Kegiatan Peledakan Industri Pertambangan (Akhir)

20
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahan peledak dalam pertambangan dibutuhkan karena material – material batuan yang berada di daerah pertambangan tersebut kadang susah untuk di hancurkan dengan alat berat. Kegiatan peledakan yang bertujuan untuk memisahkan batuan dari induknya dalam industri pertambangan sangat rentan dengan bahaya. Hal itu bisa terjadi pada high explosive maupun low explosive. Bahaya itu bisa terjadi dari sifat bahan peledaknya sendiri, cara membawanya, cara penyimpanan di dalam gudang (baik gudang bahan peledak di permukaan maupun gudang bahan peledak pada tambang bawah tanah), serta penggunaannya maupun pengawasannya pada pasca peledakan. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang bertujuan untuk memberikan perlindungan terhadap kecelakaan tambang maupun penyakit akibat kerja dengan sasaran untuk menekan seminimal mungkin bahkan sampai zero accident sangat diperlukan. 1.2 Maksud dan Tujuan 1.2.1 Maksud Maksud dalam praktikum peledakan dengan judul kegiatan peledakan industry pertambangan untuk dapat mengetahui apa tujuan dari peledakannya itu sendiri, apa saja peraturan yang harus dipenuhi dalam melakukan pertambangan, keamanan 1

description

kegiatan peledakan industri

Transcript of Kegiatan Peledakan Industri Pertambangan (Akhir)

Page 1: Kegiatan Peledakan Industri Pertambangan (Akhir)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahan peledak dalam pertambangan dibutuhkan karena material –

material batuan yang berada di daerah pertambangan tersebut kadang susah

untuk di hancurkan dengan alat berat. Kegiatan peledakan yang bertujuan untuk

memisahkan batuan dari induknya dalam industri pertambangan sangat rentan

dengan bahaya. Hal itu bisa terjadi pada high explosive maupun low explosive.

Bahaya itu bisa terjadi dari sifat bahan peledaknya sendiri, cara membawanya,

cara penyimpanan di dalam gudang (baik gudang bahan peledak di permukaan

maupun gudang bahan peledak pada tambang bawah tanah), serta

penggunaannya maupun pengawasannya pada pasca peledakan. Keselamatan

dan Kesehatan Kerja (K3) yang bertujuan untuk memberikan perlindungan

terhadap kecelakaan tambang maupun penyakit akibat kerja dengan sasaran

untuk menekan seminimal mungkin bahkan sampai zero accident sangat

diperlukan.

1.2 Maksud dan Tujuan

1.2.1 Maksud

Maksud dalam praktikum peledakan dengan judul kegiatan peledakan

industry pertambangan untuk dapat mengetahui apa tujuan dari peledakannya itu

sendiri, apa saja peraturan yang harus dipenuhi dalam melakukan

pertambangan, keamanan yang seperti apa yang menjadi standard dalam

melakukan pertambangan.

1.2.2 Tujuan

Untuk mengetahui apakah peledakan itu dari segi bahannya, jenis

peledakannya, dan bagaimana bahan tersebut meledak.

Untuk mengetahui kriteria dari bahan peledak yang akan di ledakan yang

mempengaruhi efek besar atau kecilnya dampak ledak yang dihasilkan

1

Page 2: Kegiatan Peledakan Industri Pertambangan (Akhir)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Definisi Peledakan

Tujuan pekerjaan peledakan dalam dunia pertambangan itu sendiri yaitu

memecah atau membongkar batuan padat atau material berharga atau endapan

bijih yang bersifat kompak atau masive dari batuan induknya menjadi material

yang cocok untuk dikerjakan dalam proses produksi berikutnya. dalam suatu

operasi peledakan pada pertambangan didahului oleh pemboran yang bertujuan

untuk membuat lubang tembak. Lubang tembak sendiri akan diisi oleh bahan

peledak yang terlebih dahulu di isi oleh material atau pasir yang disebut Sub-

drilling bertujuan agar hasil peledakan tidak terjadi toes atau tonjolan-tonojolan

pada lantai tambang yang mengakibatkan alat berat sulit bergerak saat

pemuatan dan pengangkutan hasil peledakan. setelah disi oleh rangkaian bahan

peledak seperti TNT atau ANFO yang dilengkapi dengan nonel, maka

selanjutnya diisi material penutup yangdisebut stemming berfungsi menahan

tekanan keatas agar energi yang dihasilkan oleh bahan peledak tersebar

kesegala arah dan menghancurkan batuan disampingnya.

