ked
-
Upload
tri-wahyu-saptami -
Category
Documents
-
view
254 -
download
0
description
Transcript of ked
Jurnal Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi ISSN: 0216-8197
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP
MASYARAKAT KELURAHAN IMANDIDENGAN TINDAKAN PEMANFAATAN
PUSKESMAS IMANDI
Ni Putu S. Fratika*, Jane M. Pangemanan*, Jimmy Rumampuk*
*Fakultas Kesehatan MasyarakatUniversitas Sam Ratulangi Manado
ABSTRAK
Latar belakang:Puskesmas adalah unit pelaksana tehnis (UPT) dari Dinas
Kesehatan kabupaten/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di satu atau sebagian wilayah
kecamatan.Puskesmas adalah salah satu ujung tombak pelayanan kesehatan
kepada masyarakat.Nilai pemanfaatan puskesmas sangat ditentukan oleh
peran serta masyarakat dan kegiatan sumber daya manusia.Diketahui dalam
1 tahun terakhir terjadi penurunan pemanfaatan puskesmas Imandi oleh
masyarakat hingga 4,43%.Beberapa kondisi yang dapat diduga
menyebabkan rendahnya pengetahuan masyarakat untuk berobat di
Puskesmas diantaranya karena rendahnya tingkat pendidikan masyarakat
sehingga pemahaman mereka tentang manfaat pelayanan puskesmas masih
kurang Metode penelitian :Penelitian ini merupakan survei analitik dengan
rancangan cross sectional study. Sampel berjumlah 92 responden yang
diambil secara purposive sampel.Data diambil dengan menggunakan
kuesioner. Analisis hubungan menggunakan uji chi squaredengan CI 95%
dan α = 0,05.
Hasil penelitian:Hasil menunjukkan bahwa sebesar 92,4% responden
memiliki pengetahuan tentang fungsi Puskesmas yang baik, sebesar 92,4%
memiliki sikap yang baik terhadap Puskesmas, memiliki tindakan
pemanfaatan Puskesmas yang baik sebesar 80,4%. Analisis bivariat dengan
menggunakan uji chi square menghasilkan hubungan antara tingkat
pengetahuan dengan tindakan pemanfaatan Puskesmas dengan nilai p=
0,000 dan hubungan antara sikap dengan tindakan pemanfaatan Puskesmas
dengan nilai p= 0,000.
http://fkm.unsrat.ac.id Page 1
Jurnal Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi ISSN: 0216-8197
Kesimpulan:terdapat hubungan bermakna antara pengetahuan dan sikap
masyarakat dengan tindakan pemanfaatan puskesmas Imandi.Peneliti
menyarakan agar masyarakat diharapkan dapat meningkatkan pemanfaatan
pelayanan kesehatan yang disediakan oleh pemerintah yaitu melalui sarana
pelayanan kesehatan tingkat pertama/dasar (Puskesmas).
ABSTRACTION
Background of Belakang:Puskesmas is unit executor of tehnis ( UPT) of
Public Health Service sub-province/town which carry out development of
health in one or some of district region. Puskesmas is one of the tip of lance
service of health to society. Assess exploiting of puskesmas very determined
by role and also society and activity of resource of manusia. in 1 the last
year happened degradation of exploiting of Imandi puskesmas by society till
4,43%. Some condition of able to be anticipated by low causing of him
knowledge of society to medicinize in Puskesmas among others because
lowering of storey; level education of society so that the understanding of
them about benefit service of puskesmas still less Method research : This
research represent analytic survey with device of cross study sectional.
Sampel amount to 92 taken responder by purposive sampel.Data taken by
using kuesioner. Relation/Link analysis use test of chi CI square 95% and =
0,05.
Result of penelitian:Hasil indicate that equal to 92,4% responder have
knowledge about function of Puskesmas good, equal to 92,4% owning
attitude which do well by Puskesmas, owning action exploiting of good
Puskesmas equal to 80,4%. Bivariate analysis by using test of chi square
yield.knowledge storey;level with action exploiting of Puskesmas with value
of p= 0,000 and attitude with action exploiting of Puskesmas with value of
p= 0,000.
conclution: have a meaning of society attitude and knowledge with action
exploiting of Imandi. Peneliti fig puskesmas society to expected can improve
exploiting of service of health provided by government that is passing
medium service of health of first storey.
Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Tindakan Pemanfaatan Puskesmas.
http://fkm.unsrat.ac.id Page 2
Jurnal Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi ISSN: 0216-8197
PENDAHULUAN
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) dibangun untuk
menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar, menyeluruh dan terpadu bagi
seluruh masyarakat yang tinggal di wilayah kerjanya (Muninjaya,
2004).Pemerintah mengembangkan puskesmas dengan tujuan untuk
mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang sebagian besar
masih tinggal di pedesaan. Sebelum era tahun 70-an, kebijakan
pembangunan sarana pelayanan kesehatan lebih banyak diarahkan untuk
membangun Rumah Sakit yang umumnya terletak diperkotaan sehingga
tidak mudah diakses oleh sebagian besar masyarakat yang tinggal di
pedesaan (Muninjaya, 2004).Untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat banyak hal yang perlu dilakukan, salah satu diantaranya
menyelenggarakan pelayanan kesehatan. Adapun yang dimaksud dengan
pelayanan kesehatan adalah segala upaya yang diselenggarakan secara
sendiri atau bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta
memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok ataupun masyarkat
(Azwar, 1999).Upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan diwujudkan
dalam suatu wadah pelayanan kesehatan, yang disebut sarana atau
pelayanan kesehatan (health service).
Perilaku merupakan faktor kedua terbesar setelah faktor lingkungan
yang mempengaruhi kesehatan individu, kelompok, atau
masyarakat.Perilaku kesehatan merupakan suatu respon seseorang terhadap
stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan
kesehatan, makanan serta lingkungan.karena pada dasarnya kesehatan bukan
hanya untuk diketahui atau disadari dan disikapi, melainkan harus
dikerjakan/dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari. Karena meskipun
kesadaran dan pengetahuan masyarakat sudah tinggi tentang kesehatan,
namun praktek tentang kesehatan atau perilaku hidup sehat masyarakat
masih rendah (Notoatmodjo, 2010).
Tahun 2012 terdapat 9.422 Puskesmas, yang terdiri dari 3.061
Puskesmas perawatan, dan 6.361 Puskesmas non perawatan yang tersebar di
http://fkm.unsrat.ac.id Page 3
Jurnal Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi ISSN: 0216-8197
Indonesia (Anonimous, 2012). Sulawesi Utara memiliki 176 Puskesmas dan
14 Puskesmas diantaranya yang ada di Kabupaten Bolaang Mongondow
(Anonimous, 2012).
Menyadari Puskesmas di tengah-tengah masyarakat sebagai ujung
tombak dalam pelayanan kesehatan seharusnya diimbangi dengan
kecenderungan masyarakat untuk memanfaatkan Puskesmas sebagai tempat
pelayanan kesehatan semakin besar.Akan tetapi kondisi yang terjadi bahwa
pelayanan Puskesmas belum dimanfaatkan sepenuhnya oleh masyarakat.Hal
ini terbukti dari rendahnya jumlah kunjungan masyarakat dalam
memanfaatkan Puskesmas.
Dalam 1 tahun terakhir dapat dilihat perbandingan pemanfaatan
sarana pelayanan kesehatan pada bulan Januari-Juni terdapat 2.248
kunjungan pasien, Sementara pada bulan Juli–Desember terjadi penurunan
pemanfaatan sarana pelayanan kesehatan di Puskesmas Imandi dengan
jumlah kunjungan 2.058, baik pada pasien asuransi kesehatan (Askes) dan
juga pasien yang dikenakan biaya berobat (out of pocket)(Puskesmas
Imandi, 2012).Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan
antara tingkat pengetahuan dan sikap masyarakat kelurahan Imandi dengan
tindakan pemanfaatan Puskesmas Imandi Kecamatan Dumoga Timur
Kabupaten Bolaang Mongondow.
