KEEFEKTIFAN TEKNIK OLAH SUKMA BERBASIS VIDEO … · tersebut pengajaran puisi juga mengalami...

116
KEEFEKTIFAN TEKNIK OLAH SUKMA BERBASIS VIDEO TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI DI KECAMATAN TEMPE KABUPATEN WAJO Effectiveness of Olah Sukma Techniques Based Video on Poetry Writing Ability Student Class VIII State Middle School At Tempe Subdistrict Wajo Regency Tesis Oleh: SURIANA B. Nomor Induk Mahasiswa : 1050412.024.17 PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2019

Transcript of KEEFEKTIFAN TEKNIK OLAH SUKMA BERBASIS VIDEO … · tersebut pengajaran puisi juga mengalami...

Page 1: KEEFEKTIFAN TEKNIK OLAH SUKMA BERBASIS VIDEO … · tersebut pengajaran puisi juga mengalami berbagai permasalahan sehingga hakikat yang diinginkan dalam pengajaran puisi juga tidak

KEEFEKTIFAN TEKNIK OLAH SUKMA BERBASIS VIDEO TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA

KELAS VIII SMP NEGERI DI KECAMATAN TEMPE KABUPATEN WAJO

Effectiveness of Olah Sukma Techniques Based Video on Poetry Writing Ability Student Class VIII State Middle School At Tempe Subdistrict

Wajo Regency

Tesis

Oleh:

SURIANA B.

Nomor Induk Mahasiswa : 1050412.024.17

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2019

Page 2: KEEFEKTIFAN TEKNIK OLAH SUKMA BERBASIS VIDEO … · tersebut pengajaran puisi juga mengalami berbagai permasalahan sehingga hakikat yang diinginkan dalam pengajaran puisi juga tidak

2

KEEFEKTIFAN TEKNIK OLAH SUKMA BERBASIS VIDEO TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA

KELAS VIII SMP NEGERI DI KECAMATAN TEMPE KABUPATEN WAJO

EFFECTIVENESS OF OLAH SUKMA TECHNIQUES BASED VIDEO ON POETRY WRITING ABILITY STUDENT CLASS VIII STATE MIDDLE

SCHOOL AT TEMPE SUBDISTRICT WAJO REGENCY

TESIS

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Magister

Program Studi

Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Disusun dan diajukan oleh

SURIANA B. Nomor Induk Mahasiswa : 1050412.024.17

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2019

Page 3: KEEFEKTIFAN TEKNIK OLAH SUKMA BERBASIS VIDEO … · tersebut pengajaran puisi juga mengalami berbagai permasalahan sehingga hakikat yang diinginkan dalam pengajaran puisi juga tidak

3

Page 4: KEEFEKTIFAN TEKNIK OLAH SUKMA BERBASIS VIDEO … · tersebut pengajaran puisi juga mengalami berbagai permasalahan sehingga hakikat yang diinginkan dalam pengajaran puisi juga tidak

4

Page 5: KEEFEKTIFAN TEKNIK OLAH SUKMA BERBASIS VIDEO … · tersebut pengajaran puisi juga mengalami berbagai permasalahan sehingga hakikat yang diinginkan dalam pengajaran puisi juga tidak

5

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS

Yang bertandatangan di bawah ini:

Nama : Suriana B.

Nim : 1050412.024.17

Program Studi : Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tesis yang saya tulis ini

benar-benar merupakan hasil karya sendiri, bukan merupakan

pengembalian tulisan atau pemikiran orang lain. Apabila di kemudian hari

terbukti atau dapat dibuktikan bahwa sebagian atau keseluruhan tesis ini

hasil karya orang lain, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan

tersebut.

Makassar, Juli 2019

Yang menyatakan, Suriana B.

Page 6: KEEFEKTIFAN TEKNIK OLAH SUKMA BERBASIS VIDEO … · tersebut pengajaran puisi juga mengalami berbagai permasalahan sehingga hakikat yang diinginkan dalam pengajaran puisi juga tidak

6

ABSTRAK

SURIANA B. 2019. Keefektifan Teknik Olah Sukma Berbasis

Video Terhadap Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas VIII SMP Negeri Di Kecamatan Tempe Kabupaten Wajo, dIbimbing oleh A. Rahman Rahim dan Andi Sukri Syamsuri.

Tujuan penelitian ini adalah memperoleh, menganalisis, dan

mendeskripsikan data mengenai (1) tingkat kemampuan menulis puisi siswa kelas VIII SMP Negeri di Kecamatan Tempe Kabupaten Wajo menggunakan teknik olah sukma berbasis video (2) tingkat kemampuan menulis puisi siswa kelas VIII SMP Negeri di Kecamatan Tempe Kabupaten Wajo menggunakan teknik konvensional (3) keefektifan teknik olah sukma berbasis video (dalam meningkatkan kemampuan puisi siswa kelas VIII SMP Negeri di Kecamatan Tempe Kabupaten Wajo.

Jenis penelitian adalah penelitian kuantitatif jenis eksperimen. Desain eksperimen yang digunakan yaitu equivalent control group pretest-posttest design. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri di Kecamatan Tempe Kabupaten Wajo. Populasi penelitian ini adalah seluruh kelas VIII SMP Negeri di Kecamatan Tempe Kabupaten Wajo yang berjumlah 330 orang. Sampel dipilih dengan menggunakan teknik tendesni dengan cara memilih dua kelas (Satu kelas eksperimen dan satu kelas kontrol. Sehingga total sampel sebanyak 64 orang yang terbagi dalam dua kelas. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik tes untuk mengetahui adanya peningkatan kemampuan menulis puisi siswa. Analisis data menggunakan teknik statistik deskriptif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Tingakat hasil belajar menulis puisi siswa kelas VIII SMP Negeri di Kecamatan Tempe Kabupaten Wajo menggunakan teknik olah sukma berbasis video berada pada kategori sedang dengan nilai rata-rata kolektif sebesar 66,35 (2) Tingkat hasil belajar menulis puisi siswa kelas VIII SMP Negeri di Kecamatan Tempe Kabupaten Wajo menggunakan teknik konvensional berada pada kategori kurang dengan nilai rata-rata kolektif sebesar 55,81, (3) Teknik olah sukma berbasis video efektif dalam meningkatkan hasil menulis puisi kelas VIII SMP Negeri di Kecamatan Tempe Kabupaten Wajo. Hal ini dibuktikan melalui uji T dimana nilai t teoretis (tabel) (7,643>1,668) yang artinya hipotesis Ha diterima.

Kata kunci: Teknik, Olah Sukma, Menulis, Puisi

Page 7: KEEFEKTIFAN TEKNIK OLAH SUKMA BERBASIS VIDEO … · tersebut pengajaran puisi juga mengalami berbagai permasalahan sehingga hakikat yang diinginkan dalam pengajaran puisi juga tidak

7

Page 8: KEEFEKTIFAN TEKNIK OLAH SUKMA BERBASIS VIDEO … · tersebut pengajaran puisi juga mengalami berbagai permasalahan sehingga hakikat yang diinginkan dalam pengajaran puisi juga tidak

8

KATA PENGANTAR

Sebagai pribadi yang memiliki keyakinan atas Tuhan Yang Maha

Esa, sepatutnya penulis mengucap syukur atas segala limpahan rahmat

dan hidayah yang diberikan oleh Allah Swt. yang telah dirasakan oleh

penulis dalam menjalani dan mengarungi hidup dan kehidupan ini. Allah

telah menjanjikan kepada setiap hamba-Nya derajat yang tinggi bagi

mereka yang berilmu. Salawat dan salam senantiasa tercurahkan baik

lisan maupun dalam hati penulis kepada Nabi Muhammad saw., nabi yang

diutus oleh Allah Swt., di permukaan bumi ini untuk senantiasa

memberikan petunjuk dan pedoman kepada setiap hamba yang mengaku

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa yaitu Allah Swt.

Banyak kendala yang dihadapi oleh penulis dari awal perencanaan

penelitian hingga pada tahap penyusunan tesis. Tetapi, berkat bantuan

berbagai pihak, maka tesis ini dapat terselesaikan. Untuk itu, penulis

dengan bangga mempersembahkan tesis yang berjudul “Keefektifan

Teknik Olah Sukma Berbasis Video Terhadap Kemampuan Menulis Puisi

Siswa Kelas VIII SMP Negeri Di Kecamatan Tempe Kabupaten Wajo”.

Terima kasih kepada Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar

Prof. Dr. H. Abd. Rahman Rahim, M.M., Direktur Pascasarjana Universitas

Muhammadiyah Makassar, Dr. H. Darwis Muhdina, M.Ag, atas saran dan

petunjuknya.

Penulis menyampaikan terima kasih kepada; Pembimbing

Dr. A. Rahman Rahim, M.Hum dan Dr. H. Andi Sukri Syamsuri, M.Hum,

atas bantuan dan bimbingan yang telah diberikan mulai dari

pengembangan minat terhadap permasalahan penelitian, rancangan

penelitian, penulisan proposal sampai pada penulisan tesis. Ketua

Program Studi Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Dr. Abdul Rahman Rahim, M.Hum, yang mendukung penuh segala

aktivitas yang penulis lalui dalam dunia perkuliahan dan penelitian.

Page 9: KEEFEKTIFAN TEKNIK OLAH SUKMA BERBASIS VIDEO … · tersebut pengajaran puisi juga mengalami berbagai permasalahan sehingga hakikat yang diinginkan dalam pengajaran puisi juga tidak

9

Segenap Dosen dan Staf Administrasi Universitas Muhammadiyah

Makassar, terkhusus kepada dosen-dosen Program Studi Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia. Rekan-rekan mahasiswa yang senantiasa

bersedia menjadi lawan bicara, bercanda, belajar, serta tempat mengaduh

kesulitan dalam menyelesaikan studi.

Ucapan terima kasih terkhusus buat Kepala Sekola SMPN 3

Sengkang, Bapak Umar Muhadi, S.Pd, M.Hum, dan Kepala Sekolah

SMPN 4 Sengkang, Ibu Dra. Hj. Andi Ebe Ibrahim, M.Pd. atas segala

kebaikan dan nasehat selama penulis melaksanakan penelitian.

Secara khusus ucapan terima kasih kepada kedua orang tua penulis

yang telah melahirkan dan mendoakan penulis. Ucapan spesial teruntuk

suami tercinta yang selalu sabar memotivasi; Ambo Asse Sambas, S.Pd.,

MM, yang telah memberikan dukungan dan perhatian, bahkan

pengorbanan selama penulis menempuh studi hingga penyelesaian tesis

ini. Akhirnya, ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut

membantu penulis dalam penyelesaian tesis ini. Semoga segala bantuan,

petunjuk dan dorongannya dapat bernilai ibadah dan mendapatkan

rahmat dari Allah Swt. Amin

Makassar, Juli 2019

Penulis

Page 10: KEEFEKTIFAN TEKNIK OLAH SUKMA BERBASIS VIDEO … · tersebut pengajaran puisi juga mengalami berbagai permasalahan sehingga hakikat yang diinginkan dalam pengajaran puisi juga tidak

10

DAFTAR ISI

SAMPUL ................................................................................................. i

LEMBAR PERSETUJUAN ..................................................................... iii

HALAMAN PENEGSAHAN................................................................... iv

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS ....................................................... v

ABSTRAK ............................................................................................. vi

ABSTRACT ............................................................................................vii

DAFTAR TABEL ................................................................................... viii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. iv

KATA PENGANTAR ............................................................................. x

DAFTAR ISI ........................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1

B. Rumusan Masalah .................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 6

D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS ...... 8

A. Kajian Pustaka ........................................................................... 8

B. Kerangka Pikir .......................................................................... 65

C. Hipotesis .................................................................................. 67

BAB III METODE PENELITIAN ........................................................... 68

A. Jenis Penelitian ........................................................................ 68

B. Variabel dan Desain Penelitian ................................................ 68

C. Definisi Operasional Variabel ................................................... 69

D. Populasi dan Sampel .............................................................. 70

E. Teknik Analisis Data Data ....................................................... 71

Page 11: KEEFEKTIFAN TEKNIK OLAH SUKMA BERBASIS VIDEO … · tersebut pengajaran puisi juga mengalami berbagai permasalahan sehingga hakikat yang diinginkan dalam pengajaran puisi juga tidak

11

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................... 72

A. Penyajian Hasil Analisis Data Penelitian ............................... 72

B. Pembahasan ......................................................................... 86

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 90

A. Simpulan ................................................................................ 90

B. Saran ..................................................................................... 90

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 91

BIOGRAFI PENULIS ............................................................................ 92

LAMPIRAN-LAMPIRAN ........................................................................ 93

Page 12: KEEFEKTIFAN TEKNIK OLAH SUKMA BERBASIS VIDEO … · tersebut pengajaran puisi juga mengalami berbagai permasalahan sehingga hakikat yang diinginkan dalam pengajaran puisi juga tidak

12

Page 13: KEEFEKTIFAN TEKNIK OLAH SUKMA BERBASIS VIDEO … · tersebut pengajaran puisi juga mengalami berbagai permasalahan sehingga hakikat yang diinginkan dalam pengajaran puisi juga tidak

13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Allah Swt. telah mewajibkan hamba-Nya (manusia) untuk

belajar atau menuntut ilmu. Yang mana ilmu tersebut menjadi bekal

kehidupan di dunia maupun diakhirat bagi orang-orang yang belajar

tersebut. Oleh karena itu, memintalah kepada Allah sebab ilmu

pengetahuan tersebut sebab daripada-Nyalah semesta ilmu berasal

sebagaimana di dalam Q.S. Thaha ayat 114 berikut ini:

Artinya:

Maka Maha Tinggi Allah Raja Yang sebenar-benarnya, dan janganlah kamu tergesa-gesa membaca Al Qur'an sebelum disempurnakan mewahyukannya kepadamu, dan katakanlah: "Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan"

Pentingnya ilmu pengetahuan telah ditegaskan oleh Allawa

Swt. di dalam Al-quran surah Al-Mujadalah ayat 11 sebagai berikut;

1

Page 14: KEEFEKTIFAN TEKNIK OLAH SUKMA BERBASIS VIDEO … · tersebut pengajaran puisi juga mengalami berbagai permasalahan sehingga hakikat yang diinginkan dalam pengajaran puisi juga tidak

14

Artinya:

Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Berdasarkan ayat tersebut di atas, dapat dijelaskan bahwa Allah

telah menjanjikan derajat kemuliaan bagi hamba-Nya yang beriman dan

berilmu pengetahuan. Untuk itu, belajar adalah kunci untuk meraih janji

Allah tersebut. Belajar dalam pandangan ini adalah segala sesuatu yang

dapat mendekatkan manusia kepada Tuhannya, tidak terkecuali

mempelajari sastra. Sebab, di dalam sastra mengandung nilai-nilai

kemanusiaan.

Demikian pentingnya ilmu pengetahuan bagi manusia untuk

meninggikan derajatnya di sisi Allah Swt. khususnya melalui ilmu-ilmu

sastra. Namun, hingga saat ini, pembelajaran apresiasi sastra di

sekolah dianggap gagal oleh para pemerhati, penggiat, dan

sastrawan dan berbagai lapisan masyarakat. Hal ini termasuk

pengajaran puisi. Sorotan mereka menunjukkan pembelajaran

apresiasi sastra di sekolah tidak kondusif. Anwar (2001) menyatakan

pengajaran apresiasi puisi di sekolah saat ini jalan di tempat dari

tingkat SD hingga SMU.

Gagalnya pengajaran apresiasi sastra di sekolah menurut

Taufik Ismail adalah: 1) Kurangnya hasil karya sastra siswa; 2)

Rendahnya penghargaan siswa terhadap karya sastra (ini dibuktikan

Page 15: KEEFEKTIFAN TEKNIK OLAH SUKMA BERBASIS VIDEO … · tersebut pengajaran puisi juga mengalami berbagai permasalahan sehingga hakikat yang diinginkan dalam pengajaran puisi juga tidak

15

dengan minimnya pengetahuan siswa terhadap penyair Indonesia

dan hasil karyanya), dan, 3) Rendahnya minat siswa dalam

membaca karya sastra (puisi, cerpen, dan novel) (Ismail, dalam

Kompas, 2001). Ada beberapa faktor yang menyebabkan kegagalan

pengajaran apresiasi sastra di sekolah, antara lain hasil penelitian

Taufik Ismail sebagai berikut: 1) Minimnya minat siswa terhadap

karya sastra (motivasi). 2) Belum bakunya metode pengajaran sastra

di semua jenjang pendidikan. 3) Rendahnya minat baca siswa

terhadap karya sastra. 4) Kebijakan pemerintah yang terkesan

menganaktirikan pengajaran sastra, dan 5) Kurangnya keterampilan

guru dalam mengajarkan apresisi sastra (Ismail, dalam Kompas,

2001)

Ada dua faktor yang mengarah pada peran sentral guru,

sebagai pembina, pembimbing, dan pengajar sastra di sekolah,

yakni faktor yang kedua, (belum bakunya metode pengajaran sastra

di semua jenjang pendidikan) dari faktor kelima, (kurangnya

keterampilan guru dalam mengajarkan apresiasi sastra di sekolah).

Tidak dapat dimungkiri, bahwa puisi belum ditempatkan pada

tempat yang sebagaimana mestinya. Banyak orang yang

menganggap puisi sebagai suatu yang tidak penting. Menyebut kata

‘puisi’ tidak sedikit orang merasa kurang tertarik, bahkan alergi

mendengarnya. Itu bukan hanya terjadi pada orang awam,

melainkan juga para kaum intelektual seperti mahasiswa, politisi,

Page 16: KEEFEKTIFAN TEKNIK OLAH SUKMA BERBASIS VIDEO … · tersebut pengajaran puisi juga mengalami berbagai permasalahan sehingga hakikat yang diinginkan dalam pengajaran puisi juga tidak

16

ekonom, teknokrat, apalagi pejabat. Bahkan kadang-kadang puisi

dianggap remeh.

Kondisi kegagalan di atas juga mengakibatkan karya sastra

termasuk puisi tidak mendapat tempat yang baik di hati masyarakat.

Jangankan mencintai dan meminati, menghargai pun tidak. Padahal,

jika dihayati hakikatnya, puisi dapat memberi sesuatu yang sangat

berarti dalam kehidupan manusia. Puisi dapat memberi nilai-nilai

hidup yang bermakna. Ia dapat menyejajarkan diri dengan berbagai

media lainnya untuk menyampaikan pesan-pesan kehidupan. Puisi

mempunyai nilai yang sangat tinggi. Puisi dapat bernada sinis, bisa

bernada simpati, antipati, dan sebagainya yang kesemuanya

mengandung makna yang sangat dalam sebagai suatu alat untuk

menyampaikan nilai-nilai moral yang diharapkan dapat dijadikan

pilihan bagi masyarakat untuk menentukan perilaku hidup yang baik.

Begitu tinggi nilai suatu puisi dalam kehidupan manusiaan

sehingga menurut Aftaruddin (1986: 37) bahwa antara puisi dan

hidup tidak ada jarak yang menceraikan. Tidak ada puisi tanpa

kehidupan. Masalah puisi adalah masalah hidup dan kehidupan.

Puisi mengalir dalam hidup, bergerak dalam hidup dan membuka,

mengembang, bersama keakuan kita lahir batin. Hidup manusia

adalah manifestasi puitis. Puisi adalah bahagian dari kehidupan

manusia itu sendiri. Tanpa puisi manusia tak dapat hidup. Hal ini

juga dikemukakan oleh Robert C. Lado (dalam Tarigan, 1985:143),

Page 17: KEEFEKTIFAN TEKNIK OLAH SUKMA BERBASIS VIDEO … · tersebut pengajaran puisi juga mengalami berbagai permasalahan sehingga hakikat yang diinginkan dalam pengajaran puisi juga tidak

17

mengemukakan orang yang menutup telinga terhadap puisi akan

terpencil dari suatu dunia yang penuh dengan harta kekayaan.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka wajar jika sejak dini

puisi dijadikan salah satu aspek pengajaran berbahasa mulai dari SD

hingga SLTA. Namun, kenyataannya, pada pendidikan formal

tersebut pengajaran puisi juga mengalami berbagai permasalahan

sehingga hakikat yang diinginkan dalam pengajaran puisi juga tidak

tercapai dengan baik.

Masalah yang dihadapi dalam pembelajaran apresiasi puisi

pada prinsipnya menyangkut seluruh komponen pengajaran, seperti

kurikulum, metode, guru, bahan penunjang dan sebagainya. Oleh

karena itu, jika ingin mencari solusi pengajaran puisi, maka sistem

harus diperbaiki. Untuk menuju ke arah perbaikan pengajaran sastra

maka setiap komponen perlu dikaji secara mendalam melalui suatu

penelitian. Salah satu aspek dalam komponen pengajaran puisi yang

dianggap sangat penting adalah metode pengajaran puisi. Oleh

karena itu, pemberlakuan metode atau teknik perlu dilakukan uji

coba secara akurat sehingga dapat dijadikan bahan masukan dalam

perbaikan pengajaran puisi.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melalukakn

penelitian terhadap uji coba salah satu teknik pembelajaran puisi yaitu

Teknik Olah Sukma Berbasis Video pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3

Sengkang Kabupaten Wajo.

Page 18: KEEFEKTIFAN TEKNIK OLAH SUKMA BERBASIS VIDEO … · tersebut pengajaran puisi juga mengalami berbagai permasalahan sehingga hakikat yang diinginkan dalam pengajaran puisi juga tidak

18

B. Rumusan Masalah

Berdsarkan latar belakang di atas, maka masalah yang dibahas

dalam penelitian ini dirumukam sebagai berikut.

1. Bagaimana tingkat hasil belajar menulis puisi Siswa Kelas VIII SMP

Negeri di Kecamatan Tempe Kabupaten Wajo menggunakan teknik

olah sukma berbasis video?

2. Bagaimana tingkat hasil belajar menulis puisi Siswa Kelas VIII SMP

Negeri di Kecamatan Tempe Kabupaten Wajo menggunakan teknik

olah sukma berbasis konvensional?

3. Apakah teknik olah sukma berbasis video efektif dalam meningkatkan

hasil belajar puisi Siswa Kelas VIII SMP Negeri di Kecamatan Tempe

Kabupaten Wajo?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini untuk

memperoleh, menganalisis, dan menyajikan data mengenai hal

sebagai berikut:

1. Tingkat hasil belajar menulis puisi Siswa Kelas VIII SMP Negeri

di Kecamatan Tempe Kabupaten Wajo menggunakan teknik olah

sukma berbasis video.

