KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN -...

179
KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN SEBELUM DIBERLAKUKAN UU NO.41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF ( Studi Pada Ponpes Daar el-Hikam Pondok Ranji Ciputat ) Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Syariah (S.Sy) Oleh AHMAD PATONI NIM: 104044101387 K O N S E N T R A S I P E R A D I L A N A G A M A PROGRAM STUDI AHWAL AL-SYAKHSHIYYAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431/2010 M

Transcript of KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN -...

Page 1: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN

SEBELUM DIBERLAKUKAN UU NO.41 TAHUN 2004

TENTANG WAKAF

( Studi Pada Ponpes Daar el-Hikam Pondok Ranji Ciputat )

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Syariah (S.Sy)

Oleh

AHMAD PATONI

NIM: 104044101387

K O N S E N T R A S I P E R A D I L A N A G A M A

PROGRAM STUDI AHWAL AL-SYAKHSHIYYAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431/2010 M

Page 2: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di
Page 3: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN SEBELUM DIBERLAKUKAN UU NO. 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF (Studi pada Ponpes Daar el-Hikam Pondok Ranji Ciputat) telah diujikan dalam sidang munaqosyah Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 31 Agustus 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Syariah (S.Sy) pada Progranm Studi Ahwal Al-Syakhshiyyah.

Jakarta, 31 Agustus 2010-09-21

Mengesahkan,

Dekan Fakultas Syariah dan Hukum

Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MH, MM NIP. 19550505 198203 1 012 PANITIA UJIAN MUNAQOSYAH

Ketua : Drs. H. A. Basiq Djalil, SH, MA (....................) NIP.19500306 197603 1 001 Sekretaris : Kamarusdiana, S.Ag, MH (....................) NIP.19720224 199803 1 003 Pembimbing : Prof. Dr. H. Hasanuddin AF, MA (....................) NIP.150050917 Penguji I : Drs. H. A. Basiq Djalil, SH, MA (....................) NIP.19500306 197603 1 001 Penguji II : Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM (....................) NIP.19550505 198203 1 012

Page 4: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN

SEBELUM DIBERLAKUKAN UU NO.41 TAHUN 2004

TENTANG WAKAF

(Studi Pada Ponpes Daar el-Hikam Pondok Ranji Ciputat)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Syariah (S.Sy.)

Oleh

Ahmad Patoni NIM:104044101387

Di Bawah Bimbingan

Prof.Dr.H.Hasanudin AF, MA NIP: 1 5 0 0 5 0 9 1 7

K O N S E N T R A S I P E R A D I L A N A G A M A

PROGRAM STUDI AHWAL AL-SYAKHSHIYYAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431/2010 M

Page 5: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

Oleh :

RAHMAT HIDAYAT

NIM : 203046101755

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

J A K A Nomor : Istimewa Jakarta, 06 januari

2010

Page 6: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

Lampiran :

Perihal : Pengajuan Judul Skripsi

Kepada Yth.

Page 7: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

DAFTAR ISI

ABSTRAKSI……………………………………………………..... i

KATA PENGANTAR……………………………………………………… ii

DAFTAR ISI………………………………………………………………... v

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah………………………………………..... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah…………………………..... 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian………………………………… .. 7

D. Metode Penelitian dan tehnik penulisan……………………….. .. 8

E. Sistematika Penulisan…………………………………………... . 11

BAB II LANDASAN TEORI

A. Pengertian Wakaf………………………………………………... 12

B. Dasar hukum wakaf…………………………………………….... 20

C. Rukun dan Syarat wakaf………………………………………. ... 27

D. Tujuan dan Hikmah Wakaf……………………………………. ... 33

BAB III GAMBARAN UMUM PONPES DAAR EL-HIKAM

A. Sejarah Berdirinya……………………………………………….. 34

B. Tujuan, Visi, dan Misi………………………………………….... 38

C. Struktur Yayasan……………………………………………….... 40

D. Program Kegiatan………………………………………………. . 41

Page 8: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

BAB IV KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN

SEBELUM TAHUN 2004

A. Kondisi dan Situasi Perwakafan Tanah di Indonesia …................ . 43

B. Tanah Wakaf Tanpa Sertifikat Menurut Hukum Islam dan UU No. 41

Tahun 2004 Tentang Wakaf …………………………………….. . 50

C. Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan Sebelum Tahun

2004…………………………………………………………….... 61

D. Analisa Penulis…………………………………………………... 67

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan………………………………………………………. 75

B. Saran-Saran…………………………………………………… .... . 77

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 9: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

PENGHIMPUNAN DAN PEMBERDAYAAN WAKAF UANG

TUNAI MODEL DOMPET DHUAFA REPUBLIKA SEBELUM

DAN SESUDAH BERLAKU UU NO.41 TAHUN 2004 TENTANG

WAKAF

Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Syariah (S.Sy)

Oleh:

SYAIFUL AMRI NIM: 106044101442

K O N S E N T R A S I P E R A D I L A N A G A M A PROGRAM STUDI AHWAL AL-SYAKHSHIYYAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH

J A K A R T A 1431/2010

Page 10: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

PENGHIMPUNAN DAN PEMBERDAYAAN WAKAF UANG

TUNAI MODEL DOMPET DHUAFA REPUBLIKA SEBELUM

DAN SESUDAH BERLAKU UU NO. 41 TAHUN 2004 TENTANG

WAKAF

Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum

untuk Memenuhi PersyaratanMemperoleh Gelar Sarjana Syariah (S.Sy)

Oleh :

Syaiful Amri NIM : 106044101442

Di Bawah Bimbingan:

Pembimbing

Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 19550505 198203 1 012

K O N S E N T R A S I P E R A D I L A N A G A M A PROGRAM STUDI AHWAL AL-SYAKHSHIYYAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH

J A K A R T A 1431/2010

Page 11: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

BAB I

LATAR BELAKANG MASALAH

A. Pendahuluan

Allah SWT menurunkan Agama Islam ke Dunia ini melalui rasulnya yang

mulia yaitu Muhammad SAW, sebagai Agama yang rahmatan lil alamin, dalam artian

islam berlaku bagi seluruh alam tak terkecuali manusia itu sendiri yang notabene

telah Allah jadikan sebagai khalifah fil ardh.

Islam sebagai agama yang rahmatan lil’alamin, sudah barang tentu menyentuh

seluruh dimensi-dimensi kehidupan manusia yang sangat kompleks. Islam juga

mengatur aspek-aspek kehidupan manusia yang kadang manusia itu sendiri tidak

memahaminya bahwa aspek tesebut sangat penting bagi manusia itu sendiri. Dari

urusan-urusan yang bernilai kecil sampai yang bernilai besar, dari urusan bangun

tidur hingga ingin tidur kembali, semuanya diatur oleh islam. Pokoknya tiada satu hal

pun yang terabaikan dalam kehidupan manusia di dunia ini yang tidak diatur oleh

Islam. Makanya tidak bertentangan dengan fakta dan logika, jika Islam adalah agama

yang sempurna, kaffah, dan agama paripurna bagi agama sebelumnya.

Sebagai agama yang mengatur urusan dunia dan akhirat sudah pastinya semua

perbuatan itu tak terlepas dari perbuatan yang bernilai ibadah, baik itu ibadah yang

bersifat mahdhoh ataupun yang bersifat ghoiru mahdhoh. Atau dengan kata lain

ibadah yang bersifat vertikal, antara si hamba dengan penciptanya, yang dalam

1

Page 12: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

2

terminologi islam biasa disebut dengan hablum minallah, Maupun ibadah yang

bersifat horizontal yaitu antara si hamba dengan sesama mahluk ciptaan sang Khalik.

Berbicara mengenai ibadah, maka sudah pastinya ibadah tersebut mempunyai

tujuan pokok dan tujuan tambahan. Tujuan pokok ibadah adalah menghadapkan diri

kepada Allah yang Maha Esa dan mengkonsentrasikan niat kepadanya dalam setiap

keadaan. Dengan demikian seseorang akan mencapai derajat tertinggi di akhirat.

Sedangkan tujuan tambahan ibadah adalah agar terciptanya kemaslahatan diri

manusia dan terwujudnya usaha yang baik.1

Seperti dijelaskan diatas dalam agama Islam ada ibadah yang berimplikasi

personal dan ada juga ibadah yang berimplikasi sosial, ibadah yang tergolong

berimplikasi personal seperti, shalat, dzikir, puasa dan sebagainya. Sedangkan ibadah

yang berimplikasi sosial diantaranya adalah wakaf, dan ibadah yang terakhir ini

implikasinya adalah jika kita melakukannya, selain untuk kemaslahatan personal

orang yang melakukannya juga berimplikasi bagi kemaslahatan masyarakat yang

menerima dan membutuhkannya dan pesan sosialnya jelas terasa.

Salah satu ibadah yang sangat dianjurkan oleh Islam adalah wakaf. Wakaf

merupakan salah satu bagian yang sangat penting dari hukum islam, ia mempunyai

jalinan hubungan antara kehidupan spiritual dengan bidang sosial ekonomi

masyarakat muslim. Wakaf selain berdimensi ilahiyah ubudiyah, Ia juga berfungsi

sosial kemasyarakatan, ibadah wakaf merupakan manifestasi dari rasa keimanan

1 A.Rahman Ritonga dan Zainuddin, Fiqih Ibadah. (Jakarta: Gaya Media Pratama )

Page 13: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

3

seseorang yang mantap dan rasa sosialitas yang tinggi terhadap sesama umat

manusia. Wakaf sebagai perekat hubungan “ hablum minallah wa hablum minannas”,

hubungan vertikal kepada Allah SWT dan hubungan horizontal kepada sesama

manusia.2

Berbicara mengenai wakaf, banyak sekali term atau definisi tentang wakaf

yang diungkapkan oleh para ulama, Undang-undang, baik yang terdapat dalam kitab

klasik, kontemporer, maupun buku[buku. Dalam kitab hasyiyah baijuri, wakaf arti

wakaf secara bahasa adalah al-habs (menahan), Sedangkan secara istilah adalah

menahan harta yang tertentu, yang menerima pemindahan dimana memungkinkan

pengambilan manfaat dari harta tersebut.yang mana harta itu tetap utuh dan tidak

berkurang sedikitpun dan adanya kepastian mendayagunakan harta itu pada jalan

kebaikan karena semata-mata beribadah kepada Allah SWT.3

Sedang dalam kitab fathul mu’in definisi wakaf diartikan secara lughoh atau

bahasa adalah menahan, sedang secara istilah adalah menahan harta yang

memungkinkan pengambilan manfaat dan hartanya tetap utuh dengan kepastian

mendayagunakan atas pendayagunaan yang dibolehkan.4

2 Abdul Halim, Hukum Perwakafan di Indonesia, (Ciputat : Ciputat Press.2005) hal 3 3 Syaikh Ibrahim al-Baijuri. Hasyiyah al-Baijuri ‘ala ibni Qasim al- Guzza, (Semarang Toha

Putra) hal.42

4 Syaikh Zainuddin bin Abdul Azis al- Malibary, Fathul Mu’in (Daar Ihya al-Kutub al- Arabiyyah, Indonesia) hal.87

Page 14: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

4

Dalam perkembangan selanjutnya praktek wakaf yang dilakukan di Indonesia

masih sangat bersifat tradisionalis, ini bisa dilihat dari masih banyaknya masyarakat

muslim indonesia yang dalam berwakaf masih menggunakan kebiasaan-kebiasaan

keagamaan, seperti kebiasaan melakukan perbuatan hukum yang dalam hal ini

wakaf, masih menggunakan tradisi lisan, yang mana atas dasar saling kepercayaan

semata kepada seseorang atau lembaga tertentu. Kebiasaan memandang wakaf

sebagai amal saleh yang mempunyai nilai mulia dihadirat Tuhan tanpa harus melalui

prosedur administratif. Dan harta wakaf dianggap milik Allah semata yang siapa saja

tidak akan berani mengganggu gugat, apalagi mengambilnya tanpa seijin Allah SWT.

Tradisi wakaf tersebut memunculkan berbagai fenomena yang mengakibatkan

perwakafan di indonesia tidak mengalami perkembangan yang signifikan dan

menggembirakan untuk kepentingan masyarakat banyak, bahkan banyak benda wakaf

yang hilang atau bersengketa dengan pihak ketiga akibat tidak adanya bukti tertulis

seperti ikrar wakaf, sertifikat tanah dan lain-lain. 5

Dalam masalah perwakafan banyak sekali ditemui kasus-kasus sengketa tanah

wakaf, baik itu sengketa intern maupun ekstern. Misalnya dalam sengketa intern

adalah karena adanya suatu kepentingan ahli waris si wakif menarik kembali tanah

yang telah di wakafkan. Sehingga menimbulkan sengketa antara ahli waris dengan

pihak pengelola yaitu nazhir. Kalau kita fahami mengapa kasus-kasus seperti diatas

banyak terjadi, benang merahnya adalah karena ketiadaan sertifikat wakaf, sehingga

5 Paradigma baru wakaf di Indonesia, ( Direktorat Pemberdayaan Wakaf, Dirjen Bimas

Islam: 2006 ) hal 98.

Page 15: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

5

pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab melihat ini sebagai sebuah peluang untuk

merebut tanah wakaf yang belum atau tidak mempunyai sertifikat wakaf.

Berbicara mengenai sertifikat wakaf sudah tentunya takkan terlepas dari

peraturan perundang undangan yang mengaturnya, di indonesia ada beberapa

peraturan yang mengatur tentang masalah wakaf, baik berbentuk PP, Inpres dan UU

bermula dari PP no.7 tahun 1977, Inpres no.21 tahun 1991 dan yang terbaru UU

no.41 tahun 2004 tentang wakaf. Dengan adanya Undang-undang yang baru tersebut

semakin memudahkan masyarakat yang ingin berwakaf. Tersebab adanya jaminan

kepastian hukum karena ada UU yang memayunginya. Yang jadi permasalahan

sekarang adalah bagaimanakah kedudukan tanah wakaf yang didaftarkan sebelum

berlakunya UU no.41 tahun 2004 tentang wakaf ? mungkin untuk tanah wakaf yang

didaftarkan sesudah berlakunya UU ini tak jadi masalah, apakah masih terikat dengan

peraturan lama, atau mengikut pada UU yang baru? apakah UU yang baru dalam hal

ini UU no.41 tahun 2004 tentang wakaf mengakomodasi permasalahan ini?

Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut, penulis berpikir sungguh

sangat menarik mengkaji masalah ini lebih lanjut ke dalam sebuah penelitian dan

menuangkannya ke dalam sebuah skripsi yang berjudul: “KEDUDUKAN TANAH

WAKAF YANG DIDAFTARKAN SEBELUM DIBERLAKUKAN UU NO. 41

TAHUN 2004 TENTANG WAKAF ( Studi Pada Ponpes Daar el-Hikam Pondok

Ranji Ciputat )

Page 16: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

6

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah merupakan usaha untuk menetapkan batasan-batasan

dari masalah penelitian yang akan diteliti, batasan masalah ini berguna untuk

identifikasi faktor mana saja yang tidak termasuk dalam ruang lingkup masalah

penelitian.

Selanjutnya dalam penelitian ini, mengingat objek yang akan diteliti

cakupannya sangat luas, maka penulis memberi batasan hanya pada kedudukan tanah

wakaf yang didaftarkan sebelum berlakunya UU No. 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf.

2. Perumusan Masalah

Perumusan masalah ialah usaha untuk menyatakan secara tersirat pertanyaan

penelitian apa saja yang perlu dijawab dan dicarikan jalan pemecahan masalahnya.

Perumusan masalah merupakan identifikasi dari masalah dan pembatasan masalah,

dengan kata lain perumusan masalah merupakan pertanyaan yang lengkap dan rinci

mengenai ruang lingkup masalah yang akan diteliti yang didasarkan atas identifikasi

masalah dan pembatasan masalah.

Yang menjadi permasalahan disini adalah dalam UU No.41 Tahun 2004

Tentang Wakaf dinyatakan bahwa tanah wakaf yang dilakukan sebelum berlakunya

UU ini dinyatakan sah sebagai tanah wakaf dengan catatan harus didaftarkan dan

diumumkan paling lama 5 tahun sejak UU ini diundangkan, dalam kenyataannya

ponpes Daar el-Hikam sudah lebih dari 5 tahun sejak UU ini berlaku, tidak

Page 17: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

7

melakukan ketentuan sebagaimana yang diharuskan dalam pasal 69 UU ini. Inilah

yang menjadi permasalahan dalam skripsi ini.

Selanjutnya untuk mempermudah dalam penyusunannya maka perlu

dirumuskan permasalahan dalam skripsi ini yang mana tertuang dalam pernyataan

sebagai berikut

1. Bagaimana konsep wakaf dalam Islam ?

2. Bagaimana konsep hukum positip mengenai tanah wakaf ?

3. Bagaimana kedudukan tanah wakaf yang didaftarkan sebelum diberlakukan

UU No.41 Tahun 2004 tentang wakaf ?

4. Bagaimana sertifikasi tanah wakaf ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai

berikut :

1. Untuk menjelaskan konsep wakaf dalam Islam

2. Untuk menjelaskan konsep wakaf menurut hukum Positip

3. Untuk menjelaskan kedudukan tanah wakaf yang didaftarkan sebelum

berlakunya UU tentang wakaf

4. untuk mengetahui sertifikasi tanah wakaf

Sedangkan manfaat yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Bagi penulis memberikan pemahaman tentang ilmu yang telah didapatkan

kepada masyarakat khususnya tentang keperdataan Islam.

Page 18: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

8

2. Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam menambah

khazanah ilmu pengetahuan, terutama dalam masalah perwakafan di

Indonesia.

3. Secara praktis diharapkan dengan penelitian ini masyarakat mendapatkan

wawasan dan pengertian tentang konsep tanah wakaf dan tanah wakaf yang

kembali disengketakan serta prosedur sertifikasi tanah wakaf.

4. Melengkapi khazanah keilmuan tentang Wakaf.

D. Metode penelitian dan Tehnik Penulisan

1. Metode Penelitian

Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif

dengan jenis metode deskriptif, sebuah metode untuk mengungkapkan masalah

dengan cara memaparkan atau menggambarkan situasi atau peristiwa dari penelitian.

2. Subjek dan Objek Penelitian

Adapun yang dijadikan objek dalam penelitian ini adalah kedudukan tanah

wakaf yang didaftarkan sebelum berlakunya UU No.41 tahun 2004 tentang wakaf

sedangkan objek dalam penelitian ini adalah Pondok Pesantren Daar el- Hikam

Pondok Ranji Ciputat

3. Sumber Data

Dalam penyusunan skripsi ini penulis akan menggunakan data yang terdiri

dari :

Page 19: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

9

a. Primer

Adalah data lapangan yang didapat dari sumber utama, misalnya hasil

wawancara, dan pengamatan. Dalam data primer ini penulis melakukan sendiri

pengamatan di lapangan.

b. Data Sekunder

Adalah data yang berupa dokumen-dokumen yang terkait dengan penelitian

ini. Seperti Al-quran, Hadits, kitab-kitab klasik atau kontemporer, Undang-undang,

PP, Inpres, Buku-buku, dan bahan-bahan informasi lainnya yang memiliki relevensi

atau kaitan dengan penulisan skripsi ini.

4. Tehnik Pengumpulan Data

Dalam tehnik pengumpulan data dengan cara field research ini penulis

menggunakan 3 instrumen pengumpulan data.

a. Observasi

Observasi adalah pengamatan langsung yaitu tehnik pengumpulan data di

mana peneliti mengadakan pengamatan langsung terhadap gejala-gejala subjek yang

diteliti.

b. Wawancara

Wawancara adalah proses dalam mencari keterangan untuk tujuan penelitian

dengan jalan tanya jawab secara tatap muka antara penanya dan nara sumber, yang

mana dengan wawancara tersebut dapat memberikan informasi yang akurat

sehubungan dengan topik penelitian.

Page 20: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

10

c. Dokumentasi

Agar data-data yang telah penulis peroleh menjadi lengkap, penulis

melakukan penelitian dokumentasi dengan jalan meneliti berbagai macam literatur

yang terkait baik itu berupa Dokumen-dokumen tentang wakaf, buku, UU dan lain

sebagainya.

5. Tehnik Analisa Data

Untuk mengolah data yang telah diperoleh penulis menggunakan metode

deskriptif analaisis, yaitu dimana penulis mendekripsikan semua data yang diperoleh

kemudian diklasifikasikan untuk kemudian dianalisis sesuai dengan rumusan masalah

dan tujuan penelitian yang selanjutnya disajikan dalam sebuah laporan ilmiah.

Page 21: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

11

E. Sistematika Penulisan

Untuk memperoleh gambaran yang utuh dan menyeluruh, skripsi ini ditulis

dengan menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Merupakan bab pendahuluan yang diawali dengan latar belakang masalah,

pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi

penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Membahas tentang landasan teori mengenai wakaf yang meliputi : dasar

hukum wakaf, rukun dan syarat wakaf, tujuan dan hikmah wakaf.

BAB III PROFIL PONPES DAAR EL HIKAM

Membahas tentang gambaran umum Ponpes Daar el-Hikam, yang

menyangkut : Sejarah berdirinya, tujuan, visi, dan misi, struktur ponpes, dan program

kegiatan.

BAB IV KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN SEBELUM

TAHUN 2004

Membahas mengenai: kondisi dan situasi perwakafan tanah Indonesia, tanah

wakaf yang tanpa sertifikat menurut hukum Islam dan UU No. 41 tahun 2004 tentang

wakaf, kedudukan tanah wakaf yang didaftarkan tahun 2004, dan analisa.

BAB V PENUTUP

Merupakan bab akhir dari skripsi ini yang berupa kesimpulan dan Saran-

saran.

Page 22: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

BAB II

A. Pengertian Wakaf

Berbicara mengenai wakaf banyak sekali term atau definisi yang membahas,

mengungkap, mengupas mengenai wakaf baik secara terminologis (bahasa) ataupun

secara etimologis (istilah). Baik itu yang terdapat dalam kitab-kitab klasik,

kontemporer, buku-buku terjemahan dan lain sebagainya. Berikut ini akan dijelaskan

pengertian wakaf menurut Fikih dan Undang-undang yang berlaku.

1. Pengertian Wakaf Menurut Fikih

a. Wakaf Secara Bahasa

Kata wakaf sendiri berasal dari kata kerja waqafa-yaqifu-waqfan yang berarti

berhenti, berdiri, mencegah, atau menahan.1 Sedangkan wakaf dalam bahasa arab

berarti ”al-habsu” yan berasal dari kata kerja habasa-yahbisu-habsan yang berarti

menahan atau memenjarakan. Kemudian berkembang menjadi “habbasa” yang

berarti mewakafkan harta karena Allah.2

Hal yang serupa dikemukakan oleh Sayyid Sabiq yang mana mengartikan

wakaf dengan al-habsu yang berarti menahan.3 Pengertian yang sama juga bisa kita

dapatkan dalam kitab klasik atau yang lebih dikenal dengan kitab kuning di mana di

1 Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia, ( Surabaya : Pustaka

Progressif, 1997 ) cet. Ke 25, hal. 1576 2 Adijani Al-Alabij, Perwakafan Tanah di Indonesia Dalam Teori dan Praktek, (Jakarta : PT

RajaGrafindo Persada, 2002 ) hal. 25 3 Sayyid Sabiq, Fiqhu Al-Sunnah, ( Daar al-Kitab al-Arabi, tanpa tahun ) juz 2, hal. 515

12

Page 23: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

13

katakana wakaf artinya al-habsu yang berarti menahan, sebagaimana yang dikatakan

dalam hasyiyah Al-Baijuri wakaf diartikan dengan al-habsu yang berarti menahan.4

Hal senada juga diungkapkan oleh Wahbah Zuhaili dimana kata waqaf dan tahbis

adalah mempunyai makna yang satu yaitu menahan 5

Kalau kita perhatikan dari uraian diatas kata waqafa identik dengan kata

habasa, hal ini dikarenakan para ahli fikih dalam mengartikan wakaf secara

terminologi mereka menggunakan dua kata yaitu habas dan waqaf.6 Dalam kamus al-

wasith dikatakan bahwa al-habsu artinya al-man’u ( mencegah atau melarang ) dan

al- imsak ( menahan ), hal yang senada juga diungkapkan oleh Az-Zubaidi dalam

kamus Taj Al-Arus sebagaimana dikutip oleh DR. Mundzir Qahaf dimana kata Al-

habsu artinya al- man’u dan al-imsak yang berarti menahan. 7

Kesimpulannya baik kata al-habsu maupun al-waqfu sama sama mengandung

makna al-imsak ( menahan ), al-man’u ( mencegah atau melarang ) dan at-tamakkust

( diam ). Disebut menahan karena wakaf ditahan dari kerusakan, penjualan dan semua

tindakan yang tidak sesuai dengan tujuan wakaf. Sedangkan dikatakan menahan

4 Syaikh Ibrahim Al- Baajuri, Hasyiyah Al-Baijuri, (Semarang : Toha Putra, tanpa tahun) hal.

42 5 Wahbah Zuhaili, Al-Fiqhu Al-Islam wa Adillatuhu, ( Daar El-Fikr, 2007/1428 H ) juz 10,

hal. 7599 6 Mundzir Qahaf, Manajemen Wakaf Produktif, Penerjemah Muhyiddin Mas Rida, ( Jakarta :

Khalifa, 2004 ) hal. 44 7 Ibid. hal. 45

Page 24: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

14

karena manfaat dan hasilnya ditahan dan dilarang bagi siapapun selain dari orang-

orang yang berhak atas wakaf tersebut.8

b. Wakaf Secara Istilah

Para ulama berbeda pendapat tentang arti wakaf secara istilah (hukum).

Mereka mendefinisikan wakaf dengan definisi yang beragam, sesuai dengan

perbedaan mazhab yang mereka anut. Ketika mendefinisikan wakaf para ulama

merujuk kepada para imam mazhab. Seperti Abu Hanifah, Syafi’i, Malik, Ahmad,

dan para imam-imam lainnya.9

Definisi wakaf yang dibuat oleh para ahli fikih pada umumnya memasukkan

syarat-syarat wakaf sesuai dengan madzhab yang dianutnya. Al-Minawi misalnya

mendefinisikan wakaf dengan “menahan harta benda yang dimiliki dan menyalurkan

manfaatnya dengan tetap menjaga pokok barang dan keabadiaannya yang berasal

dari para dermawan atau pihak umum selain dari harta maksiat, semata-mata

karena ingin mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala”. 10

Sementara itu Al-Kabisi mendefiniskan wakaf dengan “menahan benda

dalam kepemilikan wakif dan menyedekahkan manfaatnya kepada orang-orang

miskin dengan tetap menjaga keutuhan bendanya“.

8 Ibid. hal. 45 9 Muhammad Abid Abdullah Al-Kabisi, HUKUM WAKAF Kajian Kontemporer Pertama

Dan Terlengkap Tentang Fungsi Dan Pengeolaan Wakaf Serta Penyelesaian Atas Sengketa Wakaf, Penerjemah Ahrul Sani Faturrahman dan rekan-rekan, ( Jakarta : Dompet Dhuafa Republika dan IIMan Press ) cet ke 1, hal. 53

10 Mundzir Qahaf, Manajemen Wakaf Produktif, Penerjemah Muhyiddin Mas Rida, ( Jakarta :

Khalifa, 2004 ) hal. 46

Page 25: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

15

Dari dua definisi diatas Al-Minawi yang bermazhab Syafi’i dalam definisinya

mempertegas makna “keabadian” sebagimana dalam mazhab Syafi’i. sedangkan Al-

Kabisi yang bermazhab Hanafi mempertegas makna “masih berlanjutnya kepemilikan

wakif ”, sebagaimana pendapat yang dimunculkan oleh Imam Abu Hanifah.11

Sementara menurut pendapat mazhab Maliki menyebutkan wakaf adalah

“memberikan manfaat sesuatu ketika sesuatu itu ada dan bersifat lazim dalam

kepemilikan pemberinya meskipun hanya bersifat simbolis”.12

Menurut Muhammad ibn Ismail as-san’aniy wakaf adalah menahan harta yang

mungkin diambil manfaatnya tanpa menghabiskan atau merusak bendanya (‘ainnya)

dan digunakan untuk kebaikan.13

Beberapa istilah wakaf menurut istilah yang diuraikan oleh para imam

mazhab.

1. Menurut Mazhab Syafi’i

Para ulama mazhab syafi’i mendefinisikan wakaf dengan beragam definisi,

sebagai berikut :

a. Imam Nawawi dari kalangan mazhab syafi’I, mendefinisikan wakaf dengan :

menahan harta yang dapat diambil manfaatnya bukan untuk dirinya,

sementara benda itu tetap ada dan digunakan manfaatnya untuk kebaikan dan

mendekatkan diri kepada Allah.

11 Ibid. hal. 47 12. Ibid. hal. 48 13 Said Agil Husin Al-Munawwar, Hukum Islam Dan Pluralitas Sosial, Editor Hasan M.Noer

dan Musyafa-Ullah, ( Jakarta : Permadani, 2004 ) cet. Ke 1, hal. 127

Page 26: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

16

b. Al-Syarbini Al-Khatib dan Ramli Al-Kabir mendefinikan wakaf dengan :

Menahan harta yang bisa diambil manfaatnya dengan menjaga keamanan

benda tersebut dan memutuskan kepemilikan barang tersebut dari pemiliknya

untuk hal-hal yang dibolehkan.

c. Ibn Hajar Al-Haitami dan Syaikh Umairah mendefinisikannya dengan :

menahan harta yang bisa dimanfaatkan dengan menjaga keutuhan harta

tersebut, dengan memutuskan kepemilikan barang tersebut dari pemiliknya

untuk hal yang di bolehkan.

d. Syaikh Syihabuddin Al-Qalyubi mendefinisikannya dengan : Menahan harta

untuk dimanfaatkan dalam hal yang dibolehkan, dengan menjaga keutuhan

harta tersebut.14

2. Menurut mazhab Hanafi

a. Imam Al-Syarkhasi mendefinisikan wakaf dengan : Menahan harta dari

jangkauan ( kepemilikan )orang lain.

b. Al-Murghinani memberikan definisi wakaf menurut imam Abu Hanifah

Sebagai berikut : Menahan harta dibawah tangan pemiliknya, disertai

pemberian manfaat sebagai sedekah.

14 Muhammad Abid Abdullah Al-Kabisi, HUKUM WAKAF Kajian Kontemporer Pertama

Dan Terlengkap Tentang Fungsi Dan Pengeolaan Wakaf Serta Penyelesaian Atas Sengketa Wakaf, Penerjemah Ahrul Sani Faturrahman dan rekan-rekan, ( Jakarta : Dompet Dhuafa Republika dan IIMan Press ) cet ke 1, hal. 41

Page 27: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

17

c. Sedang alauddin Al-Ashfaqy, pengarang kitab Al-Dur Al-Mukhtar wakaf

adalah : penahanan harta dengan memberikan legalitas hukum milik pada si wakif

dan mendermakan manfaat harta tersebut meskipun tidak terperinci.

3. Menurut Mazhab Maliki

Menurut mazhab Maliki wakaf adalah penahanan benda wakaf dari

penggunaan secara kepemilikan, tetapi membolehkan pemanfaatan hasilnya untuk

tujuan kebaikan. Dengan kata lain wakaf tidak melepaskan harta yang diwakafkan

dari kepemilikan si wakif namun wakaf tersebut mencegah wakif melakukan tindakan

yang dapat melepaskan kepemilikannya terhadap harta tersebut. misalnya menjual

harta wakaf tersebut.15

4. Menurut Hanabilah, Syiah, dan Ja’fariyah

Ulama Hanabilah, Syiah, dan Ja’fariyah mendefinisikan wakaf sebagai

berikut:

a. Menurut ibnu Qudamah dari kalangan Hanabilah, wakaf adalah menahan

yang asal dan memberikan hasilnya.16

b. Syamsudin Al-Maqdisy dari kalangan Hanabilah juga mendefinisikan wakaf

dengan menahan yang asal dan memberikan manfaatnya.17

15 Depag, Fiqih Wakaf, ( Jakarta: Direktorat Pemberdayaan Wakaf Direktorat Jenderal

Bimbingan Masyarakat Islam Departemen Agama RI, 2006 )cet ke.4, hal. 2 16 Ibnu Qudamah Al-Maqdisi, Al- Muqni, ( Daar ‘Aalim Al-Kutub ) Juz ke 6, hal. 361 17 Muhammad Abid Abdullah Al-Kabisi, HUKUM WAKAF Kajian Kontemporer Pertama

Dan Terlengkap Tentang Fungsi Dan Pengeolaan Wakaf Serta Penyelesaian Atas Sengketa Wakaf, Penerjemah Ahrul Sani Faturrahman dan rekan-rekan, ( Jakarta : Dompet Dhuafa Republika dan IIMan Press ) cet ke 1, hal. 59

Page 28: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

18

c. Al-Muhaqiq Al-Huly dari kalangan Ja’fariyah mendefinisikan wakaf dengan

akad yang hasilnya adalah menahan yang asal dan memberikan manfaatnya.18

2. Pengertian wakaf menurut hukum Positif Indonesia

Ada beberapa pengertian tentang wakaf yang dirumuskan oleh hukum positif

yang mengatur masalah perwakafan di Indonesia, baik itu berupa UU, PP, maupun

Kompilasi hukum islam atau KHI.

a. Menurut PP No. 28 tahun 1977 pasal 1 (1)

Wakaf adalah perbuatan hukum seseorang atau badan hukum yang

memisahkan sebagian dari harta kekayaannya yang berupa tanah milik dan

melembagakannya untuk selama-lamanya guna kepentingan peribadatan atau

keperluan umum lainnya sesuai dengan ajaran Islam.19

b. Menurut Kompilasi Hukum Islam ( KHI )

Perbuatan hukum seseorang atau kelompok orang atau badan hukum yang

memisahkan sebagian dari benda miliknya dan melembagakannya untuk

selama-lamanya guna kepentingan ibadat atau keperluan umum lainnya sesuai

dengan ajaran Islam.20

18 Ibid, hal. 59 19 Adijani Al-Alabij, Perwakafan Tanah di Indonesia Dalam Teori dan Praktek, (Jakarta : PT

RajaGrafindo Persada, 2002 ) hal. 26 20 Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam Di Indonesia, ( Jakarta : Akademika Pressindo,

2007 ) cet.ke 1, hal. 165

Page 29: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

19

c. Menurut UU No. 41 tahun 2004 tentang Wakaf

Wakaf adalah perbuatan hukum wakif untuk memisahkan dan / atau

menyerahkan sebagian harta benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya

atau untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan kepentingannya guna

kepentingan ibadah dan / atau kesejahteraan umum menurut syariah.21

Kalau kita cermati dari pengertian-pengertian mengenai wakaf yang

diuraikan oleh hukum positif Indonesia yang mengatur masalah wakaf khususnya,

sepertinya redaksional dari pengertian wakaf itu tidak jauh berbeda, baik itu yang ada

di PP, Inpres, KHI, maupun UU no.41 tahun 2004 itu sendiri, baik itu dari segi makna

dan tujuan dari wakaf itu sendiri.