Jadi bahan peledak itu didefinisikan adalah suatu bahan kimia yang

berupa senyawa tunggal atau campurannya yang berbentuk padat atau cair,

yang apabila dikenai suatu aksi panas, benturan, gesekan atau ledakan awal

dapat bereaksi dengan kecepatan tinggi dan akan berubah menjadi bahan-bahan

yang lebih stabil yang sebagian atau seluruhnya berbentuk gas dan disertai

dengan panas dan tekanan yang sangat tinggi. Panas dari gas yang dihasilkan

reaksi tersebut sekitar 4000 C. adapun

2.2 Jenis Bahan Peledak

Secara garis besarnya, jenis bahan peledak diklasifikasikan menjadi 3

bagian, yaitu :

1. Bahan peledak mekanis (mechanical explosive)

2. Bahan peledak kimia (chemical explosive)

3. Bahan peledak nuklir (nuclear explosive).

2

Page 3: Kegiatan Peledakan Industri Pertambangan (Akhir)

3

2.2.1 Bahan peledak mekanis

Bahan peledak mekanis yaitu Senyawa dalam bahan peledak mekanis

akan segera bereaksi dan berubah menjadi gas akibat suatu elemen panas yang

dimasukkan ke dalam bahan peledak tersebut. Contohnya adalah cardox, yaitu

bahan peledak yang terdiri dari suatu tabung dengan penutup yang mudah retak

yang berisi CO2 cair.

2.2.2 Bahan peledak kimia

Bahan peledak kimia Berdasarkan kecepatan reaksinya bahan

peledak ini dibagi dua, yaitu:

Bahan peledak kuat. Bahan peledak ini memiliki kecepatan reaksi

sangat tinggi, yaitu 5.000 – 24.000 fps     (1-6 mil perdetik).

Tekanan yang dihasilkan juga sangat tinggi 50.000 – 4.000.000 psi.

Sifat reaksinya adalah detonasi, yaitu penyebaran gelombang kejut

(shock wave). Bahan peledak kuat ini dibagi 2 macam lagi, yaitu:

1. Ledakan utama (primary explosives), yaitu bahan peledak yang

mudah meledak bila terkena api, benturan, atau gesekan,

misalnya PbN6, Hg(ONC)2, yaitu untuk bahan isi detonator.

2. Ledakan kedua (secondary explosives) , yaitu bahan peledak

yang hanya akan meledak apabila ada ledakan yang

mendahuluinya, misalnya ledakan dari sebuah detonator atau

primer. Contohnya adalah TNT (Tri Nitro Toluene) dan PETN.

Bahan peledak lemah. Bahan peledak ini (low explosives) memiliki

kecepatan reaksi rendah (<5.000 fps). Tekanan yang dihasilkan

<50.000 psi. Umumnya dipakai di tambang batubara.

2.2.3 Bahan peledak nuklir

Bahan peledak nuklir umumnya terbuat dari plutonium, uranium 235, atau

bahan-bahan sejenis yang mempunyai sifat atom aktif.

Page 4: Kegiatan Peledakan Industri Pertambangan (Akhir)

4

2.3 Sifat Batuan

Tujuan perencanaan pemboran dan peledakan pada batuan:

menghasilkan batuan lepas, yang dinyatakan dalam derajat fragmentasi sesuai

dengan tujuan yang akan capai. Hasil peledakan ini sangat mempengaruhi

produktivitas dan biaya operasi berikutnya. Fragmentasi batuan dapat dikontrol

dengan merubah pola pemboran atau mengatur powder faktor atau

menggunakan kombinasi kedua faktor tersebut.

