Kehidupan Dan Karya Horace Bushnell

download Kehidupan Dan Karya Horace Bushnell

of 9

Transcript of Kehidupan Dan Karya Horace Bushnell

BAB IPENDAHULUANKehidupan Horace Bushnell

Kehidupan Horace Bushnell sebagai seorang mahasiswa Yale, teolog, pedagog, pengkhotbah, dan penceramah mempengaruhi teori PAK Horace Bushnell.A. Ia Seorang Mahasiswa Yale

Horace Bushnell lahir pada tanggal 14 April 1802 di sebuah desa kecil bernama Bantam. Ayahnya bernama Ensign Bushnell, sedangkan ibunya bernama Dotha. Selain menjadi petani, ayahnya adalah seorang pengusaha pabrik kecil dibidang tekstil. Mereka menjadi anggota jemaat Gereja Kongregasional New Preston, pada tahun 1805 mereka pindah ke New Preston. Sebelumnya Ensign Bushnell adalah anggota jemaat Metodis, sedangkan Dotha adalah anggota jemaat Episkopal. Ensign Bushnell dan Dotha memiliki enam orang anak, yakni : empat orang pria dan dua orang wanita. Horace Bushnell adalah anak sulung mereka. Ibunya berdoa agar Bushnell kelak menjadi pendeta.Masa remaja Horace Bushnell dilewati New Preston, ia berumur 19 tahun. Bushnell mengambil keputusan sendiri disidi menjadi anggota jemaat Gereja Kongregasional New Preston. Horace Bushnell masuk Perguruan Tinggi Yale pada bulan September 1823 ia berusia 21 tahun. Setelah tamat dari Yale pada tahun 1827, Bushnell mulai melayani sebagai seorang guru di Nowrwich, Connecticut.Kebangunan rohani sedang melanda kampus Yale membangkitkan kembali pengabdian diri Horace Bushnell kepada Tuhan ia ucapkan beberapa tahun sebelumnya yang sempat ia lalaikan. Alhasil, ia segera mengalihkan hidupnya dari bidang hukum ke bidang teologi.

Horace Bushnell masuk Sekolah Teologi Yale pada tahun 1831 dan lulus pada tahun 1833 (Towns, 1975). Refleksi atas keputusan itu tampak dalam khotbah yang ia bawakan di kapel Yale bertahun-tahun kemudian. Khotbah itu diakhiri dengan enam asas yang menjadi sokoguru kehidupannya sebagai hasil pergumulan sebelum mengambil keputusan menjadi seorang pendeta.B. Ia Seorang Teolog

Ia dikenal sebagai Bapak Teologi Liberal Amerika (Gangel dan Warren, 1983). Ia berteologi dalam tiga wawasan kebudayaan Amerika Serikat, yakni masing-masing mencakup mazhab Calvinis yang konservatif, Gereja Unitarian dan aliran pemikiran yang menitikberatkan alam sebagai satu-satunya kenyataan yang bermakna. Kekuasaan teologis yang paling utama baginya adalah pengalaman warga jemaat sendiri dengan Tuhan. Bushnell terhadap kaum konservatif yang cenderung mempersamakan agama dengan pokok dogma (ajaran teologi) tertentu, padahal kedua hal tersebut tidak sama. Beriman bukanlah menerima ajaran tertentu yang sudah dirumuskan dengan seksama, melainkan beriman berarti mempercayakan diri kepada diri ang lain, yakni Allah.Metode berteolgi Busnell yakni metode yang mencakup penelitian, penggunaan nalar, suara batin, dan daya imajinasi.C. Ia Seorang PedagogHorace Bushnell adalah seorang tokoh yang paling penting dalam sejarah PAK di Amerika. Thomas Groome (1980) tanpa ragu-ragu menegaskan bahwa Bushnell adalah seorang tokoh PAK yang merekomendasikan pendekatan sosialisasi. Ia adalah seorang tokoh utama pendekatan sosialisasi dalam PAK.

