Kecelakaan Kereta API

16
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Belum hilang dari ingatan kita ketika lima belas nyawa melayang pada 16 Juni 2003 akibat terjadinya tabrakan antara kereta api (KA) dan bus pada perlintasan KA di daerah Gemolong, Sragen. Pasca tragedi tersebut, kecelakaan KA dengan kendaraan umum terus-menerus terjadi. Keselamatan perkeretaapian merupakan aspek yang amat krusial dalam pengoperasian kereta api (KA). Malfungsi terhadap pengoperasian perkeretaapian akan mengakibatkan banyak terjadinya kecelakaan yang amat fatal dan potensial merenggut nyawa manusia. Persimpangan antara jalan raya dengan jalan rel KA merupakan fenomena yang unik dalam dunia transportasi, sebab masing-masing mode transportasi tersebut memiliki sistem prasarana yang berbeda, dioperasikan dengan sistem sarana yang berbeda pula, penanggung jawab dan pengelolanya juga berbeda. Kedua mode transportasi dengan karakteristik yang berbeda tersebut bertemu di persimpangan/pintu perlintasan (level 1

Transcript of Kecelakaan Kereta API

Page 1: Kecelakaan Kereta API

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Belum hilang dari ingatan kita ketika lima belas nyawa

melayang pada 16 Juni 2003 akibat terjadinya tabrakan antara

kereta api (KA) dan bus pada perlintasan KA di daerah

Gemolong, Sragen. Pasca tragedi tersebut, kecelakaan KA

dengan kendaraan umum terus-menerus terjadi. Keselamatan

perkeretaapian merupakan aspek yang amat krusial dalam

pengoperasian kereta api (KA). Malfungsi terhadap

pengoperasian perkeretaapian akan mengakibatkan banyak

terjadinya kecelakaan yang amat fatal dan potensial merenggut

nyawa manusia.

Persimpangan antara jalan raya dengan jalan rel KA

merupakan fenomena yang unik dalam dunia transportasi, sebab

masing-masing mode transportasi tersebut memiliki sistem

prasarana yang berbeda, dioperasikan dengan sistem sarana

yang berbeda pula, penanggung jawab dan pengelolanya juga

berbeda. Kedua mode transportasi dengan karakteristik yang

berbeda tersebut bertemu di persimpangan/pintu perlintasan

(level crossing) sehingga daerah tersebut memiliki risiko tinggi

bagi semua perkeretaapian di dunia.

Potensi terjadinya kecelakaan yang disebabkan oleh

perkeretaapian yang operasinya tidak dapat dikontrol

merupakan "sebagian permasalahan", sedangkan "sebagian

1

Page 2: Kecelakaan Kereta API

permasalahan" lainnya yaitu kendaraan jalan raya dapat

dikatakan tidak sepenuhnya mampu dikontrol oleh satu entitas.

Meskipun aturan-aturan lalu lintas dan standar desain jalan raya

dianggap sudah cukup mapan, namun pergerakan pengguna

jalan raya tidak diorganisasi dan dipantau oleh satu entitas

spesifik yang sangat ketat seperti halnya pergerakan KA.

Kecelakaan pada pintu perlintasan KA tidak hanya dapat

mengakibatkan tewas atau terluka serius bagi para pengguna

jalan raya atau penumpang KA. Tetapi juga memberikan beban

finansial yang berat akibat kerusakan harta benda dan armada

serta terhentinya pelayanan KA dan kendaraan jalan raya.

1.2 Rumusan Masalah

a. Apa definisi dan sejarah dari transportasi kereta api ?

b. Apa yang menjadi penyebab terjadinya kecelakaan kerita

api ?

c. Bagaimana cara mencegah terjadinya kecelakaan kereta api ?

1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1Tujuan Umum

Mahasiswa dapat memahami berbagai macam bencana

kecelakaan transportasi terutama pada kecelakaan kereta

api

1.3.2Tujuan Khusus

2

Page 3: Kecelakaan Kereta API

a. Mahasiswa dapat mengetahui definisi dan sejarah dari

transportasi kereta api.

b. Mahasiswa dapat mengetahui penyebab terjadinya

kecelakaan kerita api.

c. Mahasiswa dapat mengetahui Bagaimana cara

mencegah terjadinya kecelakaan kereta api.

