KEDARURATAN ENDODONSI 2012
-
Upload
aulia-putri-evindra -
Category
Documents
-
view
3 -
download
0
Transcript of KEDARURATAN ENDODONSI 2012
Kedaruratan Endodontik Agus Subiwahjudi
Page 1
KEDARURATAN ENDODONTIK
Kedaruratan endodontik yaitu diagnosis serta penatalaksanaan secara cepat
adanya rasa nyeri atau abses akibat inflamasi pada pulpa atau jaringan periapikal,
maupun terjadinya cedera trauma yang mengakibatkan gigi fraktur atau avulsi.
Pada umumnya respon penderita pada waktu diagnosis cenderung bingung
dan cemas. Riwayat medis dan dental perlu diketahui untuk menghindari komplikasi
medis yang mungkin terjadi pada keadaan darurat. Pemeriksaan secara subyektif
tentang riwayat penyakit, lokasi, keparahan, durasi, karakter dan stimulus perlu
dilakukan secara lengkap. Pemeriksaan obyektif meliputi pemeriksaan secara visual,
palpasi, perkusi, tes vitalitas, maupun radiografi. Prosedur perawatan dilakukan
secara cepat dan efektif.
‘Flare up’
Adalah komplikasi terjadinya rasa nyeri maupun pembengkaan setelah
perawatan endodontik. Pada umumnya penderita merasa kesal dan menyangka
perawatan telah gagal dan gigi harus dicabut.
Terjadinya ‘flare up’ kemungkinan iritasi dari sisa-sisa jaringan akibat irigasi
yang kurang sempurna, terjadinya ‘overinstrument’ & ‘over filling’ maupun masuknya
pasta saluran akar ke periapikal.
Jika tidak terjadi pembengkaan, dilakukan debridemen dan ruang pulpa diisi
kalsium hidroksida serta ditutup sementara. Pemberian analgesik dapat mengurangi
kecemasan penderita. Jika ada pembengkaan perlu dilakukan drainase dan
pemberian antibiotik. Perawatan ulang endodontik maupun bedah apeks perlu
dipertimbangkan jika rasa nyerinya persisten.
Pulpitis Reversibel
Terjadi rasa sakit setelah perawatan restorasi gigi. Pada umumnya penderita
dapat menunjukkan gigi yang sakit. Timbulnya rasa sakit kemungkinan disebabkan
oleh Iritasi bahan pembersih kavitas, iritasi panas akibat preparasi, traumatik oklusal
setelah restorasi penambalan, maupun terjadinya kebocoran restorasi. Perawatan
yang dilakukan dengan cara menghilangkan trauma oklusal, maupun restorasi ulang
dengan pemberian bahan protektif untuk pulpa dibawah restorasi. Jika rasa sakit
tidak hilang kemungkinan terjadi Pulpitis Irreversibel
Kedaruratan Endodontik Agus Subiwahjudi
Page 2
Pulpitis Irreversibel
Rasa sakit secara spontan dan berlangsung lama serta mengganggu tidur.
Peka terhadap rangsangan termal. Jika diikuti periodontitis akan peka terhada
perkusi. Kemungkinan perawatan Pulpektomi lebih baik daripada tindakan paliatif
dengan pemberian sedatif dan pemberian resep analgesik saja.
Prosedur pulpektomi diawali dengan injeksi anestesi sudah memberikan rasa
nyaman pada penderita kemudian dilanjutkan dengan eksterpasi dan preparasi
saluran akar.
Nekrosis Pulpa
Jika timbulnya rasa sakit tanpa diikuti pembengkakan, kemungkinan terjadi
inflamasi pada jaringan periapikal. Perawatan Endointrakanal dengan diawali injeksi
anestesi akan mengurangi rasa sakit selama preparasi saluran akar.
Jika terjadi pembengkaan setempat, perlu diakukan debridemen dan drainase
untuk meredakan tekanan dan rasa nyeri serta pembuangan iritan yang poten.
Drainase dapat dilakukan melalui saluran akar dengan menembus foramen apikal
maupun dengan insisi jaringan lunak.
Jika pembengkaannya progresif dan menyebar cepat ke rongga-rongga
jaringan, yang penting ialah drainase pembuangan iritan dengan insisi dan
pemberian drain. Pada kasus abses subkutan, insisi ekstra oral perlu dilakukan.
Resep Antibiotik golongan penisilin perlu diberikan mengingat mikroorganisme
penyebab adalah streptokokus, kecuali pada penderita alergi, digunakan eritromisin
dan klindamisin.
Fraktur Mahkota
Adanya injuri traumatik dapat menyebabkan rasa nyeri dan fraktur pada
mahkota hingga akar gigi. Gigi yang retak dapat menimbulkan rasa nyeri terutama
pada waktu mengunyah.
Jika pulpa tidak terbuka dan tanpa rasa nyeri, maka dilakukan restorasi
komposit dengan diberi liner (sedatif). Jika pulpa mengalami inflamasi dan ada
keluhan spontan sebaiknya dilakukan pulpektomi.
Kedaruratan Endodontik Agus Subiwahjudi
Page 3
Fraktur Akar
Prognosis akar gigi yang mengalami fraktur tergantung dari lokasi dan arah
fraktur. Jika akar mengalami fraktur horizontal di daerah krista alveolar maupun
pada ujung akar, prognosisnya baik, karena akar yang teringgal masih banyak untuk
restorasi pasak meskipun segmen fraktur harus diambil. Jika pulpa masih vital,
sebaiknya pulpektomi ditunda untuk perbaikan akar gigi. Jika akar mengalami fraktur
vertikal maka prognosisnya kurang baik, dan sebaiknya dicabut. Tindakan darurat
Hemiseksi dapat dilakukan pada salah satu akar gigi dengan fraktur vertikal.
Avulsi
Jika gigi terlepas dari soketnya maka prognosis untuk replantasi tergantung dari
lamanya avulsi. Makin lama gigi diluar mulut, maka ligamen periodontal akan
mengalami kematian dan prognosisnya makin jelek. Sebaiknya gigi yang avulsi
diinstruksikan segera dibersihkan/dicuci dengan air yang mengalir tanpa disikat, dan
dikembalikan pada soketnya seperti semula dan segera ke dokter gigi. Jika tidak
memungkinkan gigi dicuci dengan air yang mengalir dan diletakkan pada vestibulum
penderita karena gigi dapat terendam di dalam saliva dan pada temperatur tubuh.
Prognosis optimal gigi gigi avulsi selama 30 menit.Fiksasi/splinting perlu dilakukan
jika gigi telah dikembalikan pada soketnya sedangkan perawatan endodontik ditunda
untuk tahap berikutnya.
Referred Pain
Rasa nyeri daerah orofasial pada umumnya akibat inflamasi dari pulpa atau
struktur penyangga gigi. Namun diagnosis dan identifikasi sumber nyeri tidaklah
mudah. Nyeri dari gigi dapat beralih atau tersebar ke struktur lain, dan sebaliknya
nyeri dari non dental dapat menjalar ke gigi. Nyeri non dental mungkin berasal dari
otot pengunyah, mukosa hidung atau adanya sinusitis. Bila diagnosis sukar
ditegakkan, yang perlu dilakukan yaitu meredakan gejalanya.
- oooOooo -