Kejahatan ekonomi (revisi)

60
Kejahatan Kejahatan Ekonomi(Economic Ekonomi(Economic Crime) Crime) Oleh : Oleh : Prof. Dr. H.Edi Setiadi Prof. Dr. H.Edi Setiadi S.H., M.H. S.H., M.H. Fakultas Hukum-UNISBA Fakultas Hukum-UNISBA

description

revisi ini diperuntukan untuk para galauwers yang sedang mencari jodoh dan pasangan hidup , maaf ya descriptionnya caprut soalnya ini mah buat saya biar bisa download file gratis

Transcript of Kejahatan ekonomi (revisi)

Page 1: Kejahatan ekonomi (revisi)

Kejahatan Kejahatan Ekonomi(Economic Ekonomi(Economic

Crime)Crime)Oleh :Oleh :

Prof. Dr. H.Edi Setiadi S.H., Prof. Dr. H.Edi Setiadi S.H., M.H.M.H.

Fakultas Hukum-UNISBAFakultas Hukum-UNISBA

Page 2: Kejahatan ekonomi (revisi)

Fokus MateriA. PENDAHULUAN

1. Review Pidana Umum dan Khusus2. Overview Hukum Pidana Ekonomi3. Pengertian dan Pengaturan Tindak Pidana Ekonomi

B. URGENSI PENGATURAN DAN PEMBERANTASAN TPE1. Hubungan Hukum Pidana dan Hukum Ekonomi2. Kedudukan Hukum Pidana Ekonomi dalam Tatanan Hukum Pidana dan Hukum Ekonomi3. Urgensi Pengaturan dan Pemberantasan TPE4. Fungsi Hukum Pidana Ekonomi dalam Pembangunan Perekonomian

C. MACAM-MACAM TPE, MEKANISME, KARAKTERISTIK, DAN REGULASINYA1. Tindak Pidana Pencucian Uang (money laundering)2. Kejahatan di Pasar Modal3. Kejahatan Korporasi4. Tindak Pidana Korupsi5. Kejahatan Terorganisir6. Cyber Crime

Page 3: Kejahatan ekonomi (revisi)

D.D. ASPEK-ASPEK GOOD GOVERNANCEASPEK-ASPEK GOOD GOVERNANCE

1. 1. Good Public GovernanceGood Public Governance (GPG) (GPG)

2. Basic dan Universal Principles2. Basic dan Universal Principles

3. Urgensi dan Manfaat Good Governance3. Urgensi dan Manfaat Good Governance

4. Regim Anti KKN4. Regim Anti KKN

5. Kerangkan Good Governance dalam Konteks Hukum 5. Kerangkan Good Governance dalam Konteks Hukum Pidanan EkonomiPidanan Ekonomi

E.E. KENDALA-KENDALA DALAM PENEGAKAN HUKUMKENDALA-KENDALA DALAM PENEGAKAN HUKUM

Page 4: Kejahatan ekonomi (revisi)

REFERENCESREFERENCES

► HUKUM PIDANA EKONOMI, Prof. Dr. Edi Setiadi, S.H., M.H.HUKUM PIDANA EKONOMI, Prof. Dr. Edi Setiadi, S.H., M.H.► HUKUM PIDANA EKONOMI, M. AnwarHUKUM PIDANA EKONOMI, M. Anwar► ASAS-ASAS HUKUM PIDANA, Dr. Andi Hamzah, S.H.ASAS-ASAS HUKUM PIDANA, Dr. Andi Hamzah, S.H.► SELUK BELUK TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DAN SELUK BELUK TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DAN

PEMBIAYAAN TERORISME, Prof. Dr. Sutan Remy Sjahdeni, S.H.PEMBIAYAAN TERORISME, Prof. Dr. Sutan Remy Sjahdeni, S.H.► PEMBERANTASAN KORUPSI, Prof. Dr. Jur. Andi HamzahPEMBERANTASAN KORUPSI, Prof. Dr. Jur. Andi Hamzah► KEJAHATAN KORPORASI, Prof. Dr. J.E. Sahetapy, S.H., M.H.KEJAHATAN KORPORASI, Prof. Dr. J.E. Sahetapy, S.H., M.H.► BUSINESS CRIME, Michael ClarkeBUSINESS CRIME, Michael Clarke► INTERNASIONAL LAW OF RESPONSIBILITY FOR ECONOMIC INTERNASIONAL LAW OF RESPONSIBILITY FOR ECONOMIC

CRIME, Ndiva Kofele-KaleCRIME, Ndiva Kofele-Kale► Buku/ jurnal/ artikel apapun yang relevan dengan fokus materiBuku/ jurnal/ artikel apapun yang relevan dengan fokus materi

Page 5: Kejahatan ekonomi (revisi)

A.A. PENDAHULUANPENDAHULUAN

1. REVIEW PIDANA UMUM DAN 1. REVIEW PIDANA UMUM DAN KHUSUSKHUSUS

2. OVERVIEW HUKUM PIDANA 2. OVERVIEW HUKUM PIDANA EKONOMIEKONOMI

Page 6: Kejahatan ekonomi (revisi)

B. URGENSI PENGATURAN DAN PEMBERANTASAN TPE

1. HUBUNGAN HUKUM PIDANA DAN HUKUM EKONOMI• Hukum Pidana adalah hukum yang mengatur tentang pelanggaran

(overtredingen) dan kejahatan (misdrijven) terhadap kepentingan umum, perbuatan mana diancam dengan hukuman yang merupakan penderitaan dan siksaan.

• Hukum Pidana bukanlah hukum yang mengandung norma baru, melainkan hanya mengatur pelanggaran dan kejahatan terhadap norma-norma hukum yang berkaitan dengan kepentingan umum.

• Hukum Ekonomi dalam arti sempit (Droit Economique) adalah keseluruhan peraturan yang meliputi kaidah-kaidah administrasi negara yang berkaitan dengan masalah ekonomi.

• Hukum Ekonomi dalam arti luas (Droit de I’Economique) adalah keseluruhan asas, kaidah, pranata, dan lembaga hukum baik yang bersifat perdata maupun publik yang mengatur dan mengarahkan tata perekonomian suatu negara. Atau bermakna hukum ekonomi dalam arti sempit+ketentuan-ketentuan hukum di luar HAN.

• Hukum Pidana ekonomi adalah bagian dari Hukum Ekonomi dalam arti luas

Page 7: Kejahatan ekonomi (revisi)

2. KEDUDUKAN HUKUM PIDANA EKONOMI 2. KEDUDUKAN HUKUM PIDANA EKONOMI dalam tatanan Hukum Pidana dan Hukum Ekonomidalam tatanan Hukum Pidana dan Hukum Ekonomi

Hukum Pidana Ekonomi merupakan sinergi dari dua buah sub Hukum Pidana Ekonomi merupakan sinergi dari dua buah sub bidang hukum: hukum pidana dan hukum ekonomi, yang mengatur bidang hukum: hukum pidana dan hukum ekonomi, yang mengatur pelanggaran dan kejahatan di bidang ekonomi.pelanggaran dan kejahatan di bidang ekonomi.