Hal ini terjadi dikarenakan sumber pengambilan rujukan mengenai wakaf

memang berasal dari kitab-kitab klasik ulama-ulama mazhab, dan memang semua

peraturan mengenai perwakafan yang ada di Indonesia sumber pengambilan

rujukannya bersumber dari hukum Islam yang terpetakan dalam berbagai mazhab

fikih.

Dapat disimpulkan dari definisi di atas pada dasarnya mengandung makna

yang sama yaitu eksistensi benda wakaf itu haruslah bersifat tetap, artinya biarpun

faedah atau manfaat benda itu diambil, zat benda itu masih tetap ada selamanya,

sedangkan hak kepemilikannya berakhir, tidak boleh di jual, di wariskan, di hibahkan.

21 Departemen Agama RI, Peraturan Perundangan Perwakafan, ( Jakarta : Dirjen Bimas

Islam, 2006 ) hal. 150

Page 30: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

20

B. Dasar Hukum Wakaf

Berbicara mengenai dalil atau dasar hukum tentang wakaf memang tidak ada

nash al-Qur’an yang secara tersurat di temui di dalam al-Qur’an .Hal ini bisa diteliti

dari tidak adanya satupun ayat di dalam al-Qur’an yang menyinggung kata “ wakaf “

Karena dalil yang menjadi dasar disyariatkannya ibadah wakaf bersumber dari

pemahaman teks ayat al-Qur’an dan juga as-Sunnah.22

Sedangkan pendasaran ajaran wakaf dengan dalil yang menjadi dasar utama

disyariatkannya ajaran ini adalah lebih dipahami berdasarkan konteks ayat al-Qur’an,

sebagai sebuah amal kebajikan.23 Ada beberapa ayat di dalam al-Qur’an yang

dipahami dan dijadikan hujjah mengenai penetapan dan pensyariatan dalam ibadah

wakaf ini, ayat-ayat tersebut tidak khusus membahas mengenai masalah wakaf,

melainkan dapat mencakup masalah wakaf, begitu menurut kebanyakan para ulama.

Ayat-ayat yang dimaksud tersebut adalah sebagaimana berikut :

“Wahai orang-orang yang beriman ruku dan sujudlah kamu dan sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan agar kamu termasuk orang-orang yang beruntung”(QS: al-Hajj:77)

22 Departemen Agama RI, Perkembangan Pengelolaan Wakaf di Indonesia, ( Jakarta: Direktorat Pemberdayaan Wakaf, Dirjen Bimas Islam, 2006 ) hal. 59

23 Ibid, hal 60

Page 31: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

21

Selanjutnya dalam surat Ali-Imran ayat 92 :

“kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. dan apa saja yang kamu nafkahkan Maka Sesungguhnya Allah mengetahuinya.”(QS: Ali-Imran:92)

Kata (al-birr) pada mulanya adalah keluasan dalam kebajikan. Dan dari akar

kata yang sama daratan dinamai dengan al-barr, karena luasnya. Dan karena luasnya,

kebajikan mencakup segala bidang, termasuk keyakinan yang benar, niat yang tulus,

kegiatan badaniah, dan tentu saja termasuk menginfakkan harta di jalan Allah SWT

sebagaimana dikuatkan dengan firman Allah SWT dalam surat al-Baqarah ayat 177.24

Dalam ayat tersebut dijelaskan tentang contoh kebajikan sempurna antara lain

berupa kesediaan memberikan/mengorbankan kepentingan pribadi demi orang lain.

Dimana seseorang tidak akan sampai pada kebaikan amal dari Allah SWT dengan

memperoleh rahmat, karunia dan ridhoNya sebelum memberikan harta yang terbaik

dan yang paling ia cintai yaitu dengan jalan mewakafkan sebagian harta yang

dimilikinya kepada mereka yang membutuhkan.25

24 M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian al-Qur’an, ( Jakarta :

Lentera Hati, 2002 ) hal. 152 25 Syekh Ahmad Mustofa Al-Maraghi, Terjemah Tafsir Al-Maraghi, ( Bandung: CV Rosda

Karya, 1987 ) juz 3, hal. 275

Page 32: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

22

Selanjutnya Allah SWT juga berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 261 dan

267 sebagai berikut :

☺⌧

“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha mengetahui “ (QS: Al-Baqarah :261)

☺ ☺

☺ ⌧ ☺

“Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, Padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji” (QS: Al-Baqarah: 267)

Page 33: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

23

Selain ayat-ayat al-Qur’an, dalil mengenai pensyariatan ibadah wakaf juga

terdapat dalam beberapa hadis nabi Muhammad SAW. Sebagaimana Wahbah Zuhaili

mengatakan dalam kitabnya bahwa ada dua hadis yang dijadikan sebagai dasar

pensyariatan wakaf, yaitu hadis umar yang terdahulu, “jika kau kehendaki tahanlah

olehmu asalnya dan sedekahkan olehmu hasilnya dan sabda Nabi “jika meninggal

anak adam maka terputuslah amalnya kecuali 3 hal, shodaqoh jariyah, ilmu yang

bermanfaat, dan anak shaleh yang mendoakan orang tuanya”. 26

Berikut redaksional dari hadis yang dimaksud :

عن أبي هريرة رضى اهللا تعلى عنه، أن رسول اهللا صلى اهللا عليه صدقة : ا ت ابن آدم إنقطع عنه عمله إال من ثلاث إذا م:وسلم قال

27)رواه مسلم(جارية، أوعلم ينتفع به، أوولد صالح يدعوله

“ Dari Abu hurairah ra,. Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda : “ Apabila anak adam (manusia) meningal dunia, maka putuslah amalnya, kecuali tiga perkara : shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak shaleh yang mendoakan orang tuanya”. (HR. Muslim).

Dalam kitab Nailul Authar di jelaskan bahwa maksud dari shadaqah jariyah

tersebut adalah apa yang dikenal saat ini dengan nama wakaf, dan ibnu hajar berkata

dalam fathul bari bahwa hadis umar ini adalah asal mula disyariatkannya wakaf.28

26 Wahbah Zuhaili, Al-Fiqhu Al-Islam wa Adillatuhu, ( Daar El-Fikr: 2007/1428 H ) juz 10,

hal. 7603 27 Al-Hafidz ibnu Hajar al-‘Asqalani, Buluughul Maraam fii Adillatil Ahkam, ( Maktabah

Daar Ihya al-Kutub )tt, hadis ke 951, hal. 191 28 Terjemah Nailul Authar, Himpunan Hadis-hadis Hukum, Penerjemah Mu’ammal Hamidi,

Imran A.M, Umar Fanani, ( Surabaya: PT Bina Ilmu, 2001) Jilid ke 5, cet ke 3, hal. 2004

Page 34: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

24

Sedangkan dalam kitab Bulughul Maram karangan Ibnu Hajar Al-‘Asqalany,

dijelaskan bahwa shadaqah jariyah adalah rumah, kebun, tanah, atu apa saja yang

dapat digunakan oleh manusia sebagai wakaf, inilah yang dinamakan shadaqah

jariyah, shadaqah yang berjalan terus menerus oleh sebab ini adalah amalnya sendiri

maka ia mendapat ganjarannya selama benda yang ia wakafkan itu masih ada.29

Selain hadis diatas ada hadis yang secara tegas menggambarkan

dianjurkannya ibadah wakaf, yaitu perintah Nabi Muhammad SAW kepada Umar bin

Khattab untuk mewakafkan tanahnya yang berada di khaibar. 30

ان عمر أصاب أرضا بخيبر فأتي النبي : عن ابن عمر رضي اهللا عنه قال

يا رسول اهللا إني اصبت أرضا : ستأمر فيها فقال صلى اهللا عليه وسلم يله رسول اهللا : بخيبر لم أصب ماال قط أنفس عندى منه فما تأمرني به قال

قت بها فتصدق بها صلى اهللا عليه وسلم ، إن شئت حبست أصلها وتصدوتصدق بها في الفقراء : عمر أنها ال تباع وال توهب وال تورث ، قال

وذوي القربى والرقاب وفي سبيل اهللا وابن السبيل ، والضيف ال جناح على 31)رواه مسلم( يأآل منها بالمعروف ويطعم غير متمول من وليها أن

Artinya :

“Dari Ibnu Umar r.a bahwasanya Umar Khattab mendapat bagian sebidang kebun di khaibar. Lalu ia datang kepada Nabi SAW untuk meminta nasehat tentang harta itu. Ia berkata: “ya Rasulullah, aku telah memperoleh sebidang tanah

29 Ibnu Hajar Al-‘Asqalany, Bulughul Maram, terj. oleh A. Hassan, ( Bandung: CV Diponegoro, 2006 ) cet ke 27, hal. 411

30 Departemen Agama RI, Panduan Pemberdayaan Tanah Wakaf Produktif Strategis di

Indonesia, ( Jakarta: Direktorat Pemberdayaan Wakaf Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, 2006 ) hal. 19

31 Imam Muslim, Shahih Muslim, ( Maktabah Daar Ihya al-Kutub ) tt, Juz II, hal. 14

Page 35: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

25

di khaibar yang belum aku pernah aku peroleh tanah seperti itu, apakah nasehat engkau kepadaku tentang tanah itu? Rasulullah menjawab : “jika kamu menginginkan, tahanlah aslinya dan shadakahkan hasilnya. Maka bershadakahlah Umar, tanah tersebut tidak bisa dijual, dihibahkan dan diwariskan dan menshadakahkan kepada orang-orang fakir;, budak-budak, pejuang di jalan Allah, Ibnu Sabil, dan tamu-tamu. Tidak ada dosa bagi orang yang mengurusnya (Nazir) memakan sebagian harta itu secara patut atau memberi makan asal tidak bermaksud mencari kekayaan”. (H.R Muslim)

Mengenai hukum wakaf ini, para sahabat sepakat bahwa hukum wakaf sangat

dianjurkan dalam Islam dan tidak satu-pun diantara para sahabat yang menafikan

wakaf. Sedangkan mengenai hukum wakaf menurut shahibul mazhab ( Imam Abu

Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi’i, dan Imam Ahmad bin Hambal ) tidak terdapat

perbedaan yang signifikan.32

Menurut mereka kecuali ulama Hanafiyah, hukum wakaf adalah mandub

(sunah) sedang menurut Ulama Hanafiyah hukum wakaf adalah mubah (boleh).

Sebab wakaf dari non muslim pun hukumnya sah.

Semua Imam mazhab sependapat, bahwa perbuatan mewakafkan benda, yaitu

menyedekahkan manfaat dari harta yang diwakafkan itu merupakan amal saleh yang

institusinya terdapat dalam syariat islam. Mereka sependapat bahwa perbuatan itu

mempunyai efek keagamaan, yaitu pahala yang terus menerus selama benda yang

diwakafkan itu masih diambil manfaatnya (sebagai amal jariah). 33

42 Departemen Agama RI, Pedoman Pengelolaan Dan Pengembangan Wakaf, ( Jakarta :

Direktorat Pemberdayaan Wakaf Direktorat Bimbingan Masyarakat Islam Depag RI, 2006 ) hal.35 33 Ismail Muhammad Syah dkk, Filsafat Hukum Islam, ( Jakarta : Bumi Aksara dan Direktorat

Jenderal pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Depag, 1992 ) hal. 241

Page 36: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

26

1. Dasar Hukum Wakaf Menurut Hukum Positif

Mengenai masalah wakaf, ada beberapa peraturan dan Undang-undang yang

melandasi atau menjadi pijakan legal atas praktek wakaf yang terjadi di Indonesia.

a. Undang-undang no 41 tahun 2004 tentang wakaf

Dalam undang-undang ini dapat dijelaskan dalam beberapa substansi di

bawah ini :

1. wakaf adalah perbuatan hokum wakif untuk memisahkan dan / atau

menyerahkan sebagian harta benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya

atau untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan kepentingannya guna

keperluan ibadah atau kesejahteraan umum menurut syariah.

2. Wakaf yang telah diikrarkan tidak dapat dibatalkan ketentuan ini merupakan

paying hukum bagi perbuatan wakaf, sehingga harta benda wakaf tidak boleh

dicabut kembali atau dikurangi volumenya oleh wakif dengan alas an apapun.

3. Adapun tujuan dari perbuatan wakaf itu sendiri berfungsi untuk menggali

potensi ekonomi harta benda wakaf dan dimanfaatkan untuk kepentingan

ibadah serta untuk memajukan kesejahteraan umum.

b. Undang-undang pokok agraria (UUPA)

Dalam undang-undang pokok agrarian (UUPA) masalah perwakafan dapat

diketahui pada pasal 5 dan pasal 14 ayat 91 dan pasal 49. dimana dalam pasal UUPA

dinyatakan bahwa hokum adatlah yang menjadi dasar hokum agraria Indonesia, yaitu

Page 37: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

27

hokum Indonesia asli yang tidak tertulis dalam bentuk perundang-undangan republic

Indonesia yang disana-sini mengandung unsure agama yang telah diresipir dalam

lembaga hukum adat, khususnya lembaga wakaf.

Dalam rumusan pasal 14 UUPA terkandung perintah kepada pemerintah pusat

dan pemerintah daerah untuk membuat skala prioritas penyedian, peruntukan dan

penggunaan bumi, air dan ruang angkasa dalam bentuk peraturan yang dibentuk oleh

pemerintah pusat maupun pemerintah daerah termasuk pengaturan tentang

penggunaan tanah untuk keperluan peribadatan dan kepentingan suci lainnya

Sedangkan dalam pasal 49 UUPA meyatakan bahwa hak milik tanah-tanah

badan keagamaan dan sosial sepanjang dipergunakan untuk usaha dalam bidang

keagamaan social, diakuai dan dilindungi. Perwakafan tanah milik dilindungi dan

diatur dengan peraturan pemerintah dan pasal ini memberikan ketegasan bahwa soal-

soal yang bersangkutan dengan peribadatan dan keperluan suci lainnyadalam hokum

aagraria akan mendapatkan perhatian sebagaimana mestinya.

c. Peraturan pemerintah no 28 tahun 1977

Maksud dikeluarkannya PP No 28 tahun 1977 adalah untuk memberikan

jaminan kepastian hukum mengenai tanah wakaf serta pemanfaatannya sesuai dengan

tujuan wakaf itu sendiri. Sehingga berbagai penyimpangan dan sengketa wakaf

dengan demikian dapat dikurangi.

C. Rukun dan Syarat Wakaf

1. Rukun Wakaf

Page 38: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

28

Secara terminologi rukun adalah sisi yang terkuat, sedang secara etimologi

rukun adalah sesuatu yang dianggap menentukan suatu disiplin tertentu, dimana ia

merupakan bagian integral dari disiplin itu sendiri.34 Menurut Abu Hanifah yang

dimaksud dengan rukun adalah bagian dari sesuatu yang mana sesuatu itu tidak akan

terealisasi kecuali dengan bagian itu.35 Sedangkan menurut Jumhur ulama yang

dimaksud dengan rukun adalah tidaklah sempurna sesuatu kecuali dengan sesuatu

tersebut.36

Di dalam literature kitab-kitab fikih klasik, kita dapat menemukan bahwa

rukun wakaf itu ada empat. Wakaf dinyatakan sah apabila telah terpenuhi rukun dan

syaratnya. Dimana rukun wakaf itu ada empat : 37

a. Wakif ( orang yang mewakafkan )

b. Mauquf bih ( harta yang diwakafkan )

c. Mauquf alaih ( pihak yang di beri wakaf / peruntukan wakaf )

d. Shighat ( ikrar wakaf )

Hal senada juga dikatakan oleh Rachmadi Usman dalam bukunya, dimana

beliau mengatakan rukun atau unsu-unsur wakaf ada 4 yaitu

34 Muhammad Abid Abdullah Al-Kabisi, HUKUM WAKAF Kajian Kontemporer Pertama

Dan Terlengkap Tentang Fungsi Dan Pengeolaan Wakaf Serta Penyelesaian Atas Sengketa Wakaf, Penerjemah Ahrul Sani Faturrahman dan rekan-rekan, ( Jakarta : Dompet Dhuafa Republika dan IIMan Press ) cet ke 1, hal. 87

35 Wahbah Zuhaili, Al-Fiqhu Al-Islam wa Adillatuhu, ( Daar El-Fikr, 2007/1428 H ) juz 10,

hal. 7605 36 Ibid, hal. 7606 37 Departemen Agama RI, Fiqih Wakaf, ( Jakarta : Direktorat Pemberdayaan Wakaf Dirjen

Bimas Islam Depag RI, 2006 ) hal. 21

Page 39: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

29

a. adanya orng yang berwakaf (sebagai subjek wakaf) (wakif)

b. adanya benda yang diwakafkan (maukuf bih) (sebagai objek wakaf)

c. adanya penerima wakaf (sebagai subjek wakaf) (nadzir)

d. adanya ‘aqad atau lafaz atau pernyataan penyerahan wakaf dari tangan

wakif kepada orang atau tempat berwakaf (si mauquf alaih)

Lebih lanjut lagi dikatakan dalam bukunya beliau, menurut jumhur, mazhab

Syafii, Maliki, dan Hambali dikatakan bahwa rukun wakaf itu ada 4 sebagaimana

disebutkan diatas.38

Di dalam UU No. 41 tahun 2004 tentang wakaf, pada pasal 6, disebutkan

bahwa wakaf dapat dilaksanakan jika memenuhi unsur wakaf sebagai berikut : 39

a. Wakif

b. Nazhir

c. Harta benda wakaf

d. Ikrar wakaf

e. Peruntukan harta benda wakaf

f. Jangka waktu wakaf

Selain harus memenuhi rukun-rukun seperti yang disebutkan diatas, sahnya

wakaf juga ditentukan oleh memenuhi syarat atau tidaknya rukun wakaf tersebut.

Dalam UU wakaf yang baru, disebutkan syarat sahnya wakaf.

38 Rachmadi Usman, Hukum Perwakafan di Indonesia, ( Jakarta : Sinar Grafika, 2009 ) hal.

59 39 Departemen Agama RI, Peraturan Perundangan Perwakafan, ( Jakarta : Direktorat

Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Depag RI,2006 ) hal. 5

Page 40: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

30

Dalam fikih dan UU positip yang berlaku di Indonesia khususnya yang

mengatur tentang wakaf tidak ditemukan sesuatu yang bertentangan mengenai syarat-

syarat wakaf hal ini dikarenakan sumber rujukan dari UU tersebut bersumber dari

kitab-kitab fikih klasik karya para ulama terdahulu. Seperti dalam UU No.41 tahun

2004 yang mengatur tentang wakaf disebutkan secara terperinci mengenai syarat-

syarat sahnya wakif sebagai berikut:40

1. Wakif

Didalam UU ini pada pasal 7 disebutkan bahwa wakif terdiri dari tiga bentuk:

a.) perseorangan

b.) organisasi

c.) badan hukum

Didalam kitab-kitab fikih klasik tidak dikenal wakif selain wakif

perseorangan. Pada pasal 8 dijelaskan wakif peseorangan harus memiliki kriteria :

a.) dewasa

b.) berakal sehat

c.) tidak terhalang dalam melakukan pebuatan hukum

d.) pemilik sah harta benda wakaf

Syarat dalam UU tersebut sedikit berbeda dengan yang ada dalam kitab-kitab

fikih klasik, dimana dalam UU tidak diharuskan wakif harus merdeka, sedangkan

40 Ibid, hal. 5

Page 41: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

31

syarat yang senada dengan kitab-kitab fikih klasik adalah seperti yang terdapat dalam

buku fiqih wakaf terbitan Depag, dimana disebutkan syarat wakif itu ada empat : 41

a.) merdeka

b.) berakal sehat

c.) dewasa (baligh)

d.) tidak berada dalam pengampuan

2. Nazhir

Yang dimaksud dengan nazhir adalah pengelola wakaf yang dapat berbentuk

pengelola perseorangan, organisasi atau badan hukum.42 Mengenai nazhir

perseorangan dalam pasal 10 UU wakaf disebutkan harus memenuhi syarat sebagai

berikut :43

a.) warga negara Indonesia

b.) beragama Islam

c.) dewasa

d.) amanah

e.) mampu secara rohani dan jasmani

f.) tidak terhalang melakukan perbuatan hukum

41 Departemen Agama RI, Fiqih Wakaf, ( Jakarta : Direktorat Pemberdayaan Wakaf Dirjen

Bimas Islam Depag RI, 2006 ) hal . 22 42 CSRC UIN Jakarta dan Ford Foundation, Wakaf, Tuhan, dan Agenda Kemanusiaan (Studi

tentang Wakaf dalam Perspektif Keadilan Sosal di Indonesia), ( Jakarta: CSRC UIN Syarif HIdayatullah Jakarta, 2006 ) hal. 96

43 Departemen Agama RI, Peraraturan Perundangan Perwakafan, ( Jakarta : Direktorat

Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Depag RI,2006 ) hal. 7

Page 42: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

32

c. Harta Benda Wakaf

Dalam pasal 15 disebutkan harta benda wakaf dapat diwakafkan apabila

dimiliki dan dikuasai wakif secara sah. Selanjutnya dalam pasal 16 disebutkan harta

benda wakaf terdiri dari benda bergerak dan tidak bergerak.44 Sedangkan dalam fikih

dijelaskan syarat harta wakaf harus : 45

a.) harus mutaqawwam

b.) diketahui dengan yakin ketika diwakafkan (tidak ada sengketa)

c.) milik sempurna wakif

d.) terpisah, bukan milik bersama

d. Ikrar Wakaf

Ikrar dalam bahasa fikih dikenal dengan shighat, yaitu segala ucapan, tulisan

atau isyarat dari orang yang berakad untuk menyatakan kehendak dan menjelaskan

apa yang diinginkannya.46 Dalam hal ini (wakaf) berarti keinginan atau kehendak

mewakafkan sesuatu yang keluar dari si wakif. Status shighat sendiri termasu

kedalam rukun wakaf.

Dalam UU wakaf, masalah ikrar diatur dalam pasal 17, dimana dinyatakan

bahwa ikrar wakaf dilaksanakan oleh wakif kepada nazhir dihadapan PPAIW dengan

44 Ibid, hal. 9 45 Departemen Agama RI, Fiqih Wakaf, ( Jakarta : Direktorat Pemberdayaan Wakaf Dirjen

Bimas Islam Depag RI, 2006 ) hal. 27 46 Ibid, hal. 55

Page 43: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

33

disaksikan oleh dua orang saksi (ayat 1). Dalam ayat 2 dijelaskan ikrar bisa berupa

lisan dan tulisan serta dituangkan dalam akta ikrar wakaf oleh PPAIW.

e. Peruntukan Harta Benda Wakaf

Dalam pasal 22 UU wakaf tahun 2004 dijelaskan dalam rangka mencapai

tujuan dan fungsi dari wakaf itu sendiri, maka peruntukan harta benda wakaf hanya

untuk : 47

a.) sarana dan kegiatan ibadah

b.) sarana dan kegiatan pendidikan serta kesehatan

c.) bantuan kepada fakir miskin, anak terlantar, yatim piatu, beasiswa;

d.) kemajuan dan peningkatan ekonomi umat

e.) kemajuan dan kesejahteraan umum lainnya yang tidak bertentangan

dengan syariah dan peraturan perundang-undangan.

D. TUJUAN DAN HIKMAH WAKAF

Setiap mukallaf yang melakkan suatu perbuatan pasti mempunyai tujuan dan

maksud tertentu, begitu juga dengan wakaf, ia juga mempunya tujuan dan hikmah.

Mengenai masalah tujuan dari wakaf telah dibahas dalam pasal 22 UU tentang wakaf.

Setiap perbuatan yang disyariatkan oleh Allah SWT kepada mahluknya baik

berupa perintah ataupun larangan, pasti mempunyai hikmah dan manfaat bagi

kehidupan manusia khususnya bagi umat Islam. Ibadah wakaf yang tergolong pada

47 Departemen Agama RI, Peraturan Perundangan Perwakafan, ( Jakarta : Direktorat

Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Depag RI,2006 ) hal. 13

Page 44: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

34

perbuatan sunnah ini banyak sekali hikmah yang terkandung di dalam ibadah wakaf

ini, antara lain:48

a.) Harta benda yang diwakafkan dapat tetap terpelihara dan terjamin

kelangsungannya, tidak perlu khawatir barangnya hilang atau pindah tangan,

karena barang wakaf tidak boleh dijual, dihibahkan atau diwairskan.

b.) pahala dan keuntungan akan tetap mengalir bagi si wakif, walaupu ia telah

meninggal dunia, selagi benda wakaf itu ada dan masih bisa dimanfaatkan.

c.) penopang dan penggerak kehidupan sosial kemasyarakatnumat Islam, baik

aspek ekonomi, pendidikan, sosial budaya dan lainnya yang tidak bertentanan

dengan syariat Islam.

d.) wakaf merupakan salah satu ssumber dana yang sangat penting manfaatnya

bagi kehidupan dan umat. Antara lain untuk pembangunan mental, spiritual,

dan pembangunan dari segi fisik, selain itu selain mempunyai fungsi ibadah

juga mempunyai fungsi sosial. Dimana diharapkan dengan wakaf jurang

antara si miskin dan si kaya akan semakin menipis. 49

e.) selain itu wakaf juga mempunyai fungsi sosial yaitu wakaf merupakan aset

yang sangat bernilai bagi pembangunan sosial yang tidak memperhitungkan

jangka waktu dan keuntungan materi bagi orang yang mewakafkan.

48 Abdul Halim, Hukum Perwakafan di Indonesia, ( Ciputat : Ciputat Press, 2005 ) hal. 40 49 Ibid, hal 41

Page 45: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

35

f.) selain itu dengan dana wakaf dapat menyantuni fakir miskin dan dapat

dibangun berbagai lembaga-lembaga sosial, rumah-rumah sakit, dan panti-

panti asuhan.50

50 Departemen Agama RI, Bunga Rampai Perwakafan, ( Jakarta, Dirjen Bimas Islam,

Direktorat Pemberdayaan Wakaf, 2006 ) hal. 80

Page 46: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

BAB I

LATAR BELAKANG MASALAH

A. Pendahuluan

Allah SWT menurunkan Agama Islam ke Dunia ini melalui rasulnya yang

mulia yaitu Muhammad SAW, sebagai Agama yang rahmatan lil alamin, dalam artian

islam berlaku bagi seluruh alam tak terkecuali manusia itu sendiri yang notabene

telah Allah jadikan sebagai khalifah fil ardh.

Islam sebagai agama yang rahmatan lil’alamin, sudah barang tentu menyentuh

seluruh dimensi-dimensi kehidupan manusia yang sangat kompleks. Islam juga

mengatur aspek-aspek kehidupan manusia yang kadang manusia itu sendiri tidak

memahaminya bahwa aspek tesebut sangat penting bagi manusia itu sendiri. Dari

urusan-urusan yang bernilai kecil sampai yang bernilai besar, dari urusan bangun

tidur hingga ingin tidur kembali, semuanya diatur oleh islam. Pokoknya tiada satu hal

pun yang terabaikan dalam kehidupan manusia di dunia ini yang tidak diatur oleh

Islam. Makanya tidak bertentangan dengan fakta dan logika, jika Islam adalah agama

yang sempurna, kaffah, dan agama paripurna bagi agama sebelumnya.

Sebagai agama yang mengatur urusan dunia dan akhirat sudah pastinya semua

perbuatan itu tak terlepas dari perbuatan yang bernilai ibadah, baik itu ibadah yang

bersifat mahdhoh ataupun yang bersifat ghoiru mahdhoh. Atau dengan kata lain

ibadah yang bersifat vertikal, antara si hamba dengan penciptanya, yang dalam

Page 47: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

terminologi islam biasa disebut dengan hablum minallah, Maupun ibadah yang

bersifat horizontal yaitu antara si hamba dengan sesama mahluk ciptaan sang Khalik.

Berbicara mengenai ibadah, maka sudah pastinya ibadah tersebut mempunyai

tujuan pokok dan tujuan tambahan. Tujuan pokok ibadah adalah menghadapkan diri

kepada Allah yang Maha Esa dan mengkonsentrasikan niat kepadanya dalam setiap

keadaan. Dengan demikian seseorang akan mencapai derajat tertinggi di akhirat.

Sedangkan tujuan tambahan ibadah adalah agar terciptanya kemaslahatan diri

manusia dan terwujudnya usaha yang baik.1

Seperti dijelaskan diatas dalam agama Islam ada ibadah yang berimplikasi

personal dan ada juga ibadah yang berimplikasi sosial, ibadah yang tergolong

berimplikasi personal seperti, shalat, dzikir, puasa dan sebagainya. Sedangkan ibadah

yang berimplikasi sosial diantaranya adalah wakaf, dan ibadah yang terakhir ini

implikasinya adalah jika kita melakukannya, selain untuk kemaslahatan personal

orang yang melakukannya juga berimplikasi bagi kemaslahatan masyarakat yang

menerima dan membutuhkannya dan pesan sosialnya jelas terasa.

Salah satu ibadah yang sangat dianjurkan oleh Islam adalah wakaf. Wakaf

merupakan salah satu bagian yang sangat penting dari hukum islam, ia mempunyai

jalinan hubungan antara kehidupan spiritual dengan bidang sosial ekonomi

masyarakat muslim. Wakaf selain berdimensi ilahiyah ubudiyah, Ia juga berfungsi

sosial kemasyarakatan, ibadah wakaf merupakan manifestasi dari rasa keimanan

1 A.Rahman Ritonga dan Zainuddin, Fiqih Ibadah. (Jakarta: Gaya Media Pratama )

Page 48: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

seseorang yang mantap dan rasa sosialitas yang tinggi terhadap sesama umat

manusia. Wakaf sebagai perekat hubungan “ hablum minallah wa hablum minannas”,

hubungan vertikal kepada Allah SWT dan hubungan horizontal kepada sesama

manusia.2

Berbicara mengenai wakaf, banyak sekali term atau definisi tentang wakaf

yang diungkapkan oleh para ulama, Undang-undang, baik yang terdapat dalam kitab

klasik, kontemporer, maupun buku[buku. Dalam kitab hasyiyah baijuri, wakaf arti

wakaf secara bahasa adalah al-habs (menahan), Sedangkan secara istilah adalah

menahan harta yang tertentu, yang menerima pemindahan dimana memungkinkan

pengambilan manfaat dari harta tersebut.yang mana harta itu tetap utuh dan tidak

berkurang sedikitpun dan adanya kepastian mendayagunakan harta itu pada jalan

kebaikan karena semata-mata beribadah kepada Allah SWT.3

Sedang dalam kitab fathul mu’in definisi wakaf diartikan secara lughoh atau

bahasa adalah menahan, sedang secara istilah adalah menahan harta yang

memungkinkan pengambilan manfaat dan hartanya tetap utuh dengan kepastian

mendayagunakan atas pendayagunaan yang dibolehkan.4

2 Abdul Halim, Hukum Perwakafan di Indonesia, (Ciputat : Ciputat Press.2005) hal 3 3 Syaikh Ibrahim al-Baijuri. Hasyiyah al-Baijuri ‘ala ibni Qasim al- Guzza, (Semarang Toha

Putra) hal.42

4 Syaikh Zainuddin bin Abdul Azis al- Malibary, Fathul Mu’in (Daar Ihya al-Kutub al- Arabiyyah, Indonesia) hal.87

Page 49: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

Dalam perkembangan selanjutnya adalah wakaf menurut Ulama-ulama fiqh,

para ulama fiqh berbeda pendapat dalam mendefinisikan wakaf menurut istilah,

sehingga mereka berbeda pula dalam memandang hakikat wakaf itu sendiri. Berikut

ini berbagai pandangan tentang wakaf menurut istilah5 :

a. Mazhab Hanafi

Wakaf adalah menahan suatu benda yang menurut hukum tetap milik si wakif,

dalam rangka mempergunakan manfaatnya guna untuk kebajikan. Berdasarkan

definisi tersebut maka kepemilikan harta wakaf tidak lepas dari si wakif, bahkan ia

dibenarkan menariknya kembali bahkan menjualnya, dan jika si wakif meninggal

dunia harta tersebut menjadi harta warisan untuk ahli warisnya. Jadi yang timbul dari

wakaf adalah menyumbangkan manfaat, oleh karenanya mazhab Hanafi

mendefinisikan wakaf dengan:

adalah tidak melakukan tindakan atas suatu benda yang berstatus tetap sebagai hak

milik, dengan menyedekahkan manfaatnya kepada suatu pihak kebajikan (sosial) baik

sekarang ataupun akan datang.

b. Mazhab Maliki

Mazhab Maliki berpendapat bahwa wakaf itu tidak melepaskan harta yang

diwakafkan dari kepemilikan si wakif. Namun wakaf tersebut mencegah wakif

melakukan tindakan yang dapat melepaskan kepemilikannyaatas harta tersebut

kepada yang lain, dan wakif berkewajiban mnyedekahkan manfaatnya serta tidak

boleh menarik kembali manfaatnya.

