kejahatan ekonomi

7
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mega proyek Hambalang adalah proyek pengadaan Stadion di Malang untuk menyambut SEA Games, dimana Indonesia dipercaya sebagai tuan rumah. Dalam perkembangannya, proyek ini tidak berjalan sesuai dengan yang direncanakan hingga perayaan SEA Games dimulai. Hal ini sangat melalukan Indonesia dimata Negara lain, karena pada akhirnya kasus ini menjadi kasus Korupsi yang hingga saat ini masih dikembangkan dan mengangkat , Andi Malarangeng, Nazaruddin sebagai tersangka dan sekarang Anas Urbaningrum disangkut pautkan dalam kasus ini. Kasus Korupsi Kolusi Nipotisme di Negara ini sudah semestinya diusut tuntas oleh Pemerintah. Namun, dalam kenyataannya, kasus mega proyek Hambalang ini terkesan lamban dalam penanganannya. Hukum di negeri ini seharusnya tidak memilih suatu kelompok apapun. Oleh karena itu, KPK saat ini berusaha untuk mengembangkan kasus ini dan mengusut tuntas kasus Hambalang. 1.2. Rumusan Masalah Korupsi sudah mengakar di Indonesia, kasus Hambalang sudah seharusnya ditindak lanjuti. Oleh

description

kejahatan ekonomi

Transcript of kejahatan ekonomi

Page 1: kejahatan ekonomi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Mega proyek Hambalang adalah proyek pengadaan Stadion di Malang

untuk menyambut SEA Games, dimana Indonesia dipercaya sebagai tuan rumah.

Dalam perkembangannya, proyek ini tidak berjalan sesuai dengan yang

direncanakan hingga perayaan SEA Games dimulai. Hal ini sangat melalukan

Indonesia dimata Negara lain, karena pada akhirnya kasus ini menjadi kasus

Korupsi yang hingga saat ini masih dikembangkan dan mengangkat , Andi

Malarangeng, Nazaruddin sebagai tersangka dan sekarang Anas Urbaningrum

disangkut pautkan dalam kasus ini.

Kasus Korupsi Kolusi Nipotisme di Negara ini sudah semestinya diusut

tuntas oleh Pemerintah. Namun, dalam kenyataannya, kasus mega proyek

Hambalang ini terkesan lamban dalam penanganannya. Hukum di negeri ini

seharusnya tidak memilih suatu kelompok apapun. Oleh karena itu, KPK saat ini

berusaha untuk mengembangkan kasus ini dan mengusut tuntas kasus Hambalang.

1.2.   Rumusan Masalah

Korupsi sudah mengakar di Indonesia, kasus Hambalang sudah seharusnya

ditindak lanjuti. Oleh karena itu, sebagai masyarakat berhak untuk mengetahui

kasus ini karena merugikan masyarat Indonesia sendiri.

1.3.   Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memberikan wawasan terhadap

masyarakat tentang perkembangan kasus Hambalang yang menyeret anas

Urbaningrum ,

Page 2: kejahatan ekonomi

BAB II

PEMBAHASAN

Penyelidikan kasus Hambalang ini berawal dari temuan KPK saat

menggeledah kantor Grup Permai, kongsi dagang milik Nazaruddin. Kasus

Hambalang menjadi semakin jelas ketika Nazaruddin ditangkap KPK dan

ditetapkan menjadi tersangka, sehingga kasus ini mengaitkan beberapa petinggi

Negara seperti Anas Urbaningrum (Mantan Bendahara Umum Partai Demokrat).

Nazaruddin mengatakan telah memberikan keterangan kepada KPK terkait

aliran dana APBN 2010, bahwa beberapa dokumen waktu Anas di Casablanca,

beberapa dokumen tentang transaksi proyek Hambalang yang langsung dipakai

oleh kepentingan Anas pribadi atau yang dipakai untuk kepentingan Anas di

Kongres Partai Demokrat yang memenangkan Anas. Anggaran Rp 1,2 triliun dari

APBN 2010 yang dikelola Partai Demokrat. Diterima Angelina Sondakh, dana itu

kemudian dibagi-bagi untuk kepentingan pemenangan Anas. Sebagian dari uang

Rp 1,2 triliun itu dipakai untuk membayar Hotel Sultan, iklan pencalonan Anas di

TV, dan beberapa event organizer . Ada juga sejumlah uang yang diserahkan pada

tim sukses Anas, dan semua itu sudah ada bukti diberikan ke penyidik.

Juru Bicara KPK Johan Budi mengatakan KPK akan mendalami

keterangan setiap saksi, termasuk Nazaruddin. Dalam kasus Hambalang, KPK

baru menetapkan dua tersangka. Mereka adalah mantan Menteri Pemuda dan

Olahraga, Andi Mallarangeng, dan Kepala Biro Keuangan serta Rumah Tangga

Kemenpora, Deddy Kusdinar. Meski demikian, KPK tidak berhenti pada dua

tersangka itu saja. KPK tetap akan menelusuri aliran dana terkait proyek

Hambalang, termasuk kemungkinan aliran dana ke Partai Demokrat.

Untuk keterkaitan Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Edhie Baskoro

Yudhoyono atau Ibas dalam kasus ini belum ditemukan dugaan korupsi proyek

Hambalang. Karena itu, KPK belum bisa menyimpulkan tudingan yang

dilontarkan mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum atas

keterlibatan Ibas dalam kasus itu. Menurut Abraham, semua orang bisa saja

menyebut dan mengaitkan seseorang pada suatu kasus. Namun, lanjutnya, KPK

Page 3: kejahatan ekonomi

tetap berpatokan pada hasil pengembangan penyidikan yang dilakukan para

penyidik KPK.