Subyek dan perbuatan yang tergolong dalam Hukum Pidana Subyek dan perbuatan yang tergolong dalam Hukum Pidana Ekonomi adalah khusus, maka tergolong Ekonomi adalah khusus, maka tergolong hukum pidana khusushukum pidana khusus

Dan mengingat sifat dari kejahatan yang dilakukan umumnya Dan mengingat sifat dari kejahatan yang dilakukan umumnya melintasi batas negara dan menggunakan teknologi canggih, maka melintasi batas negara dan menggunakan teknologi canggih, maka beberapa metode pendekatan dalam Hukum Ekonomi dapat beberapa metode pendekatan dalam Hukum Ekonomi dapat digunakan, yaitu:digunakan, yaitu:

- Transdisipliner/ interdisipliner- Transdisipliner/ interdisipliner

- Transnasional/ - Transnasional/ cross-border countrycross-border country

- Futuristik/ Antisipatoris- Futuristik/ Antisipatoris

Page 8: Kejahatan ekonomi (revisi)

3. URGENSI PENGATURAN DAN PEMBERANTASAN TPE

Pengaturan adalah bertujuan untuk membantu tercapainya tujuan hukum: kepastian dan ketertiban.

TPE merupakan pelanggaran dan kejahatan yang bersifat melintasi batas negara (cross border), canggih, dan seringkali sulit dilacak

Peluang dilakukannya pengecualian/penyimpangan dalam Hukum Pidana dapat dilakukan berdasarkan Pasal 103 KUHP, dengan mengingat delapan pengecualian/penyimpangan

Delapan pengecualian/ penyimpangan tersebut meliputi: subyek, batas teritorial, pembantuan/ percobaan, kualifikasi delik, sidang “in absentia”, schikking, peradilan khusus sistem pemidanaan

Page 9: Kejahatan ekonomi (revisi)

• TPE membawa dampak sangat buruk (the aftermath) kepada perekonomian bangsa dan negara

• Merongrong sektor swasta yang sah• Merongrong integritas pasar-pasar keuangan• Mengakibatkan hilangnya kendali pemerintah terhadap

kebijakan ekonominya• Muncul distorsi dan ketidakstabilan ekonomi• Mengurangi pendapatan negara dan sumber

pembiayaan pajak• Membahayakan upaya privatisasi BUMN oleh

pemerintah• Menciptakan sosial dan ekonomi biaya yang tinggi• Mengakibatkan rusaknya reputasi dan tatanan bangsa

dan negara

Page 10: Kejahatan ekonomi (revisi)

4. Fungsi Hukum Pidana Ekonomi dalam 4. Fungsi Hukum Pidana Ekonomi dalam Pembangunan PerekonomianPembangunan Perekonomian

• Prof. Mochtar Kusumaatmadja: Fungsi hukum sebagai “sarana Prof. Mochtar Kusumaatmadja: Fungsi hukum sebagai “sarana pembangunan masyarakat”;pembangunan masyarakat”;

• Roscoe Pound: “ law as a tool social engineering”Roscoe Pound: “ law as a tool social engineering”

• Perhatikan pula berbagai fungsi dan tujuan hukum dalam Bab II Buku Perhatikan pula berbagai fungsi dan tujuan hukum dalam Bab II Buku Hukum Pidana Ekonomi (Dr. Edi Setiadi), antara lain: sebagai kontrol Hukum Pidana Ekonomi (Dr. Edi Setiadi), antara lain: sebagai kontrol sosial, sarana penyelesaian konflik, dan untuk memperbaharui sosial, sarana penyelesaian konflik, dan untuk memperbaharui masyarakatmasyarakat

• Dalam konteks Hukum Pidana Ekonomi, dan menggunakan 4 asas (dalam Dalam konteks Hukum Pidana Ekonomi, dan menggunakan 4 asas (dalam pasal 2-9 KUHP: teritorial, nasional aktif, nasional pasif, universal), dan 8 pasal 2-9 KUHP: teritorial, nasional aktif, nasional pasif, universal), dan 8 penyimpangan yang ada dalam huku pidanan khusus, serta 3 metode penyimpangan yang ada dalam huku pidanan khusus, serta 3 metode pendekatan dalam hukum ekonomi. Maka ketiga hal ini dapat menjadi pendekatan dalam hukum ekonomi. Maka ketiga hal ini dapat menjadi tools (alat) untuk mempermudah upaya-upaya dalam rangka mengurangi tools (alat) untuk mempermudah upaya-upaya dalam rangka mengurangi dan menghilangkan dampak buruk TPEdan menghilangkan dampak buruk TPE

• Dengan demikian ketiga tools tersebut juga menjadi alat dalam hukum Dengan demikian ketiga tools tersebut juga menjadi alat dalam hukum pidana ekonomi untuk dapat berperan dalam meningkatkan pidana ekonomi untuk dapat berperan dalam meningkatkan pembangunan perekonomian nasional (the ultimate goal)pembangunan perekonomian nasional (the ultimate goal)

Page 11: Kejahatan ekonomi (revisi)

C. MACAM-MACAM TINDAK PIDANA EKONOMI, C. MACAM-MACAM TINDAK PIDANA EKONOMI, MEKANISME, KARAKTERISTIK, DAN MEKANISME, KARAKTERISTIK, DAN REGULASINYAREGULASINYA

1.1. Tindak pidana pencucian uang (Tindak pidana pencucian uang (money launderingmoney laundering))a.a. Pengertian TPPUPengertian TPPU

Money Laundering is the goal of a large number of criminal acts is to Money Laundering is the goal of a large number of criminal acts is to generate a profit for the individual or group that carries out the act. generate a profit for the individual or group that carries out the act. Money Laundering is the processing if these criminal proceeds to Money Laundering is the processing if these criminal proceeds to disguise their illegal origin. This process is critical importance, as it disguise their illegal origin. This process is critical importance, as it enables the criminal to enjoy these profits without jeopardising their enables the criminal to enjoy these profits without jeopardising their course. Illegal arms sales, smuggling, and the activities of organised course. Illegal arms sales, smuggling, and the activities of organised crime, including for example drug trafficking and prostitusion rings, can crime, including for example drug trafficking and prostitusion rings, can generate huge sums. Embezzlement, insider trading, bribery, and generate huge sums. Embezzlement, insider trading, bribery, and computer fraud schemes can also produce large profits and create the computer fraud schemes can also produce large profits and create the incentive to “legitimise” the ill-gotten gains through money launderingincentive to “legitimise” the ill-gotten gains through money laundering

(Financial Action Task on Money Laundering-FATF)(Financial Action Task on Money Laundering-FATF)

Page 12: Kejahatan ekonomi (revisi)

Pencucian Uang adalah perbuatan menempatkan, Pencucian Uang adalah perbuatan menempatkan, mentransfer, menyumbangkan, menghibahkan, mentransfer, menyumbangkan, menghibahkan, menitipkan, membawa ke luar negeri, menukarkan, atau menitipkan, membawa ke luar negeri, menukarkan, atau perbuatan lainnya atas harta kekayaan ang diketahuinya perbuatan lainnya atas harta kekayaan ang diketahuinya atau patut diduga merupakan hasil tindak pidana dengan atau patut diduga merupakan hasil tindak pidana dengan maksud untuk menyembunyikan atau menyamarkan maksud untuk menyembunyikan atau menyamarkan asal-usul harta kekayaan sehingga seolah-olah menjadi asal-usul harta kekayaan sehingga seolah-olah menjadi harta kekayaan yang sah.harta kekayaan yang sah.

