ked

23
Jurnal Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi ISSN: 0216-8197 HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP MASYARAKAT KELURAHAN IMANDI DENGAN TINDAKAN PEMANFAATAN PUSKESMAS IMANDI Ni Putu S. Fratika*, Jane M. Pangemanan*, Jimmy Rumampuk* *Fakultas Kesehatan MasyarakatUniversitas Sam Ratulangi Manado ABSTRAK Latar belakang:Puskesmas adalah unit pelaksana tehnis (UPT) dari Dinas Kesehatan kabupaten/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di satu atau sebagian wilayah kecamatan.Puskesmas adalah salah satu ujung tombak pelayanan kesehatan kepada masyarakat.Nilai pemanfaatan puskesmas sangat ditentukan oleh peran serta masyarakat dan kegiatan sumber daya manusia.Diketahui dalam 1 tahun terakhir terjadi penurunan pemanfaatan puskesmas Imandi oleh masyarakat hingga 4,43%.Beberapa kondisi yang dapat diduga menyebabkan rendahnya pengetahuan masyarakat untuk berobat di Puskesmas diantaranya karena rendahnya tingkat pendidikan masyarakat sehingga pemahaman mereka tentang manfaat pelayanan puskesmas masih kurang Metode penelitian :Penelitian ini merupakan survei analitik dengan rancangan cross sectional study. Sampel berjumlah 92 responden yang diambil secara http://fkm.unsrat.ac.id Page 1

description

jrnl

Transcript of ked

Page 1: ked

Jurnal Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi ISSN: 0216-8197

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP

MASYARAKAT KELURAHAN IMANDIDENGAN TINDAKAN PEMANFAATAN

PUSKESMAS IMANDI

Ni Putu S. Fratika*, Jane M. Pangemanan*, Jimmy Rumampuk*

*Fakultas Kesehatan MasyarakatUniversitas Sam Ratulangi Manado

ABSTRAK

Latar belakang:Puskesmas adalah unit pelaksana tehnis (UPT) dari Dinas

Kesehatan kabupaten/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan

pembangunan kesehatan di satu atau sebagian wilayah

kecamatan.Puskesmas adalah salah satu ujung tombak pelayanan kesehatan

kepada masyarakat.Nilai pemanfaatan puskesmas sangat ditentukan oleh

peran serta masyarakat dan kegiatan sumber daya manusia.Diketahui dalam

1 tahun terakhir terjadi penurunan pemanfaatan puskesmas Imandi oleh

masyarakat hingga 4,43%.Beberapa kondisi yang dapat diduga

menyebabkan rendahnya pengetahuan masyarakat untuk berobat di

Puskesmas diantaranya karena rendahnya tingkat pendidikan masyarakat

sehingga pemahaman mereka tentang manfaat pelayanan puskesmas masih

kurang Metode penelitian :Penelitian ini merupakan survei analitik dengan

rancangan cross sectional study. Sampel berjumlah 92 responden yang

diambil secara purposive sampel.Data diambil dengan menggunakan

kuesioner. Analisis hubungan menggunakan uji chi squaredengan CI 95%

dan α = 0,05.

Hasil penelitian:Hasil menunjukkan bahwa sebesar 92,4% responden

memiliki pengetahuan tentang fungsi Puskesmas yang baik, sebesar 92,4%

memiliki sikap yang baik terhadap Puskesmas, memiliki tindakan

pemanfaatan Puskesmas yang baik sebesar 80,4%. Analisis bivariat dengan

menggunakan uji chi square menghasilkan hubungan antara tingkat

pengetahuan dengan tindakan pemanfaatan Puskesmas dengan nilai p=

0,000 dan hubungan antara sikap dengan tindakan pemanfaatan Puskesmas

dengan nilai p= 0,000.

http://fkm.unsrat.ac.id Page 1

Page 2: ked

Jurnal Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi ISSN: 0216-8197

Kesimpulan:terdapat hubungan bermakna antara pengetahuan dan sikap

masyarakat dengan tindakan pemanfaatan puskesmas Imandi.Peneliti

menyarakan agar masyarakat diharapkan dapat meningkatkan pemanfaatan

pelayanan kesehatan yang disediakan oleh pemerintah yaitu melalui sarana

pelayanan kesehatan tingkat pertama/dasar (Puskesmas).

