#keepstayonearth

2

“Ini Hanya Khayalan & Fiktif Belaka. Nikmati Saja

Mimpi Saya Ini. Ingat! Bukan Tanggung Jawab Penulis

Apabila Ikut Terpengaruh.” –RWI–

#bahagiaitusederhana

3

BAB 1

Pagi yang Cerah di Bandar Lampung

҉

engan wajah yang riang, seorang pemuda telah siap untuk menjalani

latihannya hari ini, dengan menggunakan sepatu kusam yang mulai sempit juga tetapi masih ia kenakan dengan niat dan segala mimpi yang ada di benaknya. Pelatih pun menyuruh anak-anak didiknya untuk memulai latihan pagi ini dengan diawali lari jogging 200 meter selama 30 menit. Rian, begitulah anak muda ini disapa oleh teman-temannya, bersiap untuk memulai latihannya. Dan selama 3 jam ia berlatih sepak bola, yang dimulai pukul 06.00 sampai 09.00, Rian segera

D

#keepstayonearth

4

pulang kerumah dengan menaiki sepeda warisan ayahnya yang telah meninggal 3 tahun lalu bersama kakaknya yang telah tiada, ketika itu ayah dan kakaknya berniat untuk mengadu nasib di Ibukota. Tapi sayang, ayah dan kakaknya beserta rombongan bus yang ingin menuju Ibukota mengalami kecelakaan, ayah dan kakaknya pun meninggal ditempat. Selain kakak dan ayahnya, Rian juga sudah lebih dahulu ditinggal oleh ibunya 6 tahun yang lalu ketika ia kelas 5 SD. Sekarang Rian tinggal bersama nenek dan ibu tirinya yang sangat sayang pada Rian, ibu tirinya menikah dengan ayahnya sekitar 4 tahun yang lalu. Setelah pulang latihan biasanya Rian selalu membantu ibu tirinya dalam hal membiayai ekonomi keluarga, ia berjualan koran sementara ibu tirinya menjadi buruh cuci untuk makan sehari-hari keluarganya, juga sedikit menabung untuk biaya Rian sekolah beserta adiknya, sekarang Rian duduk dibangku Sekolah Menengah Atas kelas 1 di SMA Negeri 1 Bandar Lampung, sementara adik perempuan kesayangannya duduk dibangku Sekolah Dasar kelas 4 di SD Negeri 1 Bandar Lampung. Ia bekerja sampai pukul 11.00, lalu ia bersiap untuk sekolah pada pukul 12.00.

Ketika disekolahnya ia terkenal dengan kepandaiannya di bidang akademik dan

#bahagiaitusederhana

5

nonakademik, yaitu dalam urusan sepak bola ia lah jagonya.

“Hai Yan!” seorang perempuan tiba-tiba menyapanya ketika ia sedang melamun,

“Hai juga, San.” jawab Rian dengan nada lembut dan senyum yang lebar.

Selidik punya selidik, ternyata Santi ini adalah pujaan hati Rian di SMA, tapi ternyata Rian urung menyatakan cintanya pada Santi karena malu untuk mengatakannya. Padahal Santi pun menyukai Rian, karena kepintarannya disegala hal dalam pelajaran maupun sepak bola. Ketika bel mulai berbunyi pada pukul 12.30 tepat, Rian serta anak-anak yang lainnya masuk kedalam kelas mereka masing-masing. Dikelas, Rian termasuk anak yang terpintar, bahkan ia sempat ditawari untuk ikut Olimpiade Matematika di luar negri. Sayang, Rian tidak tertarik untuk mengikutinya karena alasan biaya pendaftaran yang terbilang mahal tersebut. Tapi di lain sisi dia mendapat beasiswa untuk bersekolah di SMA ini dan juga untuk berlatih di SSB terkenal di Bandar Lampung, yaitu SSB Pelita Harapan. Di SSB dia selalu jadi panutan dan contoh teladan bagi pemain-pemain lain, ia juga sempat membawa SSB tersebut juara Se-Provinsi Bandar Lampung, setelah mengalahkan SSB dari orang-