(Pasal 1 Angka 1 UU No.15 Th 2002 Tentang Tindak (Pasal 1 Angka 1 UU No.15 Th 2002 Tentang Tindak Pidana Pencucian Uang sebagaimana telah diubah dan Pidana Pencucian Uang sebagaimana telah diubah dan ditambah dengan UU no. 25 Th 2003-UU TPPU)ditambah dengan UU no. 25 Th 2003-UU TPPU)

Page 13: Kejahatan ekonomi (revisi)

b. Sejarah dan Perkembangannya

Legenda Al Capone: merely a myth or a true story?; Filosofi mesin cuci; Praktik (modus) money laundering tidak hanya seputar mesin koin

atau laundry, tetapi memasuki lembga-lembaga keuangan suatu negara. Perbankan, asuransi, pasar modal;

Perhatikan dunia makin serius terhadap pemberantasan TPPU dengan dibentuknya FATF (Financial Action Task Force On Money Laundering) oleh kelompok G-7 di Paris pada Juli 1989;

Tahun 1990, FATF mengeluarkan The Forty Recommendations yang menjadi standar internasional yang harus dirujuk dan dipedomani oleh setiap negara;

Indonesia harus mengikuti standar internasional ini atas desakan IMF

Page 14: Kejahatan ekonomi (revisi)

Di samping tekanan IMF, juga ada kebutuhan domestik Di samping tekanan IMF, juga ada kebutuhan domestik untuk memberantas korupsi, perdagangan drugs, untuk memberantas korupsi, perdagangan drugs, narkoba/psikotropika, perdagangan orang/anak, narkoba/psikotropika, perdagangan orang/anak, penyelundupan orang/barang, illegal loging.penyelundupan orang/barang, illegal loging.

Awalnya (sejak Juni 2005) Indonesia masuk dalam NCCT Awalnya (sejak Juni 2005) Indonesia masuk dalam NCCT (Non Cooperative Countries Territories) List, karena:(Non Cooperative Countries Territories) List, karena:- Tidak adanya ketentuan yang menetapkan money - Tidak adanya ketentuan yang menetapkan money laundering sebagai tindak pidanalaundering sebagai tindak pidana- Tidak adanya ketentuan KYC untuk lembaga keuangan non - Tidak adanya ketentuan KYC untuk lembaga keuangan non bankbank- Minimnya kapasitas sumber daya dalam penanganan - Minimnya kapasitas sumber daya dalam penanganan tindak pidanan pencucian uangtindak pidanan pencucian uang- Kurangnya kerjasama internasional dalam penanganan - Kurangnya kerjasama internasional dalam penanganan tindak pidana pencucian uang;tindak pidana pencucian uang;- januari 2005, Indonesia keluar dari NCCT list, tetapi masih - januari 2005, Indonesia keluar dari NCCT list, tetapi masih dalam pengawasan selama satu tahundalam pengawasan selama satu tahun-Sejak Januari 2006, Indonesia keluar dari daftar -Sejak Januari 2006, Indonesia keluar dari daftar pengawasan tersebutpengawasan tersebut

Page 15: Kejahatan ekonomi (revisi)

c. Mekanisme TPPUc. Mekanisme TPPU

DIRTY MONEYDIRTY MONEY

PLACEMENTPLACEMENT

LAYERINGLAYERING

INTEGRATIONINTEGRATION

Page 16: Kejahatan ekonomi (revisi)

UANG YANG MENJADI OBJEK DALAM TPPU ADALAH UANG HARAM (DIRTY MONEY) YANG DAPAT BERASAL DARI:

KORUPSI PENYUAPAN PENYELUNDUPAN BARANG PENYELUNDUPAN TENAGA

KERJA PENYELUNDUPAN IMIGRAN DI BIDANG PERBANKAN DI BIDANG PASAR MODAL DI BIDANG ASURANSI NARKOTIKA PSIKOTROPIKA PERDAGANGAN MANUSIA PERDAGANGAN SENJATA GELAP PENCULIKAN TERORISME

PENCURIAN PENGGELAPAN PENIPUAN PEMALSUAN UANG PENJUDIAN PROSTITUSI DI BIDANG PERPAJAKAN DI BIDANG KEHUTANAN DI BIDANG LINGKUNGAN HIDUP DI BIDANG KELAUTAN, ATAU TINDAK PIDANA LAINNYA YANG

DIANCAM DENGAN PIDANA 4 TAHUN ATAU LEBIH.

(PASAL 2 AYAT 1 UUTPPU)

Page 17: Kejahatan ekonomi (revisi)

PLACEMENT: tahap menempatkan (mendepositokan) uang haram tersebut ke dalam sistem keuangan.

Pada tahap immersion (consolidation & placement) ini, bentuk dari uang hasil kejahatan tersebut harus dikonversi untuk menyembunyikan asal-usul yang tidak sah dari uang tersebut.

Misalnya:

Dengan memecah uang tersebut ke dalam pecahan besar atau kecil dan disimpan dalam suatu rekening di bank;

Pergerakan fisik dari uang tunai, baik melalui penyelundupan uang tunai dari satu negara ke negara lainnya, maupun dengan cara menggabungkan uang tunai yang berasal dari kejahatan dengan uang yang diperoleh dari hasil kegiatan yang sah menurut hukum.

Page 18: Kejahatan ekonomi (revisi)

LAYERING: tahap yang merupakan suatu proses pengalihan dari suatu bentuk investasi ke bentuk investasi lainnya yang dilakukan dengan memperpanjang jalur pelacakan atau suatu tindakan untuk menutupi sumber sebenarnya dari uang/aset dengan melakukan berlapis-lapis transaksi finansial yang dirancang untuk menghilangkan jejak dan menciptakan tokoh anonim.

Pada tahap (heavy soaping) ini pencuci uang (laundryman/launderer) berusaha memutuskan hubungan uang hasil kejahatan dari sumbernya. Dilakukan dengan cara memindahkan uang dari satu bank ke bank lainnya. Teknisnya dengan cara memecah dan mengkonversi ulang.

Dapat juga disalurkan untuk pembelian dan penjualan barang-barang investasi, atau cukup dengan dilakukan pemindahan dnegan funds wire melalui sejumlah rekening pada berbagai bank di sleuruh dunia (terutama negara-negara yang tidak ada kerjasama dalam hal rejim anti money laundering.