Hal yg perlu diperhatikan dalam peledakan yaitu sifat-sifat batuan yang penting :

Kekerasan, Tahanan dari suatu bidang permukaan halus terhadap abrasi.

Kekerasan dipakai untuk mengukur sifat-sifat teknis dari material batuan.

Abrasiveness: Parameter yang mempengaruhi keausan (umur) mata bor.

Abrasiveness tergantung pada komposisi batuan. Keausan mata bor

sebanding dengan komposisi batuan tersebut. Kandungan kuarsa dalam

batuan biasanya   dianggap sebagai petunjuk yang dapat dipercaya untuk

mengukur keausan   mata bor (drill bit).

Tekstur: Struktur butiran dari batuan dan dapat diklasifikasikan

berdasarkan sifat-sifat porositas, looseness density dan ukuran butir. 

Tekstur juga  mempengaruhi kecepatan pemboran.

Struktur: Rekahan, patahan, bidang perlapisan schistosity dan jenis

batuan, dip, strike.

Breaking characteristic: menggambarkan sifat batuan apabila dipukul

dengan palu. Setiap jenis batuan mempunyai sifat khusus dan derajat

kerusakan yang berhubungan dengan dengan tekstur, komposisi mineral

dan strukturnya.

Dalam kegiatan pemboran dan peledakan terdapat 2 ketahanan batuan :

Rock Drillability yaitu Kecepatan penetrasi dari mata bor ke dalam

batuan. Rock drillability adalah fungsi dari beberapa sifat batuan, seperti:

komposisi mineral, tekstur, ukuran butiran, derajat pelapukan dan lain

sebagainya.

Rock Blastability yaitu Tahanan batuan terhadap peledakan dan ini

sangat dipengaruhi oleh keadaan batuan. Dalam batuan yang keras dan

Page 5: Kegiatan Peledakan Industri Pertambangan (Akhir)

5

padat peledakan dapat dikontrol dengan baik. Sedangkan dalam batuan

yang banyak celahnya sebagian energi dari bahan peledak hilang ke

dalam rekahan dan peledakan susah untuk dikontrol.

Sebelum sampai pada rancang bangun peledakan, banyak hal yang

harus diketahui terlebih dahulu, yaiut yang berkaitan dengan :

a. Parameter batuan

b. Parameter bahan peledak

c. Parameter pengisian

d. Sasaran produksi

e. Fragmentasiyang dikehendaki

f. Kondisi lapangan (curah hujan, bangunan sekitar, kebisingan, dll)

Suatu operasi peledakan batuan akan mencapai hasil optimal apabila

perlengkapan dan peralatan yang dipakai sesuai dengan metode peledakan

yang diterapkan.

Perlengkapan peledakan (blasting supplies / blasting accessories) adalah

semua bahan atau kelengkapan yang dapat digunakan hanya untuk satu kali

peledakan saja. Contohnya adalah sumbu api, detonator, sumbu ledak, dan

sebagainya.

Peralatan peledakan (blasting equipment) adalah alat-alat yang dapat

digunakan berulang kali dalam proses peledakan. Contohnya adalah blasting

machine, dan sebagainya.

2.4 Peledakan Tambang Terbuka

Kebanyakan batuan yang keras membutuhkan peledakan sebelum

penggalian di tambang permukaan. Biasanya empat jenis bahan peledak umum

digunakan di pertambangan permukaan: slurries, Mixes dry, emulsi dan ANFO

hybrid heavy. Pemilihan bahan peledak tergantung pada banyak faktor, terutama

meliputi: critical diameter, hydrostatic pressure, temperature, minimum primer

weight, density weight strength, bulk strength, gap sensitivity, water resistance,

loading procedures, coupling atau decoupled properties, shelf life, reliability for

bulk operations, overall drilling, pengeboran secara keseluruhan dan ekonomi

peledakan.

