KEC. KETAPANG

16
GEOGRAFI Kecamatan Ketapang terletak di sebelah timur Kabupaten Lampung Selatan atau arah tenggara dari ibukota kabupaten (Kalianda) yang berbatasan dengan Kecamatan Pene-ngahan, Kecamatan Sragi dan Bakauheni dengan Selat Sunda di sebelah Timur. Luas wilayah Kecamatan Ketapang sebe-sar 186.60 km2 atau 9,33% dari total luas Kabupaten Lampung Selatan, yang terdiri dari 16 desa. Sebagian besar wilayah berupa dataran dengan Desa Ruguk yang memiliki wilayah terluas (17,42%) dan desa terkecil adalah Sidoasih (2,27%). Bagian utara Kecamatan Ketapang berupa hamparan (datar) dengan ketinggian kurang dari 10 mdpl, lebih tepatnya yaitu di wilayah Desa Pematang Pasir, Sidoasih dan Berundung. Bagian utara Kecamatan Ketapang berupa hamparan (datar) dengan ketinggian kurang dari 10 mdpl, lebih tepatnya yaitu di wilayah Desa Pematang Pasir, Sidoasih dan Berundung. Ketinggian rata-rata pusat desa di Kecamatan Ketapang adalah 43,63 mdpl (Podes 2011). Sebagian besar wilayah Kecamatan Ketapang adalah dataran, dimana desa yang memiliki wilayah pesisir/pantai sebanyak 8 desa dengan garis pantai sepanjang ± 30 km. Seperti pada umumnya di wilayah lain yang memiliki garis pantai, di Ketapang juga terdapat pulau-pulau kecil sebanyak 12 buah pulau. Sementara pulau terbesar adalah Pulau Rimau Balak yang dihuni oleh ± 70an Kepala Keluarga terletak di Desa Sumur. Se-dangkan pulau lainnya tidak berpenghuni. Statistik Geografi Ketapang, 2012 Uraian Satuan 2012 Luas Pulau Desa di pesisir Desa bukan pesisir Km 2 buah desa desa 186.60 12 8 8

Transcript of KEC. KETAPANG

Page 1: KEC. KETAPANG

GEOGRAFI

Kecamatan Ketapang terletak di sebelah timur Kabupaten Lampung Selatan atau arah

tenggara dari ibukota kabupaten (Kalianda) yang berbatasan dengan Kecamatan Pene-

ngahan, Kecamatan Sragi dan Bakauheni dengan Selat Sunda di sebelah Timur.

Luas wilayah Kecamatan Ketapang sebe-sar 186.60 km2 atau 9,33% dari total luas

Kabupaten Lampung Selatan, yang terdiri dari 16 desa. Sebagian besar wilayah berupa

dataran dengan Desa Ruguk yang memiliki wilayah terluas (17,42%) dan desa terkecil

adalah Sidoasih (2,27%).

Bagian utara Kecamatan Ketapang berupa hamparan (datar) dengan ketinggian kurang dari

10 mdpl, lebih tepatnya yaitu di wilayah Desa Pematang Pasir, Sidoasih dan Berundung.

Bagian utara Kecamatan Ketapang berupa hamparan (datar) dengan ketinggian kurang dari

10 mdpl, lebih tepatnya yaitu di wilayah Desa Pematang Pasir, Sidoasih dan Berundung.

Ketinggian rata-rata pusat desa di Kecamatan Ketapang adalah 43,63 mdpl (Podes 2011).

Sebagian besar wilayah Kecamatan Ketapang adalah dataran, dimana desa yang memiliki

wilayah pesisir/pantai sebanyak 8 desa dengan garis pantai sepanjang ± 30 km.

Seperti pada umumnya di wilayah lain yang memiliki garis pantai, di Ketapang juga terdapat

pulau-pulau kecil sebanyak 12 buah pulau. Sementara pulau terbesar adalah Pulau Rimau

Balak yang dihuni oleh ± 70an Kepala Keluarga terletak di Desa Sumur. Se-dangkan pulau

lainnya tidak berpenghuni.

