Kedudukan dan Kewenangan Desa Adat dan Desa Dinas di Bali ...

35
Kedudukan dan Kewenangan Desa Adat dan Desa Dinas di Bali Pasca Pemberlakuan UU Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa Dalam Perspektif Administratif

Transcript of Kedudukan dan Kewenangan Desa Adat dan Desa Dinas di Bali ...

Page 1: Kedudukan dan Kewenangan Desa Adat dan Desa Dinas di Bali ...

Kedudukan dan Kewenangan Desa Adat dan Desa

Dinas di Bali Pasca Pemberlakuan UU Nomor 6

Tahun 2014 Tentang Desa Dalam Perspektif

Administratif

Page 2: Kedudukan dan Kewenangan Desa Adat dan Desa Dinas di Bali ...

Wilayah Hukum pada Desa Dinas dan Desa Adat di bali

Page 3: Kedudukan dan Kewenangan Desa Adat dan Desa Dinas di Bali ...

Latar Belakang1. Diberlakukannya UU Nomor 6 Tahun 2014

tentang Desa semenjak 15 Januari 2014

menyertakan ragam dinamika tersendiri di

Bali.

2. Desa dinas merupakan desa asli yang pada

saat jaman penjajahan kolonial Belanda

disebut sebagai volksgemeenschappen atau

kesatuan masyarakat hukum adat pribumi

(Nurcholis, 2014)

Page 4: Kedudukan dan Kewenangan Desa Adat dan Desa Dinas di Bali ...

3. Karakteristik ini ditandai dengan masih kuatnyaperan desa adat disamping desa dinas lebihbanyak menyertakan saling silang pendapat

4. Mengenai status kewilayahan dan batasankewenangan dengan disandarkan pada landasansosio historis. Polemik akhirnya membelah duapendapat di kalangan warga Bali antara pilihanmendaftar desa dinas atau desa adat sesuaidengan ketentuan dalam regulasi desa ini.

Page 5: Kedudukan dan Kewenangan Desa Adat dan Desa Dinas di Bali ...

2. Hanya saja saling silang pendapat ini selainmembawa akibat multitafsir atas pasal yang ada,juga mengabaikan esensi lain yang juga justrulebih penting disikapi dari regulasi ini, khususnyapotensi dukungan dan hambatan UU Nomor 16Tahun 2004 dari sisi kewenangan dan kedudukandesa dinas dan desa dinas secara administratif.

3. Hal ini misalnya terkait pasal 72 mengenaibesaran alokasi desa sebesar 10% yangdidesentralisasikan Pemerintah Pusat sebesar 1miliar rupiah ke masing-masing desa atau pasal66 tentang masa jabatan kepala desa, perangkatdesa serta kesejahteraannya (Rosdiana, 2014).

Page 6: Kedudukan dan Kewenangan Desa Adat dan Desa Dinas di Bali ...

4. Karakteristik desa adat dan desa dinas

meski berbeda fungsi dan kewenangan,

namun kinerja administratif seringkali

tumpang tindih, terutama pada kendali tugas

dekonsentrasi. Seperti bantuan hibah

pengelolaan, urusan pertanian dan

pengairan dari pemerintah provinsi kepada

kelompok subak desa adat tertentu, perbekel

desa dinas setempat mengeluh karena

terbebani dengan sistem

pertanggungjawaban anggaran terpadu.

Page 7: Kedudukan dan Kewenangan Desa Adat dan Desa Dinas di Bali ...

2. Permaslahan

Berdasarkan Permasalahan

diatas maka masalah

dalam penelitian ini adalah :

bagaimana pengaturan

kewenangan pengelolaan

ketentuan ketentuan desa

dinas dan desa adat sesuai

dengan Undang-Undang

Nomor 6 Tahun 2014 dari

perspektif administratif.

Page 8: Kedudukan dan Kewenangan Desa Adat dan Desa Dinas di Bali ...

