kejahatan ekonomi
description
Transcript of kejahatan ekonomi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Mega proyek Hambalang adalah proyek pengadaan Stadion di Malang
untuk menyambut SEA Games, dimana Indonesia dipercaya sebagai tuan rumah.
Dalam perkembangannya, proyek ini tidak berjalan sesuai dengan yang
direncanakan hingga perayaan SEA Games dimulai. Hal ini sangat melalukan
Indonesia dimata Negara lain, karena pada akhirnya kasus ini menjadi kasus
Korupsi yang hingga saat ini masih dikembangkan dan mengangkat , Andi
Malarangeng, Nazaruddin sebagai tersangka dan sekarang Anas Urbaningrum
disangkut pautkan dalam kasus ini.
Kasus Korupsi Kolusi Nipotisme di Negara ini sudah semestinya diusut
tuntas oleh Pemerintah. Namun, dalam kenyataannya, kasus mega proyek
Hambalang ini terkesan lamban dalam penanganannya. Hukum di negeri ini
seharusnya tidak memilih suatu kelompok apapun. Oleh karena itu, KPK saat ini
berusaha untuk mengembangkan kasus ini dan mengusut tuntas kasus Hambalang.
1.2. Rumusan Masalah
Korupsi sudah mengakar di Indonesia, kasus Hambalang sudah seharusnya
ditindak lanjuti. Oleh karena itu, sebagai masyarakat berhak untuk mengetahui
kasus ini karena merugikan masyarat Indonesia sendiri.
1.3. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memberikan wawasan terhadap
masyarakat tentang perkembangan kasus Hambalang yang menyeret anas
Urbaningrum ,
BAB II
PEMBAHASAN
Penyelidikan kasus Hambalang ini berawal dari temuan KPK saat
menggeledah kantor Grup Permai, kongsi dagang milik Nazaruddin. Kasus
Hambalang menjadi semakin jelas ketika Nazaruddin ditangkap KPK dan
ditetapkan menjadi tersangka, sehingga kasus ini mengaitkan beberapa petinggi
Negara seperti Anas Urbaningrum (Mantan Bendahara Umum Partai Demokrat).
Nazaruddin mengatakan telah memberikan keterangan kepada KPK terkait
aliran dana APBN 2010, bahwa beberapa dokumen waktu Anas di Casablanca,
beberapa dokumen tentang transaksi proyek Hambalang yang langsung dipakai
oleh kepentingan Anas pribadi atau yang dipakai untuk kepentingan Anas di
Kongres Partai Demokrat yang memenangkan Anas. Anggaran Rp 1,2 triliun dari
APBN 2010 yang dikelola Partai Demokrat. Diterima Angelina Sondakh, dana itu
kemudian dibagi-bagi untuk kepentingan pemenangan Anas. Sebagian dari uang
Rp 1,2 triliun itu dipakai untuk membayar Hotel Sultan, iklan pencalonan Anas di
TV, dan beberapa event organizer . Ada juga sejumlah uang yang diserahkan pada
tim sukses Anas, dan semua itu sudah ada bukti diberikan ke penyidik.
Juru Bicara KPK Johan Budi mengatakan KPK akan mendalami
keterangan setiap saksi, termasuk Nazaruddin. Dalam kasus Hambalang, KPK
baru menetapkan dua tersangka. Mereka adalah mantan Menteri Pemuda dan
Olahraga, Andi Mallarangeng, dan Kepala Biro Keuangan serta Rumah Tangga
Kemenpora, Deddy Kusdinar. Meski demikian, KPK tidak berhenti pada dua
tersangka itu saja. KPK tetap akan menelusuri aliran dana terkait proyek
Hambalang, termasuk kemungkinan aliran dana ke Partai Demokrat.
Untuk keterkaitan Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Edhie Baskoro
Yudhoyono atau Ibas dalam kasus ini belum ditemukan dugaan korupsi proyek
Hambalang. Karena itu, KPK belum bisa menyimpulkan tudingan yang
dilontarkan mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum atas
keterlibatan Ibas dalam kasus itu. Menurut Abraham, semua orang bisa saja
menyebut dan mengaitkan seseorang pada suatu kasus. Namun, lanjutnya, KPK
tetap berpatokan pada hasil pengembangan penyidikan yang dilakukan para
penyidik KPK.
Mantan Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum mengaku
pernah ikut dalam pertemuan antara M Nazaruddin dan politisi senior Demokrat
Amir Syamsuddin terkait kasus Hambalang. Saat itu, Amir meminta keterangan
Nazar terkait aliran uang Hambalang. Pada rapat itu, Anas mengaku hanya
mendengarkan penjelasan Nazar kepada Amir. Ketika kali pertama kasus
Hambalang mencuat, Anas pernah dikabarkan membawa Nazar ke kediaman
Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono. Pada
pertemuan itu, Nazar dikatakan menyebut keterlibatan Ibas dalam kasus tersebut.
