kehamilan kembar

27
REFERAT KEHAMILAN KEMBAR (GEMELLI) Disusun Oleh : Ramacil Afsan Awang Notoprawiro, S.Ked 110.2009.235 Pembimbing : dr.Ida Winarti Retno D, Sp.OG dr.Zainuri Miltas, Sp.OG Referat ini diajukan sebagai salah satu tugas kepaniteraan klinik bagian ilmu kebidanan dan kandungan pada RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA CILEGON SEPTEMBER 2013 1

description

gemelli hamil ganda

Transcript of kehamilan kembar

Page 1: kehamilan kembar

REFERAT

KEHAMILAN KEMBAR (GEMELLI)

Disusun Oleh :

Ramacil Afsan Awang Notoprawiro, S.Ked

110.2009.235

Pembimbing :

dr.Ida Winarti Retno D, Sp.OG

dr.Zainuri Miltas, Sp.OG

Referat ini diajukan sebagai salah satu tugas kepaniteraan klinik bagian ilmu kebidanan

dan kandungan

pada

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

KOTA CILEGON

SEPTEMBER 2013

1

Page 2: kehamilan kembar

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum.

Alhamdulillah puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT

yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya. Shalawat serta salam tercurahkan

kepada Nabi Muhammad SAW, dan para sahabat serta pengikutnya hingga akhir zaman.

Karena atas rahmat dan ridho-Nya, penulis dapat menyelesaikan sari pustaka ini dengan

judul “KEHAMILAN KEMBAR (GEMELLI)” sebagai salah satu persyaratan mengikuti

ujian kepaniteraan klinik di bagian Ilmu Kebidanan dan Kandungan RSUD Cilegon.

Berbagai kendala yang telah dihadapi penulis hingga sari pustaka ini selesai tidak

terlepas dari bantuan dan dukungan dari banyak pihak. Atas bantuan yang telah diberikan,

baik moril maupun materil, maka selanjutnya penulis ingin menyampaikan penghargaan

dan ucapan terima kasih yang tulus kepada :

1. dr. Ida Winarti, Sp.OG dan dr. Zainuri, Sp.OG selaku konsulen Ilmu Kebidanan

dan Kandungan RSUD Cilegon yang telah memberikan bimbingan, ilmu, saran dan

kritik kepada penulis dalam penyelesaian referat ini.

2. Kedua orang tua tercinta, ayahanda Awang Notoprawiro dan ibunda Siti Nuraini

Soegito atas segala doa, kasih sayang, perhatian, semangat, nasihat serta segala

dukungan yang telah diberikan kepada penulis, baik berupa moril maupun materiil.

3. Staf dan karyawan RSUD Cilegon khususnya para bidan atas bantuan dan arahan yang

telah diberikan kepada penulis.

2

Page 3: kehamilan kembar

4. Teman-teman seperjuangan di bagian Ilmu Kebidanan dan Kandungan RSUD

Cilegon.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan sari pustaka ini, kesalahan

dan kekurangan tidak dapat dihindari, baik dari segi materi maupun tata bahasa yang

disajikan. Untuk itu penulis memohon maaf atas segala kekurangan dan kekhilafan yang

dibuat. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis dan pembaca dalam

memberikan sumbang pikir dan perkembangan ilmu pengetahuan di dunia kedokteran.

Kritik dan saran yang konstruktif sangat penulis harapkan demi memperoleh hasil yang

lebih baik di dalam penyempurnaan skripsi ini.

Akhir kata, dengan mengucapkan Alhamdulillah, semoga Allah SWT selalu

merahmati kita semua.