5. Tujuan Umum : penelitian ini adalah diperolehnyapemetaan dukungan dan hambatan atas implementasiUndang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 khususnya diBali. Hasil pemetaan ini selanjutnya digunakan sebagaibahan desain rekayasa sosial berupa rekomendasiyang dipublikasi di serta juga diserahkan padastakeholder yang terkait dengan regulasi ini, sepertiPemerintah Provinsi Bali.

Tujuan Khusus : khusus mengenai pemetaandukungan dan hambatan implementasi UU Nomor 6Tahun 2014 tentang Desa di Provinsi Bali dari segiadministrasi negara akan banyak diperoleh puladimensi keberhasilan sekaligus kegagalannya secaraobyektif.

Page 9: Kedudukan dan Kewenangan Desa Adat dan Desa Dinas di Bali ...

5. Urgensi Keutamaan penelitian :

Penelitian ini sekaligus memiliki keutamaan mengingatBali memiliki karakteristik berbeda dari desa lain diIndonesia dimana disamping berjalannya pemerintahandesa dinas, berjalan pula otoritas desa adat setempat.Meskipun memiliki perbedaan fungsi dan kewenangannamun pada realitasnya kedua kelembagaan lokal iniseringkali memiliki perbedaan persepsi atas pasal-pasal dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014.Misalnya pendaftaran desa adat dan desa dinas kePemerintah Pusat, namun hal ini dikhawatirkan akanmenghilangkan otonomi desa adat sendiri, sepertiwacana pemilihan bendesa adat dan isu-isu lain yangmengkhawatirkan akan terdapatnya intervensiPemerintah Pusat dalam pendaftaran desa ada

Page 10: Kedudukan dan Kewenangan Desa Adat dan Desa Dinas di Bali ...

1. Penelitian ini akan memberikan masukan padaPemerintahan Daerah Provinsi bali menyangkutpengaturan tata kelola pemerintahan desa berdasarkanUndang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentangPemerintahan Desa, serta perumusan Perda Kedepan.

2. Akan dipublikasikan pada jurnal nasional terakreditasi,Jurnal Internasional, Jurnal ADIPI dan Sebagai laporanKe DPR RI.

3. Sekaligus memperoleh bentuk desain rekayasa sosialterkait implementasi kebijakan UU No. 6 Tahun 2014yang perlu disampaikan ke Pemerintah Provinsi Balidan MUDP sebagai salah satu bahan pertimbanganmasukan pembuatan Peraturan Daerah terkait Desayang hingga kini masih dalam taraf pembahasan.

Page 11: Kedudukan dan Kewenangan Desa Adat dan Desa Dinas di Bali ...

1. Bali membutuhkan kajian atas implementasiregulasi ini terutama dari segi administratifmengingat Bali memiliki karakteristik berbedadari desa-desa yang ada di luar Bali. Kajianyang selama ini ada hanya sebatasimplementasi atas UU Nomor 6 Tahun 2014yang ada di luar provinsi Bali. Catatan atasimplementasi regulasi ini pun hanya sebataskajian atas kegagalan atas tinjauan dari aspekhukum tanpa disertai potensi dukungankeberhasilan atas undang-undang ini.

Page 12: Kedudukan dan Kewenangan Desa Adat dan Desa Dinas di Bali ...

2. Kajian Nurcholish (2014) dalam artikel ilmiah berjudulCatatan Kritis terhadap Undang-Undang nomor 6Tahun 2014, misalnya menyoroti UU tentang desa inidari konteks latar historis legal formal pembentukanUU ini. Pada paparannya, Nurcholish lebih banyakmengkaji naskah Undang-Undang secara contentanalysis berdasarkan teori hukum adat. Kesimpulanyang dituliskan bahwa pengaturan terhadap desa yangada selama ini dinilai melenceng dan misleading darinorma pasal 18 B ayat 2 UUD 1945, sehingga perluperhatian khusus dari perangkat pelaksana UU iniuntuk senantiasa memperhatikan eksistensi adatdalam desa-desa yang ada di Indonesia. Pada kontekskajian Nurcholis ini tidak disebutkan sama sekalimengenai problematika aspek-aspek administratifdalam UU No. 6 Tahun 2014.