Page 19: Kejahatan ekonomi (revisi)

INTEGRATION: INTEGRATION: tahap penempatan perbuatan kriminal tahap penempatan perbuatan kriminal yang sudah melalui tahap placement dan layering untuk yang sudah melalui tahap placement dan layering untuk menjadi investasi yang terlihat benar-benar legal. Pada menjadi investasi yang terlihat benar-benar legal. Pada tahap ini, uang/ aset diintegrasikan ke dalam sistem tahap ini, uang/ aset diintegrasikan ke dalam sistem keuangan yang legal dan diasimilasikan dnegan semua keuangan yang legal dan diasimilasikan dnegan semua aset yang ada dalam sistem finansial.aset yang ada dalam sistem finansial.

Tahapa spin dry ini uang yang telah dicuci, dibawa kembali Tahapa spin dry ini uang yang telah dicuci, dibawa kembali ke dalam sirkulasi dalam bentuk pendapatan bersih, ke dalam sirkulasi dalam bentuk pendapatan bersih, bahkan menjadi objek pajak. Setelah melalui tahap bahkan menjadi objek pajak. Setelah melalui tahap layering, uang haram menjadi uang halal (clean money) layering, uang haram menjadi uang halal (clean money) yang akan digunakan dalam kegiatan bisnis atau yang akan digunakan dalam kegiatan bisnis atau kegiatan operasi kejahatan dari penjahat atau organisasi kegiatan operasi kejahatan dari penjahat atau organisasi kejahatan yang mengendalikan uang tersebut.kejahatan yang mengendalikan uang tersebut.

Misalnya dengan menginvestasikan uang tersebut ke bisnis Misalnya dengan menginvestasikan uang tersebut ke bisnis real estate, barang-barang mewah, atau membeli saham real estate, barang-barang mewah, atau membeli saham perusahaan-perusahaan.perusahaan-perusahaan.

Page 20: Kejahatan ekonomi (revisi)

d. Regulasi

Regulasi sebagai alat untuk memberantas TPPU harus dilakukan mengingat hal-hal berikut:

Money laundering adalah sarana penting bagi kejahatan yang menghasilkan uang, baik kejahatan narkoba, fraud, dan bentuk kejahatan lainnya.

Money laundering membantu para pejabat negara yang melakukan korupsi untuk dapat menyembunyikan kekayaan masyarakat yang diperolehnya secara tidak jujur.

Pemberantasan money laundering dapat membantu suatu negara untuk mempertahankan integritas dari sistem keuangan dan lembaga-lembaga terhadap pengaruh buruk dari uang hasil kejahatan.

Page 21: Kejahatan ekonomi (revisi)

• Pemberantasan TPPU harus dilakukan dengan tujuan Pemberantasan TPPU harus dilakukan dengan tujuan umumnya untuk menghentikan para kriminal agar tidak umumnya untuk menghentikan para kriminal agar tidak memperoleh manfaat dari kegiatan pencucian uang. Khususnya memperoleh manfaat dari kegiatan pencucian uang. Khususnya adalah:adalah:

Menghentikan mereka dari kemungkinan menikmati Menghentikan mereka dari kemungkinan menikmati manfaat yang dapat diperoleh dari kegiatan pencucian manfaat yang dapat diperoleh dari kegiatan pencucian uanguang

Mencegh merek untuk dapat menginvestasikan kembali Mencegh merek untuk dapat menginvestasikan kembali dana yang diperoleh dari kegiatan kejahatan merekadana yang diperoleh dari kegiatan kejahatan mereka

Menyediakan sistem bagi para kriminal agar keadilan Menyediakan sistem bagi para kriminal agar keadilan dapat ditegakkan yang mereka lakukan (dengan dapat ditegakkan yang mereka lakukan (dengan melakukan penelusuran terhadap asal-usul uang hasil melakukan penelusuran terhadap asal-usul uang hasil kejahatan tersebut melalui audit dan menemukan kejahatan tersebut melalui audit dan menemukan hubungan yang jelas antara tindak pidana dan pelaku hubungan yang jelas antara tindak pidana dan pelaku utama dari tindak pidana tersebut).utama dari tindak pidana tersebut).

Page 22: Kejahatan ekonomi (revisi)

• Faktor-faktorFaktor-faktor yang diperhatikan oleh para pencuci yang diperhatikan oleh para pencuci uang:uang:

Kepemilikan yang sebenarnya dan sumber yang sesungguhnya Kepemilikan yang sebenarnya dan sumber yang sesungguhnya dari uang yang dicuci itu, harus disembunyikan.dari uang yang dicuci itu, harus disembunyikan.

Bentuk uang harus berubahBentuk uang harus berubah Jejak yang ditinggalkan oleh proses pencucian uang harus Jejak yang ditinggalkan oleh proses pencucian uang harus

tersamar atau tidak dapat diketahuitersamar atau tidak dapat diketahui Pengawasan terus-menerus harus dilakukan terhadap uang Pengawasan terus-menerus harus dilakukan terhadap uang

tersebuttersebut

Page 23: Kejahatan ekonomi (revisi)

•Di Indonesia: UU No.15/2002 jo. UU No.25/2004 tentang tindak pidana pencucian uang (UU TPPU)

TPPU adalah setiap orang yang dengan sengaja:

Menempatkan Mentransfer Membayarkan atau membelanjakan Menghibahkan atau menyumbangkan Menitipkan Membawa ke luar negeri Menukarkan atau Perbuatan lainnya atas harta kekayaan yang diketahuinya atau

patut diduganya…dstDengan maksud menyembuyikan atau menyamarkan…dst (Pasal

3 UU TPPU)

Page 24: Kejahatan ekonomi (revisi)

• TPPU pasif adalah setiap orang yang menerima TPPU pasif adalah setiap orang yang menerima atau menguasai:atau menguasai:

PenempatanPenempatan PentransferanPentransferan PembayaranPembayaran HibahHibah SumbanganSumbangan PenitipanPenitipan PenukaranPenukaran

Harta kekayaan yang diketahuinya atau patut Harta kekayaan yang diketahuinya atau patut diduganya merupakan hasil tindak pidana..dst…diduganya merupakan hasil tindak pidana..dst…(Pasal 6 UU TPPU)(Pasal 6 UU TPPU)

Page 25: Kejahatan ekonomi (revisi)

e. Penegakan hukum dalam pemberantasan TPPU

Rezim anti money laundering

Lembaga PPATK yang berfungsi secara efektif

Komitmen dan kerjasama antarlembaga keuangan dan lembaga terkait dalam rezim anti money laundering

Penerapan sanksi yang berat

Penyidikan penuntutan dan pemeriksaan di sidang pengadilan

Page 26: Kejahatan ekonomi (revisi)

