EKSISTENSI KEMIREN SEBAGAI DESA ADAT SUKU OSING … · EKSISTENSI KEMIREN SEBAGAI DESA ADAT SUKU...

25
EKSISTENSI KEMIREN SEBAGAI DESA ADAT SUKU OSING Studi di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Sosiologi Disusun Oleh: Abdusyukur Eko Wisudana 201210310311039 JURUSAN SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2016

Transcript of EKSISTENSI KEMIREN SEBAGAI DESA ADAT SUKU OSING … · EKSISTENSI KEMIREN SEBAGAI DESA ADAT SUKU...

EKSISTENSI KEMIREN SEBAGAI DESA ADAT SUKU OSING

Studi di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Malang

Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Sosiologi

Disusun Oleh:

Abdusyukur Eko Wisudana

201210310311039

JURUSAN SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2016

LEMBAR PENGESAHAN

Dipertahankan di Depan Dewan Penguji

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang

Diterima sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Kesarjanaan Strata Satu (S1)

Pada Tanggal: 04 Agustus 2016

Dihadapan Dewan Penguji

1. Rachmad K. Dwi S. MA ( )

2. Muhamad Hayat, S.Sos, MA ( )

3. Dra.Tutik Sulistyowati, M.Si ( )

4. Luluk Dwi Kumalasari, S.Sos, M.Si ( )

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Malang

Dr. Asep Nurjaman, M.Si

KATA PENGANTAR

Segala Puji dan syukur alhamdulillah kehadirat Allah SWT atas segala

kebesaran dan kemurahan-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan innayah-

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Eksistensi Kemiren

Sebagai Desa Adat Suku Osing (Studi di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah,

Kabupaten Banyuwangi)” tepat waktu sebagai salah satu persyaratan untuk

menempuh gelar Sarjana (S1) Sosiologi.

Skripsi ini merupakan bagian dari program akademik di Jurusan Sosiologi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang, dengan

adanya skripsi ini besar manfaat yang dapat diambil oleh mahasiswa dan khususnya

oleh penulis. Penulis dapat menerapkan ilmu yang diperoleh pada saat kuliah serta

dapat terjun langsung ke lapangan untuk memperoleh tambahan informasi serta akan

mampu melatih pola pikir bagi mahasiswa pada umumnya dan bagi penulis khususnya.

Penulisan skripsi ini sepenuhnya masih banyak kekurangan dan masih jauh dari

sempurna baik isi, cara pengetikan, dan bahasa yang disebabkan keterbatasan-

keterbatasan yang dimiliki oleh penulis. Proses penyusunan laporan penulisan skripsi

ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan dan dukungan berbagai pihak. Untuk itu

di kesempatan kali ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang setulusnya

kepada:

1. Bapak Drs Fauzan MPd Selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Malang

(UMM)

2. Bapak Dr. Asep Nurjaman, M.Si selaku Dekan FISIP UMM

3. Bapak Muhammad Hayat, MA selaku Ketua Jurusan Sosiologi FISIP UMM

4. Ibu Dra. Tutik Sulistyowati, M.Si selaku dosen pembimbing 1 yang telah

membimbing dan memberikan masukan dan saran dari awal proses awal hingga

selesainya pembuatan skripsi serta dukungan dan semangat bagi penulis.

5. Ibu Luluk Dwi Kumalasari, S.Sos., M.Si selaku dosen pembimbing 2 yang telah

membimbing dengan memberikan masukan, saran, dukungan, dan semangat dari

awal proses awal hingga selesainya pembuatan skripsi serta selalu sabar dan

memberikan banyak solusi disetiap masalah atau kendala yang dialami penulis.

6. Bapak Dr. Wahyudi Winaryo, M.Si selaku Dosen Wali yang selalu memberikan

semangat dan dukungan serta ilmu yang diberikan selama kuliah.

7. Seluruh dosen Jurusan Sosiologi Universitas Muhammadiyah Malang yang telah

memberikan ilmu yang bermanfaat bagi penulis

8. Serta kepada orangtua, keluarga dan teman-teman yang telah memberikan

semangat kepada penulis untuk menyelesaikan tugas akhir berupa skripsi.

Semoga bantuan yang telah diberikan kepada penulis menjadi catatan amalan

baik serta mendapat pahala yang setimpal dari Allah SWT. Pada akhirnya penulis

berharap semoga tugas ini dapat bermanfaat.