Page 13: Kedudukan dan Kewenangan Desa Adat dan Desa Dinas di Bali ...

3. Penelitian lain dilakukan pula oleh Aswandi (2014) dalam judulKedudukan Peraturan Desa ditinjau dari Undang-UndangNomor 6 Tahun 2014 tentang Desa. Penelitian ini lebih melihataspek yuridis dari Undang-Undang nomor 6 Tahun 2014khususnya dalam pembentukan peraturan desa. Denganmenggunakan metode penelitian hukum normatif, penelitian inimenegaskan bahwa Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentangdesa dinilai lebih longgar dalam melakukan desentralisasikekuasaan terhadap desa. Undang-undang tersebut kembalimenghidupkan peran BPD sebagai parlemen desa untukmelakukan pengawasan terhadap kebijakan desa terutamadalam membentuk peraturan desa. Undang-Undang Nomor 6Tahun 2014 memberikan porsi terhadap peraturan desa lebihtinggi kedudukannya dibandingkan dengan pada saat masihberlakunya PP nomor 72 Tahun 2005. Penelitian ini jugamerupakan kajian yang menkaji aspek hukum dan tidakmenyertakan sama sekali kajian administratif atas implementasiUndang-Undang Nomor 6 Tahun 2014.

Page 14: Kedudukan dan Kewenangan Desa Adat dan Desa Dinas di Bali ...

5. Dengan adanya beberapa pustaka ilmiah diatas, tentunya kajianimplementasi UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa ditinjau darisegi administrasi negara, terlebih di Provinsi Bali masih belumada. Penelitian ini diharapkan akan memulai kajianimplementasi UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa ditinjau darisegi administrasi negara, khususnya di Provinsi Bali. Hambatandalam pemaknaan harafiah merupakan situasi atau kondisiyang menyebabkan tidak lancar atau terdapat rintangan. Padapenelitian ini hambatan lebih merujuk pada potensi pelanggaranatas pasal-pasal yang ada dalam Undang-Undang Nomor 6Tahun 2014. Pada saat regulasi diimplementasikan senantiasaterdapat ruang penyimpangan atau pelanggaran di masyarakat.Sedangkan dukungan secara harafiah merupakan kondisi yangmemperlancar atau mendorong sesuatu sehingga dapatmencapai tujuan. Pengertian dukungan pada penelitian iniadalah hal-hal terkait sumber daya atau faktor lain yangmenyebabkan kepatuhan dan kesadaran atas Undang-UndangNomor 6 Tahun 2014.

Page 15: Kedudukan dan Kewenangan Desa Adat dan Desa Dinas di Bali ...

• Kajian administratif atau administrasi menurut

pengertian Fayol adalah kegiatan perencanaan,

pengorganisasian, komando, koordinasi dan

pengawasan. Sedangkan Sutisna (1989:19)

mengartikan bahwa administrasi adalah

keseluruhan proses dengan mana sumber-

sumber manusia dan materil yang cocok dibuat

tersedia dan efektif bagi pencapaian maksud-

maksud organisasi secara efisien.

Page 16: Kedudukan dan Kewenangan Desa Adat dan Desa Dinas di Bali ...

• Pada konteks yang lebih spesifik, Nurcholis (2013) menekankan bahwa dari sisi administratif, sebuahregulasi tentang desa dapat ditinjau dari beberapa halantara lain : Kewenangan Desa, termasuk denganpemerintah pusat dan pemerintah daerah diatasnya(Pemerintah Kabupaten maupun PemerintahProvinsi); Keuangan Pemerintah Desa, yang meliputisumber keuangan, Anggaran Pendapatan dan BelanjaDesa beserta peruntukannya; Kebijakan Desa yang meliputi peraturan desa dan keputusan kepala desa; Pelayanan dan Administrasi KetatausahaanPemerintahan Desa; dan kepemimpinan kepala desa. Sehingga dengan demikian, pada konteks penelitianini tinjauan administrasi negara lebih disandarkanpada pengertian keseluruhan proses pendayagunaansumber daya baik manusia maupun material bagipencapaian tujuan yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.

