KEGUNAAN UNSUR HARA P BAG! TUMBUH-KEMBANG *, …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File...
Transcript of KEGUNAAN UNSUR HARA P BAG! TUMBUH-KEMBANG *, …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File...
KEGUNAAN UNSUR HARA P BAG! TUMBUH-KEMBANG Azolla
Johannis Wemay*, Elsj~ L.dan Widjang H. Sisworo
ABSTRAK
S· * H . dR" d*1sworo, aV1 aSJ1
KEGUNAAM UNSUR IIARA P BAGI TUKBUB IlIKBAHG Azolla. Suatu percobaan rUlllahkaca
telah dilakukan untuk mengamati kegunaan P bagi tumbuh k_bang Azolla. Perlakuan
yang di terapkan pada percobaan ini adalah berbagai takaran pupuk P yang diberikan32
dalam bentuk TSP bertanda P. Takaran yang diapl ikasikan berturut-turut adalah
sebesar 0, 400, BOO, 1200, dan 1600 mg PIwadah. Dalam percobaan ini digunakan 2
species Azolla yaitu, A. pinnata dan A. microphylla. percobaan berbentuk faktorial
dilaksanakan dalam rancangan acak lengkap, dimana setiap perlakuan diulang _pat
kali. Parameter yang diamati adalah, bobot kering, % P-total, serapan p-total, % P
berasal dari pupuk (P-bdp), serapan P-bdp, efisiensi penggunaan pupuk P, % N-total,
dan korelasi an tara P dan N tanaman. Hasil percobaan menunjukkan bahwa pemupukan P
dapat meningkatkan tumbuh-kembang Azolla yang dinyatakan antara lain dengan pening
katan, % P-total, serapan p-total, % N-total, dan serapan N-total. Ditemukaan juga
perbedaan yang nyata A. pinnata dengan A. microphylla pada parameter yang diamati di
atas.
ABSTRACT
USEPULNESS OP P NUTRIENT POR THE GROWTH AND DEVELOP"ENT OP A%ollaB. A
greenhouse experiment has been conducted to observe the usefulness of nutrient P for
the growth and development of Azolla Treatments applied in this experiment were
several doses of P applied in the form of labelled 32p TSP. The doses were 0, 400,
BOO, 1200, and 1600 mg P/plant container. In this experiment two species of Azolla
were used, nameli A.pinnata and A. microphylla. The design used was a randomized
complete block design which each treatment was replicated four times. The parameters
observed were drymatter weight, % of total P, total P-uptake, % of total P derived
from fertilize (P-dff), total P-dff uptake and total-N, N correlation between total
P uptake and total-N uptake. Results from this experiment showed that the growth and
development of Azolla which were expressed i.e. in % of total-P, total-P uptake, %of total-N, and total-N uptake were increased by the addition of fertilizer-Po It
was also shown that there were differences between A.pinnata and A. microphylla for
the parameters mentioned above.
* Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi, DATAN
57
PENDAHULUAN
Azalla adalah paku-pakuan air yang hidup pada habitat air tawar
seperti di kolam, saluran air irigasi, danau clan sawah. Paku-pakuan
ini dapat memfiksasi N2-udara melalui simbiosis dengan gangang biruAnabaena azallae yang hidup pada ronga-rongga daunnya. Karena
kemampuan memf iksasi N2-udara in ilah yang menyebabkan Azalla
berpotensi untuk menjadi sumber N bagi padi sawah. Penggunaan Azalla
sebagai pupuk atau sumber N untuk padi sawah telah diakui manfaat
nya, terutama di Cina dan Vietnam (1, 2).
Untuk memperoleh Azalla menjadi sumber N yang baik bagi padi
sawah, maka Azalla sebagai tanaman juga memer lukan berbagai maeam
unsur hara. Peneli tian mengenai pengaruh berbagai unsur hara ter
utama yang berkaitan dengan kandungan N-Azalla telah dilakukan aleh
AZIZ dan WATANABE (3), dikemukakan bahwa kandungan N-Azalla dapat
menu run sebanyak 32% bila kekurangan unsur hara P. Selanjutnya
WATANABE et.al (4) menemukan bahwa tumbuh-kembang Azalla sangat erat
hubungannya dengan P-tanah tersedia. Sehingga kemungkinan jika ada
penambahan P pada tempat Azalla tumbuh, dapat meningkatkan tumbuh
kembang Azalla. Disamping itu, dilaporkan juga bahwa be rat kering
Azalla sangat ditentukan oleh kandungan N-totalnya. Sedangkan
kandungan N ini sangat erat hubungannya dengan kandungan P-totalnya.