2. Tingkat hasil belajar menulis puisi siswa kelas VIII SMP Negeri di

Kecamatan Tempe Kabupaten Wajo menggunakan teknik olah

sukma berbasis konvensional.

Page 19: KEEFEKTIFAN TEKNIK OLAH SUKMA BERBASIS VIDEO … · tersebut pengajaran puisi juga mengalami berbagai permasalahan sehingga hakikat yang diinginkan dalam pengajaran puisi juga tidak

19

3. Keefektifan teknik olah sukma berbasis video dalam

meningkatkan hasil belajar puisi Siswa Kelas VIII SMP Negeri di

Kecamatan Tempe Kabupaten Wajo.

D. Manfaat Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara

teoretis dan praktis, sebagai berikut:

1. Manfaat Teoretis

a. Sebagai penambah bahan kepustakaan yang berkaitan

dengan hasil penelitian masalah kesusastraan khususnya

yang berkaitan dengan penelitian pembelajaran puisi.

b. Sebagai bahan penelitian lanjutan berkaitan dengan

pembelajaran menulis puisi.

2. Manfaat Praktis

a. Menjadi sumbangan pemikiran kepada guru di sekolah

menengah atas guna menentukan pilihan penggunaaan

metode pengajaran puisi sehingga pengajaran puisi dapat

tercapai sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

b. Menjadi bahan perbandingan bagi para guru dalam

mengembangkan teknik pembelajaran menulis puisi kreatif

lainnya.

Page 20: KEEFEKTIFAN TEKNIK OLAH SUKMA BERBASIS VIDEO … · tersebut pengajaran puisi juga mengalami berbagai permasalahan sehingga hakikat yang diinginkan dalam pengajaran puisi juga tidak

20

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS

A. Kajian Pustaka

1. Pembelajaran Bahasa Indonesia

Pembelajaran Bahasa Indonesia disuguhakan pada peserta didik

bertjuan untuk melatih peserta didik terampil berbahasa dengan

menuangkan ide dan gagasanya secara kreatif dan kritis. Namun

kenyataannya banyak guru terjebak dalam tatanan konsep sehingga

pembelajaran cenderung membahasa teori-teori bahasa. Sebagaimana

yang dikemukakan Slamet (2007: 6), bahwa pengajaran bahasa Indonesia

adalah pengajaran keterampilan berbahasa bukan pengajaran tentang

kebahasaan. Teori-teori bahasa hanya sebagai pendukung atau penjelas

dalam konteks, yaitu yang berkaitan dengan keterampilan tertentu yang

tengah diajarkan.

Pembelajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya adalah

membelajarkan peserta didik tentang keterampilan berbahasa Indonesia

yang baik dan benar sesuai tujuan dan fungsinya. Menurut Atmazaki

(2013), mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik

memiliki kemampuan berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai

dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis, menghargai

dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan

dan bahasa negara, memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya

dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan, menggunakan bahasa

8

Page 21: KEEFEKTIFAN TEKNIK OLAH SUKMA BERBASIS VIDEO … · tersebut pengajaran puisi juga mengalami berbagai permasalahan sehingga hakikat yang diinginkan dalam pengajaran puisi juga tidak

21

Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan

emosional dan sosial, menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk

memperluas wawasan, budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan

kemampuan berbahasa, dan menghargai dan membanggakan sastra

Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.

Untuk mengimplementasikan tujuan mata pelajaran Bahasa

Indonesia tersebut, maka pembelajaran bahasa Indonesia dalam

kurikulum 2013 disajikan dengan menggunakan pendekatan berbasis

teks. Teks dapat berwujud teks tertulis maupun teks lisan. Teks

merupakan ungkapan pikiran manusia yang lengkap yang di dalamnya

memiliki situasi dan konteks. Dengan kata lain, belajar Bahasa Indonesia

tidak sekadar memakai bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi,

tetapi perlu juga mengetahui makna atau bagaimana memilih kata yang

tepat yang sesuai tatanan budaya dan masyarakat pemakainya.

Mahsun (2014: 39) menyatakan, dalam pembelajaran Bahasa ada

dua komponen yang harus dipelajarai, yaitu masalah makna dan bentuk.

Kedua unsur tersebut harus hadir secara stimulant dan keduanya harus

ada. Namun pemakai bahasa harus menyadari bahwa komponen makna

menjadi unsur utama dalam pembentuk bahasa, dan karena itu

bahasa menjadi sarana pembentukan pikiran manusia. Untuk itu guru

perlu menyadari, bahwa kemampuan berpikir yang harusnya dibentuk

dalam bahasa adalah kemampuan berpikir sistematis, terkontrol, empiris,

dan kritis. Secara stipulatif kemampuan berpikir tersebut disebut dengan

Page 22: KEEFEKTIFAN TEKNIK OLAH SUKMA BERBASIS VIDEO … · tersebut pengajaran puisi juga mengalami berbagai permasalahan sehingga hakikat yang diinginkan dalam pengajaran puisi juga tidak

22

berpikir metodologis yang hanya dapat dicapai melalui pembelajaran teks

berdasarkan pendekatan ilmiah/saintifik.

Pada hakikatnya pembelajaan bahasa Indonesia di sekolah baik

sd SMP maupun SMA melingkupi empat keterampilan yaitu keterampilan

memabaca, menulis, menyimak, dan berbicara, serta kemampuan

apresiasi sastra. Keempat keterampialn berbahasa tambah sastra tersebut

tentu saling berkaitan. Pembelajaran bahasa Indonesia disuguhakan pada

peserta didik bertjuan untuk melatih peserta didik terampil berbahasa

dengan menuangkan ide dan gagasanya secara kreatif dan kritis. Namun

kenyataannya banyak guru terjebak dalam tatanan konsep sehingga

pembelajaran cenderung membahasa teori-teori bahasa. Sebagaimana

yang dikemukakan Slamet (2007: 6), bahwa pengajaran bahasa Indonesia

adalah pengajaran keterampilan berbahasa bukan pengajaran tentang

kebahasaan. Teori-teori bahasa hanya sebagai pendukung atau penjelas

dalam konteks, yaitu yang berkaitan dengan keterampilan tertentu yang

tengah diajarkan.

Pembelajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya adalah

membelajarkan peserta didik tentang keterampilan berbahasa Indonesia

yang baik dan benar sesuai tujuan dan fungsinya. Menurut Atmazaki

(2013), mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik

memiliki kemampuan berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai

dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis, menghargai

dan bangga menggunakan bahasaIndonesia sebagai bahasa persatuan

Page 23: KEEFEKTIFAN TEKNIK OLAH SUKMA BERBASIS VIDEO … · tersebut pengajaran puisi juga mengalami berbagai permasalahan sehingga hakikat yang diinginkan dalam pengajaran puisi juga tidak

23

dan bahasa negara, memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya

dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan, menggunakan bahasa

Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan

emosional dan sosial, menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk

memperluas wawasan, budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan

kemampuan berbahasa, dan menghargai dan membanggakan sastra

Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.

Untuk mengimplementasikan tujuan mata pelajaran Bahasa

Indonesia tersebut, maka pembelajaran bahasa Indonesia dalam

kurikulum 2013 disajikan dengan menggunakan pendekatan berbasis

teks. Teks dapat berwujud teks tertulis maupun teks lisan. Teks

merupakan ungkapan pikiran manusia yang lengkap yang di dalamnya

memiliki situasi dan konteks. Dengan kata lain, belajar Bahasa Indonesia

tidak sekadar memakai bahasa Indonesia sebagai alat

komunikasi, tetapi perlu juga mengetahui makna atau bagaimana memilih

kata yang tepat yang sesuai tatanan budaya dan masyarakat pemakainya.

Mahsun (2014:39) menyatakan, dalam pembelajaran Bahasa ada

dua komponen yang harus dipelajari, yaitu masalah makna dan bentuk.

Kedua unsur tersebut harus hadir secara stimulant dan keduanya harus

ada. Namun pemakai bahasa harus menyadari bahwa komponen makna

menjadi unsur utama dalam pembentuk bahasa, dan karena itu

bahasa menjadi sarana pembentukan pikiran manusia. Untuk itu guru

perlu menyadari, bahwa kemampuan berpikir yang harusnya dibentuk

Page 24: KEEFEKTIFAN TEKNIK OLAH SUKMA BERBASIS VIDEO … · tersebut pengajaran puisi juga mengalami berbagai permasalahan sehingga hakikat yang diinginkan dalam pengajaran puisi juga tidak

24

dalam bahasa adalah kemampuan berpikir sistematis, terkontrol, empiris,

dan kritis. Secara stipulatif kemampuan berpikir tersebut disebut dengan

berpikir metodologis yang hanya dapat dicapai melalui pembelajaran teks

berdasarkan pendekatan ilmiah/saintifik.

Pada kesempatan lain Mahsun (2014: 41) menyatakan, kehadiran

konteks budaya, selain konteks situasi yang melatarbelakangi lahirnya

suatu teks menunjukkan adanya kesejajaran antara pembelajaran

berbasis teks (konsep bahasa) dengan filosofi pengembangan Kurikulum

2013. Khusus yang terkait dengan rumusan kebutuhan kompetensi

peserta didik dalam bentuk kompetensi inti (KI) atas domein sikap,

pengetahuan, dan keterampilan (sebagai penguatan dapat dilihat dalam

Standar Isi Permen Dikbud Tahun 2014). Kompetensi inti yang

menyangkut sikap, baik sikap spiritual (KI:1) maupun sikap sosial (KI:2)

terkait dengan konsep kebahasaan tentang nilai, norma kultural, serta

konteks sosial yang menjadi dasar terbentuknya register (bahasa sebagai

teks); kompetensi inti yang menyangkut pengetahuan (KI:3) dan

keterampilan (KI:4) terkait langsung dengan konsep kebahasaan yang

berhubungan dengan proses sosial (genre) dan register (bahasa sebagai

teks). Selain itu, antarkompetensi dasar (KD) yang dikelompokkan

berdasarkan KI tersebut memiliki hubungan pendasaran satu sama lain.

Ketercapaian KD dalam kelompok KI: 1 dan 2 ditentukan oleh

ketercapaian KD dalam kelompok KI: 3 dan 4. KD dalam kelompok KI: 1

Page 25: KEEFEKTIFAN TEKNIK OLAH SUKMA BERBASIS VIDEO … · tersebut pengajaran puisi juga mengalami berbagai permasalahan sehingga hakikat yang diinginkan dalam pengajaran puisi juga tidak

25

dan 2 bukan untuk diajarkan melainkan implikasi dari ketercapaian KD

dalam kelompok KI: 3 dan 4.

Hal lain yang perlu dicermati oleh guru, bahwa karakteristik

pembelajaran terkait erat dengan Standar Kompetensi Lulusan dan

Standar Isi. Standar Kompetensi Lulusan memberikan kerangka

konseptual tentang sasaran pembelajaran yang harus dicapai, dan

Standar Isi memberikan kerangka konseptual tentang kegiatan belajar dan

pembelajaran yang dikembangkan dari tingkat kompetensi dan ruang

lingkup materi. Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan, sasaran

pembelajaran mencakup pengembangan domain sikap, pengetahuan, dan

keterampilan yang memiliki karakteristik berbeda untuk masing-masing

mata pelajaran.

Domain sikap diperoleh melalui aktivitas menerima, menjalankan,

menghargai, menghayati, dan mengamalkan. Pencapaian kompetensi

tersebut berkaitan erat dengan proses pembelajaran yang dilaksanakan.

Untuk itu, guru harus merencanakan pembelajaran sesuai tuntutan

kurikulum dengan menggunakan pendekatan saintifik dan model

pembelajaran yang mendorong kemampuan peserta didik untuk

melakukan penyingkapan atau penelitian, serta dapat menghasilkan karya

kontekstual, baik individual maupun kelompok.

Dengan memahami keterkaitan masing-masing kompetensi dalam

pembelajaran, khusunya pembelajaran bahasa Indonesia dengan

pembelajaran berbasis teks akan mampu mengembangkan kemampuan

Page 26: KEEFEKTIFAN TEKNIK OLAH SUKMA BERBASIS VIDEO … · tersebut pengajaran puisi juga mengalami berbagai permasalahan sehingga hakikat yang diinginkan dalam pengajaran puisi juga tidak

26

berpikir peserta didik secara kreatif dan kritis. Di samping itu,

pembelajaran Bahasa Indonesia dapat berperan sebagai penghela dan

pengintegrasi ilmu lain.

2. Pembelajaran Bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2013

Pembelajaran Bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2013

dengan pembelajaran berbasis teks bertujuan agar dapat membawa

peserta didik sesuai perkembangan mentalnya, dan menyelesaikan

masalah kehidupan nyata dengan berpikir kritis. Dalam

penerapannya, pembelajaran Bahasa Indonesia memiliki prinsip, yaitu

sebagai berikut.

a. Bahasa hendaknya dipandang sebagai teks, bukan semata-mata

kumpulan kata atau kaidah kebahasaan.

b. Penggunaan bahasa merupakan proses pemilihan bentuk-bentuk

kebahasan untuk mengungkapkan makna.

c. Bahasa bersifat fungsional, artinya penggunaan bahasa yang

tidak pernah dapat dipisahkan dari konteks, karena bentuk

bahasa yang digunakan mmencerminkan ide, sikap, nilai, dan

ideologi pemakai/penggunanya.

d. Bahasa merupakan sarana pembentukan berpikir manusia.

Dengan prinsip di atas, maka pembelajaran bahasa berbasis teks

membawa implikasi metodologis pada pembelajaran yang bertahap. Hal

ini diawali dari kegiatan guru membangun konteks, dilanjutkan dengan

kegiatan pemodelan, membangun teks secara bersama-sama, sampai

Page 27: KEEFEKTIFAN TEKNIK OLAH SUKMA BERBASIS VIDEO … · tersebut pengajaran puisi juga mengalami berbagai permasalahan sehingga hakikat yang diinginkan dalam pengajaran puisi juga tidak

27

pada membangun teks secara mandiri. Kegiatan ini dilakukan karena teks

merupakan satuan bahasa yang mengandung pikiran dengan struktur

yang lengkap. Guru harus benar-benar meyakini bahwa pada akhirnya

peserta didik mampu menyajikan teks secara mandiri. Secara rinci

tahapan tersebut sebagai berikut.

a. Membangun Konteks

Membangun konteks yaitu melalui kegiatan mengamati teks dalam

konteksnya dan menanya tentang berbagai hal yang berkaitan dengan

teks yang diamatinya. Pada langkah membangun konteks peserta

didik dapat didorong untuk memahami nilai spiritual, nilai budaya, tujuan

yang melatari bangun teks. Dalam proses ini peserta didik mengeksplorasi

kandungan teks serta nilai-nilai yang tersirat di dalamnya. Di samping itu,

peserta didik dapat mengungkap laporan hasil pengamatan untuk bahan

tindak lanjut dalam kegiatan belajar.

b. Membentuk Model (Pemodelan)

Pemeodelan, yaitu melalui kegiatan mencoba dan menalar

merumuskan model strukur fonologi, gramatikal, leksikal, dan makna teks

dibacanya. Dalam langkah ini peserta didik didorong untuk meningkatkan

rasa ingin tahu dengan memperhatikan (1) simbol, (2) bunyi (3) tata

bahasa dan (4) makna. Melalui analisis fakta dan data pada teks yang

dipelajarinya peserta didik memperoleh model imbuhan, struktur imkata,

frase, klausa, kalimat, maupun paragraf. Semua kegiatan tersebut peserta

didik pelajari pada konteks pemakaiannya. Pada tahapan ini peserta

Page 28: KEEFEKTIFAN TEKNIK OLAH SUKMA BERBASIS VIDEO … · tersebut pengajaran puisi juga mengalami berbagai permasalahan sehingga hakikat yang diinginkan dalam pengajaran puisi juga tidak

28

didik dapat mengeksplorasi jenis teks yang dipelajarinya serta mengenali

ciri-cirinya. Proses aktivitas pengenalan bukan sebagai tujuan akhir

pembelajaran, melainkan sebagai awal kegiatan untuk mengembangkan

daya cipta.

c. Membangun teks bersama-sama

Membangun teks bersama atau berkelompok, yaitu menyusun teks

bersama masih dalam kegiatan mencoba, menalar, dan mencipta secara

kolaboratif yang dilanjutkan dengan menyaji. Peserta menggunakan hasil

mengeksplorasi model-model teks untuk membangun teks dengan cara

berkolaborasi dalam kelompok. Melalui kegiatan ini diharapkan semua

peserta didik dapat memperoleh pengalaman mencipta teks sebagai

dasar untuk mengembangkan kompetensi individu.

d. Mengembangkan teks secara mandiri

Mengembangkan teks secara mandiri, yaitu dengan titik tekan pada

peserta didik dapat menunjukkan kompetensinya secara individual dalam

mencipta. Oleh karena itu, dimensi kegiatan pembelajaran bahasa

Indonesia wajib memenuhi empat langkah dasar, enam langkah

mengembangkan keterampilan beraktivitas secara saintifik, dua model

kegiatan koloboratif dan individual, dan berdimesi beraktivitas dan

berkarya.

Untuk implemetasi dalam pembelajaran, guru dapat menggunakan

model pembelajaran, antara lain model inkuiri based learning, discovery

based learning, problem based learning, dan project based

Page 29: KEEFEKTIFAN TEKNIK OLAH SUKMA BERBASIS VIDEO … · tersebut pengajaran puisi juga mengalami berbagai permasalahan sehingga hakikat yang diinginkan dalam pengajaran puisi juga tidak

29

learning. Model-model tersebut masing-masing memiliki langkah kerja

yang sistematis dalam penerapannya. Dalam penerapan model tidak ada

satu model yang unggul dari model lain, namun guru perlu mencocokkan

dengan lingkup materi dan strategi pembelajaran yang digunakan.

Pembelajaran Bahasa Indonesia dalam kurikulum 2013 mengalami

perubahan yang mendasar, yaitu berbasis teks. Tujuannya adalah agar

dapat membawa peserta didik sesuai perkembangan mentalnya,

dan menyelesaikan masalah kehidupan nyata dengan berpikir kritis.

Prinsip penerapannya yaitu, bahasa dipandang sebagai teks, Penggunaan

bahasa merupakan proses pemilihan bentuk-bentuk kebahasan untuk

mengungkapkan makna pembelajaran, bahasa bersifat fungsional, dan

bahasa merupakan sarana pembentukan berpikir manusia. Tahapan

pembelajaran bahasa Indonesia berbasis teks, diawali

dengan membangun konteks, kegiatan pemodelan, membangun teks

secara bersama-sama, dan membangun teks secara mandiri. Dalam

pembelajarannya menggunakan pendekatan saintifik dengan

menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan tujuan yang akan

dicapai dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan guru.

Seiring dengan berkembangnya dunia pendidikan, berkembang pula

perangkat pendidikan. Salah satu perangkat pendidikan yang terus

berkembang mengikuti kemajuan pendidikan adalah kurikulum. Kurikulum

merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi,

dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman

Page 30: KEEFEKTIFAN TEKNIK OLAH SUKMA BERBASIS VIDEO … · tersebut pengajaran puisi juga mengalami berbagai permasalahan sehingga hakikat yang diinginkan dalam pengajaran puisi juga tidak

30

penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan

pendidikan tertentu yang bergerak dinamis. Kurikulum 2013

dikembangkan atas teori “pendidikan berdasarkan standar” (standard-

based education), dan teori kurikulum berbasis kompetensi (competency-

based curriculum).

Kurikulum 2013 menganut pembelajaan yang dilakukan guru (taught

curriculum) dalam bentuk proses yang dikembangkan berupa kegiatan

pembelajaran di sekolah, kelas, dan masyarakat, serta pengalaman

belajar langsung peserta didik (learned-curriculum) sesuai dengan latar

belakang, karakteristik, dan kemampuan awal peserta didik. Pengalaman

belajar langsung individual peserta didik menjadi hasil belajar bagi dirinya,

sedangkan hasil belajar seluruh peserta didik menjadi hasil kurikulum

(Kemendikbud, 2013:6).

Bila terjadi proses belajar, maka bersama itu pula terjadi proses

mengajar. Setiap saat dalam kehidupan terjadi proses belajar mengajar,

baik sengaja maupun tidak sengaja, disadari atau tidak disadari. Dari

proses belajar mengajar ini akan diperoleh suatu hasil, yang pada

umumnya disebut hasil pengajaran, atau dengan istilah tujuan

pembelajaran atau hasil belajar. Tetapi agar memperoleh hasil yang

optimal, proses belajar mengajar harus dilakukan dengan sadar dan

sengaja serta terorganisasi secara baik (Sardiman, 2011: 19).

Semua pelajaran Bahasa Indonesia mulai jenjang sekolah dasar (SD)

sampai dengan sekolah menengah atas (SMA) berbasis teks. Dengan

Page 31: KEEFEKTIFAN TEKNIK OLAH SUKMA BERBASIS VIDEO … · tersebut pengajaran puisi juga mengalami berbagai permasalahan sehingga hakikat yang diinginkan dalam pengajaran puisi juga tidak

31

berbasis teks, siswa menggunakan bahasa tidak saja hanya dijadikan

sebagai sarana komunikasi, tetapi sebagai sarana mengembangkan

kemampuan berpikir (Kemendikbud, 2013).

Pembelajaran adalah segala upaya yang dilakukan guru (pendidik)

agar terjadi proses belajar pada diri siswa (Sutikno, 2013: 31). Secara

implisit, di dalam pembelajaran, ada kegiatan memilih, menetapkan, dan

mengembangkan metode untuk mencapai hasil pembelajaran yang

diinginkan. Pembelajaran adalah serangkaian proses yang dilakukan guru

agar siswa belajar. Dari sudut pandang siswa, pembelajaran merupakan

proses yang berisi seperangkat aktivitas yang dilakukan siswa untuk

mencapai tujuan belajar. Berdasarkan dua pengertian ini, pada dasarnya

pembelajaran adalah serangkaian aktivitas yang dilakukan siswa guna

mencapai hasil belajar tertentu dalam bimbingan dan arahan serta

motivasi dari seorang guru. Pembelajaran bukanlah proses yang

didominasi oleh guru. Pembelajaran adalah proses yang secara kreatif

menuntut siswa melakukan sejumlah kegiatan sehingga siswa benar-

benar membangun pengetahuan secara mandiri dan berkembang pula

kreativitasnya. Pembelajaran yang didominasi kerja guru adalah sebuah

proses pemasungan terhadap segala potensi yang dimiliki siswa.