Cilegon, September 2013

Penulis

3

Page 4: kehamilan kembar

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................................i

KATA PENGANTAR…....................…………………………………………………......ii

DAFTAR ISI…………………….........……………………………………………….......iv

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1

BAB II KEHAMILAN KEMBAR...........................................................................2

2.1 Definisi................................................................................................2

2.2 Epidemiologi.......................................................................................2

2.3 Etiologi...............................................................................................2

2.4 Patogenesis..........................................................................................4

2.5 Diagnosis............................................................................................6

2.6 Penatalaksanaan..................................................................................7

2.7 Prognosis...........................................................................................12

BAB III KESIMPULAN...........................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA……………………….........……………………………………....14

4

Page 5: kehamilan kembar

BAB I

PENDAHULUAN

Insiden kelahiran kembar telah meningkat dalam 30 tahun terakhir. Pada tahun

2009, terdapat 16 kasus kelahiran kembar dari total 1000 kelahiran hidup di Inggris dan

Wales. Hal ini menunjukkan peningkatan jumlah kasus jika dibandingkan pada tahun

1980, dimana hanya terdapat 10 kasus kelahiran kembar per 1.000 kelahiran hidup. Angka

kelahiran kembar yang meningkat sering dikaitkan dengan penggunaan teknik reproduksi

bantuan, termasuk fertilisasi in vitro ( IVF ). Sekitar lebih dari 24 % kesuksesan prosedur

IVF menghasilkan kehamilan kembar. Kelahiran kembar saat ini mencapai 3 % dari

kelahiran hidup. Di USA, telah terjadi kenaikan kelahiran kembar sebesar 3 % dari seluruh

kelahiran hidup

Beberapa kehamilan dikaitkan dengan risiko lebih tinggi bagi ibu dan bayi . Wanita

dengan kehamilan kembar memiliki peningkatan risiko dari keguguran, anemia , gangguan

hipertensi, perdarahan, persalinan operatif dan penyakit pasca kelahiran. Secara umum,

angka kematian ibu terkait dengan kelahiran kembar adalah 2,5 kali lipat lebih besar jika

dibandingkan dengan kelahiran tunggal. Kehamilan kembar menyebabkan peningkatan

yang nyata dari morbiditas dan mortalitas perinatal. Wanita dengan kehamilan multifetus

memerlukan pengawasan dan perhatian khusus sehingga digolongkan sebagai kehamilan

dengan komplikasi. Risiko kelahiran prematur juga lebih tinggi pada kehamilan kembar

dibandingkan dengan kehamilan tunggal, dimana terjadi pada 50% kehamilan kembar, 10

% diantaranya terjadi kelahiran sebelum kehamilan mencapai usia 32 minggu.

5

Page 6: kehamilan kembar

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Kehamilan multifetus atau ganda atau kembar adalah suatu kehamilan dengan dua

janin atau embrio atau lebih dalam satu gestasi. Kehamilan dengan dua janin disebut

kehamilan kembar, tiga janin disebut triplet, empat janin disebut kuadriplet dan lima

janin disebut quintiplet.

2.2 Epidemiologi

Insiden kehamilan kembar monozigotik di USA cenderung konstan berkisar 4 dari

1000 kelahiran dan sebagian besar tidak berhubungan dengan usia ibu, ras atau

paritas dan terjadi secara random genetik. Hal ini berlawanan dengan kembar

dizigotik yang insidennya bervariasi diantara berbagi macam ras, dan berpengaruh

juga dari usia ibu (peningkatan dari yang usia >20 tahun insidennya 3 per 1000

sampai 14 per 1000 pada wanita usia 35-40 tahun) serta jumlah paritas. Angka

kelahiran kembar dizigotik tertinggi pada African Americans (10-40 per 1000

kelahiran), diikuti oleh Caucasians (7-10 per 1000 kelahiran) and Asian Americans

(3 per 1000 kelahiran.