ABSTRACTION

Background of Belakang:Puskesmas is unit executor of tehnis ( UPT) of

Public Health Service sub-province/town which carry out development of

health in one or some of district region. Puskesmas is one of the tip of lance

service of health to society. Assess exploiting of puskesmas very determined

by role and also society and activity of resource of manusia. in 1 the last

year happened degradation of exploiting of Imandi puskesmas by society till

4,43%. Some condition of able to be anticipated by low causing of him

knowledge of society to medicinize in Puskesmas among others because

lowering of storey; level education of society so that the understanding of

them about benefit service of puskesmas still less Method research : This

research represent analytic survey with device of cross study sectional.

Sampel amount to 92 taken responder by purposive sampel.Data taken by

using kuesioner. Relation/Link analysis use test of chi CI square 95% and =

0,05.

Result of penelitian:Hasil indicate that equal to 92,4% responder have

knowledge about function of Puskesmas good, equal to 92,4% owning

attitude which do well by Puskesmas, owning action exploiting of good

Puskesmas equal to 80,4%. Bivariate analysis by using test of chi square

yield.knowledge storey;level with action exploiting of Puskesmas with value

of p= 0,000 and attitude with action exploiting of Puskesmas with value of

p= 0,000.

conclution: have a meaning of society attitude and knowledge with action

exploiting of Imandi. Peneliti fig puskesmas society to expected can improve

exploiting of service of health provided by government that is passing

medium service of health of first storey.

Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Tindakan Pemanfaatan Puskesmas.

http://fkm.unsrat.ac.id Page 2

Page 3: ked

Jurnal Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi ISSN: 0216-8197

PENDAHULUAN

Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) dibangun untuk

menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar, menyeluruh dan terpadu bagi

seluruh masyarakat yang tinggal di wilayah kerjanya (Muninjaya,

2004).Pemerintah mengembangkan puskesmas dengan tujuan untuk

mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang sebagian besar

masih tinggal di pedesaan. Sebelum era tahun 70-an, kebijakan

pembangunan sarana pelayanan kesehatan lebih banyak diarahkan untuk

membangun Rumah Sakit yang umumnya terletak diperkotaan sehingga

tidak mudah diakses oleh sebagian besar masyarakat yang tinggal di

pedesaan (Muninjaya, 2004).Untuk meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat banyak hal yang perlu dilakukan, salah satu diantaranya

menyelenggarakan pelayanan kesehatan. Adapun yang dimaksud dengan

pelayanan kesehatan adalah segala upaya yang diselenggarakan secara

sendiri atau bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan

meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta

memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok ataupun masyarkat

(Azwar, 1999).Upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan diwujudkan

dalam suatu wadah pelayanan kesehatan, yang disebut sarana atau

pelayanan kesehatan (health service).

Perilaku merupakan faktor kedua terbesar setelah faktor lingkungan

yang mempengaruhi kesehatan individu, kelompok, atau

masyarakat.Perilaku kesehatan merupakan suatu respon seseorang terhadap

stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan

kesehatan, makanan serta lingkungan.karena pada dasarnya kesehatan bukan

hanya untuk diketahui atau disadari dan disikapi, melainkan harus

dikerjakan/dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari. Karena meskipun

kesadaran dan pengetahuan masyarakat sudah tinggi tentang kesehatan,

namun praktek tentang kesehatan atau perilaku hidup sehat masyarakat

masih rendah (Notoatmodjo, 2010).

Tahun 2012 terdapat 9.422 Puskesmas, yang terdiri dari 3.061

Puskesmas perawatan, dan 6.361 Puskesmas non perawatan yang tersebar di

http://fkm.unsrat.ac.id Page 3

Page 4: ked

Jurnal Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi ISSN: 0216-8197

Indonesia (Anonimous, 2012). Sulawesi Utara memiliki 176 Puskesmas dan

14 Puskesmas diantaranya yang ada di Kabupaten Bolaang Mongondow

(Anonimous, 2012).