Malang, 1 Agustus 2016

Penulis

DAFTAR ISI

Halaman LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................................... 2

BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI ............... Error! Bookmark not defined.

LEMBAR PERNYATAAN ........................................ Error! Bookmark not defined.

LEMBAR PERSETUJUAN ....................................... Error! Bookmark not defined.

MOTTO HIDUP ......................................................... Error! Bookmark not defined.

LEMBAR PERSEMBAHAN ..................................... Error! Bookmark not defined.

KATA PENGANTAR .................................................................................................. 3

DAFTAR ISI ................................................................................................................. 5

DAFTAR TABEL ......................................................................................................... 8

DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... 9

ABSTRAK .................................................................. Error! Bookmark not defined.

ABSTRACT ................................................................ Error! Bookmark not defined.

BAB I .......................................................................... Error! Bookmark not defined.

PENDAHULUAN ...................................................... Error! Bookmark not defined.

1.1 Latar Belakang .................................................. Error! Bookmark not defined.

1.2 Rumusan Masalah ............................................. Error! Bookmark not defined.

1.3 Tujuan Penelitian ............................................... Error! Bookmark not defined.

1.4 Manfaat Penelitian ............................................. Error! Bookmark not defined.

1.4.1 Manfaat Teoritis.......................................... Error! Bookmark not defined.

1.4.2 Manfaat Praktis ........................................... Error! Bookmark not defined.

1.5 Definisi Konsep ................................................. Error! Bookmark not defined.

1.5.1 Eksistensi .................................................... Error! Bookmark not defined.

1.5.2 Desa Adat.................................................... Error! Bookmark not defined.

1.5.3 Suku Osing ................................................. Error! Bookmark not defined.

1.6 Metode Penelitian .............................................. Error! Bookmark not defined.

1.6.1 Pendekatan Penelitian ................................. Error! Bookmark not defined.

1.6.2 Jenis Penelitian ........................................... Error! Bookmark not defined.

1.7 Lokasi Penelitian ............................................... Error! Bookmark not defined.

1.8 Subjek Penelitian ............................................... Error! Bookmark not defined.

1.9 Sumber data ....................................................... Error! Bookmark not defined.

1.9.1 Data Primer ................................................. Error! Bookmark not defined.

1.9.2 Data Sekunder ............................................. Error! Bookmark not defined.

1.10 Teknik Pengumpulan Data .............................. Error! Bookmark not defined.

1.11 Teknik Analisa data ......................................... Error! Bookmark not defined.

1.12 Keabsahan Data ............................................... Error! Bookmark not defined.

BAB II ......................................................................... Error! Bookmark not defined.

KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI ..... Error! Bookmark not defined.

2.1 Penelitian Terdahulu ......................................... Error! Bookmark not defined.

2.2 Eksistensi Budaya ............................................. Error! Bookmark not defined.

2.3 Kebudayaan Sebagai Identitas Nasional ........... Error! Bookmark not defined.

2.4 Kearifan Lokal dalam Pembentukan Budaya dan Jati Diri bangsa ............ Error! Bookmark not defined.

2.5 Talcott Parsons “Teori Fungsional Struktural” . Error! Bookmark not defined.

BAB III ....................................................................... Error! Bookmark not defined.

DESKRIPSI WILAYAH ............................................ Error! Bookmark not defined.

3.1 Sejarah Kabupaten Banyuwangi ....................... Error! Bookmark not defined.

3.2 Osing Sebagai Identitas Suku di Banyuwangi .. Error! Bookmark not defined.

3.3 Kemiren Sebagai Desa Adat Suku Osing .......... Error! Bookmark not defined.

3.3.1 Sejarah Desa Kemiren ................................ Error! Bookmark not defined.

3.3.2 Letak Geografis Desa Kemiren .................. Error! Bookmark not defined.

3.4 Keadaan Penduduk di Desa Kemiren ................ Error! Bookmark not defined.

3.5 Keagaamaan Penduduk di Desa Kemiren ........ Error! Bookmark not defined.

3.6 Pendidikan Penduduk di Desa Kemiren ............ Error! Bookmark not defined.

3.7 Perekonomian Penduduk di Desa Kemiren ....... Error! Bookmark not defined.

3.8 Budaya dan Kegiatan Sosial Masyarakat .......... Error! Bookmark not defined.

3.8.1 Tumpeng Sewu ........................................... Error! Bookmark not defined.

3.8.2 Barong Ider Bumi ....................................... Error! Bookmark not defined.

3.8.3 Tikel Balung, Cerocogan dan Baresan Sebagai Arsitektur Khas Masyarakat Osing di Kemiren ................................................. Error! Bookmark not defined.