Pandangan pembelajaran sebagai kegiatan yang hanya berorientasi pada

pewarisan pengetahuan sudah selayaknya ditinggalkan dan memahami

pembelajaran sebagai kegiatan yang tidak hanya mewariskan

pengetahuan tetapi kegiatan membangun pengetahuan pada diri siswa

Page 32: KEEFEKTIFAN TEKNIK OLAH SUKMA BERBASIS VIDEO … · tersebut pengajaran puisi juga mengalami berbagai permasalahan sehingga hakikat yang diinginkan dalam pengajaran puisi juga tidak

32

(Abidin, 2012: 3). Berkaitan dengan pengertian pembelajaran,

pembelajaran Bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai serangkaian

aktivitas yang dilakukan siswa untuk mencapai keterampilan berbahasa

tertentu (Abidin, 2013:5)

Berdasarkan pendapat di atas, penulis mengacu pada (Sutikno, 2013:

31) yang menyatakan bahwa pembelajaran adalah segala upaya yang

dilakukan guru (pendidik) agar terjadi proses belajar pada diri siswa.

Penulis mengacu pada pendapat tersebut karena pembelajaran

merupakan suatu proses yang mengharapkan adanya kamauan siswa

untuk memperoleh informasi baru yang memperkaya pengetahuannya.

Artinya, pembelajaran didapatkan karena adanya suatu proses untuk

memahami suatu hal yang dilakukan secara bekelanjutan.

Mahsun (2013) menyatakan, kehadiran konteks budaya, selain konteks

situasi yang melatarbelakangi lahirnya suatu teks menunjukkan adanya

kesejajaran antara pembelajaran berbasis teks (konsep bahasa) dengan

filosofi pengembangan Kurikulum 2013. Khusus yang terkait dengan

rumusan kebutuhan kompetensi peserta didik dalam bentuk kompetensi

inti (KI) atas domein sikap, pengetahuan, dan keterampilan (sebagai

penguatan dapat dilihat dalam Standar Isi Permen dikbud Tahun 2014).

Kompetensi inti yang menyangkut sikap, baik sikap spiritual (KI: 1 )

maupun sikap sosial (KI: 2) terkait dengan konsep kebahasaan tentang

nilai, norma kultural, serta konteks sosial yang menjadi dasar terbentuknya

register (bahasa sebagai teks); kompetensi inti yang menyangkut

Page 33: KEEFEKTIFAN TEKNIK OLAH SUKMA BERBASIS VIDEO … · tersebut pengajaran puisi juga mengalami berbagai permasalahan sehingga hakikat yang diinginkan dalam pengajaran puisi juga tidak

33

pengetahuan (KI: 3) dan keterampilan (KI: 4) terkait langsung dengan

konsep kebahasaan yang berhubungan dengan proses sosial (genre) dan

register (bahasa sebagai teks). Selain itu, antarkompetensi dasar (KD)

yang dikelompokkan berdasarkan KI tersebut memiliki hubungan

pendasaran satu sama lain. Ketercapaian KD dalam kelompok KI: 1 dan 2

ditentukan oleh ketercapaian KD dalam kelompok KI: 3 dan 4. KD dalam

kelompok KI: 1 dan 2 bukan untuk diajarkan melainkan implikasi dari

ketercapaian KD dalam kelompok KI: 3 dan 4.

Hal lain yang perlu dicermati oleh guru, bahwa karakteristik

pembelajaran terkait erat dengan Standar Kompetensi Lulusan dan

Standar Isi. Standar Kompetensi Lulusan memberikan kerangka

konseptual tentang sasaran pembelajaran yang harus dicapai, dan

Standar Isi memberikan kerangka konseptual tentang kegiatan belajar dan

pembelajaran yang dikembangkan dari tingkat kompetensi dan ruang

lingkup materi. Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan, sasaran

pembelajaran mencakup pengembangan domain sikap, pengetahuan,

danketerampilan yang memiliki karakteristik berbeda untuk masing-masing

mata pelajaran.

Domain sikap diperoleh melalui aktivitas menerima, menjalankan,

menghargai, menghayati, dan mengamalkan. Domain pengetahuan

diperoleh melalui aktivitas mengingat, memahami, menerapkan,

menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Domain keterampilan

diperoleh melalui aktivitas mengamati, menanya, mencoba, menalar,

Page 34: KEEFEKTIFAN TEKNIK OLAH SUKMA BERBASIS VIDEO … · tersebut pengajaran puisi juga mengalami berbagai permasalahan sehingga hakikat yang diinginkan dalam pengajaran puisi juga tidak

34

menyaji, dan mencipta. Pencapain kompetensi tersebut berkaitan erat

dengan proses pembelajaran yang dilaksanakan. Untuk itu, guru harus

merencanakan pembelajaran sesuai tuntutan kurikulum dengan

menggunakan pendekatan saintifik dan model pembelajaran yang

mendorong kemampuan peserta didik untuk melakukan penyingkapan

atau penelitian, serta dapat menghasilkan karya kontekstual, baik

individual maupun kelompok.

Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat dikemjukakan bahwa

dengan memahami keterkaitan masing-masing kompetensi dalam

pembelajaran, khusunya pembelajaran bahasa Indonesia dengan

pembelajaran berbasis teks akan mampu mengembangkan kemampuan

berpikir peserta didik secara kreatif dan kritis. Di samping itu,

pembelajaran Bahasa Indonesia dapat berperan sebagai penghela dan

pengintegrasi ilmu lain.

3. Konsep Pembelajaran Sastra

a. Hakikat pembelajaran sastra

Pembelajaran sastra adalah pembelajaran yang materinya

berhubungan sastra (Samosir, 2008) Sedangkan Sabri (2012)

pembelajaran sastra adalah metode-metode/cara yang dapat

mempermudah pengajaran sastra dalam pendidikan dan dapat

menggugah minat siswa untuk menyenangi sastra.

Pembelajaran sastra tidak dapat diidentikkan dengan pembelajaran

keterampilan berbahasa karena bukan merupakan bidang yang sejenis.

Page 35: KEEFEKTIFAN TEKNIK OLAH SUKMA BERBASIS VIDEO … · tersebut pengajaran puisi juga mengalami berbagai permasalahan sehingga hakikat yang diinginkan dalam pengajaran puisi juga tidak

35

Walaupun demikian, pembelajaran sastra dilaksanakan secara terintegrasi

dengan pembelajaran bahasa baik dengan keterampilan menulis,

membaca, menyimak, maupun berbicara. Dalam praktiknya, pengajaran

sastra berupa pengembangan kemampuan menulis sastra, membaca

sastra, menyimak sastra, dan berbicara sastra.

Berdasarkan hal di atas (Samosir, 2008) pembelajaran sastra

mencakup hal-hal berikut:

1) Pembelajaran menulis sastra. Penulisan sastra membutuhkan

penghayatan terhadap pengalaman yang ingin diekspresikan,

penguasaan teknik penulisan sastra, dan memiliki wawasan yang

luas mengenai estetika. Tujuan pembelajaran menulis sastra

adalah (a) agar siswa menguasai teori penulisan sastra yang

berkaitan dengan unsur-unsur dan (b) kaidah-kaidah dalam

penulisan sastra, teknik penulisan sastra, dan estetika, dan (c).

agar siswa terampil menulis sastra.

2) Pembelajaran membaca sastra. Salah satu syarat untuk dapat

memahami karya sastra dan membaca sastra dengan baik adalah

mempunyai pengetahuan yang baik tentang sastra. Sasaran

pembelajaran membaca sastra adalah pengembangan kompetensi

yang berkaitan dengan hakikat membaca, hakikat sastra dan

membaca sastra, teknik memahami dan mengomentari karya

sastra.

Page 36: KEEFEKTIFAN TEKNIK OLAH SUKMA BERBASIS VIDEO … · tersebut pengajaran puisi juga mengalami berbagai permasalahan sehingga hakikat yang diinginkan dalam pengajaran puisi juga tidak

36

3) Pembelajaran menyimak sastra. Sasaran pembelajaran menyimak

sastra adalah pengembangan kemampuan mendengarkan,

memahami, dan menanggapi berbagai ragam wacana lisan.

Sasaran lain adalah pengembangan kemampuan siswa dalam

memahami pikiran, perasaan, dan imajinasi yang terkandung dalam

karya sastra yang dilisankan.

4) Pembelajaran berbicara sastra Kemampuan berbicara sastra

merupakan kemampuan melisankan karya sastra yang berupa

menuturkan, membawakan, dan membacakan karya sastra.

Kemampuan tersebut merupakan salah satu indicator dari

subkompetensi menguasai ekspresi sastra dalam berbagai jenisdan

bentuk.

b. Tujuan pengajaran sastra

Tujuan pembelajaran sastra pada akikatnya melingkupi dua hal. Sabri

(2012) mengemukakan tujuan pembelajaran sastra meliputi

1) Pengetahuan tentang sastra.

Secara garis besar tujuan pengajaran sastra bisa dibagi menjadi

dua bagian. Bagian pertama adalah memperoleh pengetahuan tentang

sastra, dan bagian selanjutnya adalah memperoleh pengalaman

bersastra. Pengetahuan tentang sastra mencakup pengetahuan tentang

teori sastra, kritik sastra, dan sejarah sastra. Sedangkan pengalaman

bersastra mencakup kegiatan berapresiasi atau reseptip dan berekspresi

atau produktif. Cakupan pengetahuan tentang sastra adalah tentang teori

Page 37: KEEFEKTIFAN TEKNIK OLAH SUKMA BERBASIS VIDEO … · tersebut pengajaran puisi juga mengalami berbagai permasalahan sehingga hakikat yang diinginkan dalam pengajaran puisi juga tidak

37

sastra, kritik sastra, dan sejarah sastra. Ketiga disiplin ilmu tersebut saling

terkait dalam pengkajian sastra. Dalam perkembangan ilmu sastra, pernah

timbul teori yang memisahkan antara ketiga disiplin ilmu tersebut.

Khususnya bagi sejarah sastra dikatakan bahwa pengkajian sejarah

sastra bersifat objektif sedangkan kritik sastra bersifat subjektif. Di

samping itu, pengkajian sejarah sastra menggunakan pendekatan

kesewaktuan, sejarah sastra hanya dapat didekati dengan penilaian atau

kriteria yang pada zaman itu. Bahkan dikatakan tidak terdapat

kesinambungan karya sastra suatu periode dengan periode berikutnya

karena dia mewakili masa tertentu. Walaupun teori ini mendapat kritikan

yang cukup kuat dari teoretikus sejarah sastra, namun pendekatan ini

sempat berkembang dari Jerman ke Inggris dan Amerika. Namun

demikian, dalam prakteknya, pada waktu seseorang melakukan

pengkajian karya sastra, antara ketiga disiplin ilmu tersebut saling terkait.

Wellek dan Warren (1989:38) menjelaskan bahwa teori sastra

adalah studi prinsip, kategori, dan kriteria, sedangkan studi karya-karya

kongkret disebut kritik sastra (pendekatan statis) dan sejarah sastra. Dari

penjelasan tersebut dapat kita artikan bahwa teori sastra adalah cabang

ilmu sastra yang mempelajari tentang prinsip-prinsip, hukum, kategori,

kriteria karya sastra yang membedakannya dengan yang bukan sastra.

Secara umum yang dimaksud teori adalah suatu sistem ilmiah atau

pengetahuan sistematik yang menerapkan pola pengaturan hubungan

antara gejala-gejala yang diamati.

Page 38: KEEFEKTIFAN TEKNIK OLAH SUKMA BERBASIS VIDEO … · tersebut pengajaran puisi juga mengalami berbagai permasalahan sehingga hakikat yang diinginkan dalam pengajaran puisi juga tidak

38

Kritik sastra juga merupakan bagian dari ilmu sastra, meskipun ada

istilah lain yang sering digunakan yaitu telaah sastra, analisis sastra,

penelitian sastra, dan kajian sastra. Untuk menjadi seorang kritikus sastra

diperlukan kemampuan mengapresiasi sastra, pengalaman yang banyak

dalam menelaah, menganalisis, mengulas karya sastra, serta tentunya

penguasaan tentang teori sastra.

Berdasarkan penjelasan kritik sastra di atas, terkandung secara

jelas aktivitas kritik sastra. Aktivitas kritik sastra mencakup tiga hal, yaitu

menganalisis, menafsirkan, dan menilai karya sastra. Analisis adalah

menguraikan unsur-unsur yang membangun karya sastra dan menarik

hubungan antara unsur-unsur tersebut. Sementara menafsirkan dapat

diartikan kegiatan memperjelas maksud karya sastra. Adapun aktivitas

yang ketiga adalah penilaian. Penilaian dapat diartikan menunjukan nilai

karya sastra dengan bertitik tolak dari analisis dan penafsiran yang telah

dilakukan. Wellek dan Warren (1989:316) menjelaskan bahwa apabila kita

berusaha menguraikan dengan rinci perhatian manusia pada sastra, kita

akan mengalami kesulitan untuk menjabarkannya. Dalam hal ini, penilaian

seorang kritikus sangat bergantung pada aliran-aliran, jenis-jenis, dan

dasar-dasar kritik sastra yang dipahami seorang kritikus.

Sejarah sastra adalah bagian dari ilmu sastra yang mempelajari

perkembangan sastra dari waktu ke waktu. Di dalamnya dipelajari ciri-ciri

karya sastra pada masa tertentu, para sastrawan yang berkecimpung

pada masanya, karya-karya sastra yang bagus yang menghiasi dunia

Page 39: KEEFEKTIFAN TEKNIK OLAH SUKMA BERBASIS VIDEO … · tersebut pengajaran puisi juga mengalami berbagai permasalahan sehingga hakikat yang diinginkan dalam pengajaran puisi juga tidak

39

sastra, serta kejadian-kejadian yang terjadi seputar masalah sastra.

Seorang sejarawan sastra selain harus mampu mendokumentasikan

karya sastra, dia juga harus mampu membuat pemilahan hasil

dokumentasinya berdasarkan ciri, gaya, klasifikasi, gejala-gejala yang

ada, pengaruh, karakter dan lain-lain. Pada hakikatnya, teori sastra

membahas secara rinci aspek-aspek yang terdapat dalam karya sastra

baik konvensi bahasa yang meliputi makna, gaya, pilihan kata, struktur

maupun konvensi sastra yang meliputi tema, tokoh, penokohan, alur, latar

dan lainnya yang membangun sebuah karya sastra atau lazim juga

disebut unsur intrinsik. Di sisi lain kritik sastra merupakan ilmu sastra yang

mengkaji, menelaah, meneliti, men`gulas memberi pertimbangan, serta

memberikan penilaian terhadap karya sastra tersebut. Untuk memberikan

pertimbangan atas karya sastra, kritikus sastra bekerja sesuai dengan

konvensi bahasa dan konvensi sastra yang melingkupi karya sastra.

Begitu juga hubungan antara teori sastra dengan sejarah sastra.

Sejarah sastra adalah bagian dari ilmu sastra yang mempelajari karya

sastra dari waktu ke waktu, sebagai bagian dari pemahaman terhadap

budaya bangsa. Perkembangan sejarah sastra suatu bangsa atau suatu

daerah diperoleh dari penelitian karya sastra yang dihasilkan para peneliti

sastra yang menunjukan terjadinya perbedaan-perbedaan atau

persamaan-persamaan karya sastra pada periode tertentu.

Secara keseluruhan dalam pengkajian karya sastra, antara teori

sastra, sejarah sastra, dan kritik sastra terjalin keterkaitan. Sebuah karya

Page 40: KEEFEKTIFAN TEKNIK OLAH SUKMA BERBASIS VIDEO … · tersebut pengajaran puisi juga mengalami berbagai permasalahan sehingga hakikat yang diinginkan dalam pengajaran puisi juga tidak

40

sastra tidak akan mampu dipahami, dihayati, ditafsirkan dan dinilai secara

sempurna tanpa adanya intervensi dari ketiga bidang ilmu sastra tersebut.

Sebuah teori sastra tidak akan pernah sempurna jika tidak dibantu oleh

sejarah dan kritik sastra, begitu juga dengan sejarah sastra yang tidak

dapat dipaparkan apabila teori dan kritik sastra tidak jelas, dan kritik sastra

tidak akan mencapai sasaran apabila teori dan sejarah sastra tidak

dijadikan tumpuan.

2) Pengalaman bersastra

Di bagian awal telah dijelaskan bahwa tujuan pengajaran sastra

salah satunya adalah memperoleh pengalaman bersastra. Cakupan

pengalaman bersastra adalah kegiatan berapresiasi dan kegiatan

berekspresi. Istilah apresiasi berasal dari bahasa latin aprecatio yang

berarti mengindahkan atau menghargai. Secara terminologi, apresiasi

sastra dapat diartikan sebagai penghargaan, penilaian, dan pengertian

terhadap karya sastra. Dalam konteks yang lebih luas istilah apresiasi

mengandung makna pengenalan, pemahaman, dan pengakuan terhadap

nilai-nilai kehidupan yang diungkapkan pengarang. Apresiasi sastra

adalah sebuah proses yang melibatkan tiga aspek yaitu, aspek kognitif,

aspek emotif, dan aspek evaluatif.

Aspek kognitif berkaitan dengan keterlibatan intelektual pembaca

dalam upaya memahami unsur-unsur kesastraan yang bersifat objektif.

Unsur-unsur kesastraan yang bersifat objektif itu selain dapat

berhubungan dengan unsur-unsur yang secara internal terkandung dalam

Page 41: KEEFEKTIFAN TEKNIK OLAH SUKMA BERBASIS VIDEO … · tersebut pengajaran puisi juga mengalami berbagai permasalahan sehingga hakikat yang diinginkan dalam pengajaran puisi juga tidak

41

suatu teks sastra atau unsur intrinsik, juga dapat berkaitan dengan unsur-

unsur di luar teks yang secara langsung menunjang kehadiran teks sastra

itu sendiri.

Aspek emotif berkaitan dengan unsur emosi pembaca dalam upaya

menghayati unsur-unsur keindahan dalam teks sastra yang dibaca. Selain

itu, unsur emosi juga sangat berperan dalam upaya memahami unsur-

unsur yang bersifat subjektif. Unsur subjektif itu dapat berupa bahasa

paparan yang mengandung ketaksaan makna atau bersifat konotatif-

interpretatif serta dapat pula berupa unsur-unsur signifikan tertentu,

misalnya penampilan tokoh dan setting yang bersifat metaforis.

Aspek evaluatif berhubungan dengan kegiatan memberikan penilaian

terhadap baik atau buruk, indah atau tidak indah, sesuai atau tidak sesuai

serta sejumlah ragam penilaian lain yang tidak harus hadir dalam sebuah

karya kritik, tetapi secara personal cukup dimiliki oleh pembaca. Dengan

kata lain, keterlibatan unsur penilaian dalam hal ini masih bersifat umum

sehingga setiap apresiator yang telah mampu merespon teks sastra yang

dibaca sampai pada tahapan pemahaman dan penghayatan, sekaligus

juga mampu melakukan penilaian.

Belajar apresiasi sastra pada dasarnya adala belajar tentang hidup

dan kehidupan. Melalui karya sastra, manusia akan memperoleh asupan

batin, sehingga sisi-sisi gelap dalam kehidupan bisa tercerahkan lewat

kristalisasi nilai yang terkandung dalam karya sastra. Teks sastra tak

ubahnya sebagai layar tempat diproyeksikan pengalaman psikis manusia.

Page 42: KEEFEKTIFAN TEKNIK OLAH SUKMA BERBASIS VIDEO … · tersebut pengajaran puisi juga mengalami berbagai permasalahan sehingga hakikat yang diinginkan dalam pengajaran puisi juga tidak

42

Seiring dengan dinamika peradaban yang terus bergerak maju.

Kehadiran sastra dirasa semakin penting untuk disosialisasikan melalui

institusi pendidikan. Karya sastra memiliki peranan yang cukup besar

dalam membentuk watak dan kepribadian seseorang. Dengan bekal

apresiasi sastra yang memadai diharapkan para alumnus pendidikan

mampu bersaing pada era global dengan sikap arif, matang, dan dewasa.

Kegiatan berekspresi sastra diartikan sebagai kegiatan

mengungkapkan perasaan lewat karya sastra. Banyak cara yang

dilakukan seseorang ketika mengungkapkan perasaannya. Sekadar untuk

menyimak arus karya-karya yang sudah terlahir dari dunia pendidikan dan

yang ada di berbagai media, khususnya tentang perkembangan sastra.

Dari sekian banyak kerancuan dan pergolakan dalam dunia sastra, media

pembelajaran sastra merupakan sesuatu yang perlu dikaji dan ditilik

keberadaanya. Karena bukan tidak mungkin dari permasalahan ini akan

berimplikasi kepada hasil karya lainnya. Keterkucilan bidang sastra,

sekaratnya pasar dan lesunya penjualan buku sastra, dan keengganan

para siswa membaca buku-buku sastra, minimnya kuantitas dan kualitas

koreksi terhadap karya sastra. Hal ini berimbas kepada kemampuan untuk

berekspresi dalam sastra, sangat sulit kita temukan saat ini para anak

muda bangsa yang gemar membaca puisi, atau gemar bermain drama.

Keadaan sulit ini mesti menjadi pemikiran kita bersama. Karya sastra

mampu memberikan pelajaran kehidupan bagi penikmatnya. Tetapi

keadaan kurikulum sekarang ini di sekolah-sekolah lebih menekankan

Page 43: KEEFEKTIFAN TEKNIK OLAH SUKMA BERBASIS VIDEO … · tersebut pengajaran puisi juga mengalami berbagai permasalahan sehingga hakikat yang diinginkan dalam pengajaran puisi juga tidak

43

kepada kemampuan berbahasa dengan lebih banyak mengorbankan

aspek apresiasi sastra. Tentu sebuah hal yang sangat ironis bagi

keberlangsungan sastra itu sendiri.