METODE
Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian survey analitik
dengan menggunakan pendekatan cross sectionalatau potong lintang.Waktu
penelitian dilakukan pada bulan Maret-Mei 2013. Populasi pada penelitian
ini yaitu masyarakat di Kelurahan Imandi,dimana kelurahan Imandi terdiri
atas empat lingkungan. Populasinya yaitu kepala keluarga yang tinggal di
Kelurahan Imandi. Jumlah kepala keluarga yang ada di Kelurahan Imandi
yaitu sebanyak 1.160 Kepala Keluarga. Pengambilan sampel dalam
penelitian ini adalah pengambilan sampel secara purposive
sampledidasarkan pada suatu petimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti
sendiri (Saryono, 2011). Dalam menentukan jumlah sampel dari populasi
digunakan
http://fkm.unsrat.ac.id Page 4
Jurnal Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi ISSN: 0216-8197
rumus: n= N1+N (𝑑2)
Keterangan :
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
d = Derajat penyimpangan 0,1 (10%)
Jadi, n= 1160
1 + 1160 (0,1²)
n= 1160
1 + 1160 (0,01)
n= 1160
1 + 11,6
n= 1160
12,6
n = 92 Responden
Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 92 responden.
Kriteria Sampel:
1. Kriteria Inklusi
a. Minimal tinggal 6 bulan di kelurahan Imandi
b. Bersedia menjadi responden dengan menandatangani Informed
Consent.
c. Bisa membaca dan menulis.
d. Kepala keluarga.
e. Dapat berkomunikasi dengan baik (tidak sakit berat, hilang kesadaran
serta tidak mengalami gangguan jiwa).
2. Kriteria Eksklusi
a. Tidak dapat berkomunikasi dengan baik.
Variabel Penelitian:
1. Variabel independen (Variabel bebas) yaitu: pengetahuan dan sikap
masyarakat Kelurahan Imandi.
2. Variabel dependen (Variabel terikat) tindakan pemanfaatan
Puskesmas Imandi.
http://fkm.unsrat.ac.id Page 5
Jurnal Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi ISSN: 0216-8197
Data primer dikumpulkan dengan melakukan wawancara langsung
kepada responden dengan menggunakan instrument penelitian berupa
kuesioner.
Data sekunder adalah data dari kelurahan Imandi mengenai jumlah
penduduk dan profil puskesmas Imandi.
Instrumen penelitian:
a. Perangkat alat tulis
Terdiri dari buku tulis, ballpoint, pensil, penghapus dan lain-lain,
yang digunakan untuk mencatat informasi yang dianggap penting untuk
keperluan penelitian yang didapat dilapangan.
b. Kuesioner
Kuesioner merupakan daftar pertanyaan yang diberikan kepada
responden yang bersedia memberikan jawaban sesuai dengan permintaan
peneliti.komputer, sebagai alat pengolah data dan penyusunan laporan.
Analisis data:
1. Analisis Univariat
Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau
mendeskripsikan karakteristik setiap variabel tergantung dari jenis
datanya.Variabel yang dianalisis secara univariat dalam penelitian ini
yaitu karakteristik responden, pengetahuan, sikap dan tindakan
pemanfaatan Puskesmas.
2. Analisis bivariat
Analisis bivariat yang dilakukan terhadap dua variabel yang
diduga berhubungan atau berkorelasi.Untuk mengetahui hubungan
pengetahuan dan sikap masyarakat Kelurahan Imandi dengan tindakan
pemanfaatan Puskesmas Imandi dengan menggunakan bantuan program
SPSS uji statistic (chi-square).
HASILPusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) Imandi Kecamatan Dumoga
Timur Kabupaten Bolaang Mongondow terletak di kelurahan Imandi
http://fkm.unsrat.ac.id Page 6
Jurnal Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi ISSN: 0216-8197
dengan luas wilayah kerja ±81.560 M², bertanggung jawab atas 11
Desa/Kelurahan dalam wilayah kerjanya.Kelurahan Imandi Kecamatan
Dumoga Timur Kabupaten Bolaang Mongondow adalah salah satu
kelurahan yang termasuk dalam wilayah kerja dari Puskesmas Imandi
dengan luas wilayah ±15.400 M² dengan jumlah lingkungan sebanyak
empat lingkungan.
