta konstelasi masyarakat agar dengan mudah dapat menerima pengetrapan itu. Karena itu Muhammadiyah menghindarkan diri dari usaha yang bersifat atau bertujuan politik. Politik hanyalah salah satu sektor kecil dalam lingkaran amal usaha Muhammadiyah yang amat luas seluas Islam itu sendiri, yang semua itu dipandang dari segi kemasyarakatnnya dan dari segi amal pembangunan.

Dalam sejarah kehidupan dan perjuangannya, Muhammadiyah pernah bertindak sebagai ormaspol, ormas yang diakui berpolitik riil dan praktis sebagaimana halnya partai politik.

Dengan keadaan seperti itu Muhammadiyah menjadi sangat disibukkan oleh urusan politik dan timbul penilaian bahwa jalannya dakwah menjadi kendor. Oleh karena itu, maka lahir gagasan untuk mendirikan satu partai politik tempat penyaluran aspirasi Muhammadiyah, agar supaya Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah dapat memusatkan perhatian serta kegiatannya dalam dakwah. Bertepatan sekali bahwa pemerintah Orde Baru di bawah pimpinan Jendral Soeharto, dalam rangka menyehatkan demokrasi setelah sekian lama dikekang oleh rezim Orla, bermaksud memberikan kesempatan pada umat Islam yang belum berpartai untuk membentuk partai baru, yang dalam hal ini sebaiknya Muhammadiyah menjadi Partai. Pendapat ini dikemukakan oleh Jendral Soeharto kepada delegasi PP. muhammadiyah di tempat kediaman beliau pada tanggal 9 Desember 1996.

Mengingat maksud semula untuk mempertahankan Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah, PP. Muhammadiyah mengucapkan terimakasih atas kepercayaan Jendral Soeharto, menyampaikan pendiriannya bahwa Muhammadiyah memilih tetap sebagai gerakan dakwah. Pendirian ini sepenuhnya dipahami dan dianggap baik oleh Jendral Soeharto, karena itu beliau berjanji untuk mencari jalan keluar bagi pendirian partai baru.

Pada bulan Mei 1967 Pemerintah mengambil kebijaksanaan memberi izin berdirinya satu partai Islam dan ini sesuai dengan keputusan siding Tanwir

9

Page 10: KEL 10 - Dasar Alam Usaha Perjuangan Muhammadiyah.docx

Muhammadiyah pada tanggal 26 Juni s/d 1 Juli 1966 di Bandung yang berbunyi : “Mengamanatkan kepada PP. Muhammadiyah untuk memperkarsai usaha bersama terwujudnya wadah politik bagi umat Islam yang berupa berpartai’.

Maka ormas-ormas Islam yang tergabung dalam Badan Koordinasi Amal Muslimin berhasil membentuk suatu panitia pendirian Partai Islam baru dengan nama Partai Muslimin Indonesia. Segala persiapan telah selesai dan disetujui oleh Pemerintah termasuk Piagam Pendirian partai itu tersebut. Semua ormas telah menandatanganinya, hanya Muhamadiyah yang belum bersedia. Muhammadiyah menghendaki termaktubnya pengertian dalam piagam bahwa Muhammadiyah (dan ormas lainnya) tetap berdiri sendiri, tidak berafilasi kepada partai, dan berwibawa sepenuhnya seperti tercantum dalam Anggaran dasarnya. Yang digabungkan kepada partai hanyalah aktivitas politiknya. Akhirnya pemerintah memberikan persetujuan tertulisnya. Maka terbentuklah Partai Muslimin Indonesia dan disyahkan oleh Pemerintah dengan keputusan Presiden RI. No. 70 tanggal 20 Februari 1968.

Dengan demikian nyatalah bahwa Muhammadiyah tidak pernah menjadi bagian ormas afilasi dari suatu partai politik. Muhammadiyah tetap memelihara statusnya sebagai organisasi yang berdiri sendiri dan semata-mata bergerak dalam bidang dakwah serta kemasyarakatan, keinginannya membentuk partai Islam baru itu adalah untuk memantapkan dakwah Muhammadiyah tanpa dipengaruhi tujuan politik, dan untuk mengisi kekosongan dalam pembinaan demokrasi yang juga menjadi kebijaksanaan Pemerintahan.