3.8.4 Gandrung .................................................... Error! Bookmark not defined.

3.8.5 Kesenian Gedhogan .................................... Error! Bookmark not defined.

3.8.6 Barong......................................................... Error! Bookmark not defined.

3.8.7 Angklung Paglak Kemiren ......................... Error! Bookmark not defined.

3.8.8 Lembaga dan Organisasi Masyarakat ......... Error! Bookmark not defined.

3.8.9 Kelompok Pengajian ................................... Error! Bookmark not defined.

3.8.10 Perkumpulan Kesenian ............................. Error! Bookmark not defined.

3.8.11 Kemiren Dijadikan Desa Wisata Adat ...... Error! Bookmark not defined.

3.8.12 Sejarah Suku Osing................................... Error! Bookmark not defined.

BAB IV ....................................................................... Error! Bookmark not defined.

PENYAJIAN DATA DAN ANALISA DATA .......... Error! Bookmark not defined.

4.1 Penyajian Data ................................................... Error! Bookmark not defined.

4.1.1 Gambaran Umum Subyek dan Informan .... Error! Bookmark not defined.

4.1.2 Perkembangan dan Kepercayaan Suku Osing ........... Error! Bookmark not defined.

4.1.3 Bentuk-Bentuk Eksistensi Suku Osing di Desa Kemiren .Error! Bookmark not defined.

4.1.4 Peran Pemerintah Mengembangkan Desa Adat Kemiren Error! Bookmark not defined.

4.1.5 Lembaga Masyarakat Adat Osing (LMAO) Error! Bookmark not defined.

4.2 Analisa Data ...................................................... Error! Bookmark not defined.

4.2.1 Eksistensi Kemiren Sebagai Desa Adat Suku Osing Dikaji Menggunakan Teori Struktural Fungsional (Parsons) ................. Error! Bookmark not defined.

4.2.2 Eksistensi Kemiren Sebagai Desa Adat Suku Osing Dikaji Menggunakan Konsep AGIL (Parsons) ...................................... Error! Bookmark not defined.

BAB V ........................................................................ Error! Bookmark not defined.

KESIMPULAN DAN SARAN ................................... Error! Bookmark not defined.

5.1 Kesimpulan ........................................................ Error! Bookmark not defined.

5.2 Saran .................................................................. Error! Bookmark not defined.

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 21

LAMPIRAN ...................................................................................................................