Dari hasil peneli tian tersebut tampak bahwaunsur hara P merupakan
unsur hara yang dapat mempengaruhi tumbuh-kembang, serta kandungan
N-total Azalla.
Berdasarkan uraian diatas dilakukan suat,u pereobaan bertujuan
untuk mengetahui pengaruh pemupukan P terhadap tumbuh-kembang Azalla
yang dinyatakan dalam berbagai parameter.
BAHAN DAN METODE
Pada pereobaan ini digunakan dua species Azalia, yaitu A.
pjnnata dan A.mjcraphylla, di tumbuh-kembangkan pada wadah plastik
berukuran berukuran 30 x 20 x 12 em, berisi tanah sawah sebanyak 2
kg kering udara, digenangi air sampai setinggi 10 em dari permukaan
tanah. Sebanyak 10 gram Azalla segar di inokulasikan pada setiap
wadah.
Perlakuan yang diterapkan adalah beberapa takaran P yang
58
3'>diberikan dalam bentuk TSP bertanda ~P. Takaran yang digunakan ber
turut-turut: 0, 400, 800, 1200 dan 1600 mg P/wadah, atau setara
dengan 0, 50, 100, 150 dan 200 kg P205/ha. Selain unsur hara P, untuk tumbuh-kembang Azolla, pada tiap wadah di tambahkan unsur hara N
dan K masing-masing setara dengan 30 kg N {ureaj dan 60 kg K20{KCl)/ha.
Percobaan berbentuk faktoT'ial dilaksanakan dalam bentuk Ranca
ngan Acak Lengkap di mana setiap perlakuan diulang empat kali. Para
meter yang diamati meliputi, bobot k ring, % P-total, serapan P
total, % P-berasal dari pupuk (P-bdp), serapan P-bdp, efisiensi pe
nggunaan P-pupuk, % N-total, serapan N-total, dan korelasi an tara
serapan P-total dengan serapan N-total.
Percobaan ini dilakukan di rumah kaca Bidang Pertanian, Pusat
Aplikasi Isotop dan Radiasi, dari tanggal 11 September - 12 Oktober
1989.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Bobot Kering. Pada Tabel 1 disajikan bobot kering Azolla,
pemupukan P tidak memperlihatkan perbedaan yang nyata, baik terhadap
A. pinnata maupun A. microphylla. Begitu juga terhadap bobot kering
an tara kedua perlakuan tersebut. Terlihatnya penurunan bobot kering
Azolla pada takaran pemupukan P yang lebih tinggi. Hal ini diduga
disebabkan tumbuh-kembang Azolla pada takaran tersebut cepat,
sehingga pada saat dipanen {umur 21 harij telah mulai terjadi de
komposisi.
Persentase P-total (% P-total) dan Serapan P-total. Pada Tabel
2 dan 3, disaj ikan hasil analisis % P-total dan serapan P-total.
Diketahui bahwa pemupukan P dengan nyata menaikkan % P-total Azolla
akan tetapi terdapat perbedaan yang nyata antara kenaikan % P-total
A. pinnata dengan A. microphylla. Pemupukan P menghasilkan % P-total
A. pinnata lebih tinggi dibandingkan dengan A. microphylla. Diduga
hal ini disebabkan karena A. pinnata merupakan species lokal lebih
tanggap terhadap hara P dibandingkan dengan A. microphylla, salah
satu species introduksi. Serapan P-total tampaknya sebanding dengan
% P-total Azolla, dimana % P-total yang rendah akan menghasilkan
serapan P-total yang rendah, sebaliknya % P-total yang tinggi akan
59
menghasilkan serapan P-total yang tinggi pula. Dari data pada Tabel
3 dapat disimpulkan bahwa serapan P-total Azolla lebih ditentukan
ol~h % P-total AZDlla daripada bobot keringnya.
Persentase P-bdp, Serapan P-bdp dan Efisiensi Penggunaan Pupuk P.
Menaikkan takaran pupuk P, mengakibatkan meningkatkan % P-bdp dalam
P-Azolla. Akan tetapi pemupukan lebih dari 800 mg P/wadah, tidak
lagi berbeda kenaikan % P-bdp dalam Azolia (Tabel 4). Terlihat pula
bahwa A. pinnata lebih mampu dan berbeda nyata menggunakan P-pupuk
daripada A. microphylla. Hal ini diperkuat oleh data serapan P-total
yang menunjukkan bahwa A. pinnata menyerap lebih banyak dibanding A.
microphylla (Tabel 3). Seperti pada serapan P-total, tampaknya se
rapan P-bdp juga lebih ditentukan oleh % P-total Azolla dibandingkan
dengan % P-bdp (Tabel 5). Umumnya efisiensi penggunaan pupuk P akan
menu run jika takaran pupuk P dinaikkan. Tampak bahwa ada perbedaan
dalam efisiensi penggunaan pupuk P, dimana A. pinnata lebih efisien
dibandingkan dengan A. microphylla (Tabel 6).