Menyadari Puskesmas di tengah-tengah masyarakat sebagai ujung

tombak dalam pelayanan kesehatan seharusnya diimbangi dengan

kecenderungan masyarakat untuk memanfaatkan Puskesmas sebagai tempat

pelayanan kesehatan semakin besar.Akan tetapi kondisi yang terjadi bahwa

pelayanan Puskesmas belum dimanfaatkan sepenuhnya oleh masyarakat.Hal

ini terbukti dari rendahnya jumlah kunjungan masyarakat dalam

memanfaatkan Puskesmas.

Dalam 1 tahun terakhir dapat dilihat perbandingan pemanfaatan

sarana pelayanan kesehatan pada bulan Januari-Juni terdapat 2.248

kunjungan pasien, Sementara pada bulan Juli–Desember terjadi penurunan

pemanfaatan sarana pelayanan kesehatan di Puskesmas Imandi dengan

jumlah kunjungan 2.058, baik pada pasien asuransi kesehatan (Askes) dan

juga pasien yang dikenakan biaya berobat (out of pocket)(Puskesmas

Imandi, 2012).Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan

antara tingkat pengetahuan dan sikap masyarakat kelurahan Imandi dengan

tindakan pemanfaatan Puskesmas Imandi Kecamatan Dumoga Timur

Kabupaten Bolaang Mongondow.

METODE

Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian survey analitik

dengan menggunakan pendekatan cross sectionalatau potong lintang.Waktu

penelitian dilakukan pada bulan Maret-Mei 2013. Populasi pada penelitian

ini yaitu masyarakat di Kelurahan Imandi,dimana kelurahan Imandi terdiri

atas empat lingkungan. Populasinya yaitu kepala keluarga yang tinggal di

Kelurahan Imandi. Jumlah kepala keluarga yang ada di Kelurahan Imandi

yaitu sebanyak 1.160 Kepala Keluarga. Pengambilan sampel dalam

penelitian ini adalah pengambilan sampel secara purposive

sampledidasarkan pada suatu petimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti

sendiri (Saryono, 2011). Dalam menentukan jumlah sampel dari populasi

digunakan

http://fkm.unsrat.ac.id Page 4

Page 5: ked

Jurnal Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi ISSN: 0216-8197

rumus: n= N1+N (𝑑2)

Keterangan :

n = Jumlah sampel

N = Jumlah populasi

d = Derajat penyimpangan 0,1 (10%)

Jadi, n= 1160

1 + 1160 (0,1²)

n= 1160

1 + 1160 (0,01)

n= 1160

1 + 11,6

n= 1160

12,6

n = 92 Responden

Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 92 responden.

Kriteria Sampel:

1. Kriteria Inklusi

a. Minimal tinggal 6 bulan di kelurahan Imandi

b. Bersedia menjadi responden dengan menandatangani Informed

Consent.

c. Bisa membaca dan menulis.

d. Kepala keluarga.

e. Dapat berkomunikasi dengan baik (tidak sakit berat, hilang kesadaran

serta tidak mengalami gangguan jiwa).

2. Kriteria Eksklusi

a. Tidak dapat berkomunikasi dengan baik.

Variabel Penelitian:

1. Variabel independen (Variabel bebas) yaitu: pengetahuan dan sikap

masyarakat Kelurahan Imandi.

2. Variabel dependen (Variabel terikat) tindakan pemanfaatan

Puskesmas Imandi.

http://fkm.unsrat.ac.id Page 5

Page 6: ked

Jurnal Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi ISSN: 0216-8197

Data primer dikumpulkan dengan melakukan wawancara langsung

kepada responden dengan menggunakan instrument penelitian berupa

kuesioner.

Data sekunder adalah data dari kelurahan Imandi mengenai jumlah

penduduk dan profil puskesmas Imandi.

Instrumen penelitian:

a. Perangkat alat tulis

Terdiri dari buku tulis, ballpoint, pensil, penghapus dan lain-lain,

yang digunakan untuk mencatat informasi yang dianggap penting untuk

keperluan penelitian yang didapat dilapangan.

b. Kuesioner

Kuesioner merupakan daftar pertanyaan yang diberikan kepada

responden yang bersedia memberikan jawaban sesuai dengan permintaan

peneliti.komputer, sebagai alat pengolah data dan penyusunan laporan.

Analisis data:

1. Analisis Univariat

Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau

mendeskripsikan karakteristik setiap variabel tergantung dari jenis

datanya.Variabel yang dianalisis secara univariat dalam penelitian ini

yaitu karakteristik responden, pengetahuan, sikap dan tindakan

pemanfaatan Puskesmas.