2.3 Etiologi dan faktor risiko

Janin yang kembar lebih sering terjadi akibat fertilisasi dua buah ovum yang terpisah

(ovum ganda, kembar dizigot atau kembar "fraternal"). Sekitar sepertiga di antara

kehamilan kembar berasal dari ovum tunggal yang dibuahi, dan selanjutnya

membagi diri menjadi dua buah struktur serupa, masing-masing dengan kemampuan

untuk berkembang menjadi ovum tunggal tersendiri (kehamilan monozigot atau

kembar "identik"). Salah satu atau kedua proses dapat terlibat dalam pembentukan

fetus dengan jumlah yang lebih besar. Faktor resiko untuk kemungkinan terjadinya

kehamilan kembar dapat dibagi menjadi secara natural dan hasil induksi. Secara

natural faktor resiko tersebut adalah riwayat keluarga yang merupakan kembar

dizigotik, ras, bertambahnya paritas dan usia maternal, dan ukuran fisik ibu.

Sedangkan yang secara induksi adalah induksi ovulasi dan fertilisasi in vitro.

6

Page 7: kehamilan kembar

Faktor Predisposisi

1) Ras

Frekuensi kelahiran janin multipel memperlihatkan variasi yang nyata di antara

berbagai ras yang berbeda. Myrianthopoulos (1970) menemukan kehamilan bayi

kembar pada satu dari setiap 100 kehamilan diantara wanita kulit putih dan satu

dari 79 kehamilan wanita kulit hitam. Kehamilan diantara orang timur atau oriental

tidak begitu sering terjadi.

2) Hereditas

Sebagai faktor penentu kehamilan kembar, genotip ibu jauh lebih penting daripada

genotip ayah.

3) Usia maternal dan paritas

Kehamilan multipel meningkat seiring dengan meningkatnya paritas.

4) Nutrisi

Ibu dengan postur tubuh besr dan tinggi, lebih besar kemungkinan untuk

mendapatkan kehamilan kembar daripada ibu dengan postur pendek dan kecil.

5) Gonadotropin endogen

Angka kehamilan kembar dizigot yang lebih tingggi pernah dikemukakan untuk

wanita yanng hamil dalam waktu 1 bulan sesudah menghentikan pemakaian

kontrasepsi oral, naum ini tidak berlaku untuk bulan – bulan berikutnya (Rothman,

1977). Salah satu kemungkinan untuk menimbulkan peningkatan yang nampak

nyata adalah pelepasan gonadotropin hipofise dalam jumlah yang lebih besar

daripada lazimnya selama siklus spontan yang pertama setelah penghentian

kontrasepsi.

6) Preparat kesuburan

Induksi ovulasi dengan menggunakan preparat gonadotropin (follicle stimulating

hormone plus chorionic gonadotropin) atau klomifen, akan meningkatkan secara

nyata kemungkinan ovulasi ovum yang jumlahnya lebih dari satu.

Pada wanita dengan faktor risiko tertentu dapat dicurigai sebagai kehamilan kembar.

Sebagai faktor penentu kehamilan kembar, genotip ibu jauh lebih penting daripada

genotip ayah. Frekuensi kelahiran janin multipel memperlihatkan variasi yang nyata

di antara berbagai ras yang berbeda. Kehamilan kembar di antara orang-orang Timur

atau Oriental tak begitu sering terjadi. Sebagai contoh, di antara lebih dari 10 juta

kehamilan yang diperiksa di Jepang, ternyata kehamilan kembar ditemukan hanya

7

Page 8: kehamilan kembar

satu pada setiap 155 kelahiran. Perbedaan ras yang nyata ini merupakan akibat

keragaman pada frekuensi terjadinya kehamilan kembar dizigot. Bertambahnya usia

maternal dan paritas pada insiden kehamilan kembar telah diperlihatkan dengan jelas

oleh Waterhouse (1950). Untuk setiap peningkatan usia sampai sekitar 40 tahun atau

paritas sampai 7, frekuensi kehamilan kembar akan meningkat.