5. Selaku organisasi yang anggota dan pimpinannya terdiri dari manusia-manusia yang sadar sebagai warga Negara Hukum, Muhammadiyah memandang segala hokum, undang-undang dan peraturan-peraturan negar sebagai suatu kenyataan yang berkekuatan hukum, maka Muhammadiyah mengindahkan kesemuanya itu. Demikian pula Muhammadiyah menerima Falsafah Negara Pancasila dan Undang-Undang dasar 1945 dengan pengertian yang mendalam, bahwa negara dengan segalanya seperti sekarang ini adalah merupakan hasil dari perpaduan perjuangan yang mengalami proses yang telah sama-sama kita rasai. Mewujudkan suatu kenyataan yang masih harus kita sempurnakan pelaksanaanya. Dan memang bagi bangsa yang tengah membangun penyempurnaan harus dijalankan terus-menerus. Muhammadiyah berpijak pada fakta ini, untuk membawa masyarakat, bangsa dan negara ke derajat lebih tinggi yang menjadi cita-cita Muhammadiyah.

6. Muhammadiyah berjuang untuk perdamaian, suka damai, memperbanyak kawan, lapang dada, luas pandangan, sangat mengindahkan hukum dan undang-undang Negara serta peraturan pemerintahan. Kesemua sifat itu bersama dengan keinsyafan untuk tidak mengabaikan amar makruf nahi munkar yang diwajibkan oleh ajaran Islam kepada pemeluknya. Maka Muhammadiyah selaku gerakan agama Islam bagaimanapun keadaannya, tidak boleh melalaikan kewajiban ini. Amar Makruf yang artinya : menyuruh orang berbuat kebaikan dan nahi munkar yang artinya melarang berbuat jahat, adalah tindakan dan prinsip yang diakui kebaikannya oleh agama apa pun. Maka

10

Page 11: KEL 10 - Dasar Alam Usaha Perjuangan Muhammadiyah.docx

Muhammadiyah tidak boleh ragu untuk melakukannya baik terhadap kaum dan anggotanya sendiri, kepada tetangga dan golongan lain., kepada kawan dan lawan, ataupun kepada Pemerintah beserta para pemimpinnya. Suatu hal yang harus dipegang teguh dalam hal ini ialah sabda Nabi Muhammad SAW : “siapa menyuruh orang berbuat baik, hendaklah caranya menyuruh itu pun dengan baik-baik pula.

Orang yang melakukan amar-makruf tetapi dirinya sendiri tidak suka berbuat baik, menjalankan nahi munkar tetapi dia sendiri tidak suka berbuat baik, menjalankan nahi munkar tetapi dia sendiri gemar berlaku jahat, orang itu berdosa besar dan tidak layak dipercaya. Oleh karena itu Muhammadiyah selaku organisasi dan gerakan begitu pula para pemimpinnya, wajib menjadi contoh tauladan dalam kebaikan dan penghindaran diri dari laku jahat, maksiat dan tidak jujur.

Terutama bagi suatu bangsa yang tengah berjuang dan membangun di mana masyarakat berada dalam alam transisi yang sangat mudah terjadi penyelewengan dan pelanggaran hukum serta penyalahgunaan kekuasaan dan kesempatan, benar-benar amar makruf nahi munkar serta tauladan yang baik sangat diperlukan. Dan ini menjadi kewajiban pemimpin serta golongan yang insaf. Muhammadiyah harus menempatkan diri dalam golongan itu karena justru untuk maksud itulah Muhammadiyah didirikan, maka pasti hilang hakikat Muhammadiyah jika amar makruf nahi munkar diabaikan.