2. Analisis bivariat

Analisis bivariat yang dilakukan terhadap dua variabel yang

diduga berhubungan atau berkorelasi.Untuk mengetahui hubungan

pengetahuan dan sikap masyarakat Kelurahan Imandi dengan tindakan

pemanfaatan Puskesmas Imandi dengan menggunakan bantuan program

SPSS uji statistic (chi-square).

HASILPusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) Imandi Kecamatan Dumoga

Timur Kabupaten Bolaang Mongondow terletak di kelurahan Imandi

http://fkm.unsrat.ac.id Page 6

Page 7: ked

Jurnal Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi ISSN: 0216-8197

dengan luas wilayah kerja ±81.560 M², bertanggung jawab atas 11

Desa/Kelurahan dalam wilayah kerjanya.Kelurahan Imandi Kecamatan

Dumoga Timur Kabupaten Bolaang Mongondow adalah salah satu

kelurahan yang termasuk dalam wilayah kerja dari Puskesmas Imandi

dengan luas wilayah ±15.400 M² dengan jumlah lingkungan sebanyak

empat lingkungan.

Tabel 1. Persentase Pengetahuan Responden

Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa responden yang memiliki

pengetahuan yang baik dari keseluruhan responden adalah sebanyak 85

orang (92,4%) sedangkan yang memiliki pengetahuan yang tidak baik

sebanyak 7 orang (7,6%).

Tabel 2. Persentase Sikap Responden

Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa responden yang memiliki

Sikap yang baik dari keseluruhan responden adalah sebanyak 85 orang

(92,4%) sedangkan yang memiliki Sikap yang tidak baik sebanyak 7

orang (7,6%).

Tabel 3. Persentase Tindakan Responden

http://fkm.unsrat.ac.id Page 7

Page 8: ked

Jurnal Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi ISSN: 0216-8197

Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa responden yang memiliki

Tindakan pemanfaatan puskesmas adalah sebanyak 74 orang (80,4%)

lebih tinggi dibandingkan dengan responden yang memiliki tindakan

tidak memanfaatkan puskesmas sebanyak 18 orang (19,6%).

Tabel 4. Hubungan Antara Pengetahuan Dengan Tindakan

Pemanfaatan Puskesmas Imandi Kecamatan Dumoga Timur

Kabupaten Bolaang Mongondow.

Berdasarkan Tabel 4 dapat dinyatakan bahwa tindakan pemanfaatan

puskesmas yang tidak baik pada responden yang berpengetahuan tidak

baik sebesar 85,7% (6 orang) sedangkan tindakan pemanfaatan

puskesmas yang baik pada responden yang berpengetahuan tidak baik

sebesar 14,3% (1orang). Hasil penelitian pada data diatas menggunakan

uji chi square serta diperoleh p<0,05 yaitu 0,000 yang berarti bahwa ada

hubungan antara pengetahuan dengan tindakan pemanfaatan puskesmas.

Tabel 5. Hubungan Antara Sikap dengan Tindakan pemanfaatan

puskesmas Imandi.

Hasil pada Tabel 5 menggambarkan bahwa sikap tidak baik terhadap

tindakan pemanfaatan puskesmas yang tidak baik pada masyarakat yakni

85,7% (6 orang) sedangkan yang memiliki sikap yang baik dan memiliki

http://fkm.unsrat.ac.id Page 8

Page 9: ked

Jurnal Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi ISSN: 0216-8197

tindakan pemanfaatan puskesmas yang tidak baik sebanyak 14,1% (12

Orang).Hasil penelitian pada data diatasmenggunakan uji chi square serta

diperoleh p<0,05 yaitu 0,000 yang berarti bahwa ada hubungan antara

sikap dengan tindakan pemanfaatan puskesmas.

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh responden yang

memanfaatkan pelayanan kesehatan di puskesmas ada 74 responden

(80,4%) dan yang tidak memanfaatkan pelayanan kesehatan di puskesmas

18 responden (19,6%).Dari angka-angka ini menunjukan bahwa sebagian

besar masyarakat Kelurahan Imandi memanfaatkan pelayanan kesehatan di

Puskesmas.