2.4 Patogenesis

Kehamilan kembar lebih sering terjadi sebagai akibat fertilisasi dua ovum yang

terpisah, yang dikenal dengan kembar dizigot. Walaupun beberapa ahli mengatakan

bahwa kembar dizigot bukanlah kembar sejati oleh karena berasal dari maturasi dan

fertilisasi dua buah ovum selama siklus ovulatoir tunggal. Sedangkan sekitar

sepertiga diantara kehamilan kembar berasal dari ovum tunggal yang dibuahi, dan

selanjutnya membagi diri menjadi dua buah struktur serupa, masing-masing dengan

kemampuan untuk berkembang menjadi ovum tunggal tersendiri (kehamilan

monozigot atau kembar identik).

Kembar monozigot terjadi saat 1 telur yang dibuahi membelah selama 2 minggu

pertama setelah konsepsi yang akan menghasilkan bayi dengan rupa yang sama atau

bayangan cermin dimana mata, kuping, gigi, rambut, kulit dan ukuran antropologik

pun sama. Satu bayi kembar mungkin kidal dan yang lainnya kanan karena lokasi

daerah motorik di korteks serebri pada kedua bayi berlawanan.1,3 Jenis kembar

monozigotik berhubungan dengan waktu terjadinya faktor penghambat dalam

segmentasi atau pembelahan, misalnya hambatan dalam tingkat segmentasi (2-4

hari), hambatan dalam tingkat blastula (4-7 hari)serta hambatan setelah amnion

dibentuk tapi sebelum primitif streak. 1,3,5 Kembar monozigot timbul dari pembelahan

ovum yang sudah dibuahi pada berbagai tahap perkembangan awal sebagai berikut:

1) Bila pembelahan terjadi sebelum inner cell mass terbentuk. dan lapisan luar

blastokist belum berubah menjadi korion, yaitu dalam 72 jam pertama setelah

fertilisasi, maka akan terbentuk dua embrio dengan dua amnion dan dua korion.

Keadaan ini menghasilkan kehamilan kembar monozigot dengan diamnion dan

dikorion. Bisa terdapat dua plasenta yang berbeda atau satu plasenta. Sekitar

sepertiga dari kembar monozigotik memiliki 2 amnion 2 korion dan 2 plasenta

yang kadang-kadang 2 plasenta tersebut menjadi satu. Keadaan ini tidak dapat

8

Page 9: kehamilan kembar

dibedakan dengan kembar dizigotik.

2) Jika pembelahan terjadi antara hari keempat dan kedelapan yaitu setelah inner

cell mass dibentuk dan sel-sel yang akan menjadi korion sudah mengalami

diferensiasi namun sel-sel yang akan menjadi amnion belum, maka akan

terbentuk dua buah embrio, masing-masing dalam kantong ketuban yang

terpisah. Kedua kantong ketuban akhirnya akan diselubungi oleh satu korion

bersama, sehingga terjadi kehamilan kembar monozigot diamnion, monokorion.

Sekitar 70 persen kembar monozigotik adalah seperti ini.

3) Namun, jika amnion sudah terbentuk, yang terjadi sekitar hari ke-8 sesudah

fertilisasi, pembelahan akan menghasilkan dua embrio di dalam satu kantong

ketuban bersama atau mengakibatkan kehamilan kembar monozigot

monoamnion, monokorion.

4) Bila pembelahan terjadi lebih belakangan lagi yaitu sesudah diskus embrionik

terbentuk, pada hari ke 9-12 setelah fertilisasi maka akan timbul 1 korion 1

amnion. Pembelahan berlangsung tidak lengkap dan akan terbentuk kembar siam.

Kembar siam sangat jarang dijumpai, hanya sekitar 1:100.000 persalinan.

Kembar siam dapat dibagi atas beberapa jenis sesuai dengan lokasi anatomis

menjadi satu bagian tubuh, yaitu torakopagus (40%), sifoomfalopagus (34%),

pigopagus (18%), iskiopagus(6%) dan kraniopagus (2%).