SANKSI PIDANASANKSI TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG• Pelaku tindak pidana pencucian uang dikenakan pidana penjara

paling singkat 5 tahun dan paling lama 15 tahun dan denda paling sedikit Rp 100 juta dan paling banyak Rp 15 milyar (pasal 3 ayat (1) UUTPPU)

• Sanksi yang sama juga dikenakan kepada setiap orang yang melakukan percobaan, pembantuan, atau permufakatan jahat untuk melakukan tindak pidana pencucian uang (pasal 3 ayat (2))

SANKSI PELAPORAN• PJK yang dengan sengaja tidak menyampaikan STR dan CTR

kepada PATTK, dipidana dengan pidana paling sedikit Rp 250 juta dan paling banyak Rp 1 milyar (pasal 8)

• Setiap orang yang tidak melaporkan uang tunai Rupiah sejumlah Rp 100 juta atau lebih dibawa ke dalam atau ke luar wilayah negara RI, dipidana dengan pidana denda paling sedikit Rp 100 juta dan paling banyak Rp 300 juta (pasal 9)

Page 27: Kejahatan ekonomi (revisi)
Page 28: Kejahatan ekonomi (revisi)

Sanksi Tindak Pidana Pencucian Sanksi Tindak Pidana Pencucian UangUang• PPATK, penyidik, saksi, penuntut umum, hakim, atau orang PPATK, penyidik, saksi, penuntut umum, hakim, atau orang

lain yang bersangkutan dengan TPPU yang sedang lain yang bersangkutan dengan TPPU yang sedang diperiksa melanggar kewajiban merahasiakan identitas diperiksa melanggar kewajiban merahasiakan identitas pelapor dengan ancaman pidana penjara 1 sampai 3 tahun.pelapor dengan ancaman pidana penjara 1 sampai 3 tahun.

• Sanksi yang sama juga dikenakan kepada saksi, penuntut Sanksi yang sama juga dikenakan kepada saksi, penuntut umum, hakim dan orang lain yang bersangkutan dengan umum, hakim dan orang lain yang bersangkutan dengan TPPU apabila menyebut identitas pelapor dalam TPPU apabila menyebut identitas pelapor dalam pemeriksaan di sidang pengadilan.pemeriksaan di sidang pengadilan.

• Direksi dan pejabat/ pegawai PJK, dan pejabat/ pegawai Direksi dan pejabat/ pegawai PJK, dan pejabat/ pegawai PPATK, serta penyelidik/ penyidik yang memberitahukan PPATK, serta penyelidik/ penyidik yang memberitahukan keapda pengguna jasa keuangan mengenai laporang STR keapda pengguna jasa keuangan mengenai laporang STR yang sedang disusun atau telah dilaporkan kepada PPATK yang sedang disusun atau telah dilaporkan kepada PPATK atau penyidik (anti tipping off), diancam dengan pidana atau penyidik (anti tipping off), diancam dengan pidana penjara 3 sampai dengan 5 tahun dan denda Rp 100 juta penjara 3 sampai dengan 5 tahun dan denda Rp 100 juta sampai dengan 1 milyar.sampai dengan 1 milyar.

Page 29: Kejahatan ekonomi (revisi)

UPAYA YANG TELAH DILAKUKAN INDONESIA Kriminalisasi pencucian uang melalui UU

No.15/2002 jo. UU No.25/2003 PP No.57 tahun 2003 Tentang Tata Cara

Perlindungan Khusus Bagi Pihak Pelapor dan Saksi Tindak Pidana Pencucian Uang

Keppres operasional PPATK yaitu Keppres No.81 Tahun 2003, Keppres No.82 Tahun 2003, dan Keppres No.3 Tahun 2004

Keppres No.1 Tahun 2004 Tentang Komite Koordinasi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan TPPU

Ketentuan KYC untuk industri perbankan, pasar modal dan lembaga keuangan non-bank

Page 30: Kejahatan ekonomi (revisi)

f. Beberapa Kasus TPPUf. Beberapa Kasus TPPU Lihat pada presentasi Dr. Yunus Husein, Lihat pada presentasi Dr. Yunus Husein,

S.H., LL.M.: kasus korupsi, illegal loging, S.H., LL.M.: kasus korupsi, illegal loging, narkoba;narkoba;

TPPU sebagai sumber pembiayaan TPPU sebagai sumber pembiayaan kegiatan terorismekegiatan terorisme

Buku Prof. Remy Sjahdeni, halaman 351-Buku Prof. Remy Sjahdeni, halaman 351-387: kasus BCCI di USA, kasus Ferdinand 387: kasus BCCI di USA, kasus Ferdinand Marcos, kasus Iran-Contra, kasus Mafia Marcos, kasus Iran-Contra, kasus Mafia Rusia & Bank of New York, and many Rusia & Bank of New York, and many othersothers

Page 31: Kejahatan ekonomi (revisi)

2. Kejahatan di Pasar Modal2. Kejahatan di Pasar Modal

INSIDER TRADINGINSIDER TRADINGMODUS : Memperoleh keuntungan melalui pemanfaatan MODUS : Memperoleh keuntungan melalui pemanfaatan informasi yang belum terpublish ke publik.informasi yang belum terpublish ke publik.PELAKU : PELAKU : 1. Fiduciary Position1. Fiduciary Positionyaitu pihak yang mengemban kepercayaan secara yaitu pihak yang mengemban kepercayaan secara langsung maupun tidak langsung dari emiten maupun langsung maupun tidak langsung dari emiten maupun perusahaan publik.perusahaan publik.2. Tippees2. Tippeesyaitu pihak yang menerima informasi pihak dalam dari yaitu pihak yang menerima informasi pihak dalam dari orang pertama. (komisaris, direktur, pegawai, pemegang orang pertama. (komisaris, direktur, pegawai, pemegang saham utama, emiten, orang per orang)saham utama, emiten, orang per orang)

Page 32: Kejahatan ekonomi (revisi)

UNSUR INSIDER TRADINGUNSUR INSIDER TRADING

Adanya perdagangan efekAdanya perdagangan efek Dilakukan oleh orang dalamDilakukan oleh orang dalam Adanya Insider InformationAdanya Insider Information Informasi itu belum diungkap dan Informasi itu belum diungkap dan

terbuka untuk umumterbuka untuk umum Perdagangan dimotivasi oleh Perdagangan dimotivasi oleh

informasi ituinformasi itu Tujuannya untuk memperoleh Tujuannya untuk memperoleh

keuntungankeuntungan

Page 33: Kejahatan ekonomi (revisi)

KORBAN INSIDER TRADING

Lawan transaksi Pemerintah, karena kewibawaan

regulation dan kredibilitas pasar modal terganggu

Page 34: Kejahatan ekonomi (revisi)

REFERENCESREFERENCES HUKUM PIDANA EKONOMI, Prof. Dr. Edi Setiadi S.H., M.H.HUKUM PIDANA EKONOMI, Prof. Dr. Edi Setiadi S.H., M.H. KORUPSI, GOOD GOVERNANCE, DAN KOMISI ANTI KORUPSI KORUPSI, GOOD GOVERNANCE, DAN KOMISI ANTI KORUPSI