Horace Bushnell mendidik melalui khotbah-khotbah dan pelbagai tulisannya. Ia sebagai seorang pedagog menulis beberapa buku antara lain : Nature and Supernatural, The Character of Jesus, Sermons for The New Life, Christ and His Salvation, Sermons on Living Subjects, The Vacarious Sacrifice, God in Christ, Work and Play, Moral Uses of Dark Things, Building Eras in Religion, Womans Suffrage dan Christian Nurture.Horace Bushnell memiliki sumbangan khusus dalam bidang perguruan tinggi khususnya dalam memilih tempat bagi perguruan tinggi Negara bagian California. Hal tersebut terjadi karena ia bepergian ke California dengan harapan iklim yang lebih kering disana akan mengurangi kemajuan penyakit paru-paru yang semakin memperlemah tubuhnya.D. Ia Seorang Pengkhotbah dan Penceramah

Setelah Bushnell ditahbiskan dan dilantik menjadi pendeta jemaat North Church, satu-satunya jemaat yang ia pernah layani sepanjang hidupnya di kota Hartford Negara bagian Connecticut pada tanggal 22 Mei 1833, ia selalumempersiapkan dua buah khotbah yang berbeda untuk kebaktian setiap hari minggu. Khotbah-khotbah Bushnell selalu dibaca dan tidak pernah dihafalkan (Cheney, 1880). Ia tidak pernah berkhotbah tanpa persiapan. Khotbahnya sangat berpengaruh lebih dikarenakan ketajaman, keaslian, dan daya cipta pikirannya daripada kehebatannya untuk menyampaikan khotbahnya.Bushnell adalah seorang yang mempunyai visi dan pandangan kedepan dan juga merupakan seorang ahli PAK modern. Dialah yang memperkenalkan pendekatan sosialisasi terhadap PAK melalui bukunya Christian Nurture (Asuhan atau Pendidikan Kristen) yang terbit pada tahun 1840an. Bushnell mempunyai banyak pemahaman yang didasarkan pada intuisi, tetapi yang dikemudian hari teruji oleh penelitian ilmu-ilmu social modern.

Ia mengemukakan teorinya tentang Asuhan atau Pendidikan Kristen sebagai reaksi terhadap gerakan kebangunan rohani (revivalisme) yang melanda Amerika pada waktu itu. Khususnya ia menentang kecenderungan gereja yang begitu menekankan pendekatan pertobatan atau lahir baru di kalangan golongan Puritanisme Amerika. Pada tahun 1940an sekali lagi Amerika dilanda oleh gerakan kebangunan rohani yang diprakarsai oleh Charles Finney. Sebetulnya gerakan ini merupakan kelanjutan atau perulangan dari gerakan kebangunan rohani sebelumnya yang diprakarsai oleh Jonathan Edwards dan George Whitefield. Sama dengan pendahulunya, gerakan kebangunan rohani abad ke 19 menekankan total depravity of man (kerusakan total manusia karena kejatuhannya kedalam dosa). Oleh karena itu, perlu didorong untuk mengalami suatu konversi (pertobatan yang radikal) dalam iman kepada Yesus Kristus. Pandangan para tokoh revivalist pada waktu itu adalah sebagai berikut: Oleh karena kerusakan total manusia, maka anak-anak tidak bertumbuh dalam kehidupan iman Kristen, kecuali kalau mereka mengalami peristiwa lahir baru (born again). Justru terhadap pokok pandangan inilah selurh sindrom pertobatan ditantang oleh Bushnell.Sejak awal memang ia telah mengemukakan tesis yang bertentangan yakni: daripada menunggu pengalaman pertobatan pada usia yang akan dating (setelah agak besar), maka anak perlu dididik, diasuh sebagai orang tua Kristen sejak usianya yang awal. Sayangnya, Bushnell segera mendapat tantangan yang keras, terutama karena pandangannya yang bersifat naturalism yakni bahwa anak dapat bertumbuh dalam iman Kristen melului proses manusiawi yang alamiah. Hasil kerjanya yang paling terkenal dimana ia dikenal sebagai tokoh PAK adalah Christian Nurture yang terbit kembali pada tahun 1861 setelah ditarik dari peredaran. Bushnell mendasarkan argumennya untuk PAK pada apa yang disebutnya kesatuan yang organic dari masyarakat, yang diartikan sebagai berikut:Bahwa semua anggota masyarakat mempunyai sumber kehidupan yang sama, yang menghubungkan mereka secara intim, yang dapat digambarkan sebagai kehidupan dari batang ke cabang-cabang dari suatu pohon. Oleh karena kesatuan organic ini maka pendidikan terjadi secara otomatis, dan khususnya orang tua harus merasa bahwa ia bertanggung jawab bahwa pendidikan yang diperoleh oleh anak-anaknya adalah pendidikan kristiani. Hal ini menuntut tanggung jawab orang tua agar benar-benar hidup sebagai orang Kristen.Salah satu ungkapan Bushnell yang sangat terkenal dari bukunya adalah : Have it first in yourselves; then teach it as you live it; teaching it by living it; for you can not do it in no other manner. (Kira-kira artinya adalah: Hendaknya orang tua memiliki iman itu bagi dirinya sendiri terlebih dahulu; lalu ajarkanlah itu kepada anak-anak dengan jalan memberi contoh kehidupan; oleh karena sebenarnya tidak ada cara lain untuk mengajarkannya.Menurut Bushnell, karena keluarga adalah sumber utama dari pendidikan Kristen, maka orang tua harus bertanggung jawab menciptakan iklim yang benar-benar Kristen dalam keluarga tersebut. Sebab anak bertumbuh dalam iman Kristennya, melalui suatu proses yang disebut proses induksi alamiah. Proses ini hanya akan bersifat supernatural secara intens oleh karena iman mereka dipercepat dan ditumbuhkan oleh suasana Roh Allah yang selalu memenuhi keluarga itu. Bushnell juga berbicara mengenai asuhan pranatal yang seharusnya mendasari semua pendidikan yang akan terjadi dikemudian hari. Pandangan-pandangannya menempatkan Bushnell pada posisi pemula dari pendekatan sosialisasi dalam PAK, yang menekankan pada peranan utama orang tua dan keluarga dalam pembentukan kepribadian kristiani.BAB II