Statistik Geografi Ketapang, 2012

Uraian Satuan 2012

LuasPulauDesa di pesisirDesa bukan pesisirPersentase Luas Kecamatan

Km2

buahdesadesa

%

186.601288

9.33

Sumber: Ketapang Dalam Angka, 2013

Page 2: KEC. KETAPANG

PEMERINTAHAN

Kecamatan Kelapang memiliki pegawai negeri sipil (PNS) di lingkungan Kantor Kecamatan

sebanyak 11 orang dan ditambah dengan tenaga honorer sebanyak 13 orang. Bila

dibanding tahun 2011 secara kese-luruhan terjadi pengurangan jumlah pegawai sebanyak 5

orang atau turun 17,24 persen. Dari jumlah PNS tersebut dengan penduduk lebih dari 45

ribu jiwa, berarli seorang PNS di Kantor Kecamatan Ketapang melayani lebih dari empat ribu

masyarakat di Kecamatan Ketapang.

Menurut tingkat pendidikan, PNS di lingkungan Kantor Kecamatan Ketapang sebagian besar

berpendidikan Sarjana Strata 1 (63,64 persen) dan tidak ada yang berpendidikan SD

ataupun SLTP. Sementara menurut golongan kepangkatan, golongan III (54,55 persen)

lebih banyak dibanding golongan II (27,27 persen) dan golongan IV (18,18 persen).

Wilayah administrasi di tingkat desa tidak banyak mengalami perubahan. Pada tahun 2012

Kecamatan Ketapang masih terdiri dari 16 desa, 86 dusun dan 260 rukun tetangga (RT).

Perubahan di tingkat RT dalam tiga tahun terakhir terjadi karena beberapa faktor, salah

satunya adalah penggabungan atau pemekaran yang disebabkan perubahan jumlah atau

komposisi kepala keluarga (KK).

Page 3: KEC. KETAPANG

PENDUDUK

Jumlah penduduk Ketapang mencapai 45,6 ribu jiwa pada tahun 2012 (Ketapang Dalam

Angka 2013). Dengan luas wilayah sekitar 186,6 km2, berarti setiap km2 ditem-pati penduduk

sebanyak 244 orang.

Penyebaran penduduk antar desa di Ketapang tampak masih timpang, sehingga

menyebabkan kepadatan penduduk tidak merata. Ketidakmerataan penduduk di Keca-

matan Ketapang dapat dilihat dengan mem-bandingkan Desa Sripendowo yang ber-

penduduk 3.100 orang dan memiliki luas wilayah 5,40 km2 sehingga setiap km2 ditempati

574 orang. Sementara Desa Sumbernadi tiap km2 hanya ditempati 106 orang.

Sex Ratio Kecamatan Ketapang tahun 2012 sebesar 103.46 persen (lebih besar dari

100). artinya penduduk laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan penduduk

perempuan. Sementara itu komposisi penduduk Kecamatan Ketapang berdasarkan

kelompok umur dan jenis kelamin, yang digambarkan dalam bentuk piramida

penduduk menunjukkan bah-wa frekuensi terbesar berada pada kelompok umur 0-4

tahun. Limabelas tahun menda-tang kelompok umur tersebut akan memasuki usia

produktif, dimana penduduk mampu secara ekonomi untuk menghasilkan barang

dan jasa.

Penduduk usia dibawah 15 tahun dan di-atas 65 tahun di Ketapang mencapai 17

ribu orang. Rasio ketergantungan (RK) usia tidak produktif terhadap usia produktif

adalah sebesar 57,40 persen artinya satu orang usia tidak/belum produktif menjadi

tanggungan untuk 2 orang produktif.

Page 4: KEC. KETAPANG

PENDIDIKAN

Peranan dunia pendidikan sangat strate-gis dalam pembangunan sumber daya

manusia yang berkualitas. Dengan tingginya tingkat pendidikan masyarakat, maka

suatu daerah akan dapat memerangi kemiskinan dan mengejar ketertinggalan dari

daerah lainnya yang lebih dulu maju.

Dalam dua tahun terakhir peningkatan jumlah sekolah di Ketapang cukup meng-

gembirakan. Penambahan sekolah terdapat pada tingkat SLTP dan SLTA. Di tingkat

SLTA, sekolah menengah atas milik pemerintah atau SMA Negeri 1 Ketapang yang

sudah memulai kegiatan belajar mengajar pada 2011 berlokasi di Desa Sri

Pendowo.

Saat ini pemerintah telah menetapkan program wajib belajar (wajar) 9 tahun, yang

artinya bahwa pendidikan dasar masyarakat minimal setingkat SLTP. Rasio

partisipasi sekolah untuk anak usia wajar {7-15 tahun) di Ketapang mencapai 93.68

persen se-dangkan sisanya (6,32 persen) lidak/putus sekolah.