5 Fiqih Wakaf, ( Direktorat Pemberdayaan Wakaf Dirjen Bimas Islam Depag RI. 2006 )

Page 50: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

c. Mazhab Syafi’i dan Ahmad bin Hambal

Syafi’i dan Ahmad berpendapat bahwa wakaf adalah melepaskan yang

diwakafkan dari kepemilikan wakif. Setelah sempurna prosedur perwakafan wakif

tidak boleh melakukan apapun terhadap harta yang diwakafkan. Jika si wakif wafat,

harta yang diwakafkan tersebut tidak dapat diwarisioleh ahli warisnya. Oleh karenya

mazhab Syafii mendefinisikan wakaf dengan : tidak melakukan suatu tindakan atas

suatu benda yang berstatus milik Allah SWT, dengan menyedekahkan manfaatnya

kepada suatu kebajikan ( sosial ).

Kemudian dalam Undang-undang hukum positif di Indonesia ada beberapa

peraturan Perundang-undangan yang mengatur masalah wakaf seperti :

a. PP no. 28 tahun 1977 (pasal 1b)

Wakaf adalah perbuatan hukum seseorang atau badan hukum yang

memisahkan sebagian dari harta kekayaannya berupa tanah milik dan

melembagakannya untuk selama-lamanya untuk kepentingan peribadatan atau

kepentingan umum lainnya.6

b.UU no.41 tahun 2004 Tentang Wakaf

Wakaf adalah perbuatan hukum wakif untuk memisahkan dan/atau

menyerahkan sebagian harta benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau

6 Depag RI, Peraturan Perundangan Perwakafan ( Dirjen Bimas Islam 2006 ) hal.150

Page 51: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan kepentingannya guna keperluan ibadah

dan/atau kesejahteraan umum menurut syariah.7

c. Menurut KHI pasal 215 (1)

Wakaf adalah perbuatan hukum seseorang atau kelompok orang atau badan

hukum yang memisahkan sebagian dari benda miliknya dan melembagakannya untuk

selama-lamanya guna keperluan ibadah atau keperluan umum lainnya sesuai dengan

ajaran islam. 8

Dalam perkembangan selanjutnya praktek wakaf yang dilakukan di Indonesia

masih sangat bersifat tradisionalis, ini bisa dilihat dari masih banyaknya masyarakat

muslim indonesia yang dalam berwakaf masih menggunakan kebiasaan-kebiasaan

keagamaan, seperti kebiasaan melakukan perbuatan hukum yang dalam hal ini

wakaf, masih menggunakan tradisi lisan, yang mana atas dasar saling kepercayaan

semata kepada seseorang atau lembaga tertentu. Kebiasaan memandang wakaf

sebagai amal saleh yang mempunyai nilai mulia dihadirat Tuhan tanpa harus melalui

prosedur administratif. Dan harta wakaf dianggap milik Allah semata yang siapa saja

tidak akan berani mengganggu gugat, apalagi mengambilnya tanpa seijin Allah SWT.

Tradisi wakaf tersebut memunculkan berbagai fenomena yang mengakibatkan

perwakafan di indonesia tidak mengalami perkembangan yang signifikan dan

menggembirakan untuk kepentingan masyarakat banyak, bahkan banyak benda wakaf

7 Ibid, hal. 2 8 Depag RI, Pedoman Pengelolaan Dan Pengembangan Wakaf .(Direktorat Pemberdayaan

Wakaf Dirjen Bimas Islam. Jakarta 2006) hal. 38

Page 52: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

yang hilang atau bersengketa dengan pihak ketiga akibat tidak adanya bukti tertulis

seperti ikrar wakaf, sertifikat tanah dan lain-lain. 9

Dalam masalah perwakafan banyak sekali ditemui kasus-kasus sengketa tanah

wakaf, baik itu sengketa intern maupun ekstern. Misalnya dalam sengketa intern

adalah karena adanya suatu kepentingan ahli waris si wakif menarik kembali tanah

yang telah di wakafkan. Sehingga menimbulkan sengketa antara ahli waris dengan

pihak pengelola yaitu nazhir. Kalau kita fahami mengapa kasus-kasus seperti diatas

banyak terjadi, benang merahnya adalah karena ketiadaan sertifikat wakaf, sehingga

pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab melihat ini sebagai sebuah peluang untuk

merebut tanah wakaf yang belum atau tidak mempunyai sertifikat wakaf.

Berbicara mengenai sertifikat wakaf sudah tentunya takkan terlepas dari

peraturan perundang undangan yang mengaturnya, di indonesia ada beberapa

peraturan yang mengatur tentang masalah wakaf, baik berbentuk PP, Inpres dan UU

bermula dari PP no.7 tahun 1977, Inpres no.21 tahun 1991 dan yang terbaru UU

no.41 tahun 2004 tentang wakaf. Dengan adanya Undang-undang yang baru tersebut

semakin memudahkan masyarakat yang ingin berwakaf. Tersebab adanya jaminan

kepastian hukum karena ada UU yang memayunginya. Yang jadi permasalahan

sekarang adalah bagaimanakah kedudukan tanah wakaf yang didaftarkan sebelum

berlakunya UU no.41 tahun 2004 tentang wakaf ? mungkin untuk tanah wakaf yang

didaftarkan sesudah berlakunya UU ini tak jadi masalah, apakah masih terikat dengan

9 Paradigma baru wakaf di Indonesia, ( Direktorat Pemberdayaan Wakaf, Dirjen Bimas

Islam: 2006 ) hal 98.

Page 53: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

peraturan lama, atau mengikut pada UU yang baru? apakah UU yang baru dalam hal

ini UU no.41 tahun 2004 tentang wakaf mengakomodasi permasalahan ini?

Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut, penulis berpikir sungguh

sangat menarik mengkaji masalah ini lebih lanjut ke dalam sebuah penelitian dan

menuangkannya ke dalam sebuah skripsi yang berjudul: “KEDUDUKAN TANAH

WAKAF YANG DIDAFTARKAN SEBELUM BERLAKUNYA UU NO. 41

TAHUN 2004 TENTANG WAKAF ( Studi Pada Ponpes Daar el-Hikam Pondok

Ranji Ciputat )

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah merupakan usaha untuk menetapkan batasan-batasan

dari masalah penelitian yang akan diteliti, batasan masalah ini berguna untuk

identifikasi faktor mana saja yang tidak termasuk dalam ruang lingkup masalah

penelitian.

Selanjutnya dalam penelitian ini, mengingat objek yang akan diteliti

cakupannya sangat luas, maka penulis memberi batasan hanya pada kedudukan tanah

wakaf yang didaftarkan sebelum berlakunya UU No. 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf.

2. Perumusan Masalah

Perumusan masalah ialah usaha untuk menyatakan secara tersirat pertanyaan

penelitian apa saja yang perlu dijawab dan dicarikan jalan pemecahan masalahnya.

Perumusan masalah merupakan identifikasi dari masalah dan pembatasan masalah,

dengan kata lain perumusan masalah merupakan pertanyaan yang lengkap dan rinci

Page 54: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

mengenai ruang lingkup masalah yang akan diteliti yang didasarkan atas identifikasi

masalah dan pembatasan masalah.

Selanjutnya untuk mempermudah dalam penyusunannya maka perlu

dirumuskan permasalahan dalam skripsi ini yang mana tertuang dalam pernyataan

sebagai berikut

1. Bagaimana konsep wakaf dalam Islam ?

2. Bagaimana konsep hukum positip mengenai tanah wakaf ?

3. Bagaimana kedudukan tanah wakaf yang didaftarkan sebelum berlakunya UU

No.41 Tahun 2004 tentang wakaf ?

4. Bagaimana sertifikasi tanah wakaf ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai

berikut :

1. Untuk menjelaskan tentang konsep wakaf dalam Islam

2. Untuk menjelaskan konsep wakaf menurut hukum Positip

3. Untuk menjelaskan kedudukan tanah wakaf yang didaftarkan sebelum

berlakunya UU tentang wakaf

4. untuk mengetahui pensertifikasian tanah wakaf

Page 55: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

Sedangkan manfaat yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. bagi penulis memberikan pemahaman tentang ilmu yang telah didapatkan

kepada masyarakat khususnya tentang keperdataan Islam.

2. Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam menambah

khazanah ilmu pengetahuan, terutama dalam masalah perwakafan di

Indonesia.

3. Secara praktis diharapkan dengan penelitian ini masyarakat mendapatkan

wawasan dan pengertian tentang konsep tanah wakaf dan tanah wakaf yang

kembali disengketakan serta prosedur sertifikasi tanah wakaf.

4. Melengkapi khazanah keilmuan tentang Wakaf.

D. Metode penelitian dan Tehnik Penulisan

1. Metode Penelitian

Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif

dengan jenis metode deskriptif, sebuah metode untuk mengungkapkan masalah

dengan cara memaparkan atau menggambarkan situasi atau peristiwa dari penelitian.

2. Subjek dan Objek Penelitian

Adapun yang dijadikan objek dalam penelitian ini adalah kedudukan tanah

wakaf yang didaftarkan sebelum berlakunya UU No.41 tahun 2004 tentang wakaf

sedangkan objek dalam penelitian ini adalah Pondok Pesantren Daar el- Hikam

Pondok Ranji Ciputat

Page 56: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

3. Sumber Data

Dalam penyusunan skripsi ini penulis akan menggunakan data yang terdiri

dari :

a. Primer

Adalah data lapangan yang didapat dari sumber utama, misalnya hasil

wawancara, dan pengamatan. Dalam data primer ini penulis melakukan sendiri

pengamatan di lapangan.

b. Data Sekunder

Adalah data yang berupa dokumen-dokumen yang terkait dengan penelitian

ini. Seperti Al-quran, Hadits, kitab-kitab klasik atau kontemporer, Undang-undang,

PP, Inpres, Buku-buku, dan bahan-bahan informasi lainnya yang memiliki relevensi

atau kaitan dengan penulisan skripsi ini.

4. Tehnik Pengumpulan Data

Dalam tehnik pengumpulan data dengan cara field research ini penulis

menggunakan 3 instrumen pengumpulan data.

a. Observasi

Observasi adalah pengamatan langsung yaitu tehnik pengumpulan data di

mana peneliti mengadakan pengamatan langsung terhadap gejala-gejala subjek yang

diteliti.

Page 57: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

b. Wawancara

Wawancara adalah proses dalam mencari keterangan untuk tujuan penelitian

dengan jalan tanya jawab secara tatap muka antara penanya dan nara sumber, yang

mana dengan wawancara tersebut dapat memberikan informasi yang akurat

sehubungan dengan topik penelitian.

c. Dokumentasi

Agar data-data yang telah penulis peroleh menjadi lengkap, penulis

melakukan penelitian dokumentasi dengan jalan meneliti berbagai macam literatur

yang terkait baik itu berupa Dokumen-dokumen tentang wakaf, buku, UU dan lain

sebagainya.

5. Tehnik Analisa Data

Untuk mengolah data yang telah diperoleh penulis menggunakan metode

deskriptif analaisis, yaitu dimana penulis mendekripsikan semua data yang diperoleh

kemudian diklasifikasikan untuk kemudian dianalisis sesuai dengan rumusan masalah

dan tujuan penelitian yang selanjutnya disajikan dalam sebuah laporan ilmiah.

Page 58: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

E. Sistematika Penulisan

Untuk memperoleh gambaran yang utuh dan menyeluruh, skripsi ini ditulis

dengan menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Merupakan bab pendahuluan yang diawali dengan latar belakang masalah,

pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi

penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Membahas tentang landasan teori mengenai wakaf yang meliputi : dasar

hukum wakaf, rukun dan syarat wakaf, tujuan dan hikmah wakaf.

BAB III PROFIL PONPES DAAR EL HIKAM

Membahas tentang gambaran umum Ponpes Daar el-Hikam, yang

menyangkut : Sejarah berdirinya, tujuan, visi, dan misi, struktur ponpes, dan program

kegiatan.

BAB IV KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN SEBELUM

TAHUN 2004

Membahas mengenai: kondisi dan situasi perwakafan tanah Indonesia, tanah

wakaf yang tanpa sertifikat menurut hukum Islam dan UU No. 41 tahun 2004 tentang

wakaf, kedudukan tanah wakaf yang didaftarkan tahun 2004, dan analisa.

BAB V PENUTUP

Merupakan bab akhir dari skripsi ini yang berupa kesimpulan dan Saran-

saran.

Page 59: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

BAB II

A. Pengertian Wakaf

Berbicara mengenai wakaf banyak sekali term atau definisi yang membahas,

mengungkap, mengupas mengenai wakaf baik secara terminologis (bahasa) ataupun

secara etimologis (istilah). Baik itu yang terdapat dalam kitab-kitab klasik,

kontemporer, buku-buku terjemahan dan lain sebagainya. Berikut ini akan dijelaskan

pengertian wakaf menurut Fikih dan Undang-undang yang berlaku.

1. Pengertian Wakaf Menurut Fikih

a. Wakaf Secara Bahasa

Kata wakaf sendiri berasal dari kata kerja waqafa-yaqifu-waqfan yang berarti

berhenti, berdiri, mencegah, atau menahan.10 Sedangkan wakaf dalam bahasa arab

berarti ”al-habsu” yan berasal dari kata kerja habasa-yahbisu-habsan yang berarti

menahan atau memenjarakan. Kemudian berkembang menjadi “habbasa” yang

berarti mewakafkan harta karena Allah.11

Hal yang serupa dikemukakan oleh Sayyid Sabiq yang mana mengartikan

wakaf dengan al-habsu yang berarti menahan.12 Pengertian yang sama juga bisa kita

dapatkan dalam kitab klasik atau yang lebih dikenal dengan kitab kuning di mana di

10 Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia, ( Surabaya : Pustaka

Progressif, 1997 ) cet. Ke 25, hal. 1576 11 Adijani Al-Alabij, Perwakafan Tanah di Indonesia Dalam Teori dan Praktek, (Jakarta : PT

RajaGrafindo Persada, 2002 ) hal. 25 12 Sayyid Sabiq, Fiqhu Al-Sunnah, ( Daar al-Kitab al-Arabi, tanpa tahun ) juz 2, hal. 515

Page 60: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

katakana wakaf artinya al-habsu yang berarti menahan, sebagaimana yang dikatakan

dalam hasyiyah Al-Baijuri wakaf diartikan dengan al-habsu yang berarti menahan.13

Hal senada juga diungkapkan oleh Wahbah Zuhaili dimana kata waqaf dan tahbis

adalah mempunyai makna yang satu yaitu menahan 14

Kalau kita perhatikan dari uraian diatas kata waqafa identik dengan kata

habasa, hal ini dikarenakan para ahli fikih dalam mengartikan wakaf secara

terminologi mereka menggunakan dua kata yaitu habas dan waqaf.15 Dalam kamus

al-wasith dikatakan bahwa al-habsu artinya al-man’u ( mencegah atau melarang ) dan

al- imsak ( menahan ), hal yang senada juga diungkapkan oleh Az-Zubaidi dalam

kamus Taj Al-Arus sebagaimana dikutip oleh DR. Mundzir Qahaf dimana kata Al-

habsu artinya al- man’u dan al-imsak yang berarti menahan. 16

Kesimpulannya baik kata al-habsu maupun al-waqfu sama sama mengandung

makna al-imsak ( menahan ), al-man’u ( mencegah atau melarang ) dan at-tamakkust

( diam ). Disebut menahan karena wakaf ditahan dari kerusakan, penjualan dan semua

tindakan yang tidak sesuai dengan tujuan wakaf. Sedangkan dikatakan menahan

13 Syaikh Ibrahim Al- Baajuri, Hasyiyah Al-Baijuri, (Semarang : Toha Putra, tanpa tahun) hal.

42 14 Wahbah Zuhaili, Al-Fiqhu Al-Islam wa Adillatuhu, ( Daar El-Fikr, 2007/1428 H ) juz 10,

hal. 7599 15 Mundzir Qahaf, Manajemen Wakaf Produktif, Penerjemah Muhyiddin Mas Rida, ( Jakarta :

Khalifa, 2004 ) hal. 44 16 Ibid. hal. 45

Page 61: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

karena manfaat dan hasilnya ditahan dan dilarang bagi siapapun selain dari orang-

orang yang berhak atas wakaf tersebut.17

b. Wakaf Secara Istilah

Para ulama berbeda pendapat tentang arti wakaf secara istilah (hukum).

Mereka mendefinisikan wakaf dengan definisi yang beragam, sesuai dengan

perbedaan mazhab yang mereka anut. Ketika mendefinisikan wakaf para ulama

merujuk kepada para imam mazhab. Seperti Abu Hanifah, Syafi’i, Malik, Ahmad,

dan para imam-imam lainnya.18

Definisi wakaf yang dibuat oleh para ahli fikih pada umumnya memasukkan

syarat-syarat wakaf sesuai dengan madzhab yang dianutnya. Al-Minawi misalnya

mendefinisikan wakaf dengan “menahan harta benda yang dimiliki dan menyalurkan

manfaatnya dengan tetap menjaga pokok barang dan keabadiaannya yang berasal

dari para dermawan atau pihak umum selain dari harta maksiat, semata-mata

karena ingin mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala”. 19

Sementara itu Al-Kabisi mendefiniskan wakaf dengan “menahan benda

dalam kepemilikan wakif dan menyedekahkan manfaatnya kepada orang-orang

miskin dengan tetap menjaga keutuhan bendanya“.

17 Ibid. hal. 45 18 Muhammad Abid Abdullah Al-Kabisi, HUKUM WAKAF Kajian Kontemporer Pertama

Dan Terlengkap Tentang Fungsi Dan Pengeolaan Wakaf Serta Penyelesaian Atas Sengketa Wakaf, Penerjemah Ahrul Sani Faturrahman dan rekan-rekan, ( Jakarta : Dompet Dhuafa Republika dan IIMan Press ) cet ke 1, hal. 53

19 Mundzir Qahaf, Manajemen Wakaf Produktif, Penerjemah Muhyiddin Mas Rida, ( Jakarta :

Khalifa, 2004 ) hal. 46

Page 62: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

Dari dua definisi diatas Al-Minawi yang bermazhab Syafi’i dalam definisinya

mempertegas makna “keabadian” sebagimana dalam mazhab Syafi’i. sedangkan Al-

Kabisi yang bermazhab Hanafi mempertegas makna “masih berlanjutnya kepemilikan

wakif ”, sebagaimana pendapat yang dimunculkan oleh Imam Abu Hanifah.20

Sementara menurut pendapat mazhab Maliki menyebutkan wakaf adalah

“memberikan manfaat sesuatu ketika sesuatu itu ada dan bersifat lazim dalam

kepemilikan pemberinya meskipun hanya bersifat simbolis”.21

Menurut Muhammad ibn Ismail as-san’aniy wakaf adalah menahan harta yang

mungkin diambil manfaatnya tanpa menghabiskan atau merusak bendanya (‘ainnya)

dan digunakan untuk kebaikan.22

Beberapa istilah wakaf menurut istilah yang diuraikan oleh para imam

mazhab.

1. Menurut Mazhab Syafi’i

Para ulama mazhab syafi’i mendefinisikan wakaf dengan beragam definisi,

sebagai berikut :

a. Imam Nawawi dari kalangan mazhab syafi’I, mendefinisikan wakaf dengan :

menahan harta yang dapat diambil manfaatnya bukan untuk dirinya,

sementara benda itu tetap ada dan digunakan manfaatnya untuk kebaikan dan

mendekatkan diri kepada Allah.

20 Ibid. hal. 47 21. Ibid. hal. 48 22 Said Agil Husin Al-Munawwar, Hukum Islam Dan Pluralitas Sosial, Editor Hasan M.Noer

dan Musyafa-Ullah, ( Jakarta : Permadani, 2004 ) cet. Ke 1, hal. 127

Page 63: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

b. Al-Syarbini Al-Khatib dan Ramli Al-Kabir mendefinikan wakaf dengan :

Menahan harta yang bisa diambil manfaatnya dengan menjaga keamanan

benda tersebut dan memutuskan kepemilikan barang tersebut dari pemiliknya

untuk hal-hal yang dibolehkan.

c. Ibn Hajar Al-Haitami dan Syaikh Umairah mendefinisikannya dengan :

menahan harta yang bisa dimanfaatkan dengan menjaga keutuhan harta

tersebut, dengan memutuskan kepemilikan barang tersebut dari pemiliknya

untuk hal yang di bolehkan.

d. Syaikh Syihabuddin Al-Qalyubi mendefinisikannya dengan : Menahan harta

untuk dimanfaatkan dalam hal yang dibolehkan, dengan menjaga keutuhan

harta tersebut.23

2. Menurut mazhab Hanafi

a. Imam Al-Syarkhasi mendefinisikan wakaf dengan : Menahan harta dari

jangkauan ( kepemilikan )orang lain.

b. Al-Murghinani memberikan definisi wakaf menurut imam Abu Hanifah

Sebagai berikut : Menahan harta dibawah tangan pemiliknya, disertai

pemberian manfaat sebagai sedekah.

23 Muhammad Abid Abdullah Al-Kabisi, HUKUM WAKAF Kajian Kontemporer Pertama

Dan Terlengkap Tentang Fungsi Dan Pengeolaan Wakaf Serta Penyelesaian Atas Sengketa Wakaf, Penerjemah Ahrul Sani Faturrahman dan rekan-rekan, ( Jakarta : Dompet Dhuafa Republika dan IIMan Press ) cet ke 1, hal. 41

Page 64: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

c. Sedang alauddin Al-Ashfaqy, pengarang kitab Al-Dur Al-Mukhtar wakaf

adalah : penahanan harta dengan memberikan legalitas hukum milik pada si wakif

dan mendermakan manfaat harta tersebut meskipun tidak terperinci.

3. Menurut Mazhab Maliki

Menurut mazhab Maliki wakaf adalah penahanan benda wakaf dari

penggunaan secara kepemilikan, tetapi membolehkan pemanfaatan hasilnya untuk

tujuan kebaikan. Dengan kata lain wakaf tidak melepaskan harta yang diwakafkan

dari kepemilikan si wakif namun wakaf tersebut mencegah wakif melakukan tindakan

yang dapat melepaskan kepemilikannya terhadap harta tersebut. misalnya menjual

harta wakaf tersebut.24

4. Menurut Hanabilah, Syiah, dan Ja’fariyah

Ulama Hanabilah, Syiah, dan Ja’fariyah mendefinisikan wakaf sebagai

berikut:

a. Menurut ibnu Qudamah dari kalangan Hanabilah, wakaf adalah menahan

yang asal dan memberikan hasilnya.25

b. Syamsudin Al-Maqdisy dari kalangan Hanabilah juga mendefinisikan wakaf

dengan menahan yang asal dan memberikan manfaatnya.26

24 Depag, Fiqih Wakaf, ( Jakarta: Direktorat Pemberdayaan Wakaf Direktorat Jenderal

Bimbingan Masyarakat Islam Departemen Agama RI, 2006 )cet ke.4, hal. 2 25 Ibnu Qudamah Al-Maqdisi, Al- Muqni, ( Daar ‘Aalim Al-Kutub ) Juz ke 6, hal. 361 26 Muhammad Abid Abdullah Al-Kabisi, HUKUM WAKAF Kajian Kontemporer Pertama

Dan Terlengkap Tentang Fungsi Dan Pengeolaan Wakaf Serta Penyelesaian Atas Sengketa Wakaf, Penerjemah Ahrul Sani Faturrahman dan rekan-rekan, ( Jakarta : Dompet Dhuafa Republika dan IIMan Press ) cet ke 1, hal. 59

Page 65: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

c. Al-Muhaqiq Al-Huly dari kalangan Ja’fariyah mendefinisikan wakaf dengan

akad yang hasilnya adalah menahan yang asal dan memberikan manfaatnya.27

2. Pengertian wakaf menurut hukum Positif Indonesia

Ada beberapa pengertian tentang wakaf yang dirumuskan oleh hukum positif

yang mengatur masalah perwakafan di Indonesia, baik itu berupa UU, PP, maupun

Kompilasi hukum islam atau KHI.

a. Menurut PP No. 28 tahun 1977 pasal 1 (1)

Wakaf adalah perbuatan hukum seseorang atau badan hukum yang

memisahkan sebagian dari harta kekayaannya yang berupa tanah milik dan

melembagakannya untuk selama-lamanya guna kepentingan peribadatan atau

keperluan umum lainnya sesuai dengan ajaran Islam.28

b. Menurut Instruksi Presiden No. 1 tahun 1991 menyatakan :

Wakaf adalah perbuatan hukum seseorang atau sekelompok orang atau badan

hukum yang memisahkan sebagian dari benda miliknya dan

melembagakannya untuk selama-lamanya guna kepentingan ibadat atau

keperluan umum lainnya sesuai dengan ajaran Islam.29

27 Ibid, hal. 59 28 Adijani Al-Alabij, Perwakafan Tanah di Indonesia Dalam Teori dan Praktek, (Jakarta : PT

RajaGrafindo Persada, 2002 ) hal. 26 29 Juhaya S. Praja, Perwakafan di Indonesia, Sejarah, Pemikiran Hukum, dan

Perkembngannya, ( Bandung : Yayasan Piara, 1995 ) hal. 7

Page 66: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

c. Menurut Kompilasi Hukum Islam ( KHI )

Perbuatan hukum seseorang atau kelompok orang atau badan hukum yang

memisahkan sebagian dari benda miliknya dan melembagakannya untuk

selama-lamanya guna kepentingan ibadat atau keperluan umum lainnya sesuai

dengan ajaran Islam.30

d. Menurut UU No. 41 tahun 2004 tentang Wakaf

Wakaf adalah perbuatan hukum wakif untuk memisahkan dan / atau

menyerahkan sebagian harta benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya

atau untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan kepentingannya guna

kepentingan ibadah dan / atau kesejahteraan umum menurut syariah.31

Kalau kita cermati dari pengertian-pengertian mengenai wakaf yang

diuraikan oleh hukum positif Indonesia yang mengatur masalah wakaf khususnya,

sepertinya redaksional dari pengertian wakaf itu tidak jauh berbeda, baik itu yang ada

di PP, Inpres, KHI, maupun UU no.41 tahun 2004 itu sendiri, baik itu dari segi makna

dan tujuan dari wakaf itu sendiri.

Hal ini terjadi dikarenakan sumber pengambilan rujukan mengenai wakaf

memang berasal dari kitab-kitab klasik ulama-ulama mazhab, dan memang semua

peraturan mengenai perwakafan yang ada di Indonesia sumber pengambilan

30 Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam Di Indonesia, ( Jakarta : Akademika Pressindo,

2007 ) cet.ke 1, hal. 165 31 Departemen Agama RI, Peraturan Perundangan Perwakafan, ( Jakarta : Dirjen Bimas

Islam, 2006 ) hal. 150

Page 67: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

rujukannya bersumber dari hukum Islam yang terpetakan dalam berbagai mazhab

fikih.

Dapat disimpulkan dari definisi di atas pada dasarnya mengandung makna

yang sama yaitu eksistensi benda wakaf itu haruslah bersifat tetap, artinya biarpun

faedah atau manfaat benda itu diambil, zat benda itu masih tetap ada selamanya,

sedangkan hak kepemilikannya berakhir, tidak boleh di jual, di wariskan, di hibahkan.

B. Dasar Hukum Wakaf

Berbicara mengenai dalil atau dasar hukum tentang wakaf memang tidak ada

nash al-Qur’an yang secara tersurat di temui di dalam al-Qur’an .Hal ini bisa diteliti

dari tidak adanya satupun ayat di dalam al-Qur’an yang menyinggung kata “ wakaf “

Karena dalil yang menjadi dasar disyariatkannya ibadah wakaf bersumber dari

pemahaman teks ayat al-Qur’an dan juga as-Sunnah.32

Sedangkan pendasaran ajaran wakaf dengan dalil yang menjadi dasar utama

disyariatkannya ajaran ini adalah lebih dipahami berdasarkan konteks ayat al-Qur’an,

sebagai sebuah amal kebajikan.33 Ada beberapa ayat di dalam al-Qur’an yang

dipahami dan dijadikan hujjah mengenai penetapan dan pensyariatan dalam ibadah

wakaf ini, ayat-ayat tersebut tidak khusus membahas mengenai masalah wakaf,

melainkan dapat mencakup masalah wakaf, begitu menurut kebanyakan para ulama.

Ayat-ayat yang dimaksud tersebut adalah sebagaimana berikut :

32 Departemen Agama RI, Perkembangan Pengelolaan Wakaf di Indonesia, ( Jakarta:

Direktorat Pemberdayaan Wakaf, Dirjen Bimas Islam, 2006 ) hal. 59 33 Ibid, hal 60

Page 68: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

“Wahai orang-orang yang beriman ruku dan sujudlah kamu dan sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan agar kamu termasuk orang-orang yang beruntung”(QS: al-Hajj:77)

Selanjutnya dalam surat Ali-Imran ayat 92 :

“kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. dan apa saja yang kamu nafkahkan Maka Sesungguhnya Allah mengetahuinya.”(QS: Ali-Imran:92)

Kata (al-birr) pada mulanya adalah keluasan dalam kebajikan. Dan dari akar

kata yang sama daratan dinamai dengan al-barr, karena luasnya. Dan karena luasnya,

kebajikan mencakup segala bidang, termasuk keyakinan yang benar, niat yang tulus,

kegiatan badaniah, dan tentu saja termasuk menginfakkan harta di jalan Allah SWT

sebagaimana dikuatkan dengan firman Allah SWT dalam surat al-Baqarah ayat 177.34

Dalam ayat tersebut dijelaskan tentang contoh kebajikan sempurna antara lain

berupa kesediaan memberikan/mengorbankan kepentingan pribadi demi orang lain.

34 M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian al-Qur’an, ( Jakarta :

Lentera Hati, 2002 ) hal. 152

Page 69: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

Dimana seseorang tidak akan sampai pada kebaikan amal dari Allah SWT dengan

memperoleh rahmat, karunia dan ridhoNya sebelum memberikan harta yang terbaik

dan yang paling ia cintai yaitu dengan jalan mewakafkan sebagian harta yang

dimilikinya kepada mereka yang membutuhkan.35

Selanjutnya Allah SWT juga berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 261 dan

267 sebagai berikut :

☺⌧

“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha mengetahui “ (QS: Al-Baqarah :261)

☺ ☺

☺ ⌧ ☺

35 Syekh Ahmad Mustofa Al-Maraghi, Terjemah Tafsir Al-Maraghi, ( Bandung: CV Rosda Karya, 1987 ) juz 3, hal. 275

Page 70: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

“Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, Padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji” (QS: Al-Baqarah: 267)

Selain ayat-ayat al-Qur’an, dalil mengenai pensyariatan ibadah wakaf juga

terdapat dalam beberapa hadis nabi Muhammad SAW. Sebagaimana Wahbah Zuhaili

mengatakan dalam kitabnya bahwa ada dua hadis yang dijadikan sebagai dasar

pensyariatan wakaf, yaitu hadis umar yang terdahulu, “jika kau kehendaki tahanlah

olehmu asalnya dan sedekahkan olehmu hasilnya dan sabda Nabi “jika meninggal

anak adam maka terputuslah amalnya kecuali 3 hal, shodaqoh jariyah, ilmu yang

bermanfaat, dan anak shaleh yang mendoakan orang tuanya”. 36

Berikut redaksional dari hadis yang dimaksud :

رة رضى اهللا تعلى عنه، أن رسول اهللا صلى اهللا عليه عن أبي هريصدقة : إذا ما ت ابن آدم إنقطع عنه عمله إال من ثلاث:وسلم قال

37)ه مسلمروا(جارية، أوعلم ينتفع به، أوولد صالح يدعوله

“ Dari Abu hurairah ra,. Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda : “ Apabila anak adam (manusia) meningal dunia, maka putuslah amalnya, kecuali tiga perkara : shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak shaleh yang mendoakan orang tuanya”. (HR. Muslim).

36 Wahbah Zuhaili, Al-Fiqhu Al-Islam wa Adillatuhu, ( Daar El-Fikr: 2007/1428 H ) juz 10,

hal. 7603 37 Al-Hafidz ibnu Hajar al-‘Asqalani, Buluughul Maraam fii Adillatil Ahkam, ( Maktabah

Daar Ihya al-Kutub )tt, hadis ke 951, hal. 191

Page 71: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

Dalam kitab Nailul Authar di jelaskan bahwa maksud dari shadaqah jariyah

tersebut adalah apa yang dikenal saat ini dengan nama wakaf, dan ibnu hajar berkata

dalam fathul bari bahwa hadis umar ini adalah asal mula disyariatkannya wakaf.38

Sedangkan dalam kitab Bulughul Maram karangan Ibnu Hajar Al-‘Asqalany,

dijelaskan bahwa shadaqah jariyah adalah rumah, kebun, tanah, atu apa saja yang

dapat digunakan oleh manusia sebagai wakaf, inilah yang dinamakan shadaqah

jariyah, shadaqah yang berjalan terus menerus oleh sebab ini adalah amalnya sendiri

maka ia mendapat ganjarannya selama benda yang ia wakafkan itu masih ada.39

Selain hadis diatas ada hadis yang secara tegas menggambarkan

dianjurkannya ibadah wakaf, yaitu perintah Nabi Muhammad SAW kepada Umar bin

Khattab untuk mewakafkan tanahnya yang berada di khaibar. 40

أصاب أرضا بخيبر فأتي النبي ان عمر : عن ابن عمر رضي اهللا عنه قال

يا رسول اهللا إني اصبت أرضا : صلى اهللا عليه وسلم يستأمر فيها فقال له رسول : بخيبر لم أصب ماال قط أنفس عندى منه فما تأمرني به قال

هللا صلى اهللا عليه وسلم ، إن شئت حبست أصلها وتصدقت بها فتصدق اوتصدق بها في الفقراء : بها عمر أنها ال تباع وال توهب وال تورث ، قال

اهللا وابن السبيل ، والضيف ال جناح وذوي القربى والرقاب وفي سبيل

38 Terjemah Nailul Authar, Himpunan Hadis-hadis Hukum, Penerjemah Mu’ammal Hamidi,

Imran A.M, Umar Fanani, ( Surabaya: PT Bina Ilmu, 2001) Jilid ke 5, cet ke 3, hal. 2004 39 Ibnu Hajar Al-‘Asqalany, Bulughul Maram, terj. oleh A. Hassan, ( Bandung: CV

Diponegoro, 2006 ) cet ke 27, hal. 411 40 Departemen Agama RI, Panduan Pemberdayaan Tanah Wakaf Produktif Strategis di

Indonesia, ( Jakarta: Direktorat Pemberdayaan Wakaf Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, 2006 ) hal. 19

Page 72: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

رواه (على من وليها أن يأآل منها بالمعروف ويطعم غير متمول 41٤١)مسلم

Artinya :

“Dari Ibnu Umar r.a bahwasanya Umar Khattab mendapat bagian sebidang kebun di khaibar. Lalu ia datang kepada Nabi SAW untuk meminta nasehat tentang harta itu. Ia berkata: “ya Rasulullah, aku telah memperoleh sebidang tanah di khaibar yang belum aku pernah aku peroleh tanah seperti itu, apakah nasehat engkau kepadaku tentang tanah itu? Rasulullah menjawab : “jika kamu menginginkan, tahanlah aslinya dan shadakahkan hasilnya. Maka bershadakahlah Umar, tanah tersebut tidak bisa dijual, dihibahkan dan diwariskan dan menshadakahkan kepada orang-orang fakir;, budak-budak, pejuang di jalan Allah, Ibnu Sabil, dan tamu-tamu. Tidak ada dosa bagi orang yang mengurusnya (Nazir) memakan sebagian harta itu secara patut atau memberi makan asal tidak bermaksud mencari kekayaan”. (H.R Muslim)

Mengenai hukum wakaf ini, para sahabat sepakat bahwa hukum wakaf sangat

dianjurkan dalam Islam dan tidak satu-pun diantara para sahabat yang menafikan

wakaf. Sedangkan mengenai hukum wakaf menurut shahibul mazhab ( Imam Abu

Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi’i, dan Imam Ahmad bin Hambal ) tidak terdapat

perbedaan yang signifikan.42

Menurut mereka kecuali ulama Hanafiyah, hukum wakaf adalah mandub

(sunah) sedang menurut Ulama Hanafiyah hukum wakaf adalah mubah (boleh).