Anas menyebutkan, penjelasan Nazar terkait aliran uang Hambalang cukup
mengejutkan. Anas juga mengatakan, beberapa orang memang turut menikmati
uang Hambalang. Terkait nama-namanya, Anas tak menyebutkan.
Dalam perkembangan kasus ini, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
menetapkan tersangka baru dalam kasus dugaan korupsi proyek pembangunan
sarana dan prasarana olah raga Hambalang. Tersangka baru tersebut yaitu
Direktur Operasional I PT Adhi Karya, Teuku Bagus Mohamad Noor. Teuku
Bagus disangkakan melanggar pasal 2 ayat 1 dan atau pasal 3 UU Nomor 20/2001
tentang pemberantasan tindak pidana korupsi juncto pasal 55 ayat 1 ke-1 KUH
Pidana.
Selain itu, KPK juga memeriksa Manager Keuangan PT Adhi Karya,
Sutrisno dan seorang PNS dari Kementerian Pemuda dan Olahraga yaitu
Hardiyanto sebagai saksi untuk tersangka AM (Andi Mallarangeng) dan DK
(Deddy Kusdinar).
Hampir setiap hari kita periksa saksi-saksi untuk AU, DK, AAM maupun
TBM. Artinya kasus ini sedang dilengkapi. Penyidik itu tidak selalu tersangka
dahulu yang diperiksa, tapi bukan berarti tersangka itu belum diperiksa kasusnya
mandeg.
Setelah melengkapi berkas, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
menjadwalkan memeriksa Anas Urbaningrum terkait kasus dugaan korupsi
pengadaan sarana dan prasarana olahraga di Hambalang, pada hari Senin, 6 Mei
2013. Anas akan dimintai keterangan untuk melengkapi berkas tersangka Andi
Alifian Mallarangeng. Sebelumnya, pada hari Minggu Anas tidak dapat hadir
menjalani pemeriksaan karena sakit. Pengacaranya Firman Wijaya kepada
wartawan mengatakan bahwa Anas sudah memberikan keterangan dokter ke
penyidik. Saat ditanya soal pengurusan sertifikat Hambalang, Anas mengaku tidak
tahu dan berdalih bingung. Dalam pemeriksaan, isi materi pembahasannya tidak
diberitahukan KPK (Gustav Aulia, Seputar Indonesia RCTI, Senin 6 Mei 2013
Pkl. 17.40 Wita).
Diduga suap itu disetorkan kepada elit partai untuk memenangkan
pemilihan sebagai Ketua Umum partai penguasa. Karena tambah Azmi, nilai
proyek Hambalang tersebut cukup besar. berdasarkan laporan keuangan kuartal
pertama 2011 PT Adhi Karya nilainya proyek tersebut sebesar Rp1,518 triliun.
Proyek yang diberi nama Adhi Wika JO tersebut, Adhi Karya memegang 70
persen. Sedangkan sisanya sebesar 30 persen dipegang Wijaya Karya. Nomor
IMB 641/003.2.1/BPT/2010 yang dikeluarkan Pemerintah Kabupaten Bogor
tertanggal 30 Desember 2010. Untuk Azmi menegaskan, PP GMP Merah Putih
menyatakan sikap agar KPK dan Kejagung menangkap dan adili jajaran direktur
PT Adhi Karya Tbk dan PT Wijaya Karya Tbk. Juga periksa dan adili salah satu
Ketua Partai Demokat AU dan jadikan sebagai tersangka. Pihaknya juga minta
agar pimpinan KPK yang baru membuktikan keberaniannya mendobrak dominasi
dan intervensi kekuasaan atas penegakan hukum, dengan menuntaskan penyidikan
KKN pembangunan Hambalang Sport Centre. GMP Merah Putih sangat berharap
kepada Ketua KPK Abraham Samad, menjadi lokomotif terdepan melawan
korupsi. Dalam kasus mega proyek ini, semua elemen masyarakat sangat berharap
agar KPK mengusut tuntas kasus tersebut sehingga Korupsi di Negeri ini bisa
diadili sesuai dengan hukum yang berlaku.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sudah mengembangkan kasus
Hambalang dan menyeret Anas Urbaningrum. Sejauh ini, kasus ini masih
dikembangkan untuk memberantas Korupsi di Indonesia.
3.2 Saran
Hukum seharusnya memberikan keadilan kepada semua elemen baik
Pemerintah maupun masyarakat. Koruptor harus di hukum sesuai dengan
hukum yang berlaku.