Tabel 1. Persentase Pengetahuan Responden
Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa responden yang memiliki
pengetahuan yang baik dari keseluruhan responden adalah sebanyak 85
orang (92,4%) sedangkan yang memiliki pengetahuan yang tidak baik
sebanyak 7 orang (7,6%).
Tabel 2. Persentase Sikap Responden
Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa responden yang memiliki
Sikap yang baik dari keseluruhan responden adalah sebanyak 85 orang
(92,4%) sedangkan yang memiliki Sikap yang tidak baik sebanyak 7
orang (7,6%).
Tabel 3. Persentase Tindakan Responden
http://fkm.unsrat.ac.id Page 7
Jurnal Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi ISSN: 0216-8197
Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa responden yang memiliki
Tindakan pemanfaatan puskesmas adalah sebanyak 74 orang (80,4%)
lebih tinggi dibandingkan dengan responden yang memiliki tindakan
tidak memanfaatkan puskesmas sebanyak 18 orang (19,6%).
Tabel 4. Hubungan Antara Pengetahuan Dengan Tindakan
Pemanfaatan Puskesmas Imandi Kecamatan Dumoga Timur
Kabupaten Bolaang Mongondow.
Berdasarkan Tabel 4 dapat dinyatakan bahwa tindakan pemanfaatan
puskesmas yang tidak baik pada responden yang berpengetahuan tidak
baik sebesar 85,7% (6 orang) sedangkan tindakan pemanfaatan
puskesmas yang baik pada responden yang berpengetahuan tidak baik
sebesar 14,3% (1orang). Hasil penelitian pada data diatas menggunakan
uji chi square serta diperoleh p<0,05 yaitu 0,000 yang berarti bahwa ada
hubungan antara pengetahuan dengan tindakan pemanfaatan puskesmas.
Tabel 5. Hubungan Antara Sikap dengan Tindakan pemanfaatan
puskesmas Imandi.
Hasil pada Tabel 5 menggambarkan bahwa sikap tidak baik terhadap
tindakan pemanfaatan puskesmas yang tidak baik pada masyarakat yakni
85,7% (6 orang) sedangkan yang memiliki sikap yang baik dan memiliki
http://fkm.unsrat.ac.id Page 8
Jurnal Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi ISSN: 0216-8197
tindakan pemanfaatan puskesmas yang tidak baik sebanyak 14,1% (12
Orang).Hasil penelitian pada data diatasmenggunakan uji chi square serta
diperoleh p<0,05 yaitu 0,000 yang berarti bahwa ada hubungan antara
sikap dengan tindakan pemanfaatan puskesmas.
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh responden yang
memanfaatkan pelayanan kesehatan di puskesmas ada 74 responden
(80,4%) dan yang tidak memanfaatkan pelayanan kesehatan di puskesmas
18 responden (19,6%).Dari angka-angka ini menunjukan bahwa sebagian
besar masyarakat Kelurahan Imandi memanfaatkan pelayanan kesehatan di
Puskesmas.
Kesehatan merupakan tanggung jawab Negara dan semua pihak dan
jaminan dari kebijakan social dan ekonomi yang bertujuan untuk
memperkecil angka kesakitan dan resiko umum lainnya serta sanggup
bertindak dan melayani dalam melakukan promosi, pencegahan, dan
pemulihan (WHO,2005). Perilaku sakit adalah berkaitan dengan tindakan
atau kegiatan seseorang yang sakit dan/atau terkena masalah kesehatan pada
dirinya atau keluarganya, untuk mencari penyembuhan, atau untuk
mengatasi masalah kesehatan yang lainnya.