Sebab wakaf dari non muslim pun hukumnya sah.

41 Imam Muslim, Shahih Muslim, ( Maktabah Daar Ihya al-Kutub ) tt, Juz II, hal. 14

42 Departemen Agama RI, Pedoman Pengelolaan Dan Pengembangan Wakaf, ( Jakarta : Direktorat Pemberdayaan Wakaf Direktorat Bimbingan Masyarakat Islam Depag RI, 2006 ) hal.35

Page 73: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

Semua Imam mazhab sependapat, bahwa perbuatan mewakafkan benda, yaitu

menyedekahkan manfaat dari harta yang diwakafkan itu merupakan amal saleh yang

institusinya terdapat dalam syariat islam. Mereka sependapat bahwa perbuatan itu

mempunyai efek keagamaan, yaitu pahala yang terus menerus selama benda yang

diwakafkan itu masih diambil manfaatnya (sebagai amal jariah). 43

C. Dasar Hukum Wakaf Menurut Hukum Positif

Mengenai masalah wakaf, ada beberapa peraturan dan Undang-undang yang

melandasi atau menjadi pijakan legal atas praktek wakaf yang terjadi di Indonesia.

1. Undang-undang no 41 tahun 2004 tentang wakaf

Dalam undang-undang ini dapat dijelaskan dalam beberapa substansi di

bawah ini :

a. wakaf adalah perbuatan hokum wakif untuk memisahkan dan / atau

menyerahkan sebagian harta benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya

atau untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan kepentingannya guna

keperluan ibadah atau kesejahteraan umum menurut syariah.

b. Wakaf yang telah diikrarkan tidak dapat dibatalkan ketentuan ini merupakan

paying hukum bagi perbuatan wakaf, sehingga harta benda wakaf tidak boleh

dicabut kembali atau dikurangi volumenya oleh wakif dengan alas an apapun.

43 Ismail Muhammad Syah dkk, Filsafat Hukum Islam, ( Jakarta : Bumi Aksara dan Direktorat

Jenderal pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Depag, 1992 ) hal. 241

Page 74: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

c. Adapun tujuan dari perbuatan wakaf itu sendiri berfungsi untuk menggali

potensi ekonomi harta benda wakaf dan dimanfaatkan untuk kepentingan

ibadah serta untuk memajukan kesejahteraan umum.

2. Undang-undang pokok agraria (UUPA)

Dalam undang-undang pokok agrarian (UUPA) masalah perwakafan dapat

diketahui pada pasal 5 dan pasal 14 ayat 91 dan pasal 49. dimana dalam pasal UUPA

dinyatakan bahwa hokum adatlah yang menjadi dasar hokum agraria Indonesia, yaitu

hokum Indonesia asli yang tidak tertulis dalam bentuk perundang-undangan republic

Indonesia yang disana-sini mengandung unsure agama yang telah diresipir dalam

lembaga hukum adat, khususnya lembaga wakaf.

Dalam rumusan pasal 14 UUPA terkandung perintah kepada pemerintah pusat

dan pemerintah daerah untuk membuat skala prioritas penyedian, peruntukan dan

penggunaan bumi, air dan ruang angkasa dalam bentuk peraturan yang dibentuk oleh

pemerintah pusat maupun pemerintah daerah termasuk pengaturan tentang

penggunaan tanah untuk keperluan peribadatan dan kepentingan suci lainnya

Sedangkan dalam pasal 49 UUPA meyatakan bahwa hak milik tanah-tanah

badan keagamaan dan sosial sepanjang dipergunakan untuk usaha dalam bidang

keagamaan social, diakuai dan dilindungi. Perwakafan tanah milik dilindungi dan

diatur dengan peraturan pemerintah dan pasal ini memberikan ketegasan bahwa soal-

soal yang bersangkutan dengan peribadatan dan keperluan suci lainnyadalam hokum

aagraria akan mendapatkan perhatian sebagaimana mestinya.

Page 75: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

3. Peraturan pemerintah no 28 tahun 1977

Maksud dikeluarkannya PP No 28 tahun 1977 adalah untuk memberikan

jaminan kepastian hukum mengenai tanah wakaf serta pemanfaatannya sesuai dengan

tujuan wakaf itu sendiri. Sehingga berbagai penyimpangan dan sengketa wakaf

dengan demikian dapat dikurangi.

C. Rukun dan Syarat Wakaf

1. Rukun Wakaf

Secara terminologi rukun adalah sisi yang terkuat, sedang secara etimologi

rukun adalah sesuatu yang dianggap menentukan suatu disiplin tertentu, dimana ia

merupakan bagian integral dari disiplin itu sendiri.44 Menurut Abu Hanifah yang

dimaksud dengan rukun adalah bagian dari sesuatu yang mana sesuatu itu tidak akan

terealisasi kecuali dengan bagian itu.45 Sedangkan menurut Jumhur ulama yang

dimaksud dengan rukun adalah tidaklah sempurna sesuatu kecuali dengan sesuatu

tersebut.46

44 Muhammad Abid Abdullah Al-Kabisi, HUKUM WAKAF Kajian Kontemporer Pertama

Dan Terlengkap Tentang Fungsi Dan Pengeolaan Wakaf Serta Penyelesaian Atas Sengketa Wakaf, Penerjemah Ahrul Sani Faturrahman dan rekan-rekan, ( Jakarta : Dompet Dhuafa Republika dan IIMan Press ) cet ke 1, hal. 87

45 Wahbah Zuhaili, Al-Fiqhu Al-Islam wa Adillatuhu, ( Daar El-Fikr, 2007/1428 H ) juz 10,

hal. 7605 46 Ibid, hal. 7606

Page 76: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

Di dalam literature kitab-kitab fikih klasik, kita dapat menemukan bahwa

rukun wakaf itu ada empat. Wakaf dinyatakan sah apabila telah terpenuhi rukun dan

syaratnya. Dimana rukun wakaf itu ada empat : 47

a. Wakif ( orang yang mewakafkan )

b. Mauquf bih ( harta yang diwakafkan )

c. Mauquf alaih ( pihak yang di beri wakaf / peruntukan wakaf )

d. Shighat ( ikrar wakaf )

Hal senada juga dikatakan oleh Rachmadi Usman dalam bukunya, dimana

beliau mengatakan rukun atau unsu-unsur wakaf ada 4 yaitu

a. adanya orng yang berwakaf (sebagai subjek wakaf) (wakif)

b. adanya benda yang diwakafkan (maukuf bih) (sebagai objek wakaf)

c. adanya penerima wakaf (sebagai subjek wakaf) (nadzir)

d. adanya ‘aqad atau lafaz atau pernyataan penyerahan wakaf dari tangan

wakif kepada orang atau tempat berwakaf (si mauquf alaih)

Lebih lanjut lagi dikatakan dalam bukunya beliau, menurut jumhur, mazhab

Syafii, Maliki, dan Hambali dikatakan bahwa rukun wakaf itu ada 4 sebagaimana

disebutkan diatas.48

Di dalam UU No. 41 tahun 2004 tentang wakaf, pada pasal 6, disebutkan

bahwa wakaf dapat dilaksanakan jika memenuhi unsur wakaf sebagai berikut : 49

47 Departemen Agama RI, Fiqih Wakaf, ( Jakarta : Direktorat Pemberdayaan Wakaf Dirjen

Bimas Islam Depag RI, 2006 ) hal. 21 48 Rachmadi Usman, Hukum Perwakafan di Indonesia, ( Jakarta : Sinar Grafika, 2009 ) hal.

59

Page 77: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

a. Wakif

b. Nazhir

c. Harta benda wakaf

d. Ikrar wakaf

e. Peruntukan harta benda wakaf

f. Jangka waktu wakaf

Selain harus memenuhi rukun-rukun seperti yang disebutkan diatas, sahnya

wakaf juga ditentukan oleh memenuhi syarat atau tidaknya rukun wakaf tersebut.

Dalam UU wakaf yang baru, disebutkan syarat sahnya wakaf.

Dalam fikih dan UU positip yang berlaku di Indonesia khususnya yang

mengatur tentang wakaf tidak ditemukan sesuatu yang bertentangan mengenai syarat-

syarat wakaf hal ini dikarenakan sumber rujukan dari UU tersebut bersumber dari

kitab-kitab fikih klasik karya para ulama terdahulu. Seperti dalam UU No.41 tahun

2004 yang mengatur tentang wakaf disebutkan secara terperinci mengenai syarat-

syarat sahnya wakif sebagai berikut:50

1. Wakif

Didalam UU ini pada pasal 7 disebutkan bahwa wakif terdiri dari tiga bentuk:

a.) perseorangan

b.) organisasi

49 Departemen Agama RI, Peraraturan Perundangan Perwakafan, ( Jakarta : Direktorat

Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Depag RI,2006 ) hal. 5 50 Ibid, hal. 5

Page 78: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

c.) badan hukum

Didalam kitab-kitab fikih klasik tidak dikenal wakif selain wakif

perseorangan. Pada pasal 8 dijelaskan wakif peseorangan harus memiliki kriteria :

a.) dewasa

b.) berakal sehat

c.) tidak terhalang dalam melakukan pebuatan hokum

d.) pemilik sah harta benda wakaf

Syarat dalam UU tersebut sedikit berbeda dengan yang ada dalam kitab-kitab

fikih klasik, dimana dalam UU tidak diharuskan wakif harus merdeka, sedangkan

syarat yang senada dengan kitab-kitab fikih klasik adalah seperti yang terdapat dalam

buku fiqih wakaf terbitan Depag, dimana disebutkan syarat wakif itu ada empat : 51

a.) merdeka

b.) berakal sehat

c.) dewasa (baligh)

d.) tidak berada dalam pengampuan

2. Nazhir

Yang dimaksud dengan nazhir adalah pengelola wakaf yang dapat berbentuk

pengelola perseorangan, organisasi atau badan hukum.52 Mengenai nazhir

51 Departemen Agama RI, Fiqih Wakaf, ( Jakarta : Direktorat Pemberdayaan Wakaf Dirjen

Bimas Islam Depag RI, 2006 ) hal . 22 52 CSRC UIN Jakarta dan Ford Foundation, Wakaf, Tuhan, dan Agenda Kemanusiaan (Studi

tentang Wakaf dalam Perspektif Keadilan Sosal di Indonesia), ( Jakarta: CSRC UIN Syarif HIdayatullah Jakarta, 2006 ) hal. 96

Page 79: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

perseorangan dalam pasal 10 UU wakaf disebutkan harus memenuhi syarat sebagai

berikut :53

a.) warga negara Indonesia

b.) beragama Islam

c.) dewasa

d.) amanah

e.) mampu secara rohani dan jasmani

f.) tidak terhalang melakukan perbuatan hukum

c. Harta Benda Wakaf

Dalam pasal 15 disebutkan harta benda wakaf dapat diwakafkan apabila

dimiliki dan dikuasai wakif secara sah. Selanjutnya dalam pasal 16 disebutkan harta

benda wakaf terdiri dari benda bergerak dan tidak bergerak.54 Sedangkan dalam fikih

dijelaskan syarat harta wakaf harus : 55

a.) harus mutaqawwam

b.) diketahui dengan yakin ketika diwakafkan (tidak ada sengketa)

c.) milik sempurna wakif

d.) terpisah, bukan milik bersama

d. Ikrar Wakaf

53 Departemen Agama RI, Peraraturan Perundangan Perwakafan, ( Jakarta : Direktorat

Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Depag RI,2006 ) hal. 7 54 Ibid, hal. 9 55 Departemen Agama RI, Fiqih Wakaf, ( Jakarta : Direktorat Pemberdayaan Wakaf Dirjen

Bimas Islam Depag RI, 2006 ) hal. 27

Page 80: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

Ikrar dalam bahasa fikih dikenal dengan shighat, yaitu segala ucapan, tulisan

atau isyarat dari orang yang berakad untuk menyatakan kehendak dan menjelaskan

apa yang diinginkannya.56 Dalam hal ini (wakaf) berarti keinginan atau kehendak

mewakafkan sesuatu yang keluar dari si wakif. Status shighat sendiri termasu

kedalam rukun wakaf.

Dalam UU wakaf, masalah ikrar diatur dalam pasal 17, dimana dinyatakan

bahwa ikrar wakaf dilaksanakan oleh wakif kepada nazhir dihadapan PPAIW dengan

disaksikan oleh dua orang saksi (ayat 1). Dalam ayat 2 dijelaskan ikrar bisa berupa

lisan dan tulisan serta dituangkan dalam akta ikrar wakaf oleh PPAIW.

e. Peruntukan Harta Benda Wakaf

Dalam pasal 22 UU wakaf tahun 2004 dijelaskan dalam rangka mencapai

tujuan dan fungsi dari wakaf itu sendiri, maka peruntukan harta benda wakaf hanya

untuk : 57

a.) sarana dan kegiatan ibadah

b.) sarana dan kegiatan pendidikan serta kesehatan

c.) bantuan kepada fakir miskin, anak terlantar, yatim piatu, beasiswa;

d.) kemajuan dan peningkatan ekonomi umat

e.) kemajuan dan kesejahteraan umum lainnya yang tidak bertentangan

dengan syariah dan peraturan perundang-undangan.

56 Ibid, hal. 55 57 Departemen Agama RI, Peraraturan Perundangan Perwakafan, ( Jakarta : Direktorat

Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Depag RI,2006 ) hal. 13

Page 81: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

D. TUJUAN DAN HIKMAH WAKAF

Setiap mukallaf yang melakkan suatu perbuatan pasti mempunyai tujuan dan

maksud tertentu, begitu juga dengan wakaf, ia juga mempunya tujuan dan hikmah.

Mengenai masalah tujuan dari wakaf telah dibahas dalam pasal 22 UU tentang wakaf.

Setiap perbuatan yang disyariatkan oleh Allah SWT kepada mahluknya baik

berupa perintah ataupun larangan, pasti mempunyai hikmah dan manfaat bagi

kehidupan manusia khususnya bagi umat Islam. Ibadah wakaf yang tergolong pada

perbuatan sunnah ini banyak sekali hikmah yang terkandung di dalam ibadah wakaf

ini, antara lain:58

a.) Harta benda yang diwakafkan dapat tetap terpelihara dan terjamin

kelangsungannya, tidak perlu khawatir barangnya hilang atau pindah tangan,

karena barang wakaf tidak boleh dijual, dihibahkan atau diwairskan.

b.) pahala dan keuntungan akan tetap mengalir bagi si wakif, walaupu ia telah

meninggal dunia, selagi benda wakaf itu ada dan masih bisa dimanfaatkan.

58 Abdul Halim, Hukum Perwakafan di Indonesia, ( Ciputat : Ciputat Press, 2005 ) hal. 40

Page 82: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

c.) penopang dan penggerak kehidupan sosial kemasyarakatnumat Islam, baik

aspek ekonomi, pendidikan, sosial budaya dan lainnya yang tidak bertentanan

dengan syariat Islam.

d.) wakaf merupakan salah satu sumber dana yang sangat penting manfaatnya

bagi kehidupan dan umat. Antara lain untuk pembangunan mental, spiritual,

dan pembangunan dari segi fisik, selain itu selain mempunyai fungsi ibadah

juga mempunyai fungsi sosial. Dimana diharapkan dengan wakaf jurang

antara si miskin dan si kaya akan semakin menipis. 59

e.) selain itu wakaf juga mempunyai fungsi sosial yaitu wakaf merupakan aset

yang sangat bernilai bagi pembangunan sosial yang tidak memperhitungkan

jangka waktu dan keuntungan materi bagi orang yang mewakafkan.

f.) selain itu dengan dana wakaf dapat menyantuni fakir miskin dan dapat

dibangun berbagai lembaga-lembaga sosial, rumah-rumah sakit, dan panti-

panti asuhan.60

59 Ibid, hal 41 60 Departemen Agama RI, Bunga Rampai Perwakafan, ( Jakarta, Dirjen Bimas Islam,

Direktorat Pemberdayaan Wakaf, 2006 ) hal. 80

Page 83: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

BAB III

GAMBARAN UMUM PONPES DAAR EL-HIKAM

A. Sejarah Berdirinya

1. Potret singkat Ponpes Daar el-Hikam

Pondok pesantren daar el-hikam berlokasi di Jl. Menjangan Raya No. 27

RT.004 RW.001 Kelurahan Pondok Ranji Kec. Ciputat Timur, Kota Tangerang

Selatan ini berdiri diatas tanah seluas 5.877 m². Pondok pesantren ini didirikan pada

tanggal 03 Februari 1999, dimana pada awalnya Pesantren ini bernama Assulaiman

dan pada tanggal 12 juni 2007 berganti nama Menjadi Pondok Pesantren Daar el-

Hikam Yang dipimpin dan diasuh oleh K.H. Bahrudin S.Ag.

Adapun sejarah awal berdirinya pesantren ini adalah ketika K.H. Bahrudin

belajar di pesantren Sunanul Husna. Dimana ketika pada masa beliau belajar dan

mengajar, beliau menikah dengan salah seorang putrid dari bapak H.Rasyid bin H.

Sulaiman, yang merupakan salah seorang warga Pondok Ranji yang secara kebetulan

bapaknya H. Rasyid yaitu H. Sulaiman ingin mewakafkan sebidang tanah seluas

Page 84: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

5.877 m² untuk didirikan sebuah pesantren. Maka diserahkannya tanah wakaf tersebut

kepada menantunya agar dikelola untuk dijadikan sebuah pondok pesantren, dengan

demikian maka terwujudlah cita-cita KH. Bahrudin yang merupakan wasiat dari

bapak mertuanya (H. Sulaiman) yang ingin mendirikan sebuah pondok pesantren.

Sebelumnya pesantren ini adalah sebuah komplek kontrakan, lalu dipecah

menjadi dua, sebagian kontrakan sebagian lagi pesantren. Lambat laun seiring dengan

berjalannya waktu maka semakin banyaklah santri yang belajar dipesantren ini, dan

akhirnya dihilangkanlah system kontrakan dan berubahlah seutuhnya menjadi

pesantren seutuhnya. Pesantren ini diresmikan pada bulan Dzul Hijjah 1421 H

tepatnya pada tahun 2000 M.

Di awal berdirinya pesantren ini, santri pertama yang belajar disini berjumlah

tiga orang mahasiswa UIN, waktu itu masih bernama IAIN Jakarta. Lalu lambat laun

seiring dengan penerimaan mahasiswa baru UIN Jakarta banyak santri yang

berdatangan untuk mendaftarkan diri di pesantren ini, dimana setiap tahunnya

pesantren ini membuka penerimaan santri baru melalui dua tes, yaitu tes wawancara

dan tes membaca kitab kuning. Maksud dari diadakannya tes ini adalah untuk

menentukan di kelas mana calon santri tersebut akan belajar. Hingga saat ini semua

santri yang belajar di pesantren ini seluruhnya adalah para mahasiswa UIN Jakarta,

baik putra maupun putri yang keseluruhannya berjumlah 90 santri.

2. Sarana dan Prasarana

Dalam perjalanannya Pesantren Dar el-Hikam ini banyak mengalami

perkembangan yang sangat signifikan, baik dari segi bangunan dan jumlah santri

Page 85: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

yang belajar di Pondok ini. Mengenai jumlah santri, baik putra maupun putri yang

belajar di Pondok ini, dari data yang didapatkan dari tahun ke tahun semakin

meningkat, ini tak lepas dari strategi publikasi pondok yang sudah semakin baik dari

tahun ke tahun. Di samping itu juga materi yang dikaji di pesantren ini yaitu tentang

pengajaran kitab kuning yang notabene adalah kitab klasik peninggalan Ulama-ulama

klasik tempo dulu juga turut menjadi daya tarik tersendiri bagi calon santri.

Selanjutnya mengenai sarana dan prasarana yang terdapat di Pondok

pesantren ini dari tahun ke tahun semakin baik, hal ini ditandai dengan adanya dua

lokal baru yang dibangun pada awal tahun 2007, dimana keberadaan lokal ini cukup

representatif bagi kelancaran belajar para santri yang merangkap sebagai mahasiswa

UIN.

Berbicara mengenai sarana dan prasarana pondok pesantren ini, khususnya

mengenai bangunan tempat tinggal para santri putra kalu diflashback ke tiga tahun

yang lalu, memang sungguh memprihatinkan, dimana mereka (santri putra) waktu itu

masih menempati bangunan bekas kontrakan yang sudah berumur 30 tahunan, bisa

dibayangkan keadaannya ketika itu sungguh memprihatinkan, tapi berbekal tekad dan

semangat mencari ilmu yang kuat hal tersebut tidak menyurutkan semangat dan nyali

para santri untuk tetap belajar di pondok ini.

Adapun mengenai sarana dan prasarana yang dimiliki oleh pondok pesantren

Daar el-hikam saat ini sudah semakin lengakap dan semakin baik tidak seperti pada

awal berdirinya pondok ini, dimana bangunannya sangat memprihatinkan karena

bekas bangunan bekas kontrakan tahun 70 an. Semenjak tahun 2007 pondok

Page 86: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

pesantren ini telah memiliki bangunan permanen yang layak bagi tempat tinggal para

santri.

Disamping itu pondok ini juga memiliki sebuah musholah yang digunakan

selain sebagai tempat shalat juga berfungsi sebagai tempat belajar santri dan kegiatan

majlis ta’lim ibu-ibu. Berikut adalah sarana dan prasarana yang dimiliki pondok

pesantren daar el-hikam :

1. Bangunan

1. Tiga buah gedung asrama santri putra

2. Satu buah gedung asrama santri putri ( dua lantai )

3. Dua buah gedung sekretariat

4. Satu buah gedung TPA

5. Tiga lokal kelas ( dikontrakkan )

6. Satu buah musholah

2. Kamar Mandi

1. Lima buah kamar mandi santri putra

2. Tiga buah kamar mandi santri putri

3. Lahan pertanian

1. ±1000 m² lahan hijau untuk pertanian, yang terdiri dari pertanian pisang,

rambutan, singkong, umbi jalar dan lain sebagainya.

2. Satu buah empang peternakan ikan lele seluas ± 30 m²

B.Tujuan, Visi dan Misi

Page 87: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

Pesantren sebagai sebuah lembaga syiar Islam yang sudah mempunyai akar

sejarah yang sangat panjang bagi bangsa Indonesia, khususnya bagi umat Islam

Indonesia maka keberadaannya tentunya mempunyai tujuan, maupun visi dan misi.

Begitu juga dengan keberadaan pesantren Daar el-Hikam ini, tentunya ketika pada

awal didirikannya mempunya tujuan, visi dan misi. Adapun tujuan, visi dan misi dari

didirikannya pesantren ini adalah sebagai berikut :

1. Tujuan

Tujuan didirikannya pondok pesantren Daar el-hikam adalah :

a) Menciptakan sarana dan prasarana pembinaan umat sebagai modal pokok

pembentukan lingkungan yang Islami.

b) Meningkatkan kegiatan pendidikan Islam yang lebih terarah dengan

menggunakan fasilitas yang memadai.

c) Meningkatkan Syiar Islam dan mempererat tali Ukhuwah Islamiyah.

d) Memberikan kesempatan kepada umat Islam untuk beramal shodaqoh

demi kemajuan dan kepentingan umat Islam.

2. Visi dan Misi

Adapun visi dan misi dari pesantren Daar el-Hikam adalah sebagai barikut :

a) Menciptakan generasi manusia-manusia yang selalu menjunjung tinggi

nilai-nilai akhlak keislaman dalam kehidupannya melalui pengajaran

pesantren salafi.

Page 88: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

Sedangkan misi dari didrikannya pondok pesantren Daar el-Hikam ini adalah

adalah :

a) Menciptakan generasi yang berakhlakul karimah

b) Menggali nilai-nilai keilmuan klasik yang bersumber dari kitab-kitab

salafi klasik.

c) Mensyiarkan dan melestarikan warisan luhur para ulama klasik dengan

jalan mengkaji kitab-kitab mereka.

d) Melestarikan tradisi pengajian kitab kuning

Page 89: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

C. Struktur Yayasan

1. Skema Kepengurusan Ponpes Daar el-Hikam

PELINDUNG

Allah SWT

PENASEHAT H.Rasyid

PENGAWAS KETUA PONPES Hj. Lenih KH.Bahrudin

KETUA Rahmat Hidayatulloh

WAKIL Rizki Apriliantinas

BENDAHARA I Nurmansyah Lulu

SEKRETARIS Syatibi

PENDIDIKAN

Koor. Huffadzullah

HUMAS

Koor. Mishbah Attaloki

BENDAHARA II Ahmad

KEBERSIHAN

Koor. Ahmad Kahfi

KEAMANAN

Koor. Saiful Amri

DANUS

Koor. Firman Adi Saputra

DEPARTEMEN

Page 90: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

D. Program Kegiatan

Seperti pada umumnya sebuah pesantren yang memiliki program kajian ilmu-

ilmu keislaman maka pondok pesantren Daar el-Hikam juga memiliki program-

program kegiatan harian mingguan dan tahunan. Seperti diketahui sebelumnya

pondok ini menitik beratkan pada pengajaran kitab-kitab kuning karena memang

pesantren ini adalah pesantren salafiyah yang ditujukan untuk mahasiswa yang

sedang menempuh S1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

1. Program kegiatan harian Pondok Pesantren Daar el-Hikam

Program pengajian rutin kitab kuning

a. Ba’da Subuh

1. Kitab Tauhid ( Jauhar at-Tauhid )

2. Kitab Fiqh ( kifayatul Akhyar )

3. Kitab Tasawuf ( Syarah Hikam )

b. Ba’da Ashar

1. Kitab Hadis ( Shahih Muslim )

2. Kitab Ilmu Hadis ( Baiquni )

3. Kitab Ushul Fiqh ( Lathoiful Isyaraat )

c. Ba’da Maghrib

1. Kitab Ilmu Nahwu ( Ajurumiyah )

2. Kitab Ilmu Sharaf ( Kailani )

3. Kitab Ilmu Sharaf ( Matan bina )

Page 91: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

d. Ba’da Isya

1. Kitab Ihya ‘Ulumiddin

2. Kitab Tafsiir (Tafsiir Jalalain )

3. Kitab Nahwu (Mutamimah )

4. Kitab Nahwu ( Nadzom Imriti)

2. Selain itu ada juga program setoran hafalan harian.

1. Malam senin, selasa, rabu, kamis dan sabtu hafalan Nadzom Imriti

2. Ahad pagi setoran hafalan Nadzmul Maqsud

3. Program Mingguan

1. Pengajian mingguan bapak-bapak.

2. Dzikiran tiap kamis malam

4. Program Tahunan

1. Peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw

2. Peringatan Isra dan Mi’raj

3. Penyebaran Hewan Qurban

4. Panitia Pengumpulan dan Penyaluran Zakat Fitrah

Page 92: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

BAB IV

A. Kondisi dan Situasi Perwakafan Tanah di Indonesia

Sejak Islam datang ke Indonesia berabad-abad lalu yang mana banyak sekali

mempengaruhi sendi-sendi kehidupan sosial dan religius masyarakat Indonesia,

dalam bidang kehidupan beragama misalnya adalah praktek wakaf. Praktek

perwakafan yang sudah lama dianut oleh masyarakat islam Indonesia.

1. Sebelum Kemerdekaan Indonesia

Sejak dan setelah datangnya Islam, sebagian besar masyarakat Indonesia

melaksanakan wakaf berdasarkan faham keagamaan yang dianut yaitu faham

Syafi’iyah dan adat kebiasaan setempat. Pada waktu itu perwakafan tanah masih

menggunakan tradisi lisan atas dasar saling percaya, karena kebiasaaan memandang

wakaf sebagai amal saleh yang mempunyai nilai mulia dihadirat tuhan tanpa harus

melalui prosedur administratif dan harta wakaf dianggap sebagai milik Allah SWT

semata yang siapa saja tidak ada yang berani mengganggu gugat tanpa seijin Allah

SWT. 61

Pada masa pra kemerdekaan Republik Indonesia, lembaga perwakafan sering

dilakukan oleh masyarkat yang beragama Islam. Hal ini sebagai konsekuensi logis

dari banyaknya kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia. Seperti kerajaan Demak,

Samudera Pasai dan sebagainya. Sejak masa dahulu praktek wakaf ini telah diatur

61 Ahmad Djunaidi dan Thobieb al-Asyhar, Menuju Era Wakaf Produktif, Sebuah Upaya

Progresif Untuk Kesejahteraan Umat, ( Jakarta : Mitra Abadi Press, 2006 ) hal. 47

Page 93: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

oleh hukum adat yang sifatnya tidak tertulis dengan berlandaskan ajaran yang

bersumber dari nilai-nilai Islam. Sebelum kemerdekaan Republik Indonesia masalah

perwakafan sendiri telah mendapatkan perhatian dari pihak kolonialisme belanda.

Hal ini dikarenakan untuk menyikapi banyaknya praktek perwakafan yang

dilakukan oleh umat Islam Indonesia. 62 Di antara peraturan-peraturan tersebut adalah

sebaagai berikut :

1. Surat edaran Governemen pertama tertanggal 31 januari 1905 No.436 yang

termuat dalam bijblad 1905 No. 6196. dimana dalam surat edarannya ini pihak

colonial tidak menghalangi atau melarang praktek wakaf yang dilakukan umat

islam untuk memenuhi keagamaannya.

2. Surat edaran dari sekretaris Governemen tanggal 04 januari 1934 1361/A

yang termuat dalam bijblad 1931 No. 125/A. inti dari surat edaran ini adalah

untuk bisa mewakafkan harta benda harus ada persetujuan dari Bupati, dimana

Bupati akan menilai permohonan tersebut dari segi tempat dan maksud dari

pendirian itu. Tujuannya tidak lain agar tanah tersebut terdaftar.

3. Surat edaran sekretaris Governemen tertanggal 24 desember 1934 No.

3088/A yang termuat dalam bijblad tahun 1934 No. 13390. isi dari surat

edaran ini sifatnya hanya mempertegas apa yang telah disebutkan dalam surat

edaran sebelumnya. Dimana memberikan wewenang kepada Bupati untuk

62 Departemen Agama RI, Pedoman Pengelolaan dan Pengembangan Wakaf, ( Jakarta :

Direktorat Pemberdayaan Wakaf Direktorat Bimbingan Masyarakat Islam Depag RI, 2006 ) hal. 25

Page 94: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

menyelesaikan perkara jika terjadi perselisihan atau persengketaan tentang

tanah-tanah wakaf tersebut.

4. Surat edaran sekretaris Governemen tertanggal 27 mei 1933 No. 1273/A yang

termuat dalam bijblad 1935 No. 13480. sama seperti surat edaran sebelumnya,

surat edaran ini pun bersifat penegasan terhadap surat-surat edaran

sebelumnya, dimana diatur mengenai tata cara perwakafan sebagai realisasi

dari bijblad No. 6169/1905 yang menginginkan registrasi dari tanah-tanah

wakaf tersebut.63

2. Setelah Kemerdekaan dan Sebelum PP No. 28 Tahun 1977

Ketika bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaanya pada tanggal 17

Agustus 1945, maka berakhirlah era kolonialisme belanda di Indonesia, akan tetapi

tidak berarti semua peraturan-peraturan peninggalan mereka hengkang pula dari tanah

air tercinta. Ada pula yang masih dipergunakan, seperti peraturan-peraturan tentang

perwakafan pada masa belanda masih berlaku ketika Indonesia merdeka. Berdasarkan

pasal II aturan peralihan UU 1945 yang berbunyi “ segala badan Negara dan

peraturan yang ada masih langsung berlaku sebelum diadakan yang baru menurut

UUD ini ”. 64

Selanjutnya pemerintah pada waktu itu, dengan tujuan untuk menyesuaikan

dengan alam kemerdekaan Negara Republik Indonesia, maka dikeluarkanlah

63 Ibid, hal 27 64 Departemen Agama RI, Panduan Pemberdayaan Tanah Wakaf Produktif Strategis di

Indonesia, ( Jakarta : Direktorat Pemberdayaan Wakaf Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, 2006 ) hal. 5

Page 95: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

beberapa petunjuk tentang perwakafan seperti petunjuk dari Departemen Agama

Republik Indonesia pada tanggal 22 desember 1953 tentang petunjuk-petunjuk

mengenai wakaf. Dalam perkembangan selanjutnya, dikarenakan pada waktu itu

masih dalam masa euphoria kemerdekaan dimana sendi-sendi peraturan dan

pemerintahan masih belum stabil, maka peraturan perwakafan tanah tersebut

dirasakan kurang memadai dan masih banyak kelemahan-kelemahannya, seperti

belum memberikan kepastian hukum mengenai tanah-tanah wakaf.65

Berdasarkan hal tersebut makanya tak heran jika permasalahan mengenai

perwakafan tanah ini mendapat perhatian yang khusus, dalam pasal 49 UU No. 5

tahun 1960 Tentang peraturan dasar pokok-pokok agrarian ( UUPA ) yang berbunyi

seperti berikut : 66

1. hak milik tanah badan-badan keagamaan dan sosial sepanjang dipergunakan

untuk usaha dalam bidang keagamaan dan sosial diakui dan dilindungi. Badan

tersebut dijamin pada akan memperoleh tanah yang cukup untuk bangunan

dan usahanya dalam bidang keagamaan dan sosial.