Secara garis besar tujuan pengajaran sastra adalah untuk

memperoleh pengetahuan tentang sastra dan memperoleh pengalaman

bersastra. Pengetahuan tentang sastra meliputi teori sastra, kritik sastra,

dan sejarah sastra. Meskipun sebenarnya masih banyak cabang-cabang

ilmu sastra yang lainnya, seperti, sifat sastra, fungsi sastra, gaya, stilistika

dan lain-lain. Tetapi dengan memahami teori, kritik, dan sejarah sastra

seorang penikmat sastra akan mampu menjadi seorang apresiator yang

baik.

Memperoleh pengalaman bersastra bisa diartikan memperoleh

pengalaman apresiasi dan ekspresi. Belajar apresiasi sastra pada

dasarnya adala belajar tentang hidup dan kehidupan. Apresiasi sastra

adalah sebuah proses yang melibatkan tiga aspek yaitu, aspek kognitif,

aspek emotif, dan aspek evaluatif.

Sedangkan berekspresi dalam sastra adalah kegiatan dimana kita

mampu mencurahkan perasaan lewat sastra, bisa dengan bahasa lisan

maupun dengan bahasa tulis. Seiring dengan dinamika peradaban yang

terus bergerak maju. Kehadiran sastra dirasa semakin penting untuk

disosialisasikan melalui institusi pendidikan. Karya sastra memiliki

peranan yang cukup besar dalam membentuk watak dan kepribadian

seseorang. Dengan bekal apresiasi sastra yang memadai diharapkan para

Page 44: KEEFEKTIFAN TEKNIK OLAH SUKMA BERBASIS VIDEO … · tersebut pengajaran puisi juga mengalami berbagai permasalahan sehingga hakikat yang diinginkan dalam pengajaran puisi juga tidak

44

alumni pendidikan mampu bersaing pada era global dengan sikap arif,

matang, dan dewasa.

4. Konsep Hakikat Puisi

Hakikat, pengertian, atau definisi tentang puisi dengan tepat

tentu tidak mudah, jika mencermati perkembangan puisi. Puisi

dewasa ini sangat beragam. Suatu batasan tentang puisi terkadang

tepat untuk puisi tertentu, namun tidak tepat untuk puisi-puisi lainnya.

Batasan puisi yang lazim dipahami yaitu karangan yang terikat oleh

baris, bait, rima, ritma, dan jumlah kata dan suku kata, tentu tidak

relevan lagi dengan perkembangan puisi dewasa ini.

Meskipun demikian, untuk mendekati hakikatnya, maka dalam

penulisan ini dikemukakan beberapa pengertian puisi oleh beberapa

ahli. Dalam bahasa Inggris disebut poem atau poetry. Puisi diartikan

membuat atau perbuatan, sebab lewat puisi pada dasarnya

seseorang telah menciptakan suatu dunia teresendiri, yang mungkin

berisi pesan atau gambaran suasana tertentu, baik fisik maupun

batiniah. Aminuddin (1991:34) mengemukakan batasan puisi

sebagai berikut: Kata puisi berasal dari bahasa Yunani: “poeme”

berarti membuat atau poesis ‘berarti perbuatan’. Ralph (dalam

Tarigan, 1985:4) mengemukakan puisi merupakan upaya abadi

untuk mengekspresikan jiwa untuk menggetarkan tubuh yang kasar

dan mencari kehidupan dan alasan yang menyebabkan ada.

Page 45: KEEFEKTIFAN TEKNIK OLAH SUKMA BERBASIS VIDEO … · tersebut pengajaran puisi juga mengalami berbagai permasalahan sehingga hakikat yang diinginkan dalam pengajaran puisi juga tidak

45

Hal senada dikemukakan oleh, Hudson (dalam Aminuddin,

1991:134) mengemukakan sebagai berikut: Puisi adalah satu

cabang sastra yang menggunakan kata-kata sebagai media

penyampaian untuk membuatkan ilusi, imajinasi, seperti halnya

lukisan yang menggunakan garis dan warna dalam menggambarkan

gagasan pelukisnya.

Tidak satu pun yang mempunyai penekanan yang sama dari

batasan puis di atas. Setiap ahli mempunyai penekanan berbeda.

Aminuddin sebagaimana petikan di atas, mengemukakan batasan

puisi dengan menekankan pada proses penciptaannya, yaitu

membuat atau perbuatan, Ralph sesuai kutipan di atas

mengemukakan batasan pusi dengan menekankan isi yang dibuat

yaitu upaya untuk mengekspresikan jiwa, sedangkan Hudson

mengemukakan batasan dengan menekankan pada suatu tataran

disiplin ilmu sastra yaitu cabang sastra yang menggunakan kata-kata

sebagi media.

Meskipun batasan puisi tidak sejelas batasan karya sastra lain

seperti novel dan cerpen, namun untuk memahami hakikat puisi,

dikemukakan unsur-unsur yang membangun suatu puisi sebagai

berikut.

Secara umum, ada tiga sudut pandang yang sering digunakan

dalam melihat unsur-unsur yang membangun sebuah puisi yaitu

unsur fisik dan unsur batin, bentuk dan isi, dan strata bunyi dan

Page 46: KEEFEKTIFAN TEKNIK OLAH SUKMA BERBASIS VIDEO … · tersebut pengajaran puisi juga mengalami berbagai permasalahan sehingga hakikat yang diinginkan dalam pengajaran puisi juga tidak

46

makna. Berikut diuraikan secara ringkas berdasarkan beberapa

referensi.

a. Unsur Fisik dan Unsur Batin

Maryorie (dalam Akhdiat, dkk, 1991:179) membagi struktur

intrinsik puisi atau dua unsur besar, yaitu unsur fisik dan unsur

mental atau lahir batin. Unsur fisik merupakan penampilan di atas

kertas dalam bentuk larik-larik dan nada puisi, seperti; irama sajak,

intonasi, repetisi, serta perangkat bahasa lainnya. Sedangkan unsur

mental atau batin serdiri dari tema, urutan logis antarkata, antarlarik,

dan antarbait, pola asosiasi, pola citra, dan emosi. Kedua unsur ini

terjalin dan terkombinasi secara utuh dan memungkinkan sebuah

puisi secara utuh memantulkan makna, keindahan, dan imajinasi

bagi pembacanya.

b. Bentuk dan Isi

Bentuk dan isi merupakan pembagian lain dalam puisi. Pada

hakikatnya pembagian ini tidak banyak berbeda dengan pembagian

pertama di atas dengan istilah unsur fisik dan mental. Bentuk adalah

suatu yang terlihat secara lahiriah, tipografi, kata-kata, dan bunyi

dalam puisi. Isi adalah makna yang terkandung dalam bentuk yang

terlihat secara visual.

c. Strata Bunyi dan Makna

Unsur lain yang membangun puisi yaitu lapisan-lapisan

terutama yang membangun lapisan tertentu yang membangun puisi

Page 47: KEEFEKTIFAN TEKNIK OLAH SUKMA BERBASIS VIDEO … · tersebut pengajaran puisi juga mengalami berbagai permasalahan sehingga hakikat yang diinginkan dalam pengajaran puisi juga tidak

47

yang disebut lapis atau strata. Lapis pertama adalah lapis bunyi dan

lapis kedua adalah lapis makna. Di bawah lapis makna terdapat lagi

lapis lainnya yaitu lapis dunia dan lapis metafisis.

Untuk lebih jelasnya, secara ringkas strata tersebut

sebagaimana yang dikemukakan dalam berbagai referensi.

1) Lapis bunyi

Lapis bunyi ialah lapis pertama penampilan puisi dalam

bentuk bunyi-bunyi suara, seperti suara suku kata, suara kata, suara

frasa, dan suara kalimat dalam konvensi bahasa tertentu, dalam hal

ini bahasa Indoneisa. Lapisan bunyi yang dimaksud dalam

pembacaan puisi ialah lapisan bunyi yang bersifat khusus, istimewa,

yang dipergunakan untuk memberikan efek puitis atau nilai lambang

rasa dalam puisi.

2) Lapis metafisis

Lapis metafisis ialah lapis yang menimbulkan perasaan seperti

rasa haru, ngeri menakutkan, menyenangkan, dan suci. Setelah

membaca puisi, timbul perasaan yang dapat menjadi bahan

renungan bagi pembaca. Berikut dikemukakan contoh tentang rasa

tersebut.

“Adapun ibu tidak akan pernah pergi dari hati kita Bersyukurlah kita sebab kita akan selalu mengenangnya. Sebab pada hari ini, Tuhan telah selesai membangun rumah terindah buat ibu kita”

Puisi di atas kurang lebih mengetengahkan bahwa anak yang

baik adalah anak yang selalu berbakti kepada orang tuanya, anak

Page 48: KEEFEKTIFAN TEKNIK OLAH SUKMA BERBASIS VIDEO … · tersebut pengajaran puisi juga mengalami berbagai permasalahan sehingga hakikat yang diinginkan dalam pengajaran puisi juga tidak

48

yang selalu mendoakan orang tuanya walaupun ia telah meninggal.

Inilah yang ditanamkan oleh ibu mereka dan ini pulalah yang yang

diingatkan oleh kakaknya bahwa mereka selalu mengenang ibu

mereka. Dengan demikian, kematian yang dialami sang ibu

merupakan sesuatu yang suci yang tidak perlu ditangisi. Dengan

larik “Bersyukurlah kita sebab kita akan selalu mengenangnya.” dan

“Sebab pada hari ini, Tuhan telah selesai membangun rumah

terindah buat ibu kita” mempertajam rasa bahwa sesuatu yang suci

bukan suatu yang harus ditangisi, kalau saja dipersiapkan selama

masih hidup. Inilah lapis metafisis yang dapat ditarik dalam puisi di

atas.

3) Lapis dunia

Lapis dunia adalah lapis dari titik pandang tertentu yang tak

perlu dinyatakan, tetapi terkandung di dalamnya suatu peristiwa

dalam sastra yang dapat terdengar atau terlihat oleh pancaindra.

Akan tetapi, di balik yang terlihat dan terdengar itu, tersirat watak

tokoh yang mengalami peristiwa tersebut.

Hal ini dapat dilihat dalam larik berikut. Adik-adikku yang manis Jangan kalian menangis Tak adalah yang patut ditangisi selain dosa kita. Larik-larik tersebut tertangkap rasa keimanan yang tinggi dari

penyairnya yang menyadarkan manusia akan arti hidup ini.

Walaupun puisi dibangun oleh lapis-lapis yang demikian, namun

masing-masing bukanlah berdiri sendiri. Lapis bunyi yag

Page 49: KEEFEKTIFAN TEKNIK OLAH SUKMA BERBASIS VIDEO … · tersebut pengajaran puisi juga mengalami berbagai permasalahan sehingga hakikat yang diinginkan dalam pengajaran puisi juga tidak

49

didengungkan puisi tidak akan tertangkap kalau tidak diiringi oleh

makna bunyi-bunyi itu. Makna puisi akan menjaring tema, pesan

atau amanat yang ingin disampaikan oleh penyair melalui puisi itu.

Apresiasi puisi pada dasarnya merupakan sikap jiwa pembaca

terhadap puisi yang dibaca. Apresiasi puisi menyiratkan suatu kualitas

rohaniah menghadapi objek yang disikapi, yakni puisi. Pembelajaran

apresiasi puisi pada hakikatnya merupakan pembelajaran menggali nilai

yang terdapat dalam puisi tersebut. Hal yang termasuk kegiatan apresiasi

puisi antara lain 1) Membaca puisi, 2) Menganalisis puisi, 3) Membuat

ulasan mengenai suatu puisi, 4) Menampilkan puisi melalui deklamasi

atau musikalisasi puisi, 5) Menulis puisi (Patria, 2008)

Tujuan yang harus dicapai dalam pengajaran apresiasi puisi adalah

1) Siswa memperoleh kesadaran yang lebih baik terhadap dirinya sendiri,

orang lain, dan kehidupan di sekitarnya, 2) Siswa memperoleh

kesenangan dari membaca dan mempelajari puisi, 3) Siswa memperoleh

pengetahuan dan pengertian dasar tentang puisi (Patria, 2008)

5. Pembelajaran Menulis Puisi

Kemampuan menulis tidak terlepas dari proses kreatif karena

proses kreatif yang akan melahirkan sebuah tulisan berharga bagi penulis

dan pembacanya. Tinggi rendahnya kualitas sebuah tulisan sangat

dipengaruhi oleh proses kreatif penulis. Lahirnya suatu tulisan karena

adanya ide-ide yang bertentangan yang tidak sepaham dengan pemikiran

seorang penulis. Menurut Jabrohim dkk (dalam www.academia.edu.com)

Page 50: KEEFEKTIFAN TEKNIK OLAH SUKMA BERBASIS VIDEO … · tersebut pengajaran puisi juga mengalami berbagai permasalahan sehingga hakikat yang diinginkan dalam pengajaran puisi juga tidak

50

menulis puisi bermula dari proses kreatif, yakni mengimajikan atau

mengembangkan fakta-fakta empirik yang kemudian diwujudkan dalam

bentuk puisi. Selanjutnya, untuk menuangkannya menjadi sebentuk puisi,

terlebih dahulu memahami unsur-unsur pembentuk puisi.

Labih lanjut Jabrohim. (dalam www.academia.edu.com)

mengemukakan bahwa menulis puisi merupakan suatu kegiatan seorang

“intelektual”, yakni kegiatan yang menuntut seorang harus benar-benar

cerdas, harus benar-benar menguasai bahasa, luas wawasannya,

sekaligus peka perasaannya. Syarat-syarat tersebut menjadikan hasil

penulisan puisi berbobot intelektual, tidak sekedar bait-bait kenes,

cengeng, dan sentimental. Menulis puisi juga dapat menggabungkan

antara pengembangan fakta-fakta empirik dengan daya imajinasi menjadi

sebuah tulisan yang bermakna bagi manusia yang mempunyai kesadaran

eksistensial. Hal ini akan tercapai apabila penulis puisi (penyair) banyak

mengasah kepekaan kritisnya dan banyak melaksanakan proses kreatif.

Menurut Sayuti (dalam Ramli, 2013) sastra memberikan peluang-

peluang bagi orang-orang yang terlibat di dalamnya untuk menjadi

“kreatif” baik yang bertujuan apresiasi maupun ekspresi. Mengenai tahap-

tahap dalam proses (pemikiran) kreatif dalam menulis puisi, sejumlah ahli

menyimpulkan dan menunjuk sejumlah unsur serta urutan yang

kurang lebih sama.

a. Tahap Preparasi atau Persiapan

Pada tahap persiapan dan usaha, seseorang akan

Page 51: KEEFEKTIFAN TEKNIK OLAH SUKMA BERBASIS VIDEO … · tersebut pengajaran puisi juga mengalami berbagai permasalahan sehingga hakikat yang diinginkan dalam pengajaran puisi juga tidak

51

mengumpulkan informasi dan data yang dibutuhkan. Persiapan berupa

pengalaman-pengalaman yang mempersiapkan seseorang untuk

melakukan tugas atau memecahkan masalah tertentu. Semakin banyak

pengalaman atau informasi yang dimiliki seseorang mengenai masalah

atau tema yang digarapnya, makin memudahkan dan melancarkan

pelibatan dirinya dalam proses tersebut. Pada tahap ini pemikiran kreatif

dan daya imajinasi sangat diperlukan. Olehnya konsentrasi sangat

diperlukan dalam pelibatan diri.

b. Tahap Inkubasi atau Pengendapan

Setelah informasi dan pengalaman yang dibutuhkan serta

berusaha dengan pelibatan diri sepenuhnya untuk membangun gagasan

sebanyak-banyaknya, biasanya akan diperlukan waktu untuk

mengendapnya. Pada tahap ini, seluruh bahan mentah diolah dan

diperkaya melalui akumulasi pengetahuan serta pengalaman yang

relevan.

b. Tahap Iluminasi

Jika pada tahap pertama dan kedua upaya yang dilakukan masih

bersifat mencari-cari, pada tahap ini iluminasi semuanya menjadi jelas,

tujuan tercapai, penulisan (penciptaan) karya dapat diselesaikan.

Seorang penulis akan merasakan suatu kelegaan dan kebahagiaan

karena apa yang semula masih berupa gagasan dan masih samar-

samar akhirnya menjadi suatu yang nyata.

Page 52: KEEFEKTIFAN TEKNIK OLAH SUKMA BERBASIS VIDEO … · tersebut pengajaran puisi juga mengalami berbagai permasalahan sehingga hakikat yang diinginkan dalam pengajaran puisi juga tidak

52

c. Tahap Verifikasi atau Tinjauan secara kritis

Pada tahap ini penulis melakukan evaluasi terhadap karyanya

sendiri. Jika diperlukan, ia bisa melakukan modifikasi, revisi, dan lain-lain.

Pada tahap ini penulis seakan-akan mengambil jarak, melihat karyanya

secara kritis. Dari segi hakikatnya sajak sebagai perwujudan kreatif, pada

dasarnya merupakan konsentrasi dan intersifikasi dari pernyataan dan

kesan. Di dalam sajak, seorang berkata atau mengatakan sesuatu hal

dan bagaimana mengekspresikan sesuatu ini melalui ungkapan yang

berbeda- beda sesuai dengan pilihannya. Kata-kata dan sajak

dipertimbangkan ketepatannya dari berbagai segi: bunyi, bentuknya,

konteks tulisannya dalam unit yang lebih besar, arti dan maknanya. Hal di

atas merupakan konsep teoretis, namun banyak penulis puisi

mengabaikan konsep tersebut.Mereka menulis puisi secara bebas

mengikuti nuraninya masing-masing.

6. Pembelajaran Puisi di SMP

Kegiatan apresiasi karya sastra termasuk puisi di sekolah

menengah pertama harus ditekankan pada pengalaman langsung

terhadap puisi. Tidak perlu terlalu jauh bersentuhan dengan teori.

Oleh karena itu, dalam menggauli karya sastra termasuk puisi di

SMP harus disesuaikan dengan perkembangan anak. Di samping

puisi-puisi yang disajikan harus terpadu dan terintegrasi dengan

pelajaran lainnya.

Page 53: KEEFEKTIFAN TEKNIK OLAH SUKMA BERBASIS VIDEO … · tersebut pengajaran puisi juga mengalami berbagai permasalahan sehingga hakikat yang diinginkan dalam pengajaran puisi juga tidak

53

Dengan kegiatan menggauli puisi dengan sungguh-sungguh

sesuai tingkat perkembangan jiwa siswa diharapkan tumbuh sikap

menghargai cipta sastra puisi yang merupakan bagian dari

pengajaran bahasa dan sastra Indonesia. Melalui pengajaran sastra

puisi diharapkan mereka mengenal bentuk-bentuk dan isi karya

sastra termasuk puisi dan pada akhirnya mereka diharapkan dapat

merasakan bahwa karya tersebut mengandung unsur keindahan

dan kegunaan.

7. Penilaian Pembelajaran Puisi di SMP

Menurut Nurgiyantoro (2001) penilaian adalah suatu proeses untuk

mengukur kadar pencapaian tujuan. Penilaian merupakan alat ukur

untuk mengetahui seberapa jauh tujuan-tujuan pengajaran yang telah

ditetapkan dapat dicapai setelah siswa mengalami aktivitas belajar.

Dalam kaitan ini, penilaian merupakan salah satu bukti langsung, bukti

empiris, atau bukti nyata tentang kadar pencapaian tujuan, yaitu yang

berupa kemampuan dan keterampilan yang dimiliki oleh masing- masing

siswa sehingga seorang guru tidak semena-mena memberikan nilai

kepada siswa karena telah memiliki kriteria yang telah ditentukan sebagai

pedoman penilaian.

Isnendes (dalam http://chyeretty.wordpress.com) penilaian sebuah

puisi berawal dari interpretasi. Interpretasi tentang keindahan dari satu

puisi. Karena indah itu sangat subjektif sifatnya, maka para ahli merasa

perlu menentukan yang disebut puisi indah itu apa. Walaupun pada

Page 54: KEEFEKTIFAN TEKNIK OLAH SUKMA BERBASIS VIDEO … · tersebut pengajaran puisi juga mengalami berbagai permasalahan sehingga hakikat yang diinginkan dalam pengajaran puisi juga tidak

54

kenyataannya ketentuan itu kembali menjadi bermacam-macam

bergantung pada paradigma keilmuan dan perspektif para ilmuan yang

menentukannya.

Puisi bisa dinilai bergantung pada kepentingan apa kita ‘membaca’

puisi tersebut. Penilaian bagian dari kritikan atau apresiasi. Dua-duanya

bisa dipakai bergantung dari perspektif mana kita melihat. Penilaian pada

sebuah puisi dianggap bagian dari kritikan. Kritikan tertinggi. Sehingga

pembaca mampu menentukan puisi yang baik, bermutu itu seperti apa.

Penilaian sebuah puisi dianggap dari apresiasi.

Menghargai puisi (karya seni) dengan tingkat tinggi adalah dengan

menilai. Karena dari perspektif kritik dan apresiasi bermuara pada

evaluasi, maka kemudian berkembanglah perangkat penilaiannya.

Bermacam-macam aliran dan alat ukur ditawarkan para ahli (baik praktisi

maupun akademisi). Terutama di Barat, kriteria penilaian karya sastra

begitu beragam. Kalau para penyair konvesional menyebut keberhasilan

puisi cukup dengan membuat kita tertegun dan terkagum-kagum, itu tidak

salah, tetapi tidak bisa diuraikan bentuk ketertegunan dan keterkaguman

itu. Para ahli dari barat mensistematikakan penilaian tersebut dengan

kritreria-kriteria karya seni (walaupun sebenarnya sangat-sangat

terpengaruh filsafat positivistik; ideologi materi yang secara umum

diterapkan pada ilmu matematika dan pengetahuan alam; sain). Penilaian

estetik adalah menilai karya puisi dari struktur estetik, yaitu semua usaha

yang terlihat susunannya dalam puisi: rima, irama, diksi, gaya bahasa,

Page 55: KEEFEKTIFAN TEKNIK OLAH SUKMA BERBASIS VIDEO … · tersebut pengajaran puisi juga mengalami berbagai permasalahan sehingga hakikat yang diinginkan dalam pengajaran puisi juga tidak

55

alur, konflik, humor, termasuk juga kebaruan dan kemampuan yang

membuat orang terpesona.