9

Gambar 1. Struktur plasenta kembar dalam hubungannya dengan perbedaan pada waktu embriogenik

Page 10: kehamilan kembar

2.5 Diagnosis

Riwayat dan Pemeriksaan Fisik

Riwayat kehamilan dalam keluarga, dengan sendirinya hanya memberikan suatu

bukti yang lemah, namun informasi mengenai terapi klomifen atau gonadotropin

yang baru saja diberikan, akan menjadi petunjuk yang kuat.

Dari pemeriksaaan fisik didapatkan :

Perut lebih besar daripada yang sesuai dengan tuanya kehamilan.

Meraba tiga bagian besar atau lebih (yang dimaksud dengan bagian besar

ialah kepala dan bokong sedangkan yang dimaksud dengan bagian kecil

ialah kaki dan tangan).

Meraba dua bagian besar berdampingan.

Meraba banyak bagian – bagian kecil.

Mendengar bunyi jantung anak pada dua tempat dengan sama jelasnya dan

dengan perbedaan frekuensi 10 denyut atau lebih dalam 1 menit.

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang yang dapat digunakan diantaranya; USG, radiografi dan

pemeriksaan biokimia. Melalui pemeriksaan USG yang cermat, kantong kehamilan

yang terpisah dapat ditemukan lebih dini pada kehamilan kembar. Pemeriksaan

radiografi, pada rontgen foto didapatkan dua kerangka janin. Pemeriksaan

biokimiawi, jumlah gonadotropin korionik dalam plasma dan urin rata – rata lebih

tinggi daripada jumlah yang ditemukan dalam kehamilan tunggal. Kadar α-

fetoprotein dalam plasma maternal umumnya lebih tinggi pada kehamilan dengan

janin kembar daripada kehamilan dengan janin tunggal.

Diagnosis Banding

Pada kehamilan multifetus, selama trisemester kedua terdapat perbedaan antara usia

kehamilan yang ditentukan dari data – data menstruasi dengan data yang diperoleh

dari hasil pemeriksaan ukuran uterus. Uterus yang berisi dua janin atau lebih jelas

akan menjadi lebih besar daripada uterus yang berisi janin tunggal. Pada kasus

dengan uterus yang tampak besar dan tidak sesuai dengan usia kehamilannya, harus

dipikirkan kemungkinan hal berikut :

10

Page 11: kehamilan kembar

1. Multifetus atau janin lebih dari satu.

2. Peninggian uterus akibat distensi vesika urinaria.

3. Riwayat haid yang kurang cermat.

4. Hidramnion.

5. Mola hidatidosa.

6. Mioma uteri atau adenomiosis uteri.

7. Massa adneksa yang melekat erat.

8. Makrosomia janin yang terjadi kemudian dalam kehamilan.

2.6 Penatalaksanaan

Untuk menurukan mortalitas dan morbiditas perinatal secara bermakna dalam

kehamilan nyang dipersulit oleh janin kembar, tindakan yang perlu diambil adalah :

1. Persalinan bayi prematur harus dicegah

2. Kegagalan salah satu atau kedua janin untuk bertahan hidup harus diketahui.

3. Trauma janin selama persalilnan harus dikurangi

4. Perawatan neonatal yang memadai harus tersedia sejak bayi lahir.

Tahap utama yang harus dilakukan untuk memenuhi tujuan ini adalah mengetahui

secara dini kehamilan yang dipersulit dengan multifetus.

Diet

Kebutuhan akan kalori, protein, mineral, vitamin dan asma lemak essensial

mengalami peningkatan pada wanita dengan hamil multifetus. Konsumsi energi

harus ditingkatkan sebesar 300 kalori per hari. Suplementasi zat merupakan terapi

yang penting; direkomendasikan pemberian 60 hingga 100 mg zat besi per hari.

Asam folat dengan takaran 1 mg per hari terbukti bermanfaat.

Hipertensi Maternal

11

Page 12: kehamilan kembar

Hipertensi yang ditimbulkan dan diperberat oleh kehamilan, jauh lebih besar

kemungkinannya terjadi pada kehamilan dengan multifetus. Hipertensi bukan saja

terjadi lebih sering, tetapi cenderung lebih dini dan lebih berat. Pada kehamilan janin

tunggal, hipertensi karena kehamilan terjadi lebih jarang di antara wanita multipara

daripada nulipara. Namun demikian, keadaan tersebut tidak terjadi pada kehamilan

multifetus.