Sementara daya tampung rata-rata murid SD dan SLTP untuk anak usia wajar di

Ketapang sekitar 185 orang setiap sekolah.

Page 5: KEC. KETAPANG

KESEHATAN

Fasilitas kesehatan di Ketapang sudah cukup memadai, sejak 2011 tidak banyak

mengalami perubahan. Peningkatan lerjadi pada banyaknya posyandu di tingkat

desa, tahun 2011 tercatat sebanyak 42 posyandu sedangkan pada 2012 sejumlah

47 posyandu.

Penolong persalinan masyarakat di Lam-pung Selatan lebih banyak dilakukan oleh

tenaga kesehatan/paramedis, begitu pula di Kecamatan Ketapang. Pada tahun 2012

ter-jadi peningkatan yang cukup meng-gembirakan dari 82,34 persen pada tahun

2011 menjadi 97,85 persen. Ini menandai bahwa masyarakat semakin percaya ter-

hadap tenaga kesehatan dalam membantu proses persalinan.

Jumlah tenaga kesehatan di Kabu-paten Lampung Selatan masih kurang jika

dibandingkan dengan jumlah penduduk yang dari tahun ke tahun mengalami

peningkatan. hal ini juga terjadi di Kecamatan Ketapang. Dapat dilihat dengan masih

rendahnya rasio jumlah tenaga kesehatan terhadap jumlah penduduk (per 100 ribu

penduduk). Rasio tenaga kesehatan untuk dokter umum / spesialis pada tahun 2012

(2,10) mengalami penurunan cukup berarti dibanding tahun sebelumnya yang

mencapai 4,70. Demikian juga untuk tenaga farmasi dan kesehatan masyarakat

(lihat tabel).

Program Keluarga Berencana (KB) di Kecamatan Ketapang setiap tahun selalu

memenuhi bahkan melebihi target yang dite-tapkan. Peserta KB di Ketapang terus

meningkat, pada 2011 terjadi peningkatan sebesar 2,04 persen dan 10.66 persen

pada 2012.

Pada 2011 tercatat sebanyak 6,6 ribu peserta KB aktif, dengan alat kontrasepsi yang

banyak digunakan adalah suntik (48,87 persen), disusul kemudian dengan pil (32,38

persen) dan lainnya (15,78 persen). Sedangkan pada tahun 2012 terjadi pening-

katan di semua jenis. Peningkatan terttnggi yaitu pada penggunaan MOP yang naik

150,00 persen yang diikuti kemudian oleh IUD sebesar 115.58 persen.

Sementara itu. rasio peserta KB aktif ter-hadap pasangan usia subur (PUS) juga ter-

lihat cukup menggembirakan. Dari 10 ribu lebih PUS pada tahun 2012 sebanyak

71,13 persen menjadi peserta KB aktif. Hal ini meningkat jika dibanding tahun

sebelumnya yang mencapai 70,24 persen dari 9,4 ribu PUS. Sebagian besar PUS

Page 6: KEC. KETAPANG

yang tidak menjadi peserta KB dimungkinkan sedang hamil atau ingin punya anak

segera.

Hasil pentahapan keluarga sejahtera di Ketapang menunjukkan masih banyaknya

keluarga pada tingkat pra sejahtera, dimana pada 2011 naik sebesar 1,41 persen

namun kembali turun 6,27 persen di tahun 2012. Kebalikannya pada tingkat

keluarga sejahtera III. Naik sebesar 22,96 persen pada 2012 sedangkan tahun

sebelumnya turun sebesar 6,58 persen.

Page 7: KEC. KETAPANG

PERTANIAN

Sebagaimana umumnya di daerah lain, lahan sawah di Ketapang berupa lahan

sawah tadah hujan yang hanya bisa ditanami padi satu kali dalam setahun (musim

rendeng). Namun pada waktu-waktu tertentu di bebera-pa desa dapat dilakukan dua

kali tanam dalam setahun.

Rasio lahan pertanian di Ketapang men-capai 50,54 persen terhadap luas

Kecamatan Ketapang (18.660 hektar). Dari 9.430 hektar lahan pertanian. 64,01

persennya merupakan lahan pertanian bukan sawah.