Mantan Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum mengaku

pernah ikut dalam pertemuan antara M Nazaruddin dan politisi senior Demokrat

Amir Syamsuddin terkait kasus Hambalang. Saat itu, Amir meminta keterangan

Nazar terkait aliran uang Hambalang. Pada rapat itu, Anas mengaku hanya

mendengarkan penjelasan Nazar kepada Amir. Ketika kali pertama kasus

Hambalang mencuat, Anas pernah dikabarkan membawa Nazar ke kediaman

Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono. Pada

pertemuan itu, Nazar dikatakan menyebut keterlibatan Ibas dalam kasus tersebut.

Anas menyebutkan, penjelasan Nazar terkait aliran uang Hambalang cukup

mengejutkan. Anas juga mengatakan, beberapa orang memang turut menikmati

uang Hambalang. Terkait nama-namanya, Anas tak menyebutkan.

Dalam perkembangan kasus ini, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)

menetapkan tersangka baru dalam kasus dugaan korupsi proyek pembangunan

sarana dan prasarana olah raga Hambalang. Tersangka baru tersebut yaitu

Direktur Operasional I PT Adhi Karya, Teuku Bagus Mohamad Noor. Teuku

Bagus disangkakan melanggar pasal 2 ayat 1 dan atau pasal 3 UU Nomor 20/2001

tentang pemberantasan tindak pidana korupsi juncto pasal 55 ayat 1 ke-1 KUH

Pidana.

Selain itu, KPK juga memeriksa Manager Keuangan PT Adhi Karya,

Sutrisno dan seorang PNS dari Kementerian Pemuda dan Olahraga yaitu

Hardiyanto sebagai saksi untuk tersangka AM (Andi Mallarangeng) dan DK

(Deddy Kusdinar).

Hampir setiap hari kita periksa saksi-saksi untuk AU, DK, AAM maupun

TBM. Artinya kasus ini sedang dilengkapi. Penyidik itu tidak selalu tersangka

dahulu yang diperiksa, tapi bukan berarti tersangka itu belum diperiksa kasusnya

mandeg.

Setelah melengkapi berkas, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)

menjadwalkan memeriksa Anas Urbaningrum terkait kasus dugaan korupsi

pengadaan sarana dan prasarana olahraga di Hambalang, pada hari Senin, 6 Mei

Page 4: kejahatan ekonomi

2013. Anas akan dimintai keterangan untuk melengkapi berkas tersangka Andi

Alifian Mallarangeng. Sebelumnya, pada hari Minggu Anas tidak dapat hadir

menjalani pemeriksaan karena sakit. Pengacaranya Firman Wijaya kepada

wartawan mengatakan bahwa Anas sudah memberikan keterangan dokter ke

penyidik. Saat ditanya soal pengurusan sertifikat Hambalang, Anas mengaku tidak

tahu dan berdalih bingung. Dalam pemeriksaan, isi materi pembahasannya tidak

diberitahukan KPK (Gustav Aulia, Seputar Indonesia RCTI, Senin 6 Mei 2013

Pkl. 17.40 Wita).

Diduga suap itu disetorkan kepada elit partai untuk memenangkan

pemilihan sebagai  Ketua Umum partai penguasa. Karena tambah Azmi, nilai

proyek Hambalang tersebut cukup besar. berdasarkan laporan keuangan kuartal

pertama 2011 PT Adhi Karya nilainya proyek tersebut sebesar Rp1,518 triliun.

Proyek yang diberi nama Adhi Wika JO tersebut, Adhi Karya memegang 70

persen. Sedangkan sisanya sebesar 30 persen dipegang Wijaya Karya. Nomor

IMB 641/003.2.1/BPT/2010 yang dikeluarkan Pemerintah Kabupaten Bogor

tertanggal 30 Desember 2010. Untuk Azmi menegaskan, PP GMP Merah Putih

menyatakan sikap agar KPK dan Kejagung menangkap dan adili jajaran direktur

PT Adhi Karya Tbk dan PT Wijaya Karya Tbk. Juga periksa dan adili salah satu

Ketua Partai Demokat  AU dan jadikan sebagai tersangka. Pihaknya juga minta

agar pimpinan KPK yang baru membuktikan keberaniannya mendobrak dominasi

dan intervensi kekuasaan atas penegakan hukum, dengan menuntaskan penyidikan

KKN pembangunan Hambalang Sport Centre. GMP Merah Putih sangat berharap

kepada Ketua KPK Abraham Samad, menjadi lokomotif terdepan melawan

korupsi. Dalam kasus mega proyek ini, semua elemen masyarakat sangat berharap

agar KPK mengusut tuntas kasus tersebut sehingga Korupsi di Negeri ini bisa

diadili sesuai dengan hukum yang berlaku.

Page 5: kejahatan ekonomi

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sudah mengembangkan kasus

Hambalang dan menyeret Anas Urbaningrum. Sejauh ini, kasus ini masih

dikembangkan untuk memberantas Korupsi di Indonesia.

3.2 Saran

Hukum seharusnya memberikan keadilan kepada semua elemen baik

Pemerintah maupun masyarakat. Koruptor harus di hukum sesuai dengan

hukum yang berlaku.