Surveilans Antepartum terhadap Pertumbuhan Janin

Pertumbuhan janin berlangsung lebih lambat pada kehamilan multifetus daripada

kehamilan janin tunggal. Aspek penting penilaian pertumbuhan janin dengan USG

adalah untuk menilai ketidaksesuian pertumbuhan antar janin dalam kehamilan

kembar. Sebagian peneliti menyatakan bahwa ketidaksesuaian dapat dikenali lewat

disparitas antara diameter biparietal pada pasangan janin kembar, bukti terakhir

ternyata pengukuran lingkar perut dianggap lebih sensitif. Dengan menggunakan

perbedaan lingkaran perut 20 mm atau lebih untuk meramalakan ketidaksesuaian

pertumbuhan sebesar 20 %, Storlazzi dkk. (1987) melaporkan sensitivitas sebesar 80

%, spesifitas sebesar 85 %

Velosimetri Doppler

Perbedaan resistensi vaskuler yang dinilai dengan pengukuran kecepatan aliran darah

menggunakan alat ultrasonografi Doppler gelombang-kontinyu, telah dipakai untuk

menilai keadaan pada janin kembar

Pencegahan Persalinan Prematur

Beberapa langkah telah dgunakan untuk memperpanjang lama gestasi pada

kehamilan kembar. Teknikini mencakup tirah baring yang intensif, khususnya

dengan perawatan di rumah sakit, terapi profilaksis dengan obat – obat β mimetik,

cervical cerclage, pemberian progestin.

Tirah Baring

Beberapa penulis menyebutkan bahwa tirah baring merupakan tindakan yang

menguntungkan bagi janin kembar, mungkin hal ini terjadi melalui

peningkatan perfusi darah serta penurunan gaya kekuatan fisik yang dapat

12

Page 13: kehamilan kembar

merugikan serviks untuk mempercepat penipisan dan dilatasi. Sayangnya,

keuntungan dari tirah baring sulit untuk dievaluasi.

Β-mimetik

Seperti pada kehamilan tunggal, tidak ada bukti yang valid bahwa terapi

tokolitik meningkatkan outcome neonatus pada kehamilan multipel.

Cerclage

Tidak terdapat penurunan yang berarti pada persalinan prematur maupun

kematian perinatal yang terlihat dari tindakan profilaksis cervical cerclage.

Pemberian Progestin

Penyuntikan secara seri 17-hidroksiprogesteron kaproat (Delalutin) untuk

mencegah persalinan prematur, telah dianjurkan oleh sebagian dokter. Namun

demikian, Hartikainnen-Sorri dkk. (1980) tidak menemukan manfaat

pemberian preparat ini sepanjang trisemester ketiga kehamilan pada

kehamilan kembar.

Maturasi Pulmoner

Maturasi pulmonal secara sinkron dapat diukur dari rasio Lecithin-Sphingomyelin.

Persalinan janin Lebih dari Satu

Banyak komplikasi pada persalinan, mencakup persalinan prematur, disfungsi uteri,

presentasi abnormal, prolapsus funikuli, pelepasan plasenta dini, perdarahan post

partum segera, ditemukan jauh lebih sering pada kehamilan multifetus.

Presentasi dan Posisi

Pada multifetus, semua kemungkinan presentasi janin dapat ditemukan. Presentasi

yang paling sering ditemukan diantaranya adalah ; kepala-kepala, kepala-sungsang,

kepala-lintang. Presentasi ini, khususnya kepala-kepala, bisa menjadi tidak stabil

pada persalinan. Apalagi kalau janinnya kecil, air ketuban yang berlebih, ataupun

pada ibu multiparitas.