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi Kereta Api

Kereta api adalah sarana transportasi berupa kendaraan

dengan tenaga gerak, baik berjalan sendiri maupun

dirangkaikan dengan kendaraan lainnya, yang akan ataupun

sedang bergerak di rel. Kereta api merupakan alat transportasi

massal yang umumnya terdiri dari lokomotif (kendaraan dengan

tenaga gerak yang berjalan sendiri) dan rangkaian kereta atau

gerbong (dirangkaikan dengan kendaraan lainnya). Rangkaian

kereta atau gerbong tersebut berukuran relatif luas sehingga

mampu memuat penumpang maupun barang dalam skala

besar. Karena sifatnya sebagai angkutan massal efektif,

beberapa negara berusaha memanfaatkannya secara maksimal

3

Page 4: Kecelakaan Kereta API

sebagai alat transportasi utama angkutan darat baik di dalam

kota, antarkota, maupun antar negara.

2.2 Sejarah Transportasi Kereta Api

Sebelum tahun 1800 alat angkut yang dipergunakan antara

lain adalah tenaga manusia, hewan dan sumber tenaga dari

alam seperti angin. Pada masa itu barang-barang yang dapat

diangkut rata-rata dalam jumlah yang kecil dan waktu yang

ditempuh relatif lama. Namun setelah antara tahun 1800 hingga

tahun 1860 transportasi telah mulai berkembang dengan baik

karena telah mulai dimanfaatkannya sumber tenaga mekanik

seperti kapal uap dan kereta api, yang dimana mulai banyak

dipergunakan dalam dunia perdagangan dan dunai tranportasi.

Dan kurang lebih pada tahun kisaran antara tahun 1860 sampai

dengan tahun 1920 mulai diketemukannya alat tranportasi

lainnya seperti misalnya kendaraan bermotor dan pesawat

terbang meskipun dengan banyak keterbatasan dari teknologi

yang ada pada saat itu, namun pada masa itu pula angkutan

kereta api dan jalan raya memegang peranan penting dalam

pengangkutan secara masal antar daerah pada suatu wilayah.

Kereta api mulai diperkenalkan di Indonesia, pada masa

penjajahan Belanda, oleh sebuah perusahaan swasta yang

mempunyai singkatan NV atau lebih dikenal dengan nama

Nederlandsch Indische Spoorweg Mij (NISM), berdiri kisaran

tahun 1864. Proyek pertama yang dibuat adalah jalur kereta api

pertama dibangun pada 17 Juni 1864. Yakni jalur Kemijen-

4

Page 5: Kecelakaan Kereta API

Tanggung, Kabupaten Semarang saat ini, jalur yang dibuat

kurang lebih sepanjang 26 Km. Diresmikan oleh Gubernur

Jenderal L.A.J Baron Sloet Van Den Beele. Kemudian tanggal 18

Februari 1870, NISM membangun jalur umum Semarang-Solo-

Yogyakarta. Dan tanggal 10 April 1869 pemerintah Hindia

Belanda mendirikan Staats Spoorwegen atau lebih dikenal

dengan nama singkatan (SS) yang membangun jalur lintasan

Batavia-Bogor. Kemudian tanggal 16 Mei April 1878, perusahaan

negara luar ini membuka jalur Surabaya-Pasuruan-Malang, dan

20 Juli 1879 membuka jalur Bangil-Malang. Pembangunan terus

berjalan hingga ke kota-kota besar seluruh Jawa terhubung oleh

jalur kereta api.

Di luar Jawa, 12 Nopember 1876, Staats Spoorwegen juga

membangun jalur Ulele-Kutaraja(Aceh). Selanjutnya lintasan

PaluAer-Padang (Sumatera Barat) pada Juli 1891, lintasan

Telukbetung-Prabumulih (Sumatera Selatan) tahun 1912, dan

1Juli 1923 membangun jalur Makasar-Takalar (Sulawesi). Di

Sumatera Utara, NV. Deli Spoorweg Mij juga membangun

lintasan Labuan-Medan pada 25 Juli 1886. Pada masa

pemerintahan Hindia Belanda, selain Staats Spoorwegen milik

pemerintah, sudah ada 11 perusahaan kereta api swasta di Jawa

dan satu perusahaan swasta di Sumatera.

2.3 Penyebab Terjadinya Kecelakaan Kereta Api

5

Page 6: Kecelakaan Kereta API

Di Indonesia sepanjang tahun 2002, telah terjadi sejumlah

231 kali kecelakaan KA, terdiri atas tabrakan antara KA dengan

KA 6 kali, tabrakan antara KA dengan kendaraan jalan raya di

pintu perlintasan (58), KA anjlok/terguling (69), kecelakaan KA

akibat banjir/longsor (12), dan kecelakaan lain-lain (86).

Kecelakaan KA tersebut telah merenggut 76 nyawa meninggal,

114 orang luka berat dan 58 orang luka ringan. Kecelakaan pada

pintu perlintasan mencapai 25,11% dari keseluruhan kecelakaan

KA. Dari sejumlah 8.370 pintu perlintasan di Jawa dan Sumatera,

yang dijaga 1.128 (13,48%) dan tidak dijaga 7.242 (86,52%).

Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal

Perkeretaapian menyatakan penyebab terjadinya kecelakaan

kereta api ada empat faktor, yaitu :

1. sarana,

2. prasarana,

3. internal dan

4. eksternal

Dari keempat faktor tersebut, manusia merupakan faktor

dominan penyebab kecelakaan kereta api.

Direktur Keselamatan Perkeretaapian, Direktorat Jenderal

Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, Hermanto

Dwiatmoko mengungkapkan, secara internal, kasus kecelakaan

kereta api disebabkan oleh faktor manusia yang mencapai 24

persen. Sedangkan 21 persen kecelakaan terjadi karena sarana,

dan 10 persen lainnya karena prasarana.

6

Page 7: Kecelakaan Kereta API

Dalam hal sarana penyebab utama kecelakaan kereta api

disebabkan oleh sistem pengereman tidak bekerja dengan baik

dan kerusakan pada as dan roda. Kerusakan pada as bisa

dikarenakan as patah dan bearing macet akibat pembebanan

tidak merata dan terdapat kelebihan beban. "Penyebabnya,

kurangnya perawatan sarana, tidak menggunakan suku cadang

standar.

Dalam hal prasarana, penyebab kecelakaan juga disebabkan

oleh kondisi rel yang tidak layak akibat adanya bantalan kayu

rapuh, rel patah, wesel rusak, dan badan jalan longsor atau

amblas. "Selain itu juga diakibatkan adanya jembatan yang

kurang layak, yang dikarenakan kurangnya perawatan dan

terjadinya karat pada jembatan besi.

Penyebab utama kecelakaan kereta api, secara internal

maupun eksternal, adalah akibat ulah manusia. Secara internal,

ulah manusia yang menyebabkan kecelakaan antara lain,

masinis yang tidak melaksanakan standar prosedur operasi

yang ditetapkan, dan pengaturan dinas yang kurang baik

sehingga menimbulkan kelelahan fisik. Akibatnya mengantuk

dan tertidur.

Sementara kecelakaan kereta api yang disebabkan dari faktor

eksternal dikarenakan masyarakat tidak disiplin melintasi

perlintasan sebidang, kemudian bangunan liar di sekitar jalan rel

mengganggu pandangan bebas masinis. "Lebih parahnya lagi

terjadinya vandalisme, pencurian alat penambat, dan melempar

7

Page 8: Kecelakaan Kereta API

kaca," Sedangkan faktor alam, hanya 9 persen yang menjadi

penyebab kecelakaan kereta api.

2.4 Cara Mencegah Terjadinya Kecelakaan Kereta Api

Rencana tahun 2012, akan ada pilot project system automatic

train protection (ATP) di lintas Solo-Yogyakarta Kutoharjo.

Sistem simulator untuk PT KAI dalam rangka sertifikasi sumber

daya manusia. Standar Operasi Pengamanan (SOP) keselamatan

dan Kesehatan Kerja (K3) untuk pelaksanaan sarana dan

prasarana serta peningkatan dan SDM operator dan regulator

untuk diklat guna mencegah kecelakaan kereta api dan

dilakukan audit keselamatan sarana dan prasarana kereta api,

pelaksanaan random check atau inspeksi secara rutin dan

berkala dan adanya pembatasan batas kecepatan.

Penggunaan Sistem Alarm Pada Lintasan

Di setiap lintasan Kereta Api baik yang memiliki, maupun 

yang tidak dilengkapi palang pengaman disamping harus

memasang rambu-rambu juga memasang alarm/ serine, sebab

seluruh panca indra yang paling sensetif adalah telinga

(pendengaran), sebab  pendengaran dapat merespon informasi

tanpa dilihat oleh indera penglihatan terutama lintasan yang

disekitranya banyak bangunan tinggi. Secara phisikologi jika

mendengar alarm (serine) maka akan kecenderungan untuk

lebih hati-hati dibanding panca indra lainnya. Misalnya Indra

penglihatan (mata) namaunpun sudah ada tulisan tanda

8

Page 9: Kecelakaan Kereta API

peringatan tetapi kecenderungan pengaruh ketidaksabaran

tetap lebih besar.

Alarm atau serine dipasang pada setiap lintasan terutama

yang tidak memiliki palang pintu pengaman. Untuk amannya

sensor atau  swith alarm/ lampu indikator dipasang 500 meter

menjelang pelintasan, sehingga para pengendara cepat

mengetahui  posisi Kereta Api, untuk mengambil langkah-

langkah pengamanan kecelakaan.