Page 17: Kedudukan dan Kewenangan Desa Adat dan Desa Dinas di Bali ...
Page 18: Kedudukan dan Kewenangan Desa Adat dan Desa Dinas di Bali ...

Tahap I

Politik Kebijakan

Tentang pengelolaan manajeman dan

administrasi Desa Dinas dan Desa Adat di bali

Undang-Undang Pemerintahan

Desa No. 6 Tahun 2014

Tahap II

Kebijakan Pengelolaan

SDM PelaksanaAdm.Pemerintahan dan

Pendamping

Desa Dinas dan Desa Adat

Undang-Undang Pemerintahan Desa No. 6 Tahun 2014

Page 19: Kedudukan dan Kewenangan Desa Adat dan Desa Dinas di Bali ...

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metodedeskriptif kualitatif. Metode kualitatifmengikuti prosedur penelitian yangmenghasilkan data deskriptif, yaitu berupakata-kata tertulis dari perilaku yangdiamati (Moleong, 2005:16). Penelitian inidiarahkan pada penggambaran obyekpenelitian secara holistik (menyeluruh).

Page 20: Kedudukan dan Kewenangan Desa Adat dan Desa Dinas di Bali ...

2. Teknik Pengumpulan data melalui :1. Wawancara adalah teknik pengumpulan data melalui tanya jawab secara

langsung dimana pihak penanya (interviewer) berhadapan langsung secarafisik dengan pihak yang ditanyai (interviewee). Metode wawancara yang digunakan pada penelitian ini adalah metode wawancara mendalam (in-depth interview) dengan berpedoman pada daftar wawancara yang sudahdibuat / dipersiapkan sebelumnya (interview guide). Wawancaramendalam pada suatu penelitian bertujuan menghimpun keterangantentang fenomena dalam masyarakat (Melly, 1994:129). Penggunaanteknik wawancara ini dimaksudkan mendapatkan data primer mengenaifaktor-faktor hambatan dan dukungan implementasi Undang-UndangNomor 6 Tahun 2014 tentang Desa pada tinjauan Administrasi Negara.

2. Studi dokumen yaitu kegiatan melakukan analisis terhadap dokumen-dokumen atau data tertulis yang berhubungan dengan penelitian ini.

3. Focus Group Discussion (FGD)Teknik FGD dilakukan dengan cara mendiskusikan satu topik tertentu yang melibatkan perwakilan-perwakilan dari berbagai kelompok masyarakat. Penelitian ini difokuskan di Kota Denpasar dan Kabupaten Badung.Kelompok masyarakat yang diikutsertakan dalam FGD adalah perwakilan dari tiap organisasi sosial/kemasyarakatan, organisasi politik dan adat

Page 21: Kedudukan dan Kewenangan Desa Adat dan Desa Dinas di Bali ...

3. Lokasi Penelitian.Lokasi penelitian dilakukan pada beberapa narasumberyang ada di tingkat Pemerintah Provinsi, PemerintahKabupaten dan Pemerintah Desa sendiri yang ada di Bali. Teknik penentuan informan dilakukan secara purposive sampling, yaitu mereka dipandang memiliki pengetahuansesuai dengan topik penelitian. Pada teknik ini, penelitimewawancarai beberapa narasumber kunci terlebih dahuludi tingkat Pemerintah Provinsi, yaitu Kepala BadanPemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah DesaPemerintah Provinsi Bali. Pada narasumber ini, melaluiteknik snow ball diharapkan akan didapatkan informasikunci yang sangat penting terkait responden penelitianyang akan diwawancarai, termasuk beberapa pemerintahkabupaten dan pemerintah desa yang dianggap bisamewakili jawaban atas perumusan masalah penelitian ini.

Page 22: Kedudukan dan Kewenangan Desa Adat dan Desa Dinas di Bali ...