Puskesmas merupakan salah satu institusi kesehatan dasar yang
paling dekat dengan masyarakat. Pemberian informasi atau pesan kesehatan
dan penyuluhan kesehatan dengan tujuan memberikan atau meningkatkan
pengetahuan dan sikap tentang kesehatan yang diperlukan oleh seseorang
atau masyarakat, sehingga akan memudahkan terjadinya perubahan kearah
perilaku sehat. Pembangunan kesehatan masyarakat bertujuan untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui peningkatan peran serta
dan perubahan perilaku masyarakat dalam menunjang kesehatan (Farich,
2012).
Teori lain tentang pencarian pelayanan kesehatan oleh individu atau
masyarakat adalah teori yang dikemukakan oleh Notoatmodjo (1993). Teori
tersebut mengemukakan bahwa beberapa cara yang dilakukan individu
dalam bereaksi atau bertindak dalam menghadapi penyakit adalah tidak
http://fkm.unsrat.ac.id Page 9
Jurnal Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi ISSN: 0216-8197
bertindak, bertindak mengobati sendiri, mencari pengobatan ke fasilitas-
fasilitas pengobatan modern baik pemerintah atau swasta. Dari teori tersebut
dapat disimpulkan bahwa persepsi sehat sakit sangat berkaitan dengan
mencari pengobatan. Pokok pikiran tersebut akan mempengaruhi
penggunaan fasilitas pelayanan yang disediakan.
Hasil penelitian menggunakan uji chi square serta diperoleh p<0,05
yaitu 0,000 yang berarti bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan
tindakan pemanfaatan puskesmas maka hipotesis diterima. Pengetahuan
adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek
melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya)
(Notoatmodjo, 2010). Disetiap wilayah masyarakat sudah terdapat berbagai
tempat pelayanan kesehatan ataupun tempat berobat dari mulai bidan desa,
posyandu, puskesmas pembantu, puskesmas, klinik dokter dan rumah
sakit.Dalam memilih berbagai pelayanan kesehatan ini masyarakat memiliki
hak ataupun kebebasan untuk sarana berobat mereka, yang mana
disesuaikan dengan keadaan ekonomi dan kebutuhan mereka sendiri.
Perubahan perilaku kesehatan melalui cara pendidikan atau promosi
kesehatan diawali dengan cara pemberian informasi-informasi kesehatan.
Dengan memberikan informasi-informasi tentang cara-cara mencapai hidup
sehat, cara pemeliharaan kesehatan, cara menghindari penyakit, dan
sebagainya akan meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang hal
tersebut.
Pengetahuan akan menimbulkan kesadaran mereka, dan akhirnya
akan menyebabkan orang berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang
dimilikinya itu. Hasil atau perubahan perilaku dengan cara ini memakan
waktu lama, tetapi perubahan yang dicapai akan bersifat langgeng karena
didasari oleh kesadaran mereka sendiri (bukan karena paksaan).
Persepsi masyarakat terhadap sehat-sakit erat hubungannya dengan
perilaku pencarian pengobatan. Kedua pokok pikiran tersebut akan
mempengaruhi atas dipakai atau tidak dipakainya fasilitas kesehatan yang
disediakan. Apabila persepsi sehat-sakit belum sama dengan dengan konsep
sehat-sakit kita, maka jelas masyarakat belum tentu atau tidak mau
http://fkm.unsrat.ac.id Page 10
Jurnal Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi ISSN: 0216-8197
menggunakan fasilitas yang diberikan, bila persepsi sehat-sakit sudah sama
dengan pengertian kita, maka kemungkinan besar fasilitas yang diberikan
akan mereka pergunakan.
Dalam meningkatkan pelayanan kesehatan di puskesmas perlu ditunjang
dengan adanya penelitian-penelitian social, budaya masyarakat, persepsi dan
perilaku masyarakat tersebut terhadap sehat-sakit dengan memberikan
pendidikan kesehatan masyarakat. Dengan demikian pelayanan yang
diberikan akan diterima oleh masyarakat.