#keepstayonearth

6

orang yang berada yaitu SSB Putra Bandar dengan skor cukup telak 3-1, kala itu Rian memborong gol-gol tersebut dengan mencetak hattrick di papan skor. Rian juga menyabet gelar pribadi yaitu, Pemain Terbaik Turnamen dan juga Top Skor, setelah menjadikan juara tim SSB-nya dengan menyabet gelar Piala Gubernur tersebut yang diselenggarakan 4 tahun sekali, kini ia punya misi tersendiri untuk bisa lolos dalam seleksi di ajang pencarian bakat salah satu produsen olahraga asal Amerika Serikat yang akan dibawa ke London tersebut dan akan dilatih oleh pelatih dunia dan dikontrak menjadi pemain profesional, itulah yang selalu dalam benak Rian selama ini untuk menjadi pemain profesional dikancah dunia. Ketika guru mengabsen murid-muridnya, dan akhirnya disebut juga nama RIAN PUTRA SUHARDI, anak murid yang selalu dibanggakan setiap guru yang mengajar kelas 1'A ini.

*****

Hari mulai sore dan bel sekolah pun sudah berbunyi, kini waktunya Rian untuk bergegas pulang kerumah.

Ketika sampai dirumah ia disapa oleh sang Ibu tiri tercinta, “Rian, gimana sekolahmu hari ini, lelah tidak kamu nak?”.

#bahagiaitusederhana

7

“Seperti biasa kok bu, mengasyikan.” itulah jawaban Rian ketika ibunya menanyainya sehabis pulang sekolah, ia selalu tampak riang dan tak pernah jenuh dengan keadaan di sekolahnya.

Sehabis pulang sekolah pada pukul 17.30, ia makan bersama keluarga dengan diteruskan sholat maghrib bejamaah, sehabis itu biasanya ia belajar bersama adiknya sampai mengantuk, dan ia pun tidak lupa untuk sholat isya sebelum tidurnya. Akhirnya ketika waktu telah menunjukkan pukul 22.00 rasa kantuk yang tak bisa tertahankan lagi dari diri Rian itu, sampai akhirnya Rian pun tertidur dengan beralaskan tikar kumuh dan sebuah bantal untuk mengganjal kepala Rian yang telah lelah setelah seharian melakukan aktifitasnya tersebut.

Di hari Selasa ini saat Rian sedang asyik latihan bersama rekan-rekannya, tiba-tiba sebuah bus berhenti di samping lapangan yang biasa Rian dan rekan-rekannya tersebut latihan.

Rian dan teman-temannya bingung, kira-kira ada apakah yang terjadi, “Yan, siapa sih itu yang datang pagi-pagi gini?” tanya teman Rian dalam keadaan bingung dan penasaran,

#keepstayonearth

8

lalu Rian menjawab “Mungkin anak-anak SSB Putra Bandar tuh, yang masih penasaran untuk bisa mengalahkan kita.”.

Ternyata, benar dugaan kapten tim serta pemilik nomor kostum „keramat‟ 10 SSB Pelita Harapan ini.

“Bener juga dugaan lu, Yan. Ternyata masih penasaran tuh SSB orang kaya” kata Bayu teman seperjuangan Rian saat menjuarai Piala Gubernur 3 Tahun lalu ini,

lalu sang kapten menjawab “Kita ladeni sajalah! Kalau mereka kalah, toh mereka juga yang nyesal dan malu nantinya kan?”,

“Siap Kapten!” serentak rekan-rekan Rian menjawab dengan lantang.

Setelah lama ada perbincangan antara pelatih SSB PH dengan SSB PB, mereka datang kepada Rian dan kawan-kawan untuk menjelaskan semuanya, supaya mau menerima tawaran mereka untuk berlatih tanding.

Anak-anak didiknya pun menjawab serentak “Siap Pelatih!”.

#bahagiaitusederhana

9

30 menit pertama pun berakhir, tim SSB PH unggul telak 3-0, lewat sumbangsih penyerang andalan mereka yaitu, Rian Suhardi dan Muhammad Bayu Utama, Bayu dan Rian adalah pemain paling senior di tim ini, dengan usianya Bayu 17 tahun dan Rian 16 tahun.