PIKIRAN DAN PRAKTIS PAK HORACE BUSHNELLA. Hakikat PAKIa mengemukakan bahwa ada asuhan Kristen yang berasal dari Tuhan yang akan menjadi cara Tuhan mendidik, Bushnell (1960) tentang hakikat PAK. Bahwa anak akan dibesarkan sebagai seorang Kristen. Pendek kata, tujuan, usaha, dan harapannya bukanlah seperti yang lazim diduga berlaku, yakni bahwa mula-mula anak harus dibesarkan dalam dosa supaya ia bertobat tatkala ia akil balik nanti, melainkan bahwa ia bersikap terbuka terhadap dunia sebagai orang yang senantiasa diperbaharui secara rohani dan yang tidak pernah mampu mengingat saat kapan ia mempunyai pengalaman rohani yang hebat.Pemikiran Bushnell, pertama, PAK adalah pelayanan dari pihak orang tua Kristen dan gereja yang secara khusus melibatkan anak-anak dengan cara yang wajar dalam pengalaman keluarga dan kehidupan jemaat tanpa mengharuskan anak-anak itu lebih dulu mengalami pertobatan yang hebat pada umur tertentu. Kedua, PAK adalah pelayanan kegerejaan yang membimbing orang tua untuk memenuhi panggilannya sebagai orang tua Kristen dan sekaligus pula memperlengkapi warga jemaat untuk hidup sebagai anggota persekutuan yang beribadah, bersaksi, mengajar, belajar, dan melayani atas nama Yesus Kristus. Dalil Bushnell tersebut hanya berlaku bagi anak yang dilahirkan dan dibesarkan dalam keluarga Kristen.B. Tujuan PAK