2. untuk keperluan peribadatan dan keperluan suci lainnya sebagaimana

dimaksud dalam pasal 14 dapat diberikan tanah yang dikuasai langsung oleh

Negara dengan hak pakai.

3. perwakafan tanah milik dilindungi dan diatur dengan peraturan pemerintah.

65 Ibid, hal. 5 66 Ibid, hal. 6

Page 96: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

Bisa disimpulkan dari ketentuan pasal 49 ayat (3) tersebut dapat disimpulkan

bahwa dalam rangka menertibkan dan melindungi tanah-tanah wakaf, pemerintah

harus memberikan pengaturannya yang tertuang dalam bentuk suatu peraturan

pemerintah. Akan tetapi peraturan pemerintah yang dikeluarkan oleh pasal 49 ayat (3)

tersebut baru ada pada 17 tahun kemudian sehingga praktis pada periode ini mau

tidak mau digunakan juga peraturan yang ada sebelumnya.

3. Setelah berlakunya PP No. 28 Tahun 1977

Seperti telah dikemukakan sebelumnya bahwa peraturan-peraturan yang

mengatur tentang perwakafan tanah di Indonesia masih belum memenuhi kebutuhan

maupun belum dapat memberikan kepastian hukum dalam rangka rangka melindungi

tanah-tanah wakaf yang ada, dalam artian peraturan-peraturan tersebut belum secara

sempurna dan komprehensif didalam menghandle permasalahan perwakafan tanah

yang kompleks. 67

Berangkat dari hal tersebut maka sesuai dengan ketentuan pasal 49 ayat (3)

UUPA maka pemerintah pada tanggal 17 Mei 1977 menetapakan PP No. 28 Tahun

1977 tentang perwakafan tanah milik.

Dalam mengeluarkan Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun1977, pemerintah

mempunyai beberapa pertimbangan yang dapat dinyatakan sebagai berikut :

1. bahwa wakaf adalah suatu lembaga keagamaan yang dapat dipergunakan

sebagai salah satu sarana guna pengembangan kehidupan keagamaan,

khususnya umat yang beragama Islam dalam rangka mencapai kesejahteraan

67 Ibid, hal. 7

Page 97: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

spiritual dan material menuju masyarakat adil dan makmur berdasarkan

Pancasila.

2. bahwa perundang-perundangan yang ada sekarang ini yang mengatur tentang

perwakafan tanah milik, selain belum memenuhi kebutuhan akan cara-cara

perwakafan juga membuka kemungkinan timbulnya hal-hal yang tidak di

inginkan disebabkan tidak adanya data-data yang nyata dan lengkap mengenai

tanah wakaf yang diwakafkan.

Seiring dengan berlakunya peraturan pemerintah nomer 28 tahun 1977 ini,

maka semua peraturan prundang-undangan tentang perwakafan sebelumnya

sepanjang bertentangan dengan PP nomer 28 tahun 1977 ini dinyatakan tidak berlaku

lagi. Sedangkan hal-hal yang belum diatur akan diatur lebih lanjut oleh Menag dan

Mendagri sesuai bidangnya masing-masing.

4. Setelah berlakunya UU No.41 Tahun 2004 tentang wakaf

Perbincangan mengenai wakaf memang tiada habisnya, hal ini terjadi seiring

dengan berkembangnya sistem perekonomian dan pembangunan yang memunculkan

inovasi-inovasi baru.68 Pada medio tahun 2000 hingga tahun 2004 isu yang paling

menonjol adalah ketika Prof. M.A. Mannan, seorang ekonom asal Bangladesh,

menggulirkan gagasan wakaf tunai.69 Yang disampaikan Mannan pada tahun 2001

68 Departemen Agama RI, Pedoman Pengelolaan Wakaf Tunai, ( Jakarta : Direktorat

Pemberdayaan Wakaf, Dirjen Bimas Islam, 2006 ) hal. 31 69 Departemen Agama RI, Strategi Pengembangan Wakaf Tunai di Indonesia, ( Jakarta :

Direktorat Pemberdayaan Wakaf, Dirjen Bimas Islam, 2006 ) hal. 6

Page 98: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

yang mana dipresentasikan dalam forum Internasional di Harvard University. Dimana

konsep wakaf ini sudah secara sukses dipraktekkan secara sukses di Bangladesh.70

Makanya tak heran ketika wacana wakaf tunai digulirkan oleh M.A. Mannan,

seolah memecah kebekuan pemahaman dunia perwakafan tanah air yang selama ini

terkerangkeng pada salah satu mazhab fikih yang selama ini dianut oleh mayoritas

bangsa Indonesia.

Maka muncullah berbagai seminar dan pembahasan-pembahasan mengenai

penerapan wakaf tunai di Indonesia. Dan wakaf tunai adalah salah satu unsur yang

diakomodasi dalam UU No.41 Tahun 2004 ini, dimana dalam PP No.28 Tahun 1977

tidak dibahas mengenai jenis wakaf ini.

Selanjutnya perkembangan mengenai wakaf setelah adanya dan berlakunya

UU No. 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf adalah adanya payung Hukum yang jelas dan

legal didalam melakukan kegiatan perwakafan dengan kata lain semakin jelas dan

kuatnya peraturan yang mengatur tentan perwakafan khususnya tentang wakaf tanah

di Indonesia.

Hal ini menjadi penting karena PP No.28 tahun 1977 masih belum sempurna

ditambah lagi dengan kebiasaan masyarakat Islam Indonesia yang masih

menggunakan tradisi lisan dalam berwakaf dimana mengabaikan aspek administrasi

yang saat ini menjadi unsur yang sangat penting didalam perwakafan tanah.

70 PSTTI-UI, Wakaf Tunai Inovasi Islam, Peluang dan Tantangan dalam Mewujudkan

Kesejahteraan Umat, ( Jakarta : PSTTI-UI, 2006 ) hal. 6

Page 99: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

B. Tanah Wakaf Tanpa Sertifikat Menurut Hukum Islam Dan UU No.41 Tahun

2004 Tentang Wakaf

Berbicara mengenai aspek legal dalam praktek perwakafan dalam hal ini

mengenai administrasi perwakafan tanah yang menyangkut keabsahan wakaf dimata

hukum positif memang sangat menarik, seperti yang kita ketahui dalam hukum Islam

tidak diatur mengenai aspek prosedural administrasi dalam berwakaf. Dalam hukum

Islam, wakaf dianggap sah jika telah terpenuhi rukun dan syarat-syaratnya dan tidak

memerlukan prosedur administrasi seperti didalam hukum positif.

Hal inilah yang terjadi pada masyarakat Indonesia, dimana sejak dan setelah

datangnya Islam ke Indonesia masyarakat kita melaksanakan wakaf berdasarkan

paham keagamaan yang dianut, yaitu paham Syafi’iyyah dan adat kebiasaan

setempat. Dimana perwakafan tanah dilakukan secara tradisi lisan atas dasar saling

percaya kepada seseorang atau lembaga tertentu. Dan menganggap bahwa perbuatan

wakaf sebagai amal shaleh tanpa harus melalui prosedur administratif dan harta

wakaf dianggap milik Allah semata yang siapa saja tidak akan berani mengganggu

gugat tanpa seizin Allah Swt.71

Paham masyarakat Indonesia tersebut terlihat sangat lugu karena tingginya

sikap jujur dan saling percaya antara satu dengan yang lain. Praktek pelaksanaan

wakaf semacam ini, pada paruh perjalanannya harus diakui memunculkan persoalan

mengenai validitas legal tentang harta wakaf yang berujung pada timbulnya

71Ahmad Djunaidi dan Thobieb Al-Asyhar, Menuju Era Wakaf Produktif (Sebuah Upaya

Progresif untuk Kesejahteraan Umat), ( Jakarta : Mitra Abadi Press, 2006 ) hal. 47

Page 100: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

persengketaan-persengketaan karena ketiadaan bukti tertulis dan legal yang

menunjukkan bahwa harta tersebut telah diwakafkan.72 Dalam kaitannya dengan hal

tersebut maka ada beberapa hal yang perlu diketahui, yaitu bagaimana perwakafan

tanah procedural administratif menurut Islam dan UU No.41 Tahun 2004 tentang

wakaf.

1. Tanah wakaf tanpa sertifikat menurut hukum Islam

Berbicara mengenai tanah wakaf tanpa sertifikat, berarti kita harus berbicara

juga mengenai hukum pendaftaran tanah wakaf menurut hukum Islam. Di dalam

fikih Islam tidak banyak membicarakan prosedur dan tata cara pelaksanaan wakaf

secara rinci,73 berbeda halnya dengan hukum positif yang telah mengatur masalah

perwakafan dalam bentuk Peraturan Perundang-undangan yang berupa Peraturan

Pemerintah yakni PP No28 Tahun 1977 Maupun dalam bentuk Peraturan yang baru

yaitu Undang-undang No.41 Tahun 2004 Tentang Wakaf.

Kenapa dalam fikih Islam tidak dibahas mengenai urgensi pendaftaran tanah

wakaf, karena memang dalam Islam wakaf sudah dianggap sah apabila telah

memenuhi rukun dan syaratnya tanpa adanya prosedural pendaftaran seperti yang

terdapat dalam hukum positif. Karena pandangan masyarkat muslim saat itu masih

sangat religius dan mempunyai kepercayaan yang sangat tinggi sehingga menganggap

tanah wakaf adalah milik Allah SWT dan berpikir tidak akan ada orang yang berani

72 Ibid, hal. 48 73 Adijani al-Alabij, Perwakafan Tanah di Indonesia dalam Teori dan Praktik, ( Jakarta: PT

Raja Grafindo Persada ) hal. 37

Page 101: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

mengganggu gugat apalagi sampai memperjual belikan tanah wakaf yang notabene

adalah milik Allah SWT.

Akan tetapi zaman terus berubah dan permasalahan kehidupan semakin

kompleks begitu juga dengan permasalahan perwakafan tanah yang semakin

kompleks seiring dengan modernnya zaman ditambah lagi dengan kehidupan era

ekonomi kapitalis global yang saat ini sungguh dominan dirasakan sehingga

memunculkan orang-orang dengan watak kapitalis yang tak lagi mengindahkan nilai-

nilai Agama. Dan tanah wakaf yang tak mempunyai legalitas resmi sungguh sangat

riskan terhadap oknum-oknum yang tak bertanggung jawab seperti itu, dan

perwakafan tanah dengan tradisi lisan berdasarkan Hukum Islam dirasa belum cukup

karena tidak mempunyai kekuatan hukum jika sewaktu-waktu terjadi sengketa.

Masyarakat Indonesia, terutama masyarakat Islam sudah lama mengenal

lembaga wakaf, tujuan pokok yang menjadi common basic idie wakaf sebagai salah

satu lembaga keagamaan Islam adalah sebagai sarana pendukung pengembangan

kehidupan keagamaan, dan sejak Islam datang ke Indonesia, peraturan perwakafan

diatur menurut hukum agama Islam (fiqih). Tata cara perwakafan cukup dengan ikrar

dari wakif bahwa dia mewakafkan miliknya, seperti tanah, sawah, rumah dan lain-

lain untuk kepentingan agama atau masyarakat, dengan tidak usah ada Kabul menurut

kitab kuning dari semua mazhab fikih.74

74 Rachmadi Usman, Hukum Perwakafan di Indonesia, ( Jakarta : Sinar Grafika, 2009 ) hal.

118

Page 102: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

Sesungguhnya dalam perspektif pengaturan masalah perwakafan ini tidak

hanya menyangkut masalah dibidang keagamaan Islam belaka, namun kini

menyangkut pelaksanaan tugas-tugas keagrariaan, sehingga wakaf sebagai sebuah

lembaga keagamaan yang dapat dipergunakan sebagai salah satu sarana guna

pengembangan kehidupan beragama, khususnya bagi umat yang beragama Islam.75

Dalam hukum Islam sendiri tidak ada ketentuan khusus yang mengharuskan

pendaftaran tanah wakaf apalagi pensertifikasian tanah wakaf, karena memang dalam

Islam sendiri praktek wakaf dianggap sah apabila telah terpenuhi rukun dan

syaratnya76 tanpa adanya syarat-syarat administrasi seperti yang dimaksud dan

dituntut dalam hukum positif dalam hal ini Undang-undang No.41 Tahun 2004

Tentang Wakaf.

Dan harus kita akui bahwa ketika Ulama-ulama fikih menyusun kitab-kitab

fikih terutama yang membahas masalah wakaf tidak sebutkan dan dicatatkan

mengenai pembahasan masalah pendaftaran dan pensertifikasian tanah wakaf karena

kehidupan umat ketika itu belum kompleks seperti saat ini, dan tingkat keimanan

masyarakat muslim saat itu masih tinggi, tidak seperti saat ini dimana tingkat

keimanan masyarkat muslim sangat memprihatinkan, ditambah lagi berkembangnya

75 Ibid, hal. 119 76 Depag RI, Fiqih Wakaf, ( Jakarta : Direktorat Pemberdayaan Wakaf, Dirjen Bimas Islam,

Depag RI, 2006 ) hal.21

Page 103: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

faham kapitalisme dan materialisme yang mengubah cara berpikir mereka mengenai

hal-hal kebendaan.

Seperti sudah kita ketahui dalam hukum Islam tidak ada ketentuan khusus

yang mengharuskan pencatatan, pendaftaran dan pensertifikasian tanah wakaf, dalam

praktek wakaf. Begitu juga para ulama fiqih terutama para Imam mazhab yang empat

tidak mencantumkan keharusan pengadministrasian dalam praktek berwakaf. Akan

tetapi dengan keadaan sekarang ini banyak terjadi persengketaan dalam wakaf maka

selayaknya kita lihat Firman Allah SWT, yaitu

“ Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermuamalah yang tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya “ (QS. Al-baqarah: 282)

Ayat ini menegaskan keharusan mencatat kegiatan transaksi muamalah

seperti jual beli, sewa menyewa, hutang-piutang dan lain sebagainya. Selanjutnya

Adijani al-alabij meyatakan bahwa berwakaf adalah suatu kegiatan penyerahan hak

yang tak kalah pentingnya dengan kegiatan muamalah lainnya seperti jual beli, sewa

menyewa dan sebagainya, seperti yang dimaksud dalam ayat diatas, mengingat

penyerahan wakaf menyangkut status hak atas tanah wakaf untuk jangka waktu yang

tidak terbatas. Jika untuk muamalah lainnya Allah memerintahkan untuk

Page 104: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

mencatatkannya maka secara analogi untuk wakaf pun seyogyanya harus ditulis juga.

Karena jiwa yang terkandung dalam ayat tersebut adalah agar dibelakang hari tidak

terjadi sengketa atau gugat menggugat diantara para pihak yang bersangkutan.77

Walaupun secara eksplisit ayat ini tidak menegaskan keharusan pencatatan wakaf

akan tetapi jika kita mengacu pada kondisi saat ini akan kerawanan harta benda wakaf

yang tidak memiliki bukti tertulis, maka ayat ini bisa dijadikan sandaran untuk

pencatatan dan pengadministrasian harta benda wakaf agar terhindar dari

penyelewengan, persengketaan dikemudian hari.

Selain itu ada beberapa kaidah fiqhiyyah yang senada dengan pendapat diatas

yaitu: kaidah (adh-dharaaru yuzaalu) yang berarti “kemudharatan harus

dihilangkan” dan kaidah (dar ul mafaasid wa jalbul mashaalih) yang berarti

“menolak kemudharatan dan menarik maslahah” dimana penyelewengan dan

persengketaan akibat tidak adanya pengadministrasian tanah wakaf adalah mudharat

yang harus dihilangkan.

Oleh karenanya berdasarkan penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan

bahwa para Imam mazhab tidak memberikan keterangan atau membahas mengenai

pengadministrasian tanah wakaf. Akan tetapi dengan pertimbangan argument-

argumen diatas yaitu surah al-baqarah ayat 282 dan beberapa kaidah fiqhiyyah

bahwa sebenarnya pencatatan dan pengadministrasian tanah wakaf adalah sangat

dianjurkan dan bisa disimpulkan bahwa berdasarkan alasan tersebut tanah wakaf yang

77 Adijani al-Alabij, Perwakafan Tanah di Indonesia, ( Jakarta: CV. Rajawali, 1992) hal.100

Page 105: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

tidak dicatatkan dan didaftarkan adalah tidak sah menurut ketentuan tersebut. Maka

berdasarkan hal tersebut status tanah wakaf tanpa sertifikat menurut hukum Islam

sejauh dia sudah terdaftar dan tercatat pada instansi yang berwenang maka tanah

tersebut telah memiliki kekuatan dimata hukum. Karena hal ini senada seperti

dinyatakan dalam Undang-undang Nomer 41 tahun 2004 tanah wakaf adalah sah

apabila telah dicatatkan dan didaftarkan, adapun mengenai apakah tanah tersebut

sudah memiliki sertifikat tanah wakaf atau belum dalam Undang-undang ini tidak

dibahas apalagi dalam hukum Islam.

2. Tanah Wakaf Tanpa Sertifikat Menurut UU Nomer 41 Tahun 2004 Tentang

Wakaf

Dalam Undang-undang wakaf yang baru ini, dijelaskan bahwasanya tanah

wakaf dinyatakan sah dan legal dalam artian mempunyai kekuatan hukum apabila

telah diikrarkan dan didaftarkan menurut mekanisme dan peraturan yang berlaku

dalam hal ini adalah Undang-undang tentang wakaf yang baru yaitu Undang-undang

Nomer 41 tahun 2004 tentang wakaf. Adapun tata cara pendaftaran tanah wakaf

menurut UU dan prosedur yang berlaku adalah :

a. Telah melakukan Ikrar Wakaf di hadapan pejabat pembuat akta ikrar wakaf

(PPAIW), dalam hal ini adalah pegawai KUA setempat. Selanjutnya dalam UU

Nomer 41 tahun 2004 diatur dan dijelaskan mengenai ikrar wakaf dalam bagian

ketujuh pasal 17,18,19,20 dan pasal 21 sebagai berikut :

Page 106: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

Pasal 17

1. Ikrar wakaf dilaksanakan oleh wakif kepada nadzir di hadapan PPAIW

dengan disaksikan oleh 2 (dua) orang saksi.

2. Ikrar wakaf sebagai mana dimaksud pada ayat (1) dinyatakan secara lisan

dan/atau tulisan serta dituangkan dalam akta ikrar wakaf oleh PPAIW.

Pasal 18

Dalam hal wakif tidak dapat melakukan ikrar wakaf secara lisan atau tidak

dapat hadir dalam pelaksanaan ikrar wakaf karena alas an yang dibenarkan

oleh hukum, wakif dapat menunjuk kuasanya dengan surat kuasa yang

diperkuat oleh 2 (dua) orang saksi.

Pasal 19

Untuk dapat melaksanakan ikrar wakaf, wakif atau kuasanya menyerahkan

surat dan/atau bukti kepemilikan atas harta benda wakaf kepada PPAIW.

Pasal 20

Saksi dalam ikrar wakaf harus memenuhi persyaratan :

a. dewasa

Page 107: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

b. beragama Islam

c. berakal sehat

d. tidak terhalang melakukan perbuatan hukum

Pasal 21

1. Ikrar wakaf dituangkan dalam akta ikrar wakaf.

2. Akta ikrar wakaf sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit

memuat :

a. nama dan identitas Wakif

b. nama dan identitas Nadzir

c. data dan keterangan harta benda wakaf

d. peruntukan harta benda wakaf

e. jangka waktu wakaf

3. Ketentuan lebih lanjut mengenai akta ikrar wakaf sebagaimana dimaksud

pada ayat 2 (dua) diatur dengan peraturan pemerintah.

b. setelah melakukan ikrar wakaf di depan PPAIW maka langkah selanjutnya sesuai

dengan UU ini adalah seperti diatur dalam pasal berikut:

Pasal 32

Page 108: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

PPAIW atas nama Nadzir mendaftarkan harta benda wakaf kepada instansi

yang berwenang paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sejak akta ikrar wakaf

ditandatangani.

Pasal 33

Dalam hal pendaftaran harta benda wakaf sebagaimana dimksud dalam pasal

32, PPAIW menyerahkan :

a. salinan akta ikrar wakaf

b. surat-surat dan/atau bukti-bukti kepemilikan dan dokumen terkait

lainnya.

Pasal 34

Instansi yang berwenang menerbitkan bukti pendaftaran harta benda wakaf.

Pasal 35

Bukti pendaftaran harta benda wakaf sebagaimana dimaksud dalam pasal 34

disampaikan oleh PPAIW kepada Nadzir.

Pasal 37

Menteri dan badan wakaf Indonesia mengadministrasikan pendaftaran harta

benda wakaf.

Page 109: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

Pasal 38

Menteri dan badan wakaf Indonesia mengumumkan kepada masyarakat harta

benda wakaf yang telah terdaftar.

Pasal 39

Ketentuan lebih lanjut mengenai PPAIW, tata cara pendaftaran dan

pengumuman harta benda wakaf diatur dengan peraturan pemerintah.78

Didalam UU ini tidak dibahas mengenai sertifikasi tanah wakaf, padahal

selain tata cara pendaftaran tanah wakaf, tata cara pensertifikasian tanah wakaf juga

perlu karena menyangkut aspek legal hukum dari segi agraria tanah wakaf tersebut.

Sebenarnya mengapa dalam Undang-undang ini tidak dibahas mengenai sertifikat

tanah wakaf itu dikarenakan sertifikasi tanah wakaf merupakan satu kesatuan yang

tak terpisahkan dalam pencacatan dan pendaftaran tanah wakaf, dengan kata lain

tidak mungkin terbit sertifikat tanah wakaf sebelum tanah wakaf tersebut didaftarkan

ke instansi yang berwenang dalam hal ini adalah KUA yang mewilayahi lokasi dari

tanah wakaf tersebut berada.

Selanjutnya, kaitannya dengan tanah wakaf yang belum memiliki sertifikat

tanah wakaf, bagaimana Undang-undang ini melihatnya, apakah ia sudah sah dan

memiliki kekuatan hukum yang kuat atau tidak? Untuk menjawab permasalahan ini

78 Departemen Agama RI, Peraturan Perundangan Perwakafan, ( Jakarta : Dirjen Bimas

Islam, Depag RI, 2006 ) hal. 17

Page 110: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

maka sebaiknya kita perhatikan dahulu bahwa wakaf secara hukum Islam dikatakan

sah apabila sudah memenuhi syarat dan rukunnya, terlepas apakah dicatatkan atau

tidak pada instansi yang berwenang, karena memang dalam hukum Islam sendiri

tidak diharuskan adanya pencatatan dan pendaftaran tanah wakaf.

Dalam prakteknya mayoritas umat Islam Indonesia melakukan praktek wakaf

seperti dikatakan diatas, akibatnya banyak tanah wakaf yang disalah gunakan karena

memang tidak ada bukti otentik bahwa tanah tersebut adalah tanah wakaf. Oleh

karenanya lahirnya beberapa peraturan perundangan yang mengatur mengenai

permasalahan wakaf, dan yang terbaru adalah Undang-undang Nomer 41 tahun 2004

tentang wakaf. Dalam Undang-undang ini dinyatakan dengan jelas dalam pasal 2

bahwa wakaf sah apabila dilaksanakan menurut syariah.79 Dalam penjelasan Undang

–undang ini dinyatakan bahwa untuk menciptakan dan tertib administrasi wakaf guna

melindungi harta benda wakaf maka UU ini menegaskan bahwa perbuatan hukum

wakaf wajib dicatatkan dan dituangkan dalam dalam akta ikrar wakaf ( AIW ) dan

didaftarkan serta diumumkan yang pelaksanaannya dilakukan dilakukan sesuai

dengan tata cara yang diatur dalam perundang-undangan yang mengatur mengenai

wakaf.80

79 Departemen Agama RI, Undang-undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2004

Tentang Wakaf, ( Jakarta: Depag RI, Dirjen Bimas Islam dan Haji, 2004 ) hal. 4 80 Ibid, hal. 41

Page 111: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

Artinya menurut Undang-undang ini wakaf yang dilakukan sesuai dengan

syariah sebagaimana disebutkan dalam pasal 2 Undang-undang ini dianggap sah,

dalam artian praktek wakaf tersebut telah memiliki legalitas hukum yang kuat. Dan

bagaimana status tanah wakaf tanpa sertifikat menurut Undang-undang ini? Seperti

telah dijelaskan diawal bahwa pencatatan dan pendaftara tanah wakaf adalah hal yang

urgen, dan sertifikat tanah wakaf tidak bisa diperoleh sebelum adanya dua hal

tersebut. Selagi tanah wakaf tersebut belum dicatatkan dan didaftarkan maka

sertifikat pun tidak bisa di terbitkan karena syarat dalam memiliki sertifikat tanah

wakaf adalah telah dicatatkan dan didaftarkan pada instansi yang berwenang.

Satu hal yang penting dalam Undang-undang ini adalah tanah wakaf yang sah

adalah tanah wakaf yang telah dicatatkan dan didaftarkan walaupun tanah tersebut

belum memiliki sertifikat wakaf. Sertifikat tanah wakaf disini berfungsi sebagai

syarat dari pembebasan tanah wakaf tersebut sebagai objek pajak.81

3. Cara Pensertifikasian Tanah Wakaf

Di dalam peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang wakaf baik

dalam Peraturan Pemerintah no.28 tahun 1977 tentang perwakafan tanah milik

maupun di dalam Undang-undang yang baru yaitu Undang-undang no.41 tahun 2004

tentang wakaf, tidak diatur masalah tata cara sertifikasi tanah wakaf. Akan tetapi agar

tanah wakaf tersebut dapat memiliki sertifikat tanah wakaf, maka tanah wakaf

81 Wawancara Pribadi Penulis dengan Bpk. Afkar Bakarudin, Pejabat KUA Ciputat Timur

Kamis 31 Mei 2010.

Page 112: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

tersebut harus mengikuti prosedur pensertifikasian yang mekanismenya sangat sulit

dan lama.

Berdasarkan wawancara penulis dengan pegawai KUA kecamatan Ciputat,

bahwasanya ada beberapa prosedur agar tanah wakaf bisa mendapatkan sertifikat

tanah wakaf diantaranya yaitu dengan memenuhi terlebih dahulu beberapa

persyaratan sebagai berikut :

.a. AIW (akta ikrar wakaf)

Dimana untuk mendapatkan AIW ini harus ada ikrar wakaf, yang syaratnya

adalah :

1. sertifikat/akte jual-beli/girik (bukti kepemilikan tanah)

2. surat pernyataan tanah yang ditandatangani oleh Lurah setempat

3. surat pernyataan tanah tidak dalam sengketa/belum pernah dijual belikan ditandatangani oleh Lurah dan Camat

4. keterangan tanah ditandatangani oleh Lurah dan Camat

5. surat PBB terakhir (asli)

6. foto kopi KTP wakif

7. foto kopi KTP nazhir 5 orang

8. foto kopi KTP saksi 2 orang

9. pernyataan waris dan kuasa waris (apabila wakif telah meninggal dunia) yang ditandatangani oleh semua ahli waris bermaterai 6000, diketahui oleh Lurah dan Camat

10. materai 6000, 10 lembar

Page 113: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

11. surat akta notaries (yayasan atau lembaga hukum)82

b. dokumen-dokumen penting lainnya ( SHM yang asli, PBB terakhir, Denah/peta

tanah wakaf)

Setelah semua syarat-syarat diatas terpenuhi maka selanjutnya adalah adalah

diserahkan ke KUA wilayah dimana tanah wakaf itu berada, selanjutnya pihak KUA

akan memeriksa apakah semua dokumen-dokumen yang diperlukan sudah lengkap

dan sesuai, jika sudah maka selanjutnya pihak KUA akan menyerahkannya ke pihak

BPN tingkat kabupaten yang membawahi wilayah tenpat tanah wakaf tersebut berada.

Dan selanjutnya pihak BPN akan memeriksa berkas-berkas yang diterima jika

memang sudah lengkap dan sesuai maka pihak BPN akan melakukan kunjungan dan

pengukuran tanah wakaf tersebut. Adapun setelah itu maka pihak BPN akan segera

menerbitkan sertifikat tanah wakaf dengan jangka waktu yang kondisional.83

C. Kedudukan Tanah Wakaf yang didaftarkan sebelum berlakunya UU No.41

Tahun 2004 Tentang Wakaf.

Sebelum adanya Undang-Undang No.41 tahun 2004 ini ada beberapa

peraturan perundang-undangan yang mengatur masalah perwakafan yaitu peraturan

pemerintah No 28 tahun 1977 yang mengatur masalah perwakafan tanah milik.

82 Ibid. 83 Ibid.

Page 114: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

Dimana dalam peraturan pemerintah ini dijelaskan memngenai tata cara perwakafan

tanah milik.

Berbicara mengenai sertifikat wakaf berarti berbicara mengenai aspek

administrative, dalam kitab fikih diterangkan bahwa wakaf telah berlaku dengan

sebuah lafazh, walaupun tidak diumumkan oleh hakim dan hilang miliknya wakif

darinya walaupun barang tersebut masih ada ditangannya, demikian pendapat Syafii

yang diikuti oleh Imam Malik dan Imam Ahmad. Akan tetapi menurut Imam Abu

Hanifah tidak akan berlaku wakaf itu apabila tidak terlepas dari milik wakif, apabila

hakim memberikan putusan dengan mengumumkan barang wakaf tersebut. Ini berarti

menurut beliau bahwa benda wakaf akan berlaku apabila telah diumumkan oleh

hakim atau pengadilan.

Kaitannya dengan hal diatas adalah dalam hukum Islam wakaf dianggap sah

apabila telah dilakukan sesuai dengan rukun dan syarat yang telah ditentukan. Selain

itu tidak dikenal pula istilah pendaftaran dan sertifikat mengenai tanah wakaf yang

ditemukan dalam literatur fikih. Selain itu dalam hukum Islam tidak ada ketentuan

khusus yang mengharuskan adanya pencatatan dan pendaftaran tanah wakaf.

Makanya tak heran jika umat Islam khususnya umat Islam di Indonesia dalam

melakukan praktek wakaf ini hanya berdasarkan tradisi lisan, yaitu asas saling

kepercayaan antara wakif dan nazhir, dan faham seperti ini menndikasikan lugunya

pemahaman muslim Indonesia saat itu yang mendasarkan praktek wakaf hanya

dengan tradisi lisan karena menganggap ketika tanah sudah diwakafkan berarti sudah

Page 115: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

dianggap sebagai milik Allah semata yang siapa saja tidak akan berani mengganggu

gugat tanpa seizin Allah84.

Pemahaman mengenai wakaf masyarakat muslim Indonesia yang masih lugu

tersebut memang sangat di pengaruhi oleh faham bermazhab masyarakat muslim

Indonesia yang mayoritas mengikut kepada mazhab Imam Syafi’i yang notabene

mazhab yang dianut dan diikuti oleh masyarakat muslim negri ini sejak dahulu.

Seperti kita ketahui dalam mazhab Imam Syafi’i, wakaf dianggap sah apabila

telah memenuhi rukun dan syaratnya tanpa adanya pencatatan, pernyataan lisan

secara jelas (sharih) menurut pandangan Imam Syafi’i merupakan bentuk dari

pernyataan wakaf yang sah. 85dan memang tak hanya mazhab Imam Syafi’i saja yang

tidak mensyaratkan adanya pencatatan, Imam mazhab yang lainnya juga tidak

membahas atau mensyaratkan adanya pencatatan ketika membahas masalah wakaf

ini. Tradisi wakaf seperti inilah (tradisi lisan) yang secara turun temurun dan sudah

mendarah daging dipraktekkan oleh masyarakat muslim Indonesia dalam melakukan

kegiatan perwakafan, hingga terbitnya Peraturan Pemerintah Nomer 28 Tahun 1977

yang mengatur mengenai perwakafan tanah milik.

Dalam peraturan pemerintah no.28 tahun 1977 tentang perwakafan tanah

milik diatur mengenai peraturan perwakafan tanah yang mengharuskan adanya

pencatatan dan pendaftaran tanah wakaf, karena sebelum adanya PP tersebut praktek

84 Departemen Agama RI, Paradigma Baru Wakaf di Indonesia, (Jakarta: Depag RI,

Direktorat Pemberdayaan Wakaf, Dirjen Bimas Islam, 2006) hal. 97 85 Achmad Djunaidi, dan Thobieb Al-Asyhar,. Menuju era Wakaf Produktif, Sebuah Upaya

Progresif untuk kesejahteraan umat. (Jakarta: Mitra Abadi Press, 2006) hal. 48

Page 116: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

wakaf masih menggunakan kebiasaan-kebiasaan keagamaan seperti melakukan wakaf

hanya dengan lisan dan atas dasar saling percaya.86

Akibat dari praktek wakaf seperti itu perwakafan tidak berkembang alias

stagnan, bahkan banyak benda wakaf yang hilang atau bersengketa dengan pihak

ketiga akibat tidak adanya bukti tertulis ikrar wakaf, sertifikat tanah dan lain-lain.87

Dengan adanya Peraturan Pemerintah ini, sebenarnya pemerintah pada waktu itu

ingin mengatur kegiatan perwakafan tanah sekaligus sebagai upaya tertib hukum,

karena pemerintah menyadari besarnya potensi wakaf dan banyaknya masyarakat

muslim Indonesia yang melaksanakan praktek wakaf tanah tanpa adanya pencatatan

dan pengadministrasian, disamping ingin menyediakan landasan atau payung hukum

yang menaungi kegiatan wakaf, karena ini ada kaitannya dengan masalah agraria

yang mana terkait dengan hukum perdata sangat kompleks permasalahannya apabila

tidak ada peraturan dan tertib hukum yang mengaturnya.