Page 6: Kegiatan Peledakan Industri Pertambangan (Akhir)

6

Sumber : http://learnmine.blogspot.co.id/Gambar 2.1

Pola Bench Blasting pada Quarry / Open Pit

Sumber : http://learnmine.blogspot.co.id/Gambar 2.2

Blastholes / pola Inisiasi tembakan (lobang tembak) ke open face

Page 7: Kegiatan Peledakan Industri Pertambangan (Akhir)

7

2.5 Peledakan di Tambang Bawah Tanah

Sebagian besar metode penambangan bawah tanah menggunakan

peledakan sebagai metode utama penggalian batu. Peledakan bawah tanah

memberikan gambaran yang baik untuk berbagai desain ledakan ditambang

bawah tanah. Sebuah tipikal pengaturan untuk peledakan dalam metode VCR

pertambangan seperti gambar di bawah ini :

Sumber : http://learnmine.blogspot.co.id/Gambar 2.3Metode VCR

Page 8: Kegiatan Peledakan Industri Pertambangan (Akhir)

8

BAB III

TUGAS DAN PEMBAHASAN

3.1 Tugas

Mengeplot data yang sudah diketahui ke dalam grafik

Menganalisa data yang sudah di plot

3.2 Pembahasan

Tabel 3.1Litologi

Litologi PLI (Mpa) Js (m)Batu Lempung CU 0.31 0.15

Batu Kapur CS 1.47 0.83Batu Kapur CR 0.39 0.83Batu Kapur LR 0.55 0.78

Batu Lempung CM 0.27 0.16Batu Kapur LM 1.24 0.61

Batu Lempung CL 2.27 2.27Batu Lempung CS 0.49 0.15

Batu Kapur LL 1.57 0.87Batu Lempung CC 1.77 1.27

Sumber : Hasil Kegiatan Praktikum Peledakan 2015

Dari data yang ada di atas dapat dilihat kekerasan batuan yang dimana

akan menentukan daerah batuan itu berada dan dapat dilihat juga Js (m) yang

menunjukan bahwa material tambang berada pada jarak kekar berapa. Grafik

yang dipakai untuk data di atas ada 2, yaitu grafik Franklin’s Excavation chart

dan Excavatability Assessment Chart. Daerah pada setiap grafik :

Tabel 3.1Daerah dari setiap grafik

Franklin’s Excavation chart Excavatability Assessment ChartRig (Gali Bebas) Easy Digging

Rip (Garu) Hard Digging (CAT 245)Blast to Fracture (Peretakan) Easy Ripping (D6-D7)Blast to Loosen (Peledakan) Hard Ripping (D8)

- Very Hard Ripping (D9)- Extremely Hard Ripping (D11)- Blasting Required

Sumber : Hasil Kegiatan Praktikum Peledakan 2015

Page 9: Kegiatan Peledakan Industri Pertambangan (Akhir)

9

Dari beberapa daerah diatas ada cara masing-masing untuk mengambil

material tambang. Dari kekerasan batuan dan jarak kekar yang terdapat pada

data mempengaruhi wilayah yang akan di plot dan kita dapat mengetahui sistem

apa yang harus dipakai untuk memberaikan material tersebut. Dalam teorinya

jika kekerasan material batuan >1 Mpa maka batuan atau material tersebut harus

di menggunakan teknik peledakan ataupun menggunakan alat mekanis dengan

karakteristik khusus yang didesign bisa memberaikan material tersebut, begitu

pun sebaliknya jika kekerasan batuan <1 Mpa maka teknik peledakan tidak harus

dilakukan.