DI INDONESIA, Prof. Dr. Romli Atmasasmita, S.H., L.L.M.DI INDONESIA, Prof. Dr. Romli Atmasasmita, S.H., L.L.M. PEMBERANTASAN KORUPSI MELALUI HUKUM PIDANA PEMBERANTASAN KORUPSI MELALUI HUKUM PIDANA

NASIONAL DAN INTERNASIONAL, Prof. Dr. Jur. Andi HamzahNASIONAL DAN INTERNASIONAL, Prof. Dr. Jur. Andi Hamzah PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA KORPORASI, Prof. Dr. Sutan PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA KORPORASI, Prof. Dr. Sutan

Remy Sjahdeni, S.H.Remy Sjahdeni, S.H. KEBIJAKAN LEGISLASI TENTANG SISTEM KEBIJAKAN LEGISLASI TENTANG SISTEM

PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA KORPORASI DI INDONESIA, PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA KORPORASI DI INDONESIA, Dr. Dwija Priyatno, S.H., M.Hum., SP.N.Dr. Dwija Priyatno, S.H., M.Hum., SP.N.

SELUK BELUK TPPU, Prof. Dr. Sutan Remy Sjahdeni, S.H.SELUK BELUK TPPU, Prof. Dr. Sutan Remy Sjahdeni, S.H. KEJAHATAN KORPORASI, Prof. Dr. J. E. Sahetapy, S.H., M.A.KEJAHATAN KORPORASI, Prof. Dr. J. E. Sahetapy, S.H., M.A. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENEGAKAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENEGAKAN

HUKUM, Prof. Dr. Soenjono Soekanti, S.H., M.A.HUKUM, Prof. Dr. Soenjono Soekanti, S.H., M.A. PERBUATAN MELAWAN HUKUM, Dr. Munir Fuady, S.H., M.H., PERBUATAN MELAWAN HUKUM, Dr. Munir Fuady, S.H., M.H.,

LL.M.LL.M.

Page 35: Kejahatan ekonomi (revisi)

3. Kejahatan Korporasi (White Collar Crime)3. Kejahatan Korporasi (White Collar Crime)

a). Korporasi dalam Kehidupan Masyarakata). Korporasi dalam Kehidupan Masyarakat

Perusahaan/korporasi memberikan pengaruh positif dan negatif terhadap Perusahaan/korporasi memberikan pengaruh positif dan negatif terhadap masyarakatmasyarakat

Pengaruh positif a.l menyediakan lapangan kerja, meningkatkan Pengaruh positif a.l menyediakan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan nasional, memberikan income kepada negara, menggerakkan pendapatan nasional, memberikan income kepada negara, menggerakkan pembangunan, dan lain-lainpembangunan, dan lain-lain

Pengaruh negatif a.l kerusakan lingkungan, pencemaran laut, kematian Pengaruh negatif a.l kerusakan lingkungan, pencemaran laut, kematian massal akibat kebocoran pipa gas, cacat, produksi obat, keracunan massal akibat kebocoran pipa gas, cacat, produksi obat, keracunan makanan, air minum yang tercemar, kelalaian perusahaan transportasi, dan makanan, air minum yang tercemar, kelalaian perusahaan transportasi, dan lain-lainlain-lain

Dengan kekayaan yang dimiliki suatu perusahaan, ia juga memiliki Dengan kekayaan yang dimiliki suatu perusahaan, ia juga memiliki kekuatan sosial dan politik yang operasional/ kegiatan perusahaan tersebut kekuatan sosial dan politik yang operasional/ kegiatan perusahaan tersebut mempengaruhi kehidupan banyak orangmempengaruhi kehidupan banyak orang

Page 36: Kejahatan ekonomi (revisi)

b) Pengertian

Corporate crime: a crime committed either by a corporate body or by its representatives acting on its behalf. Examples: price fixing and consumer fraud (black’s law dictionary)

Corporate crime: socially injurious and blameworthy act, legal or illegal, that cause financial, physical or environmental harm, commited by corporations and bussines againts their workers, the general public, the environment, other corporations and bussineses, the government or other countries. The benefactor of such crimes is the corporations (Frank & Lynch)

White-collar crime: a nonviolent crime usu. Involving cheating or dishonesty in commercial matters. Examples: Fraud, embezzlement, bribery, and insider trading (Black’s Law Dictionary)

White-collar crime: Socially injurious and blameworthy acts commited bu individuals or groups of individuals who occupy decision-making positions in corporations and bussineses, and which are commited for their own personal gain againts the bussineses and corporations that employ them (Frank & Lynch)

White-collar crime selalu dilakukan tanpa kekerasan, tetap diikuti dengan kecurangan, penyesatan, penyembuyian fakta, manipulasi, pelanggaran kepercayaan, akal-akalan atau pengelakan terhadap peraturan.

Page 37: Kejahatan ekonomi (revisi)

C) Kategori white-collar crimeC) Kategori white-collar crime Kejahatan KorporasiKejahatan Korporasi

Kejahatan yang dilakukan oleh para eksekutif demi kepentingan dan Kejahatan yang dilakukan oleh para eksekutif demi kepentingan dan keuntungan perusahan yang berakibat kerugian pada masyarakat. keuntungan perusahan yang berakibat kerugian pada masyarakat. Misalnya kejahatan lingkungan, manipulasi pajak, iklan yang Misalnya kejahatan lingkungan, manipulasi pajak, iklan yang menyesatkan, dan lain-lain.menyesatkan, dan lain-lain.

Kejahatan JabatanKejahatan Jabatan

Kejahatan yang dilakukan oleh para pejabat atau birokrat, seperti Kejahatan yang dilakukan oleh para pejabat atau birokrat, seperti korupsi dan abuse of power.korupsi dan abuse of power.

Kejahatan ProfesionalKejahatan Profesional

Kejahatan yang terjadi di lingkungan profesional, misalnya dokter, Kejahatan yang terjadi di lingkungan profesional, misalnya dokter, pengacara, notaris, akuntan publik, dan lain-lain.pengacara, notaris, akuntan publik, dan lain-lain.

Kejahatan IndividualKejahatan Individual

Kejahatan yang dilakukan oleh individu untuk kepentingan dan Kejahatan yang dilakukan oleh individu untuk kepentingan dan keuntungan pribadi.keuntungan pribadi.

Page 38: Kejahatan ekonomi (revisi)

White collar crime adalah crime White collar crime adalah crime committed by person of respectability committed by person of respectability and high social status in the course of and high social status in the course of their occupation.their occupation.

Kejahatan yg dilakukan olh orang2 yang Kejahatan yg dilakukan olh orang2 yang memiliki kedudukan sosial yg tinggi dan memiliki kedudukan sosial yg tinggi dan terhormat dlm pekejaannya.terhormat dlm pekejaannya.