Dalam Peraturan Pemerintah tersebut dinyatakan keharusan adanya

pencatatan ikrar wakaf yang diatur dalam pasal 9 ayat (1)

Pasal 9

(1) Pihak yang hendak mewakafkan tanahnya diharuskan datang dihadapan

Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf untuk melaksanakan Ikrar Wakaf. 88

86 Ibid, hal. 97 87 Ibid, hal, 98 88 Departemen Agama RI, Peraturan Perundangan Perwakafan, (Jakarta: Dirjen Bimas

Islam, Depag RI, 2006) hal.134

Page 117: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

Setelah melakukan ikrar wakaf dihadapan PPAIW maka selanjutnya adalah

pendaftaran tanah wakaf tersebut, hal ini diatur dalam bagian kedua dan pasal 10

Peraturan Pemerintah ini. Artinya setelah wakif tanah wakaf tersebut mengikuti

serangkaian prosedur diatas maka bisa dikatakan tanah wakaf tersebut sah secara

hukum dan mempunyai kekuatan yang legal dimata hukum.

Selain Peraturan Pemerintah Nomer.28 Tahun 1977 ini, ada peraturan yang

baru yang mengatur tentang perwakafan, yaitu Undang-undang Nomer 41 tahun 2004

tentang wakaf, dalam Undang-undang ini senada dengan PP Nomer.28 tahun 1977

tanah wakaf dikatakan sah apabila telah dicatat dan didaftarkan menurut prosedur dan

peraturan yang berlaku hal ini sebagaimana tercantum dalam penjelasan UU ini

dalam bagian umum dijelaskan pada nomer 1 bahwa perbuatan hukum wakaf wajib

dicatat dan dituangkan dalam akta ikrar wakaf dan didaftarkan dan diumumkan dan

pelaksanaannya dilakukan sesuai dengan dengan tata cara yang diatur dalam

peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai wakaf dan harus

dilakukan.89

Selanjutnya bagaimana status atau kedudukan tanah wakaf yang didaftarkan

sebelum berlakunya Undang-undang Nomer 41 Tahun 2004 tentang wakaf ini?

Seperti dijelaskan dalam peraturan sebelumnya yaitu Peraturan Pemerintah nomer 28

tahun 1977 tentang wakaf tanah milik, dalam pasal 15 Bab VII dijelaskan bahwa

tanah wakaf yang terjadi sebelum terbitnya PP ini maka pendaftarannya dilakukan

oleh nadzir kepada KUA setempat seperti pada prosedur ikrar wakaf dan

89 Ibid, hal. 36

Page 118: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

pendaftarannya hal ini disebabkan karena tanah wakaf yang terjadi sebelum PP

Nomer 28 Tahun 1977 ini, dilakukan hanya dengan kebiasaan secara lisan atas dasar

kepercayaan ini, mungkin secara hukum Islam sah tapi secara hukum positif belum

sah karena tidak sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh PP ini, yaitu adanya

keharusan pencatatan dan pendaftaran tanah wakaf.

Sedangkan menurut Undang-undang Nomer 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf,

dijelaskan bahwa status atau kedudukan tanah wakaf yang didaftarkan sebelum

berlakunya Undang-undang ini apabila telah dicatatkan dan didaftarkan berdasarkan

peraturan yang berlaku pada saat itu yaitu Peraturan Pemerintah Nomer 28 Tahun

1977 dinyatakan sah sebagai wakaf dan secara hukum. Dan wajib didaftarkan paling

lama 5 tahun sejak Undang-undang ini diundangkan. Hal ini sesuai dan sebagaimana

diatur dalam pasal 69 ayat (1) dan (2) pada BAB X tentang ketentuan peralihan

sebagai berikut :

Pasal 69

(1) Dengan berlakunya Undang-undang ini, wakaf yang yang dilakukan

berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku

sebelum diundangkannya Undang-ndang ini, dinyatakan sah sebagai wakaf

menurut undang-undang ini.

Page 119: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

(2) Wakaf sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib didaftarkan dan

diumumkan paling lama 5 (lima) tahun sejak Undang-undang ini

diundangkan.90

Dari pasal peralihan dalam UU Nomer 41 tahun 2004 ini, jelas sudahlah

bahwa tanah wakaf yang didaftarkan sebelum berlakunya Undang-undang ini selama

tanah wakaf tersebut memang sudah terdaftar menurut peraturan yang berlaku pada

saat praktek wakaf itu dilakukan adalah sah sebagai wakaf. Sebagaimana tertulis

dalam dalam ketentuan peralihan pasal 69 ayat (1) dan (2).

D. Analisa

1. Letak Geografis Pondok Pesantren

Seperti diketahui Pondok Pesantren Daar el-Hikam yang terletak di Jl.

Menjangan Raya No.27 pada awal didirikannya adalah bernama Pondok Pesantren

Assulaiman yang mana merupakan sebuah pesantren berbasis salafiyah yang

memang didirikan untuk mensyiarkan Islam dan melestarikan warisan Ulama-ulama

salafiyah melalui pengkajian kitab-kitab kuning peninggalan para Ulama klasik, dan

memang tradisi dan corak khas sebuah pesantren salafi seperti itu.

Dari data yang penulis dapatkan tanah wakaf ini ini terletak di desa Pondok

Ranji kecamatan Ciputat Timur, kota Tangerang Selatan Propinsi Banten. Tanah

wakaf ini berupa tanah darat atau wakaf benda tidak bergerak, dengan sertifikat

nomer 1813. Tanah wakaf ini mempunyai panjang 800 m², lebar 700 m² dengan total

luas 5.877 m². Batas sebelah timur berbatasan dengan jalan raya, sebelah barat

90 Ibid, hal. 31

Page 120: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

berbatasan dengan tanah milik H. Musa, sebelah utara berbatasan dengan tanah milik

Desa, sedangkan sebelah selatan berbatasan tanah milik H. Mustofa.91

Pada awal berdirinya pondok ini belum memiliki bangunan, sarana dan

prasarana yang mencirikan bahwa itu adalah sebuah pesantren, dikarenakan masih

menempati beberapa bangunan bekas kontrakan tahun 70-an, selain itu ketika pondok

ini berdiri yaitu pada tahun 2001 hanya memiliki beberapa orang santri saja dan ini

adalah hal yang biasa terjadi pada sebuah pesantren atau lembaga ketika awal berdiri.

Seiring berjalannya waktu, pelan tapi pasti pondok pesantren ini mulai dikenal

oleh masyarakat luas terutama dikalangan para mahasiswa yang sedang menempuh

pendidikan S1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dahulu masih bernama IAIN

Jakarta. Pondok yang pada awal berdirinya hanya memiliki beberapa gelintir

santri.saja maka hingga saat ini sudah memiliki puluhan santri putra dan putri yang

mana mereka semua adalah mahasiswa UIN Jakarta. Hal ini sungguh menarik dan

menunjukkan bahwa masih banyak mahasiswa yang masih konsen dan tertarik

dengan kehidupan dan pengajian kitab klasik atau kitab kuning ditengah arus

kehidupan mahasiswa yang sangat hedonis.

Ketika pertengahan 2007 pondok pesantren yang awalnya bernama pondok

pesantren Assulaiman berubah menjadi Pondok pesantren Daar el-Hikam dengan alas

an agar lebih umum dan tidak terkesan personal. Dan itu terbukti makin banyaknya

santri dari kalangan mahasiswa UIN Jakarta yang belajar dan pesantren di sini.

2. Status Wakaf Pondok Pesantren Daar el-Hikam

91 Salinan Akta Pengganti Akta Ikrar Wakaf, tertanggal 15 Maret 2002

Page 121: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

Pondok pesantren Daar el-Hikam yang awalnya bernama Assulaiman, terletak

di jalan Menjangan Raya No.27 yang didirikan pada tahun 1999 adalah adalah

berstatus tanah wakaf. Sejarah awalnya adalah ketika para anak dari H. Sulaiman bin

H. Jaih yaitu H. Rasyid, Dra. Nurwahdah, Tuti Rosmaya Amd, Salbiyah, Nurika dan

Saidih berkumpul dikediaman H. Rasyid (anak tertua dari H. Sulaiman) pada sekitar

awal tahun 2002 untuk bermusyawarah dengan tujuan merealisasikan pesan dari

bapak mereka yaitu almarhum H. Sulaiman untuk mewakafkan tanahnya seluas 5.877

m² (seperti yang tertera dalam Akta Ikrar Wakaf).92 Maka pada hari Ju’mat tanggal 1

Muharram 1423 H atau bertepatan dengan 15 Maret 2002 terbitlah Akta Ikrar Wakaf.

Dari data yang penulis dapatkan yaitu dari Akta pengganti Akta Ikrar Wakaf dengan

Nomer W3/366/16 tahun 2002 diketahui susunannya sebagai berikut :

Wakif : Saidih

Nadzir : Drs. Karta Dinata

Saksi 1 : M. Yunus

Saksi 2 : M. Yani. 93

Dari keterangan diatas bisa disimpulkan bahwa tanah wakaf Pondok Pesantren

Daar el-Hikam adalah sah dimata Hukum, karena sudah memiliki Akta Ikrar Wakaf

dan sudah didaftarkan di KUA Kecamatan Ciputat tempat tanah wakaf itu berada.

Kalau kita lihat dari keterangan yang ada di Akta Ikrar Wakaf, disitu tertulis tahun

92 Wawancara pribadi penulis dengan ustadz H. Bahrudin Ketua dan Pengasuh Pondok

Pesantren Daar el-Hikam, pada Jum;at 28 Mei 2010. 93 Salinan Akta Pengganti Akta Ikrar Wakaf, tertanggal 15 Maret 2002 yang disahkan di

Ciputat.

Page 122: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

2002 artinya ketika tanah wakaf ini terjadi peraturan yang berlaku saat itu adalah

Peraturan Pemerintah Nomer 28 Tahun 1977 tentang Perwakafan Tanah Milik

dimana diatur dalam BAB III pasal 9 tentang tata cara perwakafan dan

pendaftarannya.94 Dalam Peraturan Pemerintah ini dalam dalam BAB VII dijelaskan

bahwa perwakafan tanah yang terjadi sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah ini,

dalam artian perwakafan yang mengunakan tradisi lisan, maka harus didaftarkan pada

kantor KUA setempat karena perwakafan tanah yang terjadi sebelum berlakunya

Peraturan Pemerintah ini hanya berdasarkan tradisi lisan dengan dasar kepercayaan

tanpa adanya bukti-bukti otentik yang tertulis.

Sebagaimana Peraturan Pemerintah Nomer 28 Tahun 1977 yang mengatur

tentang perwakafan tanah milik dimana mengharuskan adanya pencatatan dan

pendaftaran tanah wakaf seteah diikrarkan. Dimana hal ini dimaksudkan agar seluruh

perwakafan dapat dikontrol dengan baik dan bisa dihindari penyelewengan yang tidak

perlu baik oleh nadzir maupun oleh pihak ketiga.95 Begitu juga dengan Undang-

undang perwakafan yang baru yaitu Undang-undang Nomer 41 Tahun 2004 tentang

Wakaf dimana diatur dalam BAB III yang diperinci oleh pasal 32 sampai dengan

pasal 39 dimana wakaf sah apabila dicatakan dan didaftarkan pada lembaga yang

berwenang, dalam hal ini pejabat KUA.

94 Departemen Agama RI, Peraturan Perundangan Perwakafan, (Jakarta: Dirjen Bimas

Islam, Depag RI, 2006) hal.132 95 Achmad Djunaidi, dan Thobieb Al-Asyhar,. Menuju era Wakaf Produktif, Sebuah Upaya

Progresif untuk kesejahteraan umat. (Jakarta: Mitra Abadi Press, 2006) hal. 91

Page 123: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

Selanjutnya bagaimana kedudukan dengan tanah wakaf yang didaftarkan

sebelum berlakunya Undang-undang ini? Dalam Undang-undang yang baru ini

perwakafan tanah yang dilakukan dan didaftarkan sebelum adanya Undang –undang

ini adalah sah sebagai wakaf, sebagaimana diatur dalam BAB X tentang ketentuan

peralihan yang diperinci pada pasal 69 dan 70 didalam pasal tersebut disebutkan

bahwa “Dengan berlakunya Undang-undang ini, wakaf yang yang dilakukan

berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku sebelum

diundangkannya Undang-ndang ini, dinyatakan sah sebagai wakaf menurut undang-

undang ini.”

Kemudian kaitannya dengan tanah wakaf pondok pesantren Daar el-Hikam

yang sebagaimana dketahui dari data-data yang penulis dapat bahwa pesantren ini

adalah berstatus tanah wakaf yang sah akan tetapi tanah wakaf ini didaftarkan

sebelum berlakunya Undang-undang yang baru dalam artian didaftarkan ketika masih

berada dibawah peraturan yang lama yaitu Peraturan Pemerintah Nomer 28 Tahun

1977. Menurut Undang-undang yang baru ini kedudukannya adalah sah sebagaimana

diatur dalam pasal 69 Undang-undang ini, dengan catatan tanah wakaf tersebut wajib

didaftarkan paling lambat lima (5) tahun setelah Undang-undang ini diundangkan

atau berlaku.

Page 124: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Halim, Hukum Perwakafan Di Indonesia, Ciputat Press, Ciputat : 2000

Page 125: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

Syaikh Ibrahim al-Baijuri. Hasyiyah al-Baijuri ‘ala ibni Qasim al- Guzza, Semarang: Toha Putra, tt.

Syaikh Zainuddin bin Abdul Azis al- Malibary, Fathul Mu’in Daar Ihya al-Kutub al- Arabiyyah, Indonesia, tt. Djunaidi, Achmad dan Al-asyhar, Thobieb. Menuju era Wakaf Produktif,Sebuah Upaya Progresif untuk kesejahteraan umat. Jakarta: Mitra abadi Press, 2006. Wajdy Farid dan Mursyid. Wakaf dan Kesejahteraan Umat ( Filantrofi Islam yang Hampir Terlupakan ). Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2007. Qahaf, DR Mundzir. Manajemen wakaf Produktif, penerjemah, Muhyiddin Mas Rida. Jakarta : Khalifa, 2004. Usman, Suparman. Hukum Perwakafan di Indonesia. Jakarta: Darululum Press, 1999.

Departemen Agama RI, Panduan Pemberdayaan Tanah Wakaf Produktif Strategis di Indonesia. Jakarta, 2006.

Departemen Agama RI, UU RI no 41 tahun 2004 Tentang Wakaf, Dirjen

Bimas Islam. Jakarta : 2004. Departemen Agama RI, Peraturan Perundangan Perwakafan, Dirjen Bimas

Islam. Jakarta : 2006 Departemen Agama RI, Proses Lahirnya UU No 41 Tahun 2004 Tentang

Wakaf, Jakarta : 2006. Departemen Agama RI, Fiqih Wakaf, Dirjen Bimas Islam. Jakarta : 2006.

Departemen Agama RI, Pedoman Pengelolaan dan Pengembangan Wakaf. Jakarta: 2006. Departemen Agama RI, Strategi Pengamanan Tanah Wakaf. Jakarta: 2004. Departemen Agama RI, Paradigma Baru Wakaf di Indonesia, Direktorat Pemberdayaan Wakaf, Dirjen Bimas Islam, Jakarta: 2006. Zuhaili, Dr.Wahbah, al-Fiqhu al-Islam wa Adillatuhu, Daar el-Fikr, Juz 10, Beirut: 2007/1428 H.

Page 126: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

Al-Qardawi, Yusuf, Hikmah Pelarangan Riba, Jakarta: Akbar Media Eka Sarana, 2002. Al-Asqalani, ibnu Hajar, terjemah buughul maram, alih bahasa: A.Hassan, Bandung: CV. Diponegoro, 2006. Shihab, M.Quraish, Tafsir al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Quran, Jakarta: Lentera Hati, 2002. Al-Maraghi, Syeikh Ahmad Mushthofa, Terjemah Tafsir Al-Maraghi, Bandung: CV. Rosda Karya, 1987.

CSRC UIN, Wakaf, Tuhan, dan Agenda Kemanusiaan (Studi tentang Wakaf dalam Perspektif Keadilan Sosial di Indonesia)

Page 127: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

BAB III

GAMBARAN UMUM PONPES DAAR EL-HIKAM

A. Sejarah Berdirinya

1. Potret singkat Ponpes Daar el-Hikam

Pondok pesantren daar el-hikam berlokasi di Jl. Menjangan Raya No. 27

RT.004 RW.001 Kelurahan Pondok Ranji Kec. Ciputat Timur, Kota Tangerang

Selatan ini berdiri diatas tanah seluas 5.877 m². Pondok pesantren ini didirikan pada

tanggal 03 Februari 1999, dimana pada awalnya Pesantren ini bernama Assulaiman

dan pada tanggal 12 juni 2007 berganti nama Menjadi Pondok Pesantren Daar el-

Hikam Yang dipimpin dan diasuh oleh K.H. Bahrudin S.Ag.

Adapun sejarah awal berdirinya pesantren ini adalah ketika K.H. Bahrudin

belajar di pesantren Sunanul Husna. Dimana ketika pada masa beliau belajar dan

mengajar, beliau menikah dengan salah seorang putri dari bapak H.Rasyid bin H.

Sulaiman, yang merupakan salah seorang warga Pondok Ranji yang secara kebetulan

bapaknya H. Rasyid yaitu H. Sulaiman ingin mewakafkan sebidang tanah seluas

5.877 m² untuk didirikan sebuah pesantren. Maka diserahkannya tanah wakaf

tersebut kepada menantunya agar dikelola untuk dijadikan sebuah pondok pesantren,

dengan demikian maka terwujudlah cita-cita KH. Bahrudin yang merupakan wasiat

dari bapak mertuanya (H. Sulaiman) yang ingin mendirikan sebuah pondok

pesantren.

35

Page 128: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

36

Sebelumnya pesantren ini adalah sebuah komplek kontrakan, lalu dipecah

menjadi dua, sebagian kontrakan sebagian lagi pesantren. Lambat laun seiring dengan

berjalannya waktu maka semakin banyaklah santri yang belajar dipesantren ini, dan

akhirnya dihilangkanlah system kontrakan dan berubahlah seutuhnya menjadi

pesantren seutuhnya. Pesantren ini diresmikan pada bulan Dzul Hijjah 1421 H

tepatnya pada tahun 2000 M.

Di awal berdirinya pesantren ini, santri pertama yang belajar disini berjumlah

tiga orang mahasiswa UIN, waktu itu masih bernama IAIN Jakarta. Lalu lambat laun

seiring dengan penerimaan mahasiswa baru UIN Jakarta banyak santri yang

berdatangan untuk mendaftarkan diri di pesantren ini, dimana setiap tahunnya

pesantren ini membuka penerimaan santri baru melalui dua tes, yaitu tes wawancara

dan tes membaca kitab kuning. Maksud dari diadakannya tes ini adalah untuk

menentukan di kelas mana calon santri tersebut akan belajar. Hingga saat ini semua

santri yang belajar di pesantren ini seluruhnya adalah para mahasiswa UIN Jakarta,

baik putra maupun putri yang keseluruhannya berjumlah 90 santri.

2. Sarana dan Prasarana

Dalam perjalanannya Pesantren Dar el-Hikam ini banyak mengalami

perkembangan yang sangat signifikan, baik dari segi bangunan dan jumlah santri

yang belajar di Pondok ini. Mengenai jumlah santri, baik putra maupun putri yang

belajar di Pondok ini, dari data yang didapatkan dari tahun ke tahun semakin

meningkat, ini tak lepas dari strategi publikasi pondok yang sudah semakin baik dari

tahun ke tahun. Di samping itu juga materi yang dikaji di pesantren ini yaitu tentang

Page 129: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

37

pengajaran kitab kuning yang notabene adalah kitab klasik peninggalan Ulama-ulama

klasik tempo dulu juga turut menjadi daya tarik tersendiri bagi calon santri.

Selanjutnya mengenai sarana dan prasarana yang terdapat di Pondok

pesantren ini dari tahun ke tahun semakin baik, hal ini ditandai dengan adanya dua

lokal baru yang dibangun pada awal tahun 2007, dimana keberadaan lokal ini cukup

representatif bagi kelancaran belajar para santri yang merangkap sebagai mahasiswa

UIN.

Berbicara mengenai sarana dan prasarana pondok pesantren ini, khususnya

mengenai bangunan tempat tinggal para santri putra kalau diflashback ke tiga tahun

yang lalu, memang sungguh memprihatinkan, dimana mereka (santri putra) waktu itu

masih menempati bangunan bekas kontrakan yang sudah berumur 30 tahunan, bisa

dibayangkan keadaannya ketika itu sungguh memprihatinkan, tapi berbekal tekad dan

semangat mencari ilmu yang kuat hal tersebut tidak menyurutkan semangat dan nyali

para santri untuk tetap belajar di pondok ini.

Adapun mengenai sarana dan prasarana yang dimiliki oleh pondok pesantren

Daar el-hikam saat ini sudah semakin lengkap dan semakin baik tidak seperti pada

awal berdirinya pondok ini, dimana bangunannya sangat memprihatinkan karena

bangunan bekas kontrakan tahun 70 an. Semenjak tahun 2007 pondok pesantren ini

telah memiliki bangunan permanen yang layak bagi tempat tinggal para santri.

Disamping itu pondok ini juga memiliki sebuah musholah yang digunakan

selain sebagai tempat shalat juga berfungsi sebagai tempat belajar santri dan kegiatan

Page 130: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

38

majlis ta’lim ibu-ibu. Berikut adalah sarana dan prasarana yang dimiliki pondok

pesantren daar el-hikam :

1. Bangunan

1. Tiga buah gedung asrama santri putra

2. Satu buah gedung asrama santri putri ( dua lantai )

3. Dua buah gedung sekretariat

4. Satu buah gedung TPA

5. Tiga lokal kelas ( dikontrakkan )

6. Satu buah musholah

2. Kamar Mandi

1. Lima buah kamar mandi santri putra

2. Tiga buah kamar mandi santri putri

3. Lahan pertanian

1. ±1000 m² lahan hijau untuk pertanian, yang terdiri dari pertanian pisang,

rambutan, singkong, umbi jalar dan lain sebagainya.

2. Satu buah empang peternakan ikan lele seluas ± 30 m²

B.Tujuan, Visi dan Misi

Pesantren sebagai sebuah lembaga syiar Islam yang sudah mempunyai akar

sejarah yang sangat panjang bagi bangsa Indonesia, khususnya bagi umat Islam

Indonesia maka keberadaannya tentunya mempunyai tujuan, maupun visi dan misi.

Begitu juga dengan keberadaan pesantren Daar el-Hikam ini, tentunya ketika pada

Page 131: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

39

awal didirikannya mempunya tujuan, visi dan misi. Adapun tujuan, visi dan misi dari

didirikannya pesantren ini adalah sebagai berikut :

1. Tujuan

Tujuan didirikannya pondok pesantren Daar el-hikam adalah :

a) Menciptakan sarana dan prasarana pembinaan umat sebagai modal pokok

pembentukan lingkungan yang Islami.

b) Meningkatkan kegiatan pendidikan Islam yang lebih terarah dengan

menggunakan fasilitas yang memadai.

c) Meningkatkan Syiar Islam dan mempererat tali Ukhuwah Islamiyah.

d) Memberikan kesempatan kepada umat Islam untuk beramal shodaqoh

demi kemajuan dan kepentingan umat Islam.

2. Visi dan Misi

Adapun visi dan misi dari pesantren Daar el-Hikam adalah sebagai barikut :

a) Menciptakan generasi manusia-manusia yang selalu menjunjung tinggi

nilai-nilai akhlak keislaman dalam kehidupannya melalui pengajaran

pesantren salafi.

Sedangkan misi dari didrikannya pondok pesantren Daar el-Hikam ini adalah

adalah :

a) Menciptakan generasi yang berakhlakul karimah

b) Menggali nilai-nilai keilmuan klasik yang bersumber dari kitab-kitab

salafi klasik.

Page 132: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

40

c) Mensyiarkan dan melestarikan warisan luhur para ulama klasik dengan

jalan mengkaji kitab-kitab mereka.

d) Melestarikan tradisi pengajian kitab kuning

Page 133: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

41

C. Struktur Yayasan

1. Skema Kepengurusan Ponpes Daar el-Hikam

PELINDUNG

Allah SWT

PENASEHAT H.Rasyid

PENGAWAS KETUA PONPES Hj. Lenih KH.Bahrudin

KETUA Rahmat Hidayatulloh

WAKIL Rizki Apriliantinas

BENDAHARA I Nurmansyah Lulu

SEKRETARIS Syatibi

PENDIDIKAN

Koor. Huffadzullah

HUMAS

Koor. Mishbah Attaloki

BENDAHARA II Ahmad

KEBERSIHAN

Koor. Ahmad Kahfi

KEAMANAN

Koor. Saiful Amri

DANUS

Koor. Firman Adi Saputra

DEPARTEMEN

Page 134: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

42

D. Program Kegiatan

Seperti pada umumnya sebuah pesantren yang memiliki program kajian ilmu-

ilmu keislaman maka pondok pesantren Daar el-Hikam juga memiliki program-

program kegiatan harian mingguan dan tahunan. Seperti diketahui sebelumnya

pondok ini menitik beratkan pada pengajaran kitab-kitab kuning karena memang

pesantren ini adalah pesantren salafiyah yang ditujukan untuk mahasiswa yang

sedang menempuh S1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

1. Program kegiatan harian Pondok Pesantren Daar el-Hikam

Program pengajian rutin kitab kuning

a. Ba’da Subuh

1. Kitab Tauhid ( Jauhar at-Tauhid )

2. Kitab Fiqh ( kifayatul Akhyar )

3. Kitab Tasawuf ( Syarah Hikam )

b. Ba’da Ashar

1. Kitab Hadits ( Shahih Muslim )

2. Kitab Ilmu Hadits ( Baiquni )

3. Kitab Ushul Fiqh ( Lathoiful Isyaraat )

c. Ba’da Maghrib

1. Kitab Ilmu Nahwu ( Ajurumiyah )

2. Kitab Ilmu Sharaf ( Kailani )

3. Kitab Ilmu Sharaf ( Matan bina )

Page 135: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

43

d. Ba’da Isya

1. Kitab Ihya ‘Ulumiddin

2. Kitab Tafsiir (Tafsiir Jalalain )

3. Kitab Nahwu (Mutamimah )

4. Kitab Nahwu ( Nadzom Imriti)

2. Selain itu ada juga program setoran hafalan harian.

1. Malam senin, selasa, rabu, kamis dan sabtu hafalan Nadzom Imriti

2. Ahad pagi setoran hafalan Nadzmul Maqsud

3. Program Mingguan

1. Pengajian mingguan Bapak-bapak.

2. Dzikiran tiap kamis malams

4. Program Tahunan

1. Peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw

2. Peringatan Isra dan Mi’raj

3. Penyebaran Hewan Qurban

4. Panitia Pengumpulan dan Penyaluran Zakat Fitrah

Page 136: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

BAB IV

A. Kondisi dan Situasi Perwakafan Tanah di Indonesia

Sejak Islam datang ke Indonesia berabad-abad lalu yang mana banyak sekali

mempengaruhi sendi-sendi kehidupan sosial dan religius masyarakat Indonesia,

dalam bidang kehidupan beragama misalnya adalah praktek wakaf. Praktek

perwakafan yang sudah lama dianut oleh masyarakat islam Indonesia …….

1. Sebelum Kemerdekaan Indonesia

Sejak dan setelah datangnya Islam, sebagian besar masyarakat Indonesia

melaksanakan wakaf berdasarkan faham keagamaan yang dianut yaitu faham

Syafi’iyah dan adat kebiasaan setempat. Pada waktu itu perwakafan tanah masih

menggunakan tradisi lisan atas dasar saling percaya, karena kebiasaaan memandang

wakaf sebagai amal saleh yang mempunyai nilai mulia dihadirat tuhan tanpa harus

melalui prosedur administratif dan harta wakaf dianggap sebagai milik Allah SWT

semata yang siapa saja tidak ada yang berani mengganggu gugat tanpa seijin Allah

SWT. 50

Pada masa pra kemerdekaan Republik Indonesia, lembaga perwakafan sering

dilakukan oleh masyarkat yang beragama Islam. Hal ini sebagai konsekuensi logis

dari banyaknya kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia. Seperti kerajaan Demak,

Samudera Pasai dan sebagainya. Sejak masa dahulu praktek wakaf ini telah diatur

50 Ahmad Djunaidi dan Thobieb al-Asyhar, Menuju Era Wakaf Produktif, Sebuah Upaya

Progresif Untuk Kesejahteraan Umat, ( Jakarta : Mitra Abadi Press, 2006 ) hal. 47

Page 137: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

oleh hokum adat yang sifatnya tidak tertulis dengan berlandaskan ajaran yang

bersumber dari nilai-nilai Islam. Sebelum kemerdekaan Republik Indonesia masalah

perwakafan sendiri telah mendapatkan perhatian dari pihak kolonialisme belanda. Hal

ini dikarenakan untuk menyikapi banyaknya praktek perwakafan yang dilakukan oleh

umat Islam Indonesia. 51

51 Departemen Agama RI, Pedoman Pengelolaan dan Pengembangan Wakaf, ( Jakarta :

Page 138: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

BAB IV

A. Kondisi dan Situasi Perwakafan Tanah di Indonesia

Sejak Islam datang ke Indonesia berabad-abad lalu yang mana banyak sekali

mempengaruhi sendi-sendi kehidupan sosial dan religius masyarakat Indonesia,

dalam bidang kehidupan beragama misalnya adalah praktek wakaf. Praktek

perwakafan yang sudah lama dianut oleh masyarakat islam Indonesia.

1. Sebelum Kemerdekaan Indonesia

Sejak dan setelah datangnya Islam, sebagian besar masyarakat Indonesia

melaksanakan wakaf berdasarkan faham keagamaan yang dianut yaitu faham

Syafi’iyah dan adat kebiasaan setempat. Pada waktu itu perwakafan tanah masih

menggunakan tradisi lisan atas dasar saling percaya, karena kebiasaaan memandang

wakaf sebagai amal saleh yang mempunyai nilai mulia dihadirat tuhan tanpa harus

melalui prosedur administratif dan harta wakaf dianggap sebagai milik Allah SWT

semata yang siapa saja tidak ada yang berani mengganggu gugat tanpa seijin Allah

SWT. 1

Pada masa pra kemerdekaan Republik Indonesia, lembaga perwakafan sering

dilakukan oleh masyarkat yang beragama Islam. Hal ini sebagai konsekuensi logis

dari banyaknya kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia. Seperti kerajaan Demak,

Samudera Pasai dan sebagainya. Sejak masa dahulu praktek wakaf ini telah diatur

1 Ahmad Djunaidi dan Thobieb al-Asyhar, Menuju Era Wakaf Produktif, Sebuah Upaya

Progresif Untuk Kesejahteraan Umat, ( Jakarta : Mitra Abadi Press, 2006 ) hal. 47

43

Page 139: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

44

oleh hukum adat yang sifatnya tidak tertulis dengan berlandaskan ajaran yang

bersumber dari nilai-nilai Islam. Sebelum kemerdekaan Republik Indonesia masalah

perwakafan sendiri telah mendapatkan perhatian dari pihak kolonialisme belanda. Hal

ini dikarenakan untuk menyikapi banyaknya praktek perwakafan yang dilakukan oleh

umat Islam Indonesia.2 Di antara peraturan-peraturan tersebut adalah sebaagai berikut

:

1. Surat edaran Governemen pertama tertanggal 31 januari 1905 No.436 yang

termuat dalam bijblad 1905 No. 6196. dimana dalam surat edarannya ini

pihak colonial tidak menghalangi atau melarang praktek wakaf yang

dilakukan umat islam untuk memenuhi keagamaannya.

2. Surat edaran dari sekretaris Governemen tanggal 04 januari 1934 1361/A

yang termuat dalam bijblad 1931 No. 125/A. inti dari surat edaran ini adalah

untuk bisa mewakafkan harta benda harus ada persetujuan dari Bupati, dimana

Bupati akan menilai permohonan tersebut dari segi tempat dan maksud dari

pendirian itu. Tujuannya tidak lain agar tanah tersebut terdaftar.

3. Surat edaran sekretaris Governemen tertanggal 24 desember 1934 No.

3088/A yang termuat dalam bijblad tahun 1934 No. 13390. isi dari surat

edaran ini sifatnya hanya mempertegas apa yang telah disebutkan dalam surat

edaran sebelumnya. Dimana memberikan wewenang kepada Bupati untuk

2 Departemen Agama RI, Pedoman Pengelolaan dan Pengembangan Wakaf, ( Jakarta :

Direktorat Pemberdayaan Wakaf Direktorat Bimbingan Masyarakat Islam Depag RI, 2006 ) hal. 25

Page 140: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

45

menyelesaikan perkara jika terjadi perselisihan atau persengketaan tentang

tanah-tanah wakaf tersebut.