Hal tersebut didukung oleh pendapat Tombi (2012) bahwa ada
hubungan yang bernakna antara pengetahuan dan sikap masyarakat
Kelurahan Sindulang 1 dengan pemanfaatan Puskesmas Tuminting. Hasbi
(2012), mengemukakan bahwa prasarana adalah tempat yang secara tidak
langsung mendukung pelayanan kesehatan, dalam upaya mendukung
pelayanan di Puskesmas diperlukan prasarana dan sarana yang memadai
disesuaikan dengan kebutuhan.Sulityowati (2006) menyatakan bahwa ada
hubungan antara pengetahuan dengan tingkat pemanfaatan pelayanan.
Hasil penelitian menggunakan uji chi square serta diperoleh p<0,05
yaitu 0,000 yang berarti bahwa ada hubungan antara sikap dengan tindakan
pemanfaatan puskesmas.Seperti telah disebutkan bahwa sikap adalah
kecenderungan untuk bertindak (praktik). Sikap belum tentu terwujud dalam
tindakan, sebab untuk terwujudnya tindakan perlu factor lain antara lain
adanya fasilitas atau sarana dan prasarana (Notoatmodjo, 2010).Untuk
mewujudkan sikap menjadi suatu perubahan nyata diperlukan faktor
pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah
fasilitas.
Menurut pendapat beberapa ahli, perilaku kesehatan ditentukan oleh
pengetahuan, sikap, kepercayaan dan penilaian terhadap objek kesehatan,
selain itu perilaku kesehatan individu ditentukan juga oleh adanya orang
lain yang dijadikan referensi serta sumber daya yang dapat mendukung
perilaku seperti biaya, waktu dan tenaga. Hal ini mengandung makna bahwa
sikap seseorang tidak hanya dipengaruhi oleh social ekonomi saja tetapi
juga oleh faktor-faktor yang lain seperti informasi, lingkungan dan termasuk
pula kualitas interaksi social mereka di masyarakat. WHO (1999)
http://fkm.unsrat.ac.id Page 11
Jurnal Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi ISSN: 0216-8197
menyatakan bahwa salah satu faktor yang menyebabkan seseorang
berperilaku termasuk dalam hal pemanfaatan pelayanan kesehatan adalah
sumber daya dan sumber dana yang dimiliki antara lain kesempatan dan
uang.
Hasil penelitian Shobur (2005) yang menyatakan bahwa sebagian
besar keluarga yang memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan yang
memadai dan dapat dijangkau seluruh lapisan masyarakat adalah keluarga
menengah yang dapat diartikan bahwa pengambilan keputusan pemanfaatan
sarana pelayanan kesehatan , keluarga juga mempertimbangkan pendapatan
keluarga dan murahnya tempat pelayanan kesehatan. Penelitian Setyawan
(2004) menyebutkan bahwa pemanfaatan pelayanan kesehatan terkait juga
dengan hal-hal antara lain biaya pengobatan, hasil pengobatan, kepercayaan
kepada sarana pengobatan, kondisi waktu berobat, keberadaan sarana,
pelayanan pengobatan, dan situasi di sarana pengobatan.Solikhah (2008)
menyatakan bahwa ada hubungan bermakna antara kualitas pelayanan
dengan kepuasan pasien.
Menurut Andersen dan Newman (Tanpa Tahun), ada pengaruh
social lain selain dari sistem pelayanan kesehatan yang secara langsung
mempengaruhi penggunaan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan. Hasil
penelitian menunjukan sebanyak 76 (82,6%) yang memanfaatkan pelayanan
kesehatan di puskesmas.
Pemilihan pemanfaatan Puskesmas Imandi sebagai sarana pelayanan
kesehatan prioritas tidak dapat terlepas dari pengaruh faktor pemilihan
alternatif sarana pelayanan kesehatan lain, yaitu dengan adanya pilihan
praktek dokter dan Bidan yang biaya pengobatannya juga masih dapat
dijangkau oleh masyarakat dengan mutu pelayanan kesehatan yang baik.