Page 39: Kejahatan ekonomi (revisi)

Elemen penting dlm wccElemen penting dlm wcc

1. status pelaku tindak pidana rata-rata 1. status pelaku tindak pidana rata-rata mempunyai status sosial yg tinggimempunyai status sosial yg tinggi

2. kejahatan itu berhubungan dgn 2. kejahatan itu berhubungan dgn karakter atau jabatan tertentu. Dlm arti karakter atau jabatan tertentu. Dlm arti kej itu dilakukan olh org yg memp jab kej itu dilakukan olh org yg memp jab strategis.strategis.

Page 40: Kejahatan ekonomi (revisi)

KATEGORI KEJAHATAN KORPORASIKATEGORI KEJAHATAN KORPORASI

1. DEFRAUDING THE STOCK HOLDERSPerusahaan tidak melaporkan besar keuntungan yang sebenarnya kepada pemegang saham

2. DEFRAUDING THE PUBLICMengelabui publik tentang produk-produknya terutama yang berkaitan dengan mutu dan bahan

3. DEFRAUDING THE GOVERNMENTMembuat laporan pajak yang tidak benar

4. ENDANGERING EMPLOYEESPerusahaan yang tidak memperhatikan keselamatan kerja para karyawannya

5. ILLEGAL INTERVENTION IN THE POLICAL PROCESSBerkolusi dengan partai politik dengan memberikan sumbangan kampanye

6. ENDANGERING THE PUBLIC WELFAREProses produk yang menimbulkan polusi (debu, limbah B3, suara dan lain sebagainya)

Page 41: Kejahatan ekonomi (revisi)

d) Karakteristikd) Karakteristik

Kejahatannya sulit dilihatKejahatannya sulit dilihat Bentuk kejahatannya sangat kompleksBentuk kejahatannya sangat kompleks Penyebaran tanggung jawab yang semakin Penyebaran tanggung jawab yang semakin

meluasmeluas Penyebaran korban yang luasPenyebaran korban yang luas Hambatan dalam pendeteksian dan penuntutanHambatan dalam pendeteksian dan penuntutan Peraturan yang tidak jelasPeraturan yang tidak jelas Sikap mendua terhadap pelaku tindak pidanaSikap mendua terhadap pelaku tindak pidana Dilakukan oleh orang dengan status sosial Dilakukan oleh orang dengan status sosial

ekonomi yang tinggi dan terhormat, dan ekonomi yang tinggi dan terhormat, dan melakukan kejahatan tersebut dalam kaitannya melakukan kejahatan tersebut dalam kaitannya dengan pekerjaannya.dengan pekerjaannya.

Page 42: Kejahatan ekonomi (revisi)

e) Urgensi Pemberantasan

Penyebab kejahatan tidak hanya disebabkan oleh faktor kemiskinan tetapi dapat pula dilakukan oleh orang-orang yang mempunyai status sosial ekonomi yang tinggi (paradigma baru)

Dengan demikian meruntuhkan teori lama yang mendasarkan bahwa terjadinya kejahatan itu dikarenakan ciri-ciri patologi/biologis.

kemudian menambah dimensi baru tentang kejahatan yang semula berasal dari dimensi kemiskinan ditambah dengan dimensi keserakahan dan dimensi kekuasaan.

Perluasan subyek hukum pidana

Perluasan terhadap pengertian kejahatan

Page 43: Kejahatan ekonomi (revisi)

f) Pelaku tindak pidanaf) Pelaku tindak pidana KUHP hanya mengenal subyek hukum yang dapat melakukan KUHP hanya mengenal subyek hukum yang dapat melakukan

tindak pidana hanya manusia (natural person). Tidak ada satu tindak pidana hanya manusia (natural person). Tidak ada satu pasal pun yang menentukan pelaku tindak pidana yang bukan pasal pun yang menentukan pelaku tindak pidana yang bukan manusia. Lihat pasal 2, 4, 5, 7, 267, 292, 392, 393, KUHPmanusia. Lihat pasal 2, 4, 5, 7, 267, 292, 392, 393, KUHP

Pasal 59 KUHP tidak mengenal korporasi sebagai subyek Pasal 59 KUHP tidak mengenal korporasi sebagai subyek hukum pidana. Artinya tindak pidana tidak pernah dilakukan hukum pidana. Artinya tindak pidana tidak pernah dilakukan oleh korporasi tetapi dilakukan oleh pengurusnya. oleh korporasi tetapi dilakukan oleh pengurusnya. Konsekuensinya, penguruslah yang dibebani Konsekuensinya, penguruslah yang dibebani pertanggungjawaban pidana sekalipun pengurus melakukan pertanggungjawaban pidana sekalipun pengurus melakukan perbuatan itu untuk dan atas nama korporasi, atau untuk perbuatan itu untuk dan atas nama korporasi, atau untuk kepentingan korporasi, atau bertujuan untuk memberikan kepentingan korporasi, atau bertujuan untuk memberikan manfaat bagi korporasi dan bukan bagi pribadi pengurus.manfaat bagi korporasi dan bukan bagi pribadi pengurus.

Adagium (legal maxim): actus non facit reum. Nisi mens sit Adagium (legal maxim): actus non facit reum. Nisi mens sit rea (an act does not make a man guilty of a crime, unless his rea (an act does not make a man guilty of a crime, unless his mind be also guilty). Tiada pidana tanpa kesalahan.mind be also guilty). Tiada pidana tanpa kesalahan.

Seseorang hanya dapat dibebani tanggungjawab pidana Seseorang hanya dapat dibebani tanggungjawab pidana bukan hanya dia telah melakukan perilaku lahiriah (actus bukan hanya dia telah melakukan perilaku lahiriah (actus reus) yang harus dapat sibuktikan oleh penuntut umum, reus) yang harus dapat sibuktikan oleh penuntut umum, tetapi juga bahwa pada waktu perbuatan itu dilakukan tetapi juga bahwa pada waktu perbuatan itu dilakukan olehnya, orang itu harus memiliki sikap kalbu tertentu (mens olehnya, orang itu harus memiliki sikap kalbu tertentu (mens rea) yang terkait langsung dengan perbuatan itu.rea) yang terkait langsung dengan perbuatan itu.

Page 44: Kejahatan ekonomi (revisi)

g) Mungkinkah KORPORASI sebagai pelaku tindak pidana?

Pengertian korporasi

Pembebanan pertanggungjawaban pidana kepada korporasi

Pro dan kontra

Sistem pertanggungjawaban pidana korporasi

Ajaran pertanggungjawaban pidana korporasi

Pertanggungjawaban pidana korporasi dalam beberapa perundang-undangan pidana di Indonesia

Page 45: Kejahatan ekonomi (revisi)

KONSEP TANGGUNG JAWAB PIDANA KORPORASI

1. Identfication Doctrine/ direct liability doctrineMenurut doktrin ini,bila seorang yang cukup senior dalam struktur korporasi, atau dapat mewakili korporasi melakukan suatu kejahatan dalam bidang jabatannya, maka perbuatan dan niat orang itu dapat dihubungkan dengan korporasi. Korporasi dapat diidentifikasi dengan perbuatan ini dan dimintai pertanggungjawaban secara langsung.