Kesehatan merupakan tanggung jawab Negara dan semua pihak dan

jaminan dari kebijakan social dan ekonomi yang bertujuan untuk

memperkecil angka kesakitan dan resiko umum lainnya serta sanggup

bertindak dan melayani dalam melakukan promosi, pencegahan, dan

pemulihan (WHO,2005). Perilaku sakit adalah berkaitan dengan tindakan

atau kegiatan seseorang yang sakit dan/atau terkena masalah kesehatan pada

dirinya atau keluarganya, untuk mencari penyembuhan, atau untuk

mengatasi masalah kesehatan yang lainnya.

Puskesmas merupakan salah satu institusi kesehatan dasar yang

paling dekat dengan masyarakat. Pemberian informasi atau pesan kesehatan

dan penyuluhan kesehatan dengan tujuan memberikan atau meningkatkan

pengetahuan dan sikap tentang kesehatan yang diperlukan oleh seseorang

atau masyarakat, sehingga akan memudahkan terjadinya perubahan kearah

perilaku sehat. Pembangunan kesehatan masyarakat bertujuan untuk

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui peningkatan peran serta

dan perubahan perilaku masyarakat dalam menunjang kesehatan (Farich,

2012).

Teori lain tentang pencarian pelayanan kesehatan oleh individu atau

masyarakat adalah teori yang dikemukakan oleh Notoatmodjo (1993). Teori

tersebut mengemukakan bahwa beberapa cara yang dilakukan individu

dalam bereaksi atau bertindak dalam menghadapi penyakit adalah tidak

http://fkm.unsrat.ac.id Page 9

Page 10: ked

Jurnal Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi ISSN: 0216-8197

bertindak, bertindak mengobati sendiri, mencari pengobatan ke fasilitas-

fasilitas pengobatan modern baik pemerintah atau swasta. Dari teori tersebut

dapat disimpulkan bahwa persepsi sehat sakit sangat berkaitan dengan

mencari pengobatan. Pokok pikiran tersebut akan mempengaruhi

penggunaan fasilitas pelayanan yang disediakan.

Hasil penelitian menggunakan uji chi square serta diperoleh p<0,05

yaitu 0,000 yang berarti bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan

tindakan pemanfaatan puskesmas maka hipotesis diterima. Pengetahuan

adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek

melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya)

(Notoatmodjo, 2010). Disetiap wilayah masyarakat sudah terdapat berbagai

tempat pelayanan kesehatan ataupun tempat berobat dari mulai bidan desa,

posyandu, puskesmas pembantu, puskesmas, klinik dokter dan rumah

sakit.Dalam memilih berbagai pelayanan kesehatan ini masyarakat memiliki

hak ataupun kebebasan untuk sarana berobat mereka, yang mana

disesuaikan dengan keadaan ekonomi dan kebutuhan mereka sendiri.

Perubahan perilaku kesehatan melalui cara pendidikan atau promosi

kesehatan diawali dengan cara pemberian informasi-informasi kesehatan.

Dengan memberikan informasi-informasi tentang cara-cara mencapai hidup

sehat, cara pemeliharaan kesehatan, cara menghindari penyakit, dan

sebagainya akan meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang hal

tersebut.

Pengetahuan akan menimbulkan kesadaran mereka, dan akhirnya

akan menyebabkan orang berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang

dimilikinya itu. Hasil atau perubahan perilaku dengan cara ini memakan

waktu lama, tetapi perubahan yang dicapai akan bersifat langgeng karena

didasari oleh kesadaran mereka sendiri (bukan karena paksaan).

Persepsi masyarakat terhadap sehat-sakit erat hubungannya dengan

perilaku pencarian pengobatan. Kedua pokok pikiran tersebut akan

mempengaruhi atas dipakai atau tidak dipakainya fasilitas kesehatan yang

disediakan. Apabila persepsi sehat-sakit belum sama dengan dengan konsep

sehat-sakit kita, maka jelas masyarakat belum tentu atau tidak mau

http://fkm.unsrat.ac.id Page 10

Page 11: ked

Jurnal Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi ISSN: 0216-8197

menggunakan fasilitas yang diberikan, bila persepsi sehat-sakit sudah sama

dengan pengertian kita, maka kemungkinan besar fasilitas yang diberikan

akan mereka pergunakan.