Tujuan PAK menurut Bushnell. Pertama, tujuan PAK bagi kelompok pelajar anak-anak adalah agar mereka menerima kepercayaan dan nilai-nilai yang dianut oleh orang tuanya, belajar bertindak baik serta bertumbuh secara wajar dalam iman Kristen sebagai anggota jemaat. Kedua, tujuan PAK bagi bagi kelompok pelajar orang tua adalah menyediakan pengalaman belajar yang menolong orang tua mempertimbangkan sejumlah cara mengurus rumah tangga dan dampaknya secara khusus terhadap pertumbuhan anak, melibatkan mereka dalam penelaahan sumber iman Kristen kepada anak baik melalui perkataan maupun perbuatan. Ketiga, tujuan PAK bagi kelompok pelajar warga jemaat adalah menyediaakan pengalaman belajar secara teratur melalui seluruh liturgy kebaktian khususnya melalui khotbah agar mereka diperlengkapi bukan hanya menjadi jemaat Kristen yang mampu mengatasi masalah hidup mereka melainkan juga menjadi warga Negara yang baik yang setia kepada Tuhan.C. Konteks PAKKonteks PAK yang pertama adalah rumah tangga. Konteks PAK yang kedua adalah jemaat.D. Pengajar

Golongan pengajar yang pertama adalah orang tua. Orang tua sebagai pengajar perlu memperhatikan beberapa hal berikut :

1. Orang tua wajib mengendalikan diri, sabar, tidak mudah tersinggung, dan tidak mudah marah.

2. Janganlah orang tua senantiasa melarang anak berbuat sesuatu.

3. Hendaklah orang tua menjauhkan diri dari segala macam kekerasan, kekejaman, dan absolutism yang bersifat menguasai terhadap anaknya.

4. Hendaklah orang tua mengembangkan kesalehan dalam diri anak dengan jalan memperlihatkan kegembiraan, memuji, dan menghargai setiap prestasi yang ia capai.

Golongan pengajar yang kedua adalah jemaat. Dalam pemikiran Bushnell istilah jemaat itumencakup orang-orang dari segala golongan umur. Jemaat hendaknya melaksanakan dua pelayanan pedagogis berikut ini. Pertama, jemaat perlu membaptis anak karena Allah menjadikan anak itu ahli waris dari segala janjiNya melalui iman orang tuanya. Kedua, jemaat wajib melibatkan anak-anak yang sudah dibaptis ke dalam rencana PAK.Para pendeta sebagai pengajar hendaknya menyediakan bahan pemikiran yang dapat diolah kembali oleh para warga jemaat untuk memperlengkapi hidup mereka sebagai murid Yesus Kristus didalam lingkungan rumah tangga, gereja, masyarakat dan Negara.Golongan pengajar yang keempat adalah anak-anak. Anak-anak adalah pengajar meskipun jati diri anak-anak acapkali lebih berkaitan dengan peranannya sebagai pelajar. Burshnell (1960) menyatakan bahwa apa yang orang tua pelajari dari anak-anak adalah sama pentingnya dengan apa yang mereka ajarkan kepada anak-anak, bahkan bimbingannya berfaedah justru karena mereka terus belajar dari anaknya.

E. Pelajar

Bushnell membagi pelajar ke dalam tiga golongan. Golongan pelajar yang pertama adalah anak-anak. Anak-anak sebagai pelajar memiliki lima jati diri. Pertama, anak merupakan anak Allah. Kedua, anak seorang yang dibesarkan secara organis dalam kelompok khususnya keluarga. Ketiga, anak adalah anggota jemaat yang sekaligus pelajar dikalangan jemaat. Keempat, anak sama seperti orang tuanya adalah makhluk yang diperlemah oleh daya tarik dosa. Kelima, anak memiliki kemampuan untuk berkembang,

Golongan pelajar yang kedua adalah orang tua. Orang tua sebagai pelajar memiliki dua jati diri yang khas. Pertama, orang tua merupakan orang yang terbelenggu oleh dosa dan tidak selayaknya menjadi orang tua, kedua, mereka dapat dipersiapkan menjadi orang tua yang lebih mampu guna memenuhi panggilan yang mulia sebagai orang tua Kristen.

Golongan pelajar yang ketiga adalah warga jemaat. Jemaat adalah pengajar dan sekaligus pula pelajar yang membuka diri terhadap pengalaman belajar.BAB III

KESIMPULAN