Persentase N-total (% N-total), Serapan N-total, dan Korelasi
antara Serapan P-total dengan Serapan N-total. Pada Tabel 7 menun
jukkan bahwa peningkatan takaran P akan meningkatkan % N-total
tetapi baru pada takaran 1200 mg P/wadah atau lebih tinggi, berbeda
nyata dengan takaran 800 mg P/wadah atau lebih rendah. Diketahui
juga bahwa % N-total A. pinnata lebih rendah dan berbeda nyata jika
dibandingkan dengan A. microphylla. Hasil ini sama dengan yang
di temukan WATANABE et. al (5), mengatakan bahwa kandungan N Azolla
hanya meningkat sampai suatu batas tertentu bila dihubungkan dengan
kandungan P nya. Apabila % P-Azolla sudah mencapai 0,15%, kandungan
P tidak akan lagi mempengaruhi kandungan N-Azolla. Penemuan lain
WATANABE (4) mengungkapkan bahwa serapan N-total Azolla ditentukan
oleh serapan P-totalnya, hal ini mungkin dapat mendukung hasil yang
ditemukan pada percobaan ini.
Pada Tabel 8 disajikan korelasi antara serapan P-total dan N
total Azolla. Dari perhitungan korelasi antara serapan P-total
dengan serapan N-total ditunjukkan hubungan yang sangat erat antara
keduanya baik pada A. pinnata (r = 0.627**) maupun pada A. micro
phylla (r = 0.856**) (Tabel 8). -Menurut WATANABE et.al (5), memang
kandungan N-Azolla bergantung kepada hara P. Bila N-Azolla cukup
60
maka Azolla akan tumbuh-kembang secara optimal sehingga dapat
digunakan sebagai sumber N bagi padi sawah.
KESIMPULAN
Data dari percobaan ini menunjukkan bahwa,
1. Untuk parameter % P-total, serapan P-total, efisiensi penggunaan
pupuk P, dan % N-total, terlihat bahwa takaran P sampai takaran
tertentu (800 mg P/wadah) dapat meningkatkan nilai parameter
tersebut diatas.
2. Pada umumnya untuk semua parameter yang diamati nilai A. pinnata
sampai takaran P 800 mg/wadah selalu lebih tinggi daripada nilai
A. microphylla, kecuali untuk parameter % N-total dan serapan N
total.
3. Terdapat hubungan yang erat antara serapan P-total dengan serapan
N-total.
4. Serapan P-total dan N-total lebih ditentukan oleh % P-total
daripada bobot kering. Hal ini perlu diperhatikan bila akan
diaplikasi di lapangan. Takaran P yang optimal untuk memperoleh
bobot kering/segar yang cukup baik, sehingga memperoleh kandungan
N-Azolla yang tinggi, dibutuhkan pemupukan P antara 800 - 1200
mg/wadah atau setara 100 - ISO kg P20S/ha.
UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis mengucapkan terimakasih kepada para teknisi Kelompok
Tanah dan Nutrisi Bidang Pertanian, Pusat Aplikasi Isotop dan
Radiasi, yang telah membantu terselenggaranya percobaan ini dengan
baik.
DAFTAR PUSTMA
1. DAO, T. T., and TRAN, T.Q., "The use of Azalia in rice production
in Vietnam", Nitrogen and Rice, International Rice Research
Institute, Los Banos, Laguna, (1979) 39S.
2. LIU CHUNG-CHU, "The use of Azalia in rice production in China",Ni trogen and Rice, International Rice Research Institute, Los
61
Banos, Laguna (1979) 375.
3, AZIZ, T., and WATANABE, 1., Influence of nutrients on the growthand mineral composition of Azalia pinnata R. Br. (Bicol,
Philippines). 1983, Bangladesh J. Bot. 12 2 (1983) 166.
4. WATANABE, I., LIN, C., RAMIREZ, C., LAPIS, M. T., SANTIAGOVENTURA, T., and LIU, C. C., "Physiology and agronomy of
Azolla anabaena symbiosis", Nitrogen Fixation With Non; Legumes
(SKINNER, F, A ed.) (1989) 57.
5. WATANABE, I., VENTURA, W., RAMIREZ, C., MASCARINA, G., and PADRE
JR, B., Azolla decomposition and nitrogen availability tolowland rice. Report for the Final FAO/IAEA/SIDA co-operation Research Meeting at IAEA, Viena Austria, 25 - 29 Septem
ber 1989 (unpublished).