Penilaian ekstra estetik adalah penilaian dari bahan-bahan karya

puisi, yaitu: pemilihan kata-kata; bahasa, tingkah laku manusia, gagasan,

sikap (di antaranya spontanitas), intension (niat) dan apapun yang

sebelumnya berada di luar karya puisi itu sendiri. Dalam puisi yang

berhasil, bahan-bahan tersebut terjalin dalam hubungan-hubungan yang

bermacam-macam oleh dinamika-dinamika tujuan estetik. Sebuah karya

sastra yang bernilai tinggi, selain berdasarkan pada susunan yang terlihat

(estetik) juga berbahankan pada bahan-bahan yang besar.

Kebesarannya (agung) adalah bila puisi tersebut mengekspresikan

nilai yang besar. Nilai-nilai kehidupan yang besar itu diantaranya meliputi

pikiran-pikiran yang tinggi atau cemerlang, perwatakan yang kompleks,

cerita yang hebat, dan menawarkan renungan (kontemplasi). Dengan

demikian, sebuah puisi yang bernilai sastra (tinggi) adalah sebuah karya

yang indah dan mengandung kreativitas (estetik), juga memuat pikiran-

pikiran tinggi dan gambaran-gambaran kehidupan yang mempesonakan

(ekstra estetik).

Dengan demikian pula, kita tidak bisa menafikan puisi tersebut

dengan menyebut ‘tidak bermutu’, ‘tidak bernilai’, ‘tidak bernilai sastra’ dan

semacamnya bila kehilangan salah satu unsur kecil dari bagian unsur

besar (estetik & ekstra estetik) –karena tidak ada zat yang sempurna

kecuali pembuat manusia! Jika tidak ada salah satu dari keduanya (estetik

Page 56: KEEFEKTIFAN TEKNIK OLAH SUKMA BERBASIS VIDEO … · tersebut pengajaran puisi juga mengalami berbagai permasalahan sehingga hakikat yang diinginkan dalam pengajaran puisi juga tidak

56

atau ekstra estetik tidak ada), penilai boleh menyebut bahwa puisi

tersebut ‘kurang bernilai atau kurang bernilai sastra’ bahkan ‘tidak bagus’.

Uraian di atas adalah melihat penilaian puisi dari keobjektifan

karya. Dalam kenyataannya menilai puisi juga bisa bergantung pada

penilai. Mampu tidaknya penilai menghadirkan jarak dirinya dari karya dan

penyairnya, atau menekan seminimal mungkin praduga negatif yang

memenuhi pikirannya dalam menilai puisi menjadi sesuatu yang penting

dikritisi. Seperti disebutkan sebelumnya, bahwa soal keindahan adalah

soal subjektif yang sesuai dengan selera, penghayatan, dan pengalaman

pembaca kritis (penilai).

Apalagi bila dibebani dengan kepentingan-kepentingan lain, definisi

keindahan yang seharusnya diterapkan seobjektif mungkin menjadi bias.

Apalagi dengan ditambah kesan yang salah akan membentuk opini

pembaca lain terhadap puisi tersebut. Dari uraian di atas, ditarik

kesimpulan 1) puisi adalah karya sastra yang merupakan karya seni yang

bisa dinilai dengan kriteria objektif-walaupun tidak ada norma keindahan

yang objektif. Objektif di sini maksudnya berpegang pada teori atau kriteria

tertentu dengan definisi yang jelas, 2) menilai puisi adalah menilai karya

seni yang melandaskan penilaiannya pada unsur estetik dan ekstra estetik

(hal-hal yang tersusun; terlihat; terbaca oleh pembaca dan bahan-bahan

puisi; yang tidak terlihat dan kemudian diwujudkan melalui interpretasi

pembaca/penilai), 3) sikap penilai yang harus bersikap objektif-

meminimalisir subjektivitasnya selaku penilai dan menjelaskan maksudnya

Page 57: KEEFEKTIFAN TEKNIK OLAH SUKMA BERBASIS VIDEO … · tersebut pengajaran puisi juga mengalami berbagai permasalahan sehingga hakikat yang diinginkan dalam pengajaran puisi juga tidak

57

dengan tidak taksa (ambigu) kepada pembaca lainnya sebagai bentuk

tanggung jawab keahliannya menilai.

Selain itu, Isnendes menyarankan 1) Penilai atau pembaca ahli

berpegang pada definisi-definisi yang bisa dipertanggungjawabkan karena

menilai berarti memberikan pengetahuan baru yang wajar dan jujur pada

pembaca, karena boleh jadi penilai dianggap ahli yang dirujuk

pernyataannya oleh pemaca awam.2) Penilai atau pembaca ahli

sepatutnya memperlihatkan hal-hal yang memperlihatkan keseimbangan

integritas dalam menilai (menguraikan kelebihan-kelebihan selain

menjelaskan kelemahan-kelemahan puisi atau karya).

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pedoman penilaian

puisi dengan menggunakan acuan indikator keterampilan menulis puisi.

Sebagaimana yang telah diuraikan pada uraian terdahulu, bahwa puisi

mengadung unsur-unsur yang membangunnya.

Waluyo (2007) berpendapat bahwa struktur fisik puisi terdiri atas

baris-baris puisi yang bersama-sama mengandung bait-bait puisi.

Selanjutnya, bait-bait puisi itu membangun kesatuan makna di dalam

keseluruhan puisi sebagai wacana. Struktur fisik ini merupakan medium

pengungkap struktur batin puisi. Adapun unsur-unsur yang termasuk

dalam struktur fisik puisi menurut Waluyo adalah diksi, pengimajian, kata

konkret, majas (meliputi lambang dan kiasan), bersivikasi (meliputi rima,

ritma, dan metrum) dan tipografi. Sementara struktur batin puisi terdiri atas

tema, nada, perasaan, dan amanat. Dengan demikian, ada enam kriteria

Page 58: KEEFEKTIFAN TEKNIK OLAH SUKMA BERBASIS VIDEO … · tersebut pengajaran puisi juga mengalami berbagai permasalahan sehingga hakikat yang diinginkan dalam pengajaran puisi juga tidak

58

dalam mengevaluasi kualitas fisik dari sebuah puisi. Struktur batin yang

telah disebutkan di atas, juga merupakan unsur yang dapat digunakan

sebagai pedoman pengevaluasian. Jadi antara struktur fisik dan struktur

batin menjadi kesatuan untuk mengetahui kualitas dari sebuah puisi.

Dari penjelasan di atas, maka indikator hasil pembelajaran menulis

puisi dapat disimpulkan bahwa dalam penulisan puisi harus terdapat

struktur fisik dan struktur batin puisi. Kedua unsur tersebut saling

melengkapi dari puisi tersebut. Jika dibuat dalam dalam rubrik penilaian

maka setiap unsur harus termuat sebagaimana uraian yang dikutip dari

Waluyo (1987) berikut.

a. Diksi

Dalam sebuah puisi, pemilihan kata yang tepat dapat lebih

mengungkapkan sesuatu, dapat memberikan imajinasi yang baik. Dengan

demikian, kesan yang timbul akan lebih jelas dan kuat. Untuk menulis

puisi bebas bergambar peristwa agar dapat menimbulkan imajinasi yang

baik, gunakan gaya tertentu. Misalnya, mengubah kata-kata yang

terdapat dalam gambar peristiwa yang akan dijadikan sebuah puisi

dengan membandingkan hal lain atau metafora. Selain itu, dapat juga

menggunakan gaya bahasa, yaitu pemakaian kata-kata yang berjiwa,

segar, dan dapat menggetarkan perasaan pembaca atau pendengar.

Dalam puisi, kata-kata sangat besar peranannya. Setiap kata

mempunyai fungsi tertentu dalam menyampaikan ide penyairnya. Meyer

dalam Arifuddin (2011) mengatakan bahwa dalam fungsinya untuk

Page 59: KEEFEKTIFAN TEKNIK OLAH SUKMA BERBASIS VIDEO … · tersebut pengajaran puisi juga mengalami berbagai permasalahan sehingga hakikat yang diinginkan dalam pengajaran puisi juga tidak

59

memadatkan suasana, lembut, dan bersifat ekonomis. Kata-kata dalam

puisi hendaknya disusun sedemikian serupa sehingga dapat menyalurkan

pikiran, perasaan penulisanya dengan baik. Sehubungan dengan hal itu

diksi dibagi dalam tiga tingkat yaitu (1) diksi formal adalah bermartabat,

inpersonal dan menggunakan bahasa yang tinggi. (2) diksi pertengahan.

Diksi ini agak sedikit tidak formal dan biasanya kata kata yang digunakan

adalah yang dipakai oleh orang yang berpendidikan. (3) diksi informal

mencakup dua bahasa yaitu bahasa sehari-hari yang dalam hal ini

termasuk slang, dan dialek yaitu meliputi dialek geografis dan sosial.

b. Pengimajian

Pengimajian dapat memberi gambaran yang jelas, menimbulkan

suasana yang khusus, membuat hidup gambaran dalam pikiran, dan

penginderaan untuk menarik perhatian, untuk memberikan kesan mental

atau bayangan visual penyair, menggunakan gambaran-gambaran angan.

Imaji adalah gambaran-gambaran angan, gambaran pikiran, kesan mental

atau bayangan visual dan bahasa yang menggambarkannya. Dalam

tangan penyair yang baik imaji itu segar dan hidup, berada dalam puncak

keindahannya untuk mengintensifkan, menjernihkan, dan memperkaya.

c. Kata konkret

Kata konkret adalah kata-kata yang digunakan oleh penyair untuk

menggambarkan suatu lukisan keadaan atau suasana batin dengan

maksud untuk membangkitkan imaji pembaca. Waluyo mengatakan

Page 60: KEEFEKTIFAN TEKNIK OLAH SUKMA BERBASIS VIDEO … · tersebut pengajaran puisi juga mengalami berbagai permasalahan sehingga hakikat yang diinginkan dalam pengajaran puisi juga tidak

60

dengan kata yang diperkonkret, pembaca dapat membayangkan secara

jelas peristiwa atau keadaan yang dilukiskan oleh penyair. Misalnya saja

penyair melukiskan seorang gadis yang benar-benar pengemis gembel.

Penyair mempergunakan kata-kata gadis kecil berkaleng kecil.

d. Bahasa Figuratif/Majas

Bahasa figuratif adalah majas. Bahasa figuratif membuat puisi

lebih indah, artinya memancarkan banyak makna atau kaya akan makna.

Majas mengandung perbandingan yang tersirat sebagai pengganti kata

atau ungkapan lain untuk melukiskan kesamaan atau kesejajaran makna.

Kiasan juga dinamakan bahasa figuratif dan memasukkan metafora salah

satu bentuk kiasan. Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa

pada umumnya bahasa figuratif dipakai untuk menghidupkan lukisan,

untuk mengkonkretkan dan lebih mengekspresikan perasaan yang

diungkapkan. Dengan demikian, pemakaian bahasa figuratif

menyebabkan konsep-konsep abstrak terasa dekat pada pembaca

karena dalam bahasa figuratif oleh penyair diciptakan kekonkretan,

kedekatan, keakrabatan dan kesegaran.

Menurut Albernd (dalam Waluyo, 2007) bahasa figuratif

digolongkan menjadi tiga golongan, diantaranya sebagai berikut.

1) Simile.

Simile adalah jenis bahasa figuratif yang menyamakan satu hal

dengan hal lain yang sesungguhnya tidak sama. Simile adalah

perbandingan yang bersifat eksplisit. Perbandigan yang demikian

Page 61: KEEFEKTIFAN TEKNIK OLAH SUKMA BERBASIS VIDEO … · tersebut pengajaran puisi juga mengalami berbagai permasalahan sehingga hakikat yang diinginkan dalam pengajaran puisi juga tidak

61

dimaksudkan bahwa ia langsung menyatakan sesuatu sama dengan yang

lainnya. Misalnya dengan menggunakan kata seperti, sama, sebagai,

bagaikan, laksana,dan lain-lain. Dari pengertian di atas smile adalah

membandingkan atau menyapakan dengan hal lain dengan menggunakan

kata kata yang artinya sama.

2) Metafora.

Metafora adalah bentuk bahasa figuratif yang memperbandingkan

sesuatu hal dengan hal lainnya yang pada dasarya tidak serupa. Jadi di

sini bahwa metafora itu membandinkan sesuatu yang tidak sama namun

disamakan.

3) Personifikasi.

Personifikasi adalah satu corak metofora yang dapat diartikan sebagai

suatu cara penggunaan atau penerapan makna. Jadi antara personifikasi

dan metafora keduanya mengandung unsu persamaan.

4) Epik Simile.

Epik Simile atau perumpamaan epos adalah pembandingan yang

dilanjutkan atau diperpanjang yaitu dibentuk dengan cara melanjutkan

sifat-sifat perbandingan lebih lanjut dalam kalimat atau frase-frase yang

berturut-turut.

5) Metonimi.

Metonimi adalah pemindahan istilah atau nama suatu hal atau benda

ke suatu benda yang lainnya yang mempunyai kaitan rapat. (6) Sinekdoki.

Sinekdoki adalah bahasa figuratif yang menyebutkan suatu bagian

Page 62: KEEFEKTIFAN TEKNIK OLAH SUKMA BERBASIS VIDEO … · tersebut pengajaran puisi juga mengalami berbagai permasalahan sehingga hakikat yang diinginkan dalam pengajaran puisi juga tidak

62

penting dari suatu benda atau benda atau hal itu. Yang dimaksud di sini

bahwa sebuah benda pasti mempunyai bagian bagian yang tekandung di

dalamnya.

e. Versifikasi

Versifikasi meliputi ritma, rima, dan metrum. Secara umum ritma

dikenal sebagai irama, yakni pergantian turun naik panjang pendek, keras

lembut ucapan bunyi bahasa dengan teratur. Irama dalam puisi sebagai

alunan yang dikesankan oleh perulangan dan pergantian kesatuan bunyi

dalam arus panjang pendeknya bunyi keras lembutnya tekanan, dan

tinggi rendahnya nada karena sering bergantung pada pola matra., irama

dalam persajakan pada umumnya teratur. Rima adalah pengulangan

bunyi di dalam baris atau larik puisi, paa akhir baris puisi atau bahkan

juga pada keseluruhan baris dan bait puisi. Adapun metrum adalah irama

yang tetap, artinya pergantiannya sudah tetap menurut pola tertentu. Hal

ini disebabkan oleh (1) jumlah suku kata yang tetap,(2) tekanan yang

tetap, dan (3) alun suara menaik dan menurun yang tetap

f. Tipografi

Tipografi merupakan pembeda yang paling awal dapat dilihat

dalam membedakan puisi dengan prosa fiksi dan drama. Tipografi

merupakan bentuk dari puisi yang bermacam-macam tergantung yang

mengarangnya. Adapun fungsi tipografi adalah untuk keindahan indrawi

dan mendukung makna. Secara operasional kriteria itu dapat dilihat pada

rubrik berikut.

Page 63: KEEFEKTIFAN TEKNIK OLAH SUKMA BERBASIS VIDEO … · tersebut pengajaran puisi juga mengalami berbagai permasalahan sehingga hakikat yang diinginkan dalam pengajaran puisi juga tidak

63

Tabel 1. Penilaian Pembelajaran Puisi

No Aspek Kategori Diskriptor

Skor Maksimum

.

Diksi dan kata Konkret

Sangat Baik

Menggunakan pilihan kata yang sangat tepat dan menggambarkan keadaan atau suasana batin yang membangkitkan imaji pembaca dengan baik

20

Baik

Menggunakan pilihan kata yang tepat dan menggambarkan keadaan atau suasana batin yang membangkitkan imaji pembaca dengan baik

15

Cukup

Menggunakan pilihan kata cukup yang tepat dan cukup menggambarkan keadaan atau suasana batin yang membangkitkan imaji pembaca

10

Kurang

Menggunakan pilihan kata yang kurang tepat menggambarkan keadaan atau suasana batin yang membangkitkan imaji pembaca

5

. Pengimajian

Sangat Baik

Memberi gambaran yang sangat jelas, menimbulkan suasana yang khusus, membuat hidup gambaran dalam pikiran, dan penginderaan untuk menarik perhatian,

20

Baik

Memberi gambaran yang jelas, menimbulkan suasana yang khusus, membuat hidup gambaran dalam pikiran, dan penginderaan untuk menarik perhatian,

15

Cukup

Memberi gambaran yang cukup jelas, menimbulkan suasana yang khusus, membuat hidup gambaran

10

Page 64: KEEFEKTIFAN TEKNIK OLAH SUKMA BERBASIS VIDEO … · tersebut pengajaran puisi juga mengalami berbagai permasalahan sehingga hakikat yang diinginkan dalam pengajaran puisi juga tidak

64

dalam pikiran, dan penginderaan untuk menarik perhatian,

Kurang

Memberi gambaran yang kurang jelas, menimbulkan suasana yang khusus, membuat hidup gambaran dalam pikiran, dan penginderaan untuk menarik perhatian,

5

Bahasa Figuratif/ Majas

Sangat Baik

Menggunakan majas yang sangat tepat menghidupkan lukisan dan mengkonkretkan serta mengekspresikan perasaan yang diungkapkan

20

Baik

Menggunakan majas yang tepat menghidupkan lukisan dan mengkonkretkan serta mengekspresikan perasaan yang diungkapkan

15

Cukup

Menggunakan majas yang cukup tepat menghidupkan lukisan dan mengkonkretkan serta mengekspresikan perasaan yang diungkapkan

10

Kurang

Menggunakan majas yang kurang menghidupkan luki-san dan mengkonkretkan serta mengekspresikan perasaan yang diungkapkan

5

Versifikasi /Persajakan (rima dan irama)

Sangat Baik

Menggunakan rima dan irama dalam puisi yang sangat selaras/tepat

20

Baik Menggunakan rima dan irama dalam puisi yang selaras/tepat

15

Cukup Menggunakan rima dan irama dalam puisi yang cukup selaras/tepat

10

Kurang Menggunakan rima dan irama dalam puisi yang kurang selaras/tepat

5

Amanat Sangat Bentuk puisi sangat indah 20

Page 65: KEEFEKTIFAN TEKNIK OLAH SUKMA BERBASIS VIDEO … · tersebut pengajaran puisi juga mengalami berbagai permasalahan sehingga hakikat yang diinginkan dalam pengajaran puisi juga tidak

65

. Baik dan mendukung makna

Baik Bentuk puisi indah dan mendukung makna

15

Cukup Bentuk puisi cukup indah dan mendukung makna

10

Kurang Bentuk puisi kurang indah dan kurtang mendukung makna

5

(Diadaptasi dari: Waluyo, 2007)

8. Teknik Olah Sukma Berbasis Video

a. Hakikat Teknik Olah Sukma Berbasis Video dalam Pembelajaran Puisi

Olah sukma berbasis video adalah sebuah teknik yang

tujuannya untuk membantu dan memudahkan siswa dalam

mengapresiasi puisi. Strategi ini tercipta dari perenungan penulis

dalam menggeluti karya sastra (puisi) serta pengalaman penulis

dalam mengajarkan apresiasi sastra di SMP. Olah sukma berbasis

video dalam pembelajaran apresasi puisi adalah upaya untuk

merangsang ide, imajinasi, perasaan, dan intusi siswa. Donald

(dalam Anwar, 2001) menyatakan bahwa kemampuan apresiasi

sastra seseorang ditentukan oleh pergumulan rasa, ide, imajinasi,

dan intuasi yang terus menerus, dengan menjalani proses berpikir

yang paripurna.

Haris (2000) mengemukakan bahwa sala satu hal penting

dalam melairkan puisi adalah imajinasi pada seorang penyair. Hal ini

harus dibangun oleh konsentrasi teradap sesuatu yang akan

dituangkan. Puisi diciptakan dalam suasana perasaan yang intens, yang

menuntut pengucapan jiwa yang spontan dan padat. Ada saat-saat

Page 66: KEEFEKTIFAN TEKNIK OLAH SUKMA BERBASIS VIDEO … · tersebut pengajaran puisi juga mengalami berbagai permasalahan sehingga hakikat yang diinginkan dalam pengajaran puisi juga tidak

66

tertentu yang pengucapan batin dengan puisi dan saat-saat lain yang

menuntut pengucapan batin. Bahasanya, selain indah juga padat, artinya

kata-kata yang digunakan mewakili banyak pengertian. Konsentrasi berarti

pemusatan. Seorang penyair akan mengalami proses konsentrasi dalam

menciptakan puisinya. Dalam proses konsentrasi, setiap komponen dalam

puisi harus berpusat, bertumpuh dan terfokus pada satupermasalahan

atau satu kesan. Proses konsentrasi terlihat dalam pemilihan kata,

penyusunan larik, dan pembentukan bait yang diperhitungkan dengan

cermat untuk mengungkapkan satu permasalahan atau yang

diperhitungkan dengan cermat untuk mengungkapkan satu permasalahan

atau satu kesan. Oleh karena itu, pemakaian kata dalam setiap puisi

selalu cermat dan padat tidak ada satu kata pun yang mubazir. Bahkan,

dengan sengaja penyair melakukan pelanggaran terhadap kaidah bahasa

tertentu untuk mengonsentrikan puisinya pada satu permasalahan atau

satu kesan.

Akibat dari proses konsentrasi, dalam karya puisi sering ditemukan

penghilangan imbuhan, kata depan, dan tanda baca. Hal ini sangat

berbeda dengan karya bukan puisi. Dalam cerpen atau drama misalnya,

dapat ditemukan permasalahan sampingan (anak tema) sebagai

penunjang permasalahan utama. Selain itu, kalimat, dan kaidah bahasa

juga harus utuh dan benar.

Proses intensifikasi adalah proses pengungkapan satu

permasalahan secara mendalam, mendasar, dan substansial. Semua

Page 67: KEEFEKTIFAN TEKNIK OLAH SUKMA BERBASIS VIDEO … · tersebut pengajaran puisi juga mengalami berbagai permasalahan sehingga hakikat yang diinginkan dalam pengajaran puisi juga tidak

67

komponen yang ada dalam puisi saling menunjang dalam pengungkapan

tersebut. Pada puisi semua permasalahan diungkap secara intens dan

mendalam sebagai hasil dari suatu perenungan atau kontemplasi. Imaji

berarti juga citra. Jadi, pengimajian disebut juga pencitraan.