Pada tahun 2012. luas panen tanaman padi sawah dan padi ladang tercatat seluas

6.152 hektar dengan produksi sebanyak 32 ribu ton. Sementara itu tanaman jagung

se-bagai komoditi unggulan tercatat seluas 16,6 ribu hektar luas panen dengan

produksi men-capai 80 ribu ton.

Sedangkan patawija lain yang kurang dimi-nali petani juga mencapai produksi yang

cukup lumayan, diantaranya tanaman kacang tanah, ubi kayu dan ubi jalar. Dengan

luas panen secara keseluruhan yang hanya sebe-sar 2,82 persen dibanding luas

panen padi sawah dan padi ladang, atau 1,04 persen jika dibanding luas panen

tanaman jagung.

Dari berbagai joins lanaman perkebunan yang dikembangkan di Kabupaten

Lampung Selatan, tanaman kelapa dalam, kelapa sawit dan kakao merupakan yang

terbanyak di Ketapang dari jumlah luas areal maupun produksinya.

Tahun 2012 luas areal tanaman kelapa dalam adalah 954 hektar. terjadi

peningkatan sebesar 1,90 persen dibanding tahun 2010. Begitu pula produksinya,

meningkat sebesar 28,58 persen dibanding tahun 2010.

Sementara kakao yang menduduki ko-moditi terbanyak kedua memiliki areal seluas

241 hektar dengan produksi mencapai 155,08 ton (turun 11,76 persen dibanding

tahun 2011), meskipun terjadi peningkatan dalam hal luas areal tanam (0,99

persen). dibanding tahun 2011.

Sedangkan kelapa sawit sebagai komodi-tas ketiga terbanyak memiliki luas areal

tana-man 107 hektar dengan produksi 91,05 ton. Peningkatannya cukup signifikan

jika diband-ing tahun 2010. Hal ini dimungkinkan dengan adanya minat petani untuk

Page 8: KEC. KETAPANG

memelihara tana-man tersebut setelah mendapatkan penyulu-han dan sosialisasi

dari pihak terkait seperti penyuluh atau UPT Dinas Perkebunan.

Page 9: KEC. KETAPANG

INDUSTRI

Usaha induslri di Ketapang banyak terken-dala pada sarana dan prasarana jalan

yang menyebabkan tingginya biaya operasional untuk transportasi.

Industri pengolahan hasil pertanian dan pengolahan makanan serta bahan makanan

yang ada di Ketapang masih dalam tingkat usaha industri mikro dan kecil atau usaha

rumah tangga.

Sementara untuk industri besar/sedang yang terdaftar balk di daerah maupun di

pusat tidak begitu banyak. Diantaranya industri pengolahan pipa baja di Desa

Sumur. Selain itu di desa ini ada puta industri bahan galian/tambang berupa batu

split.

Pertumbuhan usaha industri yang lambat tidak dapat menyerap tenaga kerja secara

maksimal sehingga perkembangan ekonomi di Ketapang secara keseluruhan juga

terlihat lambat.

Page 10: KEC. KETAPANG

KEUANGAN

Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) adalah salah satu sumber Pendapatan Asli

Daerah (PAD) yang juga menunjang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

(APBD).

PBB dibedakan menjadi 2 sektor, perko-taan dan perdesaan. PBB di Ketapang

seba-gian besar berada pada sektor perde-saan, sementara sektor perkotaan yang

ada umumnya dimiliki oleh usaha industri besar/ sedang.

Dalam empat tahun terakhir, target PBB Ketapang selalu mengalami kenaikan.

Rata-rata kenaikan target PBB Ketapang sebesar 6,20 persen. Sedangkan realisasi

dalam tahun yang sama hanya mengalami kenaikan rata-rata sebesar 3.93 persen,

dimana sem-pat terjadi penurunan realisasi pada tahun 2012 yang hanya mencapai

69,09 persen dari target yang ditetapkan sebesar 356,7 juta rupiah. Meskipun ada 2

desa yang mencapai target namun jumlahnya masih kecil, dimana kedua desa

tersebut adalah dua desa dengan target terendah yaitu Desa Kemu-kus (Rp. 4,28

juta) dan Desa Lebungnala (Rp. 6,51 juta).

Page 11: KEC. KETAPANG

TRANSPORTASI

Untuk meningkatkan perekonomian pada suatu wilayah diperlukan dukungan sarana

dan prasarana. Salah satu sarana yang cukup berperan adalah infrastruktur jalan.

Dengan kondisi jalan yang baik maka kegiatan ekonomi akan meningkat.