Selain itu kemungkinan ada faktor lain yang tidak diteliti oleh peneliti yang
mempengaruhi tingkat pemanfaatan pelayanan kesehatan di Puskesmas
Imandi oleh masyarakat Kelurahan Imandi. Hasil observasi lapangan yang
dilakukan, didapati bahwa di Kelurahan Imandi terdapat 2 tempat praktek
dokter dan 2 bidan.Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada salah
satu praktik dokter di Kelurahan Imandi, didapati bahwa biaya yang
dikeluarkan pasien relatif masih bias dijangkau, walaupun memang lebih
http://fkm.unsrat.ac.id Page 12
Jurnal Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi ISSN: 0216-8197
mahal daripada biaya yang dikeluarkan apabila berobat di Puskesmas
Imandi. Kemungkinan lain yang mempengaruhi yakni waktu tunggu yang
lama dan jam buka puskesmas Imandi yang sering terlambat merupakan
salah satu penyebab masyarakat tidak memanfaatkan Puskesmas Imandi.
Didukung oleh penelitian Yuliah (2001) menyatakan bahwa sikap petugas
berhubungan dengan pemanfaatan Puskesmas.
Menurut Notoatmodjo (2010), rendahnya utilisasi (penggunaan)
fasilitas kesehatan seperti Puskesmas, Rumah Sakit, Balai pengobatan, dan
sebagainya tidak hanya disebabkan oleh faktor jarak antara fasilitas tersebut
dengan masyarakat yang terlalu jauh (baik jarak secara fisik maupun social),
tarif yang tinggi, pelayanan yang tidak memuaskan dan sebagainya, tetapi
juga dipengaruhi oleh faktor masyarakat itu sendiri, diantaranya persepsi
atau konsep dari masyarakat.
Menurut penelitian Hermawan (2011) menyatakan bahwa walaupun
banyak faktor penentu tingkat kesehatan masyarakat, tampaknya akses
terhadap fasilitas pelayanan kesehatan memegang paranan
penting.Nurcahyani (2000) menyatakan bahwa ada hubungan antara lama
waktu tunggu dengan pemanfaatan pelayanan.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai
pengetahuan, sikap masyarakat dengan tindakan pemanfaatan Puskesmas di
Kelurahan Imandi Kecamatan Dumoga Timur Kabupaten Bolaang
Mongondow, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Sebagian besar Masyarakat di Kelurahan Imandi berpengetahuan baik
mengenai fungsi dan pelayanan wajib di Puskesmas.
2. Sebagian besar sikap masyarakat di Kelurahan Imandi Setuju terhadap
pelayanan yang diberikan oleh Puskesmas
3. Terdapat hubungan bermakna antara pengetahuan masyarakat di
Kelurahan Imandi dengan pemanfaatan Puskesmas Imandi.
4. Terdapat hubungan bermakna antara sikap masyarakat di Kelurahan
Imandi dengan pemanfaatan Puskesmas Imandi.
http://fkm.unsrat.ac.id Page 13
Jurnal Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi ISSN: 0216-8197
SARAN
1. Bagi Masyarakat
Diharapkan dapat meningkatkan pemanfaatan pelayanan
kesehatan yang disediakan oleh pemerintah yaitu melalui sarana
pelayanan kesehatan tingkat pertama/dasar (Puskesmas).
2. Bagi Puskesmas Imandi
Sebagai pemberi pelayanan kesehatan tingkat pertama
Puskesmas harus lebih meningkatkan pelayanan kesehatan.
Meningkatkan pengetahuan masyarakat melalui promosi kesehatan
atau edukasi kepada masyarakat dengan melakukan penyuluhan
kepada masyarakat, khususnya mengenai pelayanan yang ada di
Puskesmas.
3. Bagi peneliti selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai perbandingan
dalam pembuatan penelitian lebih lanjut, dengan melihat baik dari
jumlah sampel, metode penelitian, penambahan variabel yang lain
serta karakteristik masyarakat dan daerah.