Pencitraan berarti pembentukan gambaran tentang sesuatu di dalam

pikiran. Sebuah puisi mencerminkan adanya proses pengimajian. Artinya

semua komponen puisi mulai rima, ritme, larik, dan pilihan kata berfungsi

untuk membangun suatu imaji atau gambaran tertentu yang terbentuk

dalam pikiran pembaca. Penyair membentuk imaji dengan menggunakan

kata konkret dan khas, majas dan idiom, serta gaya bahasa tertentu.

Pengimajian adalah penggunaan kata yang konkrit dan khas. Penataan

kata-kata dalam larik dan bait dilakukan sedemikian rupa sehingga

menggugah timbulnya imaji.

Pandangan lain sekaitan dengan teknik olah sukma adalah

penataan perasaan sebagai pengalaman pribadi. Arsyidin (2001)

menyatakan puisi lahir dari suatu pengalaman. Akan tetapi

pengalaman tidak cukup pengalaman membutuhkan manajemen

perasaan atau penataan jiwa yang mendalam. Oleh karena itu,

upaya mengelolah perasaan mendalam dapat menjadi jembatan

melahirkan puisi. Selain itu, dalam mengapresiasi sebuah karya

puisi, dibutuhkan ketajaman estetika serta konsentrasi yang

sempurna dari apresiator. Oleh karena itu, fantasi estetika dan nilai

rasa siswa harus ‘digali’ dicerahkan dan ‘dikibarkan’ seluas-luasnya

Page 68: KEEFEKTIFAN TEKNIK OLAH SUKMA BERBASIS VIDEO … · tersebut pengajaran puisi juga mengalami berbagai permasalahan sehingga hakikat yang diinginkan dalam pengajaran puisi juga tidak

68

dalam mengapresiasi sebuah karya sastra puisi. Bernanrd Vercy

(dalam Anwar, 2001) mengemukakan bahawa mengapresiasi puisi

membutuhkan imajinasi yang sempurna, estetika, dan intuisi yang

halus serta bermakna. Dari beberapa pandangan di atas, maka

penulis telah mengujicobakan sebuah strategi yang dapat

mengembangkan nilai-nilai estetika siswa melalui pengolahan rasa

dan sukma berbasis video, serta merangsang daya imajinasi siswa

dengan baik. Secara teoritis, jika ‘perangsangan’ dan penggalian

imajinasi dilakukan dengan baik, maka akan memudahkan siswa

dalam mengembangkan idenya sesuai dengan ‘pengembaraan’

imajinasinya tersebut, yang pada akhirnya siswa mampu

menuangkannya dalam bentuk karya puisi.

Menurut Gazali (1990) Imajinasi atau daya fantasi merupakan

faktor utama bagi seorang seniman dalam menciptakan hasil karya

besar mereka. Dengan daya fantasi dan imajinasi itu pulalah siswa

mampu menulis dan menikmati karya sastra yang indah. Adalah hal

yang mustahil Chairil Anwar menciptakan puisi-puisi yang heroik

tanpa melalui pergumulan imajinasi yang mendalam. Juga kita tidak

akan menikmati sajak-sajak Khalil Gibran, Rabinranath Tagore,

Taufik Ismail, atau Sutardji Calsoum Bachri tanpa imajinasi mereka

yang kaya. Oleh karena itu, melatih dan mengembangkan daya

imajinasi, cita rasa dan daya fantasi siswa merupakan langkah

penting dalam upaya memparkaya ide siswa yang berujung pada

Page 69: KEEFEKTIFAN TEKNIK OLAH SUKMA BERBASIS VIDEO … · tersebut pengajaran puisi juga mengalami berbagai permasalahan sehingga hakikat yang diinginkan dalam pengajaran puisi juga tidak

69

kemampuannya dalam mencipta dan mengapresiasi karya sastra

termask menulis sebuah puisi sebagai sebuah perguluman imajinasi

yang diolah secara mendalam.

Secara hakikik olah sukma berbasis video adalah membiasakan

diri berkonsentrasi untuk mengingat kembali kejadian yang pernah dialami

untuk membantu penjiwaan melalui refleksi terhadap video. Pemusatan

pikiran atau olah sukma perlu latihan seperti (1) Olah rasa dari panca

indera. Mengingat pengalaman panca indera seperti rasa panas, dingin,

luka, manis (3) pahit, lezat, melihat pemandangan indah, dan lain-lain (2)

Olah rasa dari jiwa. Mengingat pengalaman emosi dan jiwa seperti kagum,

percaya diri, sakit hati, kesal, bangga, geli, dan sebagainya. (4) Olah

ingatan. Mengingat kesan yang ditangkap dari seorang tokoh yang pernah

dilihat atau dibaca sesuai dengan karakter peran kita. Contohnya kesan

dari seorang raja yang gagah perkasa seperti pernah dibaca di komik.

Langkah-langkah untuk menumbuhkan sukma yang siap (a) Konsentrasi

dan fokus, (b) Observasi dan penyerapan (lingkungan-suasana-waktu) (c)

Imajinasi, (d) Penghayatan, (e) Improvisasi, (f) Pembangunan karakter

(Nurrobi. 2013).

b. Langkah-langkah pembelajaran olah sukma

Teknik olah sukma berbasis video, terdiri dari langkah atau

tahap, yakni: 1) persiapan; 2) pelaksanaan; dan 3) evaluasi. Berikut

ini akan dipaparkan langlah-langkah tersebut secara sistematis

Page 70: KEEFEKTIFAN TEKNIK OLAH SUKMA BERBASIS VIDEO … · tersebut pengajaran puisi juga mengalami berbagai permasalahan sehingga hakikat yang diinginkan dalam pengajaran puisi juga tidak

70

1) Persiapan

Sebelum pembelajaran dimulai, terlebih dahulu dilakukan

persiapan. Yang dilakukan oleh guru sebelum melaksanakan strategi

ini adalah mempersiapkan materi olah sukma dan jelajah ruang

imajinasi, materi-materi tersebut. Berupa puisi dan instrumen-

instrumen serta instruksi-instruksi yang merangsang imajinasi. Untuk

lebih jelasnya akan digambarkan secara secara lengkap pada tahap

pelaksanaan proses pembelajaran.

2) Pelaksanaan

Adapun tahap pelaksanaan strategi olah sukma dalam

pembelajaran apresasi sastra (puisi) siswa adalah sebagai berikut:

a) Langkah pertama, guru menjelaskan secara singkat proses

pembelajaran, dengan memberi penekanaan agar siswa

berkonsentrasi dan mengikuti proses pembelajaran dengan baik.

b) Langkah kedua, siswa diperintahkan untuk berdiri tegak di tempat

masing-masing lalu menyaksikan video sesuai tema.

c) Langkah ketiga, guru memberikan instruksi-intruksi pendahuluan,

seperti seluruh siswa merentangkan tangan beberapa saat

lamanya, kemudian menurunkan tangan perlahan-lahan.

Selanjutnya, siswa diminta menengadah-kan kepala ke langit-

langit kelas, kemudian menatap langit-langit tersebut dengan

santai. Selanjutnya menurunkan pandangan perlahan-lahan

Page 71: KEEFEKTIFAN TEKNIK OLAH SUKMA BERBASIS VIDEO … · tersebut pengajaran puisi juga mengalami berbagai permasalahan sehingga hakikat yang diinginkan dalam pengajaran puisi juga tidak

71

hingga menatap ujung kaki. Tujuannya agar siswa dilatih untuk

memusatkan perhatian.

d) Langkah keempat adalah pemusatan konsentrasi. Siswa

memejamkan mata kemudian guru memberikan instruksi-instruksi

seperti berikut ini:

“Pejamkan mata perlahan-lahan, kemudian rasakan kegelapan

yang tiba-tiba datang itu (irama suara guru harus menghayutkan).

Nikmati kegelapan itu… nikmati… Selanjutnya konsentrasikan

pikiran pada titik putih yang nampak. Perhatikan dengan baik titik

putih itu. Pusatkan perhatian semaksimal mungkin. (pemusatan

pikiran pada titik putih itu dilakukan ± 2 menit)”.

e) Langkah kelima adalah tahapan olah sukma dan penjelajahan

ruang imajinasi. Siswa masih berdiri dan memejamkan mata dan

terus memperhatikan titik putih yang tampak pada saat siswa

memejamkan mata, sementara pendengarannya dipusatkan pada

instruksi guru. Selanjutnya guru mulai mengolah sukma siswa

dengan memberikan instruksi-instruksi sesuai perencanaan yang

telah disiapkan oleh guru di rumah, misalnya seperti berikut ini:

“Sekarang bayangkan kalian sedang berada di pantai…

Bayangkan burung-burung camar terbang berkejar-

kejaran di atas ombak

Bayangkan kalian sedang berdiri di bibir laut yang landai

dengan pasir putih yang indah…

Page 72: KEEFEKTIFAN TEKNIK OLAH SUKMA BERBASIS VIDEO … · tersebut pengajaran puisi juga mengalami berbagai permasalahan sehingga hakikat yang diinginkan dalam pengajaran puisi juga tidak

72

Bayangkan air laut menjilat-jilat kaki kalian…

Dingin… dingin…

Bayangkan sebatang pohon nyiur melambai-

melambaikan dahannya ditiup angin.

Rasakan seakan-akan angin sepoi-sepoi membelai

rambutmu

Rasakan kedamaian, ketentrama mengalir di sukmamau

Rasakan keindahan liukan ombak. Kepak sayap burung

camar…

Rasakan begitu agungnya ciptaan Tuhan. Begitu

agungnya (dan seterusnya sesuai dengan keinginan guru).

Boleh juga guru memberikan instruksi sesuai dengan tema

pembelajaran. Contoh di atas sesuai dengan tema lingkungan.

f) Langkah keenam, siswa terus dibuai dengan olahan-olahan

imajinasi yang menyentuh jiwanya secara langsung dan diberikan

sentuhan-sentuhan estetika pada diri siswa secara terus-

menerus. Dengan demikian, daya hayal, imajinasi, sukma, rasa,

dan karsanya terangsang. Guru mengupayakan adanya gugahan

terhadap pikiran dan perasaan yang keterakitannya lebih erat

pada imajinasi, sehingga membuat siswa mudah menerima

sugesti dan peka terhadap persoalan-persoalan dalam

imajinasinya.

Page 73: KEEFEKTIFAN TEKNIK OLAH SUKMA BERBASIS VIDEO … · tersebut pengajaran puisi juga mengalami berbagai permasalahan sehingga hakikat yang diinginkan dalam pengajaran puisi juga tidak

73

g) Langkah ketujuh adalah perenggangan. Pada tahap ini siswa

dengan santai mengenang kembali peristiwa-peristiwa yang

terjadi dalam imajinasinya. Guru dapat memberikan instruksi

seperti berikut ini:

“Rekam kembali peristiwa-peristiwa yang meuncul dalam

imajinasi kalian tadi. Ingat kembali keadaan pantai, suasana laut,

burung camar, nyiur melambai, pasir putih, deburan ombak, kapal

nelayan, dan sebagainya (± 2 menit) selanjutnya perlahan-lahan

buka mata kembali!”

Setelah siswa membuka mata, berrati siswa telah kembali dari

‘pengembaraannya’. Siswa kini mempunyai kenangan indah di

pantai. Siswa telah memiliki pengalaman dan angan-angan

tentang pantai, laut, burung camar, perahu nelayan, pasir putih,

pohon nyiur dan sebagainya. Siswa kini telah memiliki ‘modal

besar‘ untuk menulis puisi tentang lingkungan (pantai)

h) Tahap kedelapan adalah penulisan (Compossing)

Setelah siswa memiliki ide dan gagasan untuk menulis puisi,

maka selanjutnya perintahkanlah siswa untuk mulai menulis puisi

berdasarkan imajinasi yang telah diolah melalui “pengembaraan

sukma” yang baru saja mereka lalui

i) Tahapan kesembilan adalah perbaikan (editing)

Pada tahap ini, siswa membacakan puisinya satu persatu, dan

siswa yang lain menanggapi puisi dan penampilan temannya.

Page 74: KEEFEKTIFAN TEKNIK OLAH SUKMA BERBASIS VIDEO … · tersebut pengajaran puisi juga mengalami berbagai permasalahan sehingga hakikat yang diinginkan dalam pengajaran puisi juga tidak

74

Tanggapan siswa berkisar pada isi, bahasa, diksi, dan proses

kreatifnya. Guru bertugas sebagai moderator dan mengarahkan

jalannya diskusi. Selanjutnya, berdasarkan masukan dari teman-

temannya dan guru, siswa menulis kembali puisi tersebut. (rewriting)

Cara di atas hanya salah satu contoh, mengolah sukma dan

penjelajahan ruang imajinasi siswa. Bentuk dan variasinya boleh

dikembangkan guru sesuai dengan materi yang ingin diberikan.

Materi-materi tersebut bisa sesuai dengan tema pembelajaran,

seperti lingkungan, disiplin, olahraga, transportasi, teknologi dan

sebagainya. Dapat pula keluar dari tema, seperti tentang orang tua,

pengalaman pribadi yang menarik, binatang kesayangan, dan

sebagainya.

3) Evaluasi

Dalam pembelajaran ini, evaluasi yang dilakukan adalah evaluasi

proses belajar dan evaluasi hasil belajar. Evaluasi proses belajar dilihat

dari tingkat keseriusan siswa dalam mengikuti pelajaran, dan

membacakannya. Sementara penialaian hasil diperoleh dari memberikan

soal-soal evaluasi, dan menulis puisi. Adapun hal-hal yang dinilai dalam

penilaian puisi adalah, bahasa, kesesuaian dengan tema, irama, diksi,

estetika dan pesan yang ingin disampaikan.

Page 75: KEEFEKTIFAN TEKNIK OLAH SUKMA BERBASIS VIDEO … · tersebut pengajaran puisi juga mengalami berbagai permasalahan sehingga hakikat yang diinginkan dalam pengajaran puisi juga tidak

75

B. Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu sangat penting kedudukannya dalam suatu

penelitian. Penelitian terdahulu berkedudukan sebagai referensi tambahan

bagi peneliti selain sebagai panduan bagi pelaksanaan penelitian itu

sendiri. Ada beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian

ini, seperti pada uraian berikut ini:

1. Penelitian Rahayu, Dirgantara, dan Suryanto (2016) dengan judul

“Efektifvitas Teknik Olah Sukma dalam Meningkatkan Kemampuan

Bermain Drama Siswa Kelas XI SMA Islam Atirah Kabupaten Bone”.

Dalam penelitian ini, teknik olah sukma digunakan oleh peneliti untuk

men-treatment dan berafing kemampuan siswa sebelum melakukan

kegiatan bermain drama. Teknik ini dimaksudkan untuk meningkatkan

kemampuan menghayati peran pada diri setiap pemain. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa teknik olah sukma sangat efektif

terhadap peningkakan kemampuan bermain drama siswa kelas XI di

SMA Islam Atiran Kabupaten Bone. Relevansi penelitian Rahayu dkk.

dengan penelitian ini terletak pada upaya meningkatkan kemampuan

siswa dalam mengapresiasi sastra dengan memanfaatkan teknik olah

sukma. Perbedaannya terletak pada jenis sastra yang diapresiasi,

subjek penelitian, serta jenjang subjek yang diteliti.

2. Penelitian Kristianto, Yelfin, dan Yustinus (2016) dengan judul

“Implementasi Teknik Olah Sukma untuk Meningkatkan Kemampuan

Menghayati Peran pada Siswa Kelas XI di SMKS 2 Magelang”.

Page 76: KEEFEKTIFAN TEKNIK OLAH SUKMA BERBASIS VIDEO … · tersebut pengajaran puisi juga mengalami berbagai permasalahan sehingga hakikat yang diinginkan dalam pengajaran puisi juga tidak

76

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh pengathuan baru terkait

strategi atau teknik yang dapat digunakan untuk meningkatkan

kemampuan siswa dalam menghayati peran ketika melakukan

kegiatan apresiasi drama atau bermain drama. Penelitian ini bermula

pada temuan bahwa tingkat kemampuan siswa dalam mengapresiasi

peran untuk setiap karakter berbeda yang diperankan sangatlah lemah

sehingga berdampak pada kualitas hasil pentas yang ditampilkan.

Teknik yang dirasa tepat oleh peneliti adalah teknik olah sukam. Hasil

implemmentasi teknik ini dengan menggunakan metode penelitian

eksperimen pada satu kelompok tertentu menunjukkan bahwa teknik

oleh sukma efektif terhadap peningkatan kemampuan menghayati

peran setiap karakter atau tokoh di dalam sebuah drama pada siswa

kelas XI di SMKS 2 Magelang. Relevansi penelitian Kristanto dkk.

dengan penelitian ini terletak pada upaya meningkatkan kemampuan

siswa dalam mengapresiasi sastra dengan memanfaatkan teknik olah

sukma. Perbedaannya terletak pada jenis sastra yang diapresiasi,

subjek penelitian, serta jenjang subjek yang diteliti.

3. Penelitian Subagyo (2001) dengan judul “Uji Coba Teknik Olah Sukma

dan Pengaruhnya Terhadap Kemampuan Bermain Drama di SMA

Frater Mandailing Natal”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teknik

olah sukma sangat mudah diterapkan dalam pembelajaran apresiasi

drama di sekolah. Hasilnya pun menunjukkan adanya perubahan

kemampuan siswa kea rah yang lebih baik dalam mengapresiasi

Page 77: KEEFEKTIFAN TEKNIK OLAH SUKMA BERBASIS VIDEO … · tersebut pengajaran puisi juga mengalami berbagai permasalahan sehingga hakikat yang diinginkan dalam pengajaran puisi juga tidak

77

drama khususnya dalam bermain drama. Hasil analisis regresi

menunjukkan bahwa teknik olah sukma berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kemampuanbermain drama di SMA Frater

Mandailing Natal. Relevansi penelitian Subagyo dengan penelitian ini

terletak pada upaya meningkatkan kemampuan siswa dalam

mengapresiasi sastra dengan memanfaatkan teknik olah sukma.

Perbedaannya terletak pada jenis sastra yang diapresiasi, subjek

penelitian, serta jenjang subjek yang diteliti.

C. Kerangka Pikir

Tulisan ini dilandasi oleh pemikiran bahwa metode pengajaran

puisi di SMP memang tidak ada yang baku dan hampir tidak jelas

bentuknya. Oleh karena itu, kecenderungan untuk menggunakan

sesuai dengan selera guru (konvensional) sangat dimungkinkan

seperti ceramah tentang nilai puisi dan pembacaan puisi seadanya.

Oleh karena itu, dalam pembelajaran apresiasi puisi perlu digunakan

atau dikembangkan teknik kreatif dalam proses pembelajaran,

sehingga hasil yang dicapai efektif. Salah satu teknik yang dianggap

baik dikembangkan adalah olah sukmah berbasis video. Untuk

mengetahui keefektifan teknik ini, maka diadakan uji coba

yang hasilnya dibandingkan dengan strategi lain yang konvensional,

lalu ditarik sebuah kesimpulan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada skema berikut.

Page 78: KEEFEKTIFAN TEKNIK OLAH SUKMA BERBASIS VIDEO … · tersebut pengajaran puisi juga mengalami berbagai permasalahan sehingga hakikat yang diinginkan dalam pengajaran puisi juga tidak

78

Bagan Kerangka Pikir

1. Persiapan 2. Berdiri tegak 3. Memperhatian instruksi 4. Pemusatan konsentrasi

dan menyimak video . 5. Olah sukma dan

penjelajahan ruang imajinasi

6. Mengasah daya imajinasi, 7. Perenggangan. 8. Penulisan 9. Perbaikan

Aspek Kurikulum Kurang Waktu

Aspek Guru Pemerintah Kurang

Kreatif, Kurang Peduli

Analisis

Temuan

Teknik Olah Sukma Berbasis Video

Pembelajaran Menulis Puisi

Hasil Belajar Menulis Puisi

Rendah

Teknik Konvensional

Pilih topik Penjelasan konsep

Latihan menulis Revisi

Pembacaan

Uji Coba

Page 79: KEEFEKTIFAN TEKNIK OLAH SUKMA BERBASIS VIDEO … · tersebut pengajaran puisi juga mengalami berbagai permasalahan sehingga hakikat yang diinginkan dalam pengajaran puisi juga tidak

79

D. Hipotesis

Sebagai pengarah penelitian ini dikemukakan hipotesis dan

kriterianya berdasarkan kerangka pikir di atas

Hipotesis: “Teknik olah sukma berbasis video efektif

meningkatkan hasil belajar menulis puisi siswa

kelas VIII SMP Negeri di Kecamatan Tempe

Kabupaten Wajo.

Kriteria Pengujian Hipotesis: “Teknik olah sukma berbasis video

dinyatakan efektif jika nilai empiris lebih besar daripada nilai teoretis

pada taraf signifikansi 5% (α0,05)

Page 80: KEEFEKTIFAN TEKNIK OLAH SUKMA BERBASIS VIDEO … · tersebut pengajaran puisi juga mengalami berbagai permasalahan sehingga hakikat yang diinginkan dalam pengajaran puisi juga tidak

80

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

eksperimen. Pada penelitian ini, peneliti menyelidiki keefektifan teknik olah

sukma dalam pembelajaran menulis puisi siswa kelas VIII SMP Negeri di

Kecamatan Tempe Kabupaten Wajo.

B. Variabel Penelitian dan Desain Penelitian

1. Variabel Penelitian

Penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu teknik olah

sukma dan konvensional dalam pembelajaran puisi. Kedua variabel

tersebut merupakan variabel sejajar, yakni pengajaran puisi dengan

menggunakan teknik olah sukma berbasis video (X1) dan metode

konvensional (Y1). Variabel tersebut masing-masing mengandung

variabel bebas yakni kemampuan mengapresiasi puisi dengan

menggunakan teknik olah sukma berbasis video (X2) dan

kemampuan mengapresiasi puisi dengan metode konvensional (Y2).

