Kebutuhan Air Pada Tanaman Cabai
description
Transcript of Kebutuhan Air Pada Tanaman Cabai
Kebutuhan Air Pada Tanaman Cabai
Cabai (Capsicum annum L) merupakan komoditi holtikultura yang penting. Ketersediaan
air merupakan salah satu faktor pendukung sistem produksi tanaman cabai. Pemenuhan
kebutuhan air pada tanaman cabai sangat mempengaruhi pertumbuhannya. Metode pemberian air
dilakukan dengan irigasi tepat waktu dan irigasi 7 hari sekali. Hasil penelitian menunjukan
bahwa tanaman cabai selama masa pertumbuhannya membutuhkan air 544,90 mm/musim atau
setara dengan 54,49 liter/musim dengan total air tanah tersedia (TAW) 112 mm. Berat buah
cabai pada sistem irigasi tepat waktu 37,5 gram dan 36,2 gram untuk irigasi 7 hari sekali.
Efisiensi irigasi 86% dan 23% masing-masing untuk irigasi tepat waktu dan irigasi 7 hari sekali.
Untuk mendapatkan jumlah air yang optimum, maka perlu ditentukan waktu pengairan
yang tepat sesuai dengan kebutuhan tanaman. Dalam penentuan periode pemberian air harus
diketahui daya infiltrasi tanah dan keadaan iklim. Tanah pasir dengan struktur longgar kurang
dapat menahan air, oleh karena itu periode penyiraman harus lebih pendek dengan debit yang
kecil. Sebaliknya tanah yang banyak mengandung liat dengan struktur padat menahan air lebih
banyak, periode penyiraman lebih panjang dengan debit yang lebih besar.
Tanaman cabai merupakan tanaman yang sangat sensitif terhadap kelebihan ataupun
kekurangan air. Jika tanah telah menjadi kering dengan kadar air di bawah limit, maka tanaman
akan kurang mengabsorpsi air sehingga menjadi layu dan lama kelamaan akan mati. Demikian
pula sebaliknya, ternyata pada tanah yang banyak mengandung air akan menyebabkan aerasi
tanah menjadi buruk dan tidak menguntungkan bagi pertumbuhan akar, akibatnya pertumbuhan
tanaman akan kurus dan kerdil. Di samping itu, kebutuhan air untuk tanaman cabai akan sejalan
dengan lainnya pertumbuhan tanaman. Untuk fase vegetatif rata-rata dibutuhkan air pengairan
sekitar 200 ml/hari/tanaman, sedangkan untuk fase generatif sekitar 400 ml/hari/tanaman.
(Sumarna dan Kusandriani 1992).
Pasal 4
Wewenang Pemerintah sebagaimana tersebut dalam Pasal 3 Undang-undang ini, dapat
dilimpahkan kepada instansi-instansi Pemerintah, baik Pusat maupun Daerah dan atau badan-
badan hukum tertentu yang syarat-syarat dan cara-caranya diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 5
1. Menteri yang diserahi tugas urusan pengairan, diberi wewenang dan tanggung jawab
untuk mengkordinasikan segala pengaturan usaha-usaha perencanaan, perencanaan
teknis, pengawasan, pengusahaan, pemeliharaan, serta perlindungan dan penggunaan air
dan atau sumber-sumber air, dengan memperhatikan kepentingan Departemen dan atau
Lembaga lain yang bersangkutan.
2. Pengurusan administratif atas sumber air bawah tanah dan mata air panas sebagai sumber
mineral dan tenaga adalah di luar wewenang dan tanggung jawab Menteri yang disebut
dalam ayat (1) Pasal ini.
Sesuai dengan pasal di atas yang terkandung dalam Undang – Undang no 11 tahun 1974
bahwa yang mengatur system pengairan adalah Dina Pertanian dan Departemen Pengairnan.
Tentunya kedu lembaga pemerintah ini memiliki tugas yang berbeda. Untuk Dinas pertanian
mengatur system pengairan untuk kegiatan pertanian seperti irigasi, dan untuk dinas pengairan
mengawasi dan mengatur kebutuhan air untuk kepentingan rumah tangga dll.