• Pada kategorisasi desa-desa yang terpilih dari 8 wilayahKabupaten yang ada di Provinsi Bali, tentunya adalahdesa-desa dinas maupun desa-desa adat yang memilikikarakteristik tertentu, seperti dari segi ekonomi (desayang karaketristik miskin dan kaya diukur daripendapatan asli desa), segi politik (desa yang menyertakan dinamika politik, misalnya konflik, dinamika antara Pemerintah Desa dengan Pemerintahatasannya) dan lain sebagainya. Nara sumber kuncilainnya adalah Kepala Kantor Pemberdayaan Desa yang ada di masing-masing Kabupaten di Provinsi Bali. Padanarasumber ini juga akan didapatkan informasi akuratmengenai responden yang bisa diwawancarai terkaittema penelitian ini.

Page 23: Kedudukan dan Kewenangan Desa Adat dan Desa Dinas di Bali ...

Pembahasan Penelitian

• Kedudukan dan Kewenangan Desa Desa di Bali

• Kewenangan Administratif Desa Dinas danDesa Adat

Page 24: Kedudukan dan Kewenangan Desa Adat dan Desa Dinas di Bali ...

UU No. 6 Tahun 2016Tentang Desa

Pemerintahan

MasyarakatAdat

Kelihan

Desa Adat Desa Dinas

Perbekel

PerspektifAdministratif

Page 25: Kedudukan dan Kewenangan Desa Adat dan Desa Dinas di Bali ...

Desa Dinas dan Desa Adat serta penyatuan masyarakat

dalam wisata budaya

Page 26: Kedudukan dan Kewenangan Desa Adat dan Desa Dinas di Bali ...

Kesimpulan

• Berlakunya Undang-undang Nomor 6 Tahun2014 menimbulkan wacana yang sangatintensif dikalangan masyarakat Bali mengenaikedudukan desa pakraman dalam kerangkaundang-undang yang baru ini

• Inti dari wacana yang berkembang adalahmunculnya tiga alternatif mengenai model desa di Bali setelah berlakunya Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014, yaitu

Page 27: Kedudukan dan Kewenangan Desa Adat dan Desa Dinas di Bali ...

• pertama, dilakukan penyatuan dua bentukdesa di Bali (desa pakraman dan desa dinas) dengan menetapkan desa pakraman sebagaidesa menurut Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999. Alasannya, desa yang dimaksudoleh Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 adalah kesatuan masyarakat hukum adat, dalam hal ini desa pakraman

Page 28: Kedudukan dan Kewenangan Desa Adat dan Desa Dinas di Bali ...

• Kedua, yang ditawarkan adalah desa dinasyang ditetapkan sebagai desa menurutundang-undang yang keberadaannya tetapberdampingan dengan desa pakraman.

Dengan demikian, kondisi yang telah ada(dualitas desa) tetap dipertahankan. Alternatifketiga yang ditawarkan adalahdikembalikannya keperbekelan sebagai model desa yang melaksanakan fungsi administratifdisamping desa pakraman yang tetapmelaksanakan fungsi-fungsi adat dan agama.

Page 29: Kedudukan dan Kewenangan Desa Adat dan Desa Dinas di Bali ...

• Ketiga, dalam realita, pergantian Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 dengan Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999. Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 dan pergantianPeraturan Daerah Nomor 06 Tahun 2006 dengan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun2001 tidak membawa perubahan mengenaiposisi desa pakraman dalam hubungannyadengan pemerintah (Pemerintahan Desaataupun Pemerintah Daerah)

Page 30: Kedudukan dan Kewenangan Desa Adat dan Desa Dinas di Bali ...
Page 31: Kedudukan dan Kewenangan Desa Adat dan Desa Dinas di Bali ...
Page 32: Kedudukan dan Kewenangan Desa Adat dan Desa Dinas di Bali ...
Page 33: Kedudukan dan Kewenangan Desa Adat dan Desa Dinas di Bali ...
Page 34: Kedudukan dan Kewenangan Desa Adat dan Desa Dinas di Bali ...
Page 35: Kedudukan dan Kewenangan Desa Adat dan Desa Dinas di Bali ...

Usulan PenelitianHibah Unggulan Udayana

Kedudukan dan Kewenangan Desa Adat

dan Desa Dinas di Bali Pasca Pemberlakuan

UU Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa

Dalam Perspektif Administratif