2. Desain Penelitian

Kedua variabel tersebut di atas diteliti melalui desain penelitian

menggunakan metode eksperimen yang pelaksanaannya dilakukan

dengan mengujicobakan teknik olah sukma berbasis video dalam

68

Page 81: KEEFEKTIFAN TEKNIK OLAH SUKMA BERBASIS VIDEO … · tersebut pengajaran puisi juga mengalami berbagai permasalahan sehingga hakikat yang diinginkan dalam pengajaran puisi juga tidak

81

pembelajaran puisi. Adapun pelaksanaan penelitian ini dilakukan

dengan desain sebagai berikut:

a. Penelitian dilakukan pada dua kelas yaitu kelas eksprimen

dan kontrol yang terlebih dahulu dilakukan penyamaan

kemampuan awal dalam membuat puisi

b. Pada kelas eksprimen diberikan pembelajaran apresiai puisi

dengan metode olah sukma berbasis video.

c. Pada kelas kontrol diberikan pembelajaran apresiai puisi

dengan metode sebagaimana biasa atau konvensional.

d. Kedua kelompok dilakukan pengetesan/penugasan penulisan

puisi dengan tema atau topik yang sama.

e. Asil kedua kelompok dibandingkan menggunakan analisis

efektivitas dengan rancangan uji t.

C. Definisi Operasional Variabel

Teknik olah sukma berbasis video yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah metode pengajaran puisi yang memberikan

penekanan pada pengolahan jiwa siswa sebelum menulis puisi

pembedahan berbagai unsur sesuai tingkat pemahaman siswa

melalui penghayatan terhadap perasaan siswa terhadap puisi

gersebut.

Metode konvesional: Metode konvesional adalah cara

mengajarkan puisi sebagaimana yang sudah lazim seperti ceramah

tentang unsur puisi, menentukan topik dan menulisnya.

Page 82: KEEFEKTIFAN TEKNIK OLAH SUKMA BERBASIS VIDEO … · tersebut pengajaran puisi juga mengalami berbagai permasalahan sehingga hakikat yang diinginkan dalam pengajaran puisi juga tidak

82

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

siswa kelas VIII SMP Negeri di Kecamatan Tempe Kabupaten

Wajo tahun pelajaran 2018/2019 yang terdiri dua sekolah yaitu SMP

Negeri 3 Sengkang sebanyak 171 orang dan SMP Negeri 4

Sengkang sebanyak 162 orang sehingga jumlah seluruhnya 333

orang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table berikut.

Tabel 3.1 Deskripsi Keadaan Populasi

No Kelas SMPN 3 SMPN 4 LK Pr Jumlah LK Pr Jumlah

1 VII.A 17 17 33 18 14 32 2 VIII B 18 16 34 17 15 32 3 VIII C 18 17 35 18 13 31 4 VIII D 19 15 34 19 13 31 5 VIII E 18 17 35 0 0 0 Jumlah 90 82 171 72 55 126

Sumber: Absen umum kelas VIII SMP Negeri 3 Sengkang dan SMP Negeri 4 Sengkang

2. Sampel

Karena populasi dalam penelitian ini jumlahnya cukup besar dan

karakteristik penelitian sebagai penelitian eksperimen, maka dalam

penelitian ini digunakan teknik sampel (sampling) yaitu sampel tendensi,

yaitu hanya mengambil sampel dua kelas dalam satu sekolah, satu kelas

eksperimen dan satu kelas kontrol. Adapun rincian jumlah sampel dapat

dilihat pada tabel berikut.

Page 83: KEEFEKTIFAN TEKNIK OLAH SUKMA BERBASIS VIDEO … · tersebut pengajaran puisi juga mengalami berbagai permasalahan sehingga hakikat yang diinginkan dalam pengajaran puisi juga tidak

83

Tabel 3.2 Deskripsi Keadaan Sampel

No Kelompok SMPN 3 SMPN 4

1 Eksperimen 34 32 2 Kontrol 34 32

Jumlah 68 64

E. Teknik Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui teknik tes hasil

belajar (tes menulis puisi). Untuk teknik ini, digunakan instrumen tes

unjuk kerja disertai dengan format dan pedoman penilaian menulis puisi

dengan beberapa indikator meliputi (1) keaslian isi; (2) diksi; (3)

persajakan; dan (4) pemakaian bahasa kiasan (konotasi). Adapun format

dan pedoman penilaian keterampilan menulis puisi siswa yang digunakan

dalam penelitian ini sebagai berikut’

Tabel 3.3 Format Penilaian Tes Menulis Puisi

No. Nama

Siswa

Aspek yang Dinilai

Skor Nilai Keaslian

isi Diksi Persajakan

Bahasa

Kiasan

1

2

....

Jumlah Nilai

Nilai Rata-rata

(%)

Page 84: KEEFEKTIFAN TEKNIK OLAH SUKMA BERBASIS VIDEO … · tersebut pengajaran puisi juga mengalami berbagai permasalahan sehingga hakikat yang diinginkan dalam pengajaran puisi juga tidak

84

Tabel 3.4 Pedoman Penilaian Menulis Puisi

No Aspek Indikator Skor (1-3)

1 Keaslian isi isi puisi benar-benar orisinil isi puisi merupakan saduran isi puisi merupakan hasil peniruan

3 2 1

2 Diksi kata-kata yang digunakan padat, singkat, dan dapat mengekspresikan perasaan

kata-kata padat, singkat, namun kurang mampu mengekspresikan perasaan

kata-kata yang digunakan tidak mampu mengekspresikan perasaan

3 2 1

3 Persajakan banyak terdapat perulangan bunyi sehingga mampu menimbulkan efek keindahan tinggi

terdapat beberapa perulangan bunyi sehingga efek keindahan sudah terasa

tidak terdapat atau sedikit sekali perulangan bunyi di dalamnya sehingga sama sekali tidak menimbulkan efek keindahan

3 2 1

4 Bahasa kiasan

banyak terdapat bahasa kiasan sehingga menghasilkan efek keindahan yang tinggi

terdapat beberapa bahasa kiasan sehingga efek keindahan sudah terasa

tidak terdapat atau sedikit sekali bahasa kiasan di dalamnya sehingga sama sekali tidak menimbulkan efek keindahan

3 2 1

Page 85: KEEFEKTIFAN TEKNIK OLAH SUKMA BERBASIS VIDEO … · tersebut pengajaran puisi juga mengalami berbagai permasalahan sehingga hakikat yang diinginkan dalam pengajaran puisi juga tidak

85

F. Teknik Analisis Data

1. Data Hasil Belajar

Data hasil belajar menulis puisi menggunakan teknik olah sukma

berbasis video maupun teknik konvensional dianalisis dengan teknik

presentasi (%) dengan rumus: n/Nx100 untuk rentang 10-100.

2. Uji efektivitas

Setelah data diolah dalam tabel distribusi, maka dibuat sebuah

tabel persiapan untuk aplikasi rumus yang digunakan dalam

menganalisis data. Dalam penelitian ini, rumus yang digunakan

adalah rumus t-test (dapat pula menggunakan aplikasi SPSS versi

20.

Page 86: KEEFEKTIFAN TEKNIK OLAH SUKMA BERBASIS VIDEO … · tersebut pengajaran puisi juga mengalami berbagai permasalahan sehingga hakikat yang diinginkan dalam pengajaran puisi juga tidak

86

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Penyajian Hasil Analisis Data Penelitian

Pada bab ini diuraikan hasil penelitian dengan memaparkan bukti

empiris yang diperoleh dari hasil ujicoba yang telah dilakukan. Pemaparan

ini merujuk pada rumusan masalah yang telah dikemukakan pada Bab I.

Untuk menjawab masalah tersebut, maka data dalam penelitian ini

dianalisis sesuai dengan prosedur sebagaimana yang telah ditentukan

pada Bab III, dengan terlebih dahulu membuat hipotesis pembanding,

yaitu hipotesis nol (Ho). Hipotesis nol tersebut berbunyi: Teknik olah

sukma berbasis video tidak efektif meningkatkan hasil belajar menulis

puisi siswa kelas VIII SMP Negeri di Kecamatan Tempe Kabupaten Wajo.

Adapun cara pengujian hipotesis adalah membandingkan antara

hasil pembelajaran menulis puisi menggunakan teknik olah sukma

berbasis video dan hasil pembelajaran menulis puisi menggunakan

metode konvensional. Teknik analisis yang digunakan adalah uji ”t”

dengan taraf kepercayaan 5%.

Adapun data yang dianalisis adalah hasil siswa kelompok

eksperimen (X) dan hasil tes menulis puisi siswa kelompok kontrol (Y).

Hasil analisis data tersebut terbagi dalam beberapa macam, yaitu skor

kemampuan menulis deskripsi menggunakan media penuntun deskripsi,

hasil pembelajaran menulis deskripsi menggunakan metode konvensional,

74

Page 87: KEEFEKTIFAN TEKNIK OLAH SUKMA BERBASIS VIDEO … · tersebut pengajaran puisi juga mengalami berbagai permasalahan sehingga hakikat yang diinginkan dalam pengajaran puisi juga tidak

87

dan data perbandingan atau hasil uji “t” dari kedua data tersebut, serta

pengujian hipotesis. Untuk lebih jelasnya diuraikan sebagai berikut.

1. Tingkat Hasil Belajar Menulis Puisi Siswa Kelas VIII SMP Negeri

di Kecamatan Tempe Kabupaten Wajo Menggunakan Teknik

Olah Sukma

Data tingkat hasil belajar menulis puisi siswa kelas VIII SMP

Negeri di Kecamatan Tempe Kabupaten Wajo Menggunakan Teknik Olah

sukma berbasis video dibagi menjadi dua yaitu data SMP Negeri 3

Sengkang dan SMP Negeri 4 Sengkang dapat dilihat pada ringkasan

berikut.

SMP Negeri 3 Sengkang

Nilai maksimal : 100

Nilai tertinggi : 80

Nilai terendah : 50

Jumlah seluruh Nilai : 2256

Jumlah siswa : 34

Rata-rata Nilai : 66,35

Jadi, nilai rata-rata kemampuan menulis puisi siswa kelas VIII

SMP Negeri 3 Sengkang adalah 66,35 dalam rentangan nilai 0-100.

Selanjutnya kategori nilai dikonversi pada pedoman penilaian sekolah

menengah pertama sebagai berikut.

Konversi nilai akhir/Skala 0 – 100 Kategori

81 -100 sangat memadai

Page 88: KEEFEKTIFAN TEKNIK OLAH SUKMA BERBASIS VIDEO … · tersebut pengajaran puisi juga mengalami berbagai permasalahan sehingga hakikat yang diinginkan dalam pengajaran puisi juga tidak

88

Konversi nilai akhir/Skala 0 – 100 Kategori

71 – 80 Memadai

61-70 Sedang

51-60 Kurang

0-50 sangat kurang (Depdikbud, 2013:68)

Jika dilihat dari kategori nilai pada angket sebagaimana dijelaskan

di atas, maka tingkat kemampuan menulis puisi siswa kelas VIII SMP

Negeri 3 Sengkang menggunakan teknik olah sukma berbasis video

berada pada kategori sedang .

SMP Negeri 4Sengkang

Nilai maksimal : 100

Nilai tertinggi : 80

Nilai terendah : 50

Jumlah seluruh Nilai : 2101

Jumlah siswa : 32

Rata-rata Nilai : 65,66

Jadi, nilai rata-rata kemampuan menulis puisi siswa kelas VIII

SMP Negeri 4 Sengkang adalah 65,66 dalam rentangan nilai 0-100.

Selanjutnya kategori nilai dikonversi pada pedoman penilaian sekolah

menengah pertama sebagai berikut.

Konversi nilai akhir/Skala 0 – 100 Kategori

81 -100 sangat memadai

71 – 80 Memadai

Page 89: KEEFEKTIFAN TEKNIK OLAH SUKMA BERBASIS VIDEO … · tersebut pengajaran puisi juga mengalami berbagai permasalahan sehingga hakikat yang diinginkan dalam pengajaran puisi juga tidak

89

Konversi nilai akhir/Skala 0 – 100 Kategori 61-70 Sedang

51-60 Kurang

0-50 sangat kurang (Depdikbud, 2013:68)

Jika dilihat dari kategori nilai pada angket sebagaimana dijelaskan

di atas, maka tingkat kemampuan menulis puisi siswa kelas VIII SMP

Negeri 4 Sengkang menggunakan teknik olah sukmah berada pada

kategori sedang.

2. Tingkat Hasil Belajar Menulis Puisi Siswa Kelas VIII SMP Negeri

di Kecamatan Tempe Kabupaten Wajo Menggunakan Teknik

Konvensional

Data tingkat hasil belajar menulis puisi siswa kelas VIII SMP Negeri

di Kecamatan Tempe Kabupaten Wajo Menggunakan Teknik

Konvensional dibagi menjadi dua yaitu data SMP Negeri 3 Sengkang dan

SMP Negeri 4 Sengkang dapat dilihat pada ringkasan berikut.

SMP Negeri 3 Sengkang

Nilai maksimal : 100

Nilai tertinggi : 70

Nilai terendah : 42

Jumlah seluruh Nilai : 1933

Jumlah siswa : 34

Rata-rata Nilai : 56,85

Page 90: KEEFEKTIFAN TEKNIK OLAH SUKMA BERBASIS VIDEO … · tersebut pengajaran puisi juga mengalami berbagai permasalahan sehingga hakikat yang diinginkan dalam pengajaran puisi juga tidak

90

Jadi, nilai rata-rata kemampuan menulis puisi siswa kelas VIII

SMP Negeri 3 Sengkang adalah 56,85 dalam rentangan nilai 0-100.

Selanjutnya kategori nilai dikonversi pada pedoman penilaian sekolah

menengah pertama sebagai berikut.

Konversi nilai akhir/Skala 0 – 100 Kategori

81 -100 sangat memadai

71 – 80 Memadai

61-70 Sedang

51-60 Kurang

0-50 sangat kurang (Depdikbud, 2013:68)

Jika dilihat dari kategori nilai pada angket sebagaimana dijelaskan

di atas, maka tingkat kemampuan menulis puisi siswa kelas VIII SMP

Negeri 3 Sengkang menggunakan Teknik Konvensional berada pada

kategori kurang .

SMP Negeri 4Sengkang

Nilai maksimal : 100

Nilai tertinggi : 68

Nilai terendah : 45

Jumlah seluruh Nilai : 1786

Jumlah siswa : 32

Rata-rata Nilai : 55,81

Page 91: KEEFEKTIFAN TEKNIK OLAH SUKMA BERBASIS VIDEO … · tersebut pengajaran puisi juga mengalami berbagai permasalahan sehingga hakikat yang diinginkan dalam pengajaran puisi juga tidak

91

Jadi, nilai rata-rata kemampuan menulis puisi siswa kelas VIII

SMP Negeri 4 Sengkang adalah 55,81dalam rentangan nilai 0-100.

Selanjutnya kategori nilai dikonversi pada pedoman penilaian sekolah

menengah pertama sebagai berikut.

Konversi nilai akhir/Skala 0 – 100 Kategori

81 -100 sangat memadai

71 – 80 Memadai

61-70 Sedang

51-60 Kurang

0-50 sangat kurang (Depdikbud, 2013:68)

Jika dilihat dari kategori nilai pada angket sebagaimana dijelaskan

di atas, maka tingkat kemampuan menulis puisi siswa kelas VIII SMP

Negeri 4 Sengkang menggunakan Teknik Konvensional berada pada

kategori kurang.

3. Uji Keefektifan Teknik Olah Sukma Berbasis Video dalam Menulis

Puisi (Analisis Uji “t”)

Untuk menentukan keefektifan teknik olah sukma berbasis video

dalam pembelajaran menulis puisi Siswa Kelas VIII SMP Negeri di

Kecamatan Tempe Kabupaten Wajo maka data dari kelompok ekperimen

dan kelompok kontrol pada siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Sengkang dan

kelas VIII SMP Negeri 4 Sengkang dianalisis dengan menggunakan tabel

kerja sebagai berikut.

Page 92: KEEFEKTIFAN TEKNIK OLAH SUKMA BERBASIS VIDEO … · tersebut pengajaran puisi juga mengalami berbagai permasalahan sehingga hakikat yang diinginkan dalam pengajaran puisi juga tidak

92

Tabel 3. Tabel Kerja Uji t

Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Sengkang

No X X2 Y Y2

1 71 5041 58 3364

2 61 3721 51 2601

3 80 6400 58 3364

4 65 4225 58 3364

5 72 5184 58 3364

6 60 3600 51 2601

7 70 4900 58 3364

8 70 4900 58 3364

9 70 4900 58 3364

10 71 5041 70 4900 11 61 3721 49 2401 12 80 6400 68 4624

13 61 3721 49 2401

14 72 5184 58 3364

15 60 3600 51 2601

16 61 3721 58 3364

17 50 2500 58 3364

18 63 3969 68 4624

19 71 5041 59 3481

20 61 3721 58 3364

21 80 6400 45 2025

22 61 3721 60 3600

23 72 5184 51 2601

24 60 3600 42 1764

25 71 5041 68 4624

26 73 5329 61 3721

27 58 3364 54 2916

28 58 3364 52 2704

29 57 3249 50 2500

30 60 3600 50 2500

Page 93: KEEFEKTIFAN TEKNIK OLAH SUKMA BERBASIS VIDEO … · tersebut pengajaran puisi juga mengalami berbagai permasalahan sehingga hakikat yang diinginkan dalam pengajaran puisi juga tidak

93

No X X2 Y Y2

31 73 5329 70 4900

32 76 5776 58 3364

33 63 3969 51 2601

34 64 4096 67 4489

2256 151512 1933 111547

Selanjutnya dianalisis dengan langkah sebagai berikut.

Mx = X/n1

Mx = 2256/34

= 66,35

My = Y/n1

My = 1933/34

= 56,85

SSx = x2 – (x2)/n1

SSx = 151512-149692,2

= 1819,8

SSx = y2 – (y2)/n1

SSy = 111547-109896,7

= 1650,3

Selanjutnya, dianalisis dengan menggunakan rumus uji sebagai

berikut.

n2

1

n1

1

2 - n2) (n1

SSy SSx

Y

X t -

++

+=

Page 94: KEEFEKTIFAN TEKNIK OLAH SUKMA BERBASIS VIDEO … · tersebut pengajaran puisi juga mengalami berbagai permasalahan sehingga hakikat yang diinginkan dalam pengajaran puisi juga tidak

94

66,3-56,85 t = √ (1819,8+1650,3) (1+1) 34+34-2 34+34

9,50 t = √ (3469,8) (2) 66 68 9,50 t = √ (52,67) (0,029) 9,50 t = √ 1,546257

t= 9,5/1,243

t = 7,643

Secara deskriptif teknik ini dapat dikemukakan bahwa data kedua

kelompok variabel diringkas berdasarkan hasil analisis data menunjukkan

sebagai berikut:

X : 66,35

Y : 56,85

SSx : 1819,8

SSy : 1650,3

ta : 7,643

tt : 1,668727

Page 95: KEEFEKTIFAN TEKNIK OLAH SUKMA BERBASIS VIDEO … · tersebut pengajaran puisi juga mengalami berbagai permasalahan sehingga hakikat yang diinginkan dalam pengajaran puisi juga tidak

95

Tabel 4. Tabel Kerja Uji t Siswa Kelas VIII SMP Negeri 4 Sengkang

No X X2 Y Y2

1 62 3844 55 3025 2 61 3721 51 2601 3 80 6400 58 3364 4 65 4225 58 3364 5 72 5184 58 3364 6 60 3600 51 2601 7 80 6400 58 3364 8 65 4225 58 3364 9 70 4900 58 3364 10 71 5041 60 3600 11 61 3721 49 2401 12 80 6400 68 4624 13 61 3721 49 2401 14 72 5184 58 3364 15 60 3600 51 2601 16 61 3721 58 3364 17 50 2500 58 3364 18 63 3969 68 4624 19 58 3364 59 3481 20 57 3249 48 2304 21 60 3600 45 2025 22 73 5329 60 3600 23 72 5184 58 3364 24 60 3600 58 3364 25 71 5041 58 3364 26 73 5329 51 2601 27 58 3364 58 3364 28 58 3364 52 2704 29 57 3249 50 2500 30 60 3600 50 2500 31 73 5329 55 3025 32 77 5929 60 3600

Jumlah 2101 139887 1786 100550

Page 96: KEEFEKTIFAN TEKNIK OLAH SUKMA BERBASIS VIDEO … · tersebut pengajaran puisi juga mengalami berbagai permasalahan sehingga hakikat yang diinginkan dalam pengajaran puisi juga tidak

96

Selanjutnya dianalisis dengan langkah sebagai berikut.

Mx = X/n1

Mx = 2101/32

= 65,66

My = Y/n1

My = 1786/32

= 55,81

SSx = x2 – (x2)/n1

SSx = 139887-137943,8

= 1943,219

SSx = y2 – (y2)/n1

SSy = 100550- 99681,13

= 868,875

Selanjutnya, dianalisis dengan menggunakan rumus uji sebagai berikut.

65,66-55,81 t = √ (1943,219+868,875) (1+1) 32+32-2 32+32

9,85 t = √ (3469,8) (2) 62 64

n2

1

n1

1

2 - n2) (n1

SSy SSx

Y

X t -

Page 97: KEEFEKTIFAN TEKNIK OLAH SUKMA BERBASIS VIDEO … · tersebut pengajaran puisi juga mengalami berbagai permasalahan sehingga hakikat yang diinginkan dalam pengajaran puisi juga tidak

97

9,85 t = √ (55,96452) (0,016) 9,85 t = √ 0,874

t= 9,85/0,935

t = 10,53476

Secara deskriptif teknik ini dapat dikemukakan bahwa data kedua

kelompok variabel diringkas sebagai berikut.

Hasil analisis data menunjukkan:

X : 65, 66

Y : 55,81

SSx : 1943,219

SSy : 868,875

ta : 10,53476

tt : 1,6698

4. Pengujian Hipotesis

Berdasarkan hasil pengolahan data yang disajikan di atas,

selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis. Dari bahwa hasil analisis data

SMP Negeri 3 Sengkang diperoleh nilai “t” empiris (hitung) sama dengan

7,643 sedangkan nilai teoretis pada taraf signifikan 0,05 dengan drajat

bebas (db) sama dengan 66 , ditemukan nilai tabel sebesar 1,668 . Hal ini

Page 98: KEEFEKTIFAN TEKNIK OLAH SUKMA BERBASIS VIDEO … · tersebut pengajaran puisi juga mengalami berbagai permasalahan sehingga hakikat yang diinginkan dalam pengajaran puisi juga tidak

98

menunjukkan bahwa nilai t empiris lebih besar daripada nilai t teoretis

(tabel) (7,643>1,668). Oleh karena itu, berdasarkan kriteria pengujian

hipotesis yang telah dirumuskan yaitu apabila nilai empiris lebih besar

daripada nilai teoretis, maka hipotesis alternatif diterima dan

konsekwensinya hipotesis alternatif berbunyi: Teknik olah sukma berbasis

video efektif meningkatkan hasil belajar menulis puisi siswa kelas VIII

SMP Negeri 3 Sengkang” diterima. Dengan demikian, hipotesis nol yang

berbunyi: Teknik olah sukma berbasis video tidak efektif meningkatkan

hasil belajar menulis puisi kelas VIII SMP Negeri 3 Sengkang ditolak.