4. Surat edaran sekretaris Governemen tertanggal 27 mei 1933 No. 1273/A yang

termuat dalam bijblad 1935 No. 13480. sama seperti surat edaran sebelumnya,

surat edaran ini pun bersifat penegasan terhadap surat-surat edaran

sebelumnya, dimana diatur mengenai tata cara perwakafan sebagai realisasi

dari bijblad No. 6169/1905 yang menginginkan registrasi dari tanah-tanah

wakaf tersebut.3

2. Setelah Kemerdekaan dan Sebelum PP No. 28 Tahun 1977

Ketika bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaanya pada tanggal 17

Agustus 1945, maka berakhirlah era kolonialisme belanda di Indonesia, akan tetapi

tidak berarti semua peraturan-peraturan peninggalan mereka hengkang pula dari tanah

air tercinta. Ada pula yang masih dipergunakan, seperti peraturan-peraturan tentang

perwakafan pada masa belanda masih berlaku ketika Indonesia merdeka. Berdasarkan

pasal II aturan peralihan UU 1945 yang berbunyi “ segala badan Negara dan

peraturan yang ada masih langsung berlaku sebelum diadakan yang baru menurut

UUD ini ”. 4

Selanjutnya pemerintah pada waktu itu, dengan tujuan untuk menyesuaikan

dengan alam kemerdekaan Negara Republik Indonesia, maka dikeluarkanlah

3 Ibid, hal 27 4 Departemen Agama RI, Panduan Pemberdayaan Tanah Wakaf Produktif Strategis di

Indonesia, ( Jakarta : Direktorat Pemberdayaan Wakaf Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, 2006 ) hal. 5

Page 141: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

46

beberapa petunjuk tentang perwakafan seperti petunjuk dari Departemen Agama

Republik Indonesia pada tanggal 22 desember 1953 tentang petunjuk-petunjuk

mengenai wakaf. Dalam perkembangan selanjutnya, dikarenakan pada waktu itu

masih dalam masa euphoria kemerdekaan dimana sendi-sendi peraturan dan

pemerintahan masih belum stabil, maka peraturan perwakafan tanah tersebut

dirasakan kurang memadai dan masih banyak kelemahan-kelemahannya, seperti

belum memberikan kepastian hukum mengenai tanah-tanah wakaf.5

Berdasarkan hal tersebut makanya tak heran jika permasalahan mengenai

perwakafan tanah ini mendapat perhatian yang khusus, dalam pasal 49 UU No. 5

tahun 1960 Tentang peraturan dasar pokok-pokok agrarian ( UUPA ) yang berbunyi

seperti berikut : 6

1. hak milik tanah badan-badan keagamaan dan sosial sepanjang dipergunakan

untuk usaha dalam bidang keagamaan dan sosial diakui dan dilindungi. Badan

tersebut dijamin pada akan memperoleh tanah yang cukup untuk bangunan

dan usahanya dalam bidang keagamaan dan sosial.

2. untuk keperluan peribadatan dan keperluan suci lainnya sebagaimana

dimaksud dalam pasal 14 dapat diberikan tanah yang dikuasai langsung oleh

Negara dengan hak pakai.

3. perwakafan tanah milik dilindungi dan diatur dengan peraturan pemerintah.

5 Ibid, hal. 5 6 Ibid, hal. 6

Page 142: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

47

Bisa disimpulkan dari ketentuan pasal 49 ayat (3) tersebut dapat disimpulkan

bahwa dalam rangka menertibkan dan melindungi tanah-tanah wakaf, pemerintah

harus memberikan pengaturannya yang tertuang dalam bentuk suatu peraturan

pemerintah. Akan tetapi peraturan pemerintah yang dikeluarkan oleh pasal 49 ayat (3)

tersebut baru ada pada 17 tahun kemudian sehingga praktis pada periode ini mau

tidak mau digunakan juga peraturan yang ada sebelumnya.

3. Setelah berlakunya PP No. 28 Tahun 1977

Seperti telah dikemukakan sebelumnya bahwa peraturan-peraturan yang

mengatur tentang perwakafan tanah di Indonesia masih belum memenuhi kebutuhan

maupun belum dapat memberikan kepastian hukum dalam rangka rangka melindungi

tanah-tanah wakaf yang ada, dalam artian peraturan-peraturan tersebut belum secara

sempurna dan komprehensif didalam menghandle permasalahan perwakafan tanah

yang kompleks. 7

Berangkat dari hal tersebut maka sesuai dengan ketentuan pasal 49 ayat (3)

UUPA maka pemerintah pada tanggal 17 Mei 1977 menetapakan PP No. 28 Tahun

1977 tentang perwakafan tanah milik.

Dalam mengeluarkan Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun1977, pemerintah

mempunyai beberapa pertimbangan yang dapat dinyatakan sebagai berikut :

1. bahwa wakaf adalah suatu lembaga keagamaan yang dapat dipergunakan

sebagai salah satu sarana guna pengembangan kehidupan keagamaan,

khususnya umat yang beragama Islam dalam rangka mencapai kesejahteraan

7 Ibid, hal. 7

Page 143: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

48

spiritual dan material menuju masyarakat adil dan makmur berdasarkan

Pancasila.

2. bahwa perundang-perundangan yang ada sekarang ini yang mengatur tentang

perwakafan tanah milik, selain belum memenuhi kebutuhan akan cara-cara

perwakafan juga membuka kemungkinan timbulnya hal-hal yang tidak di

inginkan disebabkan tidak adanya data-data yang nyata dan lengkap mengenai

tanah wakaf yang diwakafkan.

Seiring dengan berlakunya peraturan pemerintah nomer 28 tahun 1977 ini,

maka semua peraturan prundang-undangan tentang perwakafan sebelumnya

sepanjang bertentangan dengan PP nomer 28 tahun 1977 ini dinyatakan tidak berlaku

lagi. Sedangkan hal-hal yang belum diatur akan diatur lebih lanjut oleh Menag dan

Mendagri sesuai bidangnya masing-masing.

4. Setelah berlakunya UU No.41 Tahun 2004 tentang wakaf

Perbincangan mengenai wakaf memang tiada habisnya, hal ini terjadi seiring

dengan berkembangnya sistem perekonomian dan pembangunan yang memunculkan

inovasi-inovasi baru.8 Pada medio tahun 2000 hingga tahun 2004 isu yang paling

menonjol adalah ketika Prof. M.A. Mannan, seorang ekonom asal Bangladesh,

menggulirkan gagasan wakaf tunai.9 Yang disampaikan Mannan pada tahun 2001

8 Departemen Agama RI, Pedoman Pengelolaan Wakaf Tunai, ( Jakarta : Direktorat

Pemberdayaan Wakaf, Dirjen Bimas Islam, 2006 ) hal. 31 9 Departemen Agama RI, Strategi Pengembangan Wakaf Tunai di Indonesia, ( Jakarta :

Direktorat Pemberdayaan Wakaf, Dirjen Bimas Islam, 2006 ) hal. 6

Page 144: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

49

yang mana dipresentasikan dalam forum Internasional di Harvard University. Dimana

konsep wakaf ini sudah secara sukses dipraktekkan secara sukses di Bangladesh.10

Makanya tak heran ketika wacana wakaf tunai digulirkan oleh M.A. Mannan,

seolah memecah kebekuan pemahaman dunia perwakafan tanah air yang selama ini

terkerangkeng pada salah satu mazhab fikih yang selama ini dianut oleh mayoritas

bangsa Indonesia.

Maka muncullah berbagai seminar dan pembahasan-pembahasan mengenai

penerapan wakaf tunai di Indonesia. Dan wakaf tunai adalah salah satu unsur yang

diakomodasi dalam UU No.41 Tahun 2004 ini, dimana dalam PP No.28 Tahun 1977

tidak dibahas mengenai jenis wakaf ini.

Selanjutnya perkembangan mengenai wakaf setelah adanya dan berlakunya

UU No. 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf adalah adanya payung Hukum yang jelas dan

legal didalam melakukan kegiatan perwakafan dengan kata lain semakin jelas dan

kuatnya peraturan yang mengatur tentan perwakafan khususnya tentang wakaf tanah

di Indonesia.

Hal ini menjadi penting karena PP No.28 tahun 1977 masih belum sempurna

ditambah lagi dengan kebiasaan masyarakat Islam Indonesia yang masih

menggunakan tradisi lisan dalam berwakaf dimana mengabaikan aspek administrasi

yang saat ini menjadi unsur yang sangat penting didalam perwakafan tanah.

10 PSTTI-UI, Wakaf Tunai Inovasi Islam, Peluang dan Tantangan dalam Mewujudkan

Kesejahteraan Umat, ( Jakarta : PSTTI-UI, 2006 ) hal. 6

Page 145: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

50

B. Tanah Wakaf Tanpa Sertifikat Menurut Hukum Islam Dan UU No.41 Tahun

2004 Tentang Wakaf

Berbicara mengenai aspek legal dalam praktek perwakafan dalam hal ini

mengenai administrasi perwakafan tanah yang menyangkut keabsahan wakaf dimata

hukum positif memang sangat menarik, seperti yang kita ketahui dalam hukum Islam

tidak diatur mengenai aspek prosedural administrasi dalam berwakaf. Dalam hukum

Islam, wakaf dianggap sah jika telah terpenuhi rukun dan syarat-syaratnya dan tidak

memerlukan prosedur administrasi seperti didalam hukum positif.

Hal inilah yang terjadi pada masyarakat Indonesia, dimana sejak dan setelah

datangnya Islam ke Indonesia masyarakat kita melaksanakan wakaf berdasarkan

paham keagamaan yang dianut, yaitu paham Syafi’iyyah dan adat kebiasaan

setempat. Dimana perwakafan tanah dilakukan secara tradisi lisan atas dasar saling

percaya kepada seseorang atau lembaga tertentu. Dan menganggap bahwa perbuatan

wakaf sebagai amal shaleh tanpa harus melalui prosedur administratif dan harta

wakaf dianggap milik Allah semata yang siapa saja tidak akan berani mengganggu

gugat tanpa seizin Allah Swt.11

Paham masyarakat Indonesia tersebut terlihat sangat lugu karena tingginya

sikap jujur dan saling percaya antara satu dengan yang lain. Praktek pelaksanaan

wakaf semacam ini, pada paruh perjalanannya harus diakui memunculkan persoalan

mengenai validitas legal tentang harta wakaf yang berujung pada timbulnya

11Ahmad Djunaidi dan Thobieb Al-Asyhar, Menuju Era Wakaf Produktif (Sebuah Upaya

Progresif untuk Kesejahteraan Umat), ( Jakarta : Mitra Abadi Press, 2006 ) hal. 47

Page 146: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

51

persengketaan-persengketaan karena ketiadaan bukti tertulis dan legal yang

menunjukkan bahwa harta tersebut telah diwakafkan.12 Dalam kaitannya dengan hal

tersebut maka ada beberapa hal yang perlu diketahui, yaitu bagaimana perwakafan

tanah procedural administratif menurut Islam dan UU No.41 Tahun 2004 tentang

wakaf.

1. Tanah wakaf tanpa sertifikat menurut hukum Islam

Berbicara mengenai tanah wakaf tanpa sertifikat, berarti kita harus berbicara

juga mengenai hukum pendaftaran tanah wakaf menurut hukum Islam. Di dalam

fikih Islam tidak banyak membicarakan prosedur dan tata cara pelaksanaan wakaf

secara rinci,13 berbeda halnya dengan hukum positif yang telah mengatur masalah

perwakafan dalam bentuk Peraturan Perundang-undangan yang berupa Peraturan

Pemerintah yakni PP No28 Tahun 1977 Maupun dalam bentuk Peraturan yang baru

yaitu Undang-undang No.41 Tahun 2004 Tentang Wakaf.

Kenapa dalam fikih Islam tidak dibahas mengenai urgensi pendaftaran tanah

wakaf, karena memang dalam Islam wakaf sudah dianggap sah apabila telah

memenuhi rukun dan syaratnya tanpa adanya prosedural pendaftaran seperti yang

terdapat dalam hukum positif. Karena pandangan masyarkat muslim saat itu masih

sangat religius dan mempunyai kepercayaan yang sangat tinggi sehingga menganggap

tanah wakaf adalah milik Allah SWT dan berpikir tidak akan ada orang yang berani

12 Ibid, hal. 48 13 Adijani al-Alabij, Perwakafan Tanah di Indonesia dalam Teori dan Praktik, ( Jakarta: PT

Raja Grafindo Persada ) hal. 37

Page 147: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

52

mengganggu gugat apalagi sampai memperjual belikan tanah wakaf yang notabene

adalah milik Allah SWT.

Akan tetapi zaman terus berubah dan permasalahan kehidupan semakin

kompleks begitu juga dengan permasalahan perwakafan tanah yang semakin

kompleks seiring dengan modernnya zaman ditambah lagi dengan kehidupan era

ekonomi kapitalis global yang saat ini sungguh dominan dirasakan sehingga

memunculkan orang-orang dengan watak kapitalis yang tak lagi mengindahkan nilai-

nilai Agama. Dan tanah wakaf yang tak mempunyai legalitas resmi sungguh sangat

riskan terhadap oknum-oknum yang tak bertanggung jawab seperti itu, dan

perwakafan tanah dengan tradisi lisan berdasarkan Hukum Islam dirasa belum cukup

karena tidak mempunyai kekuatan hukum jika sewaktu-waktu terjadi sengketa.

Masyarakat Indonesia, terutama masyarakat Islam sudah lama mengenal

lembaga wakaf, tujuan pokok yang menjadi common basic idie wakaf sebagai salah

satu lembaga keagamaan Islam adalah sebagai sarana pendukung pengembangan

kehidupan keagamaan, dan sejak Islam datang ke Indonesia, peraturan perwakafan

diatur menurut hukum agama Islam (fiqih). Tata cara perwakafan cukup dengan ikrar

dari wakif bahwa dia mewakafkan miliknya, seperti tanah, sawah, rumah dan lain-

lain untuk kepentingan agama atau masyarakat, dengan tidak usah ada Kabul menurut

kitab kuning dari semua mazhab fikih.14

14 Rachmadi Usman, Hukum Perwakafan di Indonesia, ( Jakarta : Sinar Grafika, 2009 ) hal.

118

Page 148: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

53

Sesungguhnya dalam perspektif pengaturan masalah perwakafan ini tidak

hanya menyangkut masalah dibidang keagamaan Islam belaka, namun kini

menyangkut pelaksanaan tugas-tugas keagrariaan, sehingga wakaf sebagai sebuah

lembaga keagamaan yang dapat dipergunakan sebagai salah satu sarana guna

pengembangan kehidupan beragama, khususnya bagi umat yang beragama Islam.15

Dalam hukum Islam sendiri tidak ada ketentuan khusus yang mengharuskan

pendaftaran tanah wakaf apalagi pensertifikasian tanah wakaf, karena memang dalam

Islam sendiri praktek wakaf dianggap sah apabila telah terpenuhi rukun dan

syaratnya16 tanpa adanya syarat-syarat administrasi seperti yang dimaksud dan

dituntut dalam hukum positif dalam hal ini Undang-undang No.41 Tahun 2004

Tentang Wakaf.

Dan harus kita akui bahwa ketika Ulama-ulama fikih menyusun kitab-kitab

fikih terutama yang membahas masalah wakaf tidak sebutkan dan dicatatkan

mengenai pembahasan masalah pendaftaran dan pensertifikasian tanah wakaf karena

kehidupan umat ketika itu belum kompleks seperti saat ini, dan tingkat keimanan

masyarakat muslim saat itu masih tinggi, tidak seperti saat ini dimana tingkat

keimanan masyarkat muslim sangat memprihatinkan, ditambah lagi berkembangnya

15 Ibid, hal. 119 16 Depag RI, Fiqih Wakaf, ( Jakarta : Direktorat Pemberdayaan Wakaf, Dirjen Bimas Islam,

Depag RI, 2006 ) hal.21

Page 149: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

54

faham kapitalisme dan materialisme yang mengubah cara berpikir mereka mengenai

hal-hal kebendaan.

Seperti sudah kita ketahui dalam hukum Islam tidak ada ketentuan khusus

yang mengharuskan pencatatan, pendaftaran dan pensertifikasian tanah wakaf, dalam

praktek wakaf. Begitu juga para ulama fiqih terutama para Imam mazhab yang empat

tidak mencantumkan keharusan pengadministrasian dalam praktek berwakaf. Akan

tetapi dengan keadaan sekarang ini banyak terjadi persengketaan dalam wakaf maka

selayaknya kita lihat Firman Allah SWT, yaitu

“ Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermuamalah yang tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya “ (QS. Al-baqarah: 282)

Ayat ini menegaskan keharusan mencatat kegiatan transaksi muamalah

seperti jual beli, sewa menyewa, hutang-piutang dan lain sebagainya. Selanjutnya

Adijani al-alabij meyatakan bahwa berwakaf adalah suatu kegiatan penyerahan hak

yang tak kalah pentingnya dengan kegiatan muamalah lainnya seperti jual beli, sewa

menyewa dan sebagainya, seperti yang dimaksud dalam ayat diatas, mengingat

penyerahan wakaf menyangkut status hak atas tanah wakaf untuk jangka waktu yang

tidak terbatas. Jika untuk muamalah lainnya Allah memerintahkan untuk

Page 150: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

55

mencatatkannya maka secara analogi untuk wakaf pun seyogyanya harus ditulis juga.

Karena jiwa yang terkandung dalam ayat tersebut adalah agar dibelakang hari tidak

terjadi sengketa atau gugat menggugat diantara para pihak yang bersangkutan.17

Walaupun secara eksplisit ayat ini tidak menegaskan keharusan pencatatan wakaf

akan tetapi jika kita mengacu pada kondisi saat ini akan kerawanan harta benda wakaf

yang tidak memiliki bukti tertulis, maka ayat ini bisa dijadikan sandaran untuk

pencatatan dan pengadministrasian harta benda wakaf agar terhindar dari

penyelewengan, persengketaan dikemudian hari.

Selain itu ada beberapa kaidah fiqhiyyah yang senada dengan pendapat diatas

yaitu: kaidah (adh-dharaaru yuzaalu) yang berarti “kemudharatan harus

dihilangkan” dan kaidah (dar ul mafaasid wa jalbul mashaalih) yang berarti

“menolak kemudharatan dan menarik maslahah” dimana penyelewengan dan

persengketaan akibat tidak adanya pengadministrasian tanah wakaf adalah mudharat

yang harus dihilangkan.

Oleh karenanya berdasarkan penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan

bahwa para Imam mazhab tidak memberikan keterangan atau membahas mengenai

pengadministrasian tanah wakaf. Akan tetapi dengan pertimbangan argument-

argumen diatas yaitu surah al-baqarah ayat 282 dan beberapa kaidah fiqhiyyah

bahwa sebenarnya pencatatan dan pengadministrasian tanah wakaf adalah sangat

dianjurkan dan bisa disimpulkan bahwa berdasarkan alasan tersebut tanah wakaf yang

17 Adijani al-Alabij, Perwakafan Tanah di Indonesia, ( Jakarta: CV. Rajawali, 1992) hal.100

Page 151: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

56

tidak dicatatkan dan didaftarkan adalah tidak sah menurut ketentuan tersebut. Maka

berdasarkan hal tersebut status tanah wakaf tanpa sertifikat menurut hukum Islam

sejauh dia sudah terdaftar dan tercatat pada instansi yang berwenang maka tanah

tersebut telah memiliki kekuatan dimata hukum. Karena hal ini senada seperti

dinyatakan dalam Undang-undang Nomer 41 tahun 2004 tanah wakaf adalah sah

apabila telah dicatatkan dan didaftarkan, adapun mengenai apakah tanah tersebut

sudah memiliki sertifikat tanah wakaf atau belum dalam Undang-undang ini tidak

dibahas apalagi dalam hukum Islam.

2. Tanah Wakaf Tanpa Sertifikat Menurut UU Nomer 41 Tahun 2004 Tentang

Wakaf

Dalam Undang-undang wakaf yang baru ini, dijelaskan bahwasanya tanah

wakaf dinyatakan sah dan legal dalam artian mempunyai kekuatan hukum apabila

telah diikrarkan dan didaftarkan menurut mekanisme dan peraturan yang berlaku

dalam hal ini adalah Undang-undang tentang wakaf yang baru yaitu Undang-undang

Nomer 41 tahun 2004 tentang wakaf. Adapun tata cara pendaftaran tanah wakaf

menurut UU dan prosedur yang berlaku adalah :

a. Telah melakukan Ikrar Wakaf di hadapan pejabat pembuat akta ikrar wakaf

(PPAIW), dalam hal ini adalah pegawai KUA setempat. Selanjutnya dalam

UU Nomer 41 tahun 2004 diatur dan dijelaskan mengenai ikrar wakaf dalam

bagian ketujuh pasal 17,18,19,20 dan pasal 21.

Page 152: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

57

b. Setelah melakukan ikrar wakaf di depan PPAIW maka langkah selanjutnya sesuai

dengan UU ini adalah PPAIW atas nama Nadzir mendaftarkan harta benda wakaf

kepada instansi yang berwenang paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sejak akta ikrar

wakaf ditandatangani. Hal ini diatur dalam pasal 32. Dalam hal pendaftaran harta

benda wakaf sebagaimana dimksud dalam pasal 32, PPAIW menyerahkan : salinan

akta ikrar wakaf dan surat-surat dan/atau bukti-bukti kepemilikan dan dokumen

terkait lainnya. Sebagaimana diatur dalam pasal 33. selanjutnya ketentuan ini juga

tercantum dalam pasal 34, 35, 36, 37, 38 dan 39 UU No.41 Tahun 2004 Tentang

Wakaf.18

Didalam UU ini tidak dibahas mengenai sertifikasi tanah wakaf, padahal

selain tata cara pendaftaran tanah wakaf, tata cara pensertifikasian tanah wakaf juga

perlu karena menyangkut aspek legal hukum dari segi agraria tanah wakaf tersebut.

Sebenarnya mengapa dalam Undang-undang ini tidak dibahas mengenai sertifikat

tanah wakaf itu dikarenakan sertifikasi tanah wakaf merupakan satu kesatuan yang

tak terpisahkan dalam pencacatan dan pendaftaran tanah wakaf, dengan kata lain

tidak mungkin terbit sertifikat tanah wakaf sebelum tanah wakaf tersebut didaftarkan

ke instansi yang berwenang dalam hal ini adalah KUA yang mewilayahi lokasi dari

tanah wakaf tersebut berada.

18 Departemen Agama RI, Peraturan Perundangan Perwakafan, ( Jakarta : Dirjen Bimas

Islam, Depag RI, 2006 ) hal. 17

Page 153: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

58

Selanjutnya, kaitannya dengan tanah wakaf yang belum memiliki sertifikat

tanah wakaf, bagaimana Undang-undang ini melihatnya, apakah ia sudah sah dan

memiliki kekuatan hukum yang kuat atau tidak? Untuk menjawab permasalahan ini

maka sebaiknya kita perhatikan dahulu bahwa wakaf secara hukum Islam dikatakan

sah apabila sudah memenuhi syarat dan rukunnya, terlepas apakah dicatatkan atau

tidak pada instansi yang berwenang, karena memang dalam hukum Islam sendiri

tidak diharuskan adanya pencatatan dan pendaftaran tanah wakaf.

Dalam prakteknya mayoritas umat Islam Indonesia melakukan praktek wakaf

seperti dikatakan diatas, akibatnya banyak tanah wakaf yang disalah gunakan karena

memang tidak ada bukti otentik bahwa tanah tersebut adalah tanah wakaf. Oleh

karenanya lahirnya beberapa peraturan perundangan yang mengatur mengenai

permasalahan wakaf, dan yang terbaru adalah Undang-undang Nomer 41 tahun 2004

tentang wakaf. Dalam Undang-undang ini dinyatakan dengan jelas dalam pasal 2

bahwa wakaf sah apabila dilaksanakan menurut syariah.19 Dalam penjelasan Undang

–undang ini dinyatakan bahwa untuk menciptakan dan tertib administrasi wakaf guna

melindungi harta benda wakaf maka UU ini menegaskan bahwa perbuatan hukum

wakaf wajib dicatatkan dan dituangkan dalam dalam akta ikrar wakaf ( AIW ) dan

didaftarkan serta diumumkan yang pelaksanaannya dilakukan dilakukan sesuai

19 Departemen Agama RI, Undang-undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2004

Tentang Wakaf, ( Jakarta: Depag RI, Dirjen Bimas Islam dan Haji, 2004 ) hal. 4

Page 154: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

59

dengan tata cara yang diatur dalam perundang-undangan yang mengatur mengenai

wakaf.20

Artinya menurut Undang-undang ini wakaf yang dilakukan sesuai dengan

syariah sebagaimana disebutkan dalam pasal 2 Undang-undang ini dianggap sah,

dalam artian praktek wakaf tersebut telah memiliki legalitas hukum yang kuat. Dan

bagaimana status tanah wakaf tanpa sertifikat menurut Undang-undang ini? Seperti

telah dijelaskan diawal bahwa pencatatan dan pendaftara tanah wakaf adalah hal yang

urgen, dan sertifikat tanah wakaf tidak bisa diperoleh sebelum adanya dua hal

tersebut. Selagi tanah wakaf tersebut belum dicatatkan dan didaftarkan maka

sertifikat pun tidak bisa di terbitkan karena syarat dalam memiliki sertifikat tanah

wakaf adalah telah dicatatkan dan didaftarkan pada instansi yang berwenang.

Satu hal yang penting dalam Undang-undang ini adalah tanah wakaf yang sah

adalah tanah wakaf yang telah dicatatkan dan didaftarkan walaupun tanah tersebut

belum memiliki sertifikat wakaf. Sertifikat tanah wakaf disini berfungsi sebagai

syarat dari pembebasan tanah wakaf tersebut sebagai objek pajak.21

3. Cara Pensertifikasian Tanah Wakaf

Di dalam peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang wakaf baik

dalam Peraturan Pemerintah no.28 tahun 1977 tentang perwakafan tanah milik, KHI

20 Ibid, hal. 41 21 Wawancara Pribadi Penulis dengan Bpk. Afkar Bakarudin, Pejabat KUA Ciputat Timur

Kamis 31 Mei 2010.

Page 155: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

60

maupun di dalam Undang-undang yang baru yaitu Undang-undang no.41 tahun 2004

tentang wakaf, tidak diatur masalah tata cara sertifikasi tanah wakaf. Akan tetapi agar

tanah wakaf tersebut dapat memiliki sertifikat tanah wakaf, maka tanah wakaf

tersebut harus mengikuti prosedur pensertifikasian yang mekanismenya sangat sulit

dan lama.

Berdasarkan wawancara penulis dengan pegawai KUA kecamatan Ciputat,

bahwasanya ada beberapa prosedur agar tanah wakaf bisa mendapatkan sertifikat

tanah wakaf diantaranya yaitu dengan memenuhi terlebih dahulu beberapa

persyaratan sebagai berikut :

.a. AIW (akta ikrar wakaf)

Dimana untuk mendapatkan AIW ini harus ada ikrar wakaf, yang syaratnya

adalah :

1. sertifikat/akte jual-beli/girik (bukti kepemilikan tanah)

2. surat pernyataan tanah yang ditandatangani oleh Lurah setempat

3. surat pernyataan tanah tidak dalam sengketa/belum pernah dijual belikan ditandatangani oleh Lurah dan Camat

4. keterangan tanah ditandatangani oleh Lurah dan Camat

5. surat PBB terakhir (asli)

6. foto kopi KTP wakif

7. foto kopi KTP nazhir 5 orang

8. foto kopi KTP saksi 2 orang

Page 156: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

61

9. pernyataan waris dan kuasa waris (apabila wakif telah meninggal dunia) yang ditandatangani oleh semua ahli waris bermaterai 6000, diketahui oleh Lurah dan Camat

10. materai 6000, 10 lembar

11. surat akta notaries (yayasan atau lembaga hukum)22

b. Dokumen-dokumen penting lainnya ( SHM yang asli, PBB terakhir, Denah/peta

tanah wakaf)

Setelah semua syarat-syarat diatas terpenuhi maka selanjutnya adalah adalah

diserahkan ke KUA wilayah dimana tanah wakaf itu berada, selanjutnya pihak KUA

akan memeriksa apakah semua dokumen-dokumen yang diperlukan sudah lengkap

dan sesuai, jika sudah maka selanjutnya pihak KUA akan menyerahkannya ke pihak

BPN tingkat kabupaten yang membawahi wilayah tenpat tanah wakaf tersebut berada.

Dan selanjutnya pihak BPN akan memeriksa berkas-berkas yang diterima jika

memang sudah lengkap dan sesuai maka pihak BPN akan melakukan kunjungan dan

pengukuran tanah wakaf tersebut. Adapun setelah itu maka pihak BPN akan segera

menerbitkan sertifikat tanah wakaf dengan jangka waktu yang kondisional.23

C. Kedudukan Tanah Wakaf yang didaftarkan sebelum berlakunya UU No.41

Tahun 2004 Tentang Wakaf.

Sebelum adanya Undang-Undang No.41 tahun 2004 ini ada beberapa

peraturan perundang-undangan yang mengatur masalah perwakafan yaitu peraturan

22 Ibid. 23 Ibid.

Page 157: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

62

pemerintah No 28 tahun 1977 yang mengatur masalah perwakafan tanah milik.

Dimana dalam peraturan pemerintah ini dijelaskan memngenai tata cara perwakafan

tanah milik.

Berbicara mengenai sertifikat wakaf berarti berbicara mengenai aspek

administrative, dalam kitab fikih diterangkan bahwa wakaf telah berlaku dengan

sebuah lafazh, walaupun tidak diumumkan oleh hakim dan hilang miliknya wakif

darinya walaupun barang tersebut masih ada ditangannya, demikian pendapat Syafii

yang diikuti oleh Imam Malik dan Imam Ahmad. Akan tetapi menurut Imam Abu

Hanifah tidak akan berlaku wakaf itu apabila tidak terlepas dari milik wakif, apabila

hakim memberikan putusan dengan mengumumkan barang wakaf tersebut. Ini berarti

menurut beliau bahwa benda wakaf akan berlaku apabila telah diumumkan oleh

hakim atau pengadilan.

Kaitannya dengan hal diatas adalah dalam hukum Islam wakaf dianggap sah

apabila telah dilakukan sesuai dengan rukun dan syarat yang telah ditentukan. Selain

itu tidak dikenal pula istilah pendaftaran dan sertifikat mengenai tanah wakaf yang

ditemukan dalam literatur fikih. Selain itu dalam hukum Islam tidak ada ketentuan

khusus yang mengharuskan adanya pencatatan dan pendaftaran tanah wakaf.

Makanya tak heran jika umat Islam khususnya umat Islam di Indonesia dalam

melakukan praktek wakaf ini hanya berdasarkan tradisi lisan, yaitu asas saling

kepercayaan antara wakif dan nazhir, dan faham seperti ini menndikasikan lugunya

pemahaman muslim Indonesia saat itu yang mendasarkan praktek wakaf hanya

dengan tradisi lisan karena menganggap ketika tanah sudah diwakafkan berarti sudah

Page 158: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

63

dianggap sebagai milik Allah semata yang siapa saja tidak akan berani mengganggu

gugat tanpa seizin Allah24.

Pemahaman mengenai wakaf masyarakat muslim Indonesia yang masih lugu

tersebut memang sangat di pengaruhi oleh faham bermazhab masyarakat muslim

Indonesia yang mayoritas mengikut kepada mazhab Imam Syafi’i yang notabene

mazhab yang dianut dan diikuti oleh masyarakat muslim negri ini sejak dahulu.

Seperti kita ketahui dalam mazhab Imam Syafi’i, wakaf dianggap sah apabila

telah memenuhi rukun dan syaratnya tanpa adanya pencatatan, pernyataan lisan

secara jelas (sharih) menurut pandangan Imam Syafi’i merupakan bentuk dari

pernyataan wakaf yang sah. 25dan memang tak hanya mazhab Imam Syafi’i saja yang

tidak mensyaratkan adanya pencatatan, Imam mazhab yang lainnya juga tidak

membahas atau mensyaratkan adanya pencatatan ketika membahas masalah wakaf

ini. Tradisi wakaf seperti inilah (tradisi lisan) yang secara turun temurun dan sudah

mendarah daging dipraktekkan oleh masyarakat muslim Indonesia dalam melakukan

kegiatan perwakafan, hingga terbitnya Peraturan Pemerintah Nomer 28 Tahun 1977

yang mengatur mengenai perwakafan tanah milik.

Dalam peraturan pemerintah no.28 tahun 1977 tentang perwakafan tanah

milik diatur mengenai peraturan perwakafan tanah yang mengharuskan adanya

pencatatan dan pendaftaran tanah wakaf, karena sebelum adanya PP tersebut praktek

24 Departemen Agama RI, Paradigma Baru Wakaf di Indonesia, (Jakarta: Depag RI,

Direktorat Pemberdayaan Wakaf, Dirjen Bimas Islam, 2006) hal. 97 25 Achmad Djunaidi, dan Thobieb Al-Asyhar,. Menuju era Wakaf Produktif, Sebuah Upaya

Progresif untuk kesejahteraan umat. (Jakarta: Mitra Abadi Press, 2006) hal. 48

Page 159: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

64

wakaf masih menggunakan kebiasaan-kebiasaan keagamaan seperti melakukan wakaf

hanya dengan lisan dan atas dasar saling percaya.26

Akibat dari praktek wakaf seperti itu perwakafan tidak berkembang alias

stagnan, bahkan banyak benda wakaf yang hilang atau bersengketa dengan pihak

ketiga akibat tidak adanya bukti tertulis ikrar wakaf, sertifikat tanah dan lain-lain.27

Dengan adanya Peraturan Pemerintah ini, sebenarnya pemerintah pada waktu itu

ingin mengatur kegiatan perwakafan tanah sekaligus sebagai upaya tertib hukum,

karena pemerintah menyadari besarnya potensi wakaf dan banyaknya masyarakat

muslim Indonesia yang melaksanakan praktek wakaf tanah tanpa adanya pencatatan

dan pengadministrasian, disamping ingin menyediakan landasan atau payung hukum

yang menaungi kegiatan wakaf, karena ini ada kaitannya dengan masalah agraria

yang mana terkait dengan hukum perdata sangat kompleks permasalahannya apabila

tidak ada peraturan dan tertib hukum yang mengaturnya.

Dalam Peraturan Pemerintah tersebut dinyatakan keharusan adanya

pencatatan ikrar wakaf yang diatur dalam pasal 9 ayat (1) sebagaimana berikut :

(1) Pihak yang hendak mewakafkan tanahnya diharuskan datang dihadapan

Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf untuk melaksanakan Ikrar Wakaf. 28

Setelah melakukan ikrar wakaf dihadapan PPAIW maka selanjutnya adalah

pendaftaran tanah wakaf tersebut, hal ini diatur dalam bagian kedua dan pasal 10

26 Ibid, hal. 97 27 Ibid, hal, 98 28 Departemen Agama RI, Peraturan Perundangan Perwakafan, (Jakarta: Dirjen Bimas

Islam, Depag RI, 2006) hal.134

Page 160: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

65

Peraturan Pemerintah ini. Artinya setelah wakif tanah wakaf tersebut mengikuti

serangkaian prosedur diatas maka bisa dikatakan tanah wakaf tersebut sah secara

hukum dan mempunyai kekuatan yang legal dimata hukum.