Page 10: Kegiatan Peledakan Industri Pertambangan (Akhir)

BAB IV

ANALISA

Dalam praktikum kali ini kita dapat menganalisakan bahwa setiap grafik

ada beberapa daerah dalam menentukan sistem pemberaian material tambang

itu sendiri. Kekerasan batuan dan jarak kekar mempengaruhi wilayah mana yang

mencakup dari data plot-an dan dari data plot-an tersebut kita dapat mengetahui

sistem pemberaian apa yang akan kita pakai. Jarak dan kekerasan material yang

akan diberai sangat mempengaruhi sistem mana yang harus dipakai, karena

tidak semua kekerasan material yang melebihi >1 Mpa bisa menggunakan alat

mekanis melainkan menggunakan teknik peledakan. Pada kasus ini dipengaruhi

oleh jarak kekar yang tidak jauh dengan kekar lainnya yang dimana

mengharuskan penambang menggunakan teknik peledakan untuk memberaikan

material tersebut. Ada kemungkinan bahwa material yang harus menggunakan

teknik peledakan dikarenakan material tersebut terkompakan pada permukaan

yang paling dalam. Alat mekanis juga sangat penting untuk memberaikan

material tambang tersebut tergantung dari data yang diperoleh, kekerasannya,

dan jaraknya. Alat mekanis yang digunakan juga mempunyai karakteristiknya

masing-masing sesuai dari material yang akan kita berai berada di daerah mana.

10

Page 11: Kegiatan Peledakan Industri Pertambangan (Akhir)

BAB V

KESIMPULAN

Kesimpulan yang bisa diambil adalah bahwa peledakan adalah bahan

ledak dari senyawa kimia tunggal yang mempunyai banyak cara dalam

meledakannya, yang dimana didalamnya di atur bagaimana cara meledaknya,

panas yang dihasilkan, hasil ledakan yang ditimbulkan, jenis bahan ledaknya, dll.

Tujuan peledakan adalah untuk memberaikan material tambang, yang dimana

pemberaian tersebut dapat dilakukan pula oleh alat mekanis. Kekerasan dan

jarak material yang akan diberai sangat diperhatikan agar penambang dapat

mengetahui sistem atau teknik mana yang mereka harus lakukan dalam

memberai material tersebut. Teknik peledakan digunakan apabila kekerasan

batuan melebihi dari 1 Mpa, tetapi ada pula yang kurang dari 1 Mpa

menggunakan teknik peledakan, itu dapat dilihat dari jarak material tersebut. Alat

mekanis juga mempunyai karakteristiknya masing-masing dalam memberai

material tambang sesuai daerah yang sudah ditentukan.

11

Page 12: Kegiatan Peledakan Industri Pertambangan (Akhir)

DAFTAR PUSTAKA

Ansyari, Isya, 2014, “Dasar Teknik Peledakan Mine Blasting”

http://learnmine.blogspot.co.id/2014/12/dasar-teknik-peledakan-mine-

blasting_81.html. Diakses tanggal 28 September 2015 (Blog, html)

Anonymous, 2014, “Pengertian Peledakan”

http://arti-definisi-pengertian.info/pengertian-peledakan/. Diakses tanggal

28 September 2015 (Blog, html)

Sangmine, 2011, “Blasting – Peledakan”

ttps://1902miner.wordpress.com/2011/10/29/blasting-peledakan/. Diakses

tanggal 28 September 2015 (Blog, html)

Samuel, 2011, “Peledakan”

http://samuel-kuliah.blogspot.co.id/2011/04/peledakan.html. Diakses

tanggal 28 September 2015 (Blog, html).

Page 13: Kegiatan Peledakan Industri Pertambangan (Akhir)

LAMPIRAN

Page 14: Kegiatan Peledakan Industri Pertambangan (Akhir)

LITOLOGI

Litologi PLI (Mpa) Js (m)

Batu Lempung CU 0.31 0.15

Batu Kapur CS 1.47 0.83

Batu Kapur CR 0.39 0.83

Batu Kapur LR 0.55 0.78

Batu Lempung CM 0.27 0.16

Batu Kapur LM 1.24 0.61

Batu Lempung CL 2.27 2.27

Batu Lempung CS 0.49 0.15

Batu Kapur LL 1.57 0.87

Batu Lempung CC 1.77 1.27