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Penelitian Terdahulu ..................................... Error! Bookmark not defined. Tabel 2. Potensi Wilayah ............................................ Error! Bookmark not defined. Tabel 3. Luas Wilayah Menurut Penggunaan ............. Error! Bookmark not defined. Tabel 4. Jumlah Penduduk .......................................... Error! Bookmark not defined. Tabel 5. Pemeluk Agama di Desa Kemiren ................ Error! Bookmark not defined. Tabel 6. Pendidikan di Desa Kemiren ........................ Error! Bookmark not defined. Tabel 7. Mata Pencaharian Pokok Desa Kemiren 2015............. Error! Bookmark not defined. Tabel 8. Lembaga Kemasyarakatan Desa Kemiren 2015 .......... Error! Bookmark not defined. Tabel 9. Organisasi Masyarakat Desa Kemiren 2015 . Error! Bookmark not defined. Tabel 10. Yayasan Masyarakat Desa Kemiren 2015 .. Error! Bookmark not defined. Tabel 11. Nama Subyek berdasarkan pada Nama, Usia, dan Jabatan ................. Error! Bookmark not defined. Tabel 12. Eksistensi Osing di Kemiren ....................... Error! Bookmark not defined. Tabel 13. Fungsi AGIL ............................................... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Komponen-komponen Analisis Data Interaktif Miles dan Huberman ..................................................................................... Error! Bookmark not defined. Gambar 2. Peta Desa Kemiren .................................... Error! Bookmark not defined. Gambar 3. Gapura Desa Wisata Adat Osing Kemiren Error! Bookmark not defined. Gambar 4. Tradisi Tumpeng Sewu Masyarakat Osing KemirenError! Bookmark not defined. Gambar 5. Tradisi Mepeh Kasur Masyarakat Osing Desa Kemiren.Error! Bookmark not defined. Gambar 6. Barong Ider Bumi di desa Kemiren .......... Error! Bookmark not defined. Gambar 7. Masyarakat mulai berkumpul dan menikmati makanan pecel pitik di sepanjang jalan desa Kemiren ..................................... Error! Bookmark not defined. Gambar 8. Penari Gandrung Sedang Menyambut Para Tamu ... Error! Bookmark not defined. Gambar 9. Kesenian Gedhogan Yang Dimainkan Ibu-ibu Lansia ...Error! Bookmark not defined. Gambar 10. Barong Kemiren pada saat kegiatan adat Barong Ider Bumi ........... Error! Bookmark not defined. Gambar 11. Angklung Paglak di desa Kemiren .......... Error! Bookmark not defined. Gambar 12. Peta Wisata Desa Kemiren ...................... Error! Bookmark not defined. Gambar 13. Anjungan Wisata Pertama Sekaligus Menjadi Ikon Suku Osing ..... Error! Bookmark not defined. Gambar 14. Masyarakat Setempat Melakukan Selametan di Petilasan Buyut Cili ..................................................................................... Error! Bookmark not defined. Gambar 15. Para Pemuda Bergotong Royong Membangun Angklung Paglak ... Error! Bookmark not defined. Gambar 16. Busana Khas Osing Tampak Masih Di Gunakan Semua Kalangan Error! Bookmark not defined. Gambar 17. Para Pemuda Desa Kemiren Sedang Berlatih Musik Tradisional .... Error! Bookmark not defined. Gambar 18. Pesantogan Kemangi ArtShop di Desa Kemiren ... Error! Bookmark not defined. Gambar 19. Pernak Pernik Khas Kemiren yang dijual di Pesantogan Kemangi . Error! Bookmark not defined. Gambar 20. Rumah Kopi Kemiren Jaran Goyang ...... Error! Bookmark not defined. Gambar 21. Sekretariat Bumdes “Jolo Sutro” dan Tempat Desain/Sablon Kaos Error! Bookmark not defined. Gambar 22. Staf pemerintah sedang melakukan promosi tentang kopi kemiren Error! Bookmark not defined.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 6 TAHUN 2014

TENTANG DESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang:

a. bahwa Desa memiliki hak asal usul dan hak tradisional dalam mengatur dan mengurus

kepentingan masyarakat setempat dan berperan mewujudkan cita-cita kemerdekaanberdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

b. bahwa dalam perjalanan ketatanegaraan Republik Indonesia, Desa telah berkembang

dalam berbagai bentuk sehingga perlu dilindungi dan diberdayakan agar menjadi

kuat, maju, mandiri, dan demokratis sehingga dapat menciptakan landasan yang kuat

dalam melaksanakan pemerintahan dan pembangunan menuju masyarakat yang adil,makmur, dan sejahtera;

c. bahwa Desa dalam susunan dan tata cara penyelenggaraan pemerintahan dan

pembangunan perlu diatur tersendiri dengan undang-undang;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b,

dan huruf c perlu membentuk Undang-Undang tentang Desa;

Mengingat:

Pasal 5 ayat (1), Pasal 18, Pasal 18B ayat (2), Pasal 20, dan Pasal 22D ayat (2) Undang-

Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

dan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

MEMUTUSKAN:

Menetapkan:

UNDANG-UNDANG TENTANG DESA.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:

1. Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya

disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang

berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan

masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak

tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara KesatuanRepublik Indonesia.

2. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan kepentingan

masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan RepublikIndonesia.

3. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain dibantuperangkat Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa.

4. Badan Permusyawaratan Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah lembaga

yang melaksanakan fungsi pemerintahan yang anggotanya merupakan wakil daripenduduk Desa berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara demokratis.

5. Musyawarah Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah musyawarah antara

Badan

Permusyawaratan Desa, Pemerintah Desa, dan unsur masyarakat yang

diselenggarakan oleh Badan Permusyawaratan Desa untuk menyepakati hal yang

bersifat strategis.

6. Badan Usaha Milik Desa, yang selanjutnya disebut BUM Desa, adalah badan usaha

yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh Desa melalui penyertaan

secara langsung yang berasal dari kekayaan Desa yang dipisahkan guna mengelola

aset, jasa pelayanan, dan usaha lainnya untuk sebesarbesarnya kesejahteraanmasyarakat Desa.

7. Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh KepalaDesa setelah dibahas dan disepakati bersama Badan Permusyawaratan Desa.

8. Pembangunan Desa adalah upaya peningkatan kualitas hidup dan kehidupan untuksebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat Desa.

9. Kawasan Perdesaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama pertanian,

termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai

tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dankegiatan ekonomi.

10. Keuangan Desa adalah semua hak dan kewajiban Desa yang dapat dinilai dengan uang

serta segala sesuatu berupa uang dan barang yang berhubungan dengan pelaksanaanhak dan kewajiban Desa.

11. Aset Desa adalah barang milik Desa yang berasal dari kekayaan asli Desa, dibeli atau

diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa atau perolehan haklainnya yang sah.

12. Pemberdayaan Masyarakat Desa adalah upaya mengembangkan kemandirian dan

kesejahteraan masyarakat dengan meningkatkan pengetahuan, sikap, keterampilan,

perilaku, kemampuan, kesadaran, serta memanfaatkan sumber daya melalui

penetapan kebijakan, program, kegiatan, dan pendampingan yang sesuai denganesensi masalah dan prioritas kebutuhan masyarakat Desa.

13. Pemerintah Pusat selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presiden Republik

Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia

sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik IndonesiaTahun 1945.

14. Pemerintahan Daerah adalah Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah yang menyelenggarakan urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan

tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip

Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-UndangDasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

15. Pemerintah Daerah adalah Gubernur, Bupati, atau Walikota dan perangkat daerahsebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah.

16. Menteri adalah menteri yang menangani Desa.

Pasal 2

Penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan Pembangunan Desa, pembinaan

kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa berdasarkan Pancasila, Undang-

Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia,

dan Bhinneka Tunggal Ika.

Pasal 3

Pengaturan Desa berasaskan:

a. rekognisi;

b. subsidiaritas;

c. keberagaman;

d. kebersamaan;

e. kegotongroyongan;

f. kekeluargaan;

g. musyawarah;

h. demokrasi;

i. kemandirian;

j. partisipasi;

k. kesetaraan;

l. pemberdayaan; dan

m. keberlanjutan.

Pasal 4

Pengaturan Desa bertujuan:

a. memberikan pengakuan dan penghormatan atas Desa yang sudah ada dengan

keberagamannya sebelum dan sesudah terbentuknya Negara Kesatuan RepublikIndonesia;

b. memberikan kejelasan status dan kepastian hukum atas Desa dalam sistem

ketatanegaraan Republik Indonesia demi mewujudkan keadilan bagi seluruh rakyatIndonesia;

c. melestarikan dan memajukan adat, tradisi, dan budaya masyarakat Desa;

d. mendorong prakarsa, gerakan, dan partisipasi masyarakat Desa untuk pengembanganpotensi dan Aset Desa guna kesejahteraan bersama;

e. membentuk Pemerintahan Desa yang profesional, efisien dan efektif, terbuka, serta

bertanggung jawab;

f. meningkatkan pelayanan publik bagi warga masyarakat Desa guna mempercepatperwujudan kesejahteraan umum;

g. meningkatkan ketahanan sosial budaya masyarakat Desa guna mewujudkan

masyarakat Desa yang mampu memelihara kesatuan sosial sebagai bagian dariketahanan nasional;

h. memajukan perekonomian masyarakat Desa serta mengatasi kesenjanganpembangunan nasional; dan

i. memperkuat masyarakat Desa sebagai subjek pembangunan.

BAB XII

LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN LEMBAGA ADAT DESA

Bagian Kesatu

Lembaga Kemasyarakatan Desa

Pasal 94

(1) Desa mendayagunakan lembaga kemasyarakatan Desa yang ada dalam membantu

pelaksanaan fungsi penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan pembangunan

Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa.

(2) Lembaga kemasyarakatan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakanwadah partisipasi masyarakat Desa sebagai mitra Pemerintah Desa.

(3) Lembaga kemasyarakatan Desa bertugas melakukan pemberdayaan masyarakat Desa,

ikut serta merencanakan dan melaksanakan pembangunan, serta meningkatkanpelayanan masyarakat Desa.

(4) Pelaksanaan program dan kegiatan yang bersumber dari Pemerintah, Pemerintah

Daerah Provinsi, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, dan lembaga non-Pemerintah

wajib memberdayakan dan mendayagunakan lembaga kemasyarakatan yang sudah

ada di Desa.