Dalam meningkatkan pelayanan kesehatan di puskesmas perlu ditunjang

dengan adanya penelitian-penelitian social, budaya masyarakat, persepsi dan

perilaku masyarakat tersebut terhadap sehat-sakit dengan memberikan

pendidikan kesehatan masyarakat. Dengan demikian pelayanan yang

diberikan akan diterima oleh masyarakat.

Hal tersebut didukung oleh pendapat Tombi (2012) bahwa ada

hubungan yang bernakna antara pengetahuan dan sikap masyarakat

Kelurahan Sindulang 1 dengan pemanfaatan Puskesmas Tuminting. Hasbi

(2012), mengemukakan bahwa prasarana adalah tempat yang secara tidak

langsung mendukung pelayanan kesehatan, dalam upaya mendukung

pelayanan di Puskesmas diperlukan prasarana dan sarana yang memadai

disesuaikan dengan kebutuhan.Sulityowati (2006) menyatakan bahwa ada

hubungan antara pengetahuan dengan tingkat pemanfaatan pelayanan.

Hasil penelitian menggunakan uji chi square serta diperoleh p<0,05

yaitu 0,000 yang berarti bahwa ada hubungan antara sikap dengan tindakan

pemanfaatan puskesmas.Seperti telah disebutkan bahwa sikap adalah

kecenderungan untuk bertindak (praktik). Sikap belum tentu terwujud dalam

tindakan, sebab untuk terwujudnya tindakan perlu factor lain antara lain

adanya fasilitas atau sarana dan prasarana (Notoatmodjo, 2010).Untuk

mewujudkan sikap menjadi suatu perubahan nyata diperlukan faktor

pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah

fasilitas.

Menurut pendapat beberapa ahli, perilaku kesehatan ditentukan oleh

pengetahuan, sikap, kepercayaan dan penilaian terhadap objek kesehatan,

selain itu perilaku kesehatan individu ditentukan juga oleh adanya orang

lain yang dijadikan referensi serta sumber daya yang dapat mendukung

perilaku seperti biaya, waktu dan tenaga. Hal ini mengandung makna bahwa

sikap seseorang tidak hanya dipengaruhi oleh social ekonomi saja tetapi

juga oleh faktor-faktor yang lain seperti informasi, lingkungan dan termasuk

pula kualitas interaksi social mereka di masyarakat. WHO (1999)

http://fkm.unsrat.ac.id Page 11

Page 12: ked

Jurnal Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi ISSN: 0216-8197

menyatakan bahwa salah satu faktor yang menyebabkan seseorang

berperilaku termasuk dalam hal pemanfaatan pelayanan kesehatan adalah

sumber daya dan sumber dana yang dimiliki antara lain kesempatan dan

uang.

Hasil penelitian Shobur (2005) yang menyatakan bahwa sebagian

besar keluarga yang memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan yang

memadai dan dapat dijangkau seluruh lapisan masyarakat adalah keluarga

menengah yang dapat diartikan bahwa pengambilan keputusan pemanfaatan

sarana pelayanan kesehatan , keluarga juga mempertimbangkan pendapatan

keluarga dan murahnya tempat pelayanan kesehatan. Penelitian Setyawan

(2004) menyebutkan bahwa pemanfaatan pelayanan kesehatan terkait juga

dengan hal-hal antara lain biaya pengobatan, hasil pengobatan, kepercayaan

kepada sarana pengobatan, kondisi waktu berobat, keberadaan sarana,

pelayanan pengobatan, dan situasi di sarana pengobatan.Solikhah (2008)

menyatakan bahwa ada hubungan bermakna antara kualitas pelayanan

dengan kepuasan pasien.

Menurut Andersen dan Newman (Tanpa Tahun), ada pengaruh

social lain selain dari sistem pelayanan kesehatan yang secara langsung

mempengaruhi penggunaan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan. Hasil

penelitian menunjukan sebanyak 76 (82,6%) yang memanfaatkan pelayanan

kesehatan di puskesmas.