“Yu, lu terus umpan kepada gua ya, biar nanti gua yang menjebol gawang kiper SSB orang kaya itu” sahut Rian disela-sela istirahat babak pertama,

“Beres Yan, nanti gua kirim umpan terbaik gua buat lu, kita kalahkan mereka dengan skor telak ya, Kapten!” jawab Bayu bersemangat,

“Oke deh.” singkat dari kapten yang satu ini.

30 menit kemudian berjalan cepat sekali, kali ini skor berubah mencolok yaitu, 6-0.

“Hari ini hari yang menggembirakan untuk kita ya, Yan.” kata Bayu sambil menghela nafas karna capek,

“Iya betul Yu, tapi hari terburuk juga untuk mereka tim SSB Putra Bandar.” jawab Rian dengan senyumannya yang khas tersebut. Ini adalah rekor pertama kali tim SSB PH

#keepstayonearth

10

mengalahkan SSB PB dengan skor yang terbilang amat mencolok yaitu 6-0.

“Permainan kalian bagus hari ini, tapi jangan lupa untuk berlatih lebih giat lagi ya.” kata Pelatih yang berusia 41 tahun ini.

“Baik pelatih!” jawab Rian dan rekan-rekan setimnya serentak.

Setelah latihan Rian dipanggil oleh Pelatih Ridwan, begitu biasa ia disapa anak asuhnya,

“Ada apa Pak Ridwan memanggil saya kemari sendirian?” tanya Rian,

“Begini Yan, saya akan mengajukan namamu untuk ikut ajang seleksi pencarian 2 orang nama di Jakarta yang akan terbang ke London untuk mengikuti camp latihan disana dan kabarnya akan dilatih oleh Pelatih Arsenal sekarang, dan kalau permainanmu terus meningkat dan bagus dimata Arsene Wenger, kamu akan dikontrak Arsenal dan bermain di Liga Inggris Yan, kamu mau tidak?”,

“Oh, ajang pencarian bakat itu ya Pak, saya memang sangat berminat dengan ajang-ajang seperti itu Pak. Impian saya adalah menjadi pemain top dunia seperti Lionel Messi, Cristiano

#bahagiaitusederhana

11

Ronaldo atau Zlatan Ibrahimovic.” jawab Rian sambil berkhayal bila ia menjadi pemain top dunia seperti bintang-bintang Eropa,

“Jadi, gimana Yan, kamu mau tidak?” tanya Pelatih Ridwan lagi,

“Tentu Pak, saya akan berlatih lebih giat lagi untuk bisa lolos dalam seleksi tersebut.” lanjut Rian,

“Baik kalau begitu, besok Bapak tidak melatih kalian dulu, karna saya akan pergi ke Jakarta untuk mendaftarkan kamu. Jadi, kamu dan rekan-rekanmu besok latihan sendiri saja ya.” Jawab Pelatih yang dahulunya adalah pemain sepak bola tim Persijatim, yang sekarang berganti nama menjadi Sriwijaya FC Palembang.

“Baik Pak, terima kasih ya Pak, saya akan berlatih segiat mungkin untuk bisa lolos.” sahut Rian.

*****

Keesokan harinya Pak Ridwan yang telah berangkat ke Jakarta sejak pagi-pagi buta, untuk mendaftarkan seorang anak asuhnya ke ajang seleksi di Senayan tersebut. Disamping itu, Rian dan kawan-kawannya telah siap di pagi yang

#keepstayonearth

12

cerah ini untuk latihan sendiri tanpa dipandu oleh Sang Pelatih yang membesarkan nama SSB Pelita Harapan ini.

“Yan, Pak Ridwan kemana nih, udah jam segini kok belum datang sih dia?” tanya Bayu,

“Pak Ridwan lagi pergi ke Jakarta, buat daftarin gua di ajang pencarian bakat buat di bawa ke London, Yu. Jadi, hari ini kita disuruh latihan sendiri aja dulu, gak apa-apa kan?” jawab Rian sampil melakukan lari-lari kecil dan sedikit pemanasan sebelum latihan dimulai.