DAFTAR PUSTAKA
Depkes. 2012. Database Puskesmas. (online)
http://www.bankdata.depkes.go.id/puskesmas/public/report/cre
atetablepti, diakses pada tanggal 6 Februari 2013
Farich, A. 2012.Manajemen Pelayanan Kesehatan masyarakat. Yogyakarta: Gosyen PublishingHadi, S. 2004. Metodologi Research. Yogyakarta: Andi
Kemenkes, 2004.Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 128 tahun 2004, Kebijakan Dasar Puskesmas.Jakarta. Diakses pada tanggal 19 februari 2013
Koentjoro, T. 2007. Regulasi Kesehatan Indonesia. Yogyakarta: Andi
Muninjaya, A. A. 2004. Manajemen Kesehatan. Jakarta: Kedokteran EGC
Notoatmodjo, S. 2010a. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Notoatmodjo, S. 2010b. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
http://fkm.unsrat.ac.id Page 14
Jurnal Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi ISSN: 0216-8197
Profil puskesmas Imandi, Kecamatan Dumoga Timur, Kabupaten Bolaang Mongondow Tahun 2012.
Saryono. 2011. Metodologi penelitian kesehatan. Jogjakarta: Mitra Cendekia
Setiadi, 2007.Konsep dan penulisan riset keperawatan. Yogyakarta: Graha ilmu
Suyanto, 2011.Metodologi dan aplikasi penelitian keperawatan. Yogyakarta: Nuha medika
Santjaka,2011. Statistik penelitian kesehatan. Yogyakarta: Nuha medika
Muslimin, Pengaruh tingkat pengetahuan masyarakat terhadap pemanfaatan puskesmas di Kelurahan Bahari Kecamatan Tomia Timur kabupaten Wakatobi Tahun 2009.Jurnal SELAMI IPS edisi nomor 27 volume 2 tahun juli 2009. Diakses tanggal 17 april 2013.
Hasbi, Analisis hubungan persepsi pasien tentang mutu pelayanan dengan pemanfaatan ulang pelayanan rawat jalan puskesmas poncol kota semarang tahun 2012. Jurnal kesehatan masyarakat universitas diponegoro.http://ejournals1.undip.ac.id/index.php.jkm. Diakses pada tanggal 7 april 2013.
Murtini, Hubungan sikap masyarakat wilayah kerja puskesmas dengan pemanfaatan pelayanan rawat inap di puskesmas mergangsan kota Yogyakarta. Fakultas kesehatan masyarakat universitas ahmad dahlan Yogyakarta. Diakses pada tanggal 2 februari 2013.
Solikhah, hubungan kepuasan pasien dengan minat pasien dalam pemanfaatan ulang pelayanan pengobatan tahun 2008. Jurnal manajemen pelayanan kesehatan fakultas kesehatan masyarakat universitas ahmad dahlan yogyakarta. Diakses pada tanggal 8 februari 2013.
Hermawan, analisis faktor-faktor yang berhubungan dengan masyarakat berobat di puskesmas kecamatan buayan tahun 2011.Jurnal ilmiah kesehatan keperawatan.digilib.stikesmuhgombong.ac.id/download.php. Diakses pada tanggal 12 april 2013.
Nurchayani, beberapa faktor yang mempengaruhi pemanfaatan pelayanan engobatan di puskesmas bandarharjo kota semarang tahun 2000. (Skripsi). eprints.undip.ac.id/5970/1/0924.pdf. Diakses pada tanggal 6 april 2013.
http://fkm.unsrat.ac.id Page 15
Jurnal Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi ISSN: 0216-8197
Sukmawati, analisis faktor dominan pada pemanfaatan pelayanan kesehatan lansia dengan utilization of health service theory. (skripsi). Diakses pada tanggal 12 april 2013.
Tombi, H. 2012. Hubungan antara karakteristik masyarakat kelurahan sindulang 1 dengan pemanfaatan puskesmas tuminting (jurnal). Manado: Universitas Sam Ratulangi
Yuliah, pemanfaatan puskesmas ditinjau dari aspek pengguna jasa, penyelenggara pelayanan dan pendukung di puskesmas pasar kemis kabupaten tangerang tahun 2001.(Tesis)
http://fkm.unsrat.ac.id Page 16