7. Untuk melaksanakan maksud tersebut di atas Muhammadiyah perlu memiliki pengetahuan dan pengalaman yang mendalam tentang pertumbuhan dan perkembangan aspek-aspek kemasyarakatan, karena tanpa pengetahuan pengalaman itu segala usaha akan kurang berhasil atau tidak seperti yang diharapkan. Karena itulah maka Muhammadiyah harus aktif dalam perkembangan masyarakat. Aktif dalam arti mendorong dan ikut berkembang dalam batas tertentu, membentuk dan menyalurkan perkembangan itu ke arah yang utama dan bermanfaat bagi ketinggian moral, agama, masyarakat dan negara. Ini adalah tugas yang amat berat, orang mudah tergelincir terseret ombak perkembangan itu hingga lupa kepada tujuan semula. Karena itu Muhammadiyah harus berpegang teguh kepada ajaran Islam di dalam berpandangan luas dan bersikap toleran.

8. Agama Islam harus disiarkan selaus-luasnya. Ajaran Islam wajib diamalkan. Epentingan agama Islam harus dibela. Itulah titik-titik pertemuan dan persamaan antara golongan-golongan kaum muslimin mana pun. Muhammadiyah memandang bahwa kerjasama antara golongan-golongan Islam dalam hal ini adalah wajib. Kerjasama ini harus dilaksanakan, dicari, dirintis oleh Muhammadiyah. Soal penyiaran Islam, pelaksanaan ajaran Islam dengan lengkap mencangkup segala bidang, dan pembelaan kepada agama Islam terhadap bahaya dan rintangan, adalah tugas umat Islam bersama-sama tanpa ada perbedaan tentang golongan dan aliran. Muhammadiyah wajib merintis, membangun dan memelihara kerjasama ini, dan harus menanggapi secara positif setiap ajakan kea rah itu.

9. Pemerintah dalam suatu negara demokrasi adalah sebagai pengurus suatu perkumpulan besar yang mendapat kekuasaan penuh dari para anggotanya untuk mengurusi dan mencangkupi segala keperluan hidup mereka, baik jasmani maupun rohani. Pemberian