Bagian Kedua

Lembaga Adat Desa

Pasal 95

(1) Pemerintah Desa dan masyarakat Desa dapat membentuk lembaga adat Desa.

(2) Lembaga adat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan lembaga yang

menyelenggarakan fungsi adat istiadat dan menjadi bagian dari susunan asli Desayang tumbuh dan berkembang atas prakarsa masyarakat Desa.

(3) Lembaga adat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertugas membantu

Pemerintah Desa dan sebagai mitra dalam memberdayakan, melestarikan, dan

mengembangkan adat istiadat sebagai wujud pengakuan terhadap adat istiadat

masyarakat Desa.

BAB XIII

KETENTUAN KHUSUS DESA ADAT

Bagian Kesatu

Penataan Desa Adat

Pasal 96

Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota

melakukan penataan kesatuan masyarakat hukum adat dan ditetapkan menjadi Desa Adat.

Pasal 97

(1) Penetapan Desa Adat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 96 memenuhi syarat:

a. kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak tradisionalnya secara nyata

masih hidup, baik yang bersifat teritorial, genealogis, maupun yang bersifat fungsional;

b. kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak tradisionalnya dipandang sesuai

dengan perkembangan masyarakat; dan

c. kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak tradisionalnya sesuai dengan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia.

(2) Kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak tradisionalnya yang masih hidup

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a harus memiliki wilayah dan paling kurang memenuhi salah satu atau gabungan unsur adanya:

a. masyarakat yang warganya memiliki perasaan bersama dalam kelompok;

b. pranata pemerintahan adat;

c. harta kekayaan dan/atau benda adat; dan/atau

d. perangkat norma hukum adat.

(3) Kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak tradisionalnya sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) huruf b dipandang sesuai dengan perkembangan masyarakat apabila:

a. keberadaannya telah diakui berdasarkan undang-undang yang berlaku sebagai

pencerminan perkembangan nilai yang dianggap ideal dalam masyarakat

dewasa ini, baik undang-undang yang bersifat umum maupun bersifat sektoral; dan

b. substansi hak tradisional tersebut diakui dan dihormati oleh warga kesatuan

masyarakat yang bersangkutan dan masyarakat yang lebih luas serta tidak bertentangan dengan hak asasi manusia.

(4) Suatu kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak tradisionalnya sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) huruf c sesuai dengan prinsip Negara Kesatuan Republik

Indonesia apabila kesatuan masyarakat hukum adat tersebut tidak mengganggu

keberadaan Negara Kesatuan Republik lndonesia sebagai sebuah kesatuan politik dan kesatuan hukum yang:

a. tidak mengancam kedaulatan dan integritas Negara Kesatuan Republik lndonesia; dan

b. substansi norma hukum adatnya sesuai dan tidak bertentangan dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 98

(1) Desa Adat ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten/ Kota.

(2) Pembentukan Desa Adat setelah penetapan Desa Adat sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dilakukan dengan memperhatikan faktor penyelenggaraan Pemerintahan

Desa, pelaksanaan Pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa, serta pemberdayaan masyarakat Desa dan sarana prasarana pendukung.

Pasal 99

(1) Penggabungan Desa Adat dapat dilakukan atas prakarsa dan kesepakatan antar-Desa Adat.

(2) Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota memfasilitasi pelaksanaan penggabungan Desa

Adat sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

Pasal 100

(1) Status Desa dapat diubah menjadi Desa Adat, kelurahan dapat diubah menjadi Desa

Adat, Desa Adat dapat diubah menjadi Desa, dan Desa Adat dapat diubah menjadi

kelurahan berdasarkan prakarsa masyarakat yang bersangkutan melalui Musyawarah

Desa dan disetujui oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.

(2) Dalam hal Desa diubah menjadi Desa Adat, kekayaan Desa beralih status menjadi

kekayaan Desa Adat, dalam hal kelurahan berubah menjadi Desa Adat, kekayaan

kelurahan beralih status menjadi kekayaan Desa Adat, dalam hal Desa Adat berubah

menjadi Desa, kekayaan Desa Adat beralih status menjadi kekayaan Desa, dan dalam

hal Desa Adat berubah menjadi kelurahan, kekayaan Desa Adat beralih status menjadi kekayaan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.

Pasal 101

(1) Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kotadapat melakukan penataan Desa Adat.

(2) Penataan Desa Adat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dalamPeraturan Daerah.