Tabel 1. Pengaruh berbagai takaran P terhadap bobotkering Azolia
Takaran P
mgP/wadah ..
Bobot kering
A.pinnata A.microphylla
gram/wadah
Rata-rata
takaran
62
o400
800
1200
1600
Rata-rata species
BNT takaran (t)
species (s)t x s
KK ( % )
3,92 3,303,61
5,03
5,135,08
5,38
3,314,34
4,17
5,244,70
3,81
4,123,96
4,46
4,22
tn
tntn29,34
Tabel 2. Pengaruh berbagai takaran P terhadap % P-totalAzolla
Takaran P % P-total
A.pinnata A.microphylla
Rata-rata
takaran
mgP/wadah ..
°40080012001600
Rata-rata species:
BNT takaran (t)
speci es (s)t x s
KK 1%)
• • • • • • • • • • • • • • • •• % •••••••••••••••••••
0,07 0,060,06
0,43
0,240,330,66
0,430,550,76
0,550,650,75
0,620,69
0,53
0,38
0,07
0,04tn16,66
63
Tabel 3. Pengaruh berbagai takaran P terhadap serapanP-total Azol1a'
Takaran P
mgP/wadah
serapan P-total
A.pinnata A.microphylla
mgP/wadah
Rata-rata
takaran
64
o4008001200
1600
Rata-rata species:
BNT takaran (t)
species (s)t x s
KK ( % )
2,95 2,092,52
22,56
12,2817,42
36,01
14,6625,34
31,69
14,6623,69
28,81
24,4826,25
24,40
16,72
8,92
5,64tn42,30
Tabel 4. Pengaruh berbagai takaran terhadap % P-bdpAzalia
Takaran P
mgP/wadah
% P-bdp
A.pinnata A.micraphylla
••••••••••••••••• %
Rata-rata
takaran
o4008001200
1600
Rata-rata species:
BNT takaran (t)
species (s)t x s
KK ( % )
2,82 2,722,77
3,46
3,043,25
3,39
3,423,41
3,69
3,263,47
2,67
2,49
0,26
0,16tn10,12
65
Tabel 5. Pengaruh berbagai takaran P terhadap serapanP-bdp Azolla
Takaran P
mg P/wadah
serapan P-bdpA.pjnnata A.mjcrophylla
............. mg Piwadah
Rata-rata
takaran
66
°400800
1200
1600
Rata-rata species:
BNT takaran (t)
species (s)t x sKK (%)
0,57 0,320,451,23
0,440,83
1,06
1,021,04
1,05
0,790,92
0,78
0,51
0,24
0,150,3436,07
Tabel 6. Pengaruh berbagai takaran P terhadap efisiensi
penggunaan pupuk P oleh Azolla
Takaran P
mg P/wadah .•
efisiensi
A.pinnata A.microphylla
•••••••••••••••• %
Rata-rata
takaran
o400800
12001600
Rata-rata species:
BNT takaran (t)
species (s)t x s
KK (% )
1,43 0,811,121,53
0,541,04
0,88
0,840,86
0,65
0,480,51
0,90
0,53
0,270,170,3836,87
67
Tabel 7. Pengaruh berbagai takaran P terhadap % N-totalAzolla
Takaran P ~ N-total
A.pinnata A.microphylla
Rata-rata
takaran
68
mg P/wadah ..
o400
800
1200
1600
Rata-rata species:
BNT takaran (t)
species (s)t x s
KK (%)
••••••••••••••••• % •••••••••••••••••• ,.
2,27 2,262,67
3,50
3,072,783,33
2,922,622;60
3,312,95
2,40
3,572,98
2,42
3,02
0,28
0,170,3916,50
Tabel 8. Korelasi antara serapan P-total dengan N-totalAzolla
A.pinnata A.microphyllaSerapan P-to
Serapan N-toSerapan P-toSerapan N-to
(x)(y) (x)(y)
-------------- --------------- --------------- --------------...... . mg/wadah ............... mg/wadah ........
2,81
81,72 2,0272,71
17,60
117,0612,22110,78
29,46
113,9110,9560,0231,63
146,5043,22243,69
23,15
60,2023,35102,71
3,54
108,09 1,7170,91
10,57
62,7211 ,40129,39
34,19
123,1925,38189,54
36,83
119,6326,11158,32
43,56
159,9029,43189,74
4,03
118,57 3,56112,45
19,31
140,9714,11191,73
43,50
148,4211,7891,75
39,51
109,3138,30226,01
24,88
84,0434,79243,12
1,42
49,46 1,0941,18
42,76
186,9111,40152,39
36,92
115,8610,5562,75
18,81
59,0512,7683,68
23,68
74,8810,3658,99
r = 0,627**
r = 0,856**
69
DISKUSI
ROSALINA R.