“Wih, temen gua mau jadi pemain professional nih bentar lagi ya?” sahut Bayu yang ikut bergembira mendengar ucapan Rian tadi,

“Ya begitulah, lu doain gua aja ya Yu. Moga aja gua lolos di seleksi nanti.” kata Rian,

“Beres bro, gua akan slalu dukung lu kok.” jawab Bayu dengan senyuman kepada sahabatnya itu,

“Makasih ya Yu, lu emang temen terbaik gw. Yaudah, kita latihan dulu yuk!” seru Rian kepada Bayu dan teman-teman lainnya.

#bahagiaitusederhana

13

Setelah latihan selesai, seperti biasa Rian kembali kerumah untuk segera bergegas mencari uang dengan berjualan koran. Tidak seperti biasanya, hari ini Rian ditawari Pak Sukri untuk bantu-bantu di rumah makan milik Pak Sukri tersebut,

“Eh Yan, kamu sudah selesai menjual koran-koranmu itu?” tanya Pak Sukri,

“Sudah Pak, memang ada apa ya Pak?” tanya Rian seketika bingung,

“Kamu mau tidak untuk bantu-bantu saya disini? Karna pegawai saya kurang, ada yang sakit tuh kemarin. Mau tidak Yan?” lanjut pria yang tahun ini genap berusia 40 tahun tersebut,

“Boleh, dengan senang hati Pak. Tapi, nanti jam 12 saya akan sekolah Pak, memang tidak apa-apa kalau cuma sebentar?” jawab Rian dengan senyum khasnya,

“Tidak apa-apa kok Yan, yang penting kamu bisa bantu Bapak disini. Nanti bapak kasih uang untukmu lebih deh?” kata Bapak yang bernama lengkap Sukri Eriyanto ini,

“Baiklah Pak kalau begitu, saya mau.” jawab remaja yang satu ini.

#keepstayonearth

14

Setelah dari jam 10.30 tadi Rian bantu-bantu di Rumah Makan Pak Sukri itu, dan kini sudah pukul 12.00, Rian pun izin pulang dengan wajah yang cukup lelah tampaknya. Ketika sampai dirumah ia langsung memberikan uang hasil kerja kerasnya hari ini kepada Ibu tirinya,

“Tumben agak banyak uang yang kamu peroleh Yan?” tanya ibu kepada Rian,

“Tadi sehabis berjualan koran, Rian bantu-bantu di rumah makannya Pak Sukri, bu.” jawab Rian,

“Oh ya sudah, sekarang kamu makan dan bergegas mandi untuk sekolah nanti ya!” seru ibu,

“Baik bu.” singkat dari Rian.

Setelah makan dan mandi, Rian pun berangkat kesekolahnya.

cobaan tetapi sesungguhnya kita dalam proses dari sebuah kemenangan…

Perjalanan Rian masih berlanjut…..

#bahagiaitusederhana

15

Nama Lengkap: Rio Wahyu Ismail

Nama Panggilan: Rio

TTL: Tangerang, 22nd April 1995

Pekerjaan: Pelajar

Hobby: Menulis, Musik dan Sepak bola

Nama Orang Tua: Fachrur Rozi dan Suryannie

Cita-cita: Pemimpi yang mimpinya terwujud!

Pelajar penuh ambisi, menulis dengan fikiran terbuka dan tanpa ada pernah terbersit untuk menjadi presiden di negeri ini, seperti semua kita ketahui bahwa negeri sudah tak aman lagi untuk menjadi presiden. Lebih baik bergelut di dunia olahraga, tepatnya di sepak bola. Menjadi pemain, pelatih, bahkan jurnalis di bidang ini menjadi salah satu cita-cita saya. Dunia ini yang saya pilih, tanpa ada intervensi dari pihak manapun. Sepak bola hadir sejak saya kecil, menu sepak bola tiap hari tak akan pernah ada habisnya, selalu berlanjut sebelum peluit terakhir dari Sang Maha Pencipta dibunyikan. Give your choice, before you‟re got a bad choice!

DATA PENULIS (Penulis buku ini nih….)

#keepstayonearth

16

“Ini bukan akhir dari mimpi-mimpi saya, nantikan

mimpi-mimpi saya lainnya. Saya yakin mimpi saya

ini akan jadi kenyataan. What about you?”

–RWI–