11

Page 12: KEL 10 - Dasar Alam Usaha Perjuangan Muhammadiyah.docx

kekuasaan itu disertai dengan wewenang untuk menggali, memutarkan dan membelanjakan harta milik mereka guna biaya pengurusan itu dan juga disertai dengan wewenang untuk mengadili serta menghukum anggota yang melanggar undang-undang karena mengganggu kelancaran kepengurusan tersebut atau merugikan orang lain. Dalam hal ini ada hak dan kewajiban yang emnjadi hubungan antara pengurus dan anggota sebagaimana juga antara pemerintah dan rakyat dalam suatu negara.Pemerintah mendapatkan kuasa penuh dari rakyat untuk mengatur rumah tangga negara dan hubungannya dengan negara-negara lain. Juga untuk memerintah rakyat sepanjang perintah itu berguna bagi lancarnya pengaturan dan pengurusan. Secara tidak langsung Pemerintah juga berkewajiban memberikan kecukupan rezeki bagi segala rakyatnya yang sumbernya diambil dari penggalian, pengolahan dan peradangan kekayaan rakyat yang berupa tambang dan hasil bumi serta larutan. Demikian juga pemerintah wajib menyelenggarakan pendidikan bagi rakyatnya, menolong mereka yang sakit, miskin dan fakir. Untuk melaksanakan kewajiban itu pemerintah mengadakan departemen dan jawatan besrta dengan menteri dan pegawainya. Kewajiban pemerintah adalah hak yang harus diterima oleh rakyat, dan sebaliknya rakyat juga berkewajiban membantu usaha-usaha pemerintah, dan wajib taat dan mengindahkan segala hukum dan undang-undang serta peraturan pemerintah. Maka membantu pemerintah adalah kewajiban dan kewajaran sepanjang untuk kemakmuran, keselamatan dan pembangunan negara. Atas dasar itulah Muhammadiyah membantu pemerintah dalam pembangunan negara dan masyarakat adil makmur yang diridhai Allah Yang Maha Esa, sesuai dengan sila pertama dari falsafah negara kita. Muhammadiyah selaku gerakan yang mengamalkan perintah Allah dan Rasul-Nya mempunyai ide dan gambaran dan sifat-sifat masyarakat yang diperjuangkan untuk dicapai, yaitu masyarakat adil makmur diridhai Allah, di mana kesejahteraan hidup serta keadilan luas merata, lagi iman dan amal shaleh menjadi inti dari segala perkembangannya, maka banyaklah persamaan-persamaan dan usaha antara pemerintah dan Muhammadiyah serta organisasi-organisasi lain yang berjuang dalam bidang tukemakmuran dan kesejahteraan itu. Meskipun Muhammadiyah beramal ke jurusan itu karena perintah Allah semata dan karena mengabdi dan mencari keridhan-Nya, namun persamaan tugas dan usahanya dengan pemerintah telah mendorong Muhammadiyah untuk membantu pemerintah, di samping ia sendiri pun memerlukan dan bahkan bantuan dan fasilitas dari pemerintah yang menjadi kewajibannya. Pendirian sekolah-sekolah, rumah-rumah sakit dan lain-lain usaha kemasyarakatan, selain dilaksanakan karena ajaran Islam, juga merupakan bantuan Muhammadiyah di mana pemerintah diharapkan pengamatannya, petunjuknya dan bantuannya. Demikian pula tabligh-tabligh agama Islam yang akan menyalurkan kepercayaan masyarakat kepada Ketuhanan Yang Maha Esa serta beramal shaleh, adalah usaha untuk mendasarkan jiwa manusia kepada sila pertama dari Pancasila agar dapat menumbuhkan benih keutamaan yang melahirkan keagamaan dan kesejahteraan. Muahammadiyah juga membantu pemerintah serta mendukung kebijaksanaannya sepanjang tidak menyalahi hukum agama, serta memajukan koreksi yang membangun di mana perlu. Muhammadiyah insaf bahwa

12

Page 13: KEL 10 - Dasar Alam Usaha Perjuangan Muhammadiyah.docx

negara ini adalah negara kita sendiri, kita bantu dan kita perbaiki melalui saluran-saluran yang baik dan maka Muhammadiyah ingin bekerjasama dengan golongan lain dalam pembangunan Negara Republik Indonesia yang kokoh kuat, dengan rakyat dan masyarakatnya yang adil dan makmur-jasmani dan rohani, dijiwai oleh iman dan amal sholeh. Ini adalah menjadi idaman seluruh bangsa kita; dan itulah pula yang dicita-citakan oleh Muhammadiyah.

10. Muhammadiyah harus memiliki sikap adil dan korektif. Yaitu tidak senang melihat sesuatu yang tidak semestinya dan ingin merubahnya kepada yang lebih tepat dan leboh baik, meskipun mengenai diri sendiri. Koreksi kepada diri sendiri itu siperintahkan oleh agama Islam begitu juga koreksi keluar, yang dijalankan dengan adil dan bijaksana. Kesalahan tetap kesalahan meskipun terletak pada diri sendiri dan kebenaran juga kebenaran walaupun terdapat pada orang lain. Maka tidak layak bagi kita selalu mencari kesalahan dan cela orang lain dan membuta kepada kesalahan dan cela kita sendiri.

BAB III

PENUTUP

13

Page 14: KEL 10 - Dasar Alam Usaha Perjuangan Muhammadiyah.docx

Semoga makalah yang sederhana ini dapat bermanfaat, dan sebagai bahan pemikiran

untuk pengembangan penulisan lain yang lebih baik, karena penulis menyadari tulisan ini jauh

dari sempurna, karena itu penulis memohon maaf jika banyak kekurangan. Saran dan pesan yang

membangun sangat diharapkan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Studi Kemuhammadiyahan, Mustafa Kamal Pasha (hal 273 s.d 282)

2. Muhammadiyah Online

14

Page 15: KEL 10 - Dasar Alam Usaha Perjuangan Muhammadiyah.docx

15