Pemilihan pemanfaatan Puskesmas Imandi sebagai sarana pelayanan

kesehatan prioritas tidak dapat terlepas dari pengaruh faktor pemilihan

alternatif sarana pelayanan kesehatan lain, yaitu dengan adanya pilihan

praktek dokter dan Bidan yang biaya pengobatannya juga masih dapat

dijangkau oleh masyarakat dengan mutu pelayanan kesehatan yang baik.

Selain itu kemungkinan ada faktor lain yang tidak diteliti oleh peneliti yang

mempengaruhi tingkat pemanfaatan pelayanan kesehatan di Puskesmas

Imandi oleh masyarakat Kelurahan Imandi. Hasil observasi lapangan yang

dilakukan, didapati bahwa di Kelurahan Imandi terdapat 2 tempat praktek

dokter dan 2 bidan.Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada salah

satu praktik dokter di Kelurahan Imandi, didapati bahwa biaya yang

dikeluarkan pasien relatif masih bias dijangkau, walaupun memang lebih

http://fkm.unsrat.ac.id Page 12

Page 13: ked

Jurnal Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi ISSN: 0216-8197

mahal daripada biaya yang dikeluarkan apabila berobat di Puskesmas

Imandi. Kemungkinan lain yang mempengaruhi yakni waktu tunggu yang

lama dan jam buka puskesmas Imandi yang sering terlambat merupakan

salah satu penyebab masyarakat tidak memanfaatkan Puskesmas Imandi.

Didukung oleh penelitian Yuliah (2001) menyatakan bahwa sikap petugas

berhubungan dengan pemanfaatan Puskesmas.

Menurut Notoatmodjo (2010), rendahnya utilisasi (penggunaan)

fasilitas kesehatan seperti Puskesmas, Rumah Sakit, Balai pengobatan, dan

sebagainya tidak hanya disebabkan oleh faktor jarak antara fasilitas tersebut

dengan masyarakat yang terlalu jauh (baik jarak secara fisik maupun social),

tarif yang tinggi, pelayanan yang tidak memuaskan dan sebagainya, tetapi

juga dipengaruhi oleh faktor masyarakat itu sendiri, diantaranya persepsi

atau konsep dari masyarakat.

Menurut penelitian Hermawan (2011) menyatakan bahwa walaupun

banyak faktor penentu tingkat kesehatan masyarakat, tampaknya akses

terhadap fasilitas pelayanan kesehatan memegang paranan

penting.Nurcahyani (2000) menyatakan bahwa ada hubungan antara lama

waktu tunggu dengan pemanfaatan pelayanan.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai

pengetahuan, sikap masyarakat dengan tindakan pemanfaatan Puskesmas di

Kelurahan Imandi Kecamatan Dumoga Timur Kabupaten Bolaang

Mongondow, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Sebagian besar Masyarakat di Kelurahan Imandi berpengetahuan baik

mengenai fungsi dan pelayanan wajib di Puskesmas.

2. Sebagian besar sikap masyarakat di Kelurahan Imandi Setuju terhadap

pelayanan yang diberikan oleh Puskesmas

3. Terdapat hubungan bermakna antara pengetahuan masyarakat di

Kelurahan Imandi dengan pemanfaatan Puskesmas Imandi.

4. Terdapat hubungan bermakna antara sikap masyarakat di Kelurahan

Imandi dengan pemanfaatan Puskesmas Imandi.

http://fkm.unsrat.ac.id Page 13

Page 14: ked

Jurnal Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi ISSN: 0216-8197

SARAN

1. Bagi Masyarakat

Diharapkan dapat meningkatkan pemanfaatan pelayanan

kesehatan yang disediakan oleh pemerintah yaitu melalui sarana

pelayanan kesehatan tingkat pertama/dasar (Puskesmas).

2. Bagi Puskesmas Imandi

Sebagai pemberi pelayanan kesehatan tingkat pertama

Puskesmas harus lebih meningkatkan pelayanan kesehatan.

Meningkatkan pengetahuan masyarakat melalui promosi kesehatan

atau edukasi kepada masyarakat dengan melakukan penyuluhan

kepada masyarakat, khususnya mengenai pelayanan yang ada di

Puskesmas.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai perbandingan

dalam pembuatan penelitian lebih lanjut, dengan melihat baik dari

jumlah sampel, metode penelitian, penambahan variabel yang lain

serta karakteristik masyarakat dan daerah.