Page 46: Kejahatan ekonomi (revisi)

Menurut teori ini agar suatu korporasi dpt dimintai pertamggungjawaban pidana maka org yg melakukan tp tsb hrs dpt diidentifikasi terlebih dahulu

Pertanggungjawaban pidana benar benar dpt dibebankan kpd korporasi apabila perb pid tsb dilakukan olh org yg merupakan “ directing mind” dr korporasi tsb

Page 47: Kejahatan ekonomi (revisi)

Teori identifikasi disebut jg teori alter ego/teori organ baik dlm arti sempit maupun luas.

Dlm arti sempit hanya perb pejabat senior atau otak korporasi yg dpt dipertanggungjawabkan kpd korporasi.

Secara sempit teori identifikasi hanya membebankan ptgjwbn pid kpd pejabat senior krn pej senior lah yg merupakan otak dr korporasi

Page 48: Kejahatan ekonomi (revisi)

Dalam arti luas : tdk hnya pejabat senior tetapi juga agen di bawahnya dpt menyebabkan korporasi dibebani dgn pertggjwbn pid

Siapa yg merupakan direct mind ? Lihat anggaran dasar korporasi, atau siapa yg mewakili kekuasaan prusahaan.

Pej senior adlah org yg tgjwbnya mewakili atao melambangkan pelaksanaan dr the directing mind and will of the company.

Page 49: Kejahatan ekonomi (revisi)

2. Aggregation Doctrine

Di Amerika dikenal sebagai the Collective Knowledge Doctrine.

Menurut doktrin ini, tindak pidana tidak bisa hanya diketahui atau dilakukan oleh satu orang. Oleh karena itu, perlu mengumpulkan semua tindakan dan niat dari beragam orang yang relevan dalam korporasi tersebut, untuk memastikan apakah secara keseluruhannya tindakan mereka akan merupakan suatu kejahatan atau senilai dengan apabila perbuatan dan niat itu dilakukan oleh satu orang.Menurut doktrin ini apabila tdp suatu kelompok org yg melakukan suatu tp namun org tsb bertindak u/a korporasi, maka korporasi tsb dpt dimintai pertgjwbn pidana.

Page 50: Kejahatan ekonomi (revisi)

3. Reactive Corporate Fault3. Reactive Corporate Fault

Fisse dan Braithwaite

Tanggung jawab pidana hanya bisa diterapkan terhadap korporasi apabila korporasi gagalmemenuhi perintah pengadilan dengan sungguh-sungguh. Kesalahan korporasi bukanlah kesalahan pada saat kejahatan terjadi tetapi kesalahan karena korporasi gagal melakukan tindakan yang tepat atas kesalahan yang dilakukan oleh pekerjanya.

Page 51: Kejahatan ekonomi (revisi)

4. Vicarious Liability

Menurut doktrin ini, bila seorang agen atau pekerja korporasi, bertindak dalam lingkup pekerjaannya dan dengan maksud untuk menguntungkan korporasi, melakukan suatu kejahatan, tanggungjawab pidananya dapat dibebankan kepada perusahaan.

Page 52: Kejahatan ekonomi (revisi)

• vicarious liability didsrkan kpd prinsip employment principle, yi majikan aadalah penanggungjwab utama dr perb pra buruh , jd ada prinsip the servant act is th master act in law

Page 53: Kejahatan ekonomi (revisi)

Vl : adalah pertgjwbn pengganti yi pertnggjwbn mnrt hk dmn seseorang atas perbuatan salah yg dilakukan olh org lain, the legal responsibility of one person for the wrongful acts of another.

Page 54: Kejahatan ekonomi (revisi)

Syarat pertgjwbn pwngganti

• 1. hrs tdp hub pek dan perb pid yg dilakukan olh peg tsb berkaitan dgn ruang lingkup pekjaannya

Page 55: Kejahatan ekonomi (revisi)

5. Management Failure Model5. Management Failure Model

Merupakan perluasan dari Merupakan perluasan dari identification identification doctrine, doctrine, melihat kejahatan merupakan melihat kejahatan merupakan kegagalan manajemen, yaitu melakukan kegagalan manajemen, yaitu melakukan kesalahan untuk memastikan keamanan kesalahan untuk memastikan keamanan dalam manajemen dan organisasi dalam dalam manajemen dan organisasi dalam kegiatan-kegiatan korporasi.kegiatan-kegiatan korporasi.

Page 56: Kejahatan ekonomi (revisi)

The corporate culture The corporate culture modelmodel

Korporasi dpt diptgjwbkan dilihat dr Korporasi dpt diptgjwbkan dilihat dr prosedur, sistem bekrjanya ato prosedur, sistem bekrjanya ato budayanya, the prosedure, operating budayanya, the prosedure, operating sistem, or cultural of a companysistem, or cultural of a company

Teori ini disebut jg teori budaya, model Teori ini disebut jg teori budaya, model sistem, ato model organisasisistem, ato model organisasi

Page 57: Kejahatan ekonomi (revisi)

6. Corporate Mens Rea Doctrine

Korporasi dapat diyakini sebagai agen yang melakukan kesalahan yang bertindak melalui staf mereka dan pekerja dan mens rea-nya dapat ditemukan dalam praktek dan kebijakan korporasi.

Page 58: Kejahatan ekonomi (revisi)

7. Specific Corporate Offences7. Specific Corporate Offences

Kejahatan yang hanya bisa silakukan oleh Kejahatan yang hanya bisa silakukan oleh korporasi (misalnya : corporate killing). korporasi (misalnya : corporate killing). Dalam hal ini, masalah-masalah yang Dalam hal ini, masalah-masalah yang berkaitan dengan penegasan tentang berkaitan dengan penegasan tentang kesalahan korporasi, seperti pembuktian kesalahan korporasi, seperti pembuktian dari niat atau kesembronoan, dapat diatasi dari niat atau kesembronoan, dapat diatasi dengan membuat definisi khusus yang dengan membuat definisi khusus yang hanya dapat diterapkan kepada korporasi.hanya dapat diterapkan kepada korporasi.

Page 59: Kejahatan ekonomi (revisi)

Sanksi yg dpt dijatuhkan Sanksi yg dpt dijatuhkan kpd korporasikpd korporasi• Financial sanction, denda, peningkatan Financial sanction, denda, peningkatan

pajak yg hrs dibayarpajak yg hrs dibayar

• Restriction sanction, pembatasan kegiatan Restriction sanction, pembatasan kegiatan usaha, pembubaran korporasi.usaha, pembubaran korporasi.

• Stigmatising asnctionStigmatising asnction

• Publication, pengumuman keputusan Publication, pengumuman keputusan hakimhakim

• Perampasan asset baik scr pid maupun Perampasan asset baik scr pid maupun perdata.perdata.

Page 60: Kejahatan ekonomi (revisi)

Wassalam…..Wassalam…..