(3) Peraturan Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disertai lampiran peta bataswilayah.

Pasal 102

Peraturan Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 101 ayat (2) berpedoman pada

ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7, Pasal 8, Pasal 14, Pasal 15, Pasal 16, dan

Pasal 17.

Bagian Kedua

Kewenangan Desa Adat

Pasal 103

Kewenangan Desa Adat berdasarkan hak asal usul sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19

huruf a meliputi:

a. pengaturan dan pelaksanaan pemerintahan berdasarkan susunan asli;

b. pengaturan dan pengurusan ulayat atau wilayah adat;

c. pelestarian nilai sosial budaya Desa Adat;

d. penyelesaian sengketa adat berdasarkan hukum adat yang berlaku di Desa Adat

dalam wilayah yang selaras dengan prinsip hak asasi manusia dengan mengutamakan

penyelesaian secara musyawarah;

e. penyelenggaraan sidang perdamaian peradilan Desa Adat sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan;

f. pemeliharaan ketenteraman dan ketertiban masyarakat Desa Adat berdasarkanhukum adat yang berlaku di Desa Adat; dan

g. pengembangan kehidupan hukum adat sesuai dengan kondisi sosial budayamasyarakat Desa Adat.

Pasal 104

Pelaksanaan kewenangan berdasarkan hak asal usul dan kewenangan berskala lokal Desa

Adat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 huruf a dan huruf b serta Pasal 103 diatur dan

diurus oleh Desa Adat dengan memperhatikan prinsip keberagaman.

Pasal 105

Pelaksanaan kewenangan yang ditugaskan dan pelaksanaan kewenangan tugas lain dari

Pemerintah,

Pemerintah Daerah Provinsi, atau Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19

huruf c dan huruf d diurus oleh Desa Adat.

Pasal 106 (1) Penugasan dari Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah kepada Desa Adat meliputi

penyelenggaraan Pemerintahan Desa Adat, pelaksanaan Pembangunan Desa Adat,pembinaan kemasyarakatan Desa Adat, dan pemberdayaan masyarakat Desa Adat.

(2) Penugasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disertai dengan biaya.

Bagian Ketiga

Pemerintahan Desa Adat

Pasal 107 Pengaturan dan penyelenggaraan Pemerintahan Desa Adat dilaksanakan sesuai dengan hak

asal usul dan hukum adat yang berlaku di Desa Adat yang masih hidup serta sesuai dengan

perkembangan masyarakat dan tidak bertentangan dengan asas penyelenggaraan

Pemerintahan Desa Adat dalam prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pasal 108

Pemerintahan Desa Adat menyelenggarakan fungsi permusyawaratan dan Musyawarah

Desa Adat sesuai dengan susunan asli Desa Adat atau dibentuk baru sesuai dengan prakarsa

masyarakat Desa Adat.

Pasal 109

Susunan kelembagaan, pengisian jabatan, dan masa jabatan Kepala Desa Adat berdasarkan

hukum adat ditetapkan dalam peraturan daerah Provinsi.

Bagian Keempat

Peraturan Desa Adat

Pasal 110

Peraturan Desa Adat disesuaikan dengan hukum adat dan norma adat istiadat yang berlaku

di Desa Adat sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

Pasal 111

(1) Ketentuan khusus tentang Desa Adat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 96 sampaidengan Pasal 110 hanya berlaku untuk Desa Adat.

(2) Ketentuan tentang Desa berlaku juga untuk Desa Adat sepanjang tidak diatur dalam

ketentuan khusus tentang Desa Adat.

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Abdullah, Ali. 2007. Sosiologi Pendidikan dan Dakwah. Cirebon. STAIN Press Cirebon Bekerjasama dengan Penerbit Cakrawala Yogyakarta.

Abdullah, Irwan dkk. 1999. Bahasa Nusantara:Posisi dan Penggunaanya Menjelang Abad ke-21. Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Andrew, Beatty. 2004. The Variety of Javanese Religion. Cambridge University Press.

Antariksa dkk. 2010. Pelestarian Pola Permukiman Masyarakat Osing di Desa Kemiren Kabupaten Banyuwangi, Jurnal Penelitian. Malang: Universitas Brawijaya.

Anslem, Strauss dan Corbin, Juliet. 2007. Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Barker, Chris. 2006. Cultural Studies: Teori dan Praktik. Yogyakarta : Kreasi Wacana.