Pihak Kereta Api Mengevaluasi Efetivitas  Rambu-

Rambu Peringatan Terutama Lintasan Yang Paling

Sering Mengalam Kecelakaan

Walaupun  sudah ada palang pintu pengaman tetapi 

tampaknya  ketertiban  terhadap  pintu lintasan Kereta Api di

Indonesia belum memiliki  garis zebra batas keamanan yang

dipersyaratkan misalnya batas Stop 8-10  meter dari palang

pintu, sehingga bahaya akibat kecerobohan petugas penjaga

lintasan maupun kendaraan yang akan menerobos bisa

diminimalkan. Bandingkan dengan traffic light di persimpangan

jalan umum disamping dilengkapi garis pembatas Stop  juga

kadang- kadang masih dijaga polisi lalu-lintas.

Seperti yang terlihat pada gambar karena aturan keamanan

tidak diperketat sehingga para pengendara lebih berani

menerobos palang pintu ketimbang keselamatan jiwanya, disisi

lain pelanggaran seperti itu belum tersentuh oleh hukum

9

Page 10: Kecelakaan Kereta API

berlalu-lintas, semuanya baru akan tertangani jika sudah terjadi

kecelakaan.

Tips Cara Menghindari Kecelakaan Di Lintasan Rel

Kereta Api, Jika Mesin Tiba-Tiba Kendaraan Off.

Bagi Kendaraan roda empat, sebelum memasuki lintasan 

bukalah semua jendela/ kaca  mobil depan, tengah terutama

mobil yang menggunakan locker power window untuk

mengantisifasi jika mesin mobil mati  tiba-tiba, segera turun

menyelamatkan diri jika berusaha di hidupkan tidak berhasil.

Bagi kendaraan roda dua, begitu mesin berhenti tiba-tiba

jangan berupaya meng-starter/ menghidupkan mesin di

kawasan rel kereta api, dorong segera mungkin menjauh dari

perkiraan benturan kereta.

Jika pernah mengalami kejadian mati mesin di lintasan kereta

api, renungkan dan jangan pernah mengulang lagi menerobos

atau tidak memperhatikan rambu/ tanda peringatan.

10

Page 11: Kecelakaan Kereta API

Sampaikan peringatan kepada siapa saja bahwa melintas  di

rel kereta menggunakan kendaraan bermotor  bisa mesin

tiba-tiba mati karena pengaruh magnet buatan yang memiliki

kekuatan daya tarik yang besar  akibat pergesekan antara

roda-roda baja kereta api  dan rel baja.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Manusia merupakan faktor dominan penyebab kecelakaan

kereta api.

11

Page 12: Kecelakaan Kereta API

Direktur Keselamatan Perkeretaapian, Direktorat Jenderal

Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, Hermanto

Dwiatmoko mengungkapkan, secara internal, kasus kecelakaan

kereta api disebabkan oleh faktor manusia yang mencapai 24

persen. Sedangkan 21 persen kecelakaan terjadi karena sarana,

dan 10 persen lainnya karena prasarana. Human error tidak bisa

diprediksi akan tetapi bisa diamankan.

Dibutuhkan sebuah sistem yang bekerja dari luar rangkaian kereta yang bisa

bekerja sama dengan sistem pengamanan di dalam kereta untuk bisa

mengamankan perjalanan kereta. Rencana tahun 2012, akan ada pilot

project system automatic train protection (ATP) di lintas Solo-

Yogyakarta Kutoharjo. Sistem simulator untuk PT KAI dalam

rangka sertifikasi sumber daya manusia. Standar Operasi

Pengamanan (SOP) keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) untuk

pelaksanaan sarana dan prasarana serta peningkatan dan SDM

operator dan regulator untuk diklat guna mencegah kecelakaan

kereta api dan dilakukan audit keselamatan sarana dan

prasarana kereta api, pelaksanaan random check atau inspeksi

secara rutin dan berkala dan adanya pembatasan batas

kecepatan.

3.2 Saran

Hal utama yang harus dilakukan untuk memperbaiki kualitas

pengolahan transportasi kereta api serta mampu menguranggi

tingkat kecelakaan adalah dengan melakukan “peran

pengawasan”. Dalam hal ini peran pengawasan dapat dilakukan

baik oleh pemerintah dan masyarakat sebagai pengguna jasa

transportasi tersebut.

12

Page 13: Kecelakaan Kereta API

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Kereta_api

http://www2.tempo.co/read/news/2012/10/15/090435747/Kecelakaan-Kereta-Api-Lebih-karena-Faktor-Manusia

elisa1.ugm.ac.id/files/Sri_Rum/UZ8G6uAj/Makalah%20Kel.1.doc

http://www.docstoc.com/docs/35299160/SEJARAH-KERETA-API

13