Selain Peraturan Pemerintah Nomer.28 Tahun 1977 ini, ada peraturan yang

baru yang mengatur tentang perwakafan, yaitu Undang-undang Nomer 41 tahun 2004

tentang wakaf, dalam Undang-undang ini senada dengan PP Nomer.28 tahun 1977

tanah wakaf dikatakan sah apabila telah dicatat dan didaftarkan menurut prosedur dan

peraturan yang berlaku hal ini sebagaimana tercantum dalam penjelasan UU ini

dalam bagian umum dijelaskan pada nomer 1 bahwa perbuatan hukum wakaf wajib

dicatat dan dituangkan dalam akta ikrar wakaf dan didaftarkan dan diumumkan dan

pelaksanaannya dilakukan sesuai dengan dengan tata cara yang diatur dalam

peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai wakaf dan harus

dilakukan.29

Selanjutnya bagaimana status atau kedudukan tanah wakaf yang didaftarkan

sebelum berlakunya Undang-undang Nomer 41 Tahun 2004 tentang wakaf ini?

Seperti dijelaskan dalam peraturan sebelumnya yaitu Peraturan Pemerintah nomer 28

tahun 1977 tentang wakaf tanah milik, dalam pasal 15 Bab VII dijelaskan bahwa

tanah wakaf yang terjadi sebelum terbitnya PP ini maka pendaftarannya dilakukan

oleh nadzir kepada KUA setempat seperti pada prosedur ikrar wakaf dan

pendaftarannya hal ini disebabkan karena tanah wakaf yang terjadi sebelum PP

Nomer 28 Tahun 1977 ini, dilakukan hanya dengan kebiasaan secara lisan atas dasar

29 Ibid, hal. 36

Page 161: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

66

kepercayaan ini, mungkin secara hukum Islam sah tapi secara hukum positif belum

sah karena tidak sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh PP ini, yaitu adanya

keharusan pencatatan dan pendaftaran tanah wakaf.

Sedangkan menurut Undang-undang Nomer 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf,

dijelaskan bahwa status atau kedudukan tanah wakaf yang didaftarkan sebelum

berlakunya Undang-undang ini apabila telah dicatatkan dan didaftarkan berdasarkan

peraturan yang berlaku pada saat itu yaitu Peraturan Pemerintah Nomer 28 Tahun

1977 dinyatakan sah sebagai wakaf dan secara hukum. Dan wajib didaftarkan paling

lama 5 tahun sejak Undang-undang ini diundangkan. Hal ini sesuai dan sebagaimana

diatur dalam pasal 69 ayat (1) dan (2) pada BAB X tentang ketentuan peralihan

sebagai berikut :

(1) Dengan berlakunya Undang-undang ini, wakaf yang yang dilakukan

berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku

sebelum diundangkannya Undang-ndang ini, dinyatakan sah sebagai wakaf

menurut undang-undang ini.

(2) Wakaf sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib didaftarkan dan

diumumkan paling lama 5 (lima) tahun sejak Undang-undang ini

diundangkan.30

Dari pasal peralihan dalam UU Nomer 41 tahun 2004 ini, jelas sudahlah

bahwa tanah wakaf yang didaftarkan sebelum berlakunya Undang-undang ini selama

tanah wakaf tersebut memang sudah terdaftar menurut peraturan yang berlaku pada

30 Ibid, hal. 31

Page 162: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

67

saat praktek wakaf itu dilakukan adalah sah sebagai wakaf. Sebagaimana tertulis

dalam dalam ketentuan peralihan pasal 69 ayat (1) dan (2).

D. Analisa Penulis

1. Letak Geografis Pondok Pesantren

Seperti diketahui Pondok Pesantren Daar el-Hikam yang terletak di Jl.

Menjangan Raya No.27 pada awal didirikannya adalah bernama Pondok Pesantren

Assulaiman yang mana merupakan sebuah pesantren berbasis salafiyah yang

memang didirikan untuk mensyiarkan Islam dan melestarikan warisan Ulama-ulama

salafiyah melalui pengkajian kitab-kitab kuning peninggalan para Ulama klasik, dan

memang tradisi dan corak khas sebuah pesantren salafi seperti itu.

Dari data yang penulis dapatkan tanah wakaf ini ini terletak di desa Pondok

Ranji kecamatan Ciputat Timur, kota Tangerang Selatan Propinsi Banten. Tanah

wakaf ini berupa tanah darat atau wakaf benda tidak bergerak, dengan sertifikat

nomer 1813. Tanah wakaf ini mempunyai panjang 800 m², lebar 700 m² dengan total

luas 5.877 m². Batas sebelah timur berbatasan dengan jalan raya, sebelah barat

berbatasan dengan tanah milik H. Musa, sebelah utara berbatasan dengan tanah milik

Desa, sedangkan sebelah selatan berbatasan tanah milik H. Mustofa.31

Pada awal berdirinya pondok ini belum memiliki bangunan, sarana dan

prasarana yang mencirikan bahwa itu adalah sebuah pesantren, dikarenakan masih

menempati beberapa bangunan bekas kontrakan tahun 70-an, selain itu ketika pondok

31 Salinan Akta Pengganti Akta Ikrar Wakaf, tertanggal 15 Maret 2002

Page 163: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

68

ini berdiri yaitu pada tahun 2001 hanya memiliki beberapa orang santri saja dan ini

adalah hal yang biasa terjadi pada sebuah pesantren atau lembaga ketika awal berdiri.

Seiring berjalannya waktu, pelan tapi pasti pondok pesantren ini mulai dikenal

oleh masyarakat luas terutama dikalangan para mahasiswa yang sedang menempuh

pendidikan S1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dahulu masih bernama IAIN

Jakarta. Pondok yang pada awal berdirinya hanya memiliki beberapa gelintir

santri.saja maka hingga saat ini sudah memiliki puluhan santri putra dan putri yang

mana mereka semua adalah mahasiswa UIN Jakarta. Hal ini sungguh menarik dan

menunjukkan bahwa masih banyak mahasiswa yang masih konsen dan tertarik

dengan kehidupan dan pengajian kitab klasik atau kitab kuning ditengah arus

kehidupan mahasiswa yang sangat hedonis.

Ketika pertengahan 2007 pondok pesantren yang awalnya bernama pondok

pesantren Assulaiman berubah menjadi Pondok pesantren Daar el-Hikam dengan alas

an agar lebih umum dan tidak terkesan personal. Dan itu terbukti makin banyaknya

santri dari kalangan mahasiswa UIN Jakarta yang belajar dan pesantren di sini.

2. Status Wakaf Pondok Pesantren Daar el-Hikam

Pondok pesantren Daar el-Hikam yang awalnya bernama Assulaiman, terletak

di jalan Menjangan Raya No.27 yang didirikan pada tahun 1999 adalah adalah

berstatus tanah wakaf. Sejarah awalnya adalah ketika para anak dari H. Sulaiman bin

H. Jaih yaitu H. Rasyid, Dra. Nurwahdah, Tuti Rosmaya Amd, Salbiyah, Nurika dan

Saidih berkumpul dikediaman H. Rasyid (anak tertua dari H. Sulaiman) pada sekitar

awal tahun 2002 untuk bermusyawarah dengan tujuan merealisasikan pesan dari

Page 164: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

69

bapak mereka yaitu almarhum H. Sulaiman untuk mewakafkan tanahnya seluas 5.877

m² (seperti yang tertera dalam Akta Ikrar Wakaf).32 Maka pada hari Ju’mat tanggal 1

Muharram 1423 H atau bertepatan dengan 15 Maret 2002 terbitlah Akta Ikrar Wakaf.

Dari data yang penulis dapatkan yaitu dari Akta pengganti Akta Ikrar Wakaf dengan

Nomer W3/366/16 tahun 2002 diketahui susunannya sebagai berikut :

Wakif : Saidih

Nadzir : Drs. Karta Dinata

Saksi 1 : M. Yunus

Saksi 2 : M. Yani. 33

Dari keterangan diatas bisa disimpulkan bahwa tanah wakaf Pondok

Pesantren Daar el-Hikam adalah sah dimata Hukum, karena sudah memiliki Akta

Ikrar Wakaf dan sudah didaftarkan di KUA Kecamatan Ciputat tempat tanah wakaf

itu berada. Dari keteerangan yang penuuulis dapatkan walaupun tanah wakaf ini

sudah didaftarkan akan tetapi tanah wakaf ini belum memiliki sertifikat tanah wakaf

dikarenakan adanya kendala birokrasi dalam pengurusannya, dimana berbelit-belit.

Kalau kita lihat dari keterangan yang ada di Akta Ikrar Wakaf, disitu tertulis

tahun 2002 artinya ketika tanah wakaf ini terjadi peraturan yang berlaku saat itu

adalah Peraturan Pemerintah Nomer 28 Tahun 1977 tentang Perwakafan Tanah Milik

dimana diatur dalam BAB III pasal 9 tentang tata cara perwakafan dan

32 Wawancara pribadi penulis dengan ustadz H. Bahrudin Ketua dan Pengasuh Pondok

Pesantren Daar el-Hikam, pada Jum;at 28 Mei 2010. 33 Salinan Akta Pengganti Akta Ikrar Wakaf, tertanggal 15 Maret 2002 yang disahkan di

Ciputat.

Page 165: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

70

pendaftarannya.34 Dalam Peraturan Pemerintah ini dalam dalam BAB VII dijelaskan

bahwa perwakafan tanah yang terjadi sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah ini,

dalam artian perwakafan yang mengunakan tradisi lisan, maka harus didaftarkan pada

kantor KUA setempat karena perwakafan tanah yang terjadi sebelum berlakunya

Peraturan Pemerintah ini hanya berdasarkan tradisi lisan dengan dasar kepercayaan

tanpa adanya bukti-bukti otentik yang tertulis.

Sebagaimana Peraturan Pemerintah Nomer 28 Tahun 1977 yang mengatur

tentang perwakafan tanah milik dimana mengharuskan adanya pencatatan dan

pendaftaran tanah wakaf seteah diikrarkan. Dimana hal ini dimaksudkan agar seluruh

perwakafan dapat dikontrol dengan baik dan bisa dihindari penyelewengan yang tidak

perlu baik oleh nadzir maupun oleh pihak ketiga.35 Begitu juga dengan Undang-

undang perwakafan yang baru yaitu Undang-undang Nomer 41 Tahun 2004 tentang

Wakaf dimana diatur dalam BAB III yang diperinci oleh pasal 32 sampai dengan

pasal 39 dimana wakaf sah apabila dicatakan dan didaftarkan pada lembaga yang

berwenang, dalam hal ini pejabat KUA.

Selanjutnya bagaimana kedudukan dengan tanah wakaf yang didaftarkan

sebelum berlakunya Undang-undang ini? Dalam Undang-undang yang baru ini

perwakafan tanah yang dilakukan dan didaftarkan sebelum adanya Undang –undang

34 Departemen Agama RI, Peraturan Perundangan Perwakafan, (Jakarta: Dirjen Bimas

Islam, Depag RI, 2006) hal.132 35 Achmad Djunaidi, dan Thobieb Al-Asyhar,. Menuju era Wakaf Produktif, Sebuah Upaya

Progresif untuk kesejahteraan umat. (Jakarta: Mitra Abadi Press, 2006) hal. 91

Page 166: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

71

ini adalah sah sebagai wakaf, sebagaimana diatur dalam BAB X tentang ketentuan

peralihan yang diperinci pada pasal 69 dan 70 didalam pasal tersebut disebutkan

bahwa

“Dengan berlakunya Undang-undang ini, wakaf yang yang dilakukan

berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku sebelum

diundangkannya Undang-ndang ini, dinyatakan sah sebagai wakaf menurut undang-

undang ini.”

Kemudian kaitannya dengan tanah wakaf pondok pesantren Daar el-Hikam

yang sebagaimana diketahui dari data-data yang penulis dapat bahwa pesantren ini

adalah berstatus tanah wakaf yang sah dan terdaftar di KUA kecamatan Ciputat

Timur akan tetapi tanah wakaf ini didaftarkan sebelum berlakunya Undang-undang

yang baru dalam artian didaftarkan ketika masih berada dibawah peraturan yang lama

yaitu Peraturan Pemerintah Nomer 28 Tahun 1977.

Selanjutnya kedududukan atau status hukum tanah wakaf yang didaftarkan

sebelum tahun 2004 (sebelum berlakunya Undang-Undang Nomer 41 Tahun 2004)

kedudukannya adalah sah, dengan catatan, tanah wakaf tersebut telah dicatatkan dan

didaftarkan menurut peraturan yang berlaku sebelum tahun 2004 yaitu PP Nomer 28

Tahun 1977. oleh karenanya pondok pesantren Daar el-Hikam yang pada waktu itu

masih bernama Assulaiman sebagai tanah wakaf dari H. Sulaiman adalah sah sebagai

wakaf karena telah dicatatkan dan didaftarkan di KUA setempat berdasarkan

peraturan yang berlaku saat itu yaitu Peraturan Pemerintah Nomer 28 Tahun 1977

Tentang Perwakafan tanah milik, hal ini bias dilihat dari bukti otentik mengenai tanah

Page 167: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

72

wakaf ini dalam hal ini adanya Akta Ikrar Wakaf. Hal ini sesuai dengan Undang-

Undang No.41 Tahun 2004 Tentang Wakaf, sebagaimana diatur dalam pasal 69 ayat

(1)Undang-undang ini, dengan catatan tanah wakaf tersebut wajib didaftarkan paling

lambat lima (5) tahun setelah Undang-undang ini diundangkan atau berlaku,

sebagaimana disebutkan dalam pasal 70 Undang-Undang ini :

Pasal 69 ayat (2)

“ Wakaf sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib didaftarkan dan

diumumkan paling lama 5 (lima) tahun sejak Undang-undang ini diundangkan “

Yang menarik dari pasal diatas adalah tanah wakaf yang telah didaftarkan

sebelum berlakunya UU Nomer 41 Tahun 2004 adalah sah sebagai wakaf, akan tetapi

dengan catatan tanah wakaf tersebut wajib didaftarkan dan diumumkan lagi paling

lama lima (5) tahun setelah Undang-Undang ini diundangkan.36 Dengan kata lain ada

semacam proses administrasi baru, yang masih membingungkan dari pasal 69 ayat (2)

diatas adalah yang wajib mendaftarkan lagi dan mengumumkan tanah wakaf yang

sudah terdaftar berdasarkan peraturan yang lama adalah apakah pihak nazhir sebagai

pemegang amanah sekaligus pengelola atau pihak pejabat PPAIW sebagai pejabat

lembaga yang berwenang dalam hal pencatatan dan pendaftaran wakaf? Dalam

Undang-Undang tidak dijelaskan mengenai hal ini, dan hanya dijelaskan wajib bagi

wakaf yang terdaftar pada peraturan sebelumnya untuk mendaftarkan dan

mengmumkan kembali dalam jangka waktu lima tahun sejak Undang-Undang yang

36 Departemen Agama RI, Proses Lahirnya Undang-Undang No.41 Tahun 2004 Tentang

Wakaf, (Jakarta: Direktorat Pemberdayaan Wakaf, Dirjen Bimas Islam Depag RI, 2006) hal. 296

Page 168: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

73

baru diundangkan tanpa adanya penjelasan ataupun sanksi apa yang akan diterima

seandainya tanah wakaf itu tidak didaftarkan dan diumumkan sebagaimana dimaksud

dalam pasal 69 ayat 2 Undang-Undang wakaf yang baru ini.

Hal ini menjadi penting dalam kaitannya dengan kasus status tanah wakaf

yang terjadi pada Pondok Pesantren Daar el-Hikam, sebagaimana diketahui ponpes

ini berstatus sebagai tanah wakaf yang sah dalam artian tercatat dan terdaftar di KUA

setempat, tetapi terdaftar ketika sebelum berlakunya Undang-Undang wakaf yang

baru. Sebagaimana diketahui dalam Undang-Undang tersebut bahwa tanah wakaf

yang dilakukan berdasrkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku

sebelum diundangkannnya Undang-Undang ini dinyatakan sah dan tanah wakaf

tersebut wajib didaftarakan dan diumumkankan paling lama lima tahun setelah

berlakunya UU ini.

Lalu bagaimana dengan kedudukan tanah wakaf Ponpes Daar-el-Hikam yang

didaftarkan sebelum berlakunya Undang-Undang Nomer 41 Tahun 2004 Tentang

Wakaf? Berdasarkan ketentuan yang berlaku dalam Undang-Undang tentang Wakaf

yang baru, tanah wakaf yang demikian adalah sah sebagai wakaf, karena tanah wakaf

ini telah mempunyai Akta Ikrar Wakaf dan sudah terdaftar di KUA kecamatan

Ciputat Timur, lokasi tanah wakaf ini berada. Artinya kalau dilihat dari pasal 69 ayat

1 Undang-Undang ini, maka kedudukan atau status tanah wakaf Pondok Pesantren

Daar el-Hikam adalah sah sebagai wakaf karena Undang-Undang tentang wakaf yang

baru ini tidak menghapus ketentuan perwakafan yang terjadi sebelum tahun 2004,

atau sebelum berlakunya Undang-Undang Nomer 1 Tahun 2004 Tentang Wakaf.

Page 169: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

74

Akan tetapi kalau kita lihat ayat 2 dari pasal 69 Undang-Undang ini maka

dalam waktu paling lama lima tahun wakaf tersebut wajib didaftarkan dan

diumumkan, sedangkan dari hasil wawancara penulis dengan Pimpinan Ponpes Daar

el-Hikam diketahui bahwa beliau tidak tahu adanya ketentuan seperti pasal 69 ayat 2

Undang-undang yang baru ini37, bahkan adanya Undang-Undang Nomer 41 Tahun

2004 Tentang Wakaf saja beliau tidak tahu, padahal Undang-Undang ini sudah

diundangkan terhitung sejak oktober 2004 artinya Undang-Undang ini telah berlaku

selama 6 tahun. Walaupun demikian tanah wakaf Pondok Pesantren ini

kedudukannya atau statusnya sah dimata hukum, karena telah tercatat dan terdaftar.

Satu hal yang menjadi sorotan penulis dalam kasus ini adalah kurangnya

sosialisasi mengenai Undang-Undang wakaf yang baru ini, Padahal sosialisasi kepada

masyarakat mengenai sebuah produk Undang-Undang adalah sebuah hal yang urgen

agar, hal ini agar produk Undang-Undang tersebut bisa diketahui dan diterima tengah

masyarakat Indonesia. Artinya peran pemerintah dan lembaga terkait dalam hal

pengurusan wakaf perlu bekerja ektra agar suksesnya sebuah produk Undang-

Undang.

37 Wawancara pribadi penulis dengan ustadz H. Bahrudin Ketua dan Pengasuh Pondok

Pesantren Daar el-Hikam, pada Jum;at 28 Mei 2010.

Page 170: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

75

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang penulis dapatkan menngenai

kedudukan tanah wakaf yang didaftarkan sebelum berlakunya Undang-Undang

Nomer 41 Tahun 2004 Tentang wakaf dapat ditarik kesimpulan:

1. Konsep wakaf dalam Islam adalah menahan atau mengawetkan modal

dalam artian menahan pokoknya atau asalnya dan memanfaatkan hasilnya

untuk kepentingan kebaikan, merupakan sebuah instrument ekonomi

dalam Islam yang jika di kelola dengan baik, professional dan maksimal

hasilnya akan luar biasa, dalam menopang ekonomi umat, khususnya

kaum dhuafa.

2. Dalam hukum positif yang berlaku di Indonesia sendiri konsep wakaf

tidak jauh berbeda dalam hukum Islam. Kegiatan perwakafan telah diatur

regulasinya dalam berbagai peraturan perundang-undangan. Seperti dalam

Undang-Undang Pokok Agraria Nomer 5 tahun 1960 dan Peraturan

Pemerintah Nomer 28 Tahun1977 Tentang perwakafan tanah milik,

sedangkan peraturan yang terbaru adalah Undang-Undang Nomer 41

Tahun 2004 Tentang Wakaf yang lebih komprehensif dalam

mengakomodir masalah perwakafan, dimana tidak hanya diatur mengenai

Page 171: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

76

3. Kedudukan atau status tanah wakaf Pondok Pesantren Daar el-Hikam

yang didaftarkan sebelum berlakunya Undang-Undang Nomer 41 Tahun

2004 Tentang Wakaf, adalah sah sebagai wakaf. Hal ini sebagaimana

diatur dalam Undang-Undang yang baru pada pasal 69 ayat 1, dimana

dinyatakan perwakafan yang terjadi berdasarkan ketentuan yang berlaku

sebelum diundangkannya peraturan yang baru ini adalah sah sebagai

wakaf menurut Undang-Undang ini.

4. Mengenai sertifikasi tanah wakaf, banyak tanah wakaf yang berada di

wilayah Kecamatan Ciputat Timur yang sudah terdaftar tapi belum

memiliki sertifikat tanah wakaf karena kendala berbelit-belitnya birokrasi

dalam pengurusannya serta lamanya waktu dalam terbitnya sertifikat.

Untuk bisa mendapatkan sertifikat wakaf adalah meyerahkan dokumen

AIW dan dokumen pendukung lainnya yang disyaratkan oleh pejabat

KUA untuk selanjutnya diserahkan pada mereka yang selanjutnya mereka

akan mengurusnya secara kolektif ke pihak BPN.

Page 172: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

77

B. SARAN

Sesungguhnya berbicara masalah perwakafan terutama masalah perwakafan

tanah tidak lepas dari aspek hukum agraria, oleh karenanya diperlukan suatu

peraturan yang benar-benar bisa menjadi payung hukum bagi legalnya tanah wakaf

tersebut artinya ada semacam kekuatan hukum yang legal secara positif tidak hanya

secara hukum Islam saja, karena Negara Indonesia adalah Negara yang berdasarkan

hukum. Kaitannya dengan permasalahan ini ada beberapa saran-saran yang ingin

penulis sampaikan :

1. Perlunya sosialisasi sebelum dan sesudah sebuah produk hukum dibuat,

dalam hal ini adalah pihak pemerintah dan DPR sebagai pembuat Undang-

undang dan pemerintah dalam pengesah dari Undang-Undang tersebut.

Sosialisasi bisa melalui media massa cetak, elektronik maupun melalui

seminar-seminar yang diadakan di kampus kampus terkemuka.

2. Kaitannya pihak KUA yang ditunjuk oleh Menteri Agama sebagai

PPAIW, diharapkan untuk berperan lebih aktif terutama dalam proses

pembuatan sertifikat tanah wakaf agar birokrasinya jangan terlalu rumit,

sehingga tidak membuat para nazhir wakaf menjadi enggan dalam

pengurusan sertifikat tanha wakaf karena birokrasi yang sulit.

3. Kepada pihak pengelola tanah wakaf dalam hal ini Pondok Pesantren Daar

el-Hikam untuk seyogyanya mengikuti perkembangan mengenai peraturan

perundang-undangan mengenai perwakafan, agar kejadian ketidaktahuan

mengenai peraturan mengenai tanah wakaf tidak terjadi di kemudian hari.

Page 173: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

78

DAFTAR PUSTAKA

Al-Quranul Karim Al-Alabij, Adijani, Perwakafan Tanah Di Indonesia Dalam Teori Dan Praktek,

Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2002.

Al-Asqalani, ibnu Hajar, terjemah buughul maram, alih bahasa: A.Hassan, Bandung: CV. Diponegoro, 2006.

Abdul Halim, Hukum Perwakafan Di Indonesia, Ciputat Press, Ciputat : 2000

Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam Di Indonesia, Jakarta: Akademika Pressindo, 2007.

Al-Kabisi, Muhammad Abid Abdullah, HUKUM WAKAF Kajian Kontemporer Pertama Dan Terlengkap Tentang Fungsi Dan Pengeolaan Wakaf Serta Penyelesaian Atas Sengketa Wakaf, Penerjemah Ahrul Sani Faturrahman dan rekan-rekan, Jakarta : Dompet Dhuafa Republika dan IIMan Press.

Al-Maqdisi, Ibnu Qudamah, Al- Muqni, Daar ‘Aalim Al-Kutub, tt, Juz ke 6 Al-Maraghi, Syeikh Ahmad Mushthofa, Terjemah Tafsir Al-Maraghi, Bandung: CV.

Rosda Karya, 1987. sAl-Munawwar, Said Agil Husin, Hukum Islam DanPluralitasSosial, EditorHasan

M.Noer dan Musyafa-Ullah, Jakarta : Permadani, 2004. Al-Qaradhawi, Yusuf, Hikmah Pelarangan Riba, Jakarta: Akbar Media Eka Sarana,

2002. CSRC UIN, Wakaf, Tuhan, dan Agenda Kemanusiaan Studi tentang Wakaf dalam

Perspektif Keadilan Sosial di Indonesia. Departemen Agama RI, Bunga Rampai Perwakafan, Jakarta: Dirjen Bimas Islam,

Direktorat Pemberdayaan Wakaf, 2006 Departemen Agama RI, Panduan Pemberdayaan Tanah Wakaf Produktif Strategis di

Indonesia. Jakarta, 2006.

Page 174: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

79

Departemen Agama RI, UU RI no 41 tahun 2004 Tentang Wakaf, Dirjen Bimas Islam. Jakarta : 2004.

Departemen Agama RI, Peraturan Perundangan Perwakafan, Dirjen Bimas Islam.

Jakarta : 2006 Departemen Agama RI, Proses Lahirnya UU No 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf,

Jakarta : 2006. Departemen Agama RI, Fiqih Wakaf, Dirjen Bimas Islam. Jakarta : 2006. Departemen Agama RI, Pedoman Pengelolaan dan Pengembangan Wakaf. Jakarta:

2006. Departemen Agama RI, Strategi Pengamanan Tanah Wakaf. Jakarta: 2004. Departemen Agama RI, Paradigma Baru Wakaf di Indonesia, Direktorat

Pemberdayaan Wakaf, Dirjen Bimas Islam, Jakarta: 2006. Djunaidi, Achmad dan Al-asyhar, Thobieb. Menuju era Wakaf Produktif,Sebuah

Upaya Progresif untuk kesejahteraan umat. Jakarta: Mitra abadi Press, 2006. Muhammad Syah dkk, Ismail, Filsafat Hukum Islam, Jakarta : Bumi Aksara dan

Direktorat Jenderal pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Depag, 1992 Munawwir, Ahmad Warson, Al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia. Surabaya:

Pustaka Progresif, 1997. Muslim, Imam, Shahih Muslim, Maktabah Daar Ihya al-Kutub, tt. Qahaf, DR Mundzir. Manajemen wakaf Produktif, penerjemah, Muhyiddin Mas Rida.

Jakarta : Khalifa, 2004. Sabiq, Sayyid, Fiqhu Al-sunnah, Beirut: Daar al-Kitab al-Arabi, tt, Juz 2 Shihab, M.Quraish, Tafsir al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Quran,

Jakarta: Lentera Hati, 2002. S. Praja, Juhaya, Perwakafan di Indonesia, Sejarah, Pemikiran Hukum, dan

Perkembangannya, Bandung : Yayasan Piara, 1995 Syaikh Ibrahim al-Baijuri. Hasyiyah al-Baijuri ‘ala ibni Qasim al- Guzza, Semarang:

Toha Putra, tt.

Page 175: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

80

Syaikh Zainuddin bin Abdul Azis al- Malibary, Fathul Mu’in Daar Ihya al-Kutub al-

Arabiyyah, Indonesia, tt. Terjemah Nailul Authar, Himpunan Hadis-hadis Hukum, Penerjemah Mu’ammal

Hamidi, Imran A.M, Umar Fanani, Surabaya: PT Bina Ilmu, 2001. Usman, Suparman. Hukum Perwakafan di Indonesia. Jakarta: Darululum Press, 1999. Wajdy Farid dan Mursyid. Wakaf dan Kesejahteraan Umat ( Filantrofi Islam yang

Hampir Terlupakan ). Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2007. Zainuddin, A. Rahman Ritonga, Fiqih Ibadah, Jakarta : Gaya Media Pratama Zuhaili, Dr.Wahbah, al-Fiqhu al-Islam wa Adillatuhu, Daar el-Fikr, Juz 10, Beirut:

2007/1428 H.

Page 176: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

QUESTION LIST Pewawancara : Ahmad Patoni

Yang diwawancara : Afkar Bakarudin S.Pdi

Jabatan : Penghulu/Bagian Perwakafan

Tanggal : 31 Mei 2010

Tempat : KUA Kecamatan Ciputat, Kota Tangerang Selatan, Banten

1. Bagaimana mekanisme dalam pensertifikasian tanah wakaf ?

Jawab : secara global mekanismenya adalah pertama wakif mendatangi KUA

setempat sambil membawa persyaratan administrasi yang diperlukan, setelah itu pihak

KUA mengecek kelengkapannya setelah dinyatakan lengkap maka pihak KUA

meneruskannya ke pihak Kantor Kementrian Kabupaten, setelah itu diteruskan ke pihak

BPN, dimana pihak BPN akan mengecek tanah wakaf tersebut apakah sudah layak atau

tidak diterbitkannya sertifikat wakaf.

2. Syarat apa saja yang diperlukan dalam pensertifikasian tanah wakaf ?

Jawab : syarat yang diperlukan adalah AIW, surat bukti kepemilikan tanah yang

asli (SHM), surat pajak, surat keterangan tanah dari Lurah dan Camat yang menerangkan

bahwa tanah tersebut tidak dalam sengketa, foto kopi KTP wakif, nadzir dan saksi-saksi,

surat keterangan ahli waris jika wakif telah meninggal dunia, dan akta notaris jika yang

mewakafkan adalah berbentuk yayasan .

3. Berapa lama waktu yang dibutuhkan dan biaya yang diperlukan dalam pensertifikasian

ini ?

Page 177: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

Jawab : mengenai masalah waktu tidak bisa ditentukan artinya bersifat

kondisional dan ini sangat ini tergantung dari kelengkapan administrasi yang dibawa dari

pihak wakif.disamping itu pihak BPN juga tidak hanya mengurusi masalah tanah wakaf

saja. Mengenai biaya, ada dana hibah dari Pemda atau Bupati.

4. Apakah tanah wakaf yang sudah terdaftar wajib disertifikasi ?

Jawab : ya, wajib. Agar tanah wakaf tersebut memiliki kekuatan hukum jika suatu

saat nanti ada sengketa mengenai tanah wakaf tersebut.

5 Apakah manfaat dari pensertifikasian tanah wakaf ?

Jawab : pertama tanah wakaf tersebut sudah memiliki kekuatan hukum, kedua

tanah wakaf tersebut bebas dari pajak, dan terjamin dari segala macam bentuk sengketa

mengenai tanah wakaf tersebut.

6. Upaya apa saja yang telah dilakukan oleh KUA kecamatan Ciputat terhadap tanah

wakaf yang belum memiliki sertifikat tanah wakaf ?

Jawab : Himbauan kepada masyarakat untuk segera didaftarkan tanah wakaf yang

belum diikrarkan atau yang belum bersertifikat melalui PAH (penyuluh agama Honorer)

dan pertemuan-pertemuan baik dalam kegiatan-kegiatan para amil (penghulu), rapat-rapat

tingkat kecamatan serta pengajian MUI tingkat Kecamatan.

7. Kendala apa saja yang ditemukan dilapangan berkaitan dengan upaya ini ?

Jawab : kendala utamanya adalah tidak adanya bukti otentik mengenai kepemilika

tanah wakaf tersebut dan adanya perselisihan antara nadzir dengan ahli waris dari pihak

wakif.

Page 178: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

QUESTION LIST

Pewawancara : Ahmad Patoni

Nara Sumber : KH. Bahrudin S.Ag

Jabatan : Ketua Ponpes Daar el-Hikam

Tanggal : 28 Mei 2010

Alamat : Jl. Menjangan Raya No.27 Pondok Ranji Ciputat

1. Bagaimana sejarah terjadinya tanah wakaf Ponpes ini ?

Jawab : sejarah teradinya tanah wakaf ponpes ini bermula ketika H. sulaiman bin

H.Jaih berniat ingin mewakafkan tanahnya untuk pondok pesantren kepada anaknya yang

bernama H. Rasyid. Lalu sepeninggal H. Sulaiman, H. Rasyid sebagai anak tertua

mengadakan musyawarah keluarga pada sekitar awal 2002 untuk merealisasikan niat dari

bapak mereka yaitu ingin mewakafkan tanahnya untuk sebuah pondok pesantren. Hingga

pada hari jumat tanggal 1 Muharam bertepatan dengan 15 maret 2002 terbitlah AIW

dengan No. W3/366/16 tahun 2002.

2. Dalam UU No.41 Tahun 2004 Tentang Wakaf ada ketentuan bahwa tanah wakaf yang

terjadi sebelum terbitnya UU tersebut maka tanah wakaf tersebut harus didaftarkan ulang

setelah UU ini terbit, apakah tanah wakaf ponpes ini telah didaftarkan Ulang ?

Jawab : belum,

3. Kenapa ?

Jawab : karena tidak tahu adanya ketentuan tersebut disamping itu saya juga

tidak tahu adanya Undang-Undang yang baru yang mengatur mengenai wakaf tersebut.

Page 179: KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2603/1/AHMAD... · Kedudukan Tanah Wakaf Yang didaftarkan ... Paradigma baru wakaf di

4. Apakah tanah wakaf ini sudah memiliki sertifikat tanah wakaf ?

Jawab : belum.

5 Kenapa ?

Jawab : pertama malas mengurusnya dan kita di sini bersikaf pasif artinya bersikap

menunggu.

6. Apakah pernah mencoba mengurusnya ?

Jawab : Dulu pernah mengurusnya akan tetapi dikarenakan birokrasi yang

berbelit-belit akhirnya dibiarkan sajalah seperti ini.

7. Apakah Pak Kiayi tahu akibat tanah wakaf yang belum memiliki sertifikat wakaf ?

Jawab : setahu saya tanah wakaf tersebut masih harus dikenakan kewajiban

membayar pajak atas tanah tersebut.