Demikian pula bahwa hasil analisis data SMP Negeri 4 Sengkang

diperoleh nilai “t” empiris (hitung) sama dengan ta: 10,53476 sedangkan

nilai teoretis pada taraf signifikan 0,05 dengan drajat bebas (db) sama

dengan 62 , ditemukan nilai tabel sebesar 1,6698. Hal ini menunjukkan

bahwa nilai t empiris lebih besar daripada nilai t teoretis (tabel)

(10,53476>1,6698). Oleh karena itu, berdasarkan kriteria pengujian

hipotesis yang telah dirumuskan yaitu apabila nilai empiris lebih besar

daripada nilai teoretis, maka hipotesis alternatif diterima dan

konsekwensinya hipotesis alternatif berbunyi: Teknik olah sukma berbasis

video efektif meningkatkan hasil belajar menulis puisi siswa kelas VIII

SMP Negeri 4 Sengkang” diterima. Dengan demikian, hipotesis nol yang

berbunyi: Teknik olah sukma berbasis video tidak efektif meningkatkan

hasil belajar menulis puisi kelas VIII SMP Negeri 4 Sengkang ditolak.

Page 99: KEEFEKTIFAN TEKNIK OLAH SUKMA BERBASIS VIDEO … · tersebut pengajaran puisi juga mengalami berbagai permasalahan sehingga hakikat yang diinginkan dalam pengajaran puisi juga tidak

99

Oleh karen itu, dapat dikemukakan bahwa teknik olah sukma

berbasis video efektif meningkatkan hasil belajar menulis puisi siswa kelas

VIII SMP Negeri di Kecamatan Tempe Kabupaten Wajo pada taraf

signifikansi 95%.

B. Pembahasan

Berdasarkan dari data dalam penelitian,dapat dijelaskan bahwa

hasil belajar menulis puisi siswa kelas VIII SMP Negeri di Kecamatan

Tempe Kabupaten Wajo menggunakan teknik olah sukma berbasis

video khusus SMP Negeri 3 Sengkang adalah 66,35 dalam rentangan

nilai 0-100. Jika dikaitkan dengan kriteria kategorisasi nilai di SMP maka

nilai tersebut berada pada kategori sedang. Demikian halnya siswa kelas

VIII SMP Negeri 4 Sengkang memiliki nilai rata-rata adaah 65,66

juga berada pada kategori sedang. Sedangkan nilai hasil belajar menulis

puisi siswa kelas VIII SMP Negeri di Kecamatan Tempe Kabupaten Wajo

menggunakan teknik konvensional khusus SMP Negeri 3 Sengkang

adalah 56,85 dalam rentangan nilai 0-100. Jika dikaitkan dengan kriteria

kategorisasi nilai di SMP maka nilai tersebut berada pada kategori kurang.

Demikian halnya siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Sengkang memiliki

nilai rata-rata adaah 55,81 juga berada pada kategori kurang.

Sementara itu, data pada hasil analisis keefektifan dalam uji t,

menunjukkan untuk siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Sengkang

mempunyai nilai empiris (to):7,643 sedangkan nilai teoretis (ta): 1,668

pada taraf sigrifikansi 95%, sehingga dinyatakan bahwa nilai t empiris

Page 100: KEEFEKTIFAN TEKNIK OLAH SUKMA BERBASIS VIDEO … · tersebut pengajaran puisi juga mengalami berbagai permasalahan sehingga hakikat yang diinginkan dalam pengajaran puisi juga tidak

100

lebih besar daripada nilai t teoretis (tabel) yang berarti teknik ola sukma

efektif dalam meningkatkan hasil menulis puisi siswa kelas VIII SMP

Negeri 3 Sengkang. Demikian halnya data pada hasil analisis

keefektifan dalam uji t, menunjukkan untuk siswa kelas VIII SMP

Negeri 4 Sengkang mempunyai nilai empiris (to): 10,53476 sedangkan

nilai teoretis (ta): 1,66987 pada taraf sigrifikansi 95%, sehingga dinyatakan

bahwa nilai t empiris lebih besar daripada nilai t teoretis (tabel) yang

berarti teknik ola sukma efektif dalam meningkatkan hasil menulis puisi

siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Sengkang. Hal ini menunjukkan bahwa

baik siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Sengkang maupun siswa kelas VIII

SMP Negeri 4 Sengkang dapat dinyatakan bahwa teknik olah sukma

efektif dalam meningkatkan hasil menulis puisi siswa. Oleh karena itu,

dapat disimpulknan bahwa teknik olah sukma efektif dalam meningkatkan

hasil menulis puisi siswa kelas VIII SMP Negeri di Kecamatan Tempe

Kabupaten Wajo.

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat dipahami bahwa salah satu

alternatif mengefektifkan pembelajaran menulis deskriptif di sekolah

menengah pertama adalah menggunakan teknik olah sukma berbasis

video. Hal ini telah dibuktikan dengan uji coba pada siswa kelas VIII SMP

Negeri di Kecamatan Tempe Kabupaten Wajo yang menunjukkan efektif.

Pembelajaran menulis puisi yang selama ini dianggap sulit bagi

siswa dapat dilatihkan dengan menggunakan teknik olah sukma berbasis

video. Selain hasil penelitian terdapat beberapa keunggulan antara lain

Page 101: KEEFEKTIFAN TEKNIK OLAH SUKMA BERBASIS VIDEO … · tersebut pengajaran puisi juga mengalami berbagai permasalahan sehingga hakikat yang diinginkan dalam pengajaran puisi juga tidak

101

dalam pemanfaatan teknik olah sukma berbasis video adalah menarik

minat siswa karena dilakukan secara kontennstual dan dapat dilakukan

dengan lintas mata pelajaran. Hasil penelitian ini sesuai dengan konsep

yang dikemukakan oleh Sayuti (2010) bahwa kekuatan dalam

menciptakan puisi terletak pada penghayatan jiwa seorang penulisnya.

Oleh karena itu, pembelajaran menulis puisi diarahkan pada upaya

melakukan perenungan teradap masala atau topik yang akan ditulis dalam

bentuk puisi. Pandangan ini sejalan dengan Zahra (2009) bahwa puisi lair

dari penjiwaan sesuatu. Oleh karena itu, pembelajaran menulis puisi

hendaknya didorong untuk menggunakan mengolaan jiwa dalam

mengeksplor rasa dalam puisi. Selain itu, pandangan lain mengenai

menulis puisi dikemukakan oleh Iskandar (2011) bahwa bentuk paling

muda melatih siswa dalam emnulis puisi adalahh penghayatan terhadap

apa yanga akan ditulisnya.Akan tetapi tentu harus dilakukan secara

sunggung-sungguh.

Page 102: KEEFEKTIFAN TEKNIK OLAH SUKMA BERBASIS VIDEO … · tersebut pengajaran puisi juga mengalami berbagai permasalahan sehingga hakikat yang diinginkan dalam pengajaran puisi juga tidak

102

BAB

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan beberapa hal

sebagai berikut:

1. Tingkat hasil belajar menulis puisi siswa kelas VIII SMP Negeri di

Kecamatan Tempe Kabupaten Wajo menggunakan teknik olah

sukma berbasis video berada pada kategori sedang.

2. Tingkat hasil belajar menulis puisi siswa kelas VIII SMP Negeri di

Kecamatan Tempe Kabupaten Wajo menggunakan teknik

konvensional berada pada kategori kurang.

3. Teknik olah sukma berbasis video efektif dalam meningkatkan hasil

menulis puisi kelas VIII SMP Negeri di Kecamatan Tempe Kabupaten

Wajo

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat dikemukakan

beberapa saran sebagai berikut.

1. Hasil penelitian ini dapat dijadikan penambah khasanah keilmuan

bagi siswa tentang keterampilan menulis puisi dengan

menggunakan teknik olah sukma berbasis video

2. Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan teoretis dalam

pembelajaran menulis secara umum.

90

Page 103: KEEFEKTIFAN TEKNIK OLAH SUKMA BERBASIS VIDEO … · tersebut pengajaran puisi juga mengalami berbagai permasalahan sehingga hakikat yang diinginkan dalam pengajaran puisi juga tidak

103

3. Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan kepada rekan guru

untuk diterapkan dalam pembelajaran menulis puisi sehingga

dapat meningkatkan proses dan hasil pembelajaran menulis puisi.

4. Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan perbandingan bagi guru

sehingga termotivasi untuk mengembangkan strategi atau teknik

yang menarik dan inovatif lainnya.

Page 104: KEEFEKTIFAN TEKNIK OLAH SUKMA BERBASIS VIDEO … · tersebut pengajaran puisi juga mengalami berbagai permasalahan sehingga hakikat yang diinginkan dalam pengajaran puisi juga tidak

104

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Zainal. 2013. Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk SMP. Jakarta: Depdikbud

Aftaruddin, Pesu. 1986. Pengantar Apresiasi Puisi. Bandung: Angkasa.

Ahmadi. 1981. Apresiasi Sastra di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdikbud

Akhdiat, Abarti, dkk.1991. Apresiasi Puisi. Jakarta: Mediatama

Ali, Mohammad. 1990. Penelitian Pendidikan. Bandung:Angkasa

Aminuddin.1991. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Angkasa.

Amran, Aris.2012.”Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi dengan Teknik Perenungan masa lalu di SMP Negeri 3 Surakarta.” Jurnal Sastra Unes. Volume IX.

Anwar, Habib.2001. Menulis Puisi itu Mudah. Jakarta; Gema Media

Arif, Gus. 2013 dalam http://nur-maunah.blogspot.com/2012/10/olah-sukma-dan-kebatinan.html. diakses. 21 November 2018.

Arsyidin, Muhammad. 2001. Puis dalam Kehidupan. Jakarta: Gema Media.

Atmazaki.1991. Analisis Sajak.Bandung: Angkasa.

BSNP, 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permen) Pemerintah Nomor 22 Tahun 2007 tentang Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Pendidikan Dasar dan Menengah

Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas

Direktorat Jenderal Mandikdasmen. 2007.Pedoman Penilaian Hasil Belajar di SMP. Jakarta: Direktorat pembinaan SMP

Eddy, Nyoman Tusthti. 1982. 15 Essei tentang Sastra. Denpasar: Nusa Indah

Gazali, Ahmad. 1990. Mari Menulis Puisi. Jakarta: Media Aksara

Hanum, Safnan. 2011. “Meningkatkan Hasil Pembelajaran Puisi di SMP Negeri 4 Malang melalui Refleksi Diri dengan Pengalaman Berkesan.” Tesis. Universitas Negeri Malang

Haris, Sutejo. 2000. Menulis Puisi Suatu Pengalaman. Surabaya: SIC

92

Page 105: KEEFEKTIFAN TEKNIK OLAH SUKMA BERBASIS VIDEO … · tersebut pengajaran puisi juga mengalami berbagai permasalahan sehingga hakikat yang diinginkan dalam pengajaran puisi juga tidak

105

Isnendes, Chye Retty 2013. Menilai Puisi (dalam http://chyeretty. wordpress.com/ esai-budaya-sastra- indonesia/menilai-puisi) 11 Desember 2018.

Kadrianto, Agus. 2010. “Metode Jelajah Jiwa Strategi Meningkatkan Kemampuan Menulis Puisi Siswa SMP Negeri 1 Majalengka.” Jurnal Aksara.

Kemendikbud, 2013. Kurikulum 2013. Jakarta: BSNP

Kompas 2001. “Masalah Pengajaran Sastra di Sekolah” 21 Oktober 2001.

Mahsun, Haris. 2014. Pembelajaran Sastra Indonesia. Bandung: Angkasa

Mahyana, M. 1995. “Pengajaran Sastra Kesalahan Masa Lalu” dalam Kompas 22 September 1996.

Nurgiyantoro, Burhan. 2001. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra (Edisi 3) Yogjakarta: BPFE.

Nurrobi. 2013. dalam http://matakristal.com/latihan-dasar-olah-sukma. diakses. 21 November 2018

Patria, Bekti 2008. “Pengajaran Apresiasi Puisi di Sekolah” (online: http://bektipatria.wordpress.com/. diakses 1 Agustus 2018)

Ramli, Budi. 2013. http://buram91.wordpress.com/2012/02/14/pengertian-puisi-dan-fungsipuisi. 11 Desember 2018.

Samosir, aldon. 2008. Pembelajaran Sastra (Online: http://aldonsamosir. wordpress.com. / diakses, 1 Agustus 2018)

Sapari, Achmad. 1997. Memacu Kreativitas Guru dalam Pengajaran

Sastra. Surabaya: SIC

Sayuti, Suminto A. 2010. Pembinaan Menulis Sastra bagi Siswa . Jakarta: Depdiknas

Semi, M. Atar . 1988. Anatomi Sastra. Padang: Angkasa.

Slamet. 2007. Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia: Jakarta: Gema Press

Sucahyo, Ahmad. 2007. “Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi melalui Teknik Pendalaman Perasaan bagi siswa Kelas X SMP Negeri 3 Surabaya.” Tesis. Surabaya: Universitas Surabaya

Sudirman. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Yogyakara: Analisa

Sutikno. 2013. Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia

Page 106: KEEFEKTIFAN TEKNIK OLAH SUKMA BERBASIS VIDEO … · tersebut pengajaran puisi juga mengalami berbagai permasalahan sehingga hakikat yang diinginkan dalam pengajaran puisi juga tidak

106

Syamsuri, Andi Sukri. 1997. “Pemakaian Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dalam Surat Menyurat Resmi Lembaga Pemerintah Dati II Kabupaten/Kotamadya se-Sulawesi Selatan.” Tesis, Makassar: Universitas Hasanuddin.

Tarigan, H.G. 1985. Prinsip-prinsip Dasar Sastra. Bandung: Angkasa.

Tarigan, H.G. 2005. MenulisSsebagai Suatu Keterampilan: Bandung: Angkasa.

Wahab, Sabri. 2011. “Hakikat Pembelajaran Sastra” (online: dalam http:/ /guruoemarsabri. blogspot.com .html. diakses 1 Agustus 2018.

Waluyo, Herman J. 2007. Apresiasi Puisi dan Pengajarannya. Jakarta: Gramedia

Wellek, Rene dan Warren, Austin . 1989 . Teori Kesusastraan . Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

www.academia.edu/.../ Kajian Poetika dan Retorika dalam Studi Sastra Lisan) Diakses, 11 Desember 2018.

Page 107: KEEFEKTIFAN TEKNIK OLAH SUKMA BERBASIS VIDEO … · tersebut pengajaran puisi juga mengalami berbagai permasalahan sehingga hakikat yang diinginkan dalam pengajaran puisi juga tidak

107

BIOGRAFI PENULIS

Suriana B. Lahir di Desa Gilirang Kecamatan

Gilirang Kabupaten Wajo pada tanggal 31

Desember 1965. Menyelesaikan pendidikan

sekolah dasar pada SDN Gilirang, tamat tahun

1977. Setelah itu penulis melanjutkan pendidikan

di SMP Negeri Gilirang, tamat tahun 1984.

Kemudian melanjutkan pendidikan di SMA Negeri

Paria, tamat tahun 1987.

Penulis melanjutkan pendidikan D2 Pendidikan Bahasa Daerah di

IKIP Ujung Pandang, selesai pada tahun 1990_kemudian melanjutkan D3

Bahasa Daerah di kampus yang sama dan selesai pada tahun 1998.

Setelah itu, penulis melanjutkan S1 Pendidikan Bahasa Indonesia di

STKIP Muhammadiyah Sidrap, selesai pada tahun 2004. Penulis

kemudian melanjutkan pendidikan Magister Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah

Makassar.

Penulis terangkat sebagai ASN pada tahun 1991, dan saat ini

penulis aktif mengabdi sebagai guru SMPN 3 Sengkang Kecamatan

Tempe Kabupaten Wajo Provinsi Sulawesi Selatan.

92

Page 108: KEEFEKTIFAN TEKNIK OLAH SUKMA BERBASIS VIDEO … · tersebut pengajaran puisi juga mengalami berbagai permasalahan sehingga hakikat yang diinginkan dalam pengajaran puisi juga tidak

108

LAMPIRAN - LAMPIRAN

Page 109: KEEFEKTIFAN TEKNIK OLAH SUKMA BERBASIS VIDEO … · tersebut pengajaran puisi juga mengalami berbagai permasalahan sehingga hakikat yang diinginkan dalam pengajaran puisi juga tidak

109

Lampiran 1

Nlai Mentah SMP Negeri 3 Sengkang

No Teknik Olah Sukma Teknik Konvensional

1 71 58

2 61 51

3 80 58

4 65 58

5 72 58

6 60 51

7 70 58

8 70 58

9 70 58

10 71 70

11 61 49

12 80 68

13 61 49

14 72 58

15 60 51

16 61 58

17 50 58

18 63 68

19 71 59

20 61 58

21 80 45

22 61 60

23 72 51

24 60 42

Page 110: KEEFEKTIFAN TEKNIK OLAH SUKMA BERBASIS VIDEO … · tersebut pengajaran puisi juga mengalami berbagai permasalahan sehingga hakikat yang diinginkan dalam pengajaran puisi juga tidak

110

25 71 68

26 73 61

27 58 54

28 58 52

29 57 50

30 60 50

31 73 70

32 76 58

33 63 51

34 64 67

2256 1933

Page 111: KEEFEKTIFAN TEKNIK OLAH SUKMA BERBASIS VIDEO … · tersebut pengajaran puisi juga mengalami berbagai permasalahan sehingga hakikat yang diinginkan dalam pengajaran puisi juga tidak

111

Lampiran 2

Nlai Mentah SMP Negeri 4 Sengkang

No Teknik Olah Sukma Teknik Konvensional

1 62 55

2 61 51

3 80 58

4 65 58

5 72 58

6 60 51

7 80 58

8 65 58

9 70 58

10 71 60

11 61 49

12 80 68

13 61 49

14 72 58

15 60 51

16 61 58

17 50 58

18 63 68

19 58 59

20 57 48

21 60 45

22 73 60

23 72 58

24 60 58

25 71 58

Page 112: KEEFEKTIFAN TEKNIK OLAH SUKMA BERBASIS VIDEO … · tersebut pengajaran puisi juga mengalami berbagai permasalahan sehingga hakikat yang diinginkan dalam pengajaran puisi juga tidak

112

26 73 51

27 58 58

28 58 52

29 57 50

30 60 50

31 73 55

32 77 60

2101 1786

Page 113: KEEFEKTIFAN TEKNIK OLAH SUKMA BERBASIS VIDEO … · tersebut pengajaran puisi juga mengalami berbagai permasalahan sehingga hakikat yang diinginkan dalam pengajaran puisi juga tidak

113

Lampiran 3

DOKUMENTASI PEMBELAJARAN

Page 114: KEEFEKTIFAN TEKNIK OLAH SUKMA BERBASIS VIDEO … · tersebut pengajaran puisi juga mengalami berbagai permasalahan sehingga hakikat yang diinginkan dalam pengajaran puisi juga tidak

114

Gambar Siswa Memperagakan Baca Puisi Lisan

Gambar Siswa Memperagakan Baca Puisi

Menggunakan Teks

Page 115: KEEFEKTIFAN TEKNIK OLAH SUKMA BERBASIS VIDEO … · tersebut pengajaran puisi juga mengalami berbagai permasalahan sehingga hakikat yang diinginkan dalam pengajaran puisi juga tidak

115

KISI-KISI INSTRUMEN TES PENELITIAN

KEMAMPUAN MENULIS PUISI

No Aspek Indikator Skor

1. Keaslian Isi

Isi puisi benar-benar orisinil Isi puisi merupakan saduran Isi puisi merupakan hasil peniruan

3 2 1

2. Diksi Kata-kata yang digunakan padat, singkat, dan dapat mengekspresikan perasaan

Kata-kata padat, singkat, namun kurang mampu mengekspresikan perasaan

Kata-kata yang digunakan tidak mampu mengekspresikan perasaan

3

2

1

3. Pesajak

an

Banyak terdapat perulangan bunyi sehingga menimbulkan efek keindahan tinggi

Terdapat beberapa perulangan bunyi sehingga efek keindahan sudah terasas

Tidak terdapat atau sedikit sekali perulangan bunyi di dalamnya sehingga sama sekali tidak menimbulkan efek keindahan

3

2

1

4. Bahasa

Kiasan

Banyak terdapat bahasa kiasan sehingga menghasilkan efek keindahan yang tinggi

Terdapat beberapa bahasa kiasan sehingga efek keindahan sudah terasa

Tidak terdapat atau sedikit sekali bahasa kiasan didalamnya sehingga sama sekali tidak menimbulkan efek keindahan

3

2

1

RUBRIK PENILAIAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI

No Nama Siswa

Aspek yang Dinilai Skor Nilai Keaslian

isi Diksi Persajakan Bahasa

Kiasan

1.

2.

....

Jumlah Nilai Nilai Rata-Rata

(%)

Page 116: KEEFEKTIFAN TEKNIK OLAH SUKMA BERBASIS VIDEO … · tersebut pengajaran puisi juga mengalami berbagai permasalahan sehingga hakikat yang diinginkan dalam pengajaran puisi juga tidak

116

INSTRUMENT TES MENULIS PUISI

Petunjuk Menulis Puisi

1. Tulislah identitas anda dengan lengkap.

2. Anda tidak perlu bekerja sama dalam menulis puisi karena

merupakan bentuk karangan masing-masing individu.

3. Buatlah puisi dengan tema “Pengalaman yang Menyenangkan”

minimal tiga paragraf.

4. Waktu: 45 menit

5. Kerjakan dengan tenang dan tidak saling mengganggu dengan

teman yang lain.

Nama :

Kelas :

Sekolah :