Pada tahun 2012, panjang jalan yang di-aspal di Kecamatan Ketapang mengalami

peningkatan sebesar 2,73 persen dibanding tahun sebelumnya. Sedangkan jalan

batu dan tanah mengalami penurunan, masing-masing 1,11 persen dan 2,39 persen.

Panjang jalan di Kecamatan Ketapang yang diaspal hanya 10,83 persen dari

panjang jalan aspal yang ada di Kabupaten Lampung Selatan. Sementara jalan batu

20,60 persen dan jalan tanah 47,91 persen dari seluruh jalan di Kabupaten Lampung

Selatan.

Angkutan umum yang banyak diguna-kan oleh sebagian besar masyarakat di

Ketapang adalah ojek sepeda motor, terutama anak-anak sekolah. Selain itu saat ini

sudah banyak masyarakat yang memiliki kendaraan terutama sepeda motor.

Sedangkan angkutan umum lainnya hanya melintas untuk tujuan yang lebih jauh,

utamanya yang melintas di Jalinpanlim misalnya ke Palembang alau kola-kola

lainnya di Sumatera.

Page 12: KEC. KETAPANG

PERBANDINGAN WILAYAH

Kecamatan Ketapang memiliki potensi yang cukup tinggi. baik di darat maupun di

laut. Di daratan potensi yang banyak diusahakan adalah sektor pertanian sedangkan

di laut masih ban-yak berusaha pada sektor penangkapan dan budidaya.

Dari luas wilayah, Kecamatan Ketapang lebih luas dibanding empat kecamatan

terdekat yaitu 9,30 persen terhadap luas Kabupaten Lampung Selatan. Sedangkan

Kecamatan Palas hanya 8,54 persen, disusul Kecamatan Penengahan 6,63 persen.

Sragi dan Bakauheni masing-masing 4,08 persen dan 2,85 persen.

Penduduk Ketapang (5,05 persen) lebih sedikit dibanding penduduk di Kecamatan

Palas yang mencapai 5,83 persen dari jumlah penduduk di Lampung Selatan.

Sementara itu di kecamatan lain secara berturut-turut yaitu Penengahan, Sragi dan

Bakauheni masing-masing 3.87 persen, 3,44 persen dan 2,31 persen.

Dengan demikian kepadatan penduduk di Ketapang adalah yang terkecil dari empat

keca-matan terdekat yang hanya mencapai 252 jiwa/ km2, sedangkan Penengahan

mencapai 271 jiwa/km2. Lampung Selatan memiliki kepadatan penduduk sebesar

7.535 jiwa/km2, jika diban-dingkan dengan Ketapang maka hanya 3.35 persennya

saja.

Produksi tanaman pertanian di Ketapang banyak memberikan sumbangan terhadap

produksi hasil pertanian di Lampung Selatan. Padi sawah dan padi ladang yang

diusahakan oleh masyarakat di Ketapang dengan areal sebagian besar sawah tadah

hujan yang kemungkinan besar hanya dapat ditanam sekali dalam setahun, pada

2012 menghasil-kan produksi sebanyak 26 ribu ton, atau 6,26 persen terhadap total

produksi padi di Lampung Selatan. Sedangkan di Kecamatan Palas menghasilkan

produksi sebanyak 77 ribu ton padi sawah (17,98 persen).

Di sektor palawija, utamanya jagung, Ketapang memberikan sumbangan produksi

sebanyak 68 ribu ton atau 12.90 persen terhadap total produksi jagung di Lampung

Selatan. Jika dibanding Kecamatan Penengahan yang memiliki luas panen tanaman

jagung seluas 17 ribu hektar menghasilkan produksi sebanyak 85 ribu ton, maka

produksi jagung di Ketapang hanya 79,88 persennya.

Dengan produksi mencapai 1,37 ribu ton kelapa, hanya memberikan sumbangan

produksi sebesar 2,46 persen dari total produksi kelapa di Lampung Selatan. Di

Page 13: KEC. KETAPANG

Keca-matan Penengahan yang memiliki areal seluas 2,24 ribu hektar lebih

menghasilkan produksi sebanyak 18 ribu ton lebih atau 32,87 persen terhadap

produksi kelapa di Lampung Selatan.

Sementara produksi tanaman kakao hanya mencapai 1.12 persen terhadap total

produksi di Lampung Selatan.

Page 14: KEC. KETAPANG