1. Fase pertumbuhan yang mana dari Azalia optimum mengikat N ?
2. Apakah Azalia berbunga ? Karena pada fase berbunga tersebut
kebutuhan N akan rendah.
JOHANNIS w.
1. Azalia tidak memiliki fase pertumbuhan seperti tanaman padi atau
kacang-kacangan, tapi akan aptimum mengikat N2-udara jika tumbuh
kembangnya baik. Dan penelitian terdahulu, N2-udara tertinggi
di temukan pada umur Azalla 18 - 21hari.
2. Azalia tidak berbunga, dan kebutuhan N pada Azalia memang rendah.
N hanya dibutuhkan sebagai starter pada pertumbuhan awal.
TUTI RAIS
Usul : Di dalam Abstrak supaya dimasukan hasil penelitian Anda
mengenai :
1. Berapa dasis pupuk P yang terbaik untuk A. pinata dan berapa
dosis pupuk P yang terbaik untuk A. micraphylla.
2. Dan mungkin tujuan penelitian yang akan dicapai juga perlu
dicantumkan.
JOHANNIS W.
Usul: Kami terima.
1. Untuk A. pinata dosis P yang baik, tidak melebihi 800 mg P/wadah
setara 100 Kg P20S/ha, sedangkan A. micraphylla bisa sampai 1200
mg P atau setara ISO kg PZ05/ha, tapi tidak melebihi.
2. Bagi kami ini adalah penelitian penunjang dimana tujuan kami
untuk mendapatkan informasi yang jelas mengenai Azalia
YATI SUDARYATI SOEKA
1. Apakah tanah yang dipakai dan apakah ditanam dalam keadaan
murni/tanpa unsur hara lain atau tanah yang diambil sembarangan ?
70
2. Pupuk dalam bentuk apa ?
JOHANNIS w.
1. Tanah yang dipakai bukan dalam keadaan murni tapi tanah dari
Kebon Percobaan Muara Bogor.
2. Pupuk dalam bentuk TSP.
NGAD[MAN
1. Apa beda morpologi A. pinata dengan A. microphyiila ?
2. Medium tanah yang digunakan jenis tanah apa ?
3. P-total dan serapan P-pupuk oleh A.pinata lebih baik daripada A.
microphyila, lalu bagaimana dengan laju pertumbuhan dan
biomosanya ?
4. Apa korelasi pupuk P dengan fiksasi N oleh tanaman Azolia
sehingga pemberian pupuk P bisa meningkatkan fiksasi N-udara.
JOHANNIS W.
1. Tidak kelihatan.
2. Jenis Latosol.
3. Laju pertumbuhan kedua jenis ini boleh dikatakan hampir sarna,
sebab doubling time 3 - 5 hari.
4. Ya. Sebab kandungan N dalam Azolia juga di tentukan oleh P yang
diserap Azolia
ALl RAHAYU
1. Bagaimana menghitung efisiensi pupuk P, contoh 1,43 % dan lain
lain .
2. Berapa persen efisiensi pupuk P yang mungkin terbesar.
JOHANNIS W.
1. Didapat dari : Serapan P-berasal dari pupuk
X 100% .
Aplikasi pemupukan
2. - Tergantung pada tanaman yang dipupuk.
- Jenis tanaman pangan tertinggi sampai 20 % .
71
SUIJARNO R.
Anda mengadakan percobaan ini daln.m pot dan menghasilkan Lakaran 800
mg P yang paling bnik, IWI'ap~ P yan~\ diperlukan per ha. hila
di Iaksanakan di lapangan.
JOHANNfS W.
Pada percobaan ini 100 gr itu setal'a 100 kg TSP /1111.
SOET.lI PTO K.
Pada '[abel-Tabel yang ditampilkan banyak data yang memiliki koefisi
en keragaman (KK) cukup Linggi, sedangkan percobaan tersebut dilaku
kan dalam r'llmahkaca. Mohon di tanggapi
.JOHANNIS W.
Kami k ira in i karena penyebaran yang Udak mer'ata sehingga ditemui
KK yang besar, serapan P oleh Azalia adalah biasa.
UKUP SUDRIATNA
Mohon informasi apa yang dimasud dengan tumbuh kembang ?
.JOHANNIS W.
Yang dimaksud tumbuh kembang adalah pertumbuhan diperkembangkan
Azalia dalam arti doubling limenya.
72