Budiwanti, Erni. 2000. Islam Sasak. Yogyakart: LKiS.

Bugin, Burhan. 2012. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta : Rajawali Pers.

Departemen pendidikan dan Kebudayaan. 1994 Nilai-Nilai Kemasyarakatan Pada Masyarakat Osing di Banyuwangi. Jakarta: Departemen dan Pendidikan dan Kebudayaan.

De Stoppelaar. 1927. Blambangansche Adatrech. Wageningen : Veenman & Zonen.

Grathoff, Richard. 2000. Kesesuaianantara Alfred Schutz dan Talcott Parsons: Teori Aksi Sosial. Jakarta: Kencana.

Hardiman, Budi. 2007. Filsafat Moderen: dari Machiavelli sampai Nietzsche. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Kuswanto, Heru. 2013. Pengertian Hukum Adat. Fakultas Hukum. Universitas Narotama Surabaya.

Khutniah, Nainul. 2013. Upaya Mempertahankan Eksistensi Tari Kridha Jati di Sanggar Hayu Budaya Kelurahan Pengkol Kec. Jepara, Kab. Jepara. Skripsi, Jurusan Pendidikan Seni Drama, Tari dan Musik Fak.Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang. Semarang: Tidak diterbitkan

Lekkerkerker. 1923. Blambangan Indische Gids II 1923 (1030-1067) Sejarah Blambangan. Arsip Perpustakaan Umum Daerah Kabupaten Banyuwangi.

Lexy J. Moleong. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Moleong , 2002. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Moleong, 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Muarief, Samsul. 2002. Mengenal Budaya Masyarakat Osing. Penerbit SIC.

Nasution, 1988. Metode Naturalistik Kualiotatif. Bandung: Tarsito

Nazir, 1988. Metode penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Nottinghan, Elizabeth K. 1994. Agama dan Masyarakat. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Oka A. Yoeti, 1985. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung: Penerbit Angkasa, 1996

Poerwadarminta, W.J.S. 2003. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Pudjosewojo, Kusumadi. 1981. Pengantar Hukum Adat. Jakarta

Raho,SVD, Bernard. 2007. Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Ritzer, George. 2011. Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Scholte, J. 1927. Gandroeng van Banjoewangie. Djawa, VII.

Setiawan, Itoto Budhy. 1991. Hukum Adat Blambangan. Yayasan Kebudayaan Banyuwangi.

Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. 2009. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta

Syaiful, Moh dkk. 2015. Jagat Osing Seni, Tradisi dan kearifan Lokal Osing. Lembaga Mayarakat Adat Osing

Tim Proyek Penelitian Pengkajian dan Pembinaan Nilai-nilai Budaya. 1991. Pola Kehidupan Sosial Masyarakat Osing di Kab.Banyuwangi. Departement Pendidikan dan Kebudayaan.

Internet :

Aekanu Hariyono, “Misteri Daur Hidup Masyarakat Osing Desa Kemiren, Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi”. Di akses melalui https://parokimariaratudamai.wordpress.com/2012/01/24/misteri-daur-hidup-masyarakat-osing-desa-kemiren-kecamatan-glagah-kabupaten-banyuwangi-bag-2/, tanggal 25 Mei 2016

Banyuwangi Tourism. Di Akses melalui http://banyuwangitourism.com/content/desa-adat-kemiren, tanggal 9 April 2016

Desa Bangsa. 2015. Perbedaan Desa dan Desa Adat dalam wordpress. Diakses melalui https://desabangsa.wordpress.com/2015/01/03/perbedaan-desa-dan-desa-adat/, tanggal 30 April 2016

Disty Apriyanti, 2015. Ciri khas kebudayaan sebagai identitas nasional. Diakses melalui http://trilogipkn307.blogspot.co.id/2015/10/ciri-khas-kebudayaan-sebagai-identitas.html, tanggal 3 mei 2016

Diakses melalui http://sunriseofjava.com/berita-178-menengok-desa-wisata-kemiren.html, tanggal 25 Mei 2016

Sutopo, 2012. Kebudayaan sebagai pembentuk identitas nasional, diakses melalui http://takiyaazkah.blogspot.co.id/2012/11/kebudayaan-sebagai-pembentuk-identitas.html, tanggal 30 April 2016

Website Resmi Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Sejarah Banyuwangi. Diakses melalui http://banyuwangikab.go.id/profil/sejarah-singkat.html, tanggal 21 April 2016