Induksi atau Stimulasi Persalinan

13

Page 14: kehamilan kembar

Walaupun proses persalinan dapat lebih cepat pada kehamilan kembar, namun

induksi oksitosin dapat digunakan pada kondisi – kondisi tertentu dengan melihat

keadaan ibu dan janin.

Persalinan pervaginam

Secara khas, bayi kembar yang lebih besar, menjadi kekuatan pendorong utama yang

menghasilkan dilatasi serviks dan jaringan lunak lainnya dari saluran lahir. Kadang

kala pada preentasi kepala terdapat permasalahan yang tidak lazim dengan persalinan

pertama. Setelah episiotomi yang tepat dilakukan, persalinan spontan atau persalinan

yang dibantu forsep, biasanya terbukti cukup memuaskan.

Seperti pada kehamilan tunggal, pada presentasi bokong bayi pertama, akan

mengalami beberapa kesulitan.

1. Janin secara abnormal berukuran besar dan aftercominghead melampaui

kemampuan jalan lahir.

2. Janin terlalu kecil, sehingga ekstremitas dan batang tubuh dilahirkan lewat

kanalis serviks yang penipisan dan silatasi serviknya kurang memadai

3. Prolaps tali pusat

Fenomena janin kembar yang saling mengunci merupakan keadaan yang

jarang ditemukan. Agar penguncian dapat terjadi, janin pertama harus dalam

presentasi bokong dan janin kedua presentasi verteks. Pada penurunan

bokong lewat jalan lahir, dagu janin pertama akan terkait dan mengunci pada

leher serta dagu janin kedua dengan presentasi sefalik. Bila penguncian ini

tidak bisa dilepaskan, maka harus dilaksanakan seksio secaria sebelum badan

bayi dilahirkan atau dekapitasi.

Persalinan Bayi Kembar Kedua

Setelah bayi kembar yang pertama sudah dilahirkan, bagian presentasi bayi

kedua,bagian presentasi bayi kedua, ukuran dan hubungannya dengan jalan lahir

harus cepat ditentukan dengan kombinasi pemeriksaan abdominal, vaginal,

kadangakala intrauteri yang dilakukan secara hati – hati. Jika verteks atau bokong

mace di dalam jalan lahir, kita dapat memberikan tekanan pada fundus uteri dan

memcahkan selaput ketuban. Segera sesudah itu, pemeriksaan dilakukan ulang untuk

menilai adanya prolapsus funikuli atau abnormalitas lainnya.

14

Page 15: kehamilan kembar

Perdarahan dari dalam uterus menunjukkan terjadinya pelepasan plasenta yang dapat

membahayakan jiwa ibu maupun janin. Jika kontraksi rahim tidak timbul kembali

dalam waktu 10 menit, infus larutan oksitosisn yang diencerkan dapat dilakukan

untuk menstimulasi aktivitas miometrium yng tepat, sehingga terjadi persalinan

spontan atau dibantu dengan forsep.

Jika oksiputa atau bokong bayi segera masuk ke dalam pintu atas atas panggukl

tertapin belum terfiksasi di dalam jalan lahir, bagian presentasi seringkali dibantu

kedalam rongga panggul dengan satu tangan pada vaginal sedangkan tangan yang

lain berada pada fundus uteri.

Versi Podalik Interna

Selaput ketuban dipecahkan, kedua tungkai ditentukan kemudian dipegang secara

akurat, tungkai bayi ditarik secara hati – hati ke dalam jalan lahir. Dengan tangan

lain pada abdomen, verteks bayi secara bersamaan diangkat dengan hati – hati ke

arah sternum ibu. Epiosiotomi dilakukan untuk memperluas ruangan yang diperlukan

bagi manipulasi intravaginal dan intra uterin. Kedua tungkai secar perlahan – lahan

ditarik lewat jalan lahir hingga bokong terlihat di sebelah anterior tepat di bawah

simfisis maternal. Sehelai handuk basah dan hangat diletakkan pada bokong bayi dn

traksi dilanjutkan kembali secara hati – hati sampai sepertiga bawah kedua skapula

terlihat. Selanjutnya, badan bayi diputar secara perlahan dengan traksi yang hati –

hati sampai lengan dan bahu masuk ke dalam vagina. Kepala yang menyusul

kemudiankini dapat dilahirkan dengan tekanan eksternal suprapubik yang dilakukan

untuk memfleksikan kepala bayi bersamaan dengan traksi bagian badannya secara

hati – hati, atau dengan menggunakan forsep.

Seksio Sesaria

Indikasi seksio sesaria pada persalinan kembar :

1. Presentasi yang bukan kepala pada salah satu atau kedua bayi.

2. Disfungsi uterus hipotonik.

3. Hipertensi yang diinduksi oleh kehamilan.

4. Gawat janin.

5. Prolaps funikuli

6. Tiga janin atau lebih

15

Page 16: kehamilan kembar

Post Partum

Bentuk – bentuk komplikasi masa setelah kelahiran bayi yang jumlahnya lebih dari

satu, tidak berbeda dengan kelahiran bayi tunggal; kendati demikian, frekuensi dan

intensitas komplikasi ini sering meningkat. Ibu dapat dipersulit dengan keletihan

jasmani yang cukup berat kadangkala depresi emosional akibat peningkatan bebab

kerja fisisk serta tnggung jawab lainnya yang berkaitan dengan perawatan dua bayi

atau lebih.

2.7 Prognosis

Rata-rata berat badan anak kembar kurang dari berat badan anak tunggal

karena lebih sering terjadi persalinan kurang bulan. Terjadinya persalinan ini

meninggikan angka kematian di antara bayi – bayi yang kembar. Walaupun

demikian, prognosis anak kembar yang lahir kurang bulan lebih baik dibandingkan

dengan anak tunggal yang sama beratnya.

16

Page 17: kehamilan kembar

BAB III

KESIMPULAN

Kehamilan multifetus atau ganda atau kembar adalah suatu kehamilan dengan dua janin

atau embrio atau lebih dalam satu gestasi. Wanita dengan kehamilan kembar memiliki

peningkatan risiko dari keguguran, anemia, gangguan hipertensi, perdarahan, persalinan

operatif dan penyakit pasca kelahiran. Secara umum, angka kematian ibu terkait dengan

kelahiran kembar adalah 2,5 kali lipat lebih besar jika dibandingkan dengan kelahiran

tunggal. Oleh karena itu dibutuhkan pemantauan yang komprehensif dan penatalaksanaan

yang tepat sesuai indikasi untuk mengurangi angka kematian maternal pada kasus

kehamilan ganda atau kembar.

17

Page 18: kehamilan kembar

DAFTAR PUSTAKA

1. National Institute for health and Clinical Excellence. 2011. Multiple Pregnancy : The

Management of twin and triplet pregnancies in the antenatal periode. NICE Clinical

Guideline: UK.

2. Vaysiserre, C, et all. 2011. Twins pregnancies: Guidelines for Clinical Practice from

The French Colleges Gynaecologists (XNGOF): European Journal of Obstetrics &

Gynecology and Reproductive Biology.

3. Cunningham FG, Gant NF, Leveno KJ, Gilstrap III LC, Haunt JC, Wenstrom KD.

Williams obstetrics, 22 edition. New York, McGraw-Hill, 2007, p 766-804.

4. James DK, Steer PJ, Weiner CP, Gonik B. 2001. High Risk Pregnancy : Management

Options. 2nd ed. London : WB Sounders Company. 146

5. Malone, Fergal D and Mary E. D’Alton. Multiple Gestation in Maternal – Fetal

Medicine. 5th Ed. London : Saunders. 513 - 533.

6. Sastrawinata, Sulaiman, et al. 2005. Ilmu Kesehatan Reproduksi : Obstetri Patologi.

Jakarta : EGC: 52 – 58.

18