DAFTAR PUSTAKA

Depkes. 2012. Database Puskesmas. (online)

http://www.bankdata.depkes.go.id/puskesmas/public/report/cre

atetablepti, diakses pada tanggal 6 Februari 2013

Farich, A. 2012.Manajemen Pelayanan Kesehatan masyarakat. Yogyakarta: Gosyen PublishingHadi, S. 2004. Metodologi Research. Yogyakarta: Andi

Kemenkes, 2004.Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 128 tahun 2004, Kebijakan Dasar Puskesmas.Jakarta. Diakses pada tanggal 19 februari 2013

Koentjoro, T. 2007. Regulasi Kesehatan Indonesia. Yogyakarta: Andi

Muninjaya, A. A. 2004. Manajemen Kesehatan. Jakarta: Kedokteran EGC

Notoatmodjo, S. 2010a. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Notoatmodjo, S. 2010b. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

http://fkm.unsrat.ac.id Page 14

Page 15: ked

Jurnal Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi ISSN: 0216-8197

Profil puskesmas Imandi, Kecamatan Dumoga Timur, Kabupaten Bolaang Mongondow Tahun 2012.

Saryono. 2011. Metodologi penelitian kesehatan. Jogjakarta: Mitra Cendekia

Setiadi, 2007.Konsep dan penulisan riset keperawatan. Yogyakarta: Graha ilmu

Suyanto, 2011.Metodologi dan aplikasi penelitian keperawatan. Yogyakarta: Nuha medika

Santjaka,2011. Statistik penelitian kesehatan. Yogyakarta: Nuha medika

Muslimin, Pengaruh tingkat pengetahuan masyarakat terhadap pemanfaatan puskesmas di Kelurahan Bahari Kecamatan Tomia Timur kabupaten Wakatobi Tahun 2009.Jurnal SELAMI IPS edisi nomor 27 volume 2 tahun juli 2009. Diakses tanggal 17 april 2013.

Hasbi, Analisis hubungan persepsi pasien tentang mutu pelayanan dengan pemanfaatan ulang pelayanan rawat jalan puskesmas poncol kota semarang tahun 2012. Jurnal kesehatan masyarakat universitas diponegoro.http://ejournals1.undip.ac.id/index.php.jkm. Diakses pada tanggal 7 april 2013.

Murtini, Hubungan sikap masyarakat wilayah kerja puskesmas dengan pemanfaatan pelayanan rawat inap di puskesmas mergangsan kota Yogyakarta. Fakultas kesehatan masyarakat universitas ahmad dahlan Yogyakarta. Diakses pada tanggal 2 februari 2013.

Solikhah, hubungan kepuasan pasien dengan minat pasien dalam pemanfaatan ulang pelayanan pengobatan tahun 2008. Jurnal manajemen pelayanan kesehatan fakultas kesehatan masyarakat universitas ahmad dahlan yogyakarta. Diakses pada tanggal 8 februari 2013.

Hermawan, analisis faktor-faktor yang berhubungan dengan masyarakat berobat di puskesmas kecamatan buayan tahun 2011.Jurnal ilmiah kesehatan keperawatan.digilib.stikesmuhgombong.ac.id/download.php. Diakses pada tanggal 12 april 2013.

Nurchayani, beberapa faktor yang mempengaruhi pemanfaatan pelayanan engobatan di puskesmas bandarharjo kota semarang tahun 2000. (Skripsi). eprints.undip.ac.id/5970/1/0924.pdf. Diakses pada tanggal 6 april 2013.

http://fkm.unsrat.ac.id Page 15

Page 16: ked

Jurnal Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi ISSN: 0216-8197

Sukmawati, analisis faktor dominan pada pemanfaatan pelayanan kesehatan lansia dengan utilization of health service theory. (skripsi). Diakses pada tanggal 12 april 2013.

Tombi, H. 2012. Hubungan antara karakteristik masyarakat kelurahan sindulang 1 dengan pemanfaatan puskesmas tuminting (jurnal). Manado: Universitas Sam Ratulangi

Yuliah, pemanfaatan puskesmas ditinjau dari aspek pengguna jasa, penyelenggara pelayanan dan pendukung di puskesmas pasar kemis kabupaten tangerang tahun 2001.(Tesis)

http://